Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Food and Agriculture Organizatin (FAO)/ World Health Organization

(WHO)/ United Nation University (UNU) menentukan batasan berat badan

normal terhadap tinggi badan orang dewasa berdasarkan nilai indeks

massa tubuh (IMT) . IMT dihitung berdasarkan berat badan dalam

kilogram (kg) dibagi dengan tinggi badan dalam meter kuadrat (m2) dan

tidak terkait dengan jenis kelamin. Di berbagai negara, ambang batas IMT

yang digunakan merujuk ketentuan FAO/WHO. Penggunakan IMT hanya

dapat berlaku pada usia dewasa(>18 tahun) dan tidak sedang hamil.

Penggunakan IMT pada remaja dipengaruhi oleh umur sehingga

pengukuran yang dapat dilakukan adalah indeks masa tubuh oer usia

(IMT/U).

payudara meliputi bentuk, ukuran, warna, dan kesimetrisan serta

palpasi konsistensi dan deteksi apakah ada nyeri tekan guna persiapan

menyusui. Hari pertama dan kedua pasca melahirkan akan ditemukan

sekresi kolostrum yang banyak. Pengkajian pada tungkai dimaksudkan

untuk menetahui ada tidaknya tromboflebitis. Payudara dan tungkai dikaji

tiap satu jam sampai dengan 8 jam setelah persalinan, kemudian dikaji

tiap empat jam sampai dengan 24 jam setelah persalinan.

1
Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari,

terus-menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan

perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan

mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan

(Maryam, 2008). Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah

memasuki usia lanjut mengalami perubahan, dan sebagian besar

perubahan itu terjadi ke arah yang memburuk/ mengalami penurunan,

misalnya, organ reproduksi lebih cepat usang dibanding organ yang lain,

perubahan penampilan, perubahan panca indra, perubahan seksual

(Hurlock, 1999).

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan asuhan keperawatan gangguan nutrisi

pada ibu hamil ?

2. Apa yang dimaksud dengan asuhan keperawatan pada ibu

menyusui ?

3. Apa yang dimaksud dengan asuhan keperawatan pada lansia ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui asuhan keperawatan gangguan nutrisi pada ibu

hamil?

2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada ibu menyusui?

3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada lansia ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asuhan keperawatan gangguan nutrisi pada ibu hamil

1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 13 Februari 2017 jam 15.30

WIB Data yang diperoleh saat pengkajian sebagai berikut nama : Ny.

V, umur: 24 tahun, pekerjaan : swasta. Nama suami : Tn D, umur 24

tahun, pekerjaan : swasta. Riwayat kehamilan sekarang adalah hari

pertama haid terakhir : 8 Juli 2016, hari perkiraan lahir : 15 April 2017,

serta usia kehamilan sekalang : 30 minggu 6 hari. Kondisi janin

tunggal. Riwayat obstrektik : G1P0A0, ibu mengatakan tidak

mempunyai riwayat keturunan seperti hipertensi, diabetes melitus, dan

jantung. Pada kehamilan trimester kedua ibu mengeluh tidak nafsu

makan dan ibu juga terlihat badannya kecil dan lingkar lengannya juga

kecil. Ibu mengatakan belum paham tentang makanan atau nutrisi apa

saja untuk ibu hamil.

Berdasarkan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan didapatkan

hasil sebagai berikut: pemeriksaan yang telah didapatkan sebagai

berikut keadaan umum klien: baik, kesadaran: composmetis, muka:

tidak pucat, mukosa bibir: lembab, turgor kulit baik, capilary refill

kurang dari 2 detik, tekanan darah: 90/60 mmHg, nadi: 80x/menit,

pernafasan: 24x/menit, suhu: 36o c, berat badan sebelum hamil: 42 kg,

3
berat badan selama hamil: 50kg, selama hamil tidak mengalami

penurunan berat badan, tinggi badan: 262 cm, indeks masa tubuh:

19,05 indek masa tubuh Ny. V normal, abdomen inspeksi: tidak ada

bekas operasi, terdapat striae gravidarum, auskultasi: bising usus

12x/menit,

denyut jantung janin: 136x/menit, palpasi: 23cm, perkusi: tympani,

dalam sehari ibu makan 3 kali tapi hanya sedikit. Pemeriksaan

laboratorium Ny. V pada tanggal sebagai berikut: hemoglobin: 11,6

mg/dl, gula darah sewaktu: 101 mg/dl. Berdasarkan hasil pemeriksaan

laboratorium diatas menunjukan bahwa hasil yang diperoleh adalah

normal. Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk memberikan

informasi dasar untuk mengkaji nutrisi pada awal sampai akhir

kehamilan. Hemoglobin dan hematokrit merupakan tes praktis yang

dilakukan dalam perawatan prenatal rutin untuk mengevaluasi status

zat besi ibu hamil. Kadar hemoglobin ibu hamil terjadi jika produksi sel

darah merah meningkat nilai normal hemoglobin 12 sampai 16gr/%

a. Data fokus

Dari data pengkajian didapatkan data subyektif klien

mengatakan tidak nafsu makan, ibu makan dengan menu nasi

sayur dan lauk dan data subyektif tanda-tanda vital tekanan darah:

90/60mmHg, nadi: 80x/menit, pernafasan: 24x/menit, suhu: 36o c,

berat badan sebelum hamil: 42kg, berat badan setelah hamil: 50kg,

selama hamil tidak mengalami penurunan berat badan, tinggi

4
badan 162cm, palpasi abdomen 23cm, capilary refill kurang dari 2

detik, turgor kulit baik, muka: tidak pucat, mukosa bibir: lembab,

hemoglobin: 11,6 mg/dl, lingkar lengan atas; 19,5 cm.

b. Analisa data

Dari hasil pengkajian didapatkan data subyektif klien

mengatakan tidak nafsu makan, makan hanya sedikit saja, badan

terasa lesu dan ibu belum paham tentang makanan atau nutrisi

yang benar untuk ibu hamil dan untuk menamnah ukuran lingkar

lengan, ibu saat makan hanya dengan menu nasi sayur dan lauk

saja dan data obyektif hasil tanda-tanda vital tekanan darah: 90/60

mmHg, nadi: 80x/menit, pernafasan : 24x/menit, suhu: 36o c, berat

badan sebelum hamil: 42kg, berat badan setelah hamil: 50 kg,

selama hamil tidak mengalami penurunan berat badan, tinggi

badan : 162 cm, indeks masa tubuh: 19,05, palpasi abdomen:

23cm, muka : tidak pucat, mukosa bibir lembab, capilery refill

kurang dari 2 detik, turgor kulit baik, hemoglobin: 11,6 mg/dl, lingkar

lengan atas: 19,5 cm. Masalah keperawatan berdasarkan data

subyektif dan obyektif adalah kurang pengetahuan penyebab atau

etiologi yaitu kurang informasi (memenuhi kebutuhan nutrisi untuk

menambah LILA).

c. Diagnosa

5
Berdasarkan data diatas penulis merumuskan diagnosa

keperawatan yaitu kurang pengetahuan berhubungan dengan

kurang informasi( pemenuhan nutrisi menambah ukuran LILA).

d. Intervensi

Tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3

hari kunjungan rumah diharapkan ibu mampu menunjukkan

pengetahuan tentang nutrisi, ibu mampu menerapkan hal-hal yang

harus dikonsumsi dan makanan apa saja yang boleh dimakan,

dengan kriteria, ibu mengetahui nutrisi untuk ibu hamil, mampu

melaksanakan pengetahuan yang telah dijelaskan secara benar,

mampu menerapkan tentang nutrisi Rencana keperawaan dengan

1) menganjurkan makan sedikit tapi sering. Rasional : membantu

menjaga agar ibu tetap terisi perutnya.

2) anjurkan untuk makan makanan yang berptotein. Rasional :

mengonsumsi makanan yang tinggi protein dan berkarbohidrat

dapat menambah berat badan dan penting pada semua sel.

3) anjurkan klien untuk mengonsumsi vitamin B6.

4) anjurkan klien untuk tidak mengonsumsi kopi atau kafein,alkohol

dan tembakau.

Intervensi yang dilakukan pada hari pertama yaitu anjurkan untuk

makan sedikit tapi sering, untuk tidak mengonsumsi kafein atau

alkohol, tembakau. Pada hari kedua anjurkan untuk makan

6
makanan yang mengandung tinggi protein. Pada hari terakhir untuk

mengonsumsi vitamin

e. Implementasi

Implementasi adalah tahap dimana perawat

mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan kedalam bentuk

intervensi keperawatan. Dalam melakukan tindakan keperawatan

penulisan tidak mengalami hambatan, penulis melakukan

implementasi berdasarkan intervensi yang telah dibuat. Penulis

akan menerapkan hasil implementasi tanggal 13 Februari sampai

15 Februari 2017.

Pada hari Senin, 13 Februsri 2017 pukul 15.20 mengukur tanda-

tanda vital klien. Ds : -, Do : tekanan darah 90/60 mmHg, nadi :

80x/menit, suhu : 36’c, pernafasan : 24x/menit. Pukul 15.45

menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering dengan menu

seimbang. Ds : klien mengatakan paham, Do : klien kooperatif.

Pukul 16.10 menganjurkan untuk tidak mengonsumsi rokok,

alkohol, kafein, dan kokain karena bisa menghambat pertumbuhan

janin. Ds : klien mengatakan tidak mengonsumsi kopi, alkohol, dan

menghindari asap rokok. Do : klien kooperatif. Pada hari Selasa, 14

Februari 2017 pukul 14.10 mengukur tanda-tanda vital klien. Ds : -,

Do : tekanan darah 90/60 mmHg, nadi : 80x/menit, suhu : 36o c,

7
pernafasan : 24x/menit, pukul 14.30 menganjurkan ibuuntuk makan

makanan yang banyak mengandung protein antara lain susu, keju,

ikan, daging, telur, kacang tanah, dan lain-lain. Ds : klien

mengatakan paham yang sudah dijelaskan. Do : klien terlihat

kooperatif.

Pada hari Rabu, 15 Februari 2017 pukul 13.00 mengukur tanda-

tanda vital klien Ds : -, Do : tekanan darah 90/60 mmHg, nadi :

82x/menit, suhu : 36o c, pernafasan : 24x/menit. Pukul 13.15

menganjurkan klien untuk mengonsumsi vitamin B6 sesuai dengan

aturan dokter. Ds : klien mengatakan paham. Do : klien kooperatif.

Pukul 13.40 mengkaji makan klien. Ds : klien mengatakan sudah

makan makanan yang berprotein dan bergizi. Pukul 14.00

mengevaluasi pengetahuan klien tentang makanan atau nutrisi

untuk ibu hamil. Ds : klien mengatakan sudah paham tentang

nutrisi ibu hamil dengan benar. Do : klien mampu menyebutkan

makanan apa saja yang harus dikonsumsi dengan benar.

f. Evaluasi

Hasil evaluasi hari Senin , 13 Februari 2017 pukul 16.30. subyektif :

klien mengatakan sudah menerapkan makan sedikit tapi sering dan

makan sudah lebih banyak dari sebelumnya. Obyektif : klien

kooperatif, klien tampak sudah tidak lesu lagi, tanda-tanda vital :

tekanan darah : 90/60 mmHg, nadi : 80x/menit, suhu : 36o c,

pernafasan : 24x/menit. Analisis : masalah belum teratasi. Planning

8
: lanjutkan intervensi ( anjurkan makan yang teratur sedikit tp

sering)

Evaluasi hari Selasa, 14 Februari 2017 pukul 16.00, Subyektif :

klien mengatakan sudah makan makanan yang berprotein,bergizi,

klien sudah pahan tentang nutrisi untuk ibu hamil. Obyektif : klien

sudah lebih mengerti tentang nutrisi untuk meningkatkan lila ibu

hamil. Analisa : masalah teratasi sebagian. Planning : lanjutkan

intervensi (anjurkan makan makanan yang berprotein).

Evaluasi hari Rabu, 15 Februari 2017 pukul 15.30. subyektif : klien

mengatakan nafsu makan bertambah setelah menerapkan makan

sedikit tapi sering dan makan makanan yang perprotein, klien

menambahkan bahwa makanan yang berprotein sangat penting

untuk ibu hamil dan janinnya, obyektif : klien mampu menerapkan

apa yang telah disampaikan dengan benar. Analisa : masalah

teratasi sebagian. Planning : lanjutkan intervensi (pertahankan

untuk tetap makan makanan yang berprotein).

Dari beberapa interventi yang telah dilakukan kpeada klien dengan

gangguan lingkar lengan, yang paling banyak memberikan efek

yang cukup baik bagi klien adalah dengan cara menganjurkan

makan makanan yang tinggi protein dan karbohidrat, karena

makanan yang tinggi protein baik untuk janin dan ibu hamil dan

menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme

yang normal.

9
g. PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang proses

keperawatan pada asuhan keperawatan yang dilakukan pada

tanggal 13 Februari 2017 terhadap Ny. V, dari pembahasan ini

akan memfokuskan dengan kebutuhan dasar manusia meliputi:

pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

keperawatan. Pengkajian merupakan tahap awal dari proses

keperawatan. Disis, semua data dikumpulkan secara sistematis

guna menentukanstatus kesehatan klien saat ini (Asmadi 2008).

Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 13

Februari 2017 pukul 15.30 WIB mendapatkan data ibu hamil yang

memiliki masalah terhadap lingkar lengan pada klien yang bernama

: Ny. V, umur : 24 tahun, pada kehamilan pertama, pekerjaan :

swasta, pendidikan: SMA . Nama suami: Tn. D, pekerjaan: swasta.

Riwayat kehamilan Ny. V sekarang adalah hari pertama haid

terakhir : 8 Juli 2016, hari perkiraan lahir : 25 April 2017, serta usia

kehamilan sekarang : 30 minggu 6 hari. Kondisi janin tunggal.

Riwayat obstrektik : G1P0A0.

10
B. Asuhan keperawatan pada ibu menyusui

a. Asuhan Keperawatan

Pada Ibu Post Partum Periode post partum adalah selang waktu

antara kelahiran bayi sampai dengan pulihnya organ reproduksi seperti

sebelum hamil. Periode ini sering disebut masa nifas (puerperium),

atau trimester keempat kehamilan, masa nifas biasanya berkisar

antara 6 minngu atau lebih bervariasi antara ibu satu dengan ibu yang

lainnya (Lowdermilk, Perry dan Chasion, 2013).

Periode post partum dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap

immediate post partum (setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam

setelah proses persalinan), tahap early post partum (24 jam sampai

satu minggu setelah persalinan) dan tahap late post partum (satu

minggu sampai lima minggu setelah persalinan) (Saleha, 2009),.

Adaptasi psikologis post partum menurut teori rubin dibagi dalam

tiga periode yaitu sebagai berikut ;

1. Periode Taking In

11
a. Berlangsung 24 - 48 jam setelah melahirkan

b. ibu pasif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu menjaga

komunikasi yang baik

c. Ibu menjadi sangat tergantung pada orang lain, mengharapkan

segala sesuatu kebutuhan dapat dipenuhi orang lain

d. Perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan perubahan tubuhnya

e. Ibu mungkin akan bercerita tentang pengalamannya ketika

melahirkan secara berulang-ulang

f. Diperlukan lingkungan yang kondusif agar ibu dapat tidur dengan

tenang untuk memulihkan keadaan tubuhnya seperti sediakala

g. Nafsu makan bertambah sehingga dibutuhkan peningkatan nutrisi,

dan kurangnya nafsu makan menandakan ketidaknormalan proses

pemulihan

2. Periode Taking Hold

a. Berlangsung tiga sampai 10 hari setelah melahirkan

b. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dalam

merawat bayi

c. Ibu menjadi sangat sensitive, sehingga mudah tersinggung. Oleh

karena itu, ibu membutuhkan sekali dukungan dari orang-orang

terdekat

d. Saat ini merupakan saat yang baik bagi ibu untuk menerima

berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya. Dengan

begitu ibu dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya

12
e. Pada periode ini ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi

tubuhnya, misalkan buang air kecil atau buang air besar, mulai

belajar untuk mengubah posisi seperti duduk atau jalan, serta

belajar tentang perawatan bagi diri dan bayinya

3. Periode Letting Go

a. Berlangsung 10 hari setelah melahirkan

b. Secara umum fase ini terjadi ketika ibu kembali ke rumah

c. Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan mulai

menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya

d. Keinginan untuk merawat bayi meningkat

e. Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan

bayinya, keadaan ini disebut baby blues

Asuhan keperawatan pada ibu post partum adalah sebagai berikut:

1. Pengkajian

a) Pengkajian fisiologis

Pengkajian fisiologis lebih difokuskan pada proses involusi

organ reproduksi, perubahan biofisik sistem tubuh dan deteksi

adanya hambatan pada proses laktasi. Area pengkajian

fisiologis post partum antara lain:

1) Suhu

13
Suhu merupakan penanda awal adanya infeksi, suhu yang

cenderung tinggi juga dapat menandakan ibu mengalami

dehidrasi. Suhu dikaji tiap satu jam selama 8 jam setelah

persalinan, kemudian dikaji tiap dua jam sampai dengan 24 jam

setelah persalinan.

2) Nadi, pernapasan dan tekanan darah

Frekuensi nadi yang lebih dari normal (diatas 100 kali/menit)

sebagai tanda adanya infeksi, hemoragi, nyeri, atau

kecemasan. Tekanan darah yang cenderung rendah dapat

merupakan tanda syok atau emboli. Nadi, pernapasan dan

tekanan darah dikaji tiap 15 menit sampai dengan empat jam

setelah persalinan, kemudian dikaji tiap 30 menit sampai

dengan 24 jam setelah persalinan.

3) Fundus, lokhea dan kandung kemih

Fundus dapat sedikit meninggi pasca persalinan, tetapi dihari

berikutnya fundus akan mulai turun sekitar satu cm sehingga

pada hari ke 10 fundus sudah tidak teraba. Hari-hari awal

setelah persalinan, fundus akan teraba keras dengan bentuk

bundar mulus, bila ditemukan fundus teraba lembek atau kendur

menunjukkan terjadinya atonia atau subinvolusi. Ketika

dilakukan palpasi, kandung kemih harus kosong agar

pengukuran fundus lebih akurat. Kandung kemih yang terisi

akan menggeser uterus dan meningkatkan tinggi fundus.

14
Lokhea dapat dijadikan sebagai acuan kemajuan proses

penyembuhan endometrium. Lokhea memiliki warna yang

berbeda setiap harinya, lokhea rubra (berwarna merah gelap,

keluar dari hari kesatu sampai hari ketiga setelah persalinan,

jumlahnya sedang), lokhea serosa (berwarna merah muda,

muncul dihari ke empat sampai hari ke 10 setelah persalinan,

jumlahnya lebih sedikit dari lokhea rubra), lokhea alba

(berwarna putih kekuningan, muncul dari hari ke 10 sampai

minggu ketiga setelah persalinan, jumlahnya sangat sedikit).

Munculnya perdarahan merah segar setelah selesainya lokhea

rubra atau setelah selesainya lokhea serosa menandakan

terjadinya infeksi atau hemoragi yang lambat. Fundus, lokhea

dan kandung kemih dikaji tiap 15 menit sampai dengan empat

jam setelah persalinan, kemudian dikaji tiap 30 menit sampai

dengan 24 jam setelah persalinan

4) Perineum

Pengkajian pada daerah perineum dimaksudkan untuk

mengidentifikasi ada tidaknya hematoma, memar (ekimosis),

edema, kemerahan (eritema), dan nyeri tekan. Bila ada jahitan

luka, kaji keutuhan, perdarahan dan tanda-tanda infeksi

(kemerahan, nyeri tekan dan bengkak). Perineum dikaji tiap

satu jam sampai dengan 24 jam setelah persalinan.

5) Payudara dan tungkai

15
Pengkajian payudara meliputi bentuk, ukuran, warna, dan

kesimetrisan serta palpasi konsistensi dan deteksi apakah ada

nyeri tekan guna persiapan menyusui. Hari pertama dan kedua

pasca melahirkan akan ditemukan sekresi kolostrum yang

banyak. Pengkajian pada tungkai dimaksudkan untuk

menetahui ada tidaknya tromboflebitis. Payudara dan tungkai

dikaji tiap satu jam sampai dengan 8 jam setelah persalinan,

kemudian dikaji tiap empat jam sampai dengan 24 jam setelah

persalinan.

6) Eliminasi

Pengkajian eliminasi meliputi pengkajian bising usus, inspeksi

dan palpasi adanya distensi abdomen. Ibu post partum

dianjurkan untuk berkemih sesegera mungkin untuk

menghindari distensi kandung kemih. Eliminasi dikaji setiap 9

jam, kaji

b) Pengkajian psikososial

Pengkajian psikososial ini difokuskan pada interaksi dan

adaptasi ibu, bayi baru lahir dan keluarga. Perawat melihat

status emosianal dan respon ibu terhadap pengalaman

kelahiran, interaksi dengan bayi baru lahir, menyusui bayi baru

lahir, penyesuaian terhadap peran baru, hubungan baru dalam

keluarga, dan peningkatan pemahaman dalam perawatan diri

(Reeder, Martin dan Koniak-Griffin, 2011),.

16
2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang sering muncul menurut Standar

Diagnosis Keperawatan Indonesia (2016), yaitu:

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.

b. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai

ASI, hambatan pada neonatus, anomali payudara ibu,

ketidakadekuatan refleks oksitosin, ketidakadekuatan refleks

menghisap bayi, payudara bengkak, riwayat operasi payudara,

kelahiran kembar, tidak rawat gabung, kurang terpapar informasi

tentang pentingnya menyusui dan/atau metode menyusui, kurang

dukungan keluarga, faktor budaya. c. Defisit pengetahuan (kebutuhan

belajar) tentang laktasi berhubungan dengan keterbatasan kognitif,

gangguan fungsi kognitif, kekeliruan mengikuti anjuran, kurang

terpapar informasi, kurang minat dalam belajar, kurang mampu

mengingat, ketidaktahuan menemukan sumber informasi. juga

defekasi setiap harinya.

d. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif,

peningkatan paparan organisme patogen lingkungan, malnutrisi,

ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer, ketidakadekuatan

pertahanan tubuh sekunder.

3. Perencanaan dan intervensi keperawatan

17
Intervensi keperawatan yang diberikan berkaitan dengan diagnosa

keperawatan yang muncul berdasarkan Nursing Interventions

Classification (2013), sebagai berikut:

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama.........rasa

nyeri teratasi Kriteria hasil : Mengidentifikasi dan mengunakan

intervensi untuk mengatasi ketidaknyamanan dengan tepat,

mengungkapkan berkurangnya ketidaknyamanan.

Intervensi: 1) Lakukan pengkajian nyeri yang komperhensif meliputi

lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intesitas atau beratnya

nyeri dan faktor pencetus

2) Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau

memperberat nyeri

3) Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon

pasien terhadap ketidaknyamanan

4) Kurangi atau eliminasi faktor-faktor yang dapat mencetuskan atau

meningkatkan nyeri

5) Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri

6) Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu penurunan

nyeri

b. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai

ASI, hambatan pada neonatus, anomali payudara ibu,

ketidakadekuatan refleks oksitosin, ketidakadekuatan refleks

18
menghisap bayi, payudara bengkak, riwayat operasi payudara,

kelahiran kembar, tidak rawat gabung, kurang terpapar informasi

tentang pentingnya menyusui dan/atau metode menyusui, kurang

dukungan keluarga, faktor budaya Tujuan : Setelah dilakukan

demostrasi tentang teknik menyusui selama ...... diharapkan tingkat

pengetahuan ibu bertambah. Kriteria hasil: Mengungkapkan

pemahaman tentang proses menyusui, menunjukan kepuasan regimen

menyusui satu sama lain, dengan bayi dipuaskan setelah menyusui,

ASI keluar dengan lancar.

Intervensi : 1) Dorong ibu untuk menyusui, dengan tepat

2) Sediakan pendidikan menyusui yang cukup dan dukungan

3) Instruksikan orangtua mengenal tanda bayi merasa lapar

4) Instruksikan orangtua mengenai pentingnya memberikan makan

sebagai aktivitas yang memelihara, yang menyediakan kesempatan

untuk terjadinya kontak mata dan kedekatan secara fisik

5) Dukung kedekatan secara fisik yang sering dan terus menerus

antara bayi dan orangtua

a. Defisit pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang laktasi

berhubungan dengan keterbatasan kognitif, gangguan fungsi

kognitif, kekeliruan mengikuti anjuran, kurang terpapar informasi,

kurang minat dalam belajar, kurang mampu mengingat,

ketidaktahuan menemukan sumber informasi.

19
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama......kebutuhan belajar terpenuhi Kriteria hasil: Ibu menyatakan

pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program

pengobatan. Ibu dapat mendemonstrasikan tehnik efektif dari

menyusui. Ibu dapat melaksanakan prosedur yang dijelaskan dengan

benar. Ibu dapat menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan oleh

perawat/tim kesehatan.

Intervensi : 1) Berikan informasi mengenai manfaat menyusui baik

fisiologis maupun psikologis

2) Tentukan keinginan dan motivasi ibu untuk menyusui dan juga

persepsi mengenai menyusui

3) Berikan materi pendidikan sesuai kebutuhan

4) Bantu menjamin adanya kelekatan bayi ke dada dengan cara yang

tepat (misalnya memonitor posisi tubuh bayi dengan cara yang tepat,

bayi memegang dada ibu serta adanya kompresi dan terdengar suara

menelan)

5) Informasikan mengenai perbedaan antara hisapan yang

memberikan nutrisi dan yang tidak memberikan nutrisi

6) Instruksikan pada ibu untuk membiarkan bayi menyelesaikan proses

menyusui yang pertama sebelum proses menyusui yang kedua

7) Instruksikan pada ibu mengenai bagaimana memutuskan hisapan

pada saat ibu menyusui bayi, jika diperlukan

8) Instruksikan ibu untuk melakukan perawatan puting susu

20
9) Diskusikan teknik untuk menghindari atau meminimalkan

pembesaran dan rasa tidak nyaman pada payudara (misalnya sering

memberikan air susu, pijat payudara, kompres hangat dan

mengeluarkan air susu)

10) Diskusikan kebutuhan untuk istirahat yang cukup, hidrasi dan diet

yang seimbang

11) Diskusikan strategi yang bertujuan untuk mengoptimalkan suplai

air susu

d. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif,

peningkatan paparan organisme patogen lingkungan, malnutrisi,

ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer, ketidakadekuatan

pertahanan tubuh sekunder.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .......

diharapkan infeksi tidak terjadi. Kriteria hasil: Mendemonstrasikan

tehnik-tehnik untuk menurunkan risiko/ meningkatkan penyembuhan,

menunjukan luka yang bebas dari drainase purulen dan bebas dari

infeksi, tidak febris, dan mempunyai aliran lokhea dan karakter normal

Intervensi : 1) Bersihkan lingkkungan dengan baik setelah digunakan

untuk setiap pasien

2) Ganti perawatan per pasien sesuai protokol institusi

3) Batasi jumlah pengunjung

4) Ajarkan pasien teknik mencuci tangan dengan tepat

21
5) Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan pada saat memasuki

dan meninggalkan ruangan pasien

6) Gunakan sabun antimikroba untuk cuci tangan yang sesuai

7) Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan perawatan pasien

8) Lakukan tindakan-tindakan pencegahan yang bersifat universal

9) Pakai sarung tangan sebagaimana dianjurkan oleh kebijakan

pencehagan universal

10) Pakai pakaian ganti atau jubah saat menangani bahan-bahan yang

infeksius

11) Pakai sarung tangan steril dengan tepat

12) Pastikan teknik perawatan luka yang tepat

13) Tingkatkan intake nutrisi yang tepat

14) Dorong untuk beristirahat

15) Berikan terapi antibiotik yang sesuai

16) Anjurkan pasien untuk meminum antibiotik seperti yang diresepkan

17) Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi

4. Evaluasi

Menurut Bobak (2004), evaluasi kemajuan dan hasil akhir dari

perawatan yang telah dilakukan harus terus dilakukan sepanjang tahap

keempat persalinan. Perawat mengkaji pemulihan fisiologis kehamilan

dan persalinan, demikian pula perkembangan hubungan antara orang

tua dengan anak dalam keluarga yang baru. Penilaian secara klinis

pada faktor-faktor tertentu perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh

22
mana ketercapaian hasil akhir dari perawatan yang telah dilakukan,

faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Tetap bebas dari infeksi.

b. Tetap merasa nyaman dan bebas dari cedera.

c. Memiliki pengetahuan yang adekuat tentang perawatan payudara,

baik pada ibu menyusui maupun ibu tidak menyusui.

d. Menunjukkan kepercayaan diri bahwa ia (keluarga) dapat

memberikan perawatan yang sangat diperlukan bayi baru lahir.

e. Melindungi kesehatan kehamilan berikutnya dan kesehatan anak-

anak. Apabila dalam proses pengkajian ditemukan hasil akhir

kurang atau tidak sesuai dengan yang diharapkan maka, perlu

dilakukan pengkajian, perencanaan dan perawatan lebih lanjut

untuk memberi perawatan yang tepat kepada ibu post partum dan

keluarganya

C. Asuhan keperawatan pada lansi

a. Pengkajian

1. Identitas Klien

a. Nama : Nenek (Oma) M. Magdalena

b. Umur : 03 April 1947, 68 tahun

c. Agama : Kristen Katholik

d. Pendidikan : SKP (SMA)

e. Pekerjaan : Tukang Pijat

f. Suku/bangsa : Indonesia / Bekas orang Belanda (Holland)

23
g. Status marital : -

h. Tanggal pengkj: 21 April 2015

i. Ruang : ruang 09

j. Alamat : Jl Sungki Gg. Haji Nur No.35 Cimahi.

2. Identitas Penanggungjawab

a. Nama : Ibu Istiana Riastuti

b. Umur : 34 Tahun

c. Agama : Katholik

d. Pendidikan : D1 Keperawatan

e. Pekerjaan : Pengurus Panti Wreda Karitas

f. Hub. Dgn klien: Pengurus Panti

g. Alamat : Jl. Sungki Gg. Haji Nur No. 35 Cimahi

3. Status Kesehatan Saat Ini

Kesehatan saat ini tidak terlalu baik (tangan kanan klien tidak

dapat digerakan, pada kaki kanan klien terjadi deformitas

tulang, dan pada kaki kiri klien terdapat luka cedera)

4. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

Pasien mengeluh kesakitan pada saat berjalan dan duduk

akibat cedera pada kakinya.

b. Kesehatan dahulu

24
Pasien memiliki riwayat terkena Diabetes Melitus (DM) dan

Hipertensi.

c. Kesehatan keluarga

Tidak terkaji

5. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum

Tingkat kesadaran : Compos Mentis (Kesadaran penuh)

Penampilan : Rapih & bersih

Tanda vital : (tidak terkaji)

Tekanan Darah : (tidak terkaji)

Nadi : (tidak terkaji)

Respiratory Rate : (tidak terkaji)

Suhu : (tidak terkaji)

b. Kepala dan leher

Tidak terkaji

c. Sistem respirasi

Tidak terkaji

d. Sistem kardiovaskuler

Tidak terkaji

e. Sistem gastrointestinal

Tidak terkaji

f. Sistem genitourinaria

Tidak terkaji

25
g. Sistem musculoskeletal

Tidak terkaji

h. Sistem integument

Tidak terkaji

i. Sistem neurosensori

Tidak terkaji

j. Sistem endokrin

Tidak terkaji

6. Pengkajian Psikososial dan Spiritual

1) Psikososial

Kondisi psikososialnya baik (klien bersahabat), akan tetapi

klien cenderung menyendiri dan menarik diri.

2) Emosional

Kondisi emosional stabil

Identifikasi masalah emosional :

Pertanyaan tahap I

 Apakah klien mengalami sukar tidur ?

Tidak

 Apakah klien sering merasa gelisah

Iya (kadang-kadang)

 Apakah klien sering murung atau menangis sendiri?

Tidak

 Apakah klien sering was-was atau khawatir ?

26
Iya

ketahap 2 bila minimal ada satu jawaban “ya” pada tahap I

Pertanyaan tahap II

 Keluhan lebih dari 3 bulan/lebih dari 1 kali dalam 1 bulan?

Tidak

 Ada masalah atau banyak pikiran ?

Klien sering memikirkan keadaan cucu dan anak-anaknya

 Ada gangguan/masalah dengan keluarga klien ?

Tidak

 Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter ?

Tidak menggunakan obat

 Cenderung mengurung diri ?

Iya, klien cenderung mengurung diri (lebih suka di kamar

daripada di luar)

Jika ada minimal 1 jawaban “ya” maka : masalah emosional (+)

Masalah emosisonal klien : (+)

3) Spiritual

Baik, klien rajin beribadah (mengikuti apel/ibadah pagi, sore,

dan malam hari)

7. Pengkajian Fungsional Klien

a. Kartz Indeks

a. Mandiri dalam makan, kontinensia

27
(BAB/BAK), menggunakan pakaian,

pergi ke toilet, berpindah, dan mandi

b. Mandiri semuanya kecuali salah satu

fungsi diatas

c. Mandiri kecuali mandi dan salah satu

fungsi yang lain

d. Mandiri kecuali mandi, berpakaian,

dan satu fungsi yang lain

e. Mandiri kecuali mandi, berpakaian,



ke toilet, dan salah satu fungsi yang lain

f. Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet,

berpindah dan salah satu fungsi yang lain

g. Ketergantungan semua fungsi di atas

h. Lain-lain

b. Bartel Indeks

Dengan
No Kriteria Mandiri Ket
Bantuan
Makan Frekuensi : 3x sehari

1. 10 Jumlah : seimbang

Jenis : sayur dan lauk


2. Minum 10 Frekuensi : Sering

Jumlah : Seimbang

28
Jenis : Air putih
Berpindah dari kursi

3. roda ke tempat tidur 15

atau sebaliknya
Personal toilet (cuci Frekuensi :

4. muka, menyisir rambut, 0 Ditntukan oleh perawat

dan gosok gigi)


Keluar masuk toilet

(mencuci pakaian, Klien dimandikan dan


5. 5
menyeka tubuh, atau sering BAK sembarangan

menyiram)
6. Mandi 5 Frekuensi : 1x sehari
Jalan di permukaan Dapat berjalan dengan
7. 5
datar baik
8. Naik turun tangga 5 Tidak mampu
9. Mengenakan pakaian 5 Dipakaikan oleh perawat
10 Kontrol bowel Frekuensi : terkadang
5
. sembarangan
Kontrol bladder Frekuensi : jarang
11
Olahraga dan Latihan 5 Jenis : olahraga
.
senam
Rekreasi dan Klien tidak merajut, tidak
12
pemanfaatan waktu 5 melakukan aktivitas, hanya
.
luang duduk-duduk

70

29
Total Score :

Klien Ketergantungan sebagian

Jadi bartel indeks klien, termasuk kategori :

Mandiri : 130

Ketergantungan sebagian : 65-125

Ketergantungan total : < 60

8. Pengkajian Status Mental Gerontik

a. Short Portable Mental Status Quisioner

Benar Salah No Pertanyaan


X 1 Tanggal berapa hari ini ?
X 2 Hari apa sekarang ?
X 3 Apa nama tempat ini ?
X 4 Dimana alamat anda ?
X 5 Berapa umur anda ?
X 6 Kapan anda lahir ?
X 7 Siapa presiden Indonesia sekarang ?
X 8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?
X 9 Sebutkan nama ibu anda ?
X Kurang 3 dari 20 terus menerus secara
10
menurun

Total score : Salah 4

Jadi klien mengalami :

Fungsi intelektual utuh : jika jumlah salah 0-3

30
Fungsi intelektual ringan : jika jumlah salah 4-5

Fungsi intelektual sedang : jika jumlah salah 6-8

Fungsi intelektual berat : jika jumlah salah 9-1

b. Mini Mental Status Exam

Aspek Nilai Nilai


No Kriteria
kognitif Maks Klien
Menyebutkan dengan benar

o Tahun

o Musim

1 Orientasi 5 3 o Tanggal

o Hari

o Bulan

Dimana kita berada ?

o Negara Indonesia

o Provinsi Jawa Barat

Orientasi 5 5 o Kota Bandung

o PSTW.......

o Wisma ......

Sebutkan nama 3 objek oleh


2 Registrasi 3 3
pemeriksa masing-masing 1 detik

31
kemudian minta klien untuk

menyebutkan ulang ketiga objek

tersebut ?

o Objek .....

o Objek .....

o Objek .....
Minta klien untuk memulai angka

100 dikurangi 7 sampai 5 kali/tingkat

o 93
Perhatian
3 5 o 86
dan kalkulasi
5 o 79

o 72

o 65
Minta klien untuk mengingat objek

pada nomor 2 (registrasi) dan nilai 1

4 Mengingat 3 3 poin untuk jawaban benar untuk

masing-masing objek

5 Bahasa 9 Tunjukkan pada klien suatu benda

dan minta pada klien menyebutkan

namanya

o Jam tangan

o Pulpen

4 Minta klien untuk mengulang kata-

32
kata berikut “tak ada jika atau tetapi”

 Pernyataan benar 2 buah : tak

ada, tetapi
Minta klien untuk mengikuti perintah

yang terdiri dari 3 langkah :

“ambil kertas ditangan anda, lipat

dua dan taruh dilantai”

o Ambil kertas ditangan anda

o Lipat dua

o Taruh dilantai

Perintahkan klien untuk mengikuti

hal berikut :

o “Tutup mata anda”

Perintahkan klien untuk membuat

kalimat dan suatu gambar

o Tulis satu kalimat

o Manyalin gambar

Total Nilai 30 23

33
Total Score :

Aspek kognitif dan fungsi mental baik : jika total skor > 23

Kerusakan aspek fungsi mental ringan : jika total skor 18-22

Terdapat kerusakan aspek fungsi : jika total skor < 17mental berat

9. Pengkajian Status Mental Gerontik

Nilai 1 : Jika klien menunjukkan kondisi di bawah ini

Nilai 0 : Jika klien tidak menunjukkan kondisi di bawah ini

Komponen Langkah Kriteria Nilai

utama dalam

bergerak
Perubahan Mata dibuka Tidak bangun dari tempat

posisi/gerak Bangun dari duduk dengan satu

an kursi gerakan, tetapi

keseimbang mendorong tubuhnya 1

an keatas dengan tangan

atau bergerak ke depan

kursi terlebih dahulu,

tidak stabil pada saat

berdiri pertama kali

Duduk ke Menjatuhkan diri ke kursi,

kursi tidak duduk ditengah 1

34
kursi

Menahan Pemeriksa mendorong

dorongan sternum (perlahan-lahan

pada sebanyak 3 kali). Klien

sternum menggerakkan kaki, 1

memegang objek untuk

dukungan, kaki tidak

menyentuh sisi-sisinya

Mata ditutup Kriteria sama dengan

Bangun dari kriteria untuk mata 1

kursi terbuka

Duduk ke Kriteria sama dengan

kursi kriteria untuk mata 1

terbuka

Menahan Kriteria sama dengan

dorongan kriteria untuk mata 1

pada terbuka

sternum

Perputaran Menggerakkan kaki,

35
leher memegang obyek untuk

dukungan, kaki tidak

menyentuh sisi-sisinya, 0

keluhan vertigo, pusing

atau keadaan tidak stabil

Gerakan Tidak mampu untuk

menggapai menggapai sesuatu 1

sesuatu dengan bahu fleksi max,

sementara berdiri pada

ujung-ujung jari kaki tidak

stabil, memegang

sesuatu untuk dukungan

Membungku Tidak mampu

k membungkuk untuk

mengambil objek-objek

kecil dari lantai, 1

memegang objek untuk

bisa berdiri, memerlukan

usaha-usaha multiple

untuk bangun

36
Gaya Minta klien Ragu-ragu tersandung,

berjalan dan untuk memegang objek untuk

gerak berjalan ke dukungan 1

tempat yang

ditentukan

Ketinggian Kaki tidak naik dari lantai

langkah kaki secara konsisten

(saat (menggeser atau 1

berjalan) menyeret kaki),

mengangkat kaki terlalu

tinggi (>50 cm)

Kontinuitas Setelah langkah-langkah

langkah kaki awal, langkah-langkah

(diobservasi menjadi tidak konsisten, 1

dari sampinh memulai mengangkat

klien) satu kaki sementara yang

lain menyentuh tanah

Kesimetrisan Tidak berjalan pada garis

langkah lurus, bergelombang dari

(diobservasi sisi ke sisi 0

dari samping

37
klien)

Penyimpang Tidak berjalan pada garis

an jalur pada lurus, bergelombang dari

saat berjalan sisi ke sisi

(diobservasi 0

dari

belakang

klien)

Berbalik Berhenti sebelum

berbalik, jalan 1

sempoyongan,

bergoyang, memegang

obyek untuk dukungan

11
Total Score :

0-5 : Resiko jatuh rendah

6-10 : Resiko jatuh sedang

11-15 : Resiko jatuh tinggi

38
Analisa Data

DATA ETIOLOGI MASALAH


Berdasarkan data

pengkajian data di atas


a. Klien mengalami Gangguan mobilisasi (gerak)
diperoleh lah data sebagai
deformitas tulang
berikut.
akibat kecelakaan

1) DO: beberapa tahun

- Ditemukan silam

deformitas pada b. Ketika mengalami

tulang lutut klien perubahan pada

- Klien memiliki riwayat posisi tulangnya,

hipertensi klien tidak

DS: ditangani oleh

- Klien mengeluh petugas medis

kesakitan pada (dokter)

kakinya dan terus c. Akibat posisi kaki

39
memegang kakinya klien yang tidak

- Klien mengeluh sesuai, klien

kesakitan ketika sering merasakan

berjalan. nyeri.

- Klien mengatakan d. Pengaruh dari

tangan kanannya hipertensi yang

sulit untuk digerakkan menyebabkan

tangan klien sulit

digerakkan.

2) DO:
a. Rasa sakit yang Gangguan Rasa Nyeri
- Pada kaki kiri klien
dirasakan klien
ditemukan sejumlah (Persepsi sensori)
akibat sejumlah
luka dan terdapat
luka yang
balutan luka yang
disebabkan kaki
masih basah.
klien terbentur.
- Klien memiliki riwayat
b. Luka pada kaki
Diabetes Melitus
klien sulit sembuh
(DM)
dikarenakan klien
DS:
menderita DM
- Klien mengeluh kaki
c. Kaki klien sering
kirinya sakit dan terus
terantuk karena

40
memegang balutan kaki klien cedera,

luka. ditambah faktor

- Klien mengatakan usia.

kakinya sering

terantuk /

tersandung.

a. Rasa mengantuk

klien disebabkan
3) DO:
karena klien Gangguan psikososial
- Klien terlihat lelah
kurang/kesulitan (ansietas)
dan mengantuk
untuk tidur.
DS:
b. Klien sulit tidur
- Klien berkata klien
karena klien sering
mengalami kesulitan
memikirkan
tidur.
keluarganya (anak

dan cucu-

cucunya)

a. Klien pernah
4) DO:
terjatuh akibat
- Bentuk tulang klien
posisi tulang kaki
tidak sama (simetris)

41
- Klien tidak mampu yang tidak baik Resiko tinggi terjadinya

untuk berjalan (deformitas tulang) cedera dan terjatuh

dengan baik b. Klien kesulitan

DS: berjalan akibat

rasa nyeri dan


- Klien berkata pernah
kondisi kaki yang
beberapa kali terjatuh
kurang baik
- Klien berkata kalau
c. Klien malas untuk
klien pernah
beraktivitas
beberapa kali dibantu
dikarenakan rasa
untuk berjalan.
nyeri yang
- Klien berkata takut
ditimbulkan ketika
untuk senam atau
berjalan.
beraktivitas (jarang

beraktivitas)

Tabel prioritas masalah

Diagnosa Kriteria Jumla


No Keterangan
Keperawatan A B C D E h
1. Gangguan rasa 5 4 3 2 3 17 Diagnosa 1

nyeri berhubungan

dengan trauma

42
jaringan akibat

jatuh
2. Gangguan 4 3 2 3 2 14 Diagnosa 2

mobilitas fisik

yang berhubungan

dengan

keterbataan

rentang gerak.
3. Ansietas (Cemas) 3 2 2 2 2 11 Diagnosa 3

berhubungan

dengan

psikososial

dengan keluarga
4. Resiko tinggi jatuh 4 4 1 2 0 11 Diagnosa 4

/ cedera

berhubungan

dengan gangguan

fisiologis

(Deformitas tulang

lutut kaki kanan)


Pembobotan :

Keterangan Kriteria: 1. Sangat

rendah
A. Besar dan Seringnya masalah

43
B. Besarnya kerugian yang 2. Rendah

ditimbulkan
3. Cukup

C. Kecukupan ilmu pengetahuan


4. Tinggi
dan teknologi
5. Sangat
D. Ketersediaan sumber
6. Sangat
E. Kesiapan masyarakat terhadap
tinggi
program

c. Diagnosa

1. Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan trauma jaringan akibat

jatuh

2. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan keterbataan

rentang gerak.

3. Ansietas berhubungan dengan psikososial dengan keluarga

4. Resiko tinggi jatuh berhubungan dengan gangguang fisiologis

(Deformitas tulang lutut kaki kanan)

d. Intervensi

1) Gangguan nyaman nyeri yang berhubungan dengan trauma

jaringan akibat jatuh Tujuan atau kriteria hasil yang diharapkan:

- Klien menyatakan nyeri terkontrol

44
- Klien mampu membatasi fungsi posisi dengan pembatasan

kontraktur

- Klien mampu mempertahankan atau meningkatkan kekuatan

dan fungsi kompensasi tubuh.

- TTV dalam batas normal

Intervensi Keperawatan Rasional


1. Evaluasi atau lanjutkan Tingkat aktifitas atau latihan

pemantauan tingkat tergantung dari perkembangan

inflamasi atau rasa sakit atau resolusi dari proses inflamasi

pada sendi.

Istirahat sistemik dianjurkan

2. Bantu dan ajari selama eksaserbasi akut dan

keluarga klien untuk seluruh fase penyakit yang penting

pertahankan istirahat untuk mencegah kelelahan dan

tirah baring atau duduk mempertahankan kekuatan.

jika diperlukan, jadwal

aktifitas untuk

memberikan periode

istirahat yang terus Mempertahankan atau

menerus dan tidur menigkatkan fungsi sendi,

dimalam hari yang tidak kekuatan otot dan stamina umum.

terganggu. Catatan: latihan yang tidak

45
adekuat dapat menyebabkan

kekakuan sendi
3. Bantu  dan ajari

keluarga dengan rentang

gerak aktifatau pasif,


  Menghilangkan tekanan pada
demikian juga latihan
jaringan dan meningkatkan 
resistif dan isometric jika
sirkulasi, tehnik pemindahan yang
memungkinkan.
tepat dapat mencegah robekan

abrasi kulit.

4.  Ajari klien dan

keluarga ubah posisi

dengan sering dengan


Memaksimalkan fungsi sendi,
personel cukup serta
mempertahankan mobilitas.
demonstrasikan atau

bantu tehnik pemindahan

dan penggunaan bantuan Menghindari cedera akibat


mobilitas, mis: trapeze kecelakaan atau jatuh.

5.  Dorong klien

mempertahankan postur

tegak dan duduk tinggi,

berdiri, berjalan

6. Ajarkan keluarga untuk

memberikan lingkungan

46
yang aman, mis:

menaikkan kursi atau

kloset, menggunakan

pegangan tangga pada

bak atau pancuran dan

toilet, penggunaan alat

bantu mobilitas atau kursi

roda

1. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan

keterbatasan rentang gerak

Tujuan atau kriteria hasil yang diharapkan:

- Klien mampertahankan kekuatan dan ketahanan sistem

muskuloskeletal dan fleksibilitas sendi-sendi dibuktikan oleh

tidak adanya kontraktur.

Intervensi Keperawatan Rasional


1. Observasi tanda dan gejala Memberikan informasi sebagai

penurunan mobilitas sendi, dasar dan pengawasan

dan kehilangan ketahanan keefektifan intervensi.

Memberikan informasi tentang


2. Observasi status respirasi
status respirasi dan fungsi
dan fungsi jantung klien.
jantung klien.

47
3. Observasi lingkungan Mencegah risiko cedera pada

terhadap bahaya-bahaya lansia

keamanan yang potensial.

Ubah lingkungan untuk

menurunkan bahaya-bahaya

keamanan.

Meningkatkan harga diri:


4. Ajarkan tentang tujuan dan meningkatkan rasa kontrol dan

pentingnya latiha kemandirian klien

5. Ajarkan penggunaan alat-alat


Membantu perawatan diri dan
bantu yang tepat
kemandirian pasien.

2. Ansietas berhubungan dengan psikososial dengan keluarga

Intervensi Keperawatan R rasional


1. Mengkaji tingkat cemas klien 1.

2. 2. Mencatat pembatasan focus

pikiran

3. Mengobservasi pola bicara klien

apakah cepat atau lambat

4. Mendiskusikan dengan klien

48
tentang apa yang dicemaskan

oleh klien

5. Menanyakan mekanisme koping

yang digunakan oleh klien jika

sedang cemas

6.Mempertahankan kontak sering

dengan klien untuk

mendengarkan klien bercerita


Tujuan dan kriteria hasil yang diinginkan:

49
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penulis menegakkan diagnosa keperawatan kurang


pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
(pemenuhan nutrisi menambah LILA). Tujuan intervensi
keperawatan dari diagnosa tersebut adalah setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3 hari kunjungan rumah diharapkan
hal-hal yang harus dilakukan dalam mengatasi LILA, dengan
kriteria hasil, ukuran lingkar lengan menambah, mampu
menerapkan prosedur yang dijelaskan secara benar, mampu
mendomonstrasikan pengetahuan yang sudah dijelaskan.
Intervensi yang dilakukan pada hari pertama yaitu anjurkan untuk
makan sedikit tapi sering, anjurkan untuk tidak mengonsumsi kopi,
atau kafein dan alkohol. Pada hari kedua anjurkan untuk
mengonsumsi makanan yang berkarbohidrat dan protein. Pada hari
terakhir anjurkan untuk mengonsumsi vitamin

50
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita (Nugroho, 2000).
B. Saran
Penulis sadari dalam  penyusunan makalah ini terdapat
banyak kesalahan dan mungkin jauh dari tahapan 
kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca sangat penulis harapkan demi tercapainya
penyusunan makalah yang  jauh lebih baik dimasa yang akan
datang

51
DAFTAR PUSTAKA

ASUHAN_KEPERAWATAN_GANGGUAN_NUTRISI_PADA_IBU_

HAMIL

ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_IBU_MENYUSUI

ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_LANSIA

52

Anda mungkin juga menyukai