DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Aulya Akbar, M. Kep Sp. Kep J
DISUSUN OLEH :
Yuli nursiah
18010033
S1 ILMU KEPERAWATAN
STIKES PEKANBARU MEDICAL CENTER
TA 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat-Nya saya bisa
menyelesaikan makalah yang membahas tentang “ Prevensi Primer, Sekunder dan Tersier”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Keperawatan Jiwa 1. Dari aspek penguasaan
keilmuan maupun dari cara penyajiannya,penulis memiliki keterbatasan. Oleh karenanya, penulis
mengharapkan saran dan kritik dari yang berkenan membaca makalah ini.
Selesainya makalah ini sangat didukung oleh berbagai pihak, baik secafa langsung
maupun tidak. Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu menyelaisakan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa berguna untuk pembangunan wawasan dan peningkatan ilmu.
Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar---------------------------------------------------------------------------
Daftar Isi----------------------------------------------------------------------------------
BAB I Pendahuluan--------------------------------------------------------------------
3.1 Kesimpulan------------------------------------------------------------------------
Daftar Pustaka……………………………………………………………………….
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan
suatubentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan,berbentuk pelayanan biopsikososio dan spiritual yang komprehensif
ditujukankepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat
yangmencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Pada hakekatnya keperawatan merupakan suatu ilmu, kiat dan profesi yang
berorientasi pada pelayanan. Sebagai ilmu dan seni dalam aplikasinya lebihkearah
ilmu terapan dengan menggunakan pengetahuan, konsep dan prinsip
sertamempertimbangkan seni didalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Pada perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembanganilmu
lain, mengingat ilmu keperawatanmerupakan ilmu terapan yang selaluberubah
mengikuti perkembangan zaman. Sebagai ilmu yang mulai berkembang,ilmu
keperawatan banyak mendapat tekanan, diantaranya adalah adanya tuntutankebutuhan
masyarakat dan industri kesehatan yang senantiasa berkembangdimana
keperawatan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakatsecara
profesional.
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi dimana seorang individu dapat berkembang
secara fisik, mental, spiritual, dan sosial, sehingga individu tersebut menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan
mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya (UU No. 18 tahun 2014). Tidak
berkembangnya koping individu dengan baik dapat menyebabkan terjadinya
gangguan jiwa. Menurut Keliat, dkk, (2013:2), gangguan jiwa yaitu suatu perubahan
yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan
penderitaan pada individu atau hambatan dalam melaksanakan peran social.
Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) adalah orang yang mengalami gangguan
dalam pikiran, prilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan
gejala dan atau perubahan prilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan
penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia (UU No.
18 tahun 2014). Gangguan jiwa dibagi menjadi gangguan jiwa berat dan gangguan
mental emosional. Gangguan jiwa berat ditandai oleh terganggunya kemampuan
menilai realitas atau tilikan (insight) yang buruk. Gangguan mental emosional adalah
istilah yang sama dengan distres psikologik. Kondisi ini adalah keadaan yang
mengindikasikan seseorang sedang mengalami perubahan psikologis. Gangguan ini
dapat berlanjut menjadi gangguan yang lebih serius apabila tidak berhasil
ditanggulangi (Riskesdas, 2013).
Selama ini ada kesalahan dalam menerapkan pelayanan kesehatan jiwa, dimana
pelayanan kesehatan jiwa hanya berbasis di Rumah Sakit, sehingga orang yang datan
hanya yang mengalami gangguan jiwa berat, seetelah sembuh mereka pulang dan
akan datang lagi jika terserang lagi. WHO menyarankan agar penanganan kesehatan
jiwa lebih dtekankan atau berbasis pada Masyarakat (Community Based), sehingga
masyarakat diharapkan mampu menangani kasus gangguan jiwa yang ringan, dan
hanya yang berat ang dilayani oleh Rumah Sakit Jiwa (Moersalin, 2009).
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari perawat jiwa?
2. Bagaimana Peran dari Perawat jiwa?
3. Apa dan Bagaimana Peran perawat dalam pencegahan primer, sekunder, dan
tersier?
C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan pengertian dari perawat Jiwa
2. Menjelaskan tentang peran dari perawat jiwa
3. Menjelaskan tentang pengertian dan bagaimana peran perawat Peran perawat
dalam pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Dapat memahami tentang pelayanan Peran perawat dalam pencegahan primer,
sekunder, dan tersier dalam keperawatan jiwa.
2. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat menggunakan makalah ini sebagai bahan bacaan maupun
refrensi khususnya tentang pelayanan Peran perawat dalam pencegahan primer,
sekunder, dan tersier dalam keperawatan jiwa.
BAB II
PEMBAHASAN
Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin praevenire, yang artinya datang
sebelum” atau “antisipasi” mempersiapkan diri sebelum terjadi sesuatu” atau “mencegah untuk
tidak terjadi sesuatu”. Dalam pengertian yang luas, prevensi dimaknai sebagai upaya yang secara
sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan,kerusakan,atau kerugian seseorg atau
masyarakat
1. Pencegahan Primer
Tatanan pelayanan primer dapat menjadi tempat kontak yang paling penting antara klien
dengan masalah kesehatan jiwa dengan sistem pelayanan kesehatan. Sebagian besar orang akan
mencari bantuan terkait dengan masalah kesehatan jiwanya melalui pemberi layanan primer.
Pelayanan kesehatan jiwa di tatanan pelayanan primer juga dapat menjangkau orang yang
tidak menerima tindakan kesehatan jiwa. Hal tersebut memberikan keahlian terkait diagnosis dan
tindakan untuk masalah yang tidak terlihat di tatanan medis secara umum, yang berakibat pada
peningkatan pengetahuan dan kemampuan dalam deteksi dini dan penanganan masalah
kesehatan jiwa di komunitas medis (Stuart et al, 2016).
Fokuspelayanan keperawatan jiwa adalah pada peningkatan kesehatan dan pencegahan
terjadinya gangguan jiwa. Tujuan pelayanan adalah mencegah terjadinya gangguan jiwa,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jiwa. Targetpelayanan yaitu anggota masyarakat
yang belum mengalami gangguan jiwa sesuai dengan kelompok umur yaitu anak, remaja,
dewasa, dan lanjut usia.
Aktivitas pada pencegahan primer adalah program pendidikan kesehatan, program
stimulasi perkembangan, program sosialisasi kesehatan jiwa, manajemen setres, Persiapan
manjadi orang tua (Keliat et al, 2012). Kegiatan yang dilakukan adalah:
1). Memberikan pendidikan kesehatan pada orang tua antara lain
seperti pendidikan menjadi orang tua, pendidikan tentang perkembangan anak
sesuai dengan usia, memantau dan menstimulasi perkembangan,15
mensosialisasikan anak dengan lingkungan.
5). Program pencegahan bunuh diri. Bunuh diri merupakan salah satu
cara penyelesaian masalah oleh individu yang mengalami keputusasaan. Oleh
karena itu perlu dilakukan program: Memberikan informasi untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang tanda-tanda bunuh diri,
menyediakan lingkungan yang aman untuk mencegah bunuh diri, melatih
keterampilan koping yang adaptif (Keliat et al, 2012).
2. Pencegahan SekunderPencegahan
Sekunder diarahka pada mereka yang telah terkena pentakit tertentu supaya kondisinya tidak
memburuk (Setiadarma, 2002). Menurut (Keliat et al,2012), fokus pelayanan keperawatan pada
pencegahan sekunder adalah deteksi dini dan penanganan dengan segera masalah psikososial dan
gangguan jiwa. Tujuan pelayanan adalah menurunkan angka kejadian gangguan jiwa. Target
pelayanan adalah 16 anggota masyarakat yang berisiko atau memperlihatkan tanda-tanda
masalah psikososial dan gangguan jiwa. Aktivitas pada pencegahan sekunder adalah:
3. Pencegahan Tersier
Setiadarma, 2002 Mengemukakan bahwa pencegahan tersier berlaku bagi mereka yang
terkena gangguan penyakit cukup parah agar tidak terancam jiwanya. Menurut (Keliat et al,
2012) Pencegahan Tersier adalah pelayanan keperawatan yang berfokus pelayanan keperawatan
adalah pada peningkatan fungsi dan sosialisasi serta pencegahan kekambuhan pada pasien
gangguan jiwa.
Tujuan pelayanan adalah mengurangi kecacatan atau ketidakmampuan akibat gangguan
jiwa. Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa pada tahap
pemulihan. Aktivitas pada pencegahan tersier meliputi:
Kesimpulan
Untuk mencapai pelayanan perawatan pasien sakit jiwa yang efektif maka keluarga,
perawat, dokter dan tim kesehatan lainnya harus berkolaborasi satu dengan yang lainnya.
Tidak ada kelompok yang dapat menyatakan lebih berkuasa diatas yang lainnya. Masing-
masing profesi memiliki kompetensi profesional yang berbeda sehingga ketika digabungkan
dapat menjadi kekuatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kolaborasi yang efektif
antara anggota tim kesehatan memfasilitasi terselenggaranya pelayanan keperawatan jiwa
yang berkualitas.
Febriani, 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara.
Hawari, 2009. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 220/MENKES/SK/III/1992
Berger, J. Karen and Williams. 1999. Fundamental Of Nursing; Collaborating for Optimal
Health, Second Editions. Apleton and Lange. Prenticehall. USA
Dalami E, 2010. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: Trans Info Media
Erlinafsiah. 2010. Modal Perawat dalam Praktik Kepeawatan Jiwa.Jakarta: Trans Info Media