OLEH
SELPIUS NABYAL
NIM: 2014040120
SEMESTER II B
10/14/2018
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa Pencipta
langit dan Bumi serta isinya, atas Hikmat dan Pengertian yang telah diberikan-NYA
kepada penulissehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Dengan demikian diharapkan masukan dan saran oleh dosen pengampu dan para
pembaca untuk menyempurnakan tugas makalah selanjutnya.
Penulis
SELPIUS NABYAL
ii
DAFTAR ISI
HalamanSampul
Abstrak ...................................................................................................................... i
A. Pendahuluan .................................................................................................. 1
C. Metode Penelitian......................................................................................... 9
D. Hasil .............................................................................................................. 10
E. Pembahasan .................................................................................................. 14
F. Kesimpulan ................................................................................................... 14
Daftar Pustaka
iii
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI DISTRIK LANGDA KABUPATEN
YAHUKIMO PROVINSI PAPUA
OLEH
SELPIUS NABYAL
Sumber Penelitian 10 - 23 Juli 2017, Di Distrik Langda Kabupaten Yahukimo
A. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah petunjuk segala-sesuatu jalan dan unsur yang sangat utama
bagi setiap Negara, Wilayah, dan daerah, dipandang dari dunia perkembangan di masa
kini. Hanya melalui pendidikanmembawa salah satu perubahan besar di setiap daerah,
yaitu semua orang mendapatkan pendidikan di segala bidang. Maka itu menurut
Allan C. Omstein berkata bahwa Dalam dinamika kehidupan masyarakat yang serba
berubah, menuntut suatu perubahan dalam kurikulum pendidiak1.
Proplematika Pendidikan merupakan sebuah hambatan pencetakan Sumber Daya
Manusia (SDM)Distrik Langda Kabupaten Yahukimo Provinsi Papua. Yang menjadi
inti problematika pendidikan adalah kepala sekolah tinggal di kota bertahun-tahun
dengan keluarga, kurangnya meregrutmen tenaga pendidik profesi, kurang perhatian
terhadap tenaga sukarelawan, belum dilengkapi sarana dan prasarana sekolah,
kurangnya transparansi manajemen keuangan sekolah, dan medannya jahu dari kota ke
distrik. Maka akibatnya adalah dapat mempengaruhi proses berjalanan pendidikan di
Ditrik Langda terjadikemacetan.
Karena itu Pendidikan adalah modalutamaSDM, dan pendidikan merupakan sumber
ilmu pengetahuan utama untuk merubah paradigma atau kebiasaan lama menuju dunia
perkembangan perubahan pendidikan segalanya.
Kebanyakan sistem penataran program tidak pernah mengadakan perbaikan kualitas
guru secara mendasar dan mendalam untuk memperbaiki sikap dan ketekunan
akademiknya terutama tanggung jawab morildan mengembangkan jiwa meneliti di
kalangan lembaga sekolah. Guru mempunyai dedikasi kepada tugasnya sebagai
pengajar dan pendidikan sehingga jiwanya digerakan untuk membimbing para siswa
dengan singguh-sungguh agar siswa kelak menjadi warga yang bermutu juga.2
Setiap tahun ada perubahan Sistim dan Kurikulum pendidikan di seluruh Indonesia
yang telah dibuat oleh Kemdikbud, itu adalah petunjuk umum. Tetapi dalam
mengelolah lembaga pendidikan tersebut ini ada di tangan kepala sekolah masing-
masing, diharapkan supayapendidikan di Papua mengelolah berdasarkan sistim budaya
dan kebiasaanyang ada di setiap daerah papua, supaya mudah menyesuaikan proses
pembelajaran berlangsung. Kurikulum juga perlu menerapkan berdasarkan budaya,
karena Perkembangan dunia pendidikan dibandingkan dengan daerah lain di
Indonesia ada perubahan besar, tetapi di papua sedang menyusul.
1
Allan C. Omstein An introduktion to the fundation of education, 1996
2
Miryam ganau,Dorce butu julius labobar efelien ugadje daniel wenda 2016:9 problematika pendidikan di
papua PT Kanisius daerah istimewa jogyakarta indonesia
4
Salah satu syarat untuk pengembangan kurikulum ialah adanya perumusan yang jelas
mengenai tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh suatu jenis dan jenjang sekolah
tertentu (tujuan instusional), serta serta tujuan yang ingin dicapai oleh mata pelajaran
serta pokok bahasan tertentu (tujuan Intruksional)3.
Jadi diharapkan kepada lembaga terkait dan pemerintah dan pemerinatah daerah
supaya perlu ada kunjungan kerja guru di setiap daerah di Papua supaya Problematika
pendidikandi papua ini bisa mengurangi.
Setiap tenaga pendidik perlu mengerti tugas dan fungsi pada umumnya
adalah mengajar dan mendidik. Mengajar merupakan suatu aktivitas profesional
yang memerlukan keterampilan tingkat tinggi dan mencakup hal-hal yang
berkaitan dengan pengambilan keputusan- keputusan5.
Maka itu, sebagai tenaga pendidik perlu berpikir dengan cara berpikir baru
dan melakukan teroposan-teroposan baru, yaitu harus diperkenalkan dan diciptakan
untuk mengatasi permasalahan pendidikan pada masa sekarang dan masa yang
akan datang. Dengan kata lain, reformasi pendidikan dengan berbagai segmen-
segmennya merupakan suatu kebutuhan dan juga suatu imperative action6.
3
Miryam ganau,Dorce butu julius labobar efelien ugadje daniel wenda 2016:15 problematika pendidikan di
papua PT Kanisius daerah istimewa jogyakarta indonesia
4
Mat,mrk,luk,yoh, cetakan 2016 Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia
5
Winata putra 1992 alaman; 86, model-model pembelajaran, jakarta: Depdikbud
6
Zamroni,2000 paradigma pendidikan masa depan, yogjakarta
5
Tenaga pendidik adalah salah arsiltek ilmu pengetahuan dan pendidikan
sekaligus memiliki kejiwaan sebagai pendidik, maka itu tenaga pendidik perlu
mempunyai kemampuan seperti seorang arsiltek, sehingga seorang tenaga
pendidik sebelum melakukan proses pembelajaran perlu ada rencana dan
persiapan yang matang supaya tujuannya dapat mencapai.
4. Kurang ManajemenPendidikan
Mulai dari tahun 2007kurang manajemen keuangan sekolah di setiap daerah
Papua,Terdapat ada beberapa kekurangan dalam manajemen pendidikan di UKAM
yaitu:
1. Manajemen keuangan sekolah
6
Pembiayaan Pendidikan Menurut 7Dedi Supriyadi, 2004:3 Biaya pendidikan
merupakan salah satu komponen masukan instrumental yang sangat penting dalam
penyelenggaraan pendidikan (di sekolah ) dan juga ada tiga kategori biaya
pendidikan, yaitu:
a. Biaya langsung (direct cost) adalah segala pengeluaran yang secara langsung
menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dan biaya tidak langsung (indirect cost)
adalah segala pengeluaran yang tidak secara langsung menunjang proses
pendidikan tetapi memungkinkan proses pendidikan tetapi memungkin proses
pendidikan tersebut terjadi di sekolah, misalnya biaya hidup siswa, biaya
transportasi ke sekolah, biaya jalan, biaya kesehatan, harga kesemptan.
b. Biaya pribadi (Private cost)adalah pengeluaran keluarga untuk pendidikan atau
pengeluaran rumah tangga. Dan biaya sosial (sosial cost)adalah biaya yang
dikeluarkan oleh masyarakat untuk pendidikan, baik melalui sekolah maupun
melalui pajak yang di himpun oleh pemerintah kemudian digunakan untuk
membiayai pendidik.
2. Biaya dalam bentuk uang (monetary cost) dan bukan (non-monetary cost).
Pembayaran pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi pendidikan.
Undang –undang No 20 tahun 2003 dalam pasal 47 menyebutkan tentang sumber
pendanaan pendidikan yaitu:
a. Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan,
kecakupan, dan keberlanjutan.
b. Pemerintah, pemerintah daerah, dan masayarakat mengerahkan sumber daya
yang ada sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku.
c. Ketentuan mengenai sumber pendanaan pendidikan sebagaimana dDimaksud
pada ayat 1 dan ayat 2 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Jadi pendanaan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyarakat. Dan pemerintah dan pemerintah daerah beratangggung jawab
menyediakan anggaran pendidikan sebagaimana di dalam pasal 31 ayat 4 UU RI No.
Tahun 19945
Menurut Dorce Butu, 2016 problematika Pendidikan di Indonesia, bahwa setiap
kegiatan perlu diatur agar berjalan tertib, lancar, efectif dan efesien. Kegiatan yang
sangat membutuhkan pengatuan yang baik. Keuangan di sekolah meupakan bagian
yang amat penting karena setiap kegiatan membutuhkan uang.
8
Pada pasal 31 ayat 4 undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
sekurang-kurangnya negara memperoritaskan anggaran pendidikan dua puluh persen
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional.Jadi dengan adanya kebijkan tersebut dan adanya program BOS diharapkan
siswa dapat memperoleh layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat
dalam rangka penuntasan wajib belajar sembilan tahun. Sasaran program BOS(Bantuan
7
Dedi Supriyadi, 2004:3
8
Pada pasal 31 ayat 4 undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan dalam
jurnal problematikan Pendidikan di Indonesia
7
Operasional Sekolah) adalah semua sekolah setingkat SD dan SMP, baik negeri maupun
swasta di seluruh proinsi di Indonesia.
Tujuan program BOS (Bantuan Operasional Sekolah) untuk bantuan yang dimaksud
bidang pendidikan ini mencakup komponen untuk biaya operasional nonpersonil seperti
biaya untuk bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya tak langsung
berupa daya, air jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,
tranportasi, konsumsi, pajak, asuransi dan lainya.
Maka itu biaya operasional nonpersonil inilah yang diperioritaskan, bukan biaya
kesejahteraan guru dan bukan biaya untuk investasi.
5. Tujuan Manajemen Pendidikan
Tujuan manajemen keuangan sekolah, hanya melalui kegiatan manajamen keuangan
maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan,upayakan pengadaan,
dilakukan secara transparansi, dan digunakan untuk membiayai pelaknsaan program
sekolah secara efektif dan efesien. Untuk itu, tujuan manajemen keuangan adalah
meningkatkan efektivitas dan efesisensi penggunaan keuangan sekolah, menigkatkan
akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah, meminimalkan peyalahgunaan
anggaran sekolah, untuk mencapai tujuan tersebut maka dibutuhkan kreativitas kepala
sekolah dalam menggali sumber- sumber dana, penembatan bendaharawan yang
menguasai pembukuan dan pertanggung jawaban keuangan serta memanfaatkanya
benar sesuai dengan peraturan perrundangan yang berlaku.
C. METODE
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017 dengan sampel penelitian yaitu
problematika pendidikan dari tahun 2011-2017, dengan menggunakan teknik
pengambilan sampel yaitu 8 orang tutor sebaya menjadi tenaga pendidik di suatu
Sekolah Dasar, dari topik utama yaitu problematika pendidikan. Jenis penelitian yang
digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan hubungan antara variabel
dependen dengan varibel independen. Sumber data problematika pendidikan bersumber
dari hasil diskusi dengan terhadap seorang tutor sebaya yang menjadi guru aktif
mengajar tanpa dibayar oleh kepala sekolah di suatu Sekolah Dasar Negeri, mengajukan
beberapa bertanyaan dengan menggunakan kata tanya yaitu apa, siapa, kapan, mengapa,
dan dimana, data prolematika pendidikan di papua yaitu : kepala sekolah tidak tinggal di
tempat, tetapi tinggal di kota bertahun-tahun, tenaga pendidik tetap tidak peta mengajar,
pergi kasih ujian saja pada bulan ujian, kadang bayar hak honorer dan kadang tidak, dan
yang mengajar aktif adalah tutor sebaya.Tahapan dalam proplematika pendidikan di
papua : pemerintah daerah perlu ada pertimbangan untuk menempatkan kepala sekolah
dan tenaga pendidik di setiap daerah papua,sesuai melihat kondisi lingkungan daerah,
pemerintah jangan menempatkan kepala sekolah dan tenaga pendidik sembarang,
karena gelar dan sarjana pendidikan,namun pemerintah melihat jiwa dan karakter kepala
sekolah dan tenaga pendidik.
Karena kepala sekolah dan tenaga pendidik tetap yang diberikan oleh pemerintah
daerah itu tidak pernah peta dalam tugas dan tanggung, sehingga hal ini dapat
dipengaruhi menjadi proplematika pendidikan di papua. Oleh sebab itu peneliti dapat
8
dianalisis data ini dengan menggunakan persentase(%) dalam tabel yaitu perbandingan
jumlah tenaga pendidik tetap dan jumlah pendidik tutor sebaya kemudian
dipersentase(%).
D. HASIL
Tabel 1
Karakteristik tindakan kepala-kepalasekolah dan guru-guru di papua
No Nama kegitan Nilai positive keterangan
1 Transparansi 60% Cukup baik
2 Tinggal dikota 70% Cukup baik
3 Ujian 100% Sangat baik
4 Saran dan prasarana sekolah 70% baik
5 Kurukulum 90% baik
6 Tenaga pendidik 70% cukup
7 Aktif mengajar di sekolah 80% baik
8 Pendekatan 85% Baik
Jumlah seluruhnya 5-3 =2
Transparansi keuangan sekolah oleh kepala sekolah dapat terlihat dari tabel di atas
bahwa 60% berarti belum ada nilai kejujuran.
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kepala sekolah dan semua tenaga pendidik
lebih memilih tinggal dikota 70%. Berarti cukup baik, karena belum mengerti baik
fungsi dan tugas.
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pergi kasih ujian diberi nilai 100% di karena
pergi memberikan ujian sudah berjalan secara baik di setiap Papua, biarpun guru dan
kepala sekolah sering mengajar di sekolah, tetapi ujian tetap dapat melakukan karena
suatu kewajiaban yang perlaku di negera rebuplik ini.
Sarana dan prasarana dilihat dari tabel di atas dilihat bahwa sudah mencapai 95%,
berarti belum lengkap secara baik.
Terlihat tabel diatas menunjukkan kurikulum 90%, berarti Untuk penggunaan
kurikulum juga masih belum, karena di sekolah lain menggunakan kurikulum tiga belas
dan di sekolah lain belum digunakan K13 sampai saat ini.
Terlihat tabel ditabel di atas tenaga pendidik 70% di daerah terpecil berarti masih
membutuhkan tenaga pendidik di setiap daerah dimana ada mendirikan lembaga
pendidikan.Dilihat dari tabel diatas menunjukkan bahwa yang aktif mengajar 80%
adalah totur sebaya yang menjadi guru lalu mengajar di daerah papua sampai saat ini
juga.Pendekatan yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah 85% berarti sudah bisa
baik.Perbandingan secara grafik proplematika pendidikan Papua dari tahun 2011-2018
yaitu:
9
Grafik 1
Darigrafik diatas menunjukan bahwa setiap tahun mengalami penurun grafik mulai
2011-2018 ini yaitu transparansi, penerapan kurikulum,sarana dan prasana sekolah, dan
tenaga pendidik belum ada berubaya oleh kepala sekolah dari tahun 2011 -2014
sedikit baik, tetapi mulai dari tahun 2015-2018 kurang baik, disimpulkan bahwa
kepala-kepala sekolah yang dapat memacetkan berjalannya aktivitas kegiatan proses
pembelajaran di sekolah dan dapat mematikan Sumber Daya Manusia (SDM) Papua.
Dari grafik diatas menunjukan bahwa setiap tahun mengalami penurun grafik mulai
2011-2018 ini, yaitu setiap kepala- kepala sekolah dan tenaga pendidik tetap tinggal
dikota sedikit saja, tetapi mulai dari tahun 2015-2018 kebanyakan setiap kepala-
kepala sekolah dan tenaga pendidik tetap tinggal di kota bertahun-tahun dengan
keluarga itu adalah kurang baik. Maka akibat adalah setiap sekolah di sekitar daerah
papua macet berjalannya aktivitas kegiatan proses pembelajaran di sekolah dan dapat
mematikan Sumber Daya Manusia (SDM) Papua.
Dapat terlihat dari grafik diatas menunjukan bahwa setiap tahun sudah naik untuk
pergi kasih ujian ini sangat baik, tetapi setiap kepala- kepala sekolah tinggal dikota baru
hanya pergi kasih ujian saja pada bulan ujian, mulai dari tahun 2015-2018 apakah hal
baik atau tidak? Dan setiap kepala meluluskan semua pesrta ujian, maka akibat adalah
peserta didik tidak menguasai pelajaran dengan baik. Berarti bahwa hal ini dapat
mematikan Sumber Daya Manusia (SDM) Papua tidak secara langsung.
Tabel 2.
Analisis karakteristik tenaga pendidik sampel
No Tingkat Pendidikan Tenaga pendidik Jumlah keterangan
SD SMP SMA S1 Tutor Tenaga Tenagapendidi Tenaga
sebaya relawan k profesi kontark
1 5 5 5 Aktif mengajar
2 1 1 1 Aktif mengajar
3 2 2 2 Tidak aktif mengajar
Jumlah 1 2 2 8
Tabel analisis tenaga pendidik Yang aktif mengajar yaitu tutor sebaya dari tamatan
tingkat SD yaitu berjumlah lima (5) orang, tamat SMP yang menjadi tutor sebaya
berjumlah 0, tamat tingkat SMA yang menjadi tenaga pendidik relawan yaitu
10
berjumlah 1, tenaga pendidik tetap berjumlah 2 yaitu : pendidik kontarak 0,jadi jumlah
seluruhnya adalah 8 tenaga pendidik, hanya yang aktif mengajar adalah 5 tutor sebaya
dan 1 tenaga pendidik relawan. Kedua tenaga pendidik tetap belum pernah mengajar
yaitu kepala sekolah dan tenaga honorer dari pemerintah. Jadi faktor penghambat
utama problematika pendidikan di papua adalah kepala sekolah, maka itu pemerintah
daerah perlu mengevaluasi berdasarkan kenyataan problematika pendidikan di Papua
yang terjadi di setiap daerah.
Gafrik 2
Dapat dianalisis dari grafik diatas bahwa kekurangan ketenaga pendidik di daerah
papua, karena dari tahun ketahun, hanya mengajar orang yang itu-itu saja sampai saat
ini, dan juga karena kepala sekolah tidak pernah memikirkan tenaga pendidik di seluruh
daerah papua. Akhirnya yang aktif mengajar di setiap sekolah yang ada di daerah Papua
yaitu tutor sebaya, saat inipun masih mengabdi dan mengajar daerah daerah papua.
E. PEMBAHASA
Indonesia, karena setiap daerah yang mengabdi dan mengajar adalah kebanyakan tutor
Karena tenaga pendidik tetap juga disebut dengan tenaga profesi hanya satu orang,
berarti ada kekurangan tenaga pendidik profesi, maka itu kepala sekolah dengan
11
pemerintah daerah perlu bekerja dengan baik supaya masa depan papua pendidikan
Hanya kebanyakan aktif mengajar di daerah papua adalah tutor sebaya ada 5 orang
berarti bahwa tidak pernah menempatkan oleh tenaga profesi kurang adalah pemerintah
F. KESIMPULAN
Pendidikan adalah petunjuk segala - sesuatu jalan dan unsur yang sangat
utama bagi setiap Negara, Wilayah, dan daerah, dipandang dari dunia
segala bidang. Jadi diharapkan kepada lembaga terkait antara lain yaitu :
kepala sekolah tentang penggunaan dana dan cara mengelolah suatu sekolah
3. Kepada setiap kepala sekolah diharapkan supaya perlu tinggal peta di tempat
sekolah
12
5. Setiap mahasiswa diharapkan supaya belajar yang sebenarnya, supaya dapat
Terima kasih kepada dosen Pendidikan Agama Kristen (PAK) Sekolah Tinggi
13
DAFTAR PUSTAKA
Miryam ganau,Dorce butu julius labobar efelien ugadje daniel wenda 2016:15
Miryam ganau,Dorce butu julius labobar efelien ugadje daniel wenda 2016:9
Pada pasal 31 ayat 4 undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
14
15
RIWAYAT HIDUP
catatan dari Kedua orang tuaku, tanggal dan tahun lahir yang salah tulis oleh
Guru SD.
Penulis selesai SD YPK Langda pada tahun 2007, satua tahun tidak melanjutkan ke
SMP, karena kedua orang tuaku tidak mendukung dalam biaya sekolah, terbatas
Wamena,selesai pada tahun 2011, melanjtkan ke SMA PGRI Wamena selesai pada
tahun 2014.
Tahun 2014 Melanjtkan Perguruan Tinggi di Sekolah Tinggi Kegeuruan dan ilmu
pada Semester VI Saya pindah ke Jayapura, karena orang yang tidak mempunyai rasa
kemanusiaan yang dapat mengeluarkan saya maka saya pindah ke STAKPN Burere
Sentani dan Saya sekarang Masih Kuliah Pada semester VII Pada Jurusan PAK
16
17