D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KEPERAWATAN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kelompok dapat menyelesaikan makalah tentang “Lingkup
Peran Dan Fungsi Perawat Gerontik”.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Kelompok 2
A. Fenomena keperawatan gerontik
Fenomena yang menjadi bidang garap keperawatan gerontik adalah tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia (KDM) lanjut usia sebagai akibat proses penuaan. Penuaan didalam
masyarakat kita merupakan fenomena yang dominan pada saat ini. Menua (menjadi tua)
adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri / mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang di derita (Constantinides, 1994).
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh
dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang
harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum usia lanjut.
Tiga dari empat penyebab kematian yang paling sering terjadi di kalangan lansia,
penyakit jantung, kanker dan stroke, merupakan akibat dari gaya hidup yang kurang sehat.
Namun, gambaran suram tentang penduduk lansia yang kurang gerak, lansia yang
mengalamai penyakit kronis secara bertahap telah di gantikan oleh konsep baru seperti masa
tua yang penuh kesuksesan (misalnya, kemampuan individu untuk beradaptasi terhadap
penyakit kronis dan melemahkan sampai pada tahap akhir kehidupan). Perlindungan
kesehatan dan promosi kesehatan merupakan hal yang mendesak dan juga merupakan
kerangka kerja yang tepat untuk perawat lansia. Perawat profesional untuk lansia mengenal
bahwa pencegahan untuk orang yang berusia 65 tahun, yang dapat di harapkan hidup 20
Adapun asuhan keperawatan dasar yang di berikan di sesuaikan pada kelompok lanjut
perosnal hygiene; kebersiha gigi dan mulut atau pembersihan gigi palsu , kebersihan diri
termasuk kepala, rambut, badan, kuku, mata serta telinga, kebersihan lingkungan seperti
tempat tidur dan ruangan, makanan yang sesuai, misalnya porsi kecil bergizi, bervariasi dan
mudah dicerna.
2. Untuk lanjut usia yang telah mengalami pasif, yang tergantung pada orang lain. Hal ini perlu
di perhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia pasif pada dasarnya
sama seperti pada lanjut usia aktif dengan bantuan penuh oleh anggota keluarga atau petugas.
Khususnya bagi yang lumpuh, perlu di cegah agar tidak terjadi dekubitus
Apa yang merupakan tanggung-jawab etis khusus perawat yang merawat perempuan
tanggungjawab khusus untuk menanggapi kebutuhan populasi yang rentan. Menurut salah
satu pendapat suatu kewajiban untuk melindungi seseorang di bawah ancaman bahaya
diterapkan tidak hanya untuk kesejahteraan material yang berbahaya, tetapi terhadap
perasaan, citra diri, atau kehormatan diri terutama yang rentan terhadap cedera.
Berkembangnya argumentasi ini pada pelayanan kesehatan, bisa menjadikan anggapan bahwa
perawat dan para tenaga kesehatan lainnya mempunyai kewajiban lebih kuat terhadap pasien
lansia. Mengingat semua pasien rentan karena penyakit mereka, pasien lansia berada pada
risiko ganda. Mereka mudah terkena serangan tidak hanya berdasarkan keadaan sakit, tetapi
juga karena menjadi lebih tua di dalam suatu masyarakat yang mengevaluasikan dan
mendiskriminasikan lansia. Perempuan lansia bahkan lebih peka karena stereotip negatif
penuaan, mungkin lebih kasar berlaku untuk mereka dan memungkin lebih berbahaya ketika
diterapkan. Keadaan pasien seperti itu didasarkan kepada diskriminasi jenis kelamin dalam
tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien lansia
4. Memurnikan suatu konsep kesehatan fungsional dengan mengetahui pribadi, juga sumber
daya lingkungan dan menekankan potensi pertumbuhan penuaan wanita pada semua tingkat
kesehatan.
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial,
baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang
diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu (Kozier Barbara, 1995).
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam
praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi
kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara
professional sesuai dengan kode etik professional. Dimana setiap peran yang dinyatakan
keperawatan secara langsung dan tidak langsung kepada klien, menggunakan pendekatan
proses keperawatan yang meliputi : melakukan pengkajian dalam upaya mengumpulkan data
dan informasi yang benar, menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan hasil analisis data,
merencanakan intervensi keperawatan sebagai upaya mengatasi masalah yang muncul dan
dengan rencana yang ada dan melakukan evaluasi berdasarkan respon klien terhadap tindakan
kesehatannya melalui proses penyembuhan. Proses penyembuhan lebih dari sekedar sembuh
dari penyakit tertentu, sekalipun pemberi ketrampilan tindakan yang meningkatkan kesehatan
fisik merupakan hal yang penting bagi pemberi asuhan. Perawat memfokuskan asuhan pada
kebutuhan klien secara holistik, meliputi gaya mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan
sosial. Pemberi asuhan memberikan bantuan bagi klien dan keluarga dalam menetapkan
tujuan dan mencapai tujuan tersebut dengan menggunakan energi dan waktu yang minimal.
pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan medik yang diterima
sehingga klien/keluarga dapat menerima tanggung jawab terhadap hal-hal yang diketahuinya.
Sebagai pendidik, perawat juga dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada klien lansia
Perawat menjalankan peran sebagai pendidik ketika klien, keluarga atau kelompok
saling ketergantungan ini akan terbangun suatu kepercayaan. Perawat membangun rasa
Peran ini, dapat dalam bentuk penyuluhan kesehatan, maupun bentuk desiminasi ilmu
kepada klien
Setiap perawat yang berkeinginan menjadi perawat yang memberikan perawatan secara
efektif, hal pertama yang harus dipelajari adalah cara berkomunikasi. Komunikasi yang baik
menjadikan perawat mengetahui tentang klien mereka yang akhirnya mampu mendiagnosa
dan menemukan hal - hal yang mereka butuhkan selama proses perawatan.
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap
keadaan sehat-sakitnya. Adanya pola interaksi ini merupakan dasar dalam merencanakan
kepada klien, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan sesuai prioritas. Konseling
pengalaman yang lalu, pemecahan masalah difokuskan pada masalah keperawatan, mengubah
Perawat memanfaatkan semua sumber-sumber dan potensi yang ada, baik materi
maupun kemampuan klien secara terkoordinasi sehingga tidak ada intervensi yang
sebagai berikut :
sarana kesehatan
6. Rehabilitator
Seringkali klien mengalami gangguan fisik dan emosi yang mengubah kehidupan mereka dan
perawat membantu klien beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaan tersebut. Rentang
aktivitas rehabilitatif dan restoratif mulai dari mengajar klien berjalan dengan menggunakan
kruk sampai membantu klien mengatasi perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan
penyakit kronis.
secara kritis melalui proses keperawatan. Perawat membuat keputusan ini sendiri atau
berkolaborasi dengan klien dan keluarga. Dalam setiap situasi seperti ini, perawat bekerja
sama dan berkonsultasi dengan pemberi perawatan kesehatan profesional lainnya ( Keeling
8. Sebagai Caring
Tanggung-jawab etis seorang perawat secara umum telah diuraikan dalam kaitannya
dengan caring dan perlindungan. Reverby melacak sejarah keperawatan Amerika pada awal
abad ke-19. Selama waktu tersebut, hampir tiap-tiap perempuan menghabiskan sebagian dari
hidupnya untuk memperhatikan macam-macam penyakit dan kelemahan teman-teman dan
sanak keluarga. Pada saat keperawatan dikenal sebagai suatu pekerjaan professional dan
tempat dalam merawat dipindahkan dari rumah sakit, tugas merawat ditafsirkan berarti
ketaatan terhadap perintah dokter. Menurut Reverby, caring keperawatan baru-baru ini telah
mengalami suatu perubahan bentuk. Berbeda dari sebelumnya, sekarang akan ditemui
perawat menuntut hak untuk menentukan bagaimana tugas merawat didapatkan. Sekarang
perawat menginginkan suatu model caring yang menyertakan hak-hak terhadap otonomi
dengan nilai-nilai ideal tradisional mengenai hubungan dan azas mengutamakan orang lain.
Pakar teori ilmu perawatan modern yang melanjutkan untuk mengidentifikasi caring
sebagai hal yang utama untuk merawat juga menekankan bahwa teori ilmu keperawatan itu
harus dibangun dari praktek keperawatan dibandingkan dengan gambaran ideal dalam
keperawatan. Benner dan Wrubel sebagai contoh, mengembangkan penafsiran teori caring
caring sebagai suatu perhatian kepada orang lain, peristiwa, pekerjaan, dan hal-hal lain. Oleh
karena itu, dapat dipahami bahwa caring memungkinkan untuk keperawatan karena
memadukan pemikiran, perasaaan, dan tindakan serta memberikan arah dan motivasi untuk
perawat.
Swanson juga mengemukan suatu model induktif caring. Menurut model ini, caring
1. Mengetahui atau berusaha keras untuk memahami suatu peristiwa sebagai sesuatu
mungkin.
4. Memungkinkan atau memudahkan orang lain melalui pergantian hidup dan peristiwa
yang lazim.
dokter maupun perawat peduli tentang dan untuk pasien dan caring adalah pusat tujuan
pelayanan kesehatan yang etis. Selain itu, karena keterampilan untuk perawat secara medis
dan secara teknis lompleks. Praktek keperawatan telah meningkat dari keperawatan domestik
yang lebih sederhana di dalam rumah menjadi pembedahan dan anastesi didalam unit
perawatan intensif ( UFI) yang modern. Akhirnya, caring dan tidak hanya meliputi
membantu orang lain, tapi juga menahan diri dari mengunakan berbagai bentuk terapi dan
pengobatan.
9. Sebagai Advokasi
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim
kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan
klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan
perawat bertindak sebagai narasumber dan fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan
terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai
advokat (pembela klien) perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan
keperawatan. Anas membantah bahwa suatu kiasan baru mengenai keprawatan sebagai
tanggapan untuk memberikan respon terhadap rasa sakit dan penderitaan, advokasi,
menekankan rasa hormat pada pasien dan mempertahankan hak hukum pasien. Pada model
ini, perawat secara ideal memiliki pengetahuan tentang hak-hak pasien dan bersiap untuk
meredam perselisihan dengan maksud untuk perlindungan dan melindungi pasien terhadap
penyalahgunaan hak-hak. Secara khusus, hak-hak yang harus dilindungi oleh perawat
meliputi hal-hal yang dilindungi oleh perawat meliputi hal-hal yang termaksud dalam
American hospital Ascociation Bill of Right yang dinyatakan pada tahun 1973.
1. Pasien mempunyai hak untuk mendapat perhatian dan pelayanan yang terhormat.
2. Pasien mempunyai hak untuk memperoleh informasi yang lengkap yang berdasarkan hasil
3. Pasien mempunyai hak untuk menerima informasi yang diperlukan dari dokternya untuk
4. Pasien mempunyai hak untuk menolak perawatan yang diberikan secara hukum dan untuk
diberitahukan konsekuensi medis dari tindakan tersebut.
5. Pasien mempunyai hak untuk setiap pertimbangan privasinya mengenai program perawatan
medik sendiri.
6. Pasien mempunyai hak untuk mengharapkan bahwa semua percakapan dan catatan yang
7. Pasien mempunyai hak untuk mengharapkan bahwa pihak rumah sakit di dalam
9. Pasien mempunyai hak untuk di berikan pertimbangan jika rumah sakit mengusulkan untuk
mengikut sertakan dalam percobaan manusia yang mempengaruhi perawatan atau
pengbatan.
12. Pasien mempunyai hak untuk mengatahui peraturan rumah sakit yang berlaku berkaitan
dengan kedudukannya sebagai seorang pasien.
Sesuai dengan model perawat sebagai advokat pasien, terdapat revisi dalam
international Council of Nurses Code of Etic yang menekankan tanggunag jawab perawat
memungkinkan perawat untuk menyelesaikan suatu peran advokasi yang lebih efektif.
Pengkajian lainnya, membantah bahwa advokasi itu harus ditafsirkan dalam arti untuk
membantu orang lain untuk melatih kebebasan untuk benar-benar menentukan nasibnya
sendiri. Maka dapat dipahami advokasi berbeda dari kedua-duanya baik praktek paternalisti
menyiratkan nasehat hanya secara teknis untuk memberikan informasi yang diperlukan untuk
dialami klien lansia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat
kesehatan yang masih bisa dicapai dikembangkan, penyakit yang dapat dicegah atau
ditekan progresifitasnya.
Perawatan fisik secara umum bagi klien lansia dapat dibagi atas bagian yakni:
a. Klien lansia yang masih aktif, dimana keadaan fisiknya masih mampu bergerak
Perawat harus mengetahui dasar perawatan klien lansia ini terutama halhal yang
mendapat perhatian. Disamping itu kemunduran kondisi fidik akibat proses penuaan
dapat mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap gangguan atau serangan infeksi dari luar.
Untuk klien lansia yang aktif dapat diberikan bimbingan mengenai kebersihan mulut dan
gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan kuku dan rambut, kebersihan temopat tidur
serta posisinya, hal makan, cara memakan obat, dan cara pindah dari tempat tidur ke
kursi atau sebaliknya. Komponen pendekatan fisik yang lebih mendasar adalah
memperhatikan dan membantu para klien lansia untuk bernafas dengan lancar,
tidur, menjaga sikap tutbuh waktu berjalan, duduk, merubah posisitiduran, beristrahat,
Perawat sebaiknya memfasilitasi sosialisasi antar lansia dengan mengadakan diskusi dan
tukar pikiran serta bercerita sebagai salah satu upaya pendekatan sosial. Memberi kesempatan
untuk berkumpul bersama berarti menciptakan sosialisasi antar manusia, yang menjadi
pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah mahluk sosial yang
membutuhkan orang lain. Hubungan yang tercipta adalah hubungan sosial antara werda
mengadakan komunikasi, melakukan rekreasi seperti jalan pagi, menonton film atau
hiburanhiburan lain karena mereka perlu diransang untuk mengetahui dunia luar. Dapat
disadari bahwa pendekatan komunikasi dalam perawatan tidak kalah pentingnya dengan
upaya pengobatan medis dalam proses penyembuhan atau ketenangan para klien lansia.
tidak sedikit klien tidak bisa tidur karena stres. Stres memikirkan penyakitnya, biaya hidup,
kekhawatiran, rasa kecemasan dan sebagainya. Untuk menghilangkan rasa jemu dan
untuk antara lain ikut menikmati keadaan diluar, agar mereka merasa masih ada hubungan
dengan dunia luar. Tidak jarang terjadi pertengkaran dan perkelahian diantara mereka
(terutama bagi yang tinggal di panti werda ), hal ini dapat diatasi dengan berbagai usaha,
antara lain selalu mengadakan kontak sesama mereka, makan dan duduk nbersama,
menanamkan rasa kesatuan dan persatuan, senasib dan sepenanggungan, mengenai hak dan
kewajiban bersama. Dengan demikian perawat tetap mempunyai hubungan komunikasi baik
sesama mereka maupun terhadap petugas yang secara langsung berkaitan dengan pelayanan
Perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien
lansia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang
asing sebagai penampung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab. Perawat
hendaknya memiki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan waktu yang
cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar mereka merasa puas. Pada
dasarnya klien lansia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih dari lingkungannya termasuk
perawat yang memberikan perawatan. Untuk itu perawat harus menciptakan suasana yang
aman, tidak gaduh, membiarkan mereka melakukan kegiatan dalam batas kemampuan dan
hobby yang dimilikinya. Perawat harus dapat membangkitkan semangat dan kreasi klien
lansia dalam memecahkan dan mengurangi rasa putus asa, rasa rendah diri, rasa keterbatasan,
sebagai akibat dari ketidakmampuan fisik dan kelainan yang dideritanya, hal ini perlu
dengan meninggal.
• Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah lanjut dengan
lanjut.
• Menolong dan merawat klien usia lanjut yang menderita penyakit atau mengalami
gangguan
penyakit / gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu
melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan
tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan
Independent/ mandiri artinya asuhan keperawatan dilakukan secara mandiri oleh profesi
Keperawatan dalam membantu lanjut usia dalam pemenuhan kebutuhan dasar lanjut usia
Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality), pada tipe ini ada kecenderungan
mengalami post power sindrome, apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan
2. Interdependent
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara
tim satu dengan lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan
kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan
pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan
tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam
memberikan tindakan pengobatan bekerja sama dengan perawat dalam pemantauan reaksi
Independent atau kolaboratif artinya saling menunjang dengan disiplin lain dalam
Orang humanis meyakini kebaikan dan nilai-nilai manusia sebagai suatu komitmen
dalam bekerja untuk kemanusiaan. Contoh perilaku yang manusiawai adalah empati, simpati,
terharu, dan menghargai kehidupan. Humanisme ini mendapat tempat yang khusus dalam
keperawatan.
memperlakukan pasien sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan lebih dari sekedar
nomor tempat tidur atau sebagai seorang berpenyakit tertentu. perawat yang menggunakan
tentang pasien yang meliputi pikiran, perasaan, nilai-nilai, pengalaman, kesukaan, dan bahasa
tubuh.
Pendekatan humanistik ini adalah aspek keperawatan tradisional dari caring, yang
mendengarkan orang lain secara aktif dan arif serta menerima perasaan-perasaan orang lain.
Prasyarat bertindak adalah mampu bereaksi terhadap kebutuhan orang lain dengan
Holistik lanjut usia merupakan bagian masyarakat dan keluarga sehingga asuhan
keperawatan gerontik harus memperhatikan aspek sosial budaya keluarga dan masyarakat.
Holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang
merupakan suatu kesatuan yang utuh. Apabila satu dimensi terganggu akan mempengaruhi
kesejahteraan terdapat lima dimensi yang saling mempengaruhi yaitu: fisik, emosional,
Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, salah satu aspek yang harus dimiliki individu adalah
kemampuan beradaptasi terhadap stimulus. Teori adaptasi Sister Callista Roy dapat
digunakan.
Teori ini menggunakan pendekatan yang dinamis, di mana peran perawat dalam
tujuan mengubah stimulus dan difokuskan pada kemampuan individu dalam beradaptasi
terhadap stimulus. Sedangkan evaluasi yang dilakukan dengan melihat kemampuan klien
dalam beradaptasi dan mencegah timbulnya kembali masalah yang pernah dialami.
Kemampuan adaptasi ini meliputi seluruh aspek baik biologis, psikologis maupun sosial
(holistik). Sebagai pemberi asuhan keperawatan, konsep holistik dan adaptasi ini merupakan
konsep yang harus di pahami oleh perawat agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang
keperawatan berkualitas untuk populasi ini?” Lesage menyatakan bahwa “perawat harus
hasilnya”. Implementasi dan komunikasi hasil pengukuran seperti itu akan meningkatkan
kontribusi perawat terhadap kualitas perawatan. Dengan cara ini, lansia akan menyadari
bahwa hasil positif yang mereka rasakan seringkali merupakan hasil dari asuhan keperawatan
secara spesifik, terutama perawatan yang diberikan atau di arahkan oleh perawat-perawat
professional.
Praktik dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengidentifikasi sebagai respon yang
jelas tentang gambaran seorang perawat dalam situasi yang spesifik. Standar tersebut
merupakan kerangka kerja yang memberikan gambaran tentang perawat gerontik, apa yang
Standar praktik berfokus pada isi praktik tersebut. “Standar praktik memberikan
orientasi yang berharga tentang hal yang penting atau esensial untuk praktik yang akan dinilai
dengan tingkat kualitas tertentu, seperti aman, baik, sangat baik. “Beckman” mengatakan
bahwa standar adalah petunjuk yang sangat berguna bagi perawat dari tingkat pemula sampai
setidaknya pada tingkat mahir menguasai praktik keparawatan seperti yang dijelaskan oleh
Banner. Sebagian besar perawat yang berpengalaman dapat secara sadar merujuk pada
standar tertulis hanya sebagai perubahan praktik yang terpantul dari dalam diri mereka karena
dan meningkatkan praktik mereka sendiri, memuji perawat ketika mereka memberikan
asuhan keperawatan yang sangat baik, memberikan kriteria objektif untuk mengkaji
penampilan perawat, menentukan kebutuhan staf dalam satu unit klinik, mengidentifikasi
kebutuhan dan isi orientasi dan program pengembangan staf. Mengganbarkan isi kurikulum
Setiap standar akan digambarkan lebih lanjut dengan struktur, proses, dan kriteria
diharapkan, yaitu berupa: status kesehatan, pengetahuan, penampilan, atau karakteristik lain
dari klien yang diharapkan sebagai hasil perawatan yang telah dilakukan.Dalam model
Model Medis, Model ini lebih mefokuskan pada pendekatan aspek medis, seperti
pengobatan pada penyakit dan kecelakaan yang banyak dialami oleh lansia. Peran dokter
dan paramedis sangat dominan dalam model ini. Pusat-pusat medis dan rehabilitasi menjadi
Model Sosial, Pendekatan menyeluruh merupakan ciri dari model sosial. Pendekatan medis
diyakini sebagai salah satu salah dari keseluruhan sistem dukungan kepada lansia. Di
samping terapi kesehatan digunakan juga pendekatan psikologis dan lansia diupayakan
sedapat mungkin masih berada di dalam keluarga dan masyarakatnya. Para profesional
lintas disiplin banyak terlibat seperti; dokter, perawat, konselor, pekerja sosial, dll.
tingkah laku/sikap hidup sehat dan perbaikan lingkungan. Banyak pihak termasuk lembaga
dan yayasan keperawatan lansia masih secara parsial menggunakan model tersebut. Padahal
di negara-negara maju, kolaborasi dari ketiga model tersebut sudah diterapkan. Hal ini
tingkat kesakitan tinggi, norma keluarga dan masyarakat yang sudah bergeser pada jaminan
pada lansia. Keadaan ini tentu cukup menjadi gambaran sebuah tantangan keperluan panti
Alimul, Aziz H. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Stanley, Mickey dkk. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik edisi 2. Jakarta : EGC
Diposkan oleh yuneezone