Anda di halaman 1dari 77

RESPONS PERTUMBUHAN SENGON SOLOMON

(Paraserianthes mollucana) DENGAN PEMBERIAN PUPUK


NPK DAN ASAM HUMAT PADA TANAH BEKAS
PENAMBANGAN BATUBARA

SKRIPSI

BOY JULIUS SITANGGANG

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
RESPONS PERTUMBUHAN SENGON SOLOMON
(Paraserianthes mollucana) DENGAN PEMBERIAN PUPUK
NPK DAN ASAM HUMAT PADA TANAH BEKAS
PENAMBANGAN BATUBARA

BOY JULIUS SITANGGANG

Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kehutanan
pada Program Studi Kehutanan Jurusan Kehutanan
Fakultas Pertanian Universitas Jambi

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Dr. Forst. Ir. Bambang Irawan. SP., M.Sc., IPU Ir. Richard R.P.N., S.Hut., M.Sc
NIP. 1969061119940310003 NIK. 201604131010

Diketahui Oleh :
Ketua Jurusan Kehutanan
Fakultas Pertanian Univer
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Boy Julius Sitanggang

NIM : L1A117074

Jurusan/ Fakultas : Kehutanan/ Pertanian

Dengan ini menyatakan bahwa:


1. Skripsi ini belum pernah diajukan dan tidak dalam proses pengajuan dimana
pun juga dan/atau oleh siapapun juga.
2. Semua sumber kepustakaan dan bantuan dari berbagai pihak yang diterima
selama penelitian dan penyusunan skripsi ini telah dicantumkan atau
dinyatakan pada bagian yang relevan dan skripsi ini bebas dari plagiarisme.
3. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini telah diajukan atau
dalam proses pengajuan oleh pihak lain dan/atau terdapat plagiarisme di
skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai Pasal 12 Ayat (1)
butir (g) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010
tentang pencegahan dan penanggulangan plagiarisme di perguruan tinggi,
yakni pembatalan ijazah.

Jambi, Juni 2022


Yang membuat pernyataan

Boy Julius Sitanggang


RINGKASAN
RESPONS PERTUMBUHAN SENGON SOLOMON (Paraserianthes
mollucana) DENGAN PEMBERIAN PUPUK NPK DAN ASAM HUMAT
PADA TANAH BEKAS PENAMBANGAN BATUBARA. (Skripsi oleh Boy
Julius Sitanggang dibawah bimbingan Dr. Forst. Ir. Bambang Irawan, S.P., M.Sc.,
I.PU dan . Ir. Richard R.P.N., S.Hut., M.Sc.)
Sengon solomon (Paraserianthes mollucana (Miq.) Barneby & J.W.
Grimes) yang termasuk dalam famili Leguminoceae merupakan tanaman yang
memiliki pertumbuhan yang cepat, bahkan lebih cepat daripada sengon lokal.
Sama halnya dengan sengon lokal. Sengon solomon tidak membutuhkan
persyaratan khusus untuk dapat tumbuh karena dapat tumbuh pada berbagai jenis
tanah. Sengon memiliki nilai ekonomi yang cukup besar seperti kayu nya dapat
digunakan untuk bahan baku triplex, kayu lapis, papan partikel dan papan blok,
industri korek api, pensil, dan bahan baku industri pulp kertas. Daun sengon juga
memiliki kandungan protein yang cukup tinggi sehingga sering digunakan sebagai
pakan ternak seperti kerbau, kambing, sapi, dan domba.
Pertumbuhan sengon khususnya di tanah bekas tambang batubara yang telah
terdegredasi tidak akan optimal jika tidak ada perbaikan terhadap tanahnya.
Kerusakan tanah tersebut seperti perubahan sifat kimia fisika dan biologi tanah.
Melihat masalah tersebut maka dilakukan perbaikan tanah dengan cara menambah
unsur hara ke dalam tanah, yaitu menggunakan pupuk NPK. Selain itu diperlukan
juga pembenah tanah yaitu asam humat sebagai bahan amelioran untuk
meningkatkan bahan organik kedalam tanah serta untuk mengefesiensi
penggunaan pupuk anorganik.
Penelitian dilaksanakan di PT. NAN Riang, Desa Jebak, Kecamatan
Tembesi, Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi. Penelitian dilaksanakan pada
bulan Juni 2021 sampai Desember 2021. Rancangan penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari dua faktor. Penggunaan
Rancangan Acak Kelompok ini didasarkan pada arah aliran air. Banyaknya
percobaan yang dilakukan adalah 9 perlakuan. Setiap perlakuan dikelompokan
menjadi 3 kelompok berdasarkan arah aliran air, maka didapatkan 27 unit
percobaan. Dalam 1 unit percobaan terdapat 8 tanaman dimana 4 merupakan
tanaman sampel, dari 4 sampel tersebut terdapat 1 tanaman sampel destruktif
sehingga jumlah bibit yang dibutuhkan adalah 216 bibit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi pemberian pupuk NPK dan
asam humat tidak memberikan respons yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman
sengon solomon. Pemberian pupuk NPK 100 gr/lubang tanam merupakan
perlakuan terbaik terhadap pertumbuhan sengon solomon. Pemberian asam humat
20g/lubang tanam merupakan perlakuan terbaik terhadap pertumbuhan sengon
solomon.
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Tiga Jumpa, Kecamatan Barus


Jahe, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara pada
tanggal 31 Juli 1999. Penulis merupakan anak ketiga dari
tiga bersaudara, anak dari pasangan Bapak Alm. Rusman
Sitanggang dan Ibu Clara Rosalina Br. Sigiro.
Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD
Negeri 040516 Tigajumpa, Kecamatan Barus Jahe,
Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2011.
Pada tahun 2014 penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah pertama di
SMP Negeri 1 Barus Jahe pada Tahun 2014 . Pendidikan Sekolah Menengah Atas
diselesaikan di SMA Negeri 1 Barus Jahe pada tahun 2017. Pada Tahun 2017
penulis diterima di Universitas Jambi melalui jalur SBMPTN pada Program Studi
Kehutanan Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Jambi dan
memperoleh beasiswa BIDIK MISI.
Semester ganjil tahun akademik 2019/2020 penulis mendapatkan peminatan
kuliah di peminatan Silvikultur. Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) pada semester ganjil tahun akademik 2020/2021 di KPH Wilayah XV
Kabanjahe terletak di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Penulis mulai
melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi pada tahun akademik 2021/2022
dengan judul “Respons Pertumbuhan Tanaman Sengon Solomon (Paraserianthes
mollucana) dengan Pemberian Pupuk NPK dan Asam Humat pada Tanah Bekas
Penambangan Batubara”, dibawah bimbingan Dr. Forst. Ir. Bambang Irawan,
S.P., M.Sc., I.PU, dan Ir. Richard Robintang Parulian Napitupulu, S.Hut., M.Sc.
Penyusunan skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di
Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Penulis
melaksanakan ujian skripsi dan dinyatakan lulus pada tanggal 3 Juni 2022.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi yang berjudul “Respons Pertumbuhan Sengon Solomon
(Paraserianthes mollucana) dengan Pemberian Pupuk NPK dan Asam Humat
Pada Tanah Bekas Penambangan Batubara.”

Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud dan terselesaikan


dengan baik tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak
baik dengan dukungan moril, materil maupun spritual. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Forst. Ir. Bambang Irawan, S.P., M.Sc., I.PU selaku dosen
pembimbing skripsi I dan Bapak Ir. Richard Robintang Parulian Napitupulu,
S.Hut., M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi II yang telah membimbing
penulis dalam menyusun skripsi ini.
2. Keluarga tercinta Bapak Alm. Rusman Sitanggang dan Ibu Clara Rosalina
Br Sigiro, Abang dan Kakak Chandra Eduardo Sitanggang dan Chatarina
Oloanna Br Sitanggang yang telah memberikan doa, kasih sayangnya serta
memberikan dukungan meteril dan spritual kepada penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Suandi, M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian,
Universitas Jambi, Bapak Dr. Forst. Ir. Bambang Irawan, S.P., M.Sc., I.PU
selaku Ketua Jurusan Kehutanan, Universitas Jambi, Ibu Ir. Riana
Anggraini, S.Hut., M.Si., I.PM selaku Ketua Program Studi Kehutanan.
Dosen-dosen Jurusan Kehutanan yang telah banyak memberikan ilmu
selama perkuliahan.
4. Bapak Ir. Gindo Tampubolon, M.S, Ibu Ir. Rike Puspitasari, S.Hut., M.Si.,
I.PM dan Ibu Suci Ratna Puri S.P., M.Si selaku tim dosen penguji yang
telah memberikan kritik, saran dan informasi tambahan dalam perbaikan
skripsi ini.
5. Bapak Ir. Drs. H. Asrizal Paiman, M.Si., I.PM selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan arahan dan motivasi selama proses
perkuliahan.

i
6. Kepada Pimpinan PT. NAN RIANG dan seluruh jajarannya yang telah
memberikan izin serta bantuan selama proses penelitian ini.
7. Kepada seluruh sahabat tercinta dan teman seperjuangan penelitian Ramos
Bernando, S.Hut, Yabes God Anugrah Panjaitan, Jhoy Michael Simarmata,
Erwin Reynold Lumbantoruan, Tommy Wijaya, M. Deddy, Fikri dan
Wendra Raviando yang telah membantu dalam penyelesaian pendidikan ini.
8. Kepada seluruh sahabat dekat, teman-teman forestry B, teman-teman
Kehutanan angkatan 2017, dan Senior yang telah memberikan dukungan
moril dan materil sehingga bisa menyelesaikan semua penulisan dengan
baik.
9. Kepada keluarga besar IMKA yang telah berperan besar dalam
menyelesaikan pendidikan saya di Jambi.
10. Kepada Cynthia Ruth Vio Nanda Br. Tarigan yang memberikan banyak
motivasi, bimbingan dan didikan selama proses perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa skripsi masih banyak kekurangan baik dari segi
penyusunan dan penulisannya. Untuk itu penulis mengharapkan agar pembaca
dapat memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penulisan skripsi ini.

Jambi, Juni 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
1.3 Manfaat Penelitian ................................................................................. 4
1.4 Hipotesis ................................................................................................ 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 5
2.1 Deskripsi Tanaman Sengon Solomon .................................................... 5
2.2 Karakteristik Tanah Bekas Tambang Batubara ..................................... 6
2.3 Pupuk NPK ............................................................................................ 6
2.4 Asam Humat .......................................................................................... 7
III. METODE PENELITIAN.. ....................................................................... 9
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 9
3.2 Bahan dan Alat ...................................................................................... 9
3.3 Rancangan Percobaan ............................................................................ 9
3.4 Pelaksanaan Penelitian........................................................................... 10
3.4.1 Persiapan Areal dan Bibit ............................................................. 10
3.4.2 Pembuatan Lubang Tanam ........................................................... 10
3.4.3 Penanaman ................................................................................... 10
3.4.4 Pemberian Perlakuan Pupuk NPK dan Asam Humat................... 10
3.4.5 Pemeliharaan Tanaman ................................................................ 11
3.5 Variabel yang diamati ............................................................................ 11
3.5.1 Pertambahan Tinggi Tanaman (cm) ............................................. 11
3.5.2 Pertambahan Diameter Tanaman (mm) ....................................... 11
3.5.3 Pertambahan Jumlah Daun (helai) ............................................... 11
3.5.4 Berat Kering Tajuk (g) ................................................................. 11
3.5.5 Berat Kering Akar (g) .................................................................. 12
5.5.6 Panjang Akar (cm) ........................................................................12
3.5.7 Data Penunjang ............................................................................ 12
3.6 Analisis Data .......................................................................................... 12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 13
4.1 Hasil Penelitian .......................................................................................13
4.1.1 Analisis Sidik Ragam (ANOVA) ...................................................13
4.1.2 Analisis DMRT (Duncan Multiple Range Test) ...........................14
4.2 Pembahasan ............................................................................................19

iii
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 23
5.1 Kesimpulan .............................................................................................23
5.2 Saran .......................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24
LAMPIRAN ........................................................................................................ 29

iv
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Hasil analisis sidik ragam respons pemberian pupuk NPK dan asam
humat pada semua variabel pengamatan .................................................... 13
2. Hasil uji lanjut DMRT 5% terhadap faktor tunggal pemberian pupuk
NPK dan asam humat pada semua variabel pengamatan ........................... 14

v
DAFTAR GAMBAR
Halaman

1. Grafik pertumbuhan tinggi tanaman Sengon Solomon 4 bulan


pengamatan ................................................................................................ 16
2. Grafik pertumbuhan diameter tanaman Sengon Solomon 4 bulan
pengamatan ................................................................................................. 17
3. Grafik pertumbuhan jumlah daun tanaman Sengon Solomon 4 bulan
pengamatan ................................................................................................. 17

vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Peta Administrasi Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten Batang Hari
Provinsi Jambi ............................................................................................ 29
2. Peta Lokasi Penelitian ................................................................................ 30
3. Denah Petak Percobaan Menurut Rancangan Acak Kelompok (RAK) ..... 31
4. Denah Tanaman dalam Petak Percobaan .................................................... 32
5. Bentuk dan Ukuran Lubang Tanam ............................................................ 33
6. Data Curah Hujan ....................................................................................... 34
7. Data Suhu dan Kelembapan........................................................................ 35
8. Perhitungan Dosis Kapur Dolomit yang Dibutuhkan ................................. 36
9. Hasil Analisis Tanah Awal Penelitian ........................................................ 37
10. Hasil Analisis Tanah Akhir Penelitian ....................................................... 39
11. Hasil Analisis Kandungan Asam Humat .................................................... 42
12. Hasil Analisis Statisktik Pertambahan Tinggi (cm).................................... 43
13. Hasil Analisis Statisktik Pertambahan Diameter (mm) .............................. 45
14. Hasil Analisis Statisktik Pertambahan Jumlah Daun (Helai) ..................... 47
15. Hasil Analisis Statisktik Berat Kering Tajuk (g) ........................................ 49
16. Hasil Analisis Statisktik Berat Kering Akar (g) ......................................... 52
17. Hasil Analisis Statisktik Panjang Akar (cm) .............................................. 55
18. Dokumentasi Penelitian .............................................................................. 57

vii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sengon solomon (Paraserianthes mollucana (Miq.) Barneby & J.W.
Grimes) yang termasuk dalam famili Leguminoceae merupakan tanaman yang
memiliki pertumbuhan yang cepat, bahkan lebih cepat daripada sengon lokal
(Kusmawati et al., 2018 ). Sama halnya dengan sengon lokal. Sengon solomon
tidak membutuhkan persyaratan khusus untuk dapat tumbuh karena dapat tumbuh
pada berbagai jenis tanah (Baskorowati, 2014). Selanjutnya sengon memiliki nilai
ekonomi yang cukup besar seperti kayu nya dapat digunakan untuk bahan baku
triplex, kayu lapis, papan partikel dan papan blok, industri korek api, pensil, dan
bahan baku industri pulp kertas (Krisnawati et al., 2011 dan Purwanto, 2018).
Daun sengon juga memiliki kandungan protein yang cukup tinggi sehingga sering
digunakan sebagai pakan ternak seperti kerbau, kambing, sapi, dan domba
(Astana, 2016).
Melihat manfaat tersebut tanaman sengon mempunyai potensi yang besar
untuk dikembangkan di areal reklamasi bekas tambang batubara karena tanaman
sengon mudah beradaptasi terhadap lingkungan lahan tersebut (Setiowati et al.,
2017). Taqiyuddin dan Hidayat (2020) melaporkan bahwa sengon merupakan
tanaman yang paling umum dipakai dalam kegiatan reklamasi lahan bekas
tambang batubara, karena pertumbuhannya lebih cepat daripada tanaman lain.
Namun permasalahan yang terjadi pada kegiatan reklamasi yaitu pertumbuhan
tanaman sengon yang kurang optimal apabila tidak diberikan perlakuan khususnya
pada pada media tumbuhnya. Seperti Kusmana et al., (2013) melaporkan bahwa
tanaman sengon yang ditanaman di areal reklamasi bekas tambang batubara
mengalami kekerdilan akibat kekurangan unsur hara. Hal tersebut karena adanya
perubahan sifat tanah yang disebabkan oleh kegiatan penambangan batubara
mulai dengan pengupasan tanah pucuk, mengangkat tanah penutup, menambang
batubara, dan penimbunan kembali.
Penambangan batubara dengan sistem terbuka menyebabkan penurunan
sifat fisik, kimia, biologi tanah (Subowo, 2011). Penurunan tersebut disebabkan
oleh kegiatan penimbunan kembali lubang bekas galian (backfilling), dimana
tanah top soil yang mengandung banyak unsur hara tidak lagi berada di lapisan

1
paling atas. Hasil penelitian Sudaryono (2009) menyatakan bahwa tanah pasca
tambang batubara memiliki kandungan bahan organik tergolong rendah (0,67 -
1,57), N total sangat rendah sampai rendah (0,04 - 0,16%), K-dd sangat rendah
sampai rendah (0.07 - 0.26 me/100 gr), P tersedia sangat rendah sampai sedang (6
- 21 ppm). Simanjorang (2017) dan Manalu (2017) menjelaskan bahwa tanah di
PT. Nan Riang memiliki konsistensi pada permukaan tanah teguh, pada lapisan
bawah sangat teguh, serta kandungan unsur hara makro primer dan sekunder
tergolong sangat rendah (0,01 % - 4,56 %). Hasil penelitian Fahrul et al., (2019)
juga melaporkan bahwa tanah bekas tambang batu bara memiliki pH yang sangat
masam (3,28), kandungan C-organik sangat rendah (0,48%), N-total sangat rendah
(0,08 %) dan P-tersedia sangat rendah (4,45 ppm). Dengan demikian karakteristik
tersebut akan menjadi faktor pembatas terhadap pertumbuhan tanaman dan
keberhasilan kegiatan reklamasi di lahan bekas tambang.
Melihat kondisi di atas perlu dilakukan penambahan unsur hara untuk
mmingkatkan kesuburan pada tanah bekas tambang batubara, salah satu upaya
yang dilakukan dengan pemberian unsur hara makro primer yaitu dengan pupuk
NPK. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan pemberian pupuk NPK
memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan pada tanaman seperti
penelitian Suhartati dan Nursyamsi (2006) menunjukkan bahwa dosis 100 g
pupuk NPK memberi pertumbuhan tanaman jati terbaik umur 20 bulan di
lapangan. Hasil penelitian Mansur dan Surahman (2011) bahwa pemberian pupuk
NPK dengan dosis 100 g/tanaman dapat meningkatkan pertumbuhan diameter
tanaman jabon (Anthicephalus cadamba). Hartati dan Sudarmadji (2012)
melaporkan bahwa pemberian pupuk NPK dengan dosis 100 g memberi pengaruh
yang paling maksimal terhadap tinggi dan diameter tanaman sengon buto
(Entrolobium cyclocarpum) pada areal bekas tambang batubara.
Selain penggunaan pupuk anorganik sebagai penyedia unsur hara makro
primer di tanah bekas tambang batubara, diperlukan bahan amelioran sebagai
tambahan untuk meningkatkan efektivitas penggunaan pupuk NPK serta
memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi tanah. Salah satunya yaitu dengan asam
humat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2013) menjelaskan bahwa
penambahan asam humat 0.15% dapat menurunkan pemakaian pupuk NPK

2
sebanyak 25%. Selanjutnya Djufry et al., (2014) melaporkan bahwa aplikasi asam
humat dapat menghemat pemakaian pupuk NPK sebesar 50%. Asam humat
mampu memperbaiki struktur tanah, tingkat aerasi tanah, meningkatkan pH tanah,
Kapasitas Tukar Kation (KTK), P-tersedia, C-organik, N-total, kation basa yang
dapat dipertukarkan serta dapat menurunkan Al-dd tanah (Suwahyono, 2011.,
Delvita, 2016 dan Ikbal et al., 2016). Disamping itu penggunaan asam humat
sebagai pembenah tanah di lahan bekas tambang batubara sangat potensial,
dimana ketersediaannya sangat banyak serta mudah diperoleh karena salah satu
sumber asam humat yakni dari batubara muda (Restida et al., 2014 dan Dariah
dan Nurida, 2011). Oleh sebab itu asam humat sering digunakan dalam kegiatan
reklamasi lahan kristis seperti lahan bekas tambang batbara (Herjuna, 2011.,
Widuri dan Yassir, 2013 dan Adhiatma et al., 2014).
Hasil penelitian Yuliani (2007) bahwa pemberian asam humat 10 g/polybag
yang diberi mikoriza memberikan pengaruh terbaik dalam memperbaiki tanaman
kaliandra merah. Selanjutnya Rahmawatin (2007) bahwa terdapat interaksi yang
nyata antara bioaktifator dengan asam humat dalam meningkatkan pertambahan
diameter kaliandra pada dosis 10 g/polybag. Penelitian Ashari (2017), bahwa
pemberian asam humat dengan dosis 20 g memberi pertumbuhan terbaik terhadap
pertumbuhan tanaman jarak pagar.
Berdasarkan uraian diatas tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Respons Pertumbuhan Sengon Solomon
(Paraserianthes mollucana) dengan Pemberian Pupuk NPK dan Asam Humat
pada Tanah Bekas Penambangan Batubara”.

1.2 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mempelajari interaksi pupuk NPK dan asam humat terhadap pertumbuhan
sengon salomon pada lahan bekas tambang batubara.
2. Mempelajari respons petumbuhan sengon solomon dengan pemberian
tunggal pupuk NPK pada lahan bekas tambang batubara.
3. Mempelajari respons petumbuhan sengon solomon dengan pemberian
tunggal asam humat pada lahan bekas tambang batubara.

3
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu, agar dapat menjadi acuan dasar dalam
penggunaan dosis pupuk NPK dan asam humat dalam melakukan kegiatan
reklamasi di lahan bekas tambang batu bara serta sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan studi (S1) pada Program studi Kehutanan Fakultas Pertanian
Universitas Jambi.

1.4 Hipotesis
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, rumusan hipotesis
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Terdapat interaksi yang nyata antara pupuk NPK dan asam humat terhadap
pertumbuhan sengon solomon di lahan bekas tambang batubara.
2. Pemberian 100 g pupuk NPK memberikan respons yang nyata terhadap
pertumbuhan sengon solomon di lahan bekas tambang batubara.
3. Pemberian 20 g asam humat memberikan respons yang nyata terhadap
pertumbuhan sengon solomon di lahan bekas tambang batubara.

4
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Tanaman Sengon Solomon


Sengon di Indonesia ditemukan tersebar di bagian timur dan di perkebunan
di Jawa (Martawijaya et al., 1989). Sengon solomon (Paraserianthes moluccana)
merupakan sengon yang berasal dari Kepulauan Solomon. Krisnawati et al.,
(2011) menyatakan bahwa pada kondisi lingkungan yang bagus, tinggi sengon
dapat mencapai 7 m dalam satu tahun, 16 m dalam tiga tahun, dan 33 m dalam
sembilan tahun. Selanjutnya sengon solomon pada umur dua tahun memiliki
diameter sebesar 16 cm, sedangkan sengon lokal umur dua tahun memiliki
diameter sebesar 12 cm (Setiadi et al., 2014). Sengon dapat tumbuh mulai dari
pantai 1600 mdpl, namun pada umumnya pertumbuhannya akan optimum jika
tumbuh pada kisaran 0-800 mdpl. Sengon tumbuh dengan baik di daerah yang
terletak antara 10°LS-3°LU yang memiliki 15 hari hujan dalam 4 bulan terkering
serta curah hujan rata-rata tahunan yang cocok untuk tanaman ini adalah 2.000-
2.700 mm (Baskorowati, 2014).
Astana et al., (2016) menyatakan bahwa pohon sengon banyak digunakan
oleh penduduk Jawa Barat untuk bahan perumahan (papan, balok, tiang, kaso dan
sebagainya). Selain itu dapat juga dipakai untuk pembuatan peti, venir, pulp,
papan semen, wol kayu, papan serat, papan partikel, korek api (tangkai dan
kotak), kelom dan kayu bakar.
Sengon dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, termasuk tanah kering,
lembap, bahkan di tanah yang mengandung garam dan asam selama drainasenya
cukup (Astana et al., (2016). Selanjutnya Setiowati et al., (2017) mengatakan
bahwa tanaman sengon merupakan salah satu tanaman yang direkomendasikan
untuk reklamasi di lahan bekas tambang batubara. Hal tersebut dikarenakan
sengon termasuk ke dalam famili legumenaceae mempunyai bintil-bintil akar
yang mampu bersimbiosa dengan bakteri tanah (Rhizobium) dalam melakukan
proses penambatan nitrogen (Gothwal et al. (2008).

5
2.2 Karakteristik Tanah Bekas Tambang Batubara
Kegiatan penambangan pada umumnya dilakukan dengan penambangan
terbuka (open pit mining) yang akan menimbulkan dampak pada perubahan
lansekap lahan bekas tambang. Perubahan lansekap ini meliputi, perubahan
topografi dan pola hidrologi, kerusakan tubuh tanah, perubahan vegetasi penutup
tanah, yang pada akhirnya merubah ekosistem tempat dilakukannya penambangan
terbuka (Ardiyanto, 2009). Tanah pada lahan bekas tambang batu bara memiliki
profil yang abnormal karena disebabkan oleh pengerukan, penimbunan dan
pemadatan alat berat ditambah lagi pada musim kemarau tanah tersebut menjadi
berstruktur padat dan keras. Hal tersebut yang menyebabkan buruknya sistem tata
air dan aerasi yang berdampak langsung kepada pertumbuhan tanaman karena
penyerapan air oleh akar tanaman menjadi terhambat karena pori pori tanah
sangan kecil (Fitrah, 2018).
Hasil penelitian Mashud dan Manarionsong (2014) menunjukkan bahwa
tingkat kemasaman (pH) tanah pada bekas tambang batubara tergolong sangat
masam hingga agak masam (4,10 - 6,46), C organik rendah-tinggi (0,48 - 4,82%),
kandungan bahan organik rendah-tinggi (1,85 - 8,30%), C/N rendah-sedang
(12,47 - 22,9), N total sangat rendah-sedang (0,08 - 0,21%), P tersedia rendah
(3,52 - 7,72 ppm) dan K tersedia tinggi (11,47 - 92,80 ppm). Selanjutnya
penelitian Fitrah (2018), bahwa sifat kimia tanah bekas tambang batubara seperti
pH sangat masam (<4,5), kandungan Corganik sangat rendah (0,432), N total
sangat rendah (0,048%), K-dd sangat rendah (0,013 me/100g), dan P tersedia
sangat rendah (1,243 ppm).

2.3 Pupuk NPK


Pupuk NPK merupakan pupuk yang menyediakan unsur hara esensial yang
sangat di butuhkan dalam pertumbuhan tanaman. Rahmawaty (2002) menjelaskan
strategi yang perlu diterapkan pada perbaikan kondisi tanah antara lain perbaikan
ruang tubuh tanah, pemberian top soil dan bahan organik, serta pemupukan dan
pemberian kapur. Namun pada pemberian pupuk khususnya pupuk anorganik
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan hara yang ketersediaannya di tanah
bekas tambang batubara sangat sedikit. Untuk memenuhi kebutuhan tanaman

6
tersebut kita bisa menyediakan unsur hara dengan pemberian pupuk anorganik
yaitu pupuk NPK.
Hasil Penelitian Hatmani (1995) melaporkan bahwa pemberian pupuk NPK
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter bibit sengon
(Paraserianthes falcataria) di pembibitan. Berdasarkan hasil penelitian Surata
(2009) bahwa pemberian pupuk NPK 50 g/ pohon paling efektif meningkatkan
pertumbuhan tinggi Eucalyptus camaldulensis. Hasil penelitian Firdaus (2019)
menunjukkan bahwa pengaruh arang sekam, kompos dan pupuk NPK secara
tunggal tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan kaliandra merah,
sedangkan kombinasinya memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan
diameter dan sangat nyata terhadap berat basah dan kering daun, serta berat basah
dan kering cabang tanaman. Wasis dan Sa’idah (2019) menyatakan bahwa
pemberian pupuk NPK secara tunggal memberikan pengaruh secara nyata
terhadap diameter, berat basah dan nisbah pada tanaman sengon.

2.4 Asam Humat


Menurut Suwahyono (2011) asam humat adalah komponen terpenting
dalam bahan organik karena dari hasil penelitian menunjukan bahwa, asam humat
dapat membantu menggemburkan tanah, membantu mentransfer nutrien dari tanah
ke dalam tanaman, serta membantu asupan ke dalam akar tanaman dengan
mengkonversi elemen dalam nutrisi (N, P, K, dan unsur mikro lainnya) dalam
bentuk yang mudah diserap oleh tanaman. Berdasarkan penelitian Dariah dan
Nurida (2011) menjelaskan bahwa kandungan asam humat pada bahan organik
pupuk kandang 1,52 %, sampah rumah tangga 6,67 %, batubara muda 2,4% dan
yang paling besar yaitu bahan organik dari gambut 15,56 %. Dengan demikian
ketersediaan asam humat di areal bekas tambang batubara mudah untuk
didapatkan.
Berdasarkan penelitian Hermanto et al,. (2013) penerapan asam humat
sebagai pelengkap pupuk mampu meningkatkan ketersediaan dan pengambilan
unsur hara bagi tanaman. Didukung oleh Sembiring dan Yulia (2015) menyatakan
bahwa asam humat dapat memperbaiki sifat kimia pada sub soil ultisol berupa
peningkatan nilai pH (H2O), C-organik, N-total dan P-tersedia. Tidak hanya itu
asam humat juga memiliki sifat memperbaiki struktur tanah secara fisika maupun

7
kimia, perangsang pertumbuhan tanaman dan mempercepat pertumbuhan akar
atau tunas muda sehingga tanaman lebih cepat tumbuh serta menambah hasil dan
kualitas tanaman, menstimulasi peningkatan aktivitas mikrobiologi tanah yang
menguntungkan bagi pertumbuhan akar tanaman (Hermanto et al., 2013).
Hasil penelitian Parlindungan (2011) pemberian bahan humat 800 ppm
ditambah pupuk P dosis 100% rekomendasi meningkatkan pH sebesar 0,53 unit,
P-tersedia sebesar 6,35 ppm, C-organik 0,01% dan menurunkan Al-dd sebesar
0,70 me/100 g dibanding kontrol. Penelitian Herviyanti et al., (2012) pemberian
asam humat dengan kepekatan 800 mg/kg tanah terjadi peningkatkan ketersedian
P sebesar 23,03 ppm, N-total 0,09%, dan dapat menurunkan Al-dd sebesar 0,53
me/100 g serta Fe-dd sebesar 25,62 ppm bila dibandingkan dengan perlakuan
tanpa pemberian bahan humat. Berdasarkan hasil penelitian Hermanto et al.,
(2013) bahwa ketersediaan dan pengambilan N, P, K, Zn dan Fe tertinggi oleh
tanaman ditemukan pada perlakuan asam humat 20 kg ha-1 bersama pupuk NPK
dosis 100% dimana asam humat mampu meningkatkan dan pengambilan unsur
hara bagi tumbuhan.

8
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di areal pertambangan batubara PT. Nan Riang
yang berada di Desa Ampelu Mudo, Kecamatan Muaro Tembesi, Kabupaten
Batanghari, Provinsi Jambi. Lama penelitian ini selama 6 bulan dari bulan Juni
2021 hingga Desember 2021.

3.2 Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit tanaman sengon
salomon, asam humat, pupuk NPK (16:16:16) dan kapur dolomit. Alat yang
digunakan adalah ajir, cangkul, meteran, jangka sorong, alat tulis, ombrometer,
termohygrometer, alat dokumentasi dan lain-lain.

3.3 Rancangan Percobaan


Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok
(RAK) dengan dua faktor dan kelompok didasarkan atas arah aliran air. Faktor
pertama yaitu dosis pupuk NPK (P) yang terdiri dari 3 taraf dan faktor kedua yaitu
asam humat (A) yang terdiri dari 3 taraf.
Faktor pupuk NPK (P) terdiri dari 3 taraf yaitu :
1. 𝑃1 = 50 g pupuk NPK per lubang tanam
2. 𝑃2 = 100 g pupuk NPK per lubang tanam
3. 𝑃3 = 150 g pupuk NPK per lubang tanam
Faktor asam humat (A) terdiri dari 3 taraf yaitu :
1. 𝐴1 = 10 g asam humat per lubang tanam
2. 𝐴2 = 20 g asam humat per lubang tanam
3. 𝐴3 = 30 g asam humat per lubang tanam
Dengan demikian diperoleh 9 kombinasi perlakuan dimana setiap perlakuan
dilakukan ulangan sebanyak 3 kali dan setiap satuan percoban terdapat 8 tanaman
sampel, 4 diantaranya variabel tanaman sehingga jumlah bibit sengon diperlukan
sebanyak 216 tanaman (Lampiran 3).

9
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Persiapan Areal dan Bibit
Persiapan areal yaitu pemilihan lokasi dimana areal yang digunakan dalam
penelitian yaitu disposal tidak aktif (Lampiran 2). Selanjutnya, pada areal tersebut
dilakukan pembersihan gulma dan pembagian kelompok/ulangan berdasarkan
arah aliran air dan petak percobaan yang telah di buat. Setelah itu melakukan
pemasangan ajir menggunakan bambu setinggi 1.5 m sesuai jarak tanam yaitu 3
meter x 3 meter untuk mempermudah pembuatan lubang tanam.
Bibit sengon salomon yang digunakan di peroleh dari areal pemibitan PT.
Nan Riang. Bibit tersebut sudah di seleksi yaitu dengan umur 5 bulan, berbatang
tunggal dan lurus, tinggi 75-80 cm, diameter 5-7 mm, jumlah daun antara 4-6
helai dan bibit bebas dari serangan hama dan penyakit.

3.4.2 Pembuatan Lubang Tanam


Lubang tanam dibuat menggunakan alat yaitu cangkul dan dodos dengan
ukuran lubang tanam 40 cm x 40 cm x 40 cm. Selanjutnya lubang tanam diberikan
kapur dolomit sebanyak 1xAl-dd/lubang tanam yang kompositkan dengan tanah
bekas galian dan diinkubasi selama 14 hari (Lawing, 2018).

3.4.3 Penanaman
Bibit sengon ditanaman dengan melepaskan plastik polibag serta
mempertahankan tanah yang terdapat didalamnya tidak hancur. Selanjutnya bibit
ditanam secara tegak lurus pada lubang tanam dan ditutup kembali menggunakan
tanah bekas galian yang sudah diaduk dengan kapur dolomit.

3.4.4 Pemberian Perlakuan Pupuk NPK dan Asam Humat


Pemberian perlakuan diawali dengan persiapan pupuk NPK dan asam humat
yang dilakukan dengan cara menimbang masing-masing perlakuan sesuai dengan
dosis yang ditentukan. Pupuk NPK dan asam humat dicampur sampai merata,
selanjutnya pemberian perlakuan dilakukan 4 hari setelah tanam, dimana pupuk
NPK dan asam humat yang sudah dicampurkan di berikan pada 2 lubang (sebelah
kiri dan kanan tanaman) yang kedalamannya 15 cm dengan jarak sekitar 10 cm
dari pokok tanaman.

10
3.4.5 Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman yang dilakukan yaitu penyulaman, penyiangan dan
pengendalian hama secara manual. Penyulaman dilakukan pada saat dua minggu
setelah tanam. Penyiangan dilakukan secara manual yaitu membersihkan gulma
yang mulai tumbuh dengan menggunakan cangkul dan parang.

3.5 Variabel yang Diamati


3.5.1 Pertambahan Tinggi Tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman awal dilakukan 1 minggu setelah penanaman
(t0), pengukuran selanjutnya dengan interval 2 minggu (t1 sampai t8). Pengukuran
tinggi tanaman diukur dari tanda garis putih yang dibuat (± 5 cm diatas leher akar)
sampai titik tumbuh tertinggi tanaman. Alat yang digunakan adalah meteran
dengan satuan centimeter. Hasil pertambahan tinggi tanaman selama penelitian
diperoleh dari selisih antara pengukuran tinggi terakhir (t8) dengan pengukuran
awal (t0).

3.5.2 Pertambahan Diameter Tanaman (mm)


Pengukuran diameter dilakukan bersamaan dengan pengukuran tinggi
tanaman. Agar standar pengukuran tidak berubah, maka pengukuran dilakukan
pada tanda garis putih yang telah dibuat pada pengukuran tinggi sebelumnya.

3.5.3 Pertambahan Jumlah Daun (helai)


Pengamatan pertambahan jumlah daun juga dilakukan bersamaan dengan
pengukuran tinggi dan diameter batang. Pengamatan dilakukan pada tanaman
sampel setiap 2 minggu sekali. Daun yang dihitung adalah daun yang telah
membuka sempurna dan diberi tanda berupa benang putih pada daun yang sudah
dihitung. Data yang diperoleh adalah selisih antara jumlah daun pada pengamatan
terakhir dengan jumlah daun pada pengamatan awal.

3.5.4 Berat Kering Tajuk (g)


Pengamatan berat kering tajuk ini dilakukan pada akhir penelitian dengan
cara mencabut salah satu tanaman sampel (Lampiran 4) kemudian memotong
pada bagian leher akar. Tanaman sampel kemudian dipotong kecil-kecil dan
dimasukkan ke dalam amplop, lalu di oven pada suhu 105°C selama 8 jam

11
kemudian ditimbang. Penimbangan dan pengovenan dilakukan dua kali karena
berat kering sudah konstan.

3.5.5 Berat Kering Akar (g)


Pengamatan berat kering akar dilakukan bersamaan dengan berat kering
tajuk. Akar yang telah dibersihkan dari tanah dengan cara menyiram akar tanaman
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam amplop, kemudian dikeringkan dengan
menggunakan oven selama 8 jam pada suhu 105°C lalu ditimbang. Penimbangan
dan pengovenan dilakukan dua kali karena berat kering sudah konstan.

3.5.6 Panjang Akar (cm)


Pengukuran panjang akar dilakukan sebelum pengukuran berat kering akar,
dimana akar yang diukur mulai dari pangkal akar sampai bagian ujung akar yang
terpanjang.

3.5.7 Data Penunjang


Data yang diperlukan untuk melengkapi penelitian berupa data curah hujan,
suhu dan kelembapan udara menggunakan alat termohygrometer yang diukur pada
saat pengukuran tinggi tanaman. Selanjutnya dilakukan pengambilan tanah pada
setiap petak percobaan, yaitu di dekat zona perakaran (disisi kiri dan kanan
tanaman sampel) dengan kedalaman 0-20 cm menggunakan bor tanah, dimana
tanah tersebut dikompositkan menadi 3 kelompok sesuai dengan rancangan
percobaan untuk menganalisis sifat kimia tanah yaitu pH tanah, P tersedia, K
tersedia dan Al-dd yang di ukur pada awal dan akhir penelitian.

3.6 Analisis Data


Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap variabel yang diamati, maka
data dianalisis secara statistik dengan menggunakan sidik ragam (analisist of
variance = ANOVA). Karena tidak terdapat interaksi maka dilakukan uji lanjut
DMRT untuk melihat perbedaan antar pelakuan setiap faktor pupuk NPK dan
asam humat.

12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Analisis Sidik Ragam (ANOVA)
Hasil analisis sidik ragam respons pemberian pupuk NPK dan asam humat
terhadap variabel pertambahan tinggi, diameter, jumlah daun, berat kering akar,
berat kering tajuk dan panjang akar disajikan pada Tabel 1 dibawah.

Tabel 1. Hasil analisis sidik ragam respons pemberian pupuk NPK dan asam
humat pada semua variabel pengamatan
F-Tabel
Variabel F-Hitung
5% 1%
tn
Interaksi 2.25 3.00 4.77
Pertambahan Tinggi NPK 4.54* 3.63 6.22
Asam Humat 0.22tn 3.63 6.22
Interaksi 2.13tn 3.00 4.77
Pertambahan
Diameter
NPK 3.31tn 3.63 6.22
Asam Humat 0.22tn 3.63 6.22
Interaksi 2.62tn 3.00 4.77
Pertambahan
Jumlah Daun
NPK 7.86** 3.63 6.22
Asam Humat 2.86tn 3.63 6.22
Interaksi 0.83 tn 3.00 4.77
Berat Kering Tajuk NPK 0.71 tn 3.63 6.22
Asam Humat 0.91 tn 3.63 6.22
Interaksi 1.09 tn 3.00 4.77
Berat Kering
Akar
NPK 0.41 tn 3.63 6.22
Asam Humat 1.63 tn 3.63 6.22
Interaksi 1.00 tn 3.00 4.77
Panjang Akar NPK 4.48* 3.63 6.22
Asam Humat 4.60* 3.63 6.22
Keterangan : tn =Tidak nyata, *= Berpengaruh nyata, **= Berpengaruh sangat nyata
Sumber : Hasil olahan data pada lampiran 12, 13, 14, 15, 16 dan 17

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada Tabel 1 tampak bahwa interaksi
pupuk NPK dan asam humat tidak memberikan renspons yang nyata terhadap
semua variabel pengamatan. Pengaruh tunggal pupuk NPK memberikan respons
yang nyata terhadap pertambahan tinggi dan panjang akar tanaman, serta
membeikan respons yang sangat nyata terhadap pertambahan jumlah daun, namun
tidak memberikan respons yang nyata terhadap pertambahan diameter, berat
kering tajuk dan berat kering akar. Sedangkan pengaruh tunggal asam humat

13
memberikan respons yang nyata terhadap panjang akar, namun tidak memberikan
respons yang nyata terhadap pertambahan diameter, pertambahan tinggi,
pertambahan jumlah daun, berat kering tajuk dan berat kering akar.

4.1.2 Analisis DMRT (Duncan Multiple Range Test)


Hasil DMRT 5% terhadap pemberian pupuk NPK dan asam humat pada
variabel pertambahan tinggi, diameter, jumlah daun, berat kering akar, berat
kering tajuk dan panjang akar disajikan pada tabel 2 dibawah.

Tabel 2. Hasil Uji Lanjut DMRT 5% terhadap faktor tunggal pemberian pupuk
NPK dan Asam Humat pada semua variabel pengamatan
Variabel Pengamatan

Faktor Tunggal ∆ ∆ ∆ Panjang


Tinggi Diameter Jumlah BKT (g) BKA (g)
Akar (cm)
(cm) (mm) Daun (Helai)

P1 (50 g/L.t) 61.19 a 17.58 a 22.33 a 130.97 a 41.77 a 47.67 a


Pupuk
NPK
P2 (100 g/L.t) 89.73 b 23.72 b 28.58 b 186.04 a 65.33 a 73.33 b
P3 (150 g/L.t) 81.98 b 20.34 ab 23.25 a 198.46 a 48.72 a 54.22 a
A1 (10 g/L.t) 76.96 a 20.29 a 24.50 ab 142.12 a 32.74 a 50.22 a
Asam
Humat
A2 (20 g/L.t) 81.19 a 21.44 a 26.86 b 210.88 a 70.35 a 74.00 b
A3 (30 g/L.t) 74.75 a 19.90 a 22.81 a 162.48 a 52.74 a 51.00 a
Keterangan : Angka-angka dalam kolom pada setiap faktor tunggal pupuk NPK dan Asam
Humat diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji
DMRT 5% untuk setiap pengaruh utamanya.
Sumber : Hasil olahan data pada lampiran 12, 13, 14, 15, 16 dan 17

Dari Tabel 2 tampak bahwa pengaruh tunggal pupuk NPK berbeda nyata
pada pertambahan tinggi, diameter jumlah daun dan panjang akar dengan
perlakuan terbaik terdapat pada pemberian pupuk NPK 100 g /lubang tanam,
namun tidak berbeda nyata terhadap berat kering tajuk dan berat kering akar.
Pengaruh tunggal asam humat berbeda nyata pada pertambahan jumlah daun dan
panjang akar tanaman, namun tidak berbeda nyata terhadap pertambahan tinggi,
pertambahan diameter, pertambahan jumlah daun, berat kering akar dan berat
kering tajuk.
Hasil analisis DMRT (Tabel 2) bahwa pupuk NPK 100 g/lubang tanam
berbeda nyata dengan perlakuan pupuk NPK 50g/lubang tanam dan tidak berbeda
nyata terhadap perlakuan pupuk 150 g/lubang tanam serta perlakuan pupuk NPK
150 g/lubang tanam berbeda nyata dengan pupuk NPK 50 g/lubang tanam untuk
variabel pertambahan tinggi. Nilai rata-rata pertambahan tinggi yang paling tinggi

14
yaitu pada perlakuan pupuk NPK 100 g/lubang tanam yaitu 89.73 cm. Sedangkan
untuk pengaruh tunggal asam humat tidak berbeda nyata terhadap pertambahan
tinggi tanaman.
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam (Tabel 1) pengaruh tunggal pupuk
NPK dan asam humat tidak berpengaruh terhadap pertambahan diameter. Namun
hasil uji lanjut DMRT (Tabel 2) perlakuan pupuk NPK terdapat perbedaan yang
nyata terhadap pertambahan diameter yaitu, pupuk NPK 100 g/lubang tanam
berbeda nyata dengan perlakuan pupuk NPK 50g/lubang tanam dan tidak berbeda
nyata terhadap perlakuan pupuk 150 g/lubang tanam serta perlakuan pupuk NPK
150 g/lubang tanam berbeda nyata dengan pupuk NPK 50 g/lubang tanam. Nilai
rata-rata pertambahan diameter yang paling tinggi yaitu pada perlakuan pupuk
NPK 100 g/lubang tanam yaitu 23.72 mm. Sedangkan untuk pengaruh tunggal
asam humat tidak berbeda nyata terhadap pertambahan diameter tanaman.
Hasil uji lanjut DMRT (Tabel 2) perlakuan pupuk NPK berbeda nyata
terhadap pertambahan jumlah daun yaitu, pupuk NPK 100 g/lubang tanam
berbeda nyata dengan perlakuan pupuk NPK 50g/lubang tanam dan perlakuan
pupuk 150 g/lubang tanam serta perlakuan pupuk NPK 150 g/lubang tanam tidak
berbeda nyata dengan pupuk NPK 50 g/lubang tanam. Nilai rata-rata pertambahan
jumlah daun yang paling tinggi yaitu pada perlakuan pupuk NPK 100 g/lubang
tanam yaitu 28.58 helai. Sedangkan untuk pengaruh tunggal asam humat,
perlakuan 20 g/lubang tanam berbeda nyata dengan perlakuan 30 g/lubang tanam
dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan 10 g/lubang tanam. Nilai rata-rata
pertambahan jumlah daun tertinggi yaitu pada perlakuan asam humat 20 g/lubang
tanam yaitu 26.86 helai.
Hasil uji lanjut DMRT (Tabel 2) perlakuan pupuk NPK berbeda nyata
terhadap pertambahan jumlah daun yaitu, pupuk NPK 100 g/lubang tanam
berbeda nyata dengan perlakuan pupuk NPK 50g/lubang tanam dan perlakuan
pupuk 150 g/lubang tanam serta perlakuan pupuk NPK 150 g/lubang tanam tidak
berbeda nyata dengan pupuk NPK 50 g/lubang tanam. Nilai rata-rata pertambahan
jumlah daun yang paling tinggi yaitu pada perlakuan pupuk NPK 100 g/lubang
tanam yaitu 28.58 helai. Sedangkan untuk pengaruh tunggal asam humat,
perlakuan 20 g/lubang tanam berbeda nyata dengan perlakuan 30 g/lubang tanam

15
dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan 10 g/lubang tanam. Nilai rata-rata
pertambahan jumlah daun tertinggi yaitu pada perlakuan asam humat 20 g/lubang
tanam yaitu 26.86 helai.

Pertumbuhan Tinggi Tanaman (cm)


Grafik pertumbuhan tinggi tanaman sengon Solomon selama penelitian
menurut perlakuan pupuk NPK dan asam humat dapat dilihat pada Gambar 1.

180.00

P1A1
150.00
P1A2
Tinggi (cm)

P1A3
120.00 P2A1
P2A2
90.00 P2A3
P3A1
60.00 P3A2
0 2 4 6 8 10 12 14 16 P3A3
Minggu Ke-

Gambar 1. Grafik pertumbuhan tinggi tanaman Sengon Solomon 4 bulan pengamatan

Gambar 1 tampak bahwa pertumbuhan tertinggi dari variabel tinggi terjadi


pada pengukuran ke 8 yaitu pada kombinasi perlakuan pupuk NPK 100 g dengan
asam humat 20 g/lubang tanam.

16
Pertumbuhan Diameter Tanaman (mm)
Grafik pertumbuhan diameter tanaman sengon Solomon selama penelitian
menurut perlakuan pupuk NPK dan asam humat dapat dilihat pada Gambar 2.

35.00
P1A1
30.00
P1A2
Diameter (mm)

25.00
P1A3
20.00
P2A1
15.00
P2A2
10.00
P2A3
5.00
P3A1
0.00
P3A2
0 2 4 6 8 10 12 14 16
P3A3
Minggu Ke-

Gambar 2. Grafik pertumbuhan diameter tanaman Sengon Solomon 4 bulan pengamatan


Gambar 2 tampak bahwa pertumbuhan tertinggi dari variabel diameter
terjadi pada pengukuran ke-3 terlah terlihat respons pemberian perlakuan terhadap
diameter tanaman sengon. Perlakuan P2A2 yaitu 100 g/lubang tanam pupuk NPK
dan 20 g/lubang tanam asam humat merupakan pertumbuhan yang paling tinggi.

Pertumbuhan Jumlah Daun (Helai)


Grafik pertumbuhan jumlah daun tanaman sengon Solomon selama
penelitian menurut perlakuan pupuk NPK dan asam humat dapat dilihat pada
Gambar 3.
40.00
P1A1
35.00
P1A2
Jumlah Daun (Helai)

30.00
P1A3
25.00
P2A1
20.00
P2A2
15.00
P2A3
10.00
P3A1
5.00
P3A2
0.00
P3A3
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Minggu Ke-
Gambar 3. Grafik pertumbuhan jumlah daun tanaman Sengon Solomon 4 bulan
pengamatan

17
Gambar 3 tampak bahwa pertumbuhan tertinggi dari variabel jumlah daun
terjadi pada kombinasi perlakuan pupuk NPK 100 g dengan asam humat 20
g/lubang tanaman yaitu 38,25 helai.

Berat Kering Tajuk dan Berat Kering Akar (g)


Berdasarkan hasil uji DMRT (Tabel 2) pengaruh tunggal pupuk NPK serta
pengaruh tunggal asam humat tidak berbeda nyata terhadap variabel berat kering
tajuk dan berat kering akar. Rata-rata BKA dan BKT tertinggi untuk faktor
tunggal pupuk NPK terdapat pada pemberian perlakuan P2 (100 g/lubang tanam)
dengan nilai rata-rata BKA 7.48 g serta pada peberian perlakuan P3 (150
g/lubang tanam) dengan nilai rata-rata BKT 13.57 g. Sedangkan rata-rata BKT
dan BKA tertinggi untuk faktor tunggal asam humat terdapat pada perlakuan A2
(20 g/lubang tanam) dengan nilai rata rata BKT 14.14 g serta BKA 7.96 g.

Panjang Akar (cm)


Berdasarkan hasil DMRT 5% bahwa pengaruh tunggal pupuk NPK dan
asam humat berbeda nyata terhadap panjang akar tanaman. hasil uji lanjut DMRT
(Tabel 2) perlakuan pupuk NPK terdapat perbedaan yang nyata terhadap panjang
akar yaitu, pupuk NPK 100 g/lubang tanam berbeda nyata dengan perlakuan
pupuk NPK 50g/lubang tanam dan perlakuan pupuk 150 g/lubang tanam serta
perlakuan pupuk NPK 150 g/lubang tanam tidak berbeda nyata dengan pupuk
NPK 50 g/lubang tanam. Nilai rata-rata panjang akar yang paling tinggi yaitu pada
perlakuan pupuk NPK 100 g/lubang tanam yaitu 73.33 cm. Selanjutnya untuk
pengaruh tunggal asam humat juga berbeda nyata terhadap panjang akar yaitu,
perlakuan asam humat 20 g/lubang tanam berbeda nyata dengan perlakuan asam
humat 10 g/lubang tanam dan asam humat 30 g/lubang tanam. Nilai rata-rata
panjang akar yang paling tinggi yaitu pada perlakuan asam humat 20 g/lubang
tanam yaitu 74 cm.

18
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada Tabel 1 pemberian pupuk NPK
dan asam humat antara 0-16 minggu setelah tanam memberikan renspons yang
tidak nyata terhadap pertumbuhan tanaman, bukan berarti tidak terjadi
pertumbuhan, namun pertumbuhan tanaman tersebut relatif sama sehingga
pengujian secara statistik menunjukkan faktor pupuk NPK dan faktor asam humat
bersifat bebas atau tidak saling mempengaruhi satu sama lain. Penyebab tidak
adanya interaksi tersebut diduga karena asam humat merupakan bahan organik
yang memiliki sifat slow release atau dekomposisi yang lambat (Fauziah, 2009).
Terlihat ketika melakukan pembongkaran tanaman sampel destruktif masih
terlihat asam humat belum terurai sehingga tidak mampu menstimulasi pupuk
NPK agar di serap oleh tanaman. Selain itu masing masing pupuk NPK dan asam
humat sama sama meberikan unsur hara kepada tanaman sehingga perbedaan
pengaruhnya tidak terlihat secara statistik. Hal ini sejalan dengan penelitian
Suwahyono (2010) menjelaskan bahwa fraksi humat dapat menyediakan unsur
hara seperti N, P, K, S, dan Zn ke dalam tanah serta C sebagai sumber makanan
bagi mikroba tanah serta Wibowo (2011) melaporkan bahwa pemberian 30 ml
bahan humat dapat meningkatkan kandungan P-tersedia dan Ca-dd pada tanah
bekas tambang batubara. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa interaksi
pupuk NPK dan asam humat tidak berbeda nyata terhadap pertumbuhan tanaman
seperti Fauziah (2009) melaporkan bahwa interaksi asam humat dan pupuk NPK
tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan rasamala (Altingia excelsa) di
media tailing emas. Penelitian Djufry et al., (2014) pemberian pupuk NPK dan
asam humat serta interaksinya tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap
pertumbuhan tanaman.
Respons yang tidak nyata interaksi antara pupuk NPK dan asam humat juga
disebabkan karena pengaruh kondisi lingkungan pada lokasi penelitian yang sulit
di kontrol. Salah satu kondisi lingkungan yang dimaksud adalah curah hujan.
Berdasarkan perhitungan data curah hujan yang diperoleh dari lapangan
menunjukkan bahwa curah hujan di areal penelitian ini tergolong dalam bulan
basah (Lampiran 6). Naibaho (2021) menjelaskan bahwa pada saat hujan turun di
areal bekas tambang batubara maka kondisi tanah tersebut akan berubah menjadi

19
masam (pH turun). Sehingga perubahan pH tanah tersebut akan mempengaruhi
ketersediaan unsur hara dalam tanah karena ketika pH turun maka dapat
meningkatkan kelarutan unsur Al dan Fe yang bersifat racun terhadap tanaman,
perubahan tersebut dapat dilihat pada tanaman seperti daun menguning.
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam (Tabel 1) terlihat bahwa pengaruh
tunggal pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi, pertambahan
jumlah daun dan panjang akar tanaman. Selanjutnya pada uji lanjut DMRT (Tabel
2) menunjukkan bahwa pengaruh tunggal pupuk NPK berbeda nyata terhadap
pertambahan tinggi, diameter jumlah daun dan panjang akar dengan perlakuan
terbaik terdapat pada pemberian pupuk NPK 100 g /lubang tanam. Hal ini sejalan
dengan penelitian Hartati dan Sudarmadji (2012), bahwa pemberian pupuk NPK
dengan dosis 100 g memberi pengaruh yang paling maksimal terhadap tinggi,
diameter dan jumlah daun tanaman sengon buto (Entrolobium cyclocarpum) pada
areal bekas tambang batubara. Suhartati dan Nursyamsi (2006) menunjukkan
bahwa dosis 100 g pupuk NPK memberi pertumbuhan tanaman jati (Tectona
grandis ) terbaik umur 20 bulan di lapangan. Selanjutnya Mansur dan Surahman
(2011), bahwa pemberian pupuk NPK dengan dosis 100 g/tanaman dapat
meningkatkan pertumbuhan diameter tanaman jabon (Anthicephalus cadamba).
Hasil analisi tanah yang telah dilakukan (Lampiran 10) terlihat bahwa pada
perlakuan pupuk NPK 100 g/lubang tanam kandungan unsur P-tersedia dan K-dd
cenderung lebih tinggi di banding perlakuan lainnya sehingga dengan demikian
kandungan unsur hara tersebut dapat menunjang pertumbuhan tanaman.
Dosis pupuk NPK 100 g/ lubang tanaman memberikan pengaruh yang
optimal terhadap pertambahan tinggi, diameter, jumlah daun dan panjang akar
tanaman. Oleh sebab itu, jika dosis pupuk NPK yang diberikan sudah berlebih
maka pertumbuhan akan mengalami penurunan. Pemberian pupuk N, P, dan K
yang berlebihan dapat membahayakan pertumbuhan tanaman serta merusak tanah.
Sejalan dengan Hardjowigeno (1987), bahwa kelebihan unsur hara N, P, K di
dalam tanah dapat mengakibatkan berkurangnya ketersediaan unsur Zn, Fe, dan
Cu serta mempersulit penyerapan unsur Mn. Surata (2009), bahwa pemupukan
NPK melebihi dosis dapat menghambat pertumbuhan tanaman Eucalyptus
camaldulensis. Selanjutnya hasil analisis tanah pada akhir penelitian (Lampiran

20
10) terlihat bahwa pada perlakuan pupuk NPK 150 g/lubang tanam kandungan Al-
dd cenderung lebih tinggi dari pada perlakuan lainnya sehingg kandungan Al-dd
yang tinggi tersebut dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Pada uji lanjut DMRT (Tabel 2) perlakuan pupuk NPK 100 g/ lubang tanam
merupakan perlakuan yang terbaik. Pengaruh NPK tersebut terlihat nyata karena
adanya unsur hara esensial yang dapat merangsang pertumbuhan daun. Fungsi
nitrogen sebagai pupuk adalah untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman
seperti pada batang, cabang dan daun (daun yang tumbuh pada tanah yang cukup
N akan berwarna lebih hijau) (Mustafa et al., 2012). Hasil penelitian Alfin (2019)
menjelaskan bahwa pupuk NPK berpengaruh terhadap pertumbuhan jumlah daun
tanaman sengon. Pada tingkat tanaman Zinnia elegans di lapangan menunjukkan
bahwa menunjukkan bahwa pupuk NPK dapat mempengaruhi jumlah daun (Javid
et al., 2005).
Berat kering tajuk dan berat kering akar tanaman merupakan jumlah
biomassa yang diserap oleh tanaman dalam proses pertumbuhannya. Berdasarkan
analisis sidik ragam (Tabel 1) pengaruh faktor tunggal pupuk NPK dan asam
humat tidak berpengaruh terhadap berat kering tajuk dan berat kering akar. Hal ini
diduga karena ketika melakukan pembongkaran tanaman sampel destruktif, pupuk
NPK dan asam humat masih terlihat di areal lubang tanam, sehingga dalam waktu
16 minggu penelitian penyerapan unsur hara yang diberikan belum sepenuhnya
diserap oleh tanaman. Sejalan dengan pendapat Fuziah (2009) menyatakan bahwa
respons tanaman terhadap pemberian bio-organik yang salah satunya adalah asam
humat membutuhkan waktu yang lama karena asam humat ini belum
terdekomposisi secara sempurna di dalam tanah. Hasil penelitian Guchi et al.,
(2018) melaporkan bahwa pemberian bahan humat tidak meningkatkan berat
kering akar dan berat kering tajuk tanaman pada tanah ultisol.
Hasil uji lanjut DMRT (Tabel 2) tampak bahwa perlakuan pupuk NPK 100
g/ lubang tanam merupakan perlakuan yang terbaik terhadap panjang akar
tanaman. Pada penelitian ini ketersediaan unsur hara tersebut sudah terpenuhi
sehingga parameter pertumbuhan panjang akar berpengaruh nyata dengan
diberikanya pupuk NPK kedalam tanah. Fosfor membantu pertumbuhan akar dan
tunas, kalium membantu pembungaan dan pembuahan, nitrogen membantu

21
pertumbuhan vegetatif (Elizabeth, 2013). Hasil penelitian Ilham (2021)
menunjukkan bahwa peningkatan pemberian dosis pupuk NPK 16:16:16
berpengaruh terhadap tinggi tunas, jumlah cabang, dan panjang akar tanaman
lada. Hasil penelitian Aziz-El (2007) melaporkan bahwa pemberian pupuk NPK
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang akar tanaman Codiaeum
variagetum.
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam (Tabel 1) terlihat bahwa pengaruh
tunggal asam humat juga berpengaruh nyata terhadap panjang akar tanaman. Pada
uji lanjut DMRT (Tabel 2) tampak bahwa perlakuan asam humat 20 g/ lubang
tanam berbeda nyata dengan perlakuan 10 g/ lubang tanam dan perlakuan 30 g/
lubang tanam dan merupakan perlakuan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena
keberadaan asam humat dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah,
diantaranya dapat merangsang granulasi agregat dan kemantapan tanah, mengikat
air dan meningkatkan pH tanah serta Kapasitas Tukar Kation (KTK), dengan
demikian perkembangan akar akan baik (Suwahyono, 2011., Delvita, 2016 dan
Ikbal et al., 2016). Asam humat mampu meningkatkan aktivitas serapan unsur
hara, meningkatkan aktivitas metabolisme, dan pertumbuhan akar yang lebih baik
serta mampu meningkatkan ketersediaan P yang mempengaruhi pertambahan
panjang akar sengon (Ikbal, 2016). Hasil penelitian Ahmad et al., (2017)
melaporkan bahwa asam humat memberikan pengaruh yang nyata terhadap
panjang akar tanaman. Hasil penelitian Wulandari et al., (2021) melaporkan
bahwa pemberian bahan humat berpengaruh nyata terhadap peningkatan panjang
akar sengon.

22
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa:
1. Interaksi pupuk NPK dan asam humat tidak memberikan respons yang nyata
terhadap pertumbuhan tanaman sengon solomon.
2. Pupuk NPK dengan dosis 100 g/lubang tanam merupakan perlakuan terbaik
terhadap pertumbuhan sengon solomon.
3. Asam humat dengan dosis 20 g/lubang tanam merupakan perlakuan terbaik
terhadap pertumbuhan sengon solomon.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini, dapat direkomendasikan
penggunaan pupuk NPK dengan dosis 100 g/lubang tanam dan asam humat
dengan dosis 20 g/lubang tanam untuk tanaman sengon di tanah bekas tambang
batubara.

23
DAFTAR PUSTAKA

Adhiatma S, Susanto TB, Nurmiyanto A, dan Hudori. 2014. Aplikasi bahan


amelioran (asam humat; lumpur IPAL tambang batubara) terhadap
pertumbuhan tanaman reklamasi pada lahan bekas tambang batubara. Jurnal
Sains dan Teknologi Lingkungan.Vol. 6(1):26-37.
Ahmad A., Sukriadi dan Rismaneswati. 2017. Dampak pemberian Asam Humat
terhadap beberapa sifat fisikokimia tanah vertisol dan pertumbuhan tanaman
jagung. SKRIPSI. Universitas Hasanuddin.
Alfin NM. 2019. Pengaruh jenis pupuk kandang dan dosis pupuk npk terhadap
pertumbuhan bibit sengon laut (Albizia falcataria l. Fosberg). SKRIPSI.
UMK.
Ashari AM, Suherman C, dan Nuraini A. 2017. Respons pertumbuhan tanaman
jarak pagar (Jatropha curcas L.) akibat pemberian asam humat dan fungi
mikoriza arbuskula. Jurnal Agrotek. Vol 9 (2):148-158.
Astana S, Hani A, Endom W, Nuroniah HS, Lelana NE, Kurniasari DR, dan
Bangsawan I. 2016. Kiat Berbisnis Sengon Tanam Sekali Untung Berkali-
kali. Forda Press, Bogor, Indonesia
Ardiyanto AE. 2009. Pengaruh Pemberian Bahan Amelioran Senyawa Humat,
Bahan Organik Dan Kapur Terhadap Pertumbuhan Koro Benguk (Mucuna
pruriens) Pada Lahan Bekas Tambang Batubara Tambang Batulicin
Kalimantan Selatan. Skripsi. Fakultas K.ehutanan IPB, Bogor.
Aziz El dan Nahed G. 2007. Stimulatory effect of NPK fertilizer and
benzyladenine on growth and chemical constituens of Codiaeum variegatum
L. Plant. American-Eurasian Journal. Agric. & Environt. Vol. 2
Badan Litbang Pertanian. 2013. Asam Humat, Senyawa Organik Penghemat
Pemakaian Pupuk Anorganik. http://www.litbang.pertanian.go.id/info-
aktual/1525/ (Diakses 12 November 2020).
Baskorowati L. 2014. Budidaya Sengon Unggul (Falcataria moluccana) Untuk
Pengembangan Hutan Rakyat. IPP Press, Bogor, Indonesia.
Dariah AI dan Nurida NL. 2011. Formula pembenah tanah diperkaya senyawa
humat untuk meningkatkan produktivitas tanah ultisols taman bogo,
Lampung. Jurnal Tanah dan Iklim. Vol 1 (33)
Darwo, Setiadi Y, Santoso E. 2006. Aplikasi endomikoriza, pupuk kompos, dan
asam humat dalam meningkatkan pertumbuhan Khaya anthoteca Dx. Pada
lahan pasca penambangan batu gamping di Cileungsi-Bogor. Jurnal
Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. Vol 3 (2):195-207
Delvita S (2016) Pemberian Abu Terbang Batu Bara dan Asam Humat Terhadap
Beberapa Sifat Kimia Tanah Pada Lahan Bekas Tambang Batu
Bara. Diploma thesis, Universitas Andalas.

24
Djufry F, Nurjanani, Ramlan. 2014. Efektivitas pupuk majemuk dan asam humat
pada budidaya kentang di kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Jurnal
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Vol 17 ( 2)
Elizabeth K. 2013. Pengaruh kompos jerami dan pupuk npk terhadap n-tersedia
tanah, serapan-n, pertumbuhan, dan hasil padi sawah (oryza sativa l.).
Prosiding FMIPA Universitas Pattimura.
Fahrul M, Jannah R, dan Patmawati. 2019. Perbaikan beberapa sifat kimia pada
tanah pasca tambang batubara dengan pemberian dosis bokashi kiapu
(Pristia stationes L.) dan krinyu (Choromolaena odorata L.). Jurnal
agroekoteknologi Tropika Lembab. Vol 2 (1).
Fauziah AB. 2009. Pengaruh Asam Humat Dan Kompos Aktif Untuk
Memperbaiki Sifat Tailing Dengan Indikator Pertumbuhan Tinggi Semai
Enterolobium Cyclocarpum Griseb Dan Altingia Excelsa Noronhae. Skripsi.
IPB.
Firmansyah I, Syakir, dan Lukman L. 2017. Pengaruh kombinasi dosis pupuk N,
P, dan K terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung (Solanum
melongena L.). Jurnal Hortikultura. Vol 27 (1):69-78.
Firdaus NY. 2019. Pengaruh Arang Sekam, Kompos dan Pupuk NPK Terhadap
Pertumbuhan Kaliandra Merah (Calliandra calothyrsus). Skripsi.
Departemen Silvikultur. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Fitrah H. 2018. Material Tanah Bekas Tambang Batubara dan Pembenahan.
Thema Publishing, Yogyakarta, Indonesia.
Gothwal RK., Nigam VK., Mohan MK., Sasmal D. dan Ghosh P. 2008. Screening
of nitrogen fixers from rhizospheric bacterial isolates associated with
important desert plants. Applied Ecology and Environmental Research.
Vol 6 (2) : 101-109.
Guchi H., Sarifuddin dan Lisdiyanti M. 2018. Pengaruh Pemberian Bahan Humat
dan Pupuk SP-36 untuk Meningkatkan Ketersediaan Fosfor pada Tanah
Ultisol. Jurnal Pertanian Tropik. Vol. 5
Hartanto H. 2011. Cara Pembudidayaan Sengon. Brilliant Book, Yogyakarta,
Indonesia.
Hardjowigeno S. 1987. Ilmu Tanah. Medyatama Sarana Prakarsa. Jakarta
Hartati W. dan Sudarmadji T. 2012. Study on land rehabilitation at mined lands of
PT Trubaindo coal mining, West Kutai, East Kalimantan (2011 - 2012).
General Forestry.
Hermanto D, Dharmayani NKT, Kurnianingsih R, dan Kamali SR.2013. Pengaruh
asam humat sebagai pelengkap pupuk terhadap ketersediaan dan
pengambilan nutrien pada tanaman jagung di lahan kering Kec.Bayan-NTB.
Ilmu Pertanian. Vol 16 (2) : 28-41.
Hatmani SS. 1995. Pengaruh Komposisi Media dan Dosis Pupuk NPK Terhadap
Pertumbuhan Bibit Sengon (Paraserianthes falcataria (L.)Nielsen). Skripsi.
Fakultas Pertanian IPB, Bogor.

25
Herviyanti, Anche C, Gusnidar, dan I. Darfis. 2012. Perbaikan sifat kimia oxisol
dengan pemberian bahan humat dan pupuk p untuk meningkatkan serapan
hara dan produksi tanaman jagung (Zea mays l.). Jurnal Solum Vol. 9 :51-
60.
Heruna S. 2011. Pemanfaatan Bahan Humat dan Abu Terbang untuk Reklamasi
Lahan bekas Tambang. Tesis. IPB, Bogor
Ikbal, Iskandar, Budi SWR. 2016. Penggunaan bahan humat dan kompos untuk
meningkatkan kualitas tanah bekas tambang nikel sebagai media
pertumbuhan sengon (Paraserianthes falcataria). Jurnal Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Vol.6 No.1
Ilham. 2021. Respon Pertumbuhan Bibit Lada (Piper Nigrum L.) Dengan
Pemberian Dosis Pupuk NPK16:16:16 Pada Tanah Bekas Tambang
Timah. SKRIPSI . UIN Sultan Syarif Kasim Riau.
Javid QA., Abbasi NA., Saleem N., Hafis IA., dan Mughal AL. 2005. Effect of
NPK Fertilizer on Performance of Zinnia (Zinnia elegans)Wirlyging Shade.
International Journal of Agriculture and Biology. Vol. 7 No. 3, 471-473.
Krisnawati H, Varis E, Kallio M dan Kanninen M. 2011. Paraserienthes falcataria
(L.) Nielsen: ecology, silviculture and productivity. CIFOR, Bogor,
Indonesia.
Kusmana C, Setiadi Y, dan Anshary AL. 2013. Studi pertumbuhan tanaman hasil
revegetasi di lahan pasca tambang batubara PT. Arutmin Indonesia Sie
Batulicin Kalimantan Selatan. Jurnal Silvikultur Tropika. Vol 4 (3):160-16.
Kusmawati W, Zaini M dan Ernata Y. 2018. Pengelolaan lahan pekarangan/kebun
dengan sengon solomon hasil kultur in vitro pada kelompok usaha
pembibitan sengon di Kabupaten Malang. Jurnal Pengabdian Masyarakat.
Vol. 2 (1)
Lawing YH. 2018. Pengaruh pemberian kapur dolomit terhadap pertumbuhan
bibit gaharu pada lahan pasca tambang di PT. Tanito Harum. Jurnal Geologi
pertambangan. Vol. 1(23)
Manalu DP. 2017. Evaluasi Sifat Kimia dan Kesuburan Tanah Di Areal
Reklamasi Pasca Tambang Batubara (Studi Kasus di PT. Nan Riang, Desa
Ampelu Mudo, Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari). Skripsi
[Tidak Dipublikasikan]. Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
Mansur I dan Suharman. 2011. Respon tanaman jabon (Anthocephalus cadamba)
terhadap pemupukan lanjutan (npk). Jurnal Silvikultur Tropika. Vol.3 No.1
Martawijaya A., Kartasujana I., Mandang Y.I., Prawira S. A. dan Kadir K. 1989.
Atlas Kayu Indonesia Jilid II. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hasil Hutan.
Mashud N dan Manarionsong E. 2014. Pemanfaatan lahan bekas tabang batubara
untuk pengembangan sagu. Balai Penelitian Tanaman Palma. Vol. 15 No. 1
Mustafa M., Ahmad A., Ansar M. dan Syafiuddin M. 2012. Dasar Dasar Ilmu
Tanah. Universitas Hasanuddin.

26
Nuroniah HS, dan Putri KP. 2013. Manual Budidaya Sengon (Falcataria
moluccana Miq.). Pusat Pendidikan dan Pengembangan Peningkatan
Produktivitas Hutan, Badan Penelitian dan Pengembangan Hutan, Bogor,
Indonesia.
Naibaho T. 2021. Respons pertumbuhan tanaman sengon solomon terhadap
pemberian kapur dolomit dan kompos kotoran ayam pada tanah bekas
tambang batubara.Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Jambi.

Parlindungan S.P. 2011. Pengaruh Bahan Humat Dari Ekstrak Batubara Muda
(Subbituminus) dan Pupuk P terhadap Ketersediaan dan Serapan Hara P
Tanaman Jagung (Zea mays L.) pada Ultisol. Skripsi. Jurusan Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Padang.
Priadi D dan NS Hartati. 2015. Daya kecambah dan multiplikasi tunas in vitro
Sengon (Paraserianthes falcataria) unggul benih segar dan yang disimpan
selama empat tahun. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon. Vol 1(6): 1516-
1519.
Purwanto F. 2018. Omset Petani Pohon Sengon Di Desa Pangkoh Kabupaten
Pulang Pisau. Skripsi. Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Syariah
Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya.
Rahmawatin RM. 2007. Respons Pertumbuhan Awal Legum Kaliandra
(Calliandra calothyrsus) Terhadap Pemberian Boi Enzim, Bioaktivator dan
Asam Humik. Skripsi. Fakultas Peternakan IPB, Bogor
Rahmawaty. 2002. Restorasi lahan bekas tambang berdasarkan kaidah ekalogi.
USU Digital Library. Sumatera Utara.
Restida M, Sarno, dan Ginting YC. 2014. Pengaruh pemberian asam humat (berasal
dari batubara muda) dan pupuk N terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
tomat (Lycopersicum esculentum Mill). Jurnal Agrotek Tropika. Vol. 2(3).
Subowo G. 2011. Penambangan sistem terbuka ramah lingkungan dan upaya
reklamasi pasca tambang untuk memperbaiki kualitas sumberdaya lahan dan
hayati tanah. Jurnal Sumberdaya Lahan. Vol 5(2).

Simanjorang BN. 2017. Evaluasi Kesesuaian Lahan Beberapa Jenis Tanaman di


Areal Reklamasi Pasca Tambang Batubara (Studi Kasus di PT. Nan Riang,
Desa Ampelu Mudo, Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari).
Skripsi [Tidak Dipublikasikan]. Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
Sembiring JV, Nelvia dan Yulia AE. 2015. Pertumbuhan bibit kelapa sawit
(Elaeis guineensis jacq.) di pembibitan utama pada medium sub soil ultisol
yang diberi asam humat dan kompos tandan kosong kelapa sawit. Jurnal
Agroteknologi. Vol 6(1) : 25-32.
Setiadi D, Baskorowati L, dan Susanto M. 2014. Pertumbuhan sengon solomon
dan responnya terhadap penyakit karat tumor di Bondowoso, Jawa Timur.
Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan. Vol 8(2):121-136.

27
Setiowati DN, Amala AN, dan Aini UNN. 2017. Studi pemilihan tanaman
revegetasi untuk keberhasilan reklamasi lahan bekas tambang. Jurnal Teknik
Lingkungan. Vol 3 (1):14-20.
Sudaryono. 2009. Tingkat kesuburan tanah ultisol pada lahan pertambangan
batubara Sanggatta, Kalimantan Timur. Jurnal teknik lingkungan. Vol. 10
(3)
Suwahyono U. 2011. Prospek teknologi remediasi lahan kritis dengan asam humat
(humic acid). Jurnal Teknik Lingkungan. Vol 12 (1) : 55-65.
Suhartati dan Nursyamsi. 2006. Pengaruh dosis pupuk dan asal bibit terhadap
pertumbuhan jati. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. Vol 3 (3) : 193-200.
Surata IK. 2009. Pemupukan npk pada tanaman Eucalyptus camaldulensis dehnh
di lahan savana, Kabupaten Sumba Timur, propinsi Nusa Tenggara Timur.
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman.Vol 6. No.1
Taqiyuddin MFK dan Hidayat L. 2020. Reklamasi tanaman adaptif lahan tambang
batubara PT. BMB blok dua kabupaten Tapin Kalimantan Selatan.Ziraa’ah.
Vol.45 No.3:285-292.
Wasis B dan Sa’idah SH. 2019. Pertumbuhan semai sengon (Paraserianthes
falcataria (l.) nielsen) pada media tanah bekas tambang kapur dengan
penambahan pupuk kompos dan npk. Jurnal Silvikultur Tropika. Vol 9(1) :
51-57.
Wibowo AY. 2011. Pengaruh Abu Terbang dan Bahan Humat Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Sengon (Paraserianthes falcataria) dan Sifat Kimia
Tanah di Lahan Bekas Tambang Batubara. Skripsi. Fakultas Pertanian, IPB
Widuri SA dan Yassir I. 2013. Pertumbuhan laban (Vitex pinnata) dengan
perlakuan asam humat dan kompos di lahan pascatambang batubara, pt
singlurus pratama, kalimantan timur. Balai Penelitian Teknologi Konservasi
Sumber Daya Alam.
Wulandari C., Dermiyati., Riniarti M., Yuwono SB. dan Alawiyah. 2021. Respon
pertumbuhan tanaman sengon (Paraserianthes falcataria) terhadap
pemberian amelioran pada media campuran tanah pasca tambang batu
kapur. Jurnal Hutan Tropis. Vol. 9
Yuliani E. 2007. Pengaruh Penambahan Bioktivator, Asam Humik dan Mikoriza
(CMA) Terhadap Pertumbuhan Kaliandra Merah (Calliandra calothyrsus).
Skripsi. Fakultas Peternakan IPB, Bogor

28
LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta Administrasi Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten
Batang Hari Provinsi Jambi

29
Lampiran 2. Peta Lokasi Penelitian

30
Lampiran 3. Denah Petak Percobaan Menurut Rancangan Acak Kelompok
(RAK)

31
Lampiran 4. Denah Tanaman dalam Petak Percobaan

B
C

Keterangan :
A : Jarak tanam (3 x 3 m)
B : Jarak tanaman ke petak percobaan (1,5 m)
C : Tanaman sampel
D : Tanaman sampel untuk variabel pengukuran

32
Lampiran 5. Bentuk dan Ukuran Lubang Tanam

Lapisan tanah
Lapisan tanah bawah atas (20
(20-40 cm) cm)
10 cm

15 cm

40 cm 40 cm

Tempat pemberian
perlakuan

40 cm

33
Lampiran 6. Data Curah Hujan

Curah Hujan (mm)


Tanggal/Bulan Agustus September Oktober November
1 - 0 5.6 0
2 - 0 0 19.3
3 - 0 0 0
4 - 0 0 0
5 - 0 0 20.5
6 - 0 0 0
7 - 0 0 64.7
8 - 28.6 0 0
9 - 0 0 19.1
10 - 0 0 30.8
11 - 0 35.4 0
12 - 0 0 14.3
13 - 42.2 91.2 0
14 0 0 0 0
15 14.8 0 0 20.5
16 0 18 0 0
17 5.4 0 6.6 24.2
18 0 38.4 0 0
19 104.6 0 0 7.9
20 0 0 0 0
21 0 0 0 0
22 35.2 51.2 46 0
23 0 15 13.6 0
24 0 0 0 18.4
25 0 58.8 13.6 0
26 41.4 36.8 0 12.6
27 0 0 0 26.1
28 0 5.9 0 0
29 0 0 0 0
30 0 0 0 0
31 16 0 35.8 0
Total 217.4 294.9 247.8 278.4

34
Lampiran 7. Suhu dan Kelembapan
Pukul
Pengukuran 08:00 WIB 12:00 WIB 16:00 WIB
Suhu Kelembaban Suhu Kelembaban Suhu Kelembaban
(°C) (%) (°C) (%) (°C) (%)
t0 26 64 33 41 30 39
t1 26 52 29 40 32 41
t2 31 63 33 36 32 41
t3 34 49 34 30 29 51
t4 30 48 36 25 30 46
t5 28 67 31 29 30 49
t6 31 65 36 24 31 47
t7 32 38 34 32 32 42
t8 29 50 32 35 29 53
Rata-rata 30.94 57.86 35.33 35.79 33.03 46.98

35
Lampiran 8. Perhitungan Jumlah Kapur Dolomit Dibutuhkan

Berat Volume = 1.19 kg/dm3


= 1.19 kg/L
Volume Lubang Tanam = 40 cm x 40 cm x 40 cm
= 64.000 cm³
= 64 L
Berat Tanah Lubang Tanam = 64 L x 1.19 kg/L
= 76.16 kg/ L

Rata-rata Al-dd pada areal penelitian adalah 7.12 me/100 g


Kebutuhan Kapur Berdasarkan CaMg(CO3)2/100g
= 7.12 me/100g x 40/2 mg/me
= 142.4 mg Ca/100g
= 1.424 g/kg
= 184/40 x 1.424 g/kg
= 6.5504 g/kg
Maka untuk menetralkan Al-dd yaitu:
100% Al-dd = 6.5504 g/kg x 76.16 kg/L
= 498.8784 g/lubang tanam

Sehingga dosis pupuk dasar kapur dolomit yang dibutuhkan yaitu 500 g/lubang
tanam

36
Lampiran 9. Hasil Analisis Tanah Awal

37
38
Lampiran 10. Hasil Analisis Tanah Akhir Penelitian

39
40
41
Lampiran 11. Hasil Analisis Kandungan Asam Humat

42
Lampiran 12. Analisis Statisktik Pertambahan Tinggi (cm)
Data Hasil Pertambahan Tinggi

Kelompok
Perlakuan Total Rata-rata
I II III
P1A1 62.75 58.75 43.75 166.75 55.58
P1A2 52.00 72.50 62.25 186.75 62.25
P1A3 75.50 70.00 51.75 197.25 65.75
P2A1 96.50 63.50 61.33 221.33 73.78
P2A2 103.75 95.75 133.00 332.50 110.83
P2A3 129.50 63.25 61.00 253.75 84.58
P3A1 119.25 92.33 93.00 304.58 101.53
P3A2 68.75 84.75 58.00 211.50 70.50
P3A3 120.75 68.50 32.50 221.75 73.92
Total 830.25 669.33 596.58 2096.17 77.64

Tabel 2 arah NPK x Asam Humat


Asam Humat (A)
NPK (P) Total P Rata-rata
A1 A2 A3
P1 165.25 186.75 197.25 549.25 61.03
P2 221.33 332.50 253.75 807.58 89.73
P3 304.58 211.50 221.75 737.83 81.98
Total (A) 691.17 730.75 672.75
Rata-rata 76.80 81.19 74.75

Faktor Koreksi 162504.76


JK Umum 18128.47
JK Kelompok 3133.61
JK Kombinasi Perlakuan 8062.16
JK Galat 6932.69
JK P (NPK) 3969.07
JK A (Asam Humat) 195.19
JK Interaksi P x A 3897.91
Koefisien Keragaman 26.83%

Tabel Analisis Sidik Ragam (Anova)

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F F Tabel


Notasi
Keragaman Bebas Kuadrat Tengah Hitung 5% 1%
Perlakuan 8 8062.16 1007.77 2.33 2.59 3.89 tn
Kelompok 2 3133.61 1566.81 3.62 3.63 6.22 tn
NPK (P) 2 3969.07 1984.53 4.58 3.63 6.22 *
Asam Humat 2 195.19 97.59 0.23 3.63 6.22 tn
PxA 4 3897.91 974.48 2.25 3.00 4.77 tn
Galat 16 6932.69 433.29
Total 26 26081.48 6047.14
Keterangan : * = berbeda nyata, tn = tidak berbeda nyata

43
Uji DMRT Terhadap Pertambahan Tinggi (cm)
Perlakuan Pupuk NPK (P)

Jarak
6.929 Notasi
0 2.00 3.00
SSR 5% 0 2.998 3.144
LSR 5% 0 20.80 21.81

Perlakuan Rata-rata Beda Rata-rata

P2 89.73 7.75 28.54 a


P3 81.98 20.79 b
P1 61.03 b

Perlakuan Asam Humat (A)


Jarak
6.929 Notasi
0 2.00 3.00
SSR 5% 0 2.998 3.144
LSR 5% 0 20.77 21.78

Perlakuan Rata-rata Beda Rata-rata

A2 81.19 4.23 6.44 a


A1 76.96 2.21 a
A3 74.75 a

44
Lampiran 13. Analisis Statisktik Pertambahan Diameter (mm)
Data Hasil Pertambahan Diameter
Kelompok
Perlakuan Total Rata-rata
I II III
P1A1 18.98 20.68 12.40 52.05 17.35
P1A2 13.98 19.40 22.75 56.13 18.71
P1A3 15.03 17.05 17.93 50.00 16.67
P2A1 23.80 17.33 16.10 57.23 19.08
P2A2 25.30 27.20 33.45 85.95 28.65
P2A3 26.43 21.58 22.30 70.30 23.43
P3A1 22.75 22.38 28.23 73.35 24.45
P3A2 21.38 19.30 10.23 50.90 16.97
P3A3 24.50 25.70 8.58 58.78 19.59
Total 192.13 190.60 171.95 554.68 20.54

Tabel 2 arah NPK x Asam Humat


Asam Humat (A)
NPK (P) Total P Rata-rata
A1 A2 A3
P1 52.05 56.13 50.00 158.18 17.58
P2 57.23 85.95 70.30 213.48 23.72
P3 73.35 50.90 58.78 183.03 20.34
Total (A) 182.63 192.98 179.08
Rata-rata 20.29 21.44 19.90

Faktor Koreksi 11394.98


JK Umum 842.02
JK Kelompok 28.04
JK Kombinasi Perlakuan 401.34
JK Galat 412.63
JK P (NPK) 170.47
JK A (Asam Humat) 11.59
JK Interaksi P x A 219.27
Koefisien Keragaman 24.72%

Tabel Analisis Sidik Ragam (Anova)


Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F F Tabel
Notasi
Keragaman Bebas Kuadrat Tengah Hitung 5% 1%
Perlakuan 11 401.3 36.5 1.4 2.59 3.89 tn
Kelompok 2 28.04 14.02 0.54 3.63 6.22 tn
NPK (P) 2 170.47 85.24 3.31 3.63 6.22 tn
Asam Humat 2 11.59 5.80 0.22 3.63 6.22 tn
PxA 4 219.27 54.82 2.13 3 4.77 tn
Galat 16 412.63 25.79
Total 26 1243.36 222.15
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata

45
Uji DMRT Terhadap Pertambahan Diameter (mm)
Perlakuan Pupuk NPK (P)

jarak
1.693 Notasi
0 2.00 3.00
SSR 5% 0 2.998 3.144
LSR 5% 0 5.07 5.32

Perlakuan Rata-rata Beda Rata-rata

P2 23.72 3.38 6.14 a


P3 20.34 2.76 ab
P1 17.58 b

Perlakuan Asam Humat (A)

jarak
1.693 Notasi
0 2.00 3.00
SSR 5% 0 2.998 3.144
LSR 5% 0 5.07 5.32

Perlakuan Rata-rata Beda Rata-rata

A2 21.44 1.15 1.54 a


A1 20.29 0.39 a
A3 19.9 a

46
Lampiran 14. Analisis Statisktik Pertambahan Jumlah Daun (Helai)
Data Hasil Pertambahan Jumlah Daun
Kelompok
Perlakuan Total Rata-rata
I II III
P1A1 20.75 24.00 19.00 63.75 21.25
P1A2 21.50 22.25 26.75 70.50 23.50
P1A3 21.25 22.50 23.00 66.75 22.25
P2A1 25.00 25.25 26.75 77.00 25.67
P2A2 33.25 33.00 36.50 102.75 34.25
P2A3 27.50 27.00 23.00 77.50 25.83
P3A1 26.00 25.25 28.50 79.75 26.58
P3A2 23.75 26.25 18.50 68.50 22.83
P3A3 24.75 25.50 10.75 61.00 20.33
Total 223.75 231.00 212.75 667.50 24.72

Tabel 2 arah NPK x Asam Humat


Asam Humat (A)
NPK (P) Total P Rata-rata
A1 A2 A3
P1 63.75 70.50 66.75 201.00 22.33
P2 77.00 102.75 77.50 257.25 28.58
P3 79.75 68.50 61.00 209.25 23.25
Total (A) 220.50 241.75 205.25
Rata-rata 24.50 26.86 22.81

Faktor Koreksi 16502.08


JK Umum 643.92
JK Kelompok 18.76
JK Kombinasi Perlakuan 416.58
JK Galat 208.57
JK P (NPK) 205.04
JK A (Asam Humat) 74.68
JK Interaksi P x A 136.86
Koefisien Keragaman 14.60%

Tabel Analisis Sidik Ragam (Anova)


Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F F Tabel
Notasi
Keragaman Bebas Kuadrat Tengah Hitung 5% 1%
Perlakuan 8 416.58 52.07 3.99 2.59 3.89 *
Kelompok 2 18.76 9.38 0.72 3.63 6.22 tn
NPK (P) 2 205.04 102.52 7.86 3.63 6.22 **
Asam Humat 2 74.68 37.34 2.86 3.63 6.22 tn
PxA 4 136.86 34.22 2.62 3 4.77 tn
Galat 16 208.57 13.04
Total 26 1060.50 248.57
Keterangan :** = berbeda sangat nyata, tn = tidak berbeda nyata

47
Uji DMRT Terhadap Pertambahan Jumlah Daun (Helai)
Perlakuan Pupuk NPK (P)

jarak
1.203 Notasi
0 2.00 3.00
SSR 5% 0 2.998 3.144
LSR 5% 0 3.608 3.784

Perlakuan Rata-rata Beda Rata-rata

P2 28.58 5.33 6.25 a


P3 23.25 0.92 ab
P1 22.33 b

Perlakuan Asam Humat (A)

Jarak
1.203 Notasi
0 2.00 3.00
SSR 5% 0 2.998 3.144
LSR 5% 0 3.608 3.784

Perlakuan Rata-rata Beda Rata-rata

A2 26.86 2.36 4.05 a


A1 24.50 1.69 ab
A3 22.81 b

48
Lampiran 15. Analisis Statisktik Berat Kering Tajuk (g)
Data Hasil Berat Kering Tajuk
Kelompok
Perlakuan Total Rata-rata
I II III
P1A1 184.78 135.36 77.05 397.19 132.40
P1A2 96.92 106.48 259.33 462.73 154.24
P1A3 93.08 108.37 117.36 318.81 106.27
P2A1 138.89 60.25 80.88 280.02 93.34
P2A2 161.56 311.28 432.04 904.88 301.63
P2A3 299.38 126.08 64.04 489.50 163.17
P3A1 295.16 150.24 156.43 601.83 200.61
P3A2 232.52 140.69 157.14 530.35 176.78
P3A3 289.26 340.53 24.20 653.99 218.00
Total 1791.55 1479.28 1368.47 4639.30 171.83

Tabel 2 arah NPK x Asam Humat


Asam Humat (A)
NPK (P) Total P Rata-rata
A1 A2 A3
P1 397.19 462.73 318.81 1178.73 130.97
P2 280.02 904.88 489.50 1674.40 186.04
P3 601.83 530.35 653.99 1786.17 198.46
Total (A) 1279.04 1897.96 1462.30
Rata-rata 142.12 210.88 162.48

Faktor Koreksi 797152.02


JK Umum 265090.38
JK Kelompok 10695.86
JK Kombinasi Perlakuan 96688.46
JK Galat 157706.07
JK P (NPK) 23228.32
JK A (Asam Humat) 22460.96
JK Interaksi P x A 50999.18
Koefisien Keragaman 75.739%

Tabel Analisis Sidik Ragam (Anova)

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F F Tabel


Notasi
Keragaman Bebas Kuadrat Tengah Hitung 5% 1%
Perlakuan 8 96688.46 12086.06 1.23 2.59 3.89 tn
Kelompok 2 10695.86 5347.93 0.54 3.63 6.22 tn
NPK (P) 2 23228.32 11614.16 1.18 3.63 6.22 tn
Asam Humat 2 22460.96 11230.48 1.14 3.63 6.22 tn
PxA 4 50999.18 12749.79 1.29 3 4.77 tn
Galat 16 157706.07 9856.63
Total 26 361778.83 62885.05
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata

49
Data Hasil Berat Kering Tajuk Transformasi akar
Kelompok
Perlakuan Total Rata-rata
I II III
P1A1 13.61 11.66 8.81 34.07 11.36
P1A2 9.87 10.34 16.12 36.33 12.11
P1A3 9.67 10.43 10.86 30.96 10.32
P2A1 11.81 7.79 9.02 28.62 9.54
P2A2 12.73 17.66 20.80 51.19 17.06
P2A3 17.32 11.25 8.03 36.60 12.20
P3A1 17.19 12.28 12.53 42.00 14.00
P3A2 15.26 11.88 12.56 39.70 13.23
P3A3 17.02 18.47 4.97 40.46 13.49
Total 124.49 111.76 103.69 339.94 12.59

Tabel 2 arah NPK x Asam Humat


Asam Humat (A)
NPK (P) Total P Rata-rata
A1 A2 A3
P1 34.07 36.33 30.96 101.37 11.26
P2 28.62 51.19 36.60 116.41 12.93
P3 42.00 39.70 40.46 122.16 13.57
Total (A) 104.70 127.22 108.02
Rata-rata 11.63 14.14 12.00

Faktor Koreksi 4279.98


JK Umum 372.82
JK Kelompok 24.45
JK Kombinasi Perlakuan 118.64
JK Galat 229.73
JK P (NPK) 25.61
JK A (Asam Humat) 32.85
JK Interaksi P x A 60.18
Koefisien Keragaman 10.679%

Tabel Analisis Sidik Ragam (Anova)

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F F Tabel


Notasi
Keragaman Bebas Kuadrat Tengah Hitung 5% 1%
Perlakuan 8 118.64 14.83 1.03 2.59 3.89 tn
Kelompok 2 24.45 12.22 0.85 3.63 6.22 tn
NPK (P) 2 25.61 12.81 0.89 3.63 6.22 tn
Asam Humat 2 32.85 16.43 1.14 3.63 6.22 tn
PxA 4 60.18 15.05 1.05 3 4.77 tn
Galat 16 229.73 14.36
Total 26 491.46 85.69
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata

50
Uji DMRT Terhadap Berat Kering Tajuk (g)
Perlakuan Pupuk NPK (P)

Jarak
1.263 Notasi
0 2 3
SSR 5% 0 2.998 3.144
LSR 5% 0 3.787 3.971
Perlakuan Rata-rata Beda Rata-rata

P3 13.57 0.64 2.31 a


P2 12.93 1.67 a
P1 11.26 a

Perlakuan Asam Humat (A)

Jarak
1.263 Notasi
0 2 3
SSR 5% 0 2.998 3.144
LSR 5% 0 3.787 3.971

Perlakuan Rata-rata Beda Rata-rata

A2 14.14 2.14 2.51 a


A3 12.00 0.37 a
A1 11.63 a

51
Lampiran 16. Analisis Statisktik Berat Kering Akar (g)
Data Hasil Berat Kering Akar
Kelompok
Perlakuan Total Rata-rata
I II III
P1A1 36.96 60.47 17.94 115.37 38.46
P1A2 36.54 29.34 76.68 142.56 47.52
P1A3 42.88 18.66 56.46 118.00 39.33
P2A1 32.66 11.90 20.30 64.86 21.62
P2A2 55.72 120.51 179.07 355.30 118.43
P2A3 96.14 52.40 19.26 167.80 55.93
P3A1 53.42 30.26 30.73 114.41 38.14
P3A2 83.27 32.01 19.97 135.25 45.08
P3A3 71.88 107.80 9.17 188.85 62.95
Total 509.47 463.35 429.58 1402.40 51.94

Tabel 2 arah NPK x Asam Humat


Asam Humat (A)
NPK (P) Total P Rata-rata
A1 A2 A3
P1 115.37 142.56 118.00 375.93 41.77
P2 64.86 355.30 167.80 587.96 65.33
P3 114.41 135.25 188.85 438.51 48.72
Total (A) 294.64 633.11 474.65
Rata-rata 32.74 70.35 52.74

Faktor Koreksi
JK Umum 39569.38
JK Kelompok 357.40
JK Kombinasi Perlakuan 18226.93
JK Galat 20985.05
JK P (NPK) 2637.34
JK A (Asam Humat) 6373.15
JK Interaksi P x A 9216.43
Koefisien Keragaman 50.251%

Tabel Analisis Sidik Ragam (Anova)

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F F Tabel


Notasi
Keragaman Bebas Kuadrat Tengah Hitung 5% 1%
Perlakuan 8 18226.93 2278.37 1.74 2.59 3.89 tn
Kelompok 2 357.40 178.70 0.14 3.63 6.22 tn
NPK (P) 2 2637.34 1318.67 1.01 3.63 6.22 tn
Asam Humat 2 6373.15 3186.58 2.43 3.63 6.22 tn
PxA 4 9216.43 2304.11 1.76 3 4.77 tn
Galat 16 20985.05 1311.57
Total 26 57796.31 10577.99
tn
Keterangan : = tidak berbeda nyata

52
Data Hasil Berat Kering Akar Transformasi
Kelompok
Perlakuan Total Rata-rata
I II III
P1A1 6.12 7.81 4.29 18.22 6.07
P1A2 6.09 5.46 8.79 20.33 6.78
P1A3 6.59 4.38 7.55 18.51 6.17
P2A1 5.76 3.52 4.56 13.84 4.61
P2A2 7.50 11.00 13.40 31.90 10.63
P2A3 9.83 7.27 4.45 21.55 7.18
P3A1 7.34 5.55 5.59 18.48 6.16
P3A2 9.15 5.70 4.52 19.38 6.46
P3A3 8.51 10.41 3.11 22.02 7.34
Total 66.88 61.10 56.26 184.24 6.82

Tabel 2 arah NPK x Asam Humat


Asam Humat (A)
NPK (P) Total P Rata-rata
A1 A2 A3
P1 18.22 20.33 18.51 57.07 6.34
P2 13.84 31.90 21.55 67.29 7.48
P3 18.48 19.38 22.02 59.88 6.65
Total (A) 50.54 71.61 62.08
Rata-rata 5.62 7.96 6.90

Faktor Koreksi 1257.15


JK Umum 158.75
JK Kelompok 6.29
JK Kombinasi Perlakuan 64.07
JK Galat 88.39
JK P (NPK) 6.19
JK A (Asam Humat) 24.74
JK Interaksi P x A 33.14
Koefisien Keragaman 8.998%

Tabel Analisis Sidik Ragam (Anova)

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F F Tabel


Notasi
Keragaman Bebas Kuadrat Tengah Hitung 5% 1%
Perlakuan 8 64.07 8.01 1.45 2.59 3.89 tn
Kelompok 2 6.29 3.15 0.57 3.63 6.22 tn
NPK (P) 2 6.19 3.10 0.56 3.63 6.22 tn
Asam Humat 2 24.74 12.37 2.24 3.63 6.22 tn
PxA 4 33.14 8.28 1.50 3 4.77 tn
Galat 16 88.39 5.52
Total 26 222.82 40.43
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata

53
Uji DMRT Terhadap Berat Kering Akar (g)
Perlakuan Pupuk NPK (P)

Jarak
0.783 Notasi
0 2 3
SSR 5% 0 2.998 3.144
LSR 5% 0 2.349 2.463
Perlakuan Rata-rata Beda Rata-rata

P2 7.48 0.83 1.14 a


P3 6.65 0.31 a
P1 6.34 a

Perlakuan Asam Humat (A)

jarak
0.783 Notasi
0 2 3
SSR 5% 0 2.998 3.144
LSR 5% 0 2.349 2.463

Perlakuan Rata-rata Beda Rata-rata

A2 7.96 1.06 2.34 a


A3 6.9 1.28 a
A1 5.62 a

54
Lampiran 17. Analisis Statisktik Panjang Akar (cm)
Data Hasil Panjang Akar
Kelompok
Perlakuan Total Rata-rata
I II III
P1A1 52.00 44.00 40.00 136.00 45.33
P1A2 56.00 52.00 73.00 181.00 60.33
P1A3 43.00 34.00 35.00 112.00 37.33
P2A1 48.00 48.00 59.00 155.00 51.67
P2A2 93.00 97.00 109.00 299.00 99.67
P2A3 98.00 69.00 39.00 206.00 68.67
P3A1 75.00 55.00 31.00 161.00 53.67
P3A2 72.00 81.00 33.00 186.00 62.00
P3A3 59.00 62.00 20.00 141.00 47.00
Total 596.00 542.00 439.00 1577.00 58.41

Tabel 2 arah NPK x Asam Humat


Asam Humat (A)
NPK (P) Total P Rata-rata
A1 A2 A3
P1 136.00 181.00 112.00 429.00 47.67
P2 155.00 299.00 206.00 660.00 73.33
P3 161.00 186.00 141.00 488.00 54.22
Total (A) 452.00 666.00 459.00
Rata-rata 50.22 74.00 51.00

Faktor Koreksi 92108.48


JK Umum 13614.52
JK Kelompok 1413.85
JK Kombinasi Perlakuan 7911.85
JK Galat 4288.81
JK P (NPK) 3200.96
JK A (Asam Humat) 3284.96
JK Interaksi P x A 1425.93
Koefisien Keragaman 21.423%

Tabel Analisis Sidik Ragam (Anova)


Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F F Tabel
Notasi
Keragaman Bebas Kuadrat Tengah Hitung 5% 1%
Perlakuan 8 7911.85 988.98 3.69 2.59 3.89 *
Kelompok 2 1413.85 706.93 2.64 3.63 6.22 tn
NPK (P) 2 3200.96 1600.48 5.97 3.63 6.22 *
Asam Humat 2 3284.96 1642.48 6.13 3.63 6.22 *
PxA 4 1425.93 356.48 1.33 3 4.77 tn
Galat 16 4288.81 268.05
Total 26 21526.37 5563.40
Keterangan : * = berbeda nyata, tn = tidak berbeda nyata

55
Uji DMRT Terhadap Panjang Akar (cm)
Perlakuan Pupuk NPK (P)

Jarak
5.457 Notasi
0 2 3
SSR 5% 0 2.998 3.144
LSR 5% 0 16.361 17.158

Perlakuan Rata-rata Beda Rata-rata

P2 73.33 19.11 25.66 a


P3 54.22 6.55 b
P1 47.67 b

Perlakuan Asam Humat (A)

Jarak
5.457 Notasi
0 2 3
SSR 5% 0 2.998 3.144
LSR 5% 0 16.361 17.158

Perlakuan Rata-rata Beda Rata-rata

A2 74.00 23.00 23.78 a


A3 51.00 0.78 b
A1 50.22 b

56
Lampiran. 18 Dokumentasi Penelitian

Pengukuran Lahan dan Pengambilan Sampel Tanah Awal

Pembersihan lahan dan Pemasangan Ajir

Pembuatan Lubang Tanam 40 x 40 x 40 cm

57
Penimbangan Perlakuan dan Pupuk Dasar

Inkubasi Pupuk Dasar Kapur Dolomit dalam lubang tanam

Seleksi Bibit

58
Penanaman dan Pemberian Perlakuan

Pembuatan Tanda Pengukuran tinggi dan diameter dan Pengukuran T0

Pengambilan Sampel Tanah di Akhir Penelitian

59
Pembongkaran Tanaman Sampel Destruktif

Pengukuran Panjang Akar

Tampilan Tanaman di Perlakuan P2A2(3) (pupuk NPK 100g dan Asam humat
20 g) pada Pengukuran T8

60
Pengukuran Suhu dan Kelembapan

Pengovenan Sampel untuk mmenghitung Berat Kering Tajuk dan Berat Kering
Akar

61
Tanaman P1A1 Ulangan 1 Tanaman P1A2 Ulangan 1 Tanaman P1A3 Ulangan 1

Tanaman P2A1 Ulangan 1 Tanaman P2A2 Ulangan 1 Tanaman P2A3 Ulangan 1

Tanaman P3A1 Ulangan 1 Tanaman P3A2 Ulangan 1 Tanaman P3A3 Ulangan 1

62
Tanaman P1A1 Ulangan 2 Tanaman P1A2 Ulangan 2 Tanaman P1A3 Ulangan 2

Tanaman P2A1 Ulangan 2 Tanaman P2A2 Ulangan 2 Tanaman P2A3 Ulangan 2

Tanaman P3A1 Ulangan 2 Tanaman P3A2 Ulangan 2 Tanaman P3A3 Ulangan 2

63
Tanaman P1A1 Ulangan 3 Tanaman P1A2 Ulangan 3 Tanaman P1A3 Ulangan 3

Tanaman P2A1 Ulangan 3 Tanaman P2A2 Ulangan 3 Tanaman P2A3 Ulangan 3

Tanaman P3A1 Ulangan 3 Tanaman P3A2 Ulangan 3 Tanaman P3A3 Ulangan 3

64

Anda mungkin juga menyukai