OLEH
KEOLOMPOK VI
ASNAWI : S.0019.P2.007
SRI ASMINA BASRI : S.0019.P2.039
SITI INDRIANI : S.0019.P2.038
RATNA SAANA : S.0019.P2.034
ARNA : S.0019.P2.005
WA ODE ASMARIA : S.0019.P2.044
SUTRIATI : S.0019.P2.040
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
Paliatif”.
di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2
DAFTAR ISI ............................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 3
C. Tujuan ......................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 4
A. Definisi Palliative Care .............................................................................. 4
B. Definisi Komunikasi ................................................................................... 6
C. Komunikasi Dalam Perawatan Palliatif .................................................. 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 20
A. Kesimpulan ............................................................................................... 20
B. Saran ......................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ini dikarenakan semakin hari semakin banyak pasien yang menderita penyakit
(Riswandi, 2009).
Komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat
1
mungkin dapat mengembangkan komunikasi. Komunikasi kesehatan menjadi
219 dari 300 tujuan khusus. Apabila digunakan secara tepat komunikasi
terapeutik diterapkan tidak hanya pada pasien sadar saja, namun pada pasien
tidak sadar juga harus diterapkan komunikasi terapeutik tersebut. Pasien tak
sadar atau yang sering disebut “koma” merupakan pasien yang fungsi
stimulus dari luar tidak dapat diterima klien dan klien tidak dapat merespons
2
kembali stimulus tersebut. Namun meskipun pasien tersebut tak sadar, organ
B. Rumusan Masalah
adalah:
C. Tujuan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penderita yang sedang sekarat atau dalam fase terminal akibat penyakit yang
dideritanya. Pasien sudah tidak memiliki respon terhadap terapi kuratif yang
dan penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial
Care, 2013).
yang harus di hindari tetapi kematian merupakan suatu hal yang harus
4
dihadapi sebagai bagian dari siklus kehidupan normal setiap yang bernyawa
konsep diri, masalah dukungan keluarga serta masalah pada aspek spiritual
yang sudah mendekati ajalnya, agar pasien aktif dan dapat bertahan hidup
selama mungkin. Perawatan paliatif ini meliputi mengurangi rasa sakit dan
Suheimi, 2010). Selain itu perawatan paliatif juga bertujuan agar pasien
terminal tetap dalam keadaan nyaman dan dapat meninggal dunia dengan
memperdulikan pada stadium dini atau lanjut, masih bisa disembuhkan atau
tidak, mutlak Palliative Care harus diberikan kepada penderita itu. Palliative
Palliative Care tidak hanya sebatas aspek fisik dari penderita itu yang
ditangani, tetapi juga aspek lain seperti psikologis, sosial dan spiritual
bukan hanya penyakit yang dideritanya. Dan perhatian ini tidak dibatasi pada
5
pasien secara individu, namun diperluas sampai mencakup keluarganya.
segi fisik, mental, social, dan spiritual. Maka timbullah pelayanan palliative
yang normal.
B. Definisi Komunikasi
dari Bahasa Latin ‘communicatus’ yang artinya berbagi atau menjadi milik
berasal dari Bahasa Latin: “Communis” yang berarti keadaan yang biasa,
6
membagi. Dengan kata lain, komunikasi adalah suatu proses di dalam upaya
stimulus yang masuk pada diri individu yang ditangkap melalui panca indera.
(Mungin, 2008).
ini mempunyai dua tujuan, yaitu : mempengaruhi orang lain dan untuk
7
seseorang untuk membangun suatu hubungan, baik itu hubungan yang
sekedar senyuman. Pesan verbal dan non verbal yang dimiliki oleh seseorang
menggambarkan secara utuh dirinya, perasaannya dan apa yang ia sukai dan
penyakit kronik yang dialami oleh seorang pasien dengan jangka waktu
8
pul. Dalam berkomonikasi perwat juga harus memperhatikan pasien
dan tidak tau harus berbuat apa. Reaksi tersebut di atas cepat berakhir
9
sendiri. Tidak jarang dia menunjukkan prilaku agresif, bicara kasar,
becus. Respon fisik yang sering terjadi pada fase ini antara lain, muka
teknik respek
marahnya secara intensif, maka ia akan maju pada fase tawar menawar
dengan kata kata “ kalau saja kejadian ini bisa di tunda, maka saya
maka pernyataan seperti ini sering di jumpai “ kalau saja yang sakit
d. Fase depression
diri, tidak mau berbicara, kadang kadang bersikap sebagai pasien yang
10
keputus asaan, perasaan tidak berharga. Gejala fisik yang sering di
menurun
Fase menerima ini biasanya di nyatakan dengan kata kata ini “ apa
yang dapat saya lakukan agar saya cepat sembuh?” Apabila individu
dapat memulai fase fase tersebut dan masuk pada fase damai atau
tetep berada pada salah satu fase dan tidak sampai pada fase
fase penerimaan.
11
sehingga seringkali stimulus dari luar tidak dapat diterima klien dan klien
Pasien yang tidak sadar atau yang sering kita sebut dengan koma,
otak yang berat dan dapat membahayakan kehidupan. Pada proses ini
tidak sadar ini, kita tidak menemukan feed back (umpan balik), salah satu
apa yang telah kita komunikasikan sebab pasien sendiri tidak sadar.
Nyatanya dilapangan atau di banyak rumah sakit pasien yang tidak sadar
Unit (ICU), Intensif Cardio Care Unit (ICCU) dan lain sebagainya, sering
yang berpendapat dia adalah pasien tidak sadar mengapa kita harus
berbicara, sedangkan sebagian lagi berpendapat walau dia tidak sadar dia
juga masih memiliki rasa atau masih mengatahui apa yang kita perbuat,
12
maka kita harus berkomunikasi walau sebagian orang beranggapan
terhadap pasien sekalipun dia berada dalam keadaan yang tidak sadar
1) Mengendalikan Perilaku
Pada klien yang tidak sadar, karakteristik pasien ini adalah tidak
2) Perkembangan Motivasi
pada setiap klien, kekuatan dari diri klien untuk menjadi lebih
13
maju dari keadaan yang sedang ia alami. Fungsi ini akan terlihat
3) Pengungkapan Emosional
yang terjadi dan semua hal positif yang dapat perawat katakan
pada klien. Pada setiap fase kita dituntut untuk tidak bersikap
sedang terjadi, apa yang dirasakan pada klien pada saat itu. Kita
yang selama ini kita komunikasikan pada klien bila klien telah
14
sadar kembali dan mengingat memori tentang apa yang telah
4) Informasi
kepadanya.
15
ia merupakan seorang pasien yang memiliki hak-hak sebagai
klien.
terapeutik.
16
menggunakan keseluruhan teknik. Teknik terapeutik, perawat tetap
1) Menjelaskan
2) Memfokuskan
3) Memberikan Informasi
17
4) Mempertahankan ketenangan
18
c. Prinsip-Prinsip Berkomunikasi Dengan Pasien Yang Tidak Sadar
sadar. Klien yang tidak sadar seringkali dapat mendengar suara dari
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
belajar bersama dan pengalaman perbaikan emosi klien. Dalam hal ini
teknik komunikasi agar perilaku klien berubah kea rah yang positif secara
keterampilan yang tepat dalam setiap tahap untuk mengatasi masalah klien
Rasa aman merupakan hal utama yang harus diberikan pada anak agar
B. Saran
20
atas hal yang tidak disukai klien,dan menerima permintaan klien untuk
pemecahan masalah. Tepat dipakai pada fase kerja dan tidak tepat pada
fase awal hubungan dengan klien,terutama pada pasien kronis yang klien
21
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, F., Witjaksono, J., Rasjidi, I. 2008. Panduan Pelayanan Medik. Jakarta:
EGC.
Bertens, 2009. Etika dan Filsafat Komunikasi. Jakarta: Kencana
Campbell, M. L. 2013. Nurse to nurse : Perawatan Paliatif. (D. Daniaty, Penerj.)
Jakarta: Salemba Medika.
Hartati & Suheimi, 2010. Pengaruh Bimbingan Spiritual Islami Terhadap
Kualitas Hidup Pasien Hemodialisis Di RSUD Kabupaten Semarang.
Prosiding Konferensi Nasional II PPNI Jawa Tengah 2010, (hal. 83).
Semarang.
Indrawati. 2003. Komunikasi Untuk Perawat. Jakarta: EGC
Mungin, 2008. Sosiologi Komunikasi Cet. Ke- 3. Jakarta: Kencana
National Consensus Project for Quality Palliative Care, 2013. Clinical Practice
Guidelines for Quality Palliative Care. National Consensus Project for
Quality Paliiative Care. Gales-Camus
Pastakyu 2010. Komunikasi Dengan Pasien Tidak Sadar diakses dari
https://www.scribd.com/doc/256857726/Teknik-Komunikasi-Pada-Pasien-
Tidak-Sadar ada tanggal 15 Oktober 2019
Riswandi, 2009 : Ilmu komunikasi. Jakarta : Graha Ilmu
Suparyanto. 2010. Pengembangan Pelayanan Paliatif. Jurnal Manajemen
Kesehatan, 17, 1-2.
Wiryanto, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasind