Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

HEALTH DISPARITIES AND HEALTH EQUALITY


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan dan Promosi
Kesehatan
Dosen Pengampu: Septian Andriyani, S.Kp., M.Kep

Dewi Ajeng Framesti 2204957


Naura Almaghfira Asy’ghotillah 2201420
Putri Jasmin Rahmadani 2204385
Sella Putri Herawadi 2200808

PROGRAM STUDI KEPERAWATA


FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur kehadiran Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik, meskipun masih banyak
kekurangan yang tidak dapat kami pungkiri. Namun rasa syukur Allah senantiasa
hadir menjadi bagian dari apresiasi untuk diri kami pribadi.

Pertama-tama tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada ibu Septian
Andriyani, S.Kp., M.Kep, selaku dosen pengampu Mata Kuliah Sistem Pendidikan
dan Promosi Kesehatan yang telah membimbing kami dalam pengerjaan makalah
ini.

Kemudian kami ucapkan terima kasih kepada diri kami masing-masing


yang telah bersedia dan mampu menggunakan kelebihan dan keterbatasan yang
dimiliki untuk menjalankan tugas yang telah dipercayakan kepada kami.

Kami mengakui bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami. Maka dari
itu dengan senang hati kami menerima kritik dan saran demi perbaikan makalah di
masa mendatang. Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat bermanfaat dalam
menambah wawasan bagi para pembaca, tentunya diri kami sendiri.

Bandung, 28 Oktober 2023

Penyusun

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 3

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 4

BAB I ...................................................................................................................... 5

PENDAHULLUAN ............................................................................................... 5

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 5

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 6

BAB II .................................................................................................................... 7

PEMBAHASAN .................................................................................................... 7

2.1 Konsep Kesenjangan Kesehatan ................................................................... 7

2.2 Konsep Kesetaraan Kesehatan ...................................................................... 8

2.3 Perbandingan Kesenjangan Kesehatan & Kesetaraan Kesehatan ............... 10

2.4 Penyebab Kesenjangan Kesehatan dan Tantangan Kesetaraan Kesehatan . 11

2.5 Dampak Kesenjangan Kesehatan dan Kesetaraan Kesehatan ..................... 14

2.6 Upaya Mengatasi Kesenjangan Kesehatan dan Mewujudkan Kesetaraan


Kesehatan .......................................................................................................... 16

BAB III ................................................................................................................. 20

KESIMPULAN .................................................................................................... 20

3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 21

4
BAB I

PENDAHULLUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan bidang kesehatan saat ini, termasuk di Indonesia mengalami
banyak perubahan dan kemajuan. Salah satu bidang yang mengalami
perkembangan adalah perumahsakitan. Rumah sakit merupakan penyedia layanan
kesehatan yang penting dan memiliki peran besar dalam meningkatkan kesehatan
masyarakat secara menyeluruh. Dalam konteks perkembangan rumah sakit di
Indonesia, terdapat persaingan yang semakin ketat dalam penyediaan layanan
kesehatan. Karena rumah sakit adalah bagian dari industri jasa, manajemen yang
efektif diperlukan untuk mengelola sumber daya yang dimiliki. Untuk bersaing dan
menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat sebagai
konsumen, rumah sakit juga harus fokus pada aspek pemasaran. Ini penting agar
kebutuhan dan harapan pasien dapat terpenuhi. Selain itu, rumah sakit harus efisien
dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
pelayanan yang berkualitas, dan sekaligus menghindari adanya keluhan dari pasien
terkait pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit.
kesehatan dasar, atau yang dikenal sebagai primary health care, memiliki
peran yang sangat penting dalam strategi mencapai tujuan kesehatan bagi semua
lapisan masyarakat, sejalan dengan prinsip yang diungkapkan dalam Konferensi
Alma Ata pada tahun 1978. Fokus utama dalam primary health care adalah
bagaimana mencapai kesetaraan dalam pelayanan kesehatan untuk seluruh
penduduk Indonesia. Kesetaraan dalam pelayanan kesehatan adalah aspek
fundamental dalam upaya memenuhi aspirasi bangsa Indonesia sekaligus visi
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kesetaraan dalam pelayanan kesehatan dapat
diwujudkan ketika semua warga, tanpa memandang status ekonomi, lokasi
geografis (desa atau kota), atau ukuran pulau tempat tinggal mereka dan memiliki
akses mudah ke layanan kesehatan. Distribusi yang merata dari segi jumlah dan
kualitas pelayanan kesehatan, serta penyebaran yang adil dari tenaga medis dan
fasilitas pendukung kesehatan, menjadi indikator penting dalam mencapai
kesetaraan dalam pelayanan kesehatan. Namun, upaya untuk mewujudkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau bagi semua penduduk

5
Indonesia bukanlah tugas yang mudah. Mengakses layanan kesehatan yang tersedia
untuk semua warga tanpa memandang status ekonomi merupakan aspirasi bagi
seluruh masyarakat Indonesia. Ini mencakup berbagai jenis pelayanan kesehatan,
termasuk pencegahan, perawatan, dan pemulihan. Realitas ini sangat terkait dengan
perbedaan geografis dalam pola tempat tinggal penduduk Indonesia, yang dapat
memengaruhi cara mereka mengakses layanan kesehatan saat mereka sakit.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kesenjangan kesehatan?
2. Bagaimana konsep kesetaraan kesehatan?
3. Apa saja perbandingan kesenjangan kesehatan & kesetaraan kesehatan?
4. Apa yang menjadi penyebab kesenjangan kesehatan dan tantangan
keseteraan kesehatan?
5. Apa dampak kesenjangan kesehatan dan kesetaraan kesehatan?
6. Bagaimana upaya mengatasi kesenjangan kesehatan dan mewujudkan
kesetaraan kesehatan?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam terkait
kesenjangan dan keseteraan dalam kesehatan, mengetahui apa yang menjadi
penyebab terjadinya kesenjangan kesehatan, mengetahui dampak dari kesenjangan
dan keseteraan kesehatan, mengetahui bagaimana upaya dalam mengatasi
kesenjangan dan kesetaraan kesehatan.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Kesenjangan Kesehatan


Kesenjangan kesehatan merupakan fenomena dari perbedaan yang sangat
signifikan dalam status kesehatan atau akses terhadap layanan kesehatan antara
berbagai kelompok dalam masyarakat. Kesenjangan ini dapat timbul karena
berbagai faktor seperti sosial, ekonomi, etnis, atau geografis. Contoh-contoh
kesenjangan kesehatan meliputi perbedaan dalam tingkat harapan hidup, angka
kematian bayi, akses terhadap perawatan medis, dan penyakit tertentu yang lebih
sering terjadi pada kelompok tertentu. Kesenjangan kesehatan mengacu pada
perbedaan dalam akses kesehatan dan perawatan kesehatan di antara anggota
populasi yang berbeda. Upaya untuk mengatasi kesenjangan kesehatan sering
melibatkan kebijakan kesehatan yang bertujuan untuk menyediakan akses yang
lebih merata terhadap layanan kesehatan, meningkatkan pendidikan kesehatan,
mengurangi faktor risiko tertentu, dan memperkuat sistem perawatan kesehatan.
Tujuan utamanya adalah mencapai kesetaraan dalam kesehatan antara semua
kelompok masyarakat.
Istilah ‘health disparaties & health equality’ merujuk pada sifat adil atau
tidak adil perbedaan kesehatan antara kelompok-kelompok sosial, yang dihasilkan
oleh kondisi sosial. Sebuah badan besar penelitian telah menetapkan bahwa mereka
yang miskin atau dirugikan lebih mungkin untuk menghadapi penyakit yang lebih
selama hidup mereka dan mati lebih muda dari mereka yang lebih baik. Ini berarti
bahwa peluang yang panjang dan hidup sehat tidak sama untuk semua orang. Ada
kesenjangan kesehatan antara yang kaya dan miskin. Penyebab kesenjangan
kesehatan disebabkan oleh faktor-faktor yang kompleks dan terkait satu sama lain.
Bisa termasuk kurangnya asuransi, ketidakmampuan membayar perawatan,
kekurangan praktisi kesehatan lokal yang berkualitas, hambatan bahasa, budaya
antara praktisi, dan berbagai faktor sosial, budaya, dan lingkungan lainya.

7
2.2 Konsep Kesetaraan Kesehatan
Kesehatan, sebagai hak dasar dan kebutuhan pokok manusia, harus diakui
dan diakses oleh semua individu. Prinsip keadilan dalam pelayanan kesehatan,
seperti yang dijelaskan oleh Goddard & Smith (2001) dalam Kebijakan Kesehatan
Indonesia (2019), mencakup dua dimensi penting: keadilan horizontal dan keadilan
vertikal. Keadilan horizontal menekankan akses yang sama terhadap layanan
kesehatan untuk kebutuhan yang sama, sementara keadilan vertikal mengacu pada
pemenuhan kebutuhan pasien, dengan mereka yang memiliki kebutuhan lebih besar
mendapatkan layanan yang lebih besar pula.
Kesetaraan dalam konteks kesehatan merujuk pada konsep etis yang
berlandaskan pada prinsip keadilan distributif, yang juga terkait dengan hak asasi
manusia. Dalam konteks kesehatan, kesetaraan didefinisikan sebagai eliminasi
kesenjangan sosial. Secara operasional, kesetaraan dalam kesehatan mencakup
ketiadaan disparitas sistematis dalam aspek kesehatan (atau dalam faktor-faktor
sosial yang memengaruhi kesehatan) di antara kelompok sosial yang berada pada
posisi sosial yang berbeda, yang mencerminkan perbedaan tingkat keuntungan atau
kerugian sosial mendasar.
Dalam konteks ini, ketidaksetaraan dalam kesehatan secara sistematis
menempatkan kelompok-kelompok sosial yang lebih tidak beruntung (seperti orang
miskin, perempuan, atau anggota kelompok ras, etnis, atau agama tertentu yang
mengalami diskriminasi) pada kerugian yang lebih besar terkait dengan kesehatan
mereka. Sebagai contoh, ketidaksetaraan ini dapat mengakibatkan dampak buruk
pada kesehatan mereka, yang pada gilirannya mempengaruhi kesejahteraan mereka
dan memperburuk efek negatif dari ketidakadilan sosial yang lainnya (Braveman &
Gruskin, 2003).
Keadilan dalam konteks kesehatan juga melibatkan kesetaraan atau keadilan
sosial. Ini mencakup penghapusan kesenjangan sosial dan disparitas sistematis
dalam determinan sosial kesehatan di antara kelompok sosial dengan tingkat
keuntungan atau kerugian sosial yang berbeda dalam hierarki sosial. Menurut
Whitehead (1992) seperti yang dikutip oleh Indrayahi & Noviyani (2017), ada tiga
dimensi keadilan dalam konsep kesehatan:

8
1. Keadilan dalam Status Kesehatan:
Ini mencakup perbedaan dalam angka kematian ibu antara berbagai
wilayah, seperti antara Yogyakarta dan Papua. Perbedaan ini mencerminkan
ketidakadilan yang dapat dihindari.
2. Keadilan dalam Akses Layanan Kesehatan:
Kesenjangan dalam akses layanan kesehatan antar populasi dapat terjadi
karena distribusi yang tidak merata dari sumber daya kesehatan, seperti yang terjadi
antara wilayah perkotaan dan pedesaan.
3. Keadilan dalam Pembiayaan Kesehatan:
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) membawa harapan positif bagi pembiayaan kesehatan di Indonesia,
tetapi masih ada tantangan terkait kesenjangan dalam layanan bagi mereka yang
terdaftar di BPJS dan mereka yang tidak.

Pencapaian keadilan dalam pelayanan kesehatan memerlukan distribusi


akses yang merata berdasarkan geografi, sosial, ekonomi, dan kebutuhan
masyarakat. Setiap individu berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang
mencakup aspek-aspek promosi, pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi, sesuai
dengan kebutuhannya. Meskipun telah ada upaya melalui BPJS, masih ada
pekerjaan yang perlu dilakukan untuk memastikan bahwa semua warga dapat
mengakses layanan kesehatan secara adil dan merata.
Menurut Peraturan Kementerian Kesehatan RI Nomor 28 Tahun 2014,
manfaat jaminan kesehatan yang diberikan kepada peserta BPJS harus mencakup
pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan komprehensif, sesuai dengan kebutuhan
medis yang dibutuhkan oleh peserta. Implementasi BPJS harus mematuhi prinsip
keadilan sosial untuk mencegah ketimpangan dalam pelayanan kesehatan. Direktur
utama BPJS juga telah mengingatkan rumah sakit agar tidak melakukan tindakan
diskriminatif dalam memberikan pelayanan kesehatan.

9
2.3 Perbandingan Kesenjangan Kesehatan & Kesetaraan Kesehatan
Health Disparaties Health Equality

Definisi Kesenjangan kesehatan mengacu pada Kesetaraan kesehatan


perbedaan dalam tingkat kesehatan mengacu pada pencapaian
antara kelompok-kelompok yang tingkat kesehatan yang setara
berbeda dalam masyarakat. Ini untuk semua individu, tanpa
mencakup perbedaan dalam angka memandang latar belakang
kematian, angka penyakit, akses ke sosial, ekonomi, atau
layanan kesehatan, dan faktor-faktor demografis mereka. Ini
lain yang memengaruhi kesehatan berarti bahwa setiap orang
memiliki kesempatan yang
sama untuk mencapai
kesehatan yang baik.

Penyebab Kesenjangan kesehatan biasanya Kesetaraan kesehatan mencari


disebabkan oleh ketidaksetaraan untuk mengatasi faktor-faktor
dalam akses sumber daya kesehatan, yang menyebabkan
sosial-ekonomi, lingkungan, dan gaya kesenjangan kesehatan. Ini
hidup. Faktor-faktor ini dapat melibatkan upaya untuk
mencakup tingkat pendapatan, menghilangkan hambatan
pendidikan, pekerjaan, ras, etnisitas, akses ke layanan kesehatan,
jenis kelamin, dan geografis. meningkatkan akses ke
pendidikan, pekerjaan yang
layak, dan lingkungan yang
sehat

Tujuan Tujuan mengurangi kesenjangan Tujuan kesetaraan kesehatan


kesehatan adalah untuk mengurangi adalah menciptakan kondisi
perbedaan dalam hasil kesehatan yang memungkinkan semua
antara kelompok yang berbeda, individu memiliki peluang
sehingga semua orang memiliki yang sama untuk hidup
sehat. Ini berfokus pada

10
kesempatan yang setara untuk hidup distribusi yang adil dari
sehat. sumber daya dan peluang
kesehatan

Contoh Contoh kesenjangan kesehatan adalah Contoh kesetaraan kesehatan


perbedaan dalam angka harapan adalah ketika pemerintah
hidup antara kelompok bekerja untuk memastikan
berpendapatan tinggi dan bahwa semua warga
berpendapatan rendah di suatu memiliki akses yang sama
negara. ke perawatan kesehatan
berkualitas, terlepas dari
status ekonomi atau geografis
mereka.

Dalam praktiknya, kesetaraan kesehatan sering dianggap sebagai tujuan


yang lebih tinggi daripada kesenjangan kesehatan, karena mencapai kesetaraan
kesehatan akan secara otomatis mengurangi kesenjangan kesehatan. Namun, untuk
mencapai kesetaraan kesehatan, seringkali perlu mengatasi kesenjangan kesehatan
yang ada terlebih dahulu.

2.4 Penyebab Kesenjangan Kesehatan dan Tantangan Kesetaraan Kesehatan


Ketidaksetaraan dalam kesehatan antara individu, gradien sosial dalam
status kesehatan dalam satu negara, dan ketidakadilan kesehatan yang mencolok
antar negara sering kali disebabkan oleh distribusi yang tidak merata dari
kekuasaan, pendapatan, serta barang dan jasa. Ketidaksetaraan yang timbul dari hal
ini dalam kehidupan sehari-hari mencakup ketidaksetaraan dalam akses ke layanan
kesehatan dan pendidikan, kondisi kerja yang tidak merata, dan peluang yang
terbatas untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
Pembagian yang tidak merata ini sering kali disebabkan oleh campuran
kebijakan sosial dan program yang tidak memadai, ketidakadilan dalam sistem
ekonomi, serta pemerintahan yang tidak adil. Contohnya adalah individu yang
memiliki gaya hidup berisiko tinggi atau tinggal dalam kondisi kehidupan yang

11
sulit, mereka biasanya lebih terpengaruh oleh kebijakan ekonomi dan keputusan
politik yang tidak seimbang. Akibatnya, mereka menghadapi ketidaksetaraan
kesehatan yang lebih besar, mengalami tingkat penyakit yang lebih tinggi, risiko
kematian dini, dan tingkat kesejahteraan yang lebih rendah (Wilkinson, 2003).
Perbaikan status kesehatan biasanya terjadi seiring dengan kenaikan pendapatan
dan perubahan dalam hierarki sosial. Gradien sosial dalam kesehatan
mencerminkan kenyataan bahwa ketidaksetaraan dalam kesehatan memiliki
dampak yang merata pada berbagai lapisan masyarakat, terutama pada mereka yang
berada di tingkat ekonomi paling rendah, di seluruh dunia. Di sejumlah negara,
terdapat hubungan antara status sosial ekonomi yang rendah dan kualitas kesehatan
yang lebih buruk (WHO, 2008).
Profesor Sir Michael Marmot, seorang peneliti terkemuka, telah
menyatakan bahwa ketidaksetaraan sosial dan ketidaksetaraan dalam kesehatan
memiliki dampak serius pada tingkat kematian yang signifikan. Ini disebabkan oleh
adanya gradien sosial dan ketidakseimbangan dalam distribusi kekuasaan,
kekayaan, dan sumber daya (Marmot, 2010). Pada tahun 2005, Komisi Faktor
Penentu Sosial Kesehatan (The Commission on Social Determinants of Health atau
CSDH) didirikan dengan tujuan memberikan rekomendasi tentang langkah-langkah
untuk mengurangi ketidaksetaraan dalam kesehatan. Laporan akhir dari komisi ini
mengandung tiga rekomendasi utama yang komprehensif (WHO, 2008):
1. Mengatasi Ketidaksetaraan dalam Distribusi Kekuasaan, Keuangan, dan
Sumber Daya.
Langkah kunci untuk menghadapi faktor-faktor penentu dan
ketidaksetaraan dalam kesehatan adalah melalui restrukturisasi distribusi
kekuasaan serta dengan mengubah hubungan yang tidak merata dalam pemegang
kekuasaan yang mencirikan masyarakat kita dan berbagai praktik kerja.
Ketidaksetaraan dalam kondisi kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh struktur dan
proses sosial yang lebih dalam, dan muncul sebagai hasil dari norma-norma sosial,
kebijakan, dan praktik yang mentolerir atau bahkan mendukung ketidakadilan
dalam akses terhadap kekuasaan, kekayaan, dan sumber daya sosial yang penting.

12
2. Melakukan Pengukuran dan Pemahaman Masalah serta Mengevaluasi
Dampak Tindakan.
Upaya dalam mengatasi faktor-faktor sosial yang memengaruhi kesehatan
akan lebih berhasil apabila ada sistem informasi yang kuat, termasuk pengumpulan
data yang relevan dan pemantauan yang cermat terhadap ketidaksetaraan kesehatan
serta faktor-faktor sosial yang mempengaruhinya. Hal ini akan memungkinkan
pengembangan kebijakan, sistem, dan program yang lebih efisien.
3. Peningkatan Kualitas Kehidupan Sehari-hari.
Meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari melalui berbagai faktor
penentu sosial kesehatan merupakan bagian integral dari program kesehatan dan
merupakan kebutuhan esensial bagi banyak individu yang menghadapi tantangan
kemiskinan dan ketidakmampuan. Kesenjangan dalam struktur sosial yang
mempengaruhi cara masyarakat berfungsi mengakibatkan bahwa kesempatan untuk
menikmati kesehatan yang baik tidak tersebar merata di seluruh lapisan dan
kelompok dalam masyarakat.

Kondisi sehari-hari di tempat tinggal seseorang memiliki dampak yang


signifikan pada kesetaraan dalam kesehatan. Hak akses terhadap perumahan yang
layak, air bersih, dan sanitasi dianggap sebagai hak asasi manusia. Upaya kebijakan
yang luas yang berkaitan dengan perencanaan perkotaan yang sehat melibatkan
penciptaan lapangan kerja, peraturan kepemilikan dan penggunaan tanah, sistem
transportasi yang efisien, pembangunan perkotaan berkelanjutan, jaringan
perlindungan sosial, kebijakan pemukiman yang baik, perbaikan permukiman
kumuh, serta penguatan keamanan.
Pekerjaan dan kondisi kerja juga memiliki dampak besar pada kesetaraan
kesehatan. Kualitas pekerjaan yang baik dapat memberikan kestabilan finansial,
status sosial yang lebih baik, peluang pengembangan diri, interaksi sosial yang
positif, serta meningkatkan harga diri individu, dan pada saat yang sama,
memberikan perlindungan dari risiko penyakit fisik dan psikologis.
Pola makan yang sehat dan ketersediaan makanan yang mencukupi sangat penting
untuk kesehatan dan kesejahteraan. Konsumsi makanan yang tidak sehat dapat

13
mengakibatkan masalah gizi dan berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti risiko
terkena kanker, diabetes, dan obesitas (WHO, 2008).

2.5 Dampak Kesenjangan Kesehatan dan Kesetaraan Kesehatan


Kesenjangan kesehatan dapat menghasilkan dampak serius pada individu
dan masyarakat. Beberapa konsekuensi yang mungkin timbul:
1. Penurunan Kualitas Hidup
Individu yang terdampak oleh kesenjangan kesehatan cenderung memiliki
kualitas hidup yang menurun. Mereka dapat menghadapi masalah kesehatan kronis,
ketidakstabilan ekonomi, dan tingkat stres yang lebih tinggi.
2. Harapan Hidup yang Lebih Rendah
Kesenjangan kesehatan sering terkait dengan perbedaan dalam harapan
hidup antara kelompok sosial. Individu dalam kelompok yang lebih rentan mungkin
memiliki harapan hidup yang lebih pendek dibandingkan dengan kelompok yang
lebih beruntung.
3. Akses Terbatas ke Layanan Kesehatan
Individu dalam kelompok yang kurang beruntung sering menghadapi
keterbatasan dalam akses ke layanan kesehatan yang berkualitas. Hal ini dapat
menghambat kemampuan mereka untuk menerima diagnosis dini dan perawatan
yang tepat waktu.
4. Tingkat Stres yang Lebih Tinggi
Dampak kesenjangan kesehatan juga dapat berdampak pada tingkat stres
yang lebih tinggi. Individu yang terkena kesenjangan kesehatan mungkin
mengalami tekanan psikologis yang lebih besar karena masalah ekonomi dan
kesehatan.
5. Siklus Ketidaksetaraan
Ketidaksetaraan kesehatan yang berkelanjutan dapat menciptakan siklus
yang sulit diputuskan. Anak-anak yang lahir dalam keluarga yang terkena dampak
kesenjangan kesehatan mungkin juga memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi
dan menghadapi ketidaksetaraan di masa depan.
6. Beban pada Sistem Kesehatan
Kesenjangan kesehatan juga memberikan beban tambahan pada sistem
kesehatan. Kelompok yang terkena dampak kesenjangan sering memerlukan

14
perawatan medis yang lebih intensif, yang dapat menguras sumber daya sistem
kesehatan.
7. Tingginya Beban Kesehatan
Masyarakat yang mengalami kesenjangan kesehatan cenderung
menghadapi beban kesehatan yang lebih berat. Ini termasuk tingkat penyakit yang
lebih tinggi, angka kematian yang meningkat, dan masalah kesehatan yang lebih
serius.
8. Biaya Kesehatan yang Lebih Tinggi
Kesenjangan kesehatan dapat meningkatkan biaya kesehatan secara
keseluruhan dalam masyarakat. Masyarakat harus mengeluarkan lebih banyak
sumber daya keuangan untuk perawatan medis dan pemulihan akibat dampak
kesehatan yang buruk.
9. Ketidaksetaraan dalam Akses Pendidikan dan Pekerjaan
Masyarakat yang terkena dampak kesenjangan kesehatan mungkin
mengalami ketidaksetaraan dalam akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Ini
dapat menghambat perkembangan sosial dan ekonomi individu serta masyarakat
secara umum.
10. Masalah Sosial dan Ekonomi yang Meningkat
Dampak kesenjangan kesehatan seringkali berkontribusi pada masalah
sosial dan ekonomi yang lebih serius dalam masyarakat. Ini termasuk tingkat
pengangguran yang lebih tinggi, peningkatan kriminalitas, dan ketidakstabilan
sosial.
11. Ketidaksetaraan Kesempatan
Dampak kesenjangan kesehatan juga dapat menciptakan ketidaksetaraan
dalam kesempatan hidup. Beberapa anggota masyarakat mungkin memiliki akses
yang terbatas ke pendidikan, perawatan kesehatan, dan pekerjaan yang bermutu.
12. Pengaruh Buruk pada Generasi Muda
Anak-anak yang dibesarkan dalam masyarakat yang mengalami
kesenjangan kesehatan mungkin mengalami pengaruh buruk dalam perkembangan
fisik, mental, dan sosial mereka.

15
Kesenjangan kesehatan bukan hanya masalah individu, tetapi juga masalah sosial
yang lebih luas yang mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Upaya untuk
mengurangi kesenjangan kesehatan merupakan langkah penting dalam mencapai
kesejahteraan yang lebih merata bagi semua individu dalam masyarakat.

2.6 Upaya Mengatasi Kesenjangan Kesehatan dan Mewujudkan Kesetaraan


Kesehatan
Kesenjangan kesehatan adalah tantangan serius yang masih dihadapi oleh
banyak negara di seluruh dunia. Fenomena ini mencerminkan ketidaksetaraan
dalam akses dan hasil kesehatan antara kelompok individu atau populasi yang
berbeda. Kesenjangan kesehatan dapat termanifestasi dalam berbagai bentuk,
termasuk perbedaan dalam tingkat penyakit, harapan hidup, akses ke layanan
kesehatan dan hasil pengobatan. Ini adalah isu yang memengaruhi kesejahteraan
masyarakat secara menyeluruh, serta menciptakan beban ekonomi yang signifikan.
Diperlukan berbagai upaya untuk mengatasi kesenjangan kesehatan dan
mewujudkan visi kesehatan yang lebih merata bagi semua individu, seperti:
1. Identifikasi dan Pemahaman Penyebab Kesenjangan
- Langkah pertama adalah mengidentifikasi dan memahami penyebab utama
kesenjangan kesehatan di antara kelompok-kelompok tertentu dalam
masyarakat. Penyebabnya bisa berupa faktor-faktor sosial, ekonomi, budaya,
lingkungan, atau akses ke layanan kesehatan.
2. Edukasi dan Kesadaran
- Lakukan kampanye edukasi dan kesadaran untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang faktor-faktor yang berkontribusi pada kesenjangan
kesehatan.
- Fokuskan pada pendidikan kesehatan yang khusus ditujukan untuk
kelompok-kelompok yang rentan.
3. Akses yang Setara
- Pastikan bahwa semua kelompok dalam masyarakat memiliki akses yang
setara ke layanan kesehatan. Ini mencakup akses fisik, finansial, dan
geografis.

16
- Pertimbangkan program-program bantuan atau subsidi untuk kelompok-
kelompok yang mungkin kesulitan dalam membayar perawatan kesehatan.
4. Penguatan Sistem Perawatan Kesehatan
- Meningkatkan kualitas dan ketersediaan layanan kesehatan di daerah-daerah
dengan tingkat kesenjangan yang tinggi.
- Meningkatkan pelatihan dan pengembangan staf medis untuk memberikan
perawatan yang sensitif terhadap keberagaman budaya dan sosial.
5. Kebijakan Kesehatan yang Berpihak pada Kesetaraan
- Mendorong pembuatan kebijakan kesehatan yang adil dan berpihak pada
kesetaraan.
- Pertimbangkan kebijakan-kebijakan yang khusus mengatasi kesenjangan,
seperti program vaksinasi gratis untuk kelompok rentan.
6. Intervensi Khusus
- Rancang program-program kesehatan yang khusus ditargetkan untuk
mengatasi masalah kesehatan tertentu yang seringkali memengaruhi
kelompok tertentu, seperti program pencegahan penyakit kronis atau
program kesehatan ibu dan anak.
7. Pemberdayaan Masyarakat
- Mendorong partisipasi aktif kelompok-kelompok yang rentan dalam
perencanaan, implementasi, dan pemantauan program kesehatan.
- Berfokus pada pemberdayaan masyarakat untuk mengambil kontrol atas
kesehatan mereka sendiri.
8. Pemantauan dan Evaluasi
- Melakukan pemantauan terus-menerus terhadap kemajuan dalam
mengurangi kesenjangan kesehatan dan mengevaluasi efektivitas intervensi
yang telah dilakukan.
- Gunakan data untuk mengidentifikasi perubahan yang perlu dilakukan dalam
strategi pengurangan kesenjangan.
Mengatasi kesenjangan kesehatan adalah upaya jangka panjang yang
memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sistem
perawatan kesehatan, dan masyarakat. Upaya ini harus berkelanjutan dan
memerlukan komitmen jangka panjang untuk mencapai hasil yang signifikan.

17
Selain mengatasi kesenjangan, mewujudkan kesetaraan kesehatan juga
memiliki tujuan yang kompleks dan memerlukan upaya yang berkelanjutan dari
berbagai pihak, termasuk pemerintah, sistem perawatan kesehatan, masyarakat, dan
sektor lainnya. Berikut adalah beberapa cara untuk mewujudkan kesetaraan
kesehatan:
1. Sistem Kesehatan yang Merata
Langkah pertama untuk mengatasi kesenjangan kesehatan adalah
memastikan bahwa sistem kesehatan memberikan pelayanan yang merata kepada
semua penduduk. Ini mencakup memperluas jaringan fasilitas kesehatan yang
mencakup wilayah pedesaan dan perkotaan. Peningkatan infrastruktur kesehatan ini
dapat membantu mengatasi masalah aksesibilitas bagi mereka yang tinggal di
daerah terpencil atau kurang berkembang.
2. Asuransi Kesehatan yang Terjangkau
Memperkenalkan program asuransi kesehatan yang terjangkau atau
program jaminan kesehatan universal dapat membantu mengurangi kesenjangan
kesehatan. Ini memastikan bahwa semua warga, termasuk yang memiliki status
ekonomi rendah, memiliki akses ke layanan medis tanpa khawatir tentang biaya
yang tinggi.
3. Pendidikan dan Kesadaran Kesehatan
Peningkatan tingkat pendidikan dan kesadaran kesehatan dapat membantu
individu membuat pilihan yang lebih baik terkait kesehatan mereka. Program
pendidikan kesehatan yang efektif dapat membantu mengurangi risiko perilaku
berisiko.
4. Kerja Sama antar Sektor
Kerja sama antara sektor kesehatan, pendidikan, perumahan, dan pekerjaan
sangat penting. Pendekatan lintas-sektoral dapat membantu mengatasi akar
penyebab kesenjangan kesehatan dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat
bagi semua.
5. Pemberdayaan Masyarakat
Memberdayakan individu dan komunitas untuk mengambil kendali atas
kesehatan mereka sendiri dengan memberikan pengetahuan dan sumber daya yang

18
mereka butuhkan untuk membuat pilihan yang sehat. Ini dapat mencakup pelatihan
keterampilan kesehatan dan pemberian alat yang diperlukan.

19
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Kesenjangan kesehatan merupakan perbedaan signifikan dalam status
kesehatan atau akses terhadap layanan kesehatan antara kelompok masyarakat yang
berbeda. Ini disebabkan oleh faktor sosial, ekonomi, etnis, dan geografis. Di sisi
lain, kesetaraan kesehatan adalah pencapaian tingkat kesehatan yang setara untuk
semua individu, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau demografis
mereka. Kesetaraan kesehatan mencakup eliminasi kesenjangan sosial dalam aspek
kesehatan.
Dampak kesenjangan kesehatan sangat serius, mencakup penurunan
kualitas hidup, harapan hidup yang lebih rendah, akses terbatas ke layanan
kesehatan, tingkat stres yang tinggi, dan siklus ketidaksetaraan yang sulit
diputuskan. Ini juga memberikan beban ekonomi dan sosial pada masyarakat dan
sistem kesehatan secara keseluruhan. Untuk mengatasi kesenjangan kesehatan dan
mencapai kesetaraan kesehatan, diperlukan pendekatan lintas-sektoral, termasuk
memastikan sistem kesehatan yang merata, asuransi kesehatan yang terjangkau,
pendidikan dan kesadaran kesehatan, serta pemberdayaan masyarakat.
Selain itu, kesenjangan kesehatan dan kesetaraan kesehatan harus dilihat
sebagai bagian dari tantangan sosial yang lebih besar, yang melibatkan distribusi
yang merata dari kekuasaan, kekayaan, dan sumber daya. Dengan memahami akar
penyebabnya, masyarakat dan pemerintah dapat bekerja sama untuk menciptakan
lingkungan yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan bagi semua individu,
tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi mereka. Dengan pendekatan
holistik ini, masyarakat dapat bergerak menuju sistem kesehatan yang lebih adil,
merata, dan inklusif bagi semua.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Eddy Asnawi, & Fajarwati, D. A. (2022). Penerapan Prinsip Kesetaraan Relasi

Puskesmas Dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Berdasarkan Peraturan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Nomor 7 Tahun 2019. Jurnal Ilmiah Multidisiplin

Indonesia, 2(2), 346-357. https://doi.org/10.32670/ht.v2i2.1345

Rembe, E & Utami, T. N. (2021). Efektifitas Komunikasi Dokter terhadap Kepuasan Pasien

Rawat Jalan Di RSU Imelda Pekerja Indonesia Kota Medan. Jurnal Kesmas Prima

Indonesia, 5(1), 22-30.

Laverack, G (2020). Promosi Kesehatan Airlangga University Oress.

Putri, L. M., & Stefanus Supriyanto. (2016, Desember). Analisis Kesenjangan Pelayanan pada

Pasien Poliklinik Rawat Jalan Menggunakan Customer Window. Jurnal Administrasi

Kesehatan Indonesia, 4(2), 117-125. https://media.neliti.com/media/publications/71962-

ID-none.pdf

Istiqomah, A., Jayanti, I. P., & Hidayatullah, F,. (2023). Implementasi Sistem Pembayaran

Kapitasi pada Jaminan Kesehatan Nasional sebagai Strategi dalam Mengatasi

Kesenjangan Pelayanan Kesehatan. 20(1), 24-31.

https://jurnal.unej.ac.id/index.php/STOMA/article/view/38596/12721

Health Disparities and Health Equity: The Issue Is Justice. (n.d.). NCBI. Retrieved October 4,

2023, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3222512/

PENGERTIAN KETIMPANGAN KESEHATAN | Environmental Sanitation's Journal. (2012,

February 4). Environmental Sanitation's Journal. Retrieved October 4, 2023, from

https://environmentalsanitation.wordpress.com/2012/02/04/pengertian-ketimpangan-

kesehatan/

21

Anda mungkin juga menyukai