Oleh :
Om Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asesmen Enam
Dimensi Sains”
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. I. W. Suastra, M.Pd., yang telah memberikan tugas makalah sehingga
penulis dapat mengembangkan kemampuan diri dalam menulis makalah.
2. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Pendidikan IPA yang telah banyak
memberikan masukan untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna seperti apa yang
diharapkan, untuk itu mohon kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Tidak lupa penulis
mohon maaf atas segala kekurangan maupun kesalahan yang tidak disengaja pada
tulisan ini.
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGEANTAR ......................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 2
1.3 Tujuan .................................................................................... 2
BAB 2. PEMBAHASAN ......................................................................... 3
2.1 Dimensi Sains......................................................................... 3
2.2 Asesmen Berdasarkan Enam Dimensi Sains......................... 9
BAB 3. PENUTUP .................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan …......................................................................... 12
3.2 Saran …................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 14
ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
pembelajaran sains tersusun berdasarkan enam dimensi sains, yaitu dimensi konsep, dimensi
proses, dimensi aplikasi, dimensi sikap, dimensi kreatifitas, dan dimensi ilmu pengetahuan
alam.
1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan maka tujuan dari penulisan makalah
ini adalah untuk memberi informasi lebih detail tentang komponen dimensi sains. Serta
memahami lebih lanjut bagaimana asesmen yang dilakukan berdasarkan enam dimensi sains.
2
BAB 2. PEMBAHASAN
3
(concept domain); (2) dimensi proses (process domain); (3) dimensi aplikasi (application
domain); (4) dimensi sikap (attitude domain); (5) dimensi kreativitas (creativity domain); dan
(6) dimensi sifat sains (nature of schience domain) (Enger, et al. 1930). Adapun penjelasan
dari masing-masing dimensi sains adalah sebagai berikut:
1. Dimensi Konsep
Dalam pembelajaran sains, penguasaan konsep merupakan tujuan utama
pembelajaran. Pembelajaran sains harus konseptual, namun konsep yang dimaksud
adalah konsep yang bermakna. Menurut Yager dan Cormack (1989), yang tergolong ke
dalam kategori dimensi konsep adalah fakta, hukum atau prinsip, teori dan pengetahuan.
Hasil dari beberapa konsep ini adalah produk, yang dimaksud ''produk'' disini adalah
produk ilmiah yang merupakan hasil dari proses ilmiah. Beberapa produk sains
dinyatakan dengan istilah sebagai berikut :
a. Fakta
Fakta dalam sains adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-
benar ada atau peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara
obyektif. Contoh : air membeku pada suhu 0ºC dan mendidih pada suhu 100ºC. Mars
adalah planet terdekat dengan Bumi.
b. Konsep
Konsep sains adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta. Konsep merupakan
penggabungan antara fakta-fakta yang ada hubungannya satu sama lain. Contoh :
semua makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya, semua sistem organ
tersusun atas organ dan jaringan-jaringan.
c
.Prinsip
Prinsip sains adalah generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep sains.
Contoh : air yang dipanaskan akan menguap, adalah prinsip yang menghubungkan
konsep air, panas dan penguapan. Artinya air akan menguap jika dipanaskan.
d. Teori
Teori ilmiah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, konsep-konsep dan
prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Teori bisa juga dikatakan sebagai model atau
gambar yang dibuat oleh ilmuan untuk menjelaskan gejala alam. Contoh : teori
klimatologi membantu para ilmuan untuk memahami mengapa dan bagaimana kondisi
cuaca berfluktuasi.
4
2. Dimensi Proses
Sains dalam dimensi proses adalah prosedur pemecahan masalah melalui metode
ilmiah dari penyusunan hipotesis, perancangan ekspremien atau percobaan, evaluasi,
pengukuran sampai penarikan kesimpulan (Setiawan, 2015). Sains sebagai proses di
dalamnya mengandung sikap ilmiah (scientific attitude) yang merupakan faktor sentral
dalam menyongkong perkembangan ilmu (Thursinawati, 2012). Dimensi proses dalam
sains lebih lanjut dijelaskan oleh Aikenhad (1979), bahwa dimensi proses sangat erat
kaitannya dengan keterampilan menyelidiki (inquiry skills) yang diwujudkan dalam
kegiatan eksplorasi dan investigasi. Kegiatan investigasi ditunjukkan melalui kegiatan
hands-on dan minds-on, serta eksperimen di laboratorium. Hal ini dimaksudkan agar
siswa dapat memahami konsep-konsep ilmiah. Terlebih lagi kemampuan menyelidiki ini
juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehati-hari dan memainkan peran dalam
memahami fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar. Dimensi proses sains terdiri
dari 13 ranah yang dijelaskan oleh AAAS (1968) dalam Development of Science : A
Process Approach. Kemampuan untuk menggunakan keterampilan proses dapat menjadi
tujuan utama dalam suatu penilaian, namun tidak semua keterampilan dapat
diidentifikasi dan dinilai. Keterampilan proses dalam sains diantaranya adalah sebagai
berikut.
1. Melakukan pengamatan (observing)
2. Menggunakan hubungan ruang dan waktu (using space and time
relationship)
3. Mengklasifikasi, mengkelompokkan, dan mengorganisasi (classifying,
grouping, and organizing)
4. Menggunakan angka dan menghitung (using numbers and quantifying)
5. Melakukan pengukuran (measuring)
6. Mengkomunikasikan (communicating)
7. Menyimpulkan (inferring)
8. Memperkirakan (predicting)
9. Mengidentifikasi dan mengatur variabel (identifying and controlling
variables)
10. Menginterpretasi data (interpreting data)
11. Memformulasikan hipotesis (formulating hypothesis)
12. Mendefinisikan secara operasional (defining operationally)
5
13. Melakukan eksperimen (experimenting)
3. Dimensi Aplikasi
Sains dalam dimensi aplikasi berupa penerapan metode ilmiah dalam kehidupan
sehari-hari (Setiawan, 2015). Sains sebagai Aplikasi (application domain) yaitu berkaitan
dengan penerapan metode ilmiah dan produk sains dalam kehidupan sehari-hari. Yang
dimaksud “aplikasi” disini adalah aplikasi ilmiah (scientific application) untuk
menerapkan proses-proses ilmiah yang telah dilakukan dan menerapkan produk-produk
ilmiah yang diperoleh dari proses ilmiah dalam kehidupan nyata. Aplikasi proses dan
produk ilmiah yang diterapkan bertujuan untuk memecahkan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari agar dapat hidup secara mandiri. Melalui dimensi aplikasi maka
peserta didik dapat menggunakan dan menerapkan secara efektif apa yang mereka telah
pelajari ke dalam situasi yang baru dalam kehidupan sehari-hari untuk memecahkan suatu
masalah. Keterampilan dimensi aplikasi meliputi 9 ranah sebagai berikut:
1. berpikir kritis;
2. bertanya dengan open-ended;
3. menggunakan proses ilmiah dalam memecahkan masalah yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari;
4. mengambil keputusan dengan sikap ilmiah;
5. memahami dan evaluasi laporan media massa tentang perkembangan ilmiah;
6. menerapan konsep ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk masalah
teknologi;
7. mampu membuat intradisciplinary connections-integration pada sains
8. mampu membuat interdisciplinary connections-integration pada sains dan
ilmu pengetahuan yang lain;
9. memahami prinsip-prinsip ilmiah dan teknologi yang terlibat dalam umum
perangkat teknologi.
4. Dimensi Sikap
Sains dalam dimensi sikap dimulai dari rasa ingin tahu tentang benda, fenomena
alam, makhluk hidup serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang
dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar (open ended) (Setiawan, 2015). Makna
“sikap” pada pembelajaran sains dibatasi pengertiannya pada “sikap ilmiah (scientific
6
attitude)”. Sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada peserta didik pada dimensi sikap
diantaranya:
1. sikap ingin tahu;
2. sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru;
3. sikap kerja sama;
4. sikap tidak putus asa;
5. sikap tidak berprasangka;
6. sikap mawas diri;
7. sikap bertanggung jawab;
8. sikap berfikir bebas;
9. sikap kedisiplinan diri.
Pembelajaran sains pada dimensi sikap menjembatani 4 ranah sikap sebagai
berikut:
1. menggali emosi manusia dengan rasa ingin tahu;
2. mengekspresikan perasaan pribadi dengan cara yang membangun secara
terstruktur sesuai dengan langkah metode ilmiah;
3. mengembangkan sikap yang umumnya lebih positif secara ilmiah seperti peka
dan teliti;
4. mengembangkan sikap positif dalam hal kemandirian dan mempercayai
kemampuan diri sendiri yang meliputi integritas, kejujuran, keterbukaan
terhadap ide-ide baru dan imajinasi.
5. Dimensi Kreativitas
Sains dalam dimensi kreativitas berhubungan dengan ide baru atau cara-cara
yang tidak biasa dalam menggambarkan dan memanfaatkan produk sains serta kegiatan
pemecahan masalah. Kreativitas merupakan bagian integral (paduan) dari ilmu
pengetahuan dan proses ilmiah dan digunakan dalam menghasilkan masalah dan
hipotesis dan dalam pengembangan rencana aksi (Hodson dan Reid, 1988). Torarance
(1969) mendefinisikan kreativitas sebagai proses menjadi peka terhadap masalah,
kekurangan, kesenjangan dalam pengetahuan, unsur-unsur dan ketidakharmonisan. Jika
seorang pendidik sains ingin menumbuhkan kelas yang meningkatkan kreativitas siswa,
maka kelas mungkin harus menjadi terpusat pada siswa. Keterampilan dimensi kreatifitas
meliputi 9 ranah sebagai berikut :
7
1. Visualisasi hasil dari citra mental
2. Generasi metafora
3. Berimajinasi
4. Menggabungkan ide-ide baru
5. Pertanyaan yang bersifat terbuka
6. Mampu memecahkan masalah dan teka-teki
7. Menggunakan pertimbangan alternatif
8. Menghubungkan objek dan ide dalam cara-cara baru
9. Merancang dan menghasilkan berbagai mode komunikasi
6. Dimensi Sifat
Sains dalam dimensi sifat mengandalkan penalaran, wawasan, keterampilan
energi dan kreativitas (NRC, 1996). Ide-ide yang telah dikembangkan berdasarkan
cara pikir tertentu seperti observasi, pemikiran, eksperimentasi, dan validasi
merupakan dasar apa yang dimaksud dengan sifat ilmu pengetahuan (AAAS, 1990).
Kesadaran siswa meningkatkan dan pengembangan pemahaman tentang aspek-aspek
ini harus dimasukkan dalam pembelajaran sains. Ilmu itu sendiri adalah dinamis, dan
seperti yang disaksikan oleh sejarah, banyak ide telah datang dan akhirnya di kelas
ilmu harus mencerminkan sifat tentatif pengetahuan ilmiah (Lederman, 1992).
Pengetahuan ilmiah tentatif memiliki dua aspek yang harus diungkapkan secara
eksplisit dalam bekerja dengan siswa. Pertama, tujuan ilmu pengetahuan adalah untuk
mengembangkan pengetahuan yang sistematis untuk memahami bagaimana alam
berperilaku. Oleh karena itu, pengetahuan ilmiah bukanlah kebenaran "untuk temuan"
di alam tetapi penjelasan buatan manusia. Kedua, pengetahuan ilmiah dapat diubah,
bergeser dari satu sudut pandang yang lain, karena pengaruh sosial eksternal, seperti
politik, ekonomi, dan budaya. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan ilmiah tidak
mutlak objektif. Oleh karena itu, pemahaman tentang keterlibatan faktor sosial dalam
perkembangan ilmiah memberikan tujuan lain untuk pendidikan sains (Kuhn, 1962).
Keterampilan yang dikembangkan dalam dimensi sifat sains mencakup 7 ranah
sebagai berikut:
1. Penyusunan pertanyaan untuk penelitian ilmiah
2. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ilmiah
3. Cara-cara bekerjasama dalam tim penelitian ilmiah
8
4. Sisi kompetitif penelitian ilmiah
5. Integrasi antara ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, politik, sejarah, sosiologi,
dan filsafat
6. menentukan asal usul ide ilmiah
7. menentukan cara agar ilmu pengetahuan dapat membangun pemahaman tentang
alam.
9
Contoh asesmen dimensi konsep :
SOAL C4 (MENGANALISIS)
Amir membantu ayahnya membuat kandang ayam. Amir memukul paku dengan
palu bermassa 1.5 kg dengan kelajuan 4 m/s sehingga paku masuk ke dalam kayu. Jika
gaya gesek paku terhadap kayu 1000 N, tentukanlah panjang paku yang masuk ke
dalam kayu dalam sekali pukul palu!
Rubrik Penilaian Analitik
Skor Skor
No Aspek
3 2 1 Perolehan
Maksimal
Mengetahui dan menulis apa
1 saja yang diketahui dalam 2
soal
Menjabarkan rumus
4 agar dapat menyelesaikan 3
soal
Total 10
10
3 Mampu menulis rumus 2 = Rumus yang digunakan tepat
untuk memecahkan soal
1 = Rumus yang digunakan tidak
tepat
11
Contoh asesmen dimensi proses :
Instrumen Penilaian Kinerja Praktikum
1 2 3 4 5
Nilai Akhir : (jml skor yang diperoleh / jml skor maksimum) x 100
12
Instrumen Penilaian Presentasi Hasil Praktikum
1 2
Nilai Akhir : (jml skor yang diperoleh / jml skor maksimum) x 100
13
mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri melalui berbagai kegiatan dan karya
yang bermakna. Dalam kegiatan ini peserta didik dapat melakukan sesuatu dan/atau
menghasilkan sesuatu. Sehingga jenis asesmen yang digunakan adalah asesmen
otentik dengan instrumen berupa tes unjuk kerja dan/atau tes unjuk produk, dengan
menggunakan lembar pengamatan (check list) atau skala penilaian (rating scale) untuk
aspek-aspek yang dinilai.
Contoh asesmen dimensi aplikasi :
Lembar penilaian aktivitas siswa dalam proses demonstrasi
Aspek Jml
No Nama Siswa A B C D
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
dst
Jumlah skor
Nilai Akhir : (jml skor yang diperoleh / jml skor maksimum) x 100
Keterangan :
A. Mendemonstrasikan Alat
3 = Mendemonstrasikan alat dengan baik
2 = Mendemonstrasikan alat dengan cukup baik
1 = Mendemonstrasikan alat dengan kurang baik
B. Mengajukan Pertanyaan
3 = mengajukan pertanyaan dengan baik dan relevan
2 = mengajukan pertanyaan dengan baik namun kurang relevan
1 = mengajukan pertanyaan dengan kurang baik dan tidak relevan
D. Memperhatikan
3 = Jika siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh
14
2 = Jika siswa memperhatikan dengan kurang sungguh-sungguh
1 = Jika siswa memperhatikan dengan tidak sungguh-sungguh
2. Cara mengukuran/menimbang
Skor maksimum
15
2. Contoh Instrumen Skala Penilaian
SKOR
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4
Skor maksimum
RUBRIK PENILAIAN
SKOR
No. Kriteria Penilian
1 2 3 4
16
yang tepat
Berilah skor :
4 bila aspek tersebut dilakukan dengan benar dan cepat
3 bila aspek tersebut dilakukan dengan benar tetapi lama
2 bila aspek tersebut dilakukan selesai tapi salah
1 bila dilakukan tapi tidak selesai
0 bila tidak ada usaha sama sekali
17
2 Menyiapkan sumber belajar
4 Membuat produk
5 Variasi alat
6 Kekompakan
Nilai Akhir : (jml skor yang diperoleh / jml skor maksimum) x 100
18
2 = Menggambarkan sketsa
rancangan tetapi tidak detail
19
penggunaan alat dengan benar secara
substantif, bahasa mudah dimengerti,
dan disampaikan secara percaya diri
2 = Mampu mendemonstrasikan
penggunaan alat dengan benar secara
substantif, bahasa mudah dimengerti,
dan disampaikan kurang percaya diri
1 = Mampu mendemonstrasikan
penggunaan alat dengan benar secara
substantif, bahasa sulit dimengerti,
dan disampaikan tidak percaya diri
20
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sains pada hakikatnya meliputi enam dimensi dan dikenal sebagai enam dimensi
sains, yaitu: (1) dimensi konsep (concept domain); (2) dimensi proses (process domain); (3)
dimensi aplikasi (application domain); (4) dimensi kreativitas (creativity domain); (5)
dimensi sikap (attitude domain); dan (6) dimensi sifat sains (nature of sains domain).
Asesmen yang dilakukan pada pembelajaran sains mengacu pada enam dimensi sains,
yaitu :
a. Asessemen berdasarkan dimensi konsep (concept domain)
Dalam asesmen ini, instrumen yang digunakan dapat berupa instrumen tes seperti tes
formatif dan sumatif maupun non tes seperti tanya jawab, diskusi dan presentasi.
b. Asessemen berdasarkan dimensi proses (procces domain)
Dalam asesmen ini, instrumen yang digunakan dapat berupa lembar pengamatan
(check list) atau skala penilaian (rating scale) untuk aspek-aspek yang diamati/dinilai
dan termasuk pada jenis asesmen otentik yaitu asesmen kinerja.
c. Asessemen berdasarkan dimensi aplikasi (aplication domain)
Dalam asesmen ini, instrumen yang digunakan dapat berupa tes unjuk kerja dan/atau
tes unjuk produk, dengan menggunakan lembar pengamatan (check list) atau skala
penilaian (rating scale) untuk aspek-aspek yang dinilai dan termasuk pada jenis
asesmen otentik yaitu asesmen kinerja serta asesmen proyek dan produk.
d. Asessemen berdasarkan dimensi sikap sains (attitude domain)
Dalam asesmen ini, instrumen yang digunakan dapat berupa lembar pengamatan terutama
ketika penampilan itu muncul atau digali untuk muncul. Jenis asesmen pada dimensi ini
adalah asesmen otentik yaitu asesmen kinerja atau performance.
e. Asessemen berdasarkan dimensi kreativitas (creativity domain)
Dalam asesmen ini, instrumen yang digunakan dapat berupa tes unjuk produk yang
termasuk dalam asesmen proyek dan tes unjuk kerja yang termasuk asesmen kinerja.
Instrumen tes yang digunakan dapat berupa lembar pengamatan yang dilengkapi
dengan rubrik penskoran untuk aspek yang dinilai atas hasil kerja peserta didik.
f. Asessemen berdasarkan dimensi ilmu alam sains (nature of sains domain)
21
Jenis penilaian yang digunakan adalah asesmen otentik. Dalam asesmen ini, instrumen
yang digunakan dapat berupa tes unjuk kerja dan tes afektif pada asesmen kinerja dan
sikap ilmiahnya.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diajukan pada makalah ini adalah penilai (guru) hendaknya
bisa menerapkan asesmen pada seluruh komponen dimensi sains agar peserta didik lebih
menjiwai hakikat sains dan dapat menerapkan ilmu sains yang dimiliki pada kehidupan
sehari-hari. Selain itu penilai (guru) diharapkan mampu menfasilitasi pengembangan
kemampuan siswa terkait enam dimensi sains agar pembelajaran menjadi bermakna dan
berkesinambungan.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
Sudiatmika, A. A. I. A. R., Ali, L. U., & Suastra, I. W. 2013. Pengelolaan Pembelajaran Ipa
Ditinjau Dari Hakikat Sains Pada Smp Di Kabupaten Lombok Timur. Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha, Program Pascasarjana Program Studi IPA. Vol. 3.
Thursinawati. 2012.Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan
Penguasaan Konsep Dan Pemahaman Hakikat Sains Siswa. ISSN 2086-1397. Vo.3.
No.1.
Thursinawati. 2013.Analisis Kemunculan Sikap Ilmiah Siswa Dalam Pelaksanaan Percobaan
Pada Pembelajaran IPA Di SDN Kota Banda Aceh. Jurnal Pionir. Vo. 1. No. 1.
Torarance, E.P. 1969. Creativity What Research Says to the Teacher. Washington DC :
National Education Association.
Trianto, 2011. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi Dan Implementasinya Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.
Yager & Cormack. 1989......
Zheng, Changlong, Lihai Fu, & Peng He. 2014. Development of an Instrument for Assessing
the Effectiveness of Chemistry Classroom Teaching. J Sci Educ Technol, 23: 267-279.
24