Anda di halaman 1dari 102

LAPORAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

MATA KULIAH PGPAUD 4501


PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK HALUS


PADA KEGIATAN MENCETAK MENGGUNAKAN MEDIA
BERVARIASI KELOMPOK B DITK CIK PUAN DURI

DISUSUN OLEH :

LIDIA WATI
NIM. 821300167
e-mail: lidiawati50@gmail.com

SUPERVISOR: I
HJ. FAUZIAH, S.Pd
NIP. 196006161983032007

POKJAR :
MANDAU

PROGRAM S1 PG PAUD
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAH JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
PEKANBARU
TAHUN 2014.1
TTD MAHASISWA

LAPORAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


MATA KULIAH PGPAUD 4501
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK HALUS


PADA KEGIATAN MENCETAK MENGGUNAKAN MEDIA
BERVARIASI KELOMPOK B DITK CIK PUAN DURI

DISUSUN OLEH :

LIDIA WATI
NIM. 821300167
e-mail: lidiawati50@gmail.com

SUPERVISOR: I
HJ. FAUZIAH, S.Pd
NIP. 196006161983032007

POKJAR :
MANDAU

PROGRAM S1 PG PAUD
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAH JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
PEKANBARU
TAHUN 2014.1 TTD PEMERIKSA LAPORAN
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK HALUS


PADA KEGIATAN MENCETAK MENGGUNAKAN MEDIA
BERVARIASI KELOMPOK B DI TK CIK PUAN DURI

Kepala TK Cik Puan Mahasiswa

YURNA DESMI, A.Ma LIDIA WATI


NIP. 196808232007012006 NIM. 821300167

Supervisor 1

HJ. FAUZIAH, S.Pd


NIP. 196006161983032007
LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Pemantapan


Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) Universitas Terbuka merupakan hasil
karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Laporan (PKP) yang saya


kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai
dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Laporan PKP ini
bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian
tertentu,saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya
sandang dan sanksi-sanksi lain sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.

Duri, 7 April 2013

Lidia Wati
NIM. 8214300167
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,

Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat
Rahmat, dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) dengan Judul “Upaya Meningkatkan
Pengembangan Fisik Motorik Halus Pada Kegiatan Mencetak Menggunakan
Media Bervariasi Kelimpok B di TK Cik Puan Duri.
Dan tak lupa pula solawat berserta salam penulis kirimkan buat junjungan
alam yakni Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari
alam jahiliyah menuju alam yang penuh cahaya keimanan dan ilmu pengetahuan.
Dalam penyelesaian laporan ini penulis menyadari begitu banyak bantuan
dari berbagai pihak yang telah memberikan uluran tanggan dan kemurahan hati
kepada penulis. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam kelancaran
penelitian ini kepada :
1.Bapak Drs. Elfis Suanto, M.Si. Selaku Kepala UPBJJ Pekanbaru beserta staf.
2.Ibu Hj.Kholijah, S.Pd.i.,M.M. selaku pengelola Pokjar Duri yang telah
meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing dan nasehatnya, sehingga
Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional ini selesai dengan baik.
3.Ibu Dra. Elva Yasmi Amran, M.Pd. selaku Tutorial TAP dan PKP yang telah
memberikan arahan, bimbingan dan motivasi kepada penulis.
4.Ibu Yurna Desmi, A.Ma. selaku kepala sekolah TK Cik Puan Duri beserta
majelis guru atas kesediaan dan bantuan dalam praktek yang penulis lakukan.
5.Ibu Hj. Fauziah, S.Pd Selaku Supervesor 1 yang telah memberikan arahan dan
bimbingan dan motivasi serta koreksi sehingga terselesainya laporan ini.
6.Ibu Jusmawati, S.Pd.AUD Selaku Supervisor 2 yang telah membimbing peneliti
dalam pelaksanaan perbaikan kegiatan pengembangan di lapangan serta
memberi masukan kepada peneliti sehingga pelaksanaan perbaikan ini
menjadi lebih baik dari pada sebelumnya. Selain itu juga sebagai Penilai 2
yang memberikan nilai berdasarkan pengamatan yang terjadi dalam proses
perbaikan kegiatan pengembangan.
7.Ibu Nina Yuliana, S.Pd AUD selaku Penilai 1
8.Teman dekatku Sumiati yang telah meluangkan waktunya untuk membatu
penulis dalam pengetikan Laporan ini.
9.Teman-teman sejawat yang telah banyak membantu baik moril maupun materil
dalam keberhasilan penulis.

Semoga segala bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis


mendapat balasan dari Allah SWT, amin. Penulis sangat menyadari masih banyak
kekurangan pada pelaporan ini, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan semoga laporan pemantapan kemampuan Profesional (PKP) ini
dapat bermanfaat untuk kita semua. Amin yarobbal Alamin…
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul........................................................................................................i
Lembar Pengesahan...............................................................................................ii
Lembar Pernyataan Bebas Plagiat........................................................................iii
Kata Pengantar......................................................................................................iv
Daftar Isi................................................................................................................v
Daftar Tabel..........................................................................................................vi
Daftar Gambar.....................................................................................................vii
Daftar Lampiran.................................................................................................viii
Abstrak..................................................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Maslah..............................................................................1
1. Identifikasi Masalah.............................................................................4
2. Analisis Masalah..................................................................................5
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah.......................................5
B. Rumusan Masalah......................................................................................5
C. Tujuan Masalah..........................................................................................5
D. Manfaat Perbaikan.....................................................................................5

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)..............................................................6
1. Pengertian PTK....................................................................................6
2. Karakteristik PTK................................................................................6
3. Manfaat PTK........................................................................................7
B. Karakteristik Peserta Didik........................................................................8
1. Pengertian Anak Usia Dini..................................................................8
2. Karakteristik Anak Usia Dini..............................................................8
C. Perkembangan Fisik...................................................................................9
D. Pengertian Motorik Halus........................................................................10
1. Perkembangan Morik Halus Anak.....................................................11
2. Kegunaan Motorik Halus Anak.........................................................12
3. Kerawanan-kerawanan dalam Perkembangan Motorik halus anak...14
4. Berikut ini adalah 10 hal yang harus dihindari dalam mendidik
anak....................................................................................................15
5. Mengoptimalkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini........16
6. Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia 0-6 bulan................17
a. Usia 0-3 bulan..............................................................................17
b. Usia 4-6 bulan..............................................................................18
E. Pengertian Mencetak ...............................................................................19
1. Sejarah Mencetak...............................................................................20
2. Macam-Macam Mencetak.................................................................20
3. Manfaat dan Tujuan Kegiatan Mencetak...........................................24
4. Media Dalam Mencetak.....................................................................24
5. Kelebihan dan kekurangan Mencetak................................................26
F. Pengertian Media.....................................................................................26
a. Jenis-jenis Media Pembelajaran.........................................................27
b. Manfaat Media Pembelajaran..............................................................28

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN KEGIATAN


PENGEMBANGAN
A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian dan Pihak yang Membantu..............30
B. Desain Prosedur Perbaikan Kegiatan Pengembangan.............................31
1. Desain Siklus 1..................................................................................32
a. Perencanaan..................................................................................32
b. Pelaksanaan..................................................................................34
c. Pengamatan dan Teknik Pengumpulan Data................................36
d. Refleksi........................................................................................37
2. Dedain Siklus 2..................................................................................37
a. Perencanaan.................................................................................37
b. Pelaksanaan..................................................................................30
c. Pengamatan dan teknik Pengumpulan Data.................................40
d. Refleksi........................................................................................41
E. Teknik Analisis Data...............................................................................41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................44


A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Kegiatan Pengembangan .............44
1. Deskripsi Siklus 1..............................................................................44
a. Perencanaan.................................................................................44
b. Tindakan......................................................................................47
c. Pengamatan..................................................................................50
d. Refleksi........................................................................................52
2. Deskripsi Siklus 2..............................................................................52
a. Perencanaan.................................................................................52
b. Tindakan......................................................................................55
c. Pengamatan..................................................................................59
d. Refleksi........................................................................................59
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Kegiatan Pengamatan..............60
1. Pembahasan pada Siklus 1.................................................................60
2. Pembahasan pda Siklus 2...................................................................61
3. Analisis Perbandingan Siklus 1 dan Siklus 2.....................................63

BAB V SIMPULAN DAN TINDAK LANJUT


A. Simpulan..................................................................................................65
B. Saran dan Tindak Lanjut..........................................................................65
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Siklus 1..............................................................30


Tabel 3.2. Jadwal pelaksanaan Siklus 2...............................................................31
Tabel 3.3. Observasi Proses Kegiatan mencetak pada siklus 1...........................37
Tabel 3.4. Rekapitulasi Nilai Siswa.....................................................................42
Tabel 3.5. Perkembangan Siswa dalam Siklus 1.................................................42
Tabel 3.6. Perkembangan Siswa dalam satu Siklus.............................................42

Tabel 4.1. Data Perkembangan Anak dalam Siklus 1..........................................49


Tabel 4.2. Rekafitulasi dan persentase Data Perkembangan Anak siklus 1........50
Tabel 4.3. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus 1...............................50
Tabel 4.4. Data Perkembangan Anak dalam Siklus 2..........................................57
Tabel 4.5. Rekafitulasi dan Persentase Data Perkembangan Anak siklus 2........58
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus 2................................59
Tabel 4.7. Perkembangan Siswa dalam Siklus 1.................................................60
Tabel 4.8. Perkembangan Siswa dalam Siklus 2.................................................62
Tabel 4.9. Analisis Perbandingan Siklus 1 dan Siklus 2.....................................63
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Diagram Perkembangan Anak Siklus 1..........................................50


Gambar 4.2. Diagram Perkembangan Anak Siklus 2..........................................58
Gambar 4.3. Diagram Peningkatan Nilai Siklus 1...............................................61
Gambar 4.4. Diagram Peningkatan Nilai Siklus 2...............................................63
Gambar 4.5. Diangram Analisis Perbandingan Siklus 1 dengan Siklus 2...........64
ABSTRAK

Judul : Upaya Meningkatkan Pengembangan Fisik Motorik Halus pada


Kegiatan Mencetak Menggunakan Media Bervariasi di Kelompok B
TK Cik Puan Duri

Lidia Wati, Fauziah

Pengembangan motorik halus anak pada usia dini dan masih ditemukan
masaalah, khususnya di TK Cik Puan Duri, yaitu rendahnya motivasi anak dalam
mengikuti proses kegiatan pengembangan, juga hasil pekerjaan yang tidak sesuai
dengan harapan dan kurang memuaskan. Perbaikan ini bertujuan untuk
mengetahui bahan ajar yang dapat meningkatkan motorik halus pada kegiatan
mencetak. Manfaat perbaikan ini diharapkan bagi anak untuk meningkatkan
motorik halusnya, dan bagi guru untuk menambah wawasan dalam menyikapi
masaalah yang ada.Perbaikan ini menggunakan prosedur kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang
masing-masing siklus terdiri dari 5 kali pertemuan, dengan menerapkan kegiatan
mencetak dengan menggunakan media bervariasi. Dari hasil akhir perbaikan
menunjukkan bahwa ada peningkatan pengembangan motorik halus anak yaitu
kreteria berkembang sesuai harapan 3 dari 20 anak dengan persentase 15% dari
kreteriaberkembang sangat baik terdapat 17 dari 20 dengan persentase 85% dari
hasil tersebutmenunjukkan bahwa kegiatan mencetak dengan menggunakan
media bervariasi dapat meningkat di Kelompok B TK Cik Puan Duri.

Kata Kunci: mencetak, menggunakan media bervariasi, motorik halus

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


PAUD sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan anak usia dini
yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain
sambil belaj
Pengembangan aspek mo ar dan belajar seraya bermain. Bermain
adalah bagian integral dalam kehidupan setiap anak dan merupakan cara yang
paling baik untuk mengembangkan potensi anak secara optimal. Penggunaan
metode bermain disesuaikan dengan perkembangan anak (keperluan usia
anak). Permainan yang digunakan pada PAUD adalah permainan yang
merangsang kreativitas dan menyenangkan (tidak ada unsur pemaksaan) dan
sederhana. Pembinaan pengembangan motorik di sini merupakan salah satu
kegiatan yang dapat mengembangkan aspek motorik secara optimal dan dapat
merangsang perkembangan otak anak.  torik bertujuan untuk
memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan
kemampuan mengelola, mengontrol dan melakukan koordinasi gerak tubuh,
serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat
menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat dan terampil. Melalui pembinaan
aktivitas anak (Fisik Motorik) di PAUD diharapkan akan memberikan dasar
pemikiran untuk mengkaji lebih spesifik dalam rangka pelaksanaan program
pendidikan. Dengan memanfaatkan sarana alat bermain dan permainan yang
tersedia di PAUD serta disesuaikan dengan perkembangan dan pertumbuhan
fisik anak usia PAUD.
Cara mengajarkan anak mengenal sesuatu dapat disesuaikan dengan
perkembangan motorik anak sesuai dengan umur mereka. Oleh karena itu kita
perlu memahami apa yang dimaksud dengan belajar. Belajar adalah proses
transformasi ilmu guna memperoleh kompetensi, keterampilan, dan sikap
untuk membawa perubahan yang lebih baik. Sedangkan kegiatan
pembelajaran merupakan suatu sistem dan proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Keterampilan fisik
yang dibutuhkan anak untuk kegiatan serta aktifitas olah raga bisa dipelajari
dan dilatih di masa-masa awal perkembangan. Sangat penting untuk
mempelajari keterampilan ini dengan suasana yang menyenangkan, tidak
berkompetisi agar anak-anak mempelajari olah raga dengan senang dan
merasa nyaman untuk ikut berpartisipasi. Hindari permainan di mana
seseorang atau sekelompok orang menang dan kelompok lain kalah. Anak-
anak yang secara terus menerus kalah dalam sebuah permainan memiliki
kecenderungan merasa kurang percaya akan kemampuannya dan akan
berhenti berpartisipasi. Tujuan pendidikan fisik untuk anak-anak yang masih
kecil adalah untuk mengembangkan keterampilan dan ketertarikan fisik
jangka panjang.
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan
gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan
dengan kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan
sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks
dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
Tidak banyak orangtua yang mengerti bahwa keterampilan motorik
kasar dan halus seorang anak perlu dilatih dan dikembangkan setiap saat
dengan berbagai aktivitas. Pengembangan ini memungkinkan seorang anak
melakukan berbagai hal dengan lebih baik, termasuk di dalamnya pencapaian
dalam hal akademis dan fisik.
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan
motorik anak. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan
tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot dan otak.
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus.
Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau
sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan
anak itu sendiri, misalnya kemampuan untuk duduk, menendang, berlari dll,
sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot halus atau
sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk
belajar dan berlatih, misalnya memindahkan benda dari tangan, mencoret,
menyusun, mengecap menggunting, dan menulis.
Pendidikan Anak Usia dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk
pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP No. 27
tahun 1990). Hal ini dipertegas dengan Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional No.20 Tahun 2003, “TK merupakan pendidikan formal pada jalur
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)”. Menurut Kemendiknas (2010:3)
mengemukakan bahwa fungsi pendidikan TK adalah membina,
menumbuhkan, mengembangkan seluruh potensi anak secara optimal
sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap
perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan
selanjutnya.
Ruang lingkup pengembangan pembelajaran di TK dalam Permen
nomor 58 tahun 2009 yang menyatakan bahwa bidang pengembangan di TK
mencakup bidang pengembangan pembentukan perilaku dan bidang
pengembangan kemampuan dasar. Bidang pengembangan pembentukan
perilaku meliputi nilai agama, moral, dan sosial emosional sedangkan
pengembangan kemampuan dasar meliputi kemampuan berbahasa, kognitif,
fisik atau motorik yang terlibat dalam pembelajaran jasmani, olahraga dan
kesehatan. Motorik kasar adalah aktifitas fisik (Jasmani) dengan
menggunakan otot-otot besar, seperti lengan, otot tungkai, otot bahu, otot
pinggang dan otot perut yang dipengaruhi oleh kematangan fisik anak,
motorik kasar yang dilakukan dalam bentuk berjalan, berjinjit, melompat,
meloncat, berlari dan berguling. Perkembangan motorik setiap anak berbeda-
beda, sesuai dengan usia dan perkembangan anak.
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Dengan
bermain terjadi stimulus pertumbuhan otot-ototnya ketika anak melompat,
melempar atau berlari. Selain itu anak menggunakan emosi, perasaan dan
pikirannya. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) dilaksanakan dengan
prinsip “Bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain”. Sebagai seorang
pendidik kita harus mampu menciptakan menciptakan pembelajaran yang
kreatif dan inovatif agar bisa merasa senang, tenang, aman dan nyaman
selama dalam proses pembelajaran berlangsung.
Menurut Trianto (2011:14-16) menyatakan Masa kanak-kanak
merupakan masa yang kritis bagi perkembangan motorik. Oleh karena itu
masa kanak-kanak merupakan saat yang tepat untuk mengajarkan anak
tentang berbagai keterampilan motorik salah satunya mengecap pola dengan
media bervariasi.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti
terhadap siswa di kelompok B TK Cik Puan yang berjumlah 20 orang anak,
ditemukan adanya masalah dalam kreativitas anak dalam kegiatan mencetak
dengan menggunakan berbagai media dilihat dari kemampuan anak hanya 2
orang anak berkembang sesuai harapan atau 10%, sedangkan yang mulai
berkembang 6 orang anak atau 30%, yang lainnya belum berkembang
sebanyak 12 anak atau 60%
Anak-anak menunjukkan keterlambatan dalam keterampilan motorik
halusnya pada kegiatan mencetak, yang ditandai dengan kurang terampilnya
siswa dalam pengembangkan kreativitas dengan menggunakan media dalam
pembelajaran.

1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah dapat diidentifikasikan masalah sebagai
berikut:
a. Pada saat kegiatan mencetak anak pasif dan tidak kreatif
b. Tugas tidak selesai tepat waktu
c. Hasil kerja siswa kurang memuaskan
d. Guru kurang memberi motivasi saat kegiatan mencetak
Penulis memilih masalah-masalah di atas, karena menganggap
masalah tersebut dapat dipecahkan melalui penelitian tindakan kelas.
Masalah tersebut dikaji dari pengamatan pada proses kegiatan, catatan
harian perkembangan anak dan dianalisis dari penilaian pada akhir
kegiatan.

2. Analisis Masalah
Dari beberapa masalah yang teridentifikasi, maka dapat dianalisis
sebagai berikut yaitu media dan bahan untuk kegiatan mencetak kurang
menarik karena media yang digunakan guru kurang menarik

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Yang dilakukan pada penelitian ini yaitu perbaikan kegiatan
pengembangan motorik halus pada kegiatan mencetak pola seperti, jari,
daun, batang keladi dan bahan lainnya.
B. Rumusan Masalah
Serdasarkan uraian latar belakang masalah maka rumusan masalah
pada perbaikan pembelajaran “bagaimana mengembangkan fisik motorik
halus pada kegiatan mencetak pola dengan media bervariasi di kelompok B
Taman-Kanak Cik Puan Duri,

C. Tujuan Perbaikan
Untuk meningkatkan pengembangan fisik motorik halus pada kegiatan
mencetak pola di Taman Kanak-Kanak Cik Puan.

D. Manfaat Perbaikan
1. Bagi Anak
Untuk mengembangkan fisik motorik halus pada kegiatan mencetak
2. Bagi Guru
a. Menambah wawasan dan pengetetahuan dalam dunia pendidikan.
b. Guru lebih percaya diri dalam mengembangkan pelaksanaan kegiatan
pengembangan.
3. Bagi Sekolah
a. Memupuk kerjasama antar staf pendidik
b. Sekolah dapat berkembang secara professional.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


1. Pengertian PTK
Penelitian tindakan kelas merupakan satu penelitian pula, yang dengan
sendirinya mempunyai berbagai aturan dan langkah yang harus diikuti.
Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari kelas Classroom Action
Research, yaitu Action Research yang dilakukan dikelas.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru
didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi
meningkat (Igak Wardhani 2011).

2. Karakteristik PTK
Karakteristik penelitian tindakan kelas diantaranya:
1. Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada
diri guru bahwa praktek yang dilakukannya selama ini dikelas
mempunyai masalah yang perlu diselesaikan.
2. Self-reflective inquiry, atau penelitian melalui refleksi diri merupakan
ciri PTK yang paling esensial. Berbeda dengan penelitian yang
mengumpulkan data dari lapangan atau objek tempat lain sebagai
responden. Maka PTK mempersyaratkan guru mengumpulkan data
dari prakteknya sendiri melalui refleksi diri.
3. Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam kelas, sehingga focus
penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran merupakan prilaku guru
dan siswa dalam melakukan interaksi.
4. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.
Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus, selama
kegiatan penelitian dilakukan (Igak Wardhani 2011).

3. Manfaat PTK
Penelitian tindakan kelas (PTK) mempunyai manfaat yang cukup
besar baik bagi guru, pembelajaran, maupun bagi sekolah.
a. Manfaat PTK bagi Guru
 PTK dapat dimanfaatkan oleh guruuntuk memperbaiki
pembelajaran yang dikelolanya karena memang sasaran akhit PTK
adalah perbaikan pembelajaran.
 Dengan melakukan PTK guru dapat berkembang secara
professional karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai
dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya, sebagai mana
diketahui, sebagai pekerja professional, guru dituntut untuk mampu
mengembangkan diri dari pemula, (Novice) sampai keahli (Expert)
atau menurut Riel (1998).
 PTK membuat guru lebih percaya diri. Jika PTK mampu membuat
guru berkembang sebagai pekerja professional, maka sebagai
konsekuensinya, PTK juga mampu membuat guru lebih percaya
diri.
 Melalui PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.

b. Manfaat PTK bagai siswa


PTK mempunyai manfaat yang sangat besar bagi pembelajaran
karena tujuan PTK adalah memperbaiki praktik pembelajaran
dengan sasaran akhir memperbaiki praktek pembelajaran dengan
sasaran akhir memperbaiki belaja siswa (Raka, Jonu,
Kardiawarman, & Hadisubroto,1998). Dengan adanya PTK
kesalahan dan proses pembelaran akan cepat Dianalisis dan
diperbaiki sehingga kesalahan tersebut tidak akan berlanjut. Jika
kesalahan dapat diperbaiki, hasil belajar seiswa diharapkan akan
meningkat. Kemampuan guru melakukan PTK akan berdampak
positif bagi hasil belajar siswa.

c. Manfaat PTK bagi sekolah


Sekolah yang para gurunya terampil melaksanakan PTK tentu
akan memetik manfaatnya, yang, sebagaimana yang diargumentasikan
oleh Hargreavezl (dalam Hopkins, 1993), sekolah yang berhasil
mendorong inovasi pada diri guru telah berhasil pula meningkatkan
kwalitas pendidikann untuk para siswa. Sekolah yang para gurunya
sudah mampu membuat perubahan/perbaikan mempunyai kesempatan
yang besar untuk berkembang pesat. Berbagai perbaikan akan dapat
diwujudkan seperti penanggulangan berbagai masalah belajar siswa,
Perbaikan kesalahan konsep, serta penanggulangan berbagai kesulitan
mengajar yang dialami oleh guru.

B. Karakteristik Peserta Didik


1. Pengertian Anak Usia Dini
Undang-undang republik Indonesia Nomor. 20 tahu 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa
pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas,2003) Dibeberapa
Negara ditemukan ada yang memulai pendidikan prasekolah ini lebih
awal, yaitu pada usia 2 tahun. Bahkan beberapa Negara lainnya lagi
memasukan pendidkan dasar dalam jenjang pendidikan anak usia dini
(Siskandar,2003).

2. Karakteristik Anak Usia Dini


Berbeda dengan fase usia anak lainnya, anak usia dini memiliki
karakteristik yang khas. Bebrapa karakteristik untuk anak usia dini
tersebut (Hartati, 2005):
1. Memiliki rasa tahu yang benar.
2. Merupakan pribadi yang unik.
3. Suka berfantasi dan berimajinasi.
4. Menunjukkan sikap egosentris.
5. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek.
6. Sebagai bagian dari mahkluk sosial.

C. Perkembangan Fisik
Perkembangan peserta didik merupakan sebuah perubahan secara
bertahap dalam kemampuan, emosi, dan keterampilan yang terus berlangsung
hingga mencapai usia tertentu. Pertumbuhan dan perkembangan fisik
merupakan sisi yang paling nyata dari manusia manapun, demikian juga bagi
peserta didik. Menurut Catherine (2010) pengembangan fisik dimaksud antara
lain mencakup perubahan dalam ukuran dan proporsi tubuh, penampilan,
serta fungsi berbagai sistem tubuh. Menyertai pertumbuhan dan
perkembangan terjadi juga perkembangan otak, persepsi, kapasitas motor, dan
kesehatan fisik. Pertumbuhan fisik itu merupakan hasil dari interaksi yang
bersifat terus menerus dan kompleks sebagai interaksi antara faktor keturunan
dan lingkungan.
Pertumbuhan pada bayi, balita dan anak prasekolah sangat cepat, baik
fisik maupun kognitif. Dengan perubahan yang cepat itu, bukan tidak
mungkin seorang yang tadinya gemuk pendek dan hampir tidak dapat
berbicara tiba-tiba menjadi anak yang lebih tinggi dan ramping yang mampu
berbicara secara baik dan lancar. Terutama terlihat pada anak usia dini adalah
kenyataan bahwa perkembangannya benar-benar terintegrasi baik secara
biologis, psikologis, maupun perubahan sosial yang terjadi saat ini yang
saling berkaitan.
Meskipun perkembangan fisik pada anak-anak prasekolah sangat
dramatis, perkembangan itu cenderung lebih lambat dan lebih stabil
dibandingkan dengan masa bayi. Beberapa pengaruh penting pada
perkembangan fisik selama masa prasekolah adalah perubahan kemampuan
otak, keterampilan motorik kasar dan halus, serta kesehatan anak.
Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang.
Peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya.
Peningkatan berat badan anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran
sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya.
D. Pengertian Motorik Halus
Sumantri (2005:143), menyatakan bahwa motorik halus adalah
pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari
dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan
tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat
untuk mengerjakan suatu objek.
Hal yang sama dikemukakan oleh Yudha dan Rudyanto (2005:118),
menyatakan bahwa motorik halus adalah kemampuan anak beraktivitas
dengan menggunakan otot halus (kecil) seperti menulis, meremas,
menggambar, menyusun balok dan memesukkan kelereng.
Demikianpula menurut Bambang Sujiono (2008:12.5) menyatakan
bahwa motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian
tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan
menggunakan jari jemari tangan dan gerakkan pergelangan tangan yang tepat.
Oleh karena itu, gerakkan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun
gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Semakin
baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seprti
menggunting kertas, menggambar, mewarnai, serta menganyam. Namun tidak
semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada
tahap yang sama.
Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa
pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi perkembangan individu
menurut Hurlock (1996) adalah sebagai berikut:
a.    Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan
memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan
memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap
bola atau memainkan alat-alat mainan.
b.   Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak
berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang
independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan
dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang
perkembangan rasa percaya diri.
c.    Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal
Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis,
dan baris-berbaris.
d.   Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat
bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak
normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman
sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer
(terpinggirkan).

1. Perkembangan Motorik Halus Anak


Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan
dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-
tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui
kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti, bermain
puzzle, menyusun balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai
bentuknya, membuat garis, melipat kertas dan sebagainya.
Kecerdasan motorik halus anak berbeda-beda. Dalam hal kekuatan
maupun ketepatannya. perbedaan ini juga dipengaruhi oleh pembawaan
anak dan stimulai yang didapatkannya. Lingkungan (orang tua)
mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam kecerdasan motorik halus
anak. Lingkungan dapat meningkatkan ataupun menurunkan taraf
kecerdasan anak, terutama pada masa-masa pertama kehidupannya.
Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus
yang optimal asal mendapatkan stimulasi tepat. Di setiap fase, anak
membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan
motorik halusnya. Semakin banyak yang dilihat dan didengar anak,
semakin banyak yang ingin diketahuinya. Jika kurang mendapatkan
rangsangan anak akan bosan. Tetapi bukan berarti anda boleh memaksa
sikecil. Tekanan, persaingan, penghargaan, hukuman, atau rasa takut dapat
mengganggu usaha dilakukan si kecil.

Terdapat dua dimensi dalam perkembangan motorik halus anak


yang di uraikan oleh Gesell (1971), yaitu:
1.   Kemampuan memegang dan memanifulasi benda-benda.
2.   Kemampuan dalam koordinasi mata dan tangan.

Beberapa dimensi perkembangan motorik halus anak :


a. Melakukan kegiatan dengan satu lengan, seperti mencorat-coret dengan
alat tulis.
b. Membuka halaman buku berukuran besar satu persatu.
c. Memakai dan melepas sepatu berperekat/tanpa tali.
d. Memakai dan melepas kaos kaki.
e. Memutar pegangan pintu.
f. Memutar tutup botol.
g. Melepas kancing jepret.
h. Mengancingkan/membuka velcro dan retsleting (misalnya pada tas).
i. Melepas celana dan baju sederhana.
j. Membangun menara dari 4-8 balok.
k. Memegang pensil/krayon besar.
l. Mengaduk dengan sendok ke dalam cangkir.
m. Menggunakan sendok dan garpu tanpa menumpahkan makanan.
n. Menyikat gigi dan menyisir rambut sendiri.
o. Memegang gunting dan mulai memotong kertas.
p. Menggulung, menguleni, menekan, dan menarik adonan atau tanah liat.

2. Kegunaan Motorik Halus


Kegunaan/Peningkatan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan
Bermainnnya. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan
yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir dan sampai dengan usia enam
tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani.
Perkembangan motorik adalah perkembangan dari unsur pengembangan
dan pengendaliangerak tubuh.Perkembangan motorik berkembang dengan
kematangan syaraf dengan otot. Dalam standar kompetensi kurikulum TK
tercantum bahwa tujuan pendidikan di TK adalah membantu
mengembangkan berbagai potensi anak baik psikis dan fisik yang meliputi
moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa,
fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk memasuki pendidikan
selanjutnya. Memperkenalkan dan melatih gerakan motorik halus anak,
meningkatkan kemampuan mengelola,mengontrol gerakan tubuh dan
koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dengan cara hidup
sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat
dan terampil.
Menggunakan motorik halus adalah dengan cara menggerakkan
otot-otot halus pada jari dan tangan. Gerakan ini keterampilan bergerak,
yang bisa mencakup beberapa fungsi yaitu melalui keterampilan motirik
halus anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang dan
anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolahnya.
Gerakan motorik halus adalah bila gerakan hanya melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil,
seperti keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan
pergelangan tangan yang tepat. Gerakan ini membutuhkan koordinasi mata
dan tangan yang cermat.gerakan motorik halus yang terlihat saat usia TK,
antara lain adalah anak mulai dapat menyikat giginya, menyisir, memakai
sepatu, dan sebagainya. Perkembangan motorik merupakan proses
memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak.
Misalnya dalam kemampuan motorik kasar anak belajar menggerakkan
seluruh atau sebagian besar anggota tubuh, sedangkan dalam mempelajari
motorik halus anak belajar ketepatan koordinasi tangan dan mata. Anak
juga belajar menggerakkan pergelangan tangan agar lentur dan anak
belajar berkreasi dan berimajinasi.
Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat
berkreasi, seperti menggunting kertas mengnyam kertas, tapi tidak semua
anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan pada tahap yang
sama. Dalam melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan
dukungan keterampilan fisik serta kemantangan mental.
Kegunaan motorik halus :
a. Menegmbangkan kemandirian, contohnya memekai baju sendiri,
mengancingkan baju, mengikat tali sepatu, dan lain-lain.
b. Sosialisasi, contohnya ketika anak menggambar bersama teman-
temannya.
c. Pengembangkan konsep diri, contohnya anak telah mandiri dalam
melakukan aktivitas tertentu.
d. Kebanggaan diri, anak yang mandiri akan merasa bangga terhadap
kemandirian yang dilakukannya.
e. Berguna bagi keterampilan dalam aktivitas sekolah misalnya
memegang pensil atau pulpen.

3. Kerawanan-kerawanan dalam Perkembangan Motorik Halus Anak


Hal-hal yang dapat memperhambat perkembangan motorik halus
anak adalah sebagai berikut:
1) Kerusakan otak sewaktu dilahirkan.
2) Kondisi buruk prenatal (ibu hamil yang merokok, narkoba, dll.) Kondisi
buruk saat postnatal (suatu dilahirkan).
3) Kurangnya kesempatan anak untuk dapat melakukan aktivitas motorik
halus dikarenakan kurangnya stimulasi dari orang tua, operprotektif,
terlalu dimanja, dan lain-lain.
4) Tuntutan yang terlalu tinggi dari orang tua, yaitu dituntut untuk
melakukan aktivitas motorik halus tertentu padahal organ motoriknya
belum matang.
5) Kidal yang dipaksakan menggunakan tangan kanan sehingga
menimbbulkan ketegangan emosi pada anak.
6) Motorik halus yang kaku:
a. Lambat dalam perkembangannya.
b. Kondisi fisik yang lemah sehingga anak tidak memiliki motifasi
untuk mengembangkan kemampuan motorik halusnnya.
c. Tegang secara emosional sehingga tegang otot dan kaku.
4. Berikut ini adalah 10 hal yang harus dihindari dalam mendidik anak
a. Terlalu lemah Misalnya, selalu memenuhi semua permintaan anak.
Anak tidak diajar untuk mengenal hak dan kewajiban. Akibatnya,
anak menjadi terlalu penuntut, impulsif (gampang melakukan tindakan
tanpa perhitungan), egois, dan tidak memperhatikan kepentingan
orang lain.
b. Terlalu menekan Misalnya, orang tua terlalu mengatur dan
mengarahkan anak, tanpa memperhatikan hak anak untuk menentukan
keinginannya sendiri, atau untuk mengembangkan minat dan kegiatan
yang ia inginkan. Akibatnya, anak akan menjadi lamban, selalu
bekerja sesuai perintah, tidak memiliki pendirian, dan suka melawan.
c. Perfeksionis Orang tua menuntut anak untuk menunjukkan
kematangan sikap atau target tertentu yang umumnya melebihi
kemampuan yang wajarnya dimiliki anak. Akibatnya, anak akan
terobsesi untuk meraih prestasi yang diharapkan orang tuanya. Ia juga
akan menjadi terlalu keras dan kritis terhadap dirinya sendiri.
d. Tidak memberi perhatian Orang tua hanya menyediakan sedikit waktu
untuk memperhatikan setiap perkembangan anak, atau membantu
anak menempuh tahap demi tahap perkembangannya. Akibatnya, anak
tak mampu membina hubungan dengan lingkungannya dan akan
tumbuh menjadi anak yang impulsif.
e. Terlalu cemas akan kesehatannya Orang tua terlalu berlebihan
mencemaskan kondisi fisik anak. Padahal, secara obyektif, anak sehat.
Sakit sedikit saja, orang tua cemasnya minta ampun. Akibatnya, anak
akan mudah merasa tak sehat dan ikut merasakan kecemasan yang
sama. Enggan bermain, takut jatuh, dan sebagainya.
f. Terlalu memanjakan Misalnya, terus-menerus menghujani anak
dengan barang-barang mahal atau memberikan pelayanan istimewa,
tanpa mempertimbangkan apa yang sesungguhnya dibutuhkan anak.
Akibatnya, anak bisa menjadi anak yang gampang bosan, kurang
inisiatif, dan tak memiliki daya juang.
g. Tidak pernah memberi kepercayaan Orang tua selalu meramalkan
kesalahan yang belum tentu dilakukan anak. Orang tua juga selalu
mengritik anak, bahkan untuk hal-hal yang seharusnya tak perlu
kritikan. “Kamu, sih, nanti kalau jatuh, bagaimana?” Akibatnya, anak
akan menjadi seorang yang pesimis, rendah diri, dan cenderung
mengembangkan hal-hal yang selalu dilarang orang tua.
h. Menolak kehadiran anak Misalnya, jenis kelamin anak tak sesuai
dengan harapan orang tua, sehingga orang tua cenderung menolak
menjadikan anak sebagai bagian dari keluarga. Akibatnya, semua
tindakan yang dilakukan orang tua selalu merugikan anak. Anak bisa
rendah diri dan menunjukkan sikap bermusuhan terhadap orang tua.
i. Suka menghukum Orang tua bersikap agresif terhadap kesalahan-
kesalahan yang dilakukan anak, dan cenderung memilih memberikan
hukuman fisik dengan alasan mengajarkan disiplin. Bisa-bisa anak
akan menganggap kekerasan sebagai sesuatu yang wajar dilakukan
dan akan melakukan hal yang sama terhadap keluarganya kelak.
j. Suka menggoda Orang tua cenderung melecehkan keberadaan anak
dengan sering mengolok-olok dan mengungkapkan kekurangan anak
di depan orang banyak. Akibatnya, anak akan merasa tidak dihargai
dan rendah diri.

5.   Mengoptimalkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini


Benyamin Bloom menyatakan banwa rentang penguasan
psikomotorik ditunjukkan oleh gerakan yang kaku sampai pada gerakan
yang lancar atau luwes. Dave mengmbangkan teori Bloom ini dengan
mengklasifikasikan domain psikomotorik ke dalam lima kategori, mulai
dari tingkat rendah sampai tingkat yang paling tinggi. Kelima kategori
tersebut adalah sebagai berikut:
a.    Imitation (Peniruan)
Imatation adalah keterampilan untuk menentukan suatu gerakan yang
telah dilatih sebelumnya.
b.   Manipulation (Penggunaan konsep)
Manipulation adalah kemampuan untuk menggunakan konsep dalam
melakukan kegiatan. Kemampuan ini juga sering disebut sebagai
kemampuan manipulasi.
c.    Presition (Ketelitian)
Presition adalah kemampuan yang berkaitan dengan gerak yang
mengindikasikan tingkat kedetailan tertentu.
d.    Articulasion (Perangkaian)
Articulasion adalah kemampuan untuk melakukan serangkaian gerakan
secara koordinasi antarorgan tubuh, saraf, dan mata secara cermat.
e.    Naturalization (Kewajaran/Kealamiahan)
Naturalization adalah kemampuan untuk melakukan gerak secara wajar
atau luwes.
Pengembangan motorik halus anak usia dini hendaknya
memperhatikan beberapa prisip-prinsip sebagai berikut:
1) Berorientasi pada kebutuhan anak.
2) Belajarar sambil bermain.
3) Kreatif dan inovatif.
4) Lingkungan kondusif.
5) Tema.

Selain itu juga, agar perkembangan motorik halus anak optimal,


anak harus :
1) Memiliki kesiapan mental dan fisik untuk melakukan kegiatan motorik
halus.
2) Di beri kesempatan untuk belajar.
3) Di beri bimbingan dan model yang baik untuk di tiru.
4) Didampingi saat bermain, sehingga dapat diberikan contoh
menggunakan motorik halusnya.
5) Diberi dukungan bila mengalami kesulitan.
6) Menciptakan suasan yang menyenangkan dalam bermain yang
menstimulasi perkembangan motorik halusnya.
7) Tidak terlalu banyak menuntut diluar batas kemampuan anak.
6. Perkembangan motorik halus pada anak usia 0-6 bulan :
a. Usia 0-3 bulan
 Refleks menggenggam.
 Refleks leher.
 Rooting refleks, jika pipi bayi disentuh dengan jari dia akan menoleh
ke arah stimulus dan mulut terbuka.
 Refleks moro, apabila bayi dikagetkan secara tiba-tiba bayi akan
melakukan gerakan refleks, dan biasanya diikuti oleh tangisan yang
keras dan akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu yang
singkat.
Rangsangan :
 Tangan dan kaki bergerak aktif.
 Membaringkan bayi dengan posisi tengkurap maka bayi akan
mengangkat kepalanya.
 Dengan posisi tengkurap, bayi dapat mengangkat dada (usia 3 bulan
keatas).
 Panggil namanya atau bertepuk tangan sambil tersenyum padanya.

b.  Usia 4-6 bulan


Usia 4 bulan bayi sudah dapat tengkurap dan terlentang,
menumpu badan pada kakinya dan menumpu dada pada lengan. Usia 5
bulan otot leher dan tangan semakin menguat. ketika diletakkan dalam
posisi terlentang, ia akan menggunakan tangan untuk mendorong dan
berguling membalikkan badan, ia juga sering menendang, menggeser
atau mendorong kakinya. Usia 6 bulan bayi mulai senang melempar dan
menjatuhkan benda-benda yang ada disekitarnya.
Rangsangan :
       Bayi akan terangsang untuk membalikkan badannya ketika sering
diletakkan dalam posisi tengkurap atau terlentang.
     Menumpu pada kaki bila dipegang untuk berdiri (diberdirikan).
     Melempar atau menjatuhkan benda-benda yang dapat dipegangnya.
      Bila sedang duduk sendiri tanpa memegang benda, beri dia mainan
plastik yang dapat digenggam, dipegang dan dijatuhkan.
E. Pengertian Mencetak
Seni grafis identik dengan kegiatan cetak-mencetak, oleh karena itu
istilah seni grafis dikenal juga dengan seni mencetak atau mencetak. Istilah
ini lebih sesuai dengan istilah yang digunakan dalam pelajaran mencetak
yang dilakukan di Taman Kanak-kanak. Mencetak merupakan suatu cara
memperbanyak gambar dengan alat cetak / acuan / klise. Alat cetak dapat
diperoleh secara sederhana atau direncana. Dalam perkembangan seni rupa,
mencetak bisa dikatakan seni grafis yakni merupakan karya dwimatra yang
dibuat untuk mencurahkan ide/gagasan dan emosi seseorang dengan
menggunakan teknik cetak, sehingga memungkinkan pelipatgandaan
karyanya. Hasil cetakan menunjukkan kreatifitas maupun keterampilan
penciptanya. Proses mencetak yaitu membuat acuan cetak atau klise dengan
cara menggores atau mencukil pada sekeping papan, gips, logam atau bahan
lainnya. Hasil cukilan diolesi tinta, kemudian dilekatkan pada selembar kertas
dan ditekan. Akhirnya tinta dari acuan melekat pada kertas.
Mencetak merupakan kegiatan seni rupa yang termasuk seni dua
dimensi. Sebenarnya kegiatan mencetak ini tidak asing bagi anak-anak.
Mereka sering melakukannya di atas trotoar atau dinding dengan menjejakkan
alas sepatu atau tangannya ke atas trotoar dan dinding tersebut. Kadang-
kadang mereka menjejakkan kakinya di atas lumpur atau pasir pantai hingga
terdapat bekas jejak-jejak kaki tersebut. Kreasi lain sering juga dilakukan
dengan membuat goresan dari tongkat ke atas pasir laut, atau tanah. Tanpa
disadari kegiatan tersebuat merupakan kegiatan mendesain yang dilakukan
berulang-ulang yang merupakan kegiatan mencetak. “Mencetak
membutuhkan acuan sebagai alat cetak yang digunakan sebagai alat untuk
mereproduksi karya sesuai jumlah yang diinginkan” (Mattil, 1965). Prinsip
mencetak dapat dijumpai ketika membubuhkan cap jari pada surat identitas
atau menstempel surat. Kegiatan tersebut dapat dilakukan berulang kali
dengan hasil yang sama, hasil dari cetakan tidak dapat dikatakan mana yang
asli dan mana yang duplikat dari hasil cetak pertama, kedua dan seterusnya.

1.   Sejarah Mencetak
Pada mulanya seni grafis mulai berkembang di negara Cina. Pada
negara tersebut seni grafis digunakan untuk menggandakan tulisan-tulisan
keagamaan. Naskah-naskah tersebut ditatah atau diukir di atas bidang kayu
dan di cetak di atas kertas. Cina menemukan kertas dan memproduksinya
secara massal di tahun 105. pada masa itu Cina di bawah pemerintahan
Dinasti Yi.
Karya-karya seni grafis dengan media kayu (cukilan kayu)
ditemukan di negara-negara Asia yang memiliki kultur tua dan kuat seperti
Cina, Jepang, dan Korea. Bangsa romawi pun telah mengenal tekhnik
cetak ini yang digunakan untuk menghias jubah-jubah dengan cetak
stempel. Teknik cetak ini kurang berkembang karena bangsa Eropa tidak
mengenal kertas. Teknik grafis di Eropa baru berkembang di abad ke-13,
dengan ditemukannya mesin cetak oleh Guttenberg dan didirikannya
pabrik kertas pertama di Italia. Sejak itulah seni grafis dengan beragam
teknik berkembang di Eropa.
Seni grafis di Indonesia awalnya merupakan media alternatif bagi
seniman yang telah mengerjakan bidang lainnya seperti melukis atau
mematung. Secara kronologis seni grafis muncul sekitar tahun 1950-an
tokohnya Suromo dan Abdul Salam di Yogyakarta. Membuat karya
dengan teknik cukil kayu (woodcut) dan kebanyakan dari karyanya
merupakan poster perjuangan. Kemudian tokoh yang lain adalah
Baharudin Marasutan (Jakarta) dan Mochtar Apin (Bandung).

2. Macam-Macam Mencetak
a. Cetak tinggi
Proses cetak tinggi menggunakan klise/acuan/alat cetak yang
akan menghasilkan gambar dari bagian yang menonjol. Apabila alat
cetak dioles dengan tinta, bagian yang menonjol itu akan menerima
tinta. Jika klise/alat cetak itu ditempelkan pada kertas kemudian
diangkat, maka tampaklah gambar pada kertas. Contoh cetak tinggi
yang sederhana ialah: stempel, jari, uang logam, potongan pelepah
pisang, tutup botol, kulit kacang, buah-buahan, rol tissue dan benang
ditempel, cukilan ubi/wortel dan sebagainya. Pembuatan klise untuk
cetak tinggi dapat dilakukan dengan menggunakan guntingan gambar,
dan selanjutnya dapat untuk mencetak, contohnya media berupa:
guntingan gambar, papan/karet (linolium)/ubi, akrilik/cat
poster/pewarna kue, pensil, kuas, pisau atau alat pencukil dan kertas
gambar.

Cara pembuatannya
a) Gambar ditempelkan pada papan atau karet atau ubi
b) Pola ditoreh/dicukilkan dengan pisau/alat pencukil
c) Klise/alat alat cetak selesai
d) Klise/alat cetak dioles dengan tinta
e) Cetakan kea rah kertas gambar
f) Jadilah gambar cetakan

b.   Cetakan dalam


Proses cetak dalam menggunakan klise/alat cetak yang akan
menghasilkan gambar adalah bagian yang menjeluk/dalam. Cara
pembuatannya sebagai berikut:
1) Siapkan tembaga/seng atau plastic yang tebal, alat gores yang
tajam, tinta, kuas, kain lap.
2) Membuat gambar pada tembaga/seng dengan cara digores
3) Tinta dioleskan pada bagian yang menjeluk/dalam
4) Tinta yang menempel pada bagian datar dibersihkan
5) Kemudian kertas yang akan dicetak diletakkan pada permukaan
klise, kertas ini harus kertas yang mudah menyerap tinta.
6) Selanjutnya ditindih dengan rata atau dipres dengan alat pres
7) Akhirnya kertas di angkat dan tampaklah gambar pada kertas

c.  Cetak datar
Contoh yang paling sederhana ialah cetak agar-agar. Media :
agar-agar, air, lem arab, gula pasir, dan glaserin, seng tempat untuk
menuangkan, kompor, kertas, gambar, tinta. Urutan kegiatan sebagai
berikut:
1) Membuat adonan acuan dengan menggunakan agar-agar, yakni:
rendam agar-agar dengan air dingin selama 5 menit. Kemudian
agar-agar dimasukkan ke dalam air mendidih sehingga menjadi
cairan. Masukkan lem arab, glaserin, seperlunya kemudian diaduk
sampai merata. Selanjutnya dituang ke dalam seng sampai penuh
rata dan membeku.
2) Membuat gambar pada kertas dengan tinta.
3) Letakkan kertas itu pada permukaan aga-agar yang disiapkan
terlebih dahulu. Permukaan kertas bergambar berada di baeah
menempel pada agar-agar, lalu angkatlah dengan hati-hati. Gambar
tadi menempel pada permukaan agar-agar. Jika kemudian kertas
kosong diletakkan pada agar-agar itu ditekan sampai rata, lalu
diangkat, gambar akan dicetak pada kertas itu.
Sekarang hampir semua percetakan menggunakan mesin
cetak offset yang berdasar pada proses cetak datar/rata. Acuannya
disebut pelat. Bagian yang menghasilkan gambar mampu
menangkap tinta, tetapi menolak air. Sebaliknya bagian pelatnya
menolak tinta, tetapi menarik air. Tinta yang dioleskan pada pelat,
hanya bagian yang menghasilkan gambar saja yang menerima
tinta, selanjutnya pindah pada kertas yang dicetak.
Cetak datar yang sederhana dapat menggunakan kaca. Disini
dikatakan datar, kerena menggunakan kaca sebagai cetakan yang
mempunyai permukaan datar. Media : kaca satu lembar, kertas
gambar yang lebih lebar daripada kaca, cat atau lem kanji yang
dicampur dengan pewarna kue, kain lap, tempat cat, kuas dan
Koran bekas untuk alas.
Teknik pembuatan:
1) Kaca digambari dengan cat atau lem kanji dicampur dengan
pewarna kue.
2) Letakkan kertas di atas kaca yang telah digambari.
3) Kertas ditekan ambil diratakan.
4) Angkat kertas dari kaca.
5) Jadilah gambar di atas kertas.

d. Cetak Saring
Proses cetak saring atau cetak sablon yang disebut juga cetak
stensil ini, bagian alat cetak, klise/acuan merupakan bahan sutera
sebagai saringan, tinta menembus acuan menghasilkan gambar.
Cara membuatnya:
1) Siapkan kain polos yang halus, bingkai kayu (20x30cm), rakel,
lem, kanji, pewarna kue atau tinta cina, lilin, alat
pemanas/kompor/anglo kuas, cat kaleng, dan paku kecil
secukupnya.
2) Buatlah klise/acuan dengan memasang kain pada bingkai kayu
lalu digambari dengan pensil dan disusul dengan digambar
dengan lem yang dicampur dengan pewarna.
3) Gambar kering, lalu sekitarnya diolesi dengan lilin cair.
4) Cucilah lem yang kering setelah lilin dingin dan biarkan melekat
pada kain,
5) Selanjutnya acuan/klise siap untuk menyablon. Letakkan kertas
dibawah acuan . kemudian cat diratakan dengan rakel. Akhirnya
cat akan menembus kain dan terwujutlah gambar pada kertas.

e. Mencetak Lipatan
Teknik cetak ini merupakan cara sederhana, yakni cetak
lipatan kertas. Dengan teknik ini Anda akan memperoleh gambar-
gammbar yang menarik dan bagus. Cara membuatnya sebagai
berikut:
1) Siapkan kertas gambar, langsung dilipat
2) Buka lipatan, lalu teteskan tinta beberapa warna
3) Tutuplah lipatan tadi, biarkan sebentar
4) Bukalah lipatan tersebut. Anda akan melihat cetakannya.

f. Mencetak Bayangan
Mencetak bayangan merupakan kegiatan berkarya seni rupa
yang menghasilkan gambar bayangan. Media yang digunakan
diperlukan kertas gambar, ddaun atau guntingan gambar, cat air, cat
semprot, atau pewarna kue, sikat gigi bekas dan sisir. Cara
Membuatnya :
1) Daun atau guntingan gambar diletakkan di atas kertas gambar
2) Cara mencetak dengan sisir atau dengan semprotan
3) Setelah cat kering, daun atau guntingan kertas diangka

3. Manfaat dan Tujuan kegiatan Mencetak


a. Anak Memiliki sifat ingin tahu yang tinggi, sifat ingin tahu sesuai
dengan perkembangan intelektual anak pada masa usia dini sedang
berkembangsangat cepat. Salah satu memuaskan rasa
keingintahuannya adalah dengan melakukan eksplorasi dan
percobaan (trial and eror). Oleh karena itu, dengan mencetak anak
sangat mendukung optimalisasi potensi intelektual yang sesuai
taraf berpikir anak pada masa usia ini.
b. Melalui kegiatan mencetak, akan terjadi proses pberpikir logis,
analisis, krisis dan sistesisyang membangun suatu pengetahuan
baru. Tujuan kegunaan kegiatan mencetak bagi anak adalah
menjelaskan tentang proses terjadinya sesuatu, memberikan
pengalaman kepada anak tentang proses terjadinya sesuatu dan
membuktikan tentang kebenaran sesuatu.

4. Media Dalam Mencetak


Media dalam mencetak terdiri dari bahan dan alat,
a. Bahan adalah material yang akan dirubah ujud atu bentiknya baik
dicampur dengan material lain atau dibuat sendiri untuk digunakan
membuat karya atau bahan lain, sesuai denahgan pola yang telah
ditentukan/dirancang. Bahan mempunyai sifat hanya dapat dipakai
sekal, artinya material bahan apabila sudah diubah ujudnya baik
secara langsung menjadi karya atau menjadi bahan lain maka bahan
tersebut tidak dianggap tidak dianggap menjadi bahan
semula,karena bahan hanya dapat dipakai sekali saja. Contoh
material bhan mencetak :
1) Pewarna
Pewarna dalam media mencetak digunakan untuk mendapatkan
hasil cetakan yang diwambarkan dengan pewarna dari tinta
cetakan.
2) Bahan untuk hasil cetakan
Yang dimaksid adalah permukaan yang nantinya akan dijadikan
hasil cetakan, baha cetakan ini terdiri dari : kertas, plastik, kain,
papan, kayu, dan kaca.

b. Alat adalah material yang dipergunakasih bn untuk membantu


proses terjadinya bahan menjadi karya, sifat alat dapat dipakai
berkali-kali selama alat tersebut masih belum rusak. Bahan dan alat
untuk anak usia dini berbeda namun pada dasarnya prinsip kerjanya
sama. Contoh media untuk kegiatan anak usia dini adalah sebagai
berikut :
1) Mencetak dengan pelepah pisang
 Media bahan dan alat
Pelepah pisang, pisau pemotong, pewarna ( cat air, wantek,
teres, dan pewarna lainnya yang tidak membahayakan bagi
anak).
2) Mencetak dengan buah-buahan
 Media bahan dan alat
Buah belimbing, pidau pemotong, pewarna dan kertas kosong
3) Mencetak dengan umbi-ubuan
 Media bahan dan alat
Ubi jalar, singgkong, kentang, pisau pemotong, pewarna dan
kertas.

6. Kelebihan dan kekurangan mencetak


Menurut Siti Shofiyah (2011) yang dikutip oleh Phopshop.
blogspot. Com, menyebutkan beberapa kelebihan dan beberapa lemah
kegiatan mencetak,
a. Kelebihan Kegiatan Mencetak
1) Kegiatan mencetak membuat anak didik lebih percaya diri atas
kebenaran dan kesimpulan berdasarkan hasil cetakan sendiri dari
pada hanya menerima penjelasan yang disampaikan pendidik
atau dari dalam buku.
2) Anak didik dapat lebih mengembangkan sikap eksplorasi.
3) Melalui kegiatan mencetak akan terbina manusia yang dapat
mengembangkan inovasi baru dengan menemukan hasil
percobaan dan diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan
hidup manusia.

b. Kelemahan Kegiatan Mencetak


1) Jika mencetak memerlukan proses hasil denagan jangka waklu
yang lama.
2) Kebanyakan kegiatan ini hanya cocok untuk konsep seni/ ilmu
alam dan teknologi.
F. Pengertian Media
Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya
perantara atau pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran yang
memberikan batasan tentang pengertian media. Menurut EACT yang dikutip
oleh Rohani (1997 : 2) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk
proses penyaluran informasi”. Sedangkan pengertian media menurut
Djamarah (1995 : 136) adalah “Media adalah alat bantu apa saja yang dapat
dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran”.
Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu :
“media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.
a. Jenis-jenis Media pembelajaran
Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan
dalam penyampaian informasi dan pesan-pesan pembelajaran. Setiap jenis
atau bagian dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan
sifat-sifat media tersebut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang
baku dalam mengelompokkan media. Jadi banyak tenaga ahli
mengelompokkan atau membuat klasifikasi media akan tergantung dari
sudut mana mereka memandang dan menilai media tersebut.
Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang dikutip
oleh Rohani (1997 : 16) yaitu :
1) Gambar diam, baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide,
film strip, atau overhead proyektor.
2) Gambar gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun
yang tidak bersuara.
3) Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam.
4) Televisi
5) Benda-benda hidup, simulasi maupun model.
6) Instruksional berprograma ataupun CAI (Computer Assisten
Instruction).
Penggolongan media yang lain, jika dilihat dari berbagai sudut
pandang adalah sebagai berikut :
1) Dilihat dari jenisnya media dapat digolongkan menjadi media
Audio, media Visual dan media Audio Visual.
2) Dilihat dari daya liputnya media dapat digolongkan menjadi media
dengan daya liput luas dan serentak, media dengan daya liput yang
terbatas dengan ruang dan tempat dan media pengajaran individual.
3) Dilihat dari bahan pembuatannya media dapat digolongkan menjadi
media sederhana (murah dan mudah memperolehnya) dan media
komplek.
4) Dilihat dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi media
grafis (dua dimensi), media tiga dimensi, dan media elektronik.

b. Manfaat media pembelajaran


Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan
pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri
keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk
memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi
pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media,
maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa,
terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek.
Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang
bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan
media pembelajaran, tetapi dilain sisi ada bahan pembelajaran yang
memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai
tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh
siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan.
Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245)
adalah :
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis (tahu kata-
katanya, tetapi tidak tahu maksudnya)
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3) Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi
dapat diatasi sikap pasif siswa.
4) Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.

Selanjutnya menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu :


1) Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan
peredaran darah.
2) Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam
lingkungan belajar.
3) Manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi.
4) Menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.
5) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat.
6) Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan
lingkungannya.
7) Membangkitkan motivasi belajar
8) Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok
belajar.
9) Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang
maupun disimpan menurut kebutuhan.
10) Menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu dan
ruang)
11) Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN
KEGIATAN PENGEMBANGAN

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian dan Pihak yang Membantu


Subjek penelitian ini adalah siswa TK Cik Puan yang beralamat di
Jalan Lintas Duri-Dumai Km. 18 Simpang Puncak Desa Boncah Mahang
Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau. Dengan jumlah
siswa 20 anak, yang terdiri dari 9 anak permpuan dan 11 anak laki-laki, dalam
upaya mengembangkan fisik motorik halus melalui kegiatan mencetak pada
bulan April 2014.
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal tanggal 01 April 2014
sampai dengan 18 April 2014 yang dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus,
masing-masing siklus terdiri dari 5 (lima) kali pertemuan, jadwal penelitian
terdapat pada tabel 3. 1 dan tabel 3.2.

Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Siklus 1


Pertemuan Hari/Tanggal Waktu Kegiatan
I. Selasa, 08.00-11.00 WIB Mencetak pola gambar
01-04-2014 matahari dengan jari
II. Rabu, 08.00-11.00 WIB Mencetak pola gambar
02-04-2014 matahari dengan daun
III. Kamis, 08.00-11.00 WIB Mencetak pola gambar
03-042014 matahari dengan batang
keladi
IV. Jumat, 08.00-11.00 WIB Mencetak pola gambar
04-04-2014 matahari dengan batang
ubi
V. Sabtu, 08.00-11.00 WIB Mencetak pola gambar
05-04-2014 matahari dengan buah
belimbing

Tabel 3.2. Jadwal Pelaksanaan Siklus 2

Pertemuan Hari/Tanggal Waktu Kegiatan


1. Senin, 08.00-11.00 WIB Mencetak pola gambar
14-04-2014 matahari dengan terong
II. Rabu, 08.00-11.00 WIB Mencetak pola gambar
15-04-2014 matahari dengan daun
III. Kamis, 08.00-11.00 WIB Mencetak pola gambar
16-042014 matahari dengan wortel
IV. Jumat, 08.00-11.00 WIB Mencetak pola gambar
17-04-2014 matahari dengan ubi
V. Sabtu, 08.00-11.00 WIB Mencetak pola gambar
18-04-2014 matahari dengan kentang

Pihak yang membantu dalam pelaksanaan perbaikan kegiatan


pengembangan ini adalah :
1. Ibu Yurna Desmi, A.Ma. Selaku kepala sekolah TK Cik Puan yang telah
memberikan izin untuk pelaksanaan perbaikan kegiatan pengembangan di
TK yang dipimpinnya.
2. Ibu Jusmawati, S. Pd.AUD Sebagai Supervisor 2 yang membimbing
pelaksanaan penelitian di lapangan dan sekaligus sebagai penilai II yang
menilai jalannya proses perbaikan kegiatan pengembangan ini.
3. Ibu Nina Yuliana, S.Pd.AUD selaku penilai 1 yang mengamati dan menilai
pelaksaan perbaikan kegiatan pengembangan ini yang dituangkan dalam
APKG 1 dan APKG 2.

B. Desain Prosedur Perbaikan Kegiatan Pengembangan


Penelitian perbaikan kegiatan pengembangan ini dilaksanakan
dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 5 pertemuan dengan
prosedur penilaian sebagai berikut :

1. Perencanaan
Perencanaan merupakan langkah awal yang meliputi persiapan dan
ha-hal yang harus disiapkan agar penelitian berjalan lancer dan lebih
terarah.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan aktivitas peneliti dalam melaksanakan proses
perbaikan kegiatan pengembangan yang sesuai dengan apa yang
direncanakan dalam tahap perencanaan sebelumnya.
3. Pengamatan
Pengamatan merupakan kegiatan mengamati baik dari peneliti
maupun pengamat tentang jalannya proses perbaikan kegiatan
pengembangan, dengan objek pengamatan siswa maupun guru yang
terlibat didalamnya.
4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan peneliti untuk mengevaluasi dirinya
tentang jalannya proses penelitian perbaikan kegiatan pengembangan,
dengan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dalam proses
tersebut.
Secara rinci prosedur penelitian perbaikan kegiatan pengembangan
dijabarkan sebagai berikut :
1. Desain Siklus 1
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapka instrument yang akan
digunakan dalam tahap berikutnya meliputi :
1) Menyusun RK (Rencana Kegiatan) untuk menentukan jenis-jenis
kegiatan yang akan dilaksankan dalam penelitian perbaikan
kegiatan pengembangan ini.
2) Menyusun RKH (Rencana Kegiatan Harian) sebagai pedoman
pelaksanaan kegiatan dengan langkah-langkah yang akan
dilaksanakan dalam proses perbaikan kegiatan pengembangan yang
dihubungan dengan indikator yang akan dicapai.
3) Mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipakai sebagai media
kegiatan pengembangan untuk menunjang proses perbaikan
kegiatan pengembangan, khususnya untuk kegiatan mencetak
dengan tema tertentu.
4) Mendesain alat evaluasi untuk melihat dan mengukur ketercapaian
proses perbaikan kegiatan pengembangan dalam penelitian ini.
5) Membuat lembar observasi sebagai instrument pengamatan
terhadap guru sebagai peneliti maupun siswa sebagai subjek dari
penelitian ini yang mencantumkan hal-hal yang diamati sebagai
alat untuk mengetahui sejauh mana proses penelitian ini
berlangsung.
6) Pengelolaan kelas.

Alternatif tindakan perbaikan dalam pelaksanaan penelitian


perbaikan kegiatan pengembangan ini guru menggunakan bahan yang
beravariasi dalam kegiatan mencetak dengan harapan siswa mampu
untuk mengembangkan motorik halusnya secara lebih efektif dengan
dengan suasana pengembangan yang tidak monoton dan melatih siswa
agar mempunyai pengalaman mencetak dengan media bervariasi.
Langkah-langkah perbaikan dalam kegiatan inti perbaikan
kegiatan pengembangan dalam siklus 1 ini adalah sebagai berikut :
1) Guru menyiapkan peralatan untuk kegiatan mencetak sejumlah
siswa yang ada.
2) Guru memperkenalkan nama-nama alat dan bahan yang akan
digunakan untuk kegiatan mencetak.
3) Guru menjelaskan sekaligus mendemostrasikan cara
mempergunakan media yang digunakan untuk mencetak.
4) Guru mendemonstrasikan cara mencetak bentuk matahari.
5) Guru membagikan media yang akan digunakan untuk mencetak.
6) Guru mengamati proses kegiatan satu persatu dan apa bila terdapat
siswa yang mengalami kesulitan, guru memberikan bimbingan
kepada siswa tersebut.

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian perbaikan kegiatan pengembangan ini di
TK Cik Puan di jalan Lintas Duri-Dumai Km. 18 Simpang Puncak
Desa Boncah Mahang Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis
Propinsi Riau. Dalam 1 siklus ini dilaksanakan 5 kali pertemuan.
Setiap pertemuan di adakan penganmatan oleh Supervisor 2yang
ditunjuk oleh peneliti. Pengamat bertugas untuk mengamati proses
perbaikan kegiatan pengembangan dan memberikan penilaian pada
pelaksanaan tersebut, selanjutnya memberikan refleksi dan
membimbing peneliti untuk melaksanakan perbaikan kegiatan
pengembangan selanjutnya.
Pelaksanaan perbaikan kegiatan pengembangan ini dilakukan
sesuai dengan RK (Rencana Kegiatan) dan RKH (Rencana Kegiatan
Harian) yang telah disusun sebelumnya dalam tahap perencanaan
dengan menggunakan alat dan bahan sebagai media pembelajaran yang
telah dipersiapkan sebelumnya.
Pelaksanaan kegiatan berbaikan kegiatan pengembangan siklus 1
1) Kegiatan awal/Pembukaan (15 Menit)
 Judul kegiatan “ Menyebutkan benda-benda langit ”
Penataan Ruang :
 Menataan ruang diubah sehingga terdapat arena kosong untuk
membentuk lingkaran.
 Pengorganisasian anak, posisi anak diubah menjadi bentuk
lingkaran dengan posisi duduk.

Langkah-langkah perbaikan
 Guru memperlihatkan gambar benda-benda yang ada di langit
 Guru menjelaskan tentang benda-benda yang ada dilangit
 Guru bertanya kepada anak kapan kita dapat melihat matahari
 Guru memberikan kesempatan pada anak menyebutkan benda-
benda yang ada dilangit

2) Kegiatan Pengembangan/Inti (60 Menit)


Judul kegiatan “ Mencetak pola matahari dengan belimbing”
Pengelolaan kelas :
 Penataan ruang kelas : Area dibagi tiga bagian meja dan kursi
anak yang sama banyak baginya.
 Pengorganisasian : anak-anak dan guru duduk dikursi yang
telah ditentukan kegiatannya.

Langkah-langkah perbaikan :
 Guru memperlihatkan gambar yang akan dicetak kepada anak
 Guru menjelaskan dan mengajarkan bagaimana mencetak pola
gambar dari belimbing
 Guru memberikan gambar yang telah dipersiapkan kepada
anak
 Guru menyiapkan bahan-bahan untuk mencetak belimbing dan
gincu
 Guru mempersiapkan anak untuk melakukan kegiatan
mencetak
 Guru menilai hasil karya anak diakhir kegiatan

3) Kegiatan Akhir/penutup (15 Menit)


Judul kegiatan : Menyanyi “Matahari”
Pengelolaan ruangan
 Menataan ruang : Posisi meja dan kursi anak seperti biasa
 Anak-anak duduk dikarpet membentuk lingkaran

Langkah-langkah perbaikan
 Guru menyanyikan lagu secara utuh
 Guru mengucapkan syair lagu baris demi baris
 Guru meminta anak menyanyikan bersama

c. Pengamatan dan Teknik Pengumpulan Data


Pada tahap ini diadakan kegiatan pengamatan yang dilaksanakan
oleh Supervisor 2 sebagai observer sekaligus sebagai penilai 2,
Supervisor adalah sebagai pembimbing yang akan membantu
mengarahkan dalam pelaksanaan perbaikan kegiatan pengembangan
yang diminta oleh peneliti untuk mengamati dan menilai pelaksanaan
perbaikan kegiatan pengembangan dengan menggunakan lembar
pengamatan yang telah peneliti siapkan dalam instrument penelitian.
Observer juga bertugas untuk memberi refleksi yang isinya
mencantumkan kelebihan dan kekurangan pada pelaksanaan perbaikan
kegiatan pengembangan guna menentukan langkah-langkah perbaikan
selanjutnya. Selain penilai 2, kegiatan ini juga dinilai oleh penilai 1
yang bertugas untuk menilai kegiatan pelaksanaan kegiatan perbaikan
ini.
Selanjutnya teknik pengumpulan data diambil dari beberapa
instrument yang terdiri dari :
1) Lembar observasi untuk mencari data kualitatif
Lembaran observasi digunakan oleh observer untuk menilai dan
melihat kelebihan dan kekurangan selama proses perbaikan
kegiatan pengembangan dan keaktifan siswa dari awal sampai akhir
perbaikan kegiatan pengembangan.
2) Hasil pekerjaan siswa untuk mencari data kuantitatif
Pada akhir perbaikan kegiatan pengembangan, peneliti berusaha
menentukan ketercapaian indikator yang ada dengan hasil
pekerjaan siswa, dengan cara memberi hadiah dengan kategori
yang dirancang sebelumnya.
Lembar pengamatan yang digunakan untuk mengamati
proses perbaikan kegiatan pengembangan aadalah sebagai berikut :
Berikan checklist (√) sesuai dengan aktivitas yang dilakukan anak

Tabel 3.3 Observasi proses kegiatan mencetak pada siklus 1


Penilaian Skor
No Nama siswa
1 2 3 4 5
1.
2.
3.
Dst
Jumlah

Kreteria penilaian observasi anak adalah sebagai berikut :


1) Anak memperhatikan penjelasan guru disaat guru
mendemostrasikan cara memegang media yang akan dicetak.
2) Anak dapat memegang media yang akan dicetak dengan benar
sesuai dengan penjelasan guru.
3) Anak mampu mencetak dengan benar dan rapi sesuai dengan
perintah guru.
4) Anak mampu menyelesaikan tugas dari guru secara mandiri
tanpa bantuan guru.
5) Hasil dari pekerjaan siswa termasuk kategori rapi dan sesuai
dengan yang diperintahkan oleh guru.

d. Refleksi
Refleksi dilakukan agar anak dan guru menemukan kelemahan
dan kekuatan yang terdapat pada perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
perbaikan yang dilakukan dan digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan kegiatan perbaikan.

2. Desain Siklus 2
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan instrument yang akan digunakan
dalam tahap berikutnya berdasarkan pada hasil eveluasi siklus 1 meliputi :
1) Menetapkan, merumuskan keunggulan dan kelemahan yang ditemukan
pada siklus 1.
2) Meninjau kembali RK (Rencana Kegiatan) dan RKH (Rencana
Kegiatan Harian) untuk direvisi agar tahap berikutnya berjalan lebih
baik dengan mempertimbangkan keunggulan dan kelemahan dalam
siklus satu.
3) Menambah atau mengurangi bahkan mengganti alat dan bahan yang
sudah ada dengan memperhatikan efektivitas proses perbaikan
kegiatan pengembangan pada siklus 1 yang selanjutnya agar dapat
menunjang media pembelajaran berikutnya.
4) Mendesain evaluasi yang sesuai.
5) Membuat lembaran observasiyang lebih difokuskan pada pengamatan
yang lebih intensif dan dapat mengukur kemampuan guru dan siswa.

Alternatif tindakan perbaikan yang digunakan dalam siklus 2 ini


diharapkan guru dapat memotivasi siswa dengan cara memberi bimbingan
yang intensif agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Dalam siklus 2
ini guru sedikit mengubah bahan atau media yang digunakan untuk
mencetak agar siswa merasa lebih tertantang dengan tingkat kesulitan yang
agak tinggi dengan harapan hasilnya memuaskan.
Langkah-langkah perbaikan dalam kegiatan ini adalah sebagai
berikut:
1) Guru menjelaskan dan mengajarkan bagaimana mencetak pola gambar
dengan kentang
2) Guru memperlihatkan gambar yang akan dicetak anak
3) Guru menyiapkan bahan-bahan untuk mencetak seperti kentang gincu,
pola
4) Guru memberikan gambar yang sudah disiapkan kepada anak
5) Guru menilai hasil karya anak di akhit kegiatan

b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan perbaikan kegiatan pengembangan siklus 2
ini adalah melaksanakan RK dan RKH yang telah diperbaiki pada bagian
langkah-langkah perbaikan kegiatan pengembangannya berdasarkan
masukan-masukan dari supervisor 2 dengan mempertimbangkan
kelemahan dan keunggulan yang ditemukan pada siklus 1. Kemudian
pelaksanaan tersebut diamati oleh pengamatan (observer) yang telah
ditunjuk oleh peneliti sebelumnya dengan diberi tugas untuk memberikan
penilaian pada refleksi. Setelah itu hasil refleksi diserahkan kepada
peneliti sebagai acuan bagi peneliti untuk menentukan langkah-langkah
selanjutnya. Selain supervisor 2, peneliti ini dibantu oleh supervisor 1
untuk memberikan masukan untuk strategi pelaksanaan dalam penelitian
ini dan juga memberikan bimbingan penulis laporan penelitian dalam
bentuk laporan PKP.
Pada siklus 2 ini dilaksanakan 5 kali pertemuan dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
Pelaksanaan kegiatan perbaikan kegiatan perkembangan siklus 2
1) Kegiatan awal/Pembukaan (15 Menit)
 Judul kegiatan “ Menceritakan pengalaman sendiri”
Penataan Ruang :
 Penataan ruang diubah sehingga terdapat arena kosong untuk
membentuk lingkaran
 Pengorganisasian anak, posisi anak diubah menjadi bentuk
lingkaran dengan posisi duduk.

Langkah-langkah perbaikan
 Guru menjelaskan kepada anak bagaimana cara bercerita
pengalaman sendiri
 Guru meminta anak menceritakan pengalaman satu persatu

2) Kegiatan Pengembangan/Inti (60 Menit)


Judul kegiatan “ Mencetak pola gambar dengan kentang”
Pengelolaan kelas :
 Penataan ruang kelas : sama dengan kegiatan pembukaan terhadap
area kosong dengan karpet
 Pengorganisasian : anak-anak dan guru duduk dikarpet dengan
formasi setengah lingkaran, posisi duduk guru lebih tinggi dari
pada anak.

Langkah-langkah perbaikan :
 Guru menjelaskan dan mengajarkan bagaimana mencetak pola
gambar dengan kentang
 Guru memperlihatkan gambar yang akan dicetak anak
 Guru menyiapkan bahan-bahan untuk mencetak seperti kentang
gincu, pola
 Guru memberikan gambar yang sudah disiapkan kepada anak
 Guru menilai hasil karya anak di akhit kegiatan

3) Kegiatan Akhir/penutup (15 Menit)


Judul kegiatan : Mengucap sajak
 Penataan ruang : duduk anak diubah berbentuk lingkaran
 Pengorganisasian anak : Guru meminta anak mengucapkan sajak
secara bersama

Langkah-langkah perbaikan :
 Guru membacakan sajak bait demi bait
 Guru meminta anak mengucapkan sajak secara bersama
 Guru meminta anak satu persatu mengucapkan sajak
 Guru memberi reword pada anak yang sudah bisa

C. Pengamatan Dan Teknik Pengumpulan Data


Pada tahap ini diadakan kegiatan pengamatan yang dilaksanakan
oleh supervisor 2 sebagai pengamat. Supervisor adalah pembimbing yang
akan membantu mengarahkan dalam pelaksanaan penelitian perbaikan
kegiatan pengembangan dengan menggunakan lembaran pengamatan yang
telah peneliti siapkan sebagai instrumen penelitian ini.
Observasi/pengamat juga bertugas untuk memberikan refleksi yang isinya
mencantumkan kelebihan dan kekurangan pada pelaksanaan perbaikan
kegiatan pengembangan guna menentukan langkah-langkah perbaikan
selanjutnya.
Selanjutnya teknik pengumpilan data diambil dari beberapa
instrument yang terdiri dari :
1) Lembar Observasi untuk mencari data kualitatif
Lembaran observasi digunakan oleh observer untuk menilai dan
melihat kelebihan dan kekurangan selama proses pembelajaran dan
keaktifan siswa dari awal sampai akhir perbaikan pembelajaran.
2) Tes hasil belajar untuk mencari data kuantitatif
Pada waktu pembuatan tes hasil belajar, peneliti mengkonsultasikan
dengan Supervisor untuk mendapatkan validasi isi. Aspek yang
dimaksud adalah kesesuaian antara indikator dengan soal aspek materi.
Soal berbentuk lembar kerja yang berupa tes uraian terbuka yang
masing-masing butir soal berbobot yang berbeda tergantung tingkat
kesulitan soal.
D. Refleksi
Refleksi dilakukan agar anak dan guru menemukan kelemahan dan
kekuatan yang terdapat pada perencanan dalam pelaksanaan kegiatan
perbaikan yang dilakukan dan digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan kegiatan perbaikan.

E. Teknik Analisis Data


Sumber data dalam penelitian perbaikan kegiatan pengembangan
ini adalah siswa dan guru. Jenis data terdiri data kualitatif yang diperoleh
dari lembar observasi dan kuantitatif diperoleh dari nilai hasil pekerjaan
siswa.
Adapun langkah-langkah yang diambil dalam menganalisi hasil
pekerjaan siswa adalah sebagai berikut :

1) Membuat rekapitulasi data nilai siswa


Rekapitulasi data nilai siswa diambil dari hasil pekerjaan siswa
yang dinilai dari kategori tertentu dan dikumpulkan dalam lembar
penelaian siswa sebagai alat ukur ketercapaian indikator dalam proses
perbaikan kegiatan pengembangan ini.

Tabel 3.4. Rekapitulasi Nilai Siswa


Kreteria Penilaiana
No Nama Siswa Kategori
BB MB BSH BSB

Keterangan :
BB : Belum berkembang
MB : Mulai berkembang
BSH : Berkembang sesuai harapan
BSB : Berkembang sangat baik
2) Membuat diagram
Diagram digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan
perkembangan pada anak dari masing-masing pertemuan. Diagram
dibuat dalam bentuk diagram batang.
3) Membuat tabel perkembangan siswa dalam 1 siklus
Tabel 3.5 perkembangan siswa dalam 1 siklus
Pertemuan dalam siklus 1
Kategori nilai 1 2 3 4 5
F FXN F FXN F FXN F FXN F FXN
BB (N=1)
MB (N=2)
BSH (N=3)
BSB (N=4)
JUMLAH
Rata2
pertemuan
Rata-rata
Siklus

Untuk kolom F diisi dengan jumlah siswa yang mendapat nilai


BB, MB, BSH, dan BSB. Kemudian FXN diisi dengan F dikalikan
dengan1 kategori dengan BB, F dikalikan 2 dalam kategori MB, F
dikali 3 dengan kategori BSH, F dikalikan 4 dengan kategori BSB,
kemudian dicari rata-rata untuk masing-masing pertemuan dengan
rumus :
Jumlah frekwensi X N
Rata−rata pertemuan=
Jumlah frekuwensi

Jumlah rata−rata masing−masing pertemuan


Rata−rata siklus=
Jumlah pertemuan
4) Dibuat diagram rata-rata skor
Diagram rata-rata sekor dibuat bertujuan untuk mengetahui
perkembangan motorik siswa dari pertemuan 1 sampai pertemuan 5.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Kegiatan Pengembangan


Sebelum penelitian perbaikan kegiatan pengembangan ini dilaksanakan,
peneliti telah mengumpulkan data-data tentang kegiatan pengembangan yang
kategorinya masih rendah dan kegiatan-kegiatan yang telah lalu. Kemudian
peneliti mencari penyebab dengan mengadakan penelitian perbaikan ini.

1. Deskripsi Siklus 1
Pelaksanaan perbaikaan kegiatan perkembangan siklus 1 ini meliputi
kegiatan sebagai berikut :
a. Perencanaan
Pada kegiatan perencanaan siklus 1 ini, peneliti telah menyiapkan
rencana kegiatan (RK), Rencana Kegiatan Harian (RKH), untuk
pertemuan 1 sampai pertemuan 5, Untuk tercapainya tujuan perbaikan
peneliti menggunakan langkah-langkah untuk mengoptimalkan kegiatan
anak.
Untuk membantu tercapainya tujuan perbaikan, peneliti
menyiapkan media yang akan digunakan untuk mencetak pola seperti
buah-buahan, daun, umbi-umbian dan gincu, sebanyak jumlah siswa
yang ada yaitu 20 orang.
Selanjutnya untuk keperluan pengamatan, peneliti juga
menyiapkan lembaran observasi untuk mengamati proses perbaikan
mulai dari pertemuan 1 sampai pertemuan 5.
Untuk keperluan bimbingan juga disiapkan jurnal bimbingan
untuk menulis komentar, refleksi, dan tindak lanjut perbaikan dari
supervisor 2.
Untuk Rencana Kegiatan (RK) Dan Rencana Kegiatan Harian
(RKH) sebagai berikut :

Rencana Kegiatan Siklus 1


RK
H Pembukaan Inti Penutup
Ke
I Menyebutkan Mencetak pola Nyanyi bersama
benda-benda yang Matahari dengan “Matahari”
ada yang ada langit menggunakan Jari
II Menceritakan Mencetak pola Menyanyi secara
pengalam sendiri Matahari dengan individual
menggunakan “Matahari”
Pelepah Pisang
III Menyebutkan huruf Mencetak pola Mendengarkan
awal yang sama Matahari dengan cerita dan
menggunakan Daun mencerikannya
kembali
IV Menyebutkan Mencetak pola Bercerita dengan
kegunaan Matahari Matahari dengan gambar
menggunakan
Batang Keladi
V Menceritakan Mencetak pola Mengulangi
gambar yang sudah Matahari dengan kembali nyanyi
disediakan menggunakan “Matahari”
Belimbing

Rancangan Kegiatan Harian 5 (RKH ke 5)


Kelompok :B
Tema/Sub Tema : Alam Semesta/Matahari
Semester/Minggu : II/13
Waktu : 08.00 s/d 11.00 WIB

I. Pembukaan ± 30 Menit
 Mengucapkan Salam
 Berdo’a
Demontrasi
 Berjalan dengan berjinjit
Tanya Jawab
 Bercerita tentang

II. Inti ± 60 Menit


Pemberian Tugas
 Mencetak pola Matahari dengan menggunakan Belimbing
 Menghubungkan gambar dengan angka
 Meniru tulisan Bulan, Bintang, Matahari

III. Istirahat ± 30 Menit


 Bermain
 Cuci Tangan
 Do’a mau makan dan sesudah makan

IV. Penurup ± 30 Menit


 Mengulangi kembali nyanyi “Matahari)
 Evaluasi
 Berdo’a
 Nyanyi
 Salam

b. Tindakan
Pada pelaksanaan perbaikan kegiatan pengembangan dalam siklus
1 ini telah dibuat skenario perbaikan sebagai berikut:
Skenario Perbaikan
Tujuan Perbaikan : Upaya Meningkatkan Pengembangan Fisik
Motorik Halus Pada Kegiatan Mencetak
Menggunakan Media Bervariasi.
Siklus Ke :1
Hari/Tanggal : Sabtu, 05 April 2014

Hal yang diperbaiki/ditingkatkan:


A. Kegiatan Pengembangan I Pembukaan (15 Menit)
- Judul Kegiatan menyebutkan benda-benda di langit
- Pengelolaan Kelas
Penataan Ruang
1. Penataan ruang diubah sehingga terdapat area kosong untuk
membentuk lingkaran
2. Pengorganisasian anak: Posisi anak diubah menjadi bentuk
lingkaran dengan posisi duduk
- Langkah-langkah perbaikan
1. Guru melihatkan gambar yang ada dilangit kepada anak.
2. Guru menjelaskan tentang benda-benda yang ada dilangit.
3. Guru bertanya kepada anak-anak kapan kita dapat melihat
matahari.
4. Guru memberikan kesempatan kepada anak menyebutkan
benda-benda yang ada dilangit.

B. Kegiatan Pengembangan II Inti (60 Menit)


- Judul Kegiatan mencetak pola gambar Matahari dengan
menggunakan Belimbing
- Pengelolaan Kelas
1. Penataan Ruangan : Terdapat area kosong di karpet
2. Pengorganisasian anak : anak-anak duduk di kursi yang telah
ditentukan kegiatannya.
- Langkah-langkah perbaikan
1. Guru menjelaskan dan mengajarkan kepada anak bagaimana
cara mencetak pola gambar Matahari dengan menggunakan
Belimbing.
2. Guru memperlihatkan gambar yang akan ditugaskan kepada
anak.
3. Guru menyiapkan bahan-bahan untuk mencetak seperti
belimbing, gincu, pola.
4. Guru mempersilakan anak untuk melakukan kegiatan
mencetak.
5. Guru mengamati dan memberikan bimbingan kepada anak
yang masih membutuhkan membimbing, dan tidak lupa
memberi pujian dan memotipasi kepada anak.
6. Guru menilai hasil karya anak diakhir kegiatan.

C. Kegiatan Pengembanga III Penutup (30 Menit)


Judul Kegiatan Menyanyi Matahari
Pengelolaan Kelas
1. Penataan ruang : Posisi meja dan kursi anak seperti biasa
2. Pengorganisasian anak: Anak duduk dikarpet membentuk
lingkaran
- Langkah-langkah perbaikan
1. Guru menyanyikan lagu secara utuh
2. Guru mengucapkan syairlagu baris demi baris
3. Guru meminta anak menyanyikan bersama-sama

Pada pelaksanaan kegiatan perbaikan ini, bagian besar anak ikut


terlibat sehingga anak Nampak begitu aktif dan bersemangat. Tetapi
masih ditemukan anak yang kurang aktif dalam bidang pengembangan
tersebut dalam catatan penilaian proses kegiatan pengembangan
diperoleh data peranak sebagai berikut.
Tabel 4. 1 Data perkembangan anak dalam siklus 1
Pertemuan Siklus 1
No Nama Siswa
1 2 3 4 5
1 Aisel BB BB BB BSH BSH
2 Annisa BSH BSB BSB BSB BSB
3 Jihan BB MB BSH BSB BSB
4 Deryl MB BSH BSB BSB BSB
5 Shita BB BB MB MB BSH
6 Kevin MB MB BSH BSH BSH
7 Fazril BSH BSH BSH BSB BSB
8 Putri BSH BSH BSB BSB BSB
9 Rindi MB BSH BSH BSH BSB
10 Rahmat BSH BSB BSB BSB BSB
11 Safira BB BB MB MB BSH
12 Sayyid MB BSH BSH BSB BSB
13 Sofyan MB BSH BSB BSB BSB
14 Syahru MB MB BSH BSH BSH
15 Viola MB MB MB BSH BSH
16 Nisa MB MB BSH BSB BSB
17 Reni MB MB MB BSH BSB
18 Gunawan BSB BSB BSB BSB BSB
19 Liza BB BB BB BB MB
20 Satria BB MB MB BSH BSH

Keterangan :
BB : Belum berkembang
MB : Mulai berkembang
BSH : Berkembang sesuai harapan
BSB : Berkembang sangat baik

Untuk lebih jelasnya data di atas dikelompokkan menurut


kategorinya dan analisis dan persentasenya sebagai berikut :
Tabel 4.2. Rekapitulasi dan persentase dara perkembangan anak dalam
siklus 1.
Kategori Penilaian
No RKH BB MB BSH BSB
F % F % F % F %
1 RKH 1 5 25 9 45 4 20 1 5
2 RKH 2 4 20 7 35 6 30 3 15
3 RKH 3 2 10 5 25 7 35 6 30
4 RKH 4 1 5 2 10 7 35 10 50
5 RKH 5 0 0 1 5 8 40 11 55

Gambar 4.1 Diagram perkembangan anak siklus 1


12 11
10
10 9
8
8 7 7 7
6 6 BB
6 5 5 MB
4 4 BSH
4 3 BSB
2 2
2 1 1 1
0
0
RKH 1 RKH 2 RKH 3 RKH 4 RKH 5

c. Pengamatan
Hasil pengamatan observasi adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3 Hasil pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus 1
Pertemuan Siklus 1 Jumlah
No Nama Siswa
1 2 3 4 5 Skor
1 Aisel √ √ √ 3
2 Annisa √ √ √ √ √ 5
3 Jihan √ √ √ √ √ 5
4 Deryl √ √ √ √ 4
5 Shita √ √ √ √ 4
6 Kevin √ √ √ √ 4
7 Fazril √ √ √ 3
8 Putri √ √ √ √ 4
9 Rindi √ √ √ √ 4
10 Rahmat √ √ √ 3
11 Safira √ √ √ √ 4
12 Sayyid √ √ √ √ √ 5
13 Sofyan √ √ √ √ 4
14 Syahru √ √ √ √ √ 5
15 Viola √ √ √ √ √ 5
16 Nisa √ √ √ √ 4
17 Reni √ √ √ √ √ 5
18 Gunawan √ √ √ √ 4
19 Liza √ √ √ √ 4
20 Satria √ √ √ 3
Keterangan Instrumen
1. Anak memperhatikan penjelasan guru dan apa yang
didemontrasikan tentang cara mencetak dan bahan yang akan
digunakan.
2. Anak dapat mencetak pola matahari dengan menggunakan
belimbing sesuai dengan penjelasan guru.
3. hasil pekerjaan anak sesuai dengan apa yang diharapkan guru.

Dari hasil pengamatan dalam tabel 4.3 diatas dapat diketahui


bahwa 6 anak sudah dapat mengikuti proses kegiatan tersebut dengan
baik, yang ditandai dengan prolehan skor penuh, tetapi hasih terdapat
sebagian besar anak yang belum dapat mengikuti proses kegiatan
tersbut dengan baik, dengan perolehan skor yang tidak penuh. Dalam
siklus 1 anak yang belum mendapat skor penuh terdapat 14 anak.

d. Refleksi
Tetelah melaksanakan kegiatan perbaikan dalam siklus 1 ini,
maka dapat diperoleh data hasil pekerjaaan anak dan hasil
pengamatan. Kemudian peneliti meminta masukan atau komentar dari
supervisor 2 tentang kelebihan dan kekurangan dalam proses
perbaikan ini, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa :
1. Kelebihan dalam proses perbaikan siklus 1 sebagai berikut:
- Anak dapat mengikuti kegiatan pengembangan yang diberikan.
- Media yang digunakan sesuai dengan kemampuan anak.
- Guru dapat mengarahkan bagai mana mencetak yang benar.
2. Kekurangan dalam proses perbaikan siklus 1 sebagai berikut:
- Dalam melakukan kegiatan mencetak anak tidak menyelesaikan
tepat waktu.
- Tidak semua anak bekerja dengan rapi.
- Media yang digunakan guru kurang menarik bagi anak.

2. Deskripsi Siklus 2
Pelaksanaan perbaikaan kegiatan perkembangan siklus 1 ini meliputi
kegiatan sebagai berikut :
a. Perencanaan
Pada kegiatan perencanaan siklus 2 ini, peneliti telah
menyiapkan rencana kegiatan (RK), Rencana Kegiatan Harian (RKH),
untuk pertemuan 1 sampai pertemuan 5, diadakan perbaikan-
perbaikan pada langkah-langkah pembelajaran dengan memperhatikan
kelebihan dan kekurangan yang ada pada siklus 1. Selain itu peneliti
juga mengkonsultasikan kepada supervisor 2 tentang bagaimana
pelaksanaan siklus 2 ini agar lebih maksimal.
Selanjutnya untuk keperluan pengamatan masih menggunakan
lembar observasi yang sama dengan siklus 1 yang digunakan untuk
mengamati jalannya perbaikan.
Untuk keperluan bimbingan juga disiapkan jurnal bimbingan
untuk menulis komentar, refleksi, dan tindak lanjut perbaikan dari
supervisor 2.
Untuk Rencana Kegiatan (RK) Dan Rencana Kegiatan Harian
(RKH) sebagai berikut :
Rencana Kegiatan Siklus 1
RK
H Pembukaan Inti Penutup
Ke
I Melakukan 2-5 Mencetak pola Pesan berantai
perintah Matahari dengan “Matahari
menggunakan bersinar terang”
Terong
II Menjawab Mencetak pola Berani bertanya
pertanyaan tentang Matahari dengan secara
tema menggunakan sederhana
Daun
III Menyebutkan suku Mencetak pola Mendengarkan
kata akhir yang Matahari dengan cerita dan
sama menggunakan mencerikannya
Wortel kembali
IV Menyebutkan kata Mencetak pola Menyanyi
yang mempunyai Matahari dengan “Matahari”
suku kata awal menggunakan
yang sama Batang ubi
V Menceritakan Mencetak pola Sajak
pengalaman sendiri Matahari dengan ”Matahari”
menggunakan
Kentang

Rancangan Kegiatan Harian 5 (RKH ke 10)


Kelompok :B
Tema/Sub Tema : Alam Semesta/Matahari
Semester/Minggu : II/14
Waktu : 08.00 s/d 11.00 WIB

I. Pembukaan ± 30 Menit
 Mengucapkan Salam
 Berdo’a
Demontrasi
 Menirukan gerakan melompat
Tanya Jawab
 Menceritakan pengalaman sendiri

II. Inti ± 60 Menit


Pemberian Tugas
 Mencetak pola Matahari dengan menggunakan Kentang
 Mengelompokkan kata-kata sejenis
 Menggunting pola Matahari

III. Istirahat ± 30 Menit


 Bermain
 Cuci Tangan
 Do’a mau makan dan sesudah makan

IV. Penurup ± 30 Menit


 Mengucapkan sajak “Matahari”
 Evaluasi
 Berdo’a
 Nyanyi
 Salam

b. Tindakan
Pada pelaksanaan perbaikan kegiatan pengembangan dalam siklus
1 ini telah dibuat skenario perbaikan sebagai berikut:
Skenario Perbaikan
Tujuan Perbaikan: Upaya Meningkatkan Pengembangan Fisik Motorik
Halus Pada Kegiatan Mencetak Menggunakan Media
Bervariasi.
Siklus Ke :2
Hari/Tanggal : Jum’at, 18 April 2014
Hal yang diperbaiki/ditingkatkan:
I. Kegiatan Pengembangan I Pembukaan (15 Menit)
- Judul Kegiatan Menceritakan Pengalaman
- Pengelolaan Kelas
Penataan Ruang
1. Penataan ruang diubah sehingga terdapat area kosong untuk
membentuk lingkaran
2. Pengorganisasian anak: Posisi anak diubah menjadi bentuk
lingkaran dengan posisi duduk
- Langkah-langkah perbaikan
1. Guru mencontohkan kepada anak menceritakan pengalaman
2. Guru Meminta kepada anak satu persatu menceritakan
pengalaman..

II. Kegiatan Pengembangan II Inti (60 Menit)


- Judul Kegiatan mencetak pola gambar Matahari dengan menggunakan
Kentang
- Pengelolaan Kelas
1. Penataan Ruangan : Terdapat area kosong di karpet
2. Pengorganisasian anak : anak-anak duduk di kursi yang telah
ditentukan kegiatannya.
- Langkah-langkah perbaikan
1. Guru menjelaskan dan mengajarkan kepada anak bagaimana cara
mencetak pola gambar Matahari dengan menggunakan Kentang.
2. Guru memperlihatkan gambar yang akan ditugaskan kepada anak.
3. Guru menyiapkan bahan-bahan untuk mencetak seperti Kentang,
Pasta, pola.
4. Guru mempersilakan anak untuk melakukan kegiatan mencetak.
5. Guru mengamati dan memberikan bimbingan kepada anak yang
masih membutuhkan membimbing, dan tidak lupa memberi pujian
dan memotipasi kepada anak.
6. Guru menilai hasil karya anak diakhir kegiatan.

III. Kegiatan Pengembanga III Penutup (30 Menit)


- Judul Kegiatan Mengucapkan sajak “Matahari”
Pengelolaan Kelas
1. Penataan ruang : Posisi meja dan kursi anak seperti biasa
2. Pengorganisasian anak: Anak duduk dikarpet membentuk lingkaran
- Langkah-langkah perbaikan
1. Guru membacakan sajak secara utuh
2. Guru membacakan sajak bait demi baik
3. Guru meminta anak mengucapkan sajak secara bersama-sama
4. Guru meminta anak satu persatu mengucapkan sajak
5. Guru memberi rewoard pada anak yang sudah bisa.

Pada pelaksanaan kegiatan perbaikan ini, semua anak sudah


terlihat aktif mengukuti proses kegiatan perbaikan ini dengan baik.
Dalam catatan penilaian proses kegiatan pengembangan diperoleh data
peranak sebagai berikut
Tabel 4.4 Data perkembangan anak siklus 2
Pertemuan Siklus 2
No Nama Siswa
1 2 3 4 5
1 Aisel BSH BSH BSH BSB BSH
2 Annisa BSB BSB BSB BSB BSB
3 Jihan BSH BSB BSB BSB BSB
4 Deryl MB BSH BSB BSB BSB
5 Shita BSH BSH BSH BSB BSB
6 Kevin BSH BSH BSH BSB BSB
7 Fazril BSB BSB BSB BSB BSB
8 Putri BSB BSB BSB BSB BSB
9 Rindi BSH BSH BSH BSH BSH
10 Rahmat BSB BSB BSB BSB BSB
11 Safira MB MB BSH BSH BSH
12 Sayyid BSH BSH BSB BSB BSB
13 Sofyan BSH BSH BSH BSB BSB
14 Syahru MB BSH BSH BSH BSB
15 Viola MB BSH BSH BSH BSH
16 Nisa BSB BSB BSB BSB BSB
17 Reni BSH BSH BSH BSB BSB
18 Gunawan BSB BSB BSB BSB BSB
19 Liza BB BB BB MB BSH
20 Satria BB MB MB BSH BSB
Keterangan :
BB : Belum berkembang
MB : Mulai berkembang
BSH : Berkembang sesuai harapan
BSB : Berkembang sangat baik

Tabel 4.5. Rekapitulasi dan persentase dara perkembangan anak dalam


siklus 2
Kategori Penilaian
No RKH BB MB BSH BSB
F % F % F % F %
1 RKH 1 4 20 5 25 3 15 6 30
2 RKH 2 2 10 3 15 4 20 11 55
3 RKH 3 1 5 1 5 4 20 14 70
4 RKH 4 0 0 0 0 6 30 14 70
5 RKH 5 0 0 0 0 3 15 17 85

Berdasarkan hasil pada kegiatan perbaikan siklus 2 ini secara


keseluruhan, kemampuan anak dalam mencetak menunujukkan
peningkatan bahwa terlihat pencapaian meningkatnya kemampuan anak
dari hari 1 sampai 5. Pada siklus kedua dapat dikatakan berhasil
meskipun belum sempurna. Penulis dapat menunjukkan hasil perbaikan
yang dicapai anak pada kemampuan mencetak menggunakan media
bervariasi.

Gambar 4.2. Diagram perkembangan anak siklus 2


18 17
16
14 14
14
12 11
BB
10
MB
8 BSH
6 6
6 5 BSB
4 4 4
4 3 3 3
2
2 1 1
0 0 0 0
0
RKH 1 RKH 2 RKH 3 RKH 4 RKH 5

c. Pengamatan
Pada saat Proses perbaikan berlangsung kegiatan ini diamati
oleh supervisor 2, bagaimana proses kegiatan tersebut berlangsung
dengan mengisi instrument yang telah disediakan oleh peneliri. Hasil
pengamatan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus 1
Jumlah
Pertemuan Siklus 1
No Nama Siswa Skor
1 2 3 4 5
1 Aisel √ √ √ √ √ 5
2 Annisa √ √ √ √ √ 5
3 Jihan √ √ √ √ √ 5
4 Deryl √ √ √ √ √ 5
5 Shita √ √ √ √ √ 5
6 Kevin √ √ √ √ √ 5
7 Fazril √ √ √ √ √ 5
8 Putri √ √ √ √ 4
9 Rindi √ √ √ √ √ 5
10 Rahmat √ √ √ √ 4
11 Safira √ √ √ √ 4
12 Sayyid √ √ √ √ √ 5
13 Sofyan √ √ √ √ 4
14 Syahru √ √ √ √ √ 5
15 Viola √ √ √ √ √ 5
16 Nisa √ √ √ √ 4
17 Reni √ √ √ √ √ 5
18 Gunawan √ √ √ √ √ 5
19 Liza √ √ √ √ √ 5
20 Satria √ √ √ √ √ 5

d. Refleksi
Setelah mengadakan kegiatan pengembangan perbaikan pada
siklus 1, maka dapat dilihat dari hasil pengamatan bahwa masih ada
anak yang belum menyelesaikan tugas tepat pada waktu yang
ditentukan dan dalam penggunaan media masih kurang menarik pada
siklus ke 2 ini peneliti akan berusaha untuk melakukan perbaikan.
1. Menggunakan media yang bervariasi, agar menarik buat anak
2. Agar anak dalam pmenyelesaikan tugas tepat pada waktu yang
telah ditentukan.
Setelah dilakukan siklus ke 2 maka hasil anak dapat tercapai
dengan maksimal. Sesuai dengan yang diharapkan dan dapat
dikatakan bahwa kegiatan anak pada siklus kedua sudah berhasil.

B. Pembahsan hasil penelitian perbaikan kegiatan pengembangan


Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pengembangan ini dapat kita
lihat dari kemampuan fisik motorik anak dalam kegiatan mencetak Pada
penelitian dapat ditemui adanya perubahan pada siklus 1, mulai dari
pertemuan 1 sampai 5 dan juga siklus ke 2 pada kegiatan pertemuan 1 sampai
ke 5.
1. Pembahasan pada siklus 1
Pada kegiatan siklus 1 perkembangan motorik halus anak sudah
terlihat ada peningkatan dari pertemuan 1 sampai dengan pertemuan ke 5.
Apabila disajikan dalam tabel mengenai peningkatannya dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 4.7. Perkembangan siswa dalam siklus 1
Peremuan dalam siklus 1
1 2 3 4 5
Kategori F FXN F FXN F FXN F FXN F FXN
BB(N=1) 5 5 4 4 2 2 1 1 0 0
MB(N=2) 9 18 7 14 5 10 2 4 1 2
BSH(N=3) 4 12 6 18 7 21 7 21 8 24
BSB(N=4) 1 4 3 12 6 24 10 40 11 44
Jumlah 20 39 20 48 20 57 20 66 20 70
Rata2
1,95 2,4 2,85 3,3 3,5
Pertemuan
Rata2 siklus 2,8 dengan skala ratusan rata nilai adalah 70,00

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui dari masing-masing pertemuan


terlihat adanya peningkatan secara bertahap. Hal ini diketahui dari rata-rat
skor masing-masing pertemuan yaitu pada pertemuan 1 rata-rata skornya
1,95, pertemuan kedua rata-rat skornya 2, 4, pertemuan ketiga rata-rata
skornya 2,85, pertemuan ke 4 rata-rata skornya 3,3 dan pertemuan ke 5
rata-rata skornya 3,5 dan apabila dirata-ratakan untuk skor pertemuan 1
sampai pertemuan 5 menjadi rata-rata siklus 1 adalah 2,8 dan skor tertinggi
sebesar 70, 00.
Untuk memperjelasnya disajikan diagram peningkatan nilai untuk
siklus 1.
Gambar 4.3 Diagram Peningkatan Nilai Siklus 1

4 RATA-RATA SKOR
3.5 3.5
3.3
3
2.85
2.5 2.4
2 1.95

1.5
1
0.5

0
PERTEMUAN 1 PERTEMUAN 2 PERTEMUAN 3 PERTEMUAN 4 PERTEMUAN 5

Dari diagram diatas dapat terlihat peningkatan pengembangan fisik


motorik halus anak mulai dari pertemuan 1 sampai pertemuan ke 5.
Peningkatannya secara bertahap mulai naik.

2. Pembahasan siklus ke 2
Pada kegiatan siklus ke 2 perkembangan fisik motorik halus anak
juga terlihat ada peningkatan dari pertemuan ke 1 sampai dengan
pertemuan ke 5. Apabila disajikan dalam tabel mengenai penigkatannya
dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.8. Perkembangan Siswa dalam Siklus 2
Peremuan dalam siklus 2
Kategori 1 2 3 4 5
F FXN
F FXN F FXN F FXN F FXN

BB(N=1) 4 4 2 2 1 1 0 0 0 0
MB(N=2) 5 10 3 6 1 2 0 0 0 0
BSH(N=3) 3 9 4 12 4 12 6 18 3 9
BSB(N=4) 6 24 11 44 14 5 14 56 17 68
Jumlah 20 47 20 64 20 74 20 74 20 77
Rata2
2,75 3,2 3,7 3,7 3,85
Pertemuan
Rata2 siklus 3,41 dengan skala ratusan rata nilai adalah 85,25.

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui dari masing-masing pertemuan


terlihat adanya peningkatan secara bertahap. Hal ini diketahui dari rata-rata
skor masing-masing pertemuan, yaitu pada pertemuan 1 rata-rata skornya
2,75, pertemuan ke 2 rata-rata skornya 3,2, pertemuan ke3 rata-rata
skornya 3,7, pertemuan ke 4 rata-rata skornya 3,55 dan pertemuan kelima
rata-rata skornya 3,85. Dan apabila dirata-ratakan untuk skor pertemuan
1sampai 5 menjadi rata-rata siklus 2 adalah 3,41. Hal ini sudah
dikategorikan berhasil secara maksimal, karena apabila nilai tersebut
dirata-ratakan dalam skala ratusan menjadi 85,25.
Untuk lebih jelasnya disajikan diagram peningkatan nilai untuk
siklus 2.
Diagram Peningkatan Nilai Siklus 2
RATA-RATA SKOR
4.5
4 3.85
3.7 3.7
3.5
3.2
3
2.75
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Pert 1 Pert 2 Pert 3 Pert 4 Pert 5
Gambar 4.3
Dari diagram diatas tergambar adanya peningkatan motorik halus anak
dalam kegiatan mencetak secara bertahap pada siklus 2.
3. Analisis Perbandingan
Setelah melaksanakan perbandingan pada dua siklus peneliti dapat
menunjukkan hasil perbaikan yang dicapai anak pada kemampuan
mencetak dengan menggunakan media bervariasi. Melalui analisis
perbandingan antara siklus 1 dan siklus 2 hal ini bertujuan untuk
mengetahui peningkatan nilai pelaksanaan kegiatan perbaikan.

Tabel. 4.9. Analisis Perbandingan Siklus 1 dan Siklus 2.


Rata-rata Siklus
Pertemuan Selisih Keterangan
Siklus 1 Siklus 2
Pertemuan 1 1,95 2,75 0,8 Meningkat
Pertemuan 2 2,4 3,2 0.8 Meningkat
Pertemuan 3 2,85 3,7 0.85 Meningkat
Pertemuan 4 3,3 3,7 0,4 Meningkat
Pertemuan 5 3,5 3,85 0,35 Meningkat
Rata 2 Siklus 2,8 3,85 1.05 Meningkat

Berdasarkan dari tabel 4.9 didapatkan hasil pelaksanaan penelitian


ini ada peningkatan apabila dibandingkan dengan pelaksanaan perbaikan
siklus 1 dan 2 kemudian nilai rata-rata pada masing-masing siklus ada
peningkatan rata-rata siklus 1 sebesar 2,8 menjadi 3,45.
Gambar 4.5.Diagram analisis perbandingan siklus 1 dengan siklus 2
4.5
4 3.85
3.7
3.55
3.5 3.2 3.25
3.05
3 2.75 2.7
2.5 2.25
1.95 Siklus 1
2 Siklus 2
1.5
1
0.5
0
Pert 1 Pert 2 Pert 3 Pert 4 Pert 5

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat masing-masing pertemuan


ada peningkatan secara bertahap.
RANCANGAN KEGIATAN SIKLUS 1

RK
H PEMBUKAAN INTI PENUTUP
Ke
I Menyebutkan Pemberian Tugas Menyanyi bersama
benda yang ada Mencetak pola Matahari “Matahari”
dilangit dengan menggunakan
“Jari”
II Menceritakan Pemberian Tugas Menyanyi individual
pengalaman Mencetak pola Matahari “Matahari”
dengan menggunakan
“Pelepah Pisang”
III Menyebutkan Pemberian Tugas Mendengarkan cerita dan
huruf awal yang Mencetak pola Matahari menceritakan kembali
sama (Matahari, dengan menggunakan cerita
Malam “Daun”
IV Menyebutkan guna Pemberian Tugas Bercerita dengan buku.
Matahari Mencetak pola Matahari
dengan menggunakan
“Batang Keladi”
V Menceritakan Pemberian Tugas Mengulangi kembali
gambar yang Mencetak pola Matahari nyanyi “Matahari”
sudah disediakan. dengan menggunakan
“Belimbing”

Skenario Perbaikan Siklus 1

Tujuan Perbaikan : Upaya Meningkatkan Pengembangan Fisik Motorik Halus


Pada Kegiatan Mencetak Menggunakan Media Bervariasi.
Siklus Ke :1
Hari/Tanggal : Sabtu, 05 April 2014

Hal yang diperbaiki/ditingkatkan:


I. Kegiatan Pengembangan I Pembukaan (15 Menit)
- Judul Kegiatan menyebutkan benda-benda di langit
- Pengelolaan Kelas
Penataan Ruang
1. Penataan ruang diubah sehingga terdapat area kosong untuk
membentuk lingkaran
2. Pengorganisasian anak: Posisi anak diubah menjadi bentuk lingkaran
dengan posisi duduk

- Langkah-langkah perbaikan
1. Guru melihatkan gambar yang ada dilangit kepada anak.
2. Guru menjelaskan tentang benda-benda yang ada dilangit.
3. Guru bertanya kepada anak-anak kapan kita dapat melihat matahari.
4. Guru memberikan kesempatan kepada anak menyebutkan benda-benda
yang ada dilangit.

II. Kegiatan Pengembangan II Inti (60 Menit)


- Judul Kegiatan mencetak pola gambar Matahari dengan menggunakan
Belimbing
- Pengelolaan Kelas
1. Penataan Ruangan : Terdapat area kosong di karpet
2. Pengorganisasian anak : anak-anak duduk di kursi yang telah ditentukan
kegiatannya.

- Langkah-langkah perbaikan
1. Guru menjelaskan dan mengajarkan kepada anak bagaimana cara
mencetak pola gambar Matahari dengan menggunakan Belimbing.
2. Guru memperlihatkan gambar yang akan ditugaskan kepada anak.
3. Guru menyiapkan bahan-bahan untuk mencetak seperti belimbing,
gincu, pola.
4. Guru mempersilakan anak untuk melakukan kegiatan
mencetak.
5. Guru mengamati dan memberikan bimbingan kepada anak yang
masih membutuhkan membimbing, dan tidak lupa memberi pujian dan
memotipasi kepada anak.
6. Guru menilai hasil karya anak diakhir kegiatan.

III. Kegiatan Pengembanga III Penutup (30 Menit)


- Judul Kegiatan Menyanyi Matahari
Pengelolaan Kelas
1. Penataan ruang : Posisi meja dan kursi anak seperti biasa
2. Pengorganisasian anak: Anak duduk dikarpet membentuk lingkaran
- Langkah-langkah perbaikan
1. Guru menyanyikan lagu secara utuh
2. Guru mengucapkan syairlagu baris demi baris
3. Guru meminta anak menyanyikan bersama-sama
RANCANGAN KEGIATAN HARIAN 5 (RKH ke 5) SIKLUS 1

Kelompok :B
Tema/Sub Tema : Alam Semesta/Matahari
Semester/Minggu : II/13
Hari/Tanggal : Sabtu, 05 April 2014
Waktu : 08.00 WIB s/d 11.00 WIB
Penilaian Perkembangan
Kegiatan Belajar
Indikator Kegiatan Alat dan Bahan Anak
Mengajar
BB MB BSH BSB
1. Pembukaan ± 30 Menit.
 Berdo’a sebelum dan  Mengucapkan salam, Guru, anak. Observasi 2 18
sesudah melakukan nyanyi, do’a mau belajar.
kegiatan (M.1) Demontrasi
 Berjalan diatas garis  Berjalan dengan berjinjit. Anak Unjuk Kerja 20
lurus, papan titian dan
berjinjit (FK. 1) Tanya Jawab 6 10
 Bercerita tentang  Bercerita tentang gambar Guru, Anak. Percakapan 4
gambar yang sudah yang sudah disediakan
disediakan (B.21)
Penilaian Perkembangan
Kegiatan Belajar
Indikator Kegiatan Alat dan Bahan Anak
Mengajar
BB MB BSH BSB
II. Inti ± 60 Menit.
Pemberian Tugas
 Mencetak pola dengan  Mencetak pola Pola Matahari, Hasil Karya 1 8 11
berbagai media (FH. 50) Matahari dengan Gincu, Belimbing.
menggunakan
Belimbing.
 Membilang (Mengenal  Menghubungkan Gambar, Pensil. Hasil Karya 1 6 13
konsep bilangan dengan gambar dan menulis
benda 1-20 (B.40) angka.
 Menulis urutan bilangan  Meniru tulisan bulan, Kertas, Pensil. Hasil Karya 5 15
1-10 (K.40) bintang, matahari,
bumi.

 Mentaati peraturan yang III. Istirahat± 30 Menit.


ada (M.1)  Bermain, cuci tangan, Air, sarbet, bekal. Observasi 2 18
do’a sebelum dan
sesudah makan.
Penilaian Perkembangan
Kegiatan Belajar
Indikator Kegiatan Alat dan Bahan Anak
Mengajar
BB MB BSH BSB
IV. Penutup± 30 Menit.
 Menyanyi (B.7)  Mengulangi kembali Guru, Anak. Observasi 3 7 10
nyanyi “Matahari”.
 Evaluasi Guru, Anak Percakapan 5 15
 Berdo’a sebelum dan  Berdo’a, nyanyi, salam, Guru, Anak. Observasi
sesudah melakukan pulang. 2 18
kegiatan (M.1)

Duri, 5 April 2014


Mengetahui,
Kepala TK Cik Puan Penilai 1 Penilai 2 Mahasiswa,

Yurna Desmi, A.Ma Nina Yuliana, S.Pd.AUD Jusmawati, S.Pd.iAUD Lidia Wati
NIP. 196808232007012006 NIM. 821300167
Refleksi Siklus 1
Setelah mengadakan kegiatan pengembangan perbaikan siklus 1 maka
dapat diperoleh hasil pekerjaan anak dan hasil pengamatan dari supervisor 2
tentang kelebihan dan kekurangan dapat disimpulkan :
1. Kelebihan
- Anak dapat menyelesaikan semua pekerjaan
- Media sesuai dengan kemampuan anak
- Guru dapat mengarahkan bagaimana mencetak yang benar
2. Kekurangan
- Dalam melakukan kegiatan mencetak anak tidak dapat menyelesaikan
tepat waktu
- Tidak semua anak bekerja dengan rapi
- Media yang digunakan guru kurang menarik bagi anak
RANCANGAN KEGIATAN SIKLUS 2

RK
H PEMBUKAAN INTI PENUTUP
Ke
I Melakukan 2-5 Pemberian Tugas Pesan berntai
perintah Mencetak pola Matahari Matahari bersinar terang.
dengan menggunakan
Terong
II Menjawab Pemberian Tugas Berani bertanya secara
pertanyaan tentang Mencetak pola Matahari sederhana
tema dengan menggunakan
Daun
III Menyebutkan suku Pemberian Tugas Mendengarkan cerita dan
kata akhir yang sama. Mencetak pola Matahari menceritakan kembali
dengan menggunakan cerita
Wortel
IV Menyebutkan kata Pemberian Tugas Menyanyi “Matahari”
yang mempunyai Mencetak pola Matahari
suku kata awal yang dengan menggunakan
sama Terong
V Menceritakan Pemberian Tugas Sajak “ Matahari”
pengalamannya Mencetak pola Matahari
sendir dengan menggunakan
Kentang

Skenario Perbaikan Siklus 2


Tujuan Perbaikan : Upaya Meningkatkan Pengembangan Fisik Motorik Halus
Pada Kegiatan Mencetak Menggunakan Media
Bervariasi.
Siklus Ke :2
Hari/Tanggal : Jum’at, 18 April 2014

Hal yang diperbaiki/ditingkatkan:


I. Kegiatan Pengembangan I Pembukaan (15 Menit)
- Judul Kegiatan Menceritakan Pengalaman
- Pengelolaan Kelas
Penataan Ruang
3. Penataan ruang diubah sehingga terdapat area kosong untuk
membentuk lingkaran
4. Pengorganisasian anak: Posisi anak diubah menjadi bentuk lingkaran
dengan posisi duduk
- Langkah-langkah perbaikan
1. Guru mencontohkan kepada anak menceritakan pengalaman
2. Guru Meminta kepada anak satu persatu menceritakan pengalaman.

II. Kegiatan Pengembangan II Inti (60 Menit)


- Judul Kegiatan mencetak pola gambar Matahari dengan menggunakan
Kentang
- Pengelolaan Kelas
3. Penataan Ruangan : Terdapat area kosong di karpet
4. Pengorganisasian anak : anak-anak duduk di kursi yang telah ditentukan
kegiatannya.

- Langkah-langkah perbaikan
7. Guru menjelaskan dan mengajarkan kepada anak bagaimana cara
mencetak pola gambar Matahari dengan menggunakan Kentang.
8. Guru memperlihatkan gambar yang akan ditugaskan kepada anak.
9. Guru menyiapkan bahan-bahan untuk mencetak seperti Kentang, Pasta,
pola.
10. Guru mempersilakan anak untuk melakukan
kegiatan mencetak.
11. Guru mengamati dan memberikan bimbingan
kepada anak yang masih membutuhkan membimbing, dan tidak lupa
memberi pujian dan memotipasi kepada anak.
12. Guru menilai hasil karya anak diakhir kegiatan.

III. Kegiatan Pengembanga III Penutup (30 Menit)


- Judul Kegiatan Mengucapkan sajak “Matahari”
Pengelolaan Kelas
3. Penataan ruang : Posisi meja dan kursi anak seperti biasa
4. Pengorganisasian anak: Anak duduk dikarpet membentuk lingkaran
- Langkah-langkah perbaikan
6. Guru membacakan sajak secara utuh
7. Guru membacakan sajak bait demi baik
8. Guru meminta anak mengucapkan sajak secara bersama-sama
9. Guru meminta anak satu persatu mengucapkan sajak
Guru memberi rewoard pada anak yang sudah bisa.
RANCANGAN KEGIATAN HARIAN 5 (RKH ke 10) SIKLUS 2

Kelompok :B
Tema/Sub Tema : Alam Semesta/Bintang
Semester/Minggu : II/14
Hari/Tanggal : Jum’at, 18 April 2014
Waktu : 08.00 WIB s/d 11.00 WIB
Penilaian Perkembangan
Anak
Kegiatan Belajar
Indikator Kegiatan Alat dan Bahan B
Mengajar
BB MB S BSB
H
I. Pembukaan ± 30 Menit.
 Berdo’a sebelum dan  Mengucapkan salam, Guru, anak. Observasi
sesudah melakukan nyanyi, do’a mau belajar.
kegiatan (M.1) Demontrasi
 Meniru gerakan  Meniru gerakan Anak Unjuk Kerja
melompat (FK. 10) melompat.
 Menceritakan  Menceritakan pengalaman Anak. Percakapan
pengalaman (B.24) sendiri.
Penilaian Perkembangan
Anak
Kegiatan Belajar
Indikator Kegiatan Alat dan Bahan B
Mengajar
BB MB S BSB
H
II. Inti ± 60 Menit.
Pemberian Tugas
 Mencap pola dengan  Mencap pola Matahari Pola Matahari, Hasil Karya
berbagai media (FH. 50) dengan menggunakan Kentang.
Kentng.
 Mengelompokkan kata  Mengelokpokkan kata Kata-kata, Lem. Unjuk Kerja
yang sejenis (B.20) sejenis.
 Menggunting bentuk  Menggunting pola Pola, Gunting, Lem. Hasil Karya
lingkaran, segi tiga, segi Matahari.
empt (K.41)
III. Istirahat ± 30 Menit.
 Menaati peraturan yang  Bermain, cuci tangan, Air, sarbet, bekal. Observasi
ada (M.1) do’a sebelum dan
sesudah makan.
IV. Penutup ± 30 Menit.
 Sajak (B. 1)  Mengucapkan sajak Guru, Anak Observasi
“Matahari”
Penilaian Perkembangan
Anak
Kegiatan Belajar
Indikator Kegiatan Alat dan Bahan B
Mengajar
BB MB S BSB
H
 Evaluasi Guru, Anak Percakapan
 Berdo’a sebelum dan  Berdo’a, nyanyi, salam, Guru, Anak. Observasi
sesudah melakukan pulang.
kegiatan (M.1)

Duri, 18 April 2014


Mengetahui,
Kepala TK Cik Puan Penilai 1 Penilai 2 Mahasiswa,
Yurna Desmi, A.Ma Nina Yuliana, S.Pd.AUD Jusmawati, S.Pd.iAUD Lidia Wati
NIP. 196808232007012006 NIM. 821300167
Refleksi Siklus 2
Setelah mengadakan kegiatan pengembangan perbaikan pada silkus 1,
maka dapat dilihat hasil dari pengamatan bahwa masih ada anak yang belum
memyelesaikan tugas tepat pada waktu yang ditentukan, dan dalam penggunaan
media kurang menarik pada siklus ke 2 ini peneliti akan berusaha untuk
melakukan perbaikan.
1. Penggunaa media yang bervariasi, agar menarik bagi anak
2. Agar anak dalam menyelesaikan tugas tepat pada waktu yang telah ditentukan
Setelah dilakukan siklus ke 2 maka hasil anak dapat tercapai dengan
maksimal sesuai dengan yang diharapkan dan dapat di katakan bahwa kegiatan
anak pada siklus 2 sudah berhasil.
BAB V
SIMPULAN DAN TINDAK LANJUT

A. SIMPULAN
Pelaksanaan perbaikan kegiatan pembelajran yang penulis lakukan
pada 2 siklus perbaikan dengan observasi dan refleksi sebelum
pelaksanaan kegiatan perbaikan menunjukkan bahwa kemampuan fisik
motorik halus anak pada kegiatan mencetak dengan media bervariasi di
kelompok B TK Cik Puan Duri. Pada awalnya belum berkembang dengan
baik, dengan dilakukannya penelitian dan perbaikan dapat meningkat
dengan menyanyikan indikator yang terkait secara berulang-ulang dengan
menggunakan media bervariasi.

B. SARAN TINDAK LANJUT


Berdasarkan kesimpulan hasil tindakan perbaikan yang dilakukan
penulis, maka penulis menyarankan kepada :
1. Guru agar dapat menyajikan kegiatan mencetak dengan media
bervariasi secara berkesenambungan.
2. Dengan adanya penelitian kegiatan pengembangan ini dapat
meningkatkan kreatifitas guru.
3. Dengan menggunakan media yang bervariasi guru dapat memotivasi
anak dalam kegiatan pengembangan Fisik Motorik halus.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimin (1992). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Educare, Matahari (2009). Definisi Pendidikan Anak Usia Dini. (Online),
Moleong (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Munandar, Utami (2004). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta
Masitoh dkk. (2005). Strategi Pembelajaran T K. Jakarta: 2005.
Patmonodewo, Soemiarti (2003). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.
Santrock, J. W, (2007). Perkembangan Anak (edisi 11 Jilid 1) . Erlangga: Jakarta
Seefeldt C.& Wasik, B, (2008). Pendidikan Anak Usia Dini . Indeks: Jakarta .
Sumanto. 2005. Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Tedjasaputra, Mayke S. , (2001), Bermain Mainan untuk Anak Usia Dini. Jakarta:
Grasindo.
http://bahasa.kompasiana.com/2013/01/30/pendidikan-seni-rupa-untuk-anak-
usia-dini-524082.html
http://multazam-einstein.blogspot.com/2013/01/seni-ketrampilan-anak-usia-
dini.html

BIODATA PENELITI

1 Nama Lidia Wati


2 Tempat/Tanggal.Lahir Sungai Pinang, 16 Agustus 1983
3 Jenis Kelamin Perempuan
4 Gol/Pangkat -
5 No. HP 085264439395
6 G-mail lidiawati50@gmail.com
7 Instansi TK Cik Puan
8 Alamat Rumah Jl. Duri-Dumai Km. 18 Duri
Duri, 27 Maret 2007
Peneliti,

LIDIA WATI
NIM. 821300167
No. Hp. 085264439395
Kesediaan Berperan Sebagai
Supervisor 2 dalam Penyelenggaraan PKP

Kepada
Kepala UPBJJ Pekanbaru
Di Pekanbaru

Yang bertanda tangan dibawah ini, menerangkan bahwa :


Nama : Jusmawati, S.Pd.AUD
NIP :-
Tempat Mengajar : TK Cik Puan
Alamat Sekolah : Jl. Duri-Dumai Km. 18 Kulim Desa Boncah Mahang Duri
Telepon/HP : 085265818150

Menyatakan bersedia berperan sebagai Supervisor 2 dalam pelaksanaan PKP atas


nama :
Nama : Lidia Wati
NIM : 821300167
Program Studi : SI PG PAUD
Tempat Mengajar : TK Cik Puan
Alamat Sekolah : Jl. Duri-Dumai Km. 18 Kulim Desa Boncah Mahang Duri
Telepon/HP : 085264439395

Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya .

Duri, 24 Maret 2014


Mengetahui ,
Kepala Sekolah TK Cik Puan Supervisor 2,
Yurna Desmi, A.Ma Jusmawati, S.Pd.AUD
NIP. 196808232007012006

Kesediaan Berperan Sebagai


Penilai 1 dalam Penyelenggaraan PKP

Kepada
Kepala UPBJJ Pekanbaru
Di Pekanbaru

Yang bertanda tangan dibawah ini, menerangkan bahwa :


Nama : Jusmawati, S.Pd.AUD
NIP :-
Tempat Mengajar : TK Cik Puan
Alamat Sekolah : Jl. Duri-Dumai Km. 18 Kulim Desa Boncah Mahang Duri
Telepon/HP : 085265818150

Menyatakan bersedia berperan sebagai Penilai 1 dalam pelaksanaan PKP atas


nama :
Nama : Lidia Wati
NIM : 821300167
Program Studi : SI PG PAUD
Tempat Mengajar : TK Cik Puan
Alamat Sekolah : Jl. Duri-Dumai Km. 18 Kulim Desa Boncah Mahang Duri
Telepon/HP : 085264439395

Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya .

Duri, 24 Maret 2014


Mengetahui ,
Kepala Sekolah TK Cik Puan Penilai 1,
Yurna Desmi, A.Ma Nina Yuliana, S.Pd.AUD
NIP. 196808232007012006
JURNAL KEGIATAN PKP

Nama Mahasiswa : Lidia Wati


Mengajar di TK : TK Cik Puan
Judul Perbaikan Kegiatan : Upaya Meningkatkan Pengembangan Fisik Motorik Halus Pada Kegiatan Mencetak Menggunakan Media
Bervarias Kelompok B di TK Cik Puan Duri
Kegiatan Paraf
No Hari ke/ Tanggal Hasil/ Komentar Tindak Lanjut
Pengembangan Mahasiswa Supervisor 2
1 Selasa, Dapat memberikan Agar didalam kegiatan Diharapkan kepada
01 April 2014 pendekatan kepada memunculkan guru untuk bersikap
anak sehingga ide/gagasan ramah dan bersahabat
kegiatan mencetak dengan anak
dapat diterima anak
2 Rabu, Menggunakan media Agar dapat menjelaskan Memberikan
02 April 2014 langsung dalam secara rinci kepada anak pembelajaran lebih
pelaksanaan kegiatan konsentrasi lagi dan
lebih memperhatikan
komunikasi dengan
anak
3 Kamis, Membuat cetakan Sebaiknya guru mampu Penggunaan media
03 April 2014 gambar dengan media menggunakan media pembelajaran dapat
daun yang menarik minat anak bervariasi agar anak
dan gampang diperoleh tidak bosan.
sehingga semakin
menambah motivasi
4 Jum’at, Berkomunikasi Dalam berkomunikasi Penggunaan bahasa
04 April 2014 kepada anak terhadap anak, guru yang tepat serta
sebaiknya memberikan p menunjukkan
erhatin dan pendekatan perhatian dapat
persuasif yang membuat dilakukan dalam
anak lebih nyaman berkomunikasi
tebuka mengemukakan
pendapatnya
5 Sabtu, Penggunaan media Dalam pembelajaran Diharapkan kepada
04 April 2014 dan alat peraga penggunaan media dan guru untuk dapat
alat pembelajaran sangat mencari media
penting bagi anak, agar gambar-gambar yang
pembelajaran menarik sesuai dengan tema
dengan media atau alat
peraga perhatian anak
akan terpusat pada
pembelajaran yang
disajikan
6 Senin, Penataan kegiatan Guru harus memilih Dianjurkan kepada
14 April 2014 kegiatan yang sesuai guru untuk membuat
dengan tema yang kegiatan harus sesuai
disajikan dengan tema agar
materi mudah
dimengerti anak
7 Selasa, Pengelolaan waktu Penggunaan waktu harus Guru dianjurkan dapat
15 April 2014 disesuaikan dengan RKH mengikuti RKH dan
yang sudah dibuat mampu menyesuaikan
waktunya
8 Rabu, Bahasa Guru Dalam menyampaikan Diharapkan agar guru
16 April 2014 materi sebaiknya tidak melakukan lagi
tidakmemutu-mutus
kalimat yang
diungkapkan walaupun
tidak sepenuhnya seperti
itu berusaha untuk
menghindari
9 Kamis, Penggunaan Media Media yang digunakan Perlu dipertahankan
17 April 2014 sudah bagus dapat dalam penggunaan
digunakan anak dengan media
baik
10 Jum’at, Penguasaan kelas Penguasaan kelas sudah Perlu ditingkatkan
18 April 2014 mulai bagus, anak untuk selanjutnya
bekerja dengan tertip

Mengetahui, Duri, 27 April 2014


Supervisor 1 Supervisor 2

HJ. FAUZIAH, S.Pd JUSMAWATI, S.Pd.AUD


NIP. 196006161983032007

Anda mungkin juga menyukai