Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur kehadiran Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik, meskipun masih banyak
kekurangan yang tidak dapat kami pungkiri. Namun rasa syukur Allah senantiasa
hadir menjadi bagian dari apresiasi untuk diri kami pribadi.
Pertama-tama tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada ibu Septian
Andriyani, S.Kp., M.Kep, selaku dosen pengampu Mata Kuliah Sistem Pendidikan
dan Promosi Kesehatan yang telah membimbing kami dalam pengerjaan makalah
ini.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 5
PENDAHULLUAN ............................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN .................................................................................................... 7
KESIMPULAN .................................................................................................... 20
4
BAB I
PENDAHULLUAN
5
Indonesia bukanlah tugas yang mudah. Mengakses layanan kesehatan yang tersedia
untuk semua warga tanpa memandang status ekonomi merupakan aspirasi bagi
seluruh masyarakat Indonesia. Ini mencakup berbagai jenis pelayanan kesehatan,
termasuk pencegahan, perawatan, dan pemulihan. Realitas ini sangat terkait dengan
perbedaan geografis dalam pola tempat tinggal penduduk Indonesia, yang dapat
memengaruhi cara mereka mengakses layanan kesehatan saat mereka sakit.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
2.2 Konsep Kesetaraan Kesehatan
Kesehatan, sebagai hak dasar dan kebutuhan pokok manusia, harus diakui
dan diakses oleh semua individu. Prinsip keadilan dalam pelayanan kesehatan,
seperti yang dijelaskan oleh Goddard & Smith (2001) dalam Kebijakan Kesehatan
Indonesia (2019), mencakup dua dimensi penting: keadilan horizontal dan keadilan
vertikal. Keadilan horizontal menekankan akses yang sama terhadap layanan
kesehatan untuk kebutuhan yang sama, sementara keadilan vertikal mengacu pada
pemenuhan kebutuhan pasien, dengan mereka yang memiliki kebutuhan lebih besar
mendapatkan layanan yang lebih besar pula.
Kesetaraan dalam konteks kesehatan merujuk pada konsep etis yang
berlandaskan pada prinsip keadilan distributif, yang juga terkait dengan hak asasi
manusia. Dalam konteks kesehatan, kesetaraan didefinisikan sebagai eliminasi
kesenjangan sosial. Secara operasional, kesetaraan dalam kesehatan mencakup
ketiadaan disparitas sistematis dalam aspek kesehatan (atau dalam faktor-faktor
sosial yang memengaruhi kesehatan) di antara kelompok sosial yang berada pada
posisi sosial yang berbeda, yang mencerminkan perbedaan tingkat keuntungan atau
kerugian sosial mendasar.
Dalam konteks ini, ketidaksetaraan dalam kesehatan secara sistematis
menempatkan kelompok-kelompok sosial yang lebih tidak beruntung (seperti orang
miskin, perempuan, atau anggota kelompok ras, etnis, atau agama tertentu yang
mengalami diskriminasi) pada kerugian yang lebih besar terkait dengan kesehatan
mereka. Sebagai contoh, ketidaksetaraan ini dapat mengakibatkan dampak buruk
pada kesehatan mereka, yang pada gilirannya mempengaruhi kesejahteraan mereka
dan memperburuk efek negatif dari ketidakadilan sosial yang lainnya (Braveman &
Gruskin, 2003).
Keadilan dalam konteks kesehatan juga melibatkan kesetaraan atau keadilan
sosial. Ini mencakup penghapusan kesenjangan sosial dan disparitas sistematis
dalam determinan sosial kesehatan di antara kelompok sosial dengan tingkat
keuntungan atau kerugian sosial yang berbeda dalam hierarki sosial. Menurut
Whitehead (1992) seperti yang dikutip oleh Indrayahi & Noviyani (2017), ada tiga
dimensi keadilan dalam konsep kesehatan:
8
1. Keadilan dalam Status Kesehatan:
Ini mencakup perbedaan dalam angka kematian ibu antara berbagai
wilayah, seperti antara Yogyakarta dan Papua. Perbedaan ini mencerminkan
ketidakadilan yang dapat dihindari.
2. Keadilan dalam Akses Layanan Kesehatan:
Kesenjangan dalam akses layanan kesehatan antar populasi dapat terjadi
karena distribusi yang tidak merata dari sumber daya kesehatan, seperti yang terjadi
antara wilayah perkotaan dan pedesaan.
3. Keadilan dalam Pembiayaan Kesehatan:
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) membawa harapan positif bagi pembiayaan kesehatan di Indonesia,
tetapi masih ada tantangan terkait kesenjangan dalam layanan bagi mereka yang
terdaftar di BPJS dan mereka yang tidak.
9
2.3 Perbandingan Kesenjangan Kesehatan & Kesetaraan Kesehatan
Health Disparaties Health Equality
10
kesempatan yang setara untuk hidup distribusi yang adil dari
sehat. sumber daya dan peluang
kesehatan
11
sulit, mereka biasanya lebih terpengaruh oleh kebijakan ekonomi dan keputusan
politik yang tidak seimbang. Akibatnya, mereka menghadapi ketidaksetaraan
kesehatan yang lebih besar, mengalami tingkat penyakit yang lebih tinggi, risiko
kematian dini, dan tingkat kesejahteraan yang lebih rendah (Wilkinson, 2003).
Perbaikan status kesehatan biasanya terjadi seiring dengan kenaikan pendapatan
dan perubahan dalam hierarki sosial. Gradien sosial dalam kesehatan
mencerminkan kenyataan bahwa ketidaksetaraan dalam kesehatan memiliki
dampak yang merata pada berbagai lapisan masyarakat, terutama pada mereka yang
berada di tingkat ekonomi paling rendah, di seluruh dunia. Di sejumlah negara,
terdapat hubungan antara status sosial ekonomi yang rendah dan kualitas kesehatan
yang lebih buruk (WHO, 2008).
Profesor Sir Michael Marmot, seorang peneliti terkemuka, telah
menyatakan bahwa ketidaksetaraan sosial dan ketidaksetaraan dalam kesehatan
memiliki dampak serius pada tingkat kematian yang signifikan. Ini disebabkan oleh
adanya gradien sosial dan ketidakseimbangan dalam distribusi kekuasaan,
kekayaan, dan sumber daya (Marmot, 2010). Pada tahun 2005, Komisi Faktor
Penentu Sosial Kesehatan (The Commission on Social Determinants of Health atau
CSDH) didirikan dengan tujuan memberikan rekomendasi tentang langkah-langkah
untuk mengurangi ketidaksetaraan dalam kesehatan. Laporan akhir dari komisi ini
mengandung tiga rekomendasi utama yang komprehensif (WHO, 2008):
1. Mengatasi Ketidaksetaraan dalam Distribusi Kekuasaan, Keuangan, dan
Sumber Daya.
Langkah kunci untuk menghadapi faktor-faktor penentu dan
ketidaksetaraan dalam kesehatan adalah melalui restrukturisasi distribusi
kekuasaan serta dengan mengubah hubungan yang tidak merata dalam pemegang
kekuasaan yang mencirikan masyarakat kita dan berbagai praktik kerja.
Ketidaksetaraan dalam kondisi kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh struktur dan
proses sosial yang lebih dalam, dan muncul sebagai hasil dari norma-norma sosial,
kebijakan, dan praktik yang mentolerir atau bahkan mendukung ketidakadilan
dalam akses terhadap kekuasaan, kekayaan, dan sumber daya sosial yang penting.
12
2. Melakukan Pengukuran dan Pemahaman Masalah serta Mengevaluasi
Dampak Tindakan.
Upaya dalam mengatasi faktor-faktor sosial yang memengaruhi kesehatan
akan lebih berhasil apabila ada sistem informasi yang kuat, termasuk pengumpulan
data yang relevan dan pemantauan yang cermat terhadap ketidaksetaraan kesehatan
serta faktor-faktor sosial yang mempengaruhinya. Hal ini akan memungkinkan
pengembangan kebijakan, sistem, dan program yang lebih efisien.
3. Peningkatan Kualitas Kehidupan Sehari-hari.
Meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari melalui berbagai faktor
penentu sosial kesehatan merupakan bagian integral dari program kesehatan dan
merupakan kebutuhan esensial bagi banyak individu yang menghadapi tantangan
kemiskinan dan ketidakmampuan. Kesenjangan dalam struktur sosial yang
mempengaruhi cara masyarakat berfungsi mengakibatkan bahwa kesempatan untuk
menikmati kesehatan yang baik tidak tersebar merata di seluruh lapisan dan
kelompok dalam masyarakat.
13
mengakibatkan masalah gizi dan berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti risiko
terkena kanker, diabetes, dan obesitas (WHO, 2008).
14
perawatan medis yang lebih intensif, yang dapat menguras sumber daya sistem
kesehatan.
7. Tingginya Beban Kesehatan
Masyarakat yang mengalami kesenjangan kesehatan cenderung
menghadapi beban kesehatan yang lebih berat. Ini termasuk tingkat penyakit yang
lebih tinggi, angka kematian yang meningkat, dan masalah kesehatan yang lebih
serius.
8. Biaya Kesehatan yang Lebih Tinggi
Kesenjangan kesehatan dapat meningkatkan biaya kesehatan secara
keseluruhan dalam masyarakat. Masyarakat harus mengeluarkan lebih banyak
sumber daya keuangan untuk perawatan medis dan pemulihan akibat dampak
kesehatan yang buruk.
9. Ketidaksetaraan dalam Akses Pendidikan dan Pekerjaan
Masyarakat yang terkena dampak kesenjangan kesehatan mungkin
mengalami ketidaksetaraan dalam akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Ini
dapat menghambat perkembangan sosial dan ekonomi individu serta masyarakat
secara umum.
10. Masalah Sosial dan Ekonomi yang Meningkat
Dampak kesenjangan kesehatan seringkali berkontribusi pada masalah
sosial dan ekonomi yang lebih serius dalam masyarakat. Ini termasuk tingkat
pengangguran yang lebih tinggi, peningkatan kriminalitas, dan ketidakstabilan
sosial.
11. Ketidaksetaraan Kesempatan
Dampak kesenjangan kesehatan juga dapat menciptakan ketidaksetaraan
dalam kesempatan hidup. Beberapa anggota masyarakat mungkin memiliki akses
yang terbatas ke pendidikan, perawatan kesehatan, dan pekerjaan yang bermutu.
12. Pengaruh Buruk pada Generasi Muda
Anak-anak yang dibesarkan dalam masyarakat yang mengalami
kesenjangan kesehatan mungkin mengalami pengaruh buruk dalam perkembangan
fisik, mental, dan sosial mereka.
15
Kesenjangan kesehatan bukan hanya masalah individu, tetapi juga masalah sosial
yang lebih luas yang mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Upaya untuk
mengurangi kesenjangan kesehatan merupakan langkah penting dalam mencapai
kesejahteraan yang lebih merata bagi semua individu dalam masyarakat.
16
- Pertimbangkan program-program bantuan atau subsidi untuk kelompok-
kelompok yang mungkin kesulitan dalam membayar perawatan kesehatan.
4. Penguatan Sistem Perawatan Kesehatan
- Meningkatkan kualitas dan ketersediaan layanan kesehatan di daerah-daerah
dengan tingkat kesenjangan yang tinggi.
- Meningkatkan pelatihan dan pengembangan staf medis untuk memberikan
perawatan yang sensitif terhadap keberagaman budaya dan sosial.
5. Kebijakan Kesehatan yang Berpihak pada Kesetaraan
- Mendorong pembuatan kebijakan kesehatan yang adil dan berpihak pada
kesetaraan.
- Pertimbangkan kebijakan-kebijakan yang khusus mengatasi kesenjangan,
seperti program vaksinasi gratis untuk kelompok rentan.
6. Intervensi Khusus
- Rancang program-program kesehatan yang khusus ditargetkan untuk
mengatasi masalah kesehatan tertentu yang seringkali memengaruhi
kelompok tertentu, seperti program pencegahan penyakit kronis atau
program kesehatan ibu dan anak.
7. Pemberdayaan Masyarakat
- Mendorong partisipasi aktif kelompok-kelompok yang rentan dalam
perencanaan, implementasi, dan pemantauan program kesehatan.
- Berfokus pada pemberdayaan masyarakat untuk mengambil kontrol atas
kesehatan mereka sendiri.
8. Pemantauan dan Evaluasi
- Melakukan pemantauan terus-menerus terhadap kemajuan dalam
mengurangi kesenjangan kesehatan dan mengevaluasi efektivitas intervensi
yang telah dilakukan.
- Gunakan data untuk mengidentifikasi perubahan yang perlu dilakukan dalam
strategi pengurangan kesenjangan.
Mengatasi kesenjangan kesehatan adalah upaya jangka panjang yang
memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sistem
perawatan kesehatan, dan masyarakat. Upaya ini harus berkelanjutan dan
memerlukan komitmen jangka panjang untuk mencapai hasil yang signifikan.
17
Selain mengatasi kesenjangan, mewujudkan kesetaraan kesehatan juga
memiliki tujuan yang kompleks dan memerlukan upaya yang berkelanjutan dari
berbagai pihak, termasuk pemerintah, sistem perawatan kesehatan, masyarakat, dan
sektor lainnya. Berikut adalah beberapa cara untuk mewujudkan kesetaraan
kesehatan:
1. Sistem Kesehatan yang Merata
Langkah pertama untuk mengatasi kesenjangan kesehatan adalah
memastikan bahwa sistem kesehatan memberikan pelayanan yang merata kepada
semua penduduk. Ini mencakup memperluas jaringan fasilitas kesehatan yang
mencakup wilayah pedesaan dan perkotaan. Peningkatan infrastruktur kesehatan ini
dapat membantu mengatasi masalah aksesibilitas bagi mereka yang tinggal di
daerah terpencil atau kurang berkembang.
2. Asuransi Kesehatan yang Terjangkau
Memperkenalkan program asuransi kesehatan yang terjangkau atau
program jaminan kesehatan universal dapat membantu mengurangi kesenjangan
kesehatan. Ini memastikan bahwa semua warga, termasuk yang memiliki status
ekonomi rendah, memiliki akses ke layanan medis tanpa khawatir tentang biaya
yang tinggi.
3. Pendidikan dan Kesadaran Kesehatan
Peningkatan tingkat pendidikan dan kesadaran kesehatan dapat membantu
individu membuat pilihan yang lebih baik terkait kesehatan mereka. Program
pendidikan kesehatan yang efektif dapat membantu mengurangi risiko perilaku
berisiko.
4. Kerja Sama antar Sektor
Kerja sama antara sektor kesehatan, pendidikan, perumahan, dan pekerjaan
sangat penting. Pendekatan lintas-sektoral dapat membantu mengatasi akar
penyebab kesenjangan kesehatan dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat
bagi semua.
5. Pemberdayaan Masyarakat
Memberdayakan individu dan komunitas untuk mengambil kendali atas
kesehatan mereka sendiri dengan memberikan pengetahuan dan sumber daya yang
18
mereka butuhkan untuk membuat pilihan yang sehat. Ini dapat mencakup pelatihan
keterampilan kesehatan dan pemberian alat yang diperlukan.
19
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Kesenjangan kesehatan merupakan perbedaan signifikan dalam status
kesehatan atau akses terhadap layanan kesehatan antara kelompok masyarakat yang
berbeda. Ini disebabkan oleh faktor sosial, ekonomi, etnis, dan geografis. Di sisi
lain, kesetaraan kesehatan adalah pencapaian tingkat kesehatan yang setara untuk
semua individu, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau demografis
mereka. Kesetaraan kesehatan mencakup eliminasi kesenjangan sosial dalam aspek
kesehatan.
Dampak kesenjangan kesehatan sangat serius, mencakup penurunan
kualitas hidup, harapan hidup yang lebih rendah, akses terbatas ke layanan
kesehatan, tingkat stres yang tinggi, dan siklus ketidaksetaraan yang sulit
diputuskan. Ini juga memberikan beban ekonomi dan sosial pada masyarakat dan
sistem kesehatan secara keseluruhan. Untuk mengatasi kesenjangan kesehatan dan
mencapai kesetaraan kesehatan, diperlukan pendekatan lintas-sektoral, termasuk
memastikan sistem kesehatan yang merata, asuransi kesehatan yang terjangkau,
pendidikan dan kesadaran kesehatan, serta pemberdayaan masyarakat.
Selain itu, kesenjangan kesehatan dan kesetaraan kesehatan harus dilihat
sebagai bagian dari tantangan sosial yang lebih besar, yang melibatkan distribusi
yang merata dari kekuasaan, kekayaan, dan sumber daya. Dengan memahami akar
penyebabnya, masyarakat dan pemerintah dapat bekerja sama untuk menciptakan
lingkungan yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan bagi semua individu,
tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi mereka. Dengan pendekatan
holistik ini, masyarakat dapat bergerak menuju sistem kesehatan yang lebih adil,
merata, dan inklusif bagi semua.
20
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, Eddy Asnawi, & Fajarwati, D. A. (2022). Penerapan Prinsip Kesetaraan Relasi
Rembe, E & Utami, T. N. (2021). Efektifitas Komunikasi Dokter terhadap Kepuasan Pasien
Rawat Jalan Di RSU Imelda Pekerja Indonesia Kota Medan. Jurnal Kesmas Prima
Putri, L. M., & Stefanus Supriyanto. (2016, Desember). Analisis Kesenjangan Pelayanan pada
ID-none.pdf
Istiqomah, A., Jayanti, I. P., & Hidayatullah, F,. (2023). Implementasi Sistem Pembayaran
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/STOMA/article/view/38596/12721
Health Disparities and Health Equity: The Issue Is Justice. (n.d.). NCBI. Retrieved October 4,
https://environmentalsanitation.wordpress.com/2012/02/04/pengertian-ketimpangan-
kesehatan/
21