Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PMBP

JENIS PENGABDIAN
Bimbingan Belajar
Pelatihan Keterampilan

NAMA MAHASISWA

Oleh :
Ketua : Rubiatiningsih NPM : 2141001430483
\ Anggota : Hari Rusdhi NPM : 2141001430483
Nur Istiqomah NPM : 2141001430483
Yudi Winarto NPM : 2141001430483

PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT
IKIP BUDI UTOMO MALANG
TAHUN 2018
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
1. Jenis Kegiatan 1. Bimbingan Belajar
2. Pelatihan Keterampilan
2. Ketua / Pelaksana
a. Nama : Rubiatiningsih
b. NPM : 2141001430483
c. Angkatan / Semester : 2014 / Ganjil
d. Jurusan : Sejarah dan Sosiologi
e. Fakultas : Fakultas Pendidikan Ilmu Sosial Humaniora
3. Personalia
Jumlah Anggota Pelaksana : 3 Mahasiswa
4. Jangka Waktu Kegiatan : 2 Bulan
5. Tempat Pengabdian : Desa : Oro-oro Ombo
Kec. : Batu
Kab. / Kota : Batu
Provinsi : Jawa Timur

Malang, 15 Maret 2017


Disetujui
Dosen Pembimbing PMBP Ketua Kelompok PMBP

Puspita Febri Rubiatiningsih


NIDN 2141001430483

Mengetahui
Kepala P2M,

Dra. Titik Purwati, MM


A. LATAR BELAKANG
Kota Batu adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 90
km sebelah barat daya Surabaya atau 15 km sebelah barat laut Malang. Kota Batu berada di
jalur yang menghubungkan Malang-Kediri dan Malang-Jombang. Kota Batu berbatasan
dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan di sebelah utara serta dengan
Kabupaten Malang di sebelah timur, selatan, dan barat. Wilayah kota ini berada di ketinggian
700-1.700 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata mencapai 12-19 derajat
Celsius.

Kota Batu dahulu merupakan bagian dari Kabupaten Malang, yang kemudian
ditetapkan menjadi kota administratif pada 6 Maret 1993. Pada tanggal 17 Oktober 2001, Batu
ditetapkan sebagai kota otonom yang terpisah dari Kabupaten Malang.

Batu dikenal sebagai salah satu kota wisata terkemuka di Indonesia karena potensi
keindahan alam yang luar biasa. Selain potensi pariwisata, Batu juga dikenal sebagai kota
Agroindustri, Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan
baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. Cukup industri
yang berkembang di kota batu, mulai dari tingkat rumah tangga sampai industri menengah.
Kegiatan Agroindutri ini juga didukung oleh celah pasar yang jelas. Dengan adanya Kawasan
Wisata Jatim Park Group, jutaan wisatawan datang ke Kota Batu setiap minggunya merupakan
pasar potensial untuk memasarkan produk-produk hasil olahan pertanian tersebut.

MA Ma’arif 01 Batu terletak disebelah selatan kota Batu, yaitu 7 Km dari pusat Kota
tepatnya di Jalan Gondorejo No 1044 di Desa Oro-Oro Ombo Kecamatan Batu, luas lahan 1270
m2 didirikan pada tahun 2005 dibawah naungan yayasan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU
Kota Batu. Jumlah rombel 4 kelas, proses belajar mengajar masuk pagi.

Madrasah Aliyah (MA) adalah pendidikan yang setara/sederajat dengan SMA, SMK
atau MAK. Madrasah Aliyah (MA) adalah jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari
SMP/MTs. Lama belajar 3 tahun terdiri dari jenjang kelas 10, 11 dan 12.Usia anak yang
bersekolah di Sekolah ini antara 15 – 18/20 tahun.

Siswa Madrasah Aliyah (MA) kelas 12 diwajibkan mengikuti Ujian Nasional (UN)
sebagai syarat kelulusan siswa. Lulusan MA dapat melanjutkan pendidikan tinggi di perguruan
tinggi negeri atau swasta.
Kurikulum Madrasah Aliyah (MA) sama dengan kurikulum Sekolah Menengan Atas
(SMA). Perbedaannya adalah SMA dikelola oleh Depdikbud sedangkan MA dikelola oleh
Kementerian Agama (KEMENAG), dan terdapat tambahan mata pelajaran agama : Kurikulum
Madrasah Aliyah (MA) sama dengan kurikulum Sekolah Menengan Atas (SMA).
Perbedaannya adalah SMA dikelola oleh Kemendikbud sedangkan MA dikelola oleh
Kemenag, dan terdapat tambahan mata pelajaran agama yaitu : Al Quran, Hadits, Aqidah,
Fiqih, Akhlaq Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab.

Dengan uraian diatas maka kami rasa perlu untuk membekali lulusan MA 01 MA’ARIF
dengan pelatihan keterampilan yang sesuai dengan potensi agrowisata Indutri yang dimiliki
oleh Kota Batu. Keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan pengolahan keripik buah
dan keterampilan menjahit dan bimbingan belajar Al Qur’an.

B. KAJIAN TEORI
1. Bimbingan Belajar
Belajar tambahan adalah program belajar yang dilaksanakan di luar program
intrakurikuler sekolah. Artinya, kegiatan belajar tambahan dilaksanakan setelah program
belajar reguler di sekolah telah berakhir. Belajar tambahan dapat dilakukan siswa di sekolah.
Pembimbing belajar berasal dari guru mata pelajaran di sekolah bersangkutan. Lazim disebut
program belajar tambahan sore.
Program belajar tambahan sore memiliki skedul perencanaan tersendiri. Melibatkan
orangtua/wali murid dan komite sekolah dalam hal pembiayaan operasionalnya. Program ini
lazim diadakan sebelum siswa menghadapi ujian nasional (UN). Pesertanya terdiri dari siswa
tingkat terakhir di suatu sekolah.
Belajar tambahan dilakukan oleh siswa bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
dan pendalaman terhadap materi suatu mata pelajaran. Tujuan ini berkaitan dengan persiapan
seorang siswa untuk menghadapi ujian di sekolah, baik ujian tengah semester, ujian akhir
semester maupun ujian akhir nasional.
Dengan mengikuti belajar tambahan, di sekolah maupun di rumah, siswa akan
mengalami ketuntasan belajar pada ujian yang diadakan di sekolah. Selain itu juga
berorientasi pada kelulusan ujian akhir nasional. Lebih dari itu, siswa diharapkan
memperoleh nilai evaluasi murni (NEM) yang tinggi sehingga dapat diterima di sekolah
unggul atau sekolah favorit.
Namun tujuan belajar tambahan tidak semata karena menghadapi berbagai ujian di
sekolah. Hal ini dapat juga dilakukan siswa karena ingin lebih menguasai materi suatu mata
pelajaran yang sangat diminati. Sebaliknya, siswa dapat mengikuti belajaran tambahan
dengan tujuan mengatasi kesulitan belajar pada mata pelajaran tertentu di sekolah.

Manfaat belajar tambahan bagi siswa antara lain:


 Siswa lebih memahami materi pelajaran.
 Siswa menjadi terampil dalam mengerjakan soal-soal ujian dengan berbagai variasi
contoh soal.
 Siswa mampu beradaptasi dengan berbagai bentuk dan corak soal yang akan diuji dalam
ujian.
 Siswa berpeluang besar untuk memperoleh nilai bagus pada berbagai bentuk ujian
sekolah.
 Siswa berpeluang besar untuk berhasil lulus pada UN.

Siswa yang mengikuti program belajar tambahan lebih berpeluang untuk mencapai
tujuan dan memperoleh manfaat yang besar. Oleh sebab itu program belajar tambahan perlu
diikuti dengan baik oleh siswa. Tidak sekadar ikut-ikutan program sekolah melainkan benar-
benar mengikutinya dengan sepenuh hati.

2. Program Ekstra Kurikuler Keputrian


Kegiatan keputrian adalah sarana atau wadah berkumpulnya Muslimah (remaja putri)
untuk menambah ilmu, keterampilan dan pemahaman mengenai kemuslimahan. Dengan
manajemen yang rapi dan professional, yang diadakan secara rutin. Kegiatan keputrian sama
halnya dengan kegiatan ekstrakurikuler ataupun rohis, akan tetapi perbedaan yang sangat
menonjol dari kegiatan keputrian dengan kegiatan lainnya ini adalah kegiatan keputrian hanya
dilakukan oleh wanita saja. Kegiatan keputrian dilakukan di luar jam sekolah, dimana siswi
dibimbing dan diperkenalkan tentang kedudukan dan hak wanita menurut Islam, akhlak atau
pribadi seorang perempuan, emansipasi dan kesetaraan, fiqh wanita dan lain-lain. Selain itu
didalam kegiatan keputrian, siswi-siswi juga diajarkan mengenai ketrampilan – ketrampilan
sebagaimana seorang perempuan. Misalnya saja merajut, menjahit, memasak, melukis, dan lain
sebagainnya.
Efektifitas kegiatan keputrian dapat memberikan sumbangan pendidikan yang sangat
besar pada diri siswi, namun tentu saja harus didasari dengan elemen dasar tujuan
pembelajaran, sehingga target pembelajaran dapat dievaluasi dengan baik.
Pada dasarnya kegiatan keputrian dalam dunia sekolah ditujukan untuk menggali,
memperkenalkan dan memberitahukan bagaimanakah menjadi seorang wanita yang seutuhnya.
Dalam hal ini kegiatan keputrian bertujuan untuk membantu, memperkenalkan dan
meningkatkan pengembangan wawasan anak didik khusus dalam bidang pendidikan agama
islam dan mengkaji tentang kewanitaan.
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang melaksanakan pendidikan dan
pengajaran dengan sengaja, teratur, dan terencana. Dengan kata lain, sekolah sebagai institusi
pendidikan yang formal menyelenggarakan pendidikan secara berencana, sengaja, terarah, dan
sistematis oleh para guru profesional dengan program yang dituangkan ke dalam kurikulum
untuk jangka waktu tertentu dan diikuti oleh para peserta didik pada setiap jenjang pendidikan
tertentu.
Sekolah melakukan pembinaan pendidikan untuk peserta didiknya didasarkan pada
kepercayaan dan tuntutan lingkungan keluarga dan masyarakat yang tidak mampu atau tidak
mempunyai kesempatan untuk mengembangkan pendidikan di lingkungan masing-masing,
oleh karena berbagai keterbatasan para orang tua anak. Sebagai lembaga Pendidikan formal,
secara umum sekolah memiliki tiga tanggung jawab yang mendasar, yaitu :
a. Tanggung jawab formal, di mana kelembagaan formal kependidikan sesuai dengan
fungsi, tugas, dan tujuan yang hendak dicapainya. Misalnya, pendidikan dasar
diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan
pengetahuan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta
mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan
menengah.
b. Tanggung jawab keilmuan, yaitu tanggung jawab berdasarkan bentuk, isi dan tujuan,
serta tingkat pendidikan yang dipercayakan masyarakat kepadanya.
c. Tanggung jawab fungsional, yaitu bentuk tanggung jawab yang diterima sebagai
pengelola fungsional dalam melaksanakan pendidikan oleh para pendidik yang diserahi
kepercayaan dan tanggung jawab melaksanakannya berdasarkan ketentuan yang
berlaku sebagai pelimpahan wewenang dan kepercayaan serta tanggung jawab yang
diberikan oleh orang tua peserta didik.

Sekolah di tuntut untuk mampu menjalankan tiga bentuk tanggungjawab tersebut secara
optimal. Untuk itu, pada umumnya, sekolah tidak membatasi tanggungjawab formal
kependidikan dengan sekedar menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
secara rutin, tapi juga berupaya mengembangkan keterampilan siswa melalui kegiatan
kegiatan terprogram lainnya, dengan tujuan agar hasil belajar yang diperoleh siswa menjadi
lebih maksimal. Di antara kegiatan-kegiatan terprogram yang diselenggarakan oleh sekolah
dalam rangka meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan kepribadian siswanya yang
lebih kea rah lebih baik yaitu dengan cara kegiatan keputrian, baik yang sama sekali tidak
terkait dengan mata pelajaran maupun yang masih memiliki kaitan dengan mata pelajaran
tertentu. Program kegiatan keputrian pada mata pelajaran tertentu yang seperti matematika,
fisika, kimia, dan bahasa Inggris. Sementara, mata pelajaran lain sering diabaikan termasuk
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Padahal, bidang studi Pendidikan Agama Islam
sangat penting bagi siswa serta wujud pelaksanaan tanggungjawab sekolah terhadap orang
tua yang mempercayakan penanaman nilai-nilai agama anak (pibadi, akhlak, budi pekerti
anak) kepada sekolah, terlebih alokasi waktu untuk bidang studi Pendidikan Agama Islam
yang sangat minim, yaitu hanya 2 jam pelajaran dalam satu Minggu atau ± 90 menit dalam
seminggu.

3. Pelatihan Pembuatan Keripik Buah

Pada umumnya setiap organisasi sering terjadi suatu kesenjangan antara kebutuhan akan
promosi tenaga kerja yang diharapkan oleh organisasi dengan kemampuan tenaga kerja
dalam merespon kebutuhan, organisasi perlu melakukan suatu upaya untuk menjembatani
kesenjangan ini. Salah satu cara yang dapat dilakukan organisasi adalah melalui program
pelatihan. Melalui program pelatihan diharapkan seluruh potensi yang dimiliki dapat
ditingkatkan sesuai dengan keinginan organisasi atau setidaknya mendekati apa yang
diharapkan oleh organisasi.

Berikut ini penjelasan beberapa ahli mengenai pengertian pelatihan: Menurut Jan Bella
dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia karangan Hasibuan (2003) “Pendidikan dan
Latihan sama dengan pengembangan yaitu merupakan proses peningkatan keterampilan
kerja baik teknis maupun manajerial. Pendidikan berorientasi pada teori, dilakukan dalam
kelas, berlangsung lama, dan biasanya menjawab why. Latihan berorientasi pada praktek,
dilakukan di lapangan, berlangsung singkat, dan biasanya menjawab how.”

Menurut Pangabean (2004) “Pelatihan dapat didefinisikan sebagai suatu cara yang
digunakan untuk memberikan atau meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan sekarang, Sedangkan pendidikan lebih berorientasi kepada masa
depan dan lebih menekankan pada peningkatan kemampuan seseorang untuk memahami
dan menginterpretasikan pengetahuan”. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa pelatihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan dan
meningkatkan kinerja karyawan dalam melaksanakan tugasnya dengan cara peningkatan
keahlian, pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang spesifik yang berkaitan
dengan pekerjaan.

Pelatihan dapat dipandang sebagai salah satu bentuk investasi, oleh karena itu bagi
setiap perusahaan yang ingin berkembang maka pelatihan bagi karyawannya harus
memperoleh perhatian yang besar. Menurut Sastrohadiwiryo (2002), pelaksanaan
pelatihan dapat tercapai bila didasarkan pada prinsip – prinsip berikut:

a. Individual differences (Perbedaan individu) Pada dasarnya setiap individu


mempunyai karakter yang berbeda satu dengan yang lainnya seperti daya tangkap
pengetahuan, latar belakang, latar pendidikan, pengalaman, usia dan minat, sehingga
harus disusun sebuah program pendidikan dan pelatihan yang dapat diterima semua
karyawan peserta pendidikan dan pelatihan.
b. Relation to job analysis (Hubungan dengan analisis jabatan) Keterangan dari analisis
jabatan harus menunjukkan pengetahuan dan keterampilan apa yang diperlukan
peserta sehingga program pendidikan dan pelatihan pun akan disesuaikan
berdasarkan kebutuhan – kebutuhan tersebut.
c. Motivation (Motivasi) Perhatian khusus harus dicurahkan kepada motivasi karyawan
peserta program pendidikan dan pelatihan. Karena faktor usia mempengaruhi
motivasi seseorang dalam mengikuti program pendidikan dan pelatihan, maka
programnya harus dibuat sedemikian rupa agar peserta termotivasi untuk mengikuti
program tersebut.
d. Active participation (Partisipasi yang aktif) Dalam program pendidikan dan
pelatihan harus menciptakan keadaaan dimana peserta turut aktif dalam program
tersebut, sehingga peserta termotivasi untuk mengikuti program tersebut.
e. Selection of trainess ( Seleksi peserta) Meskipun menurut urgensinya bahwa seluruh
karyawan perlu diikut sertakan dalam pendidikan dan pelatihan, namun akan lebih
baik jika yang mengikutinya adalah karyawan yang mempunyai minat dan bakat
pada program itu.
f. Selection of trainer (Pemilihan para pengajar) Agar program pendidikan dan
pelatihan dapat mencapai sasaran maka para pengajar merupakan orang – orang
terpilih yang memenuhi persyaratan sesuai dengan tujuan perusahaan.
g. Trainer for trainee (Pelatihan pengajar) Sebaiknya pengajar diberikan pelatihan agar
mengetahui tujuan dari diadakannya program pendidikan dan pelatihan dan
mengetahui bagaimana cara memberikan materi yang sesuai dengan keadaan
peserta.
h. Training method ( Metode pendidikan dan pelatihan) Dalam program pendidikan
dan pelatihan harus jelas metode yang cocok dengan jenis pendidikan dan pelatihan
serta tujuan yang diharapkan dari penyelenggaraannya.
i. Principle of learning ( Prinsip belajar) Para pengajar harus cermat dalam membaca
minat dan bakat peserta dan mampu mencegah kemungkinan timbulnya hal – hal
yang mengganggu proses belajar mengajar.

Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan harus direncanakan bahwa peserta akan


memperoleh nilai tambah yang bermanfaat seperti dari yang tadinya tidak tahu kemudian
menjadi tahu dan sebagainya.

Menurut Harris (2000), terdapat 4 dasar untuk mengukur keberhasilan dari pelaksanaan
pelatihan, yaitu:

a. Reaksi Peserta ( Trainee Reaction ) Merupakan tanggapan peserta akan pelaksanaan


pelatihan saat mengikutinya,di mana instruktur memberikan materi yang sesuai.
b. Hasil Pembelajaran (amount of learning ) Yakni terkait dengan kompetensi, yaitu
pengetahuan dan keterampilan baru yang diperoleh peserta dari program pelatihan.
Hasil pembelajaran diukur dalam aktivitas program pelatihan dan belum dalam bekerja.
c. Perubahan Perilaku ( Behavioral change ) Merupakan tingkat seberapa jauh perilaku
peserta pada pekerjaan di pengaruhi oleh program pelatihan yang diikuti, dan apakah
pengetahuan serta keterampilan baru yang diperoleh peserta pelatihan dipergunakan
dalam melakukan pekerjaan.
d. Hasil Nyata ( concrete result ) Merupakan ukuran konkrit akan perbaikan hasil-hasil
pekerjaan dari para karyawan yang menunjang tercapainya tujuan perusahaan, seperti
peningkatan produksi, menurunkan tingkat kesalahan dalam bekerja, dan tujuan dari
program pelatihan lainnya.

4. Workshop Desain Kemasan Keripik Buah


Sebagaimana yang kita ketahui bersama, salah satu jenis industri kecil yang
potensial dan merupakan Industri unggulan wilayah ini adalah Industri Makanan. Melihat
kondisi Industri Makanan saat ini yang berkembang cukup cepat dan banyak diminati oleh
turis lokal dan mancanegara, ternyata masih perlu dipoles dalam bentuk pembinaan lanjutan
, khususnya dalam masalah kemasan yang masih dijumpai kemasan yang sederhana dan
seadanya. Dengan dikemas atau dipacking yang menarik, maka produk pelaku Industri kecil
khususnya produk Makanan dapat lebih diminati dan mempunyai daya saing di pasaran
dalam dan luar negeri.
Kemasan produk tidak hanya berfungsi sebagai wadah, tetapi harus mampu
berfungsi sebagai sarana promosi yang berdaya jual serta memenuhi fungsi lainnya seperti
memberikan perlindungan bagi produk yang dikemas, serta merupakan sumber informasi
dan memiliki ciri khas produk yang akhirnya konsumen tertarik dan merasa puas dengan
produk tersebut.
Tampilan kemasan suatu produk sangat berperan dalam menarik minat konsumen
untuk membeli. Mayoritas masyarakat kita masih menilai kualitas suatu produk tergantung
pada kemasan. Itu sebabnya hanya produk-produk keluaran Perusahaan-perusahaan besar
saja yang mampu menguasai Pasar, serta publikasi yang dilakukan juga cukup gencar.
Kondisi ini bertolak belakang dengan keadaan produk-produk Industri kecil. Produk
Industri kecil kita umumnya dijual dalam kondisi apa adanya, sehingga disamping kemasan
terlihat kurang menarik, kualitasnya juga terkesan kurang bagus. Hal inilah yang menjadi
alasan kenapa produk Industri kecil kita kalah bersaing dengan produk dari Perusahaan
besar.
Dilaksanakannya Workshop Pengembangan Kemasan dan Desain Kemasan keripik
bertujuan untuk Meningkatkan pengetahuan dan untuk memilih kemasan yang tepat serta
membantu para siswa dalam hal mengembangkan desain kemasan yang menarik dan dapat
menembus pasaran lokal maupun domestik. Kemasan yang menarik merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan usaha Makanan.
Dalam hal ini, kemasan tidak saja berfungsi untuk pembungkus produk Makanan
yang dijual, tapi seiring dengan perkembangan zaman dan perilaku konsumen, kemasan
juga berfungsi sebagai :
a. Daya Tarik. Sebagus apapun kualitas produk yang kita jual apabila dikemas seadanya,
maka produk tersebut tidak akan memiliki daya tarik bagi konsumen
b. Kemasan dapat meningkatkan citra produk. Kemasan yang didesain secara menarik
akan menimbulkan kesan citra dan kualitas yang baik dari produk Makanan yang ada
di dalamnya
c. Kemasan sebagai sarana Promosi yang efektif terhadap produk yang kita jual

d. Kemasan dapat menjangkau Pasar yang jauh. Sebagai contoh; pasar di Malaysia,
Singapura, Timur Tengah, dll .
e. Kemasan penting untuk menjaga gengsi konsumen.

f. Kemasan yang praktis. Dengan kemasan, konsumen bisa dengan praktis membawa
produk Makanan yang dibelinya ke mana-mana. Dalam hal ini bentuk Produk Makanan
harus didesain dengan mempertimbangkan unsur kepraktisan.
Melalui Workshop Pengembangan Kemasan dan Desain Kemasan keripik ini
diharapkan partispasi aktif peserta selama Workshop ini berlangsung dalam rangka
mewujudkan Kemasan produk Makanan yang menarik dan sesuai dengan selera konsumen.

C. TUJUAN
Tujuan Pengabdian Pada Masyarakat Berbasis Potensi (PMBP) mahasiswa IKIP Budi
Utomo Malang Tahun 2018 pada Sekolah MA 01 MA’ARIF Kota Batu adalah Sebagai
Berikut:

a. Menjadikan siswa-siswi MA’MAARIF unggul, kompetitif berdasarkan Imtaq berbasis


Teknologi Informasi dan ramah lingkungan.
b. Memberikan Pelatihan dan Bimbingan Membaca Al-Qur’an sehingga meningkatkan
pemahaman dan kadar keimanan.
c. Memberikan Bimbingan Belajar sehingga meningkatan prestasi lulusan
d. Memberikan Pelatihan Pembuatan Kripik Buah untuk membekali lulusan sesuai
dengan potensi Wilayah Kota Batu sebagai Kota Agrowisata Industri.

D. SASARAN
Sasaran Pengabdian Pada Masyarakat Berbasis Potensi (PMBP) mahasiswa IKIP Budi
Utomo Malang Tahun 2018 pada Sekolah MA 01 MA’ARIF Kota Batu adalah Siswa-siswi
MA’MAARIF Kota Batu Kelas X, XI dan XII Semua jurusan dengan jumlah siswa 53 Siswa.
E. PELAKSANAAN KEGIATAN

Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat Berbasis Potensi (PMBP)


mahasiswa IKIP Budi Utomo Malang Tahun 2018 pada Sekolah MA 01 MA’ARIF Kota Batu
disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Bulan Februari 2018 Maret 2018 April 2018


Minggu Ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Bimbingan belajar
Ujian Nasional 2018
(Mata pelajaran
Sosiologi).
Pengisian program
keputrian (tiap jumat
).
Pelatihan Pembuatan
Keripik Buah
Workshoop desain
kemasan keripik
buah.

F. JADWAL KEGIATAN

Agenda Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat Berbasis Potensi (PMBP) mahasiswa IKIP
Budi Utomo Malang Tahun 2018 pada Sekolah MA 01 MA’ARIF Kota Batu disajikan dalam
tabel sebagai berikut:

No. Minggu ke- Jenis Kegiatan Materi Kegiatan Sasaran


1. 1 Bulan Februari Bimbingan Belajar Pendalaman Materi Siswa Kelas XII
Sosiologi
2. 2 Bulan Februari Bimbingan Belajar Pendalaman Materi dan Siswa Kelas XII
Pembahasan Soal
Sosiologi
3. 2 Bulan Februari Keputrian Peranan Wanita dalam Siswi Putri
Kehidupan Bermasyarakat Seluruh Kelas
dan Jurusan
4 3 Bulan Februari Bimbingan Belajar Pendalaman Materi dan Siswa Kelas XII
Pembahasan Soal
Sosiologi
5. 4 Bulan Februari Bimbingan Belajar Latihan Pengerjaan Soal Siswa Kelas XII
Sosiologi Secara Online
(Sistem CBT)
6. 1 Bulan Maret Bimbingan Belajar Motivasi dan doa bersama Siswa Kelas XII
dalam menghadapi UNBK
7. 2 Bulan Maret Bimbingan Belajar Pendalaman Materi dan Siswa Kelas XII
Pembahasan Soal
Sosiologi
8. 2 Bulan Maret Keputrian Kajian kedudukan wanita Siswi Putri
dalam islam dan materi Seluruh Kelas
kesetaraan gender dan Jurusan
9. 3 Bulan Maret Libur Libur Libur
10. 4 Bulan Maret Pelatihan Pembuatan Kunjungan ke sentra Siswa Kelas XII
Keripik Buah pembuatan keripik buah
“Macan” di Kajang
Mojorejo Kota Batu
11. 1 Bulan April Workshop Workshop pembuatan Siswa Kelas XII
desain kemasan keripik
buah
12. 2 Bulan April Keputrian Wanita dan bisnis dalam Siswi Putri
upaya peningkatan Seluruh Kelas
ekonomi keluarga dan Jurusan

G. PERSONALIA

Pelaksana Pengabdian Pada Masyarakat Berbasis Potensi (PMBP) mahasiswa IKIP


Budi Utomo Malang Tahun 2018 pada Sekolah MA 01 MA’ARIF Kota Batu adalah sebagai
berikut :

Ketua :

Nama : Rubiatiningsih
NPM : 2141001430483
Angkatan / Semester : 2014 / Ganjil
Jurusan : Sejarah dan Sosiologi
Fakultas : Fakultas Pendidikan Ilmu Sosial dan Humaniora

Anggota 1 :

Nama : Hari Rusdhi


NPM : 2141001430483
Angkatan / Semester : 2014 / Ganjil
Jurusan : Sejarah dan Sosiologi
Fakultas : Fakultas Pendidikan Ilmu Sosial dan Humaniora

Anggota 2 :

Nama : Nur Istiqomah


NPM : 2141001430483
Angkatan / Semester : 2014 / Ganjil
Jurusan : Sejarah dan Sosiologi
Fakultas : Fakultas Pendidikan Ilmu Sosial dan Humaniora

Anggota 3 :

Nama : Yudi Winarto


NPM : 2141001430483
Angkatan / Semester : 2014 / Ganjil
Jurusan : Sejarah dan Sosiologi
Fakultas : Fakultas Pendidikan Ilmu Sosial dan Humaniora
H. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

Hasil kegiatan dan pembahasan pengabdian Kepada Masyarakat merupakan suatu


kegiatan yang berupaya memajukan tingkat kecerdasan masyarakat akan perkembangan
kemajuan pendidikan yang ada pada masyarakat itu sendiri.

A. Hasil Kegiatan

1. Perencanaan

Kegiatan bimbingan di sekolah merupakan bagian integral dari keseluruhan


program kegiatan sekolah, terutama pada bimbingan belajar sehingga dapat diartikan
bahwa tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah merupakan tujuan yang ingin dicapai
bimbingan. Yang membedakan diantara keduanya ialah jenis kegiatannya, pendidikan
terletak pada proses belajar mengajar yang penekanannya pada usaha-usaha
kognitif,afektif dan psikomorik, sedangkan bimbingan terletak pada membina siswa
dalam perkembangan pribadi, sosial psikologi, yang didasarkan pada kenyataan yang
dihadapi siswa sehingga memerlukan bantuan tenaga profesional kependidikan dalam
hal ini adalah guru pembimbing.
Proses belajar dapat diamati secara tidak langsung, artinya proses belajar yang
merupakan proses internal siswa tidak dapat diamati, tetapi dapat dipahami oleh guru.
Program-program pendidikan di sekolah termasuk program layanan bimbingan dapat
diintegrasikan dengan mata pelajaran sehingga proses pendidikan di sekolah akan lebih
bermakna sesuai dengan kebutuhan anak didik dan kebutuhan masyarakat serta
pembangunan.
Dengan perkataan lain, melalui kegiatan bimbingan di sekolah siswa mampu
mengembangkan potensi dalam dirinya. Potensi lingkungannya, sehingga ia
merencanakan masa depannya serta melanjutkan pendidikan kepada jenjang yang lebih
tinggi. Dalam rangka menjawab tantangan masa depan yang lebih komfektif dan
komplek, tenaga-tenaga profesional kependidikan mampu memberikan pelayanan yang
terbaik pula bagi perkembangan anak didik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional,
yaitu : ”Terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan
kemampuan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan pembelajaran ialah fungsi
pemeliharaan yang pengembangan yang akan menghasilkan terpelihara dan
terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif anak didik dalam rangka
perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
Bimbingan belajar di MA MA’ARIF BATU dilaksankan pada kelas 12 sdi semester 2
untuk menghadapi UNBK 2018. Bimbingan belajar ini meliputi mata pelajaran UNBK
jurusan IPS dan mata pelajaran UAMBNBK.Karena tahun ini ujian nasional berbasis
computer, maka semua ujian untuk kelas 12 berbasis computer (CBT). Dalam kegiatan
PMBP ini Bimbingan Belajar yang dilaksanakan dalah mata pelajran Sosiologi di kelas
12 IPS 1 dan kelas 12 IPS 2 setiap hari Rabu dan Sabtu.
2. Pelaksanaan
a. Bimbingan Belajar
Sebelum pelaksanaan Bimbingan Belajar semua siswa sudah diberikan Kisi-kisi UNBK
dan soal-soal UN 2 tahun terakhir.Kegiatan yang dilakukan dalam bimbingan belajar
ini adalah pembahasan soal-soal UN 2 tahun terakhir.Yaitu soal Sosiologi tahun
2015/2016 dan 2016/2017.Setelah soal tahun 2015/2016 selesai dibahan maka kami
melakukan try out .Kemudian dilanjutkan pembahana soal tahun 2016/2017 dan
kemudian try out 2. Setiap sekali pembahasan hanya di bahas 10 nomor saja untuk
sisanya dilanjutkan pertemuan berikutnya.
b. Keputrian
Kegiatan keputrian dilaksanakan setiap jum’at pada saat siswa putra melakukan sholat
jum’at maka untuk siswi putri melaksanakan kegiatan keputrian. Materi keputrian
berkaitan dengan Fiqih perempuan dan masalah remaja.Siswa dikelompokan menjadi
dua kelas baik kelas 10 sampai kelas 12.
Sebelum melaksanakan keputrian materi harus sudah disipkan baik berupa .ppt dan
hangout.
B. Pembahasan
I. SIMPULAN DAN REKOMENDASI
DAFTAR RUJUKAN

Profil MA’MAARIF
https://mamaarif01batu.wordpress.com/2012/11/21/profil-ma-maarif-batu/

Struktur Kurikulum Madrasah Aliyah


yogyakarta.kemenag.go.id/file/file/dikmad/cpbt1466045173.pdf

Profil Kota Batu


https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Batu

Kondisi Sosial di Kota Batu


karya-ilmiah.um.ac.id › Halaman Awal › 2014 › HANDAYANI
https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/reformasi/article/download/699/683
https://batukota.bps.go.id/publication/2017/08/11/854e67badaf27f24c61b2ae8/kota-batu-
dalam-angka-2017.html
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai