Anda di halaman 1dari 15

Mata kuliah : Maternitas

Dosen pembimbing :

ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN GANGGUAN INFEKSI

Disusun oleh :

Kelompok 4

Irda (220009)

Maissy Kusumawati (220020)

AKADEMI KEPERAWATAN SYEKH YUSUF GOWA

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa atas berkat dan
rahmatnya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik saya mengharapkan
kiranya makalah ini dapat dipergunakan salah satu acuan,petunjuk dan pedoman bagi
pembaca makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang,oleh karena itu,saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat untuk kesempurnaan ini
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...3

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………..4

A.Latar belakang……………………………………………………………………...4

B.Tujuan……………………………………………………………………………….4

BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………………...5

I.Konsep dasar medik…………………………………………….………………….5

II.Konsep dasar asuhan keperawatan…………………………….……………….8

BAB 3 PENUTUP………………………………………………..………………….14

A.Kesimpulan…………………………………………………………………………14

B.Penutup……………………………………………………………….…………….14
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Masa nifas adalah masa setelah persalinan yang di perlukan untuk pulihnya kembali alat-alat
kandungan seperti sebelum hamil yang berlangsung selama 6 minggu. Komplikasi masa nifas
adalah keadaan abnormal pada masa nifas yang di sebabkan oleh masuknya kuman-kuman pada
alat genetalia pada waktu persalinan.
Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian pada ibu terjadi
setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah
persalinan, diantaranya disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas. Selama ini perdarahan
pasca persalinan merupakan penyebab kematian ibu, namun dengan meningkatnya persediaan
darah dan sistem rujukan, maka infeksi menjadi lebih menonjol sebagai penyebab kematian dan
morbiditas ibu.
B.       RUMUSAN  MASALAH
Adapun rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :
1.         Bagaimana pengkajian pada ibu nifas dengan gangguan infeksi!
2.         Bagaimana diagnosa keperawatan pada ibu nifas dengan gangguan infeksi!
3.         Bagaimana rencana tindakan pada ibu nifas dengan gangguan infeksi!
C.      TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.         Untuk mengetahui pengkajian pada ibu nifas dengan gangguan infeksi
2.         Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada ibu nifas dengan gangguan infeksi
3.         Untuk mengetahui rencana tindakan pada ibu nifas dengn gangguan infeksi
BAB II
PEMBAHASAN
I.          KONSEP DASAR MEDIK
A.       PENGERTIAN
Infeksi nifas adalah Infeksi luka jalan lahir postpartum biasanya dari endometrium, bekas
insersi plasenta.
Infeksi nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman
kedalam alat-alat genetalia pada waktu persalinan dan nifas.
Infeksi nifas :
1.        Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, servix, danendometrium
2.        Penyebaran melaui vena, saluran limfe, permukaan endometrium

Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi
kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar enam minggu
(Fairer, Helen, 2001:225)

Masa nifas atau masa puerperium mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira
enam minggu (Wiknjosastro, Hanifa, 1999: 237)
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan.

B.       ETIOLOGI
Menurut (Ambarwati dan Wulandari, 2009:122-123) :
1.        Berdasarkan masuknya kuman kedalam alat kandungan.
a.         Ektogen (kuman datang dari luar)
b.        Autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh)
c.         Endogen (dari jalan lahir sendiri)
2.        Berdasarkan kuman yang sering menyebabkan infeksi.
a.         Streptococcus Haemolyticus Aerobik
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat yang ditularkan dari penderita
lain, alat-alat yang tidak suci hama, tangan penolong.
b.        Staphylococcus aureus
Masuk secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai penyebab infeksi
dirumah sakit.
c.         Eschericia coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi terbatas.
d.        Clostridium welchii
Kuman aerobik yang sangat berbahaya, sering ditemukan pada abortus kriminalis dan partus
yang ditolong dukun dari luar rumah sakit.
C.       PATOFISIOLOGI
Setelah kala III, daerah bekas insersio plasenta merupakan sebuah luka dengan diameter
kira-kira 4 cm. Permukaanya tidak rata, berbenjol-benjol karena banyaknya vena yang ditutupi
thrombus. Daerah ini merupakan tempat yang baik untuk tumbuhnya kuman dan masuknya jenis
yang pathogen dalam tubuh wanita. Servik sering mengalami perlukaan pada persalinan,
demikian juga vulva, vagina dan perineum, yang merupakan tempat masuknya kuman patogen.
Infeksi nifas dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu satu infeksi yang terbatas pad perineum,
vulva, vagina, servik dan endometrium, kedua penyebaran dari tempat tersebut melalui vena-
vena, melalui jalan limfe dan melalui permukaan endometrium.
D.       MANIFESTASI KLINIS
Infeksi akut ditandai dengan demam, sakit didaerah infeksi, berwarna kemerahan, fungsi
organ tersebut terganggu. manifestasi klinis infeksi nifas dapat berbentuk :
1.        Infeksi local
Pembekakan luka episiotomi, terjadi penanahan, perubahan warna kulit, pengeluaran lhocea
bercampur nanah, mobilitasi terbatas karena rasa nyeri, temperature badan dapat meningkat.
2.        Infeksi umum
Tampak sakit dan lemah, temperature meningkat, tekanan darah menurun dan nadi
meningkat, pernapasan dapat meningkat dan teras sesak, kesadaran gelisah sampai menurun dan
koma, terjadi gangguan involusi uterus, lochea berbau dan bernanah serta kotor
E.       PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.        Jumlah sel darah putih (SDP)
2.        Hemoglobin ( Hb / ht ), untuk mengetahui penurunan pada adanya anemia
3.        Kultur ( aerobik / anaerobik ) dari bahan intra uterus atau intra servikal atau drainase luka
atau pewarnaan gram dari lokhia serviks dan uterus mengidentifikasi organisme penyebab.
4.        Urinalisis dan kultur : mengesampingkan interaksi saluran kemih
5.        Ultrasonografi : menentukan adanya fragmen-fragmen plasenta yang tertahan, melokalisasi
abses peritoneum.
6.        Pemeriksaan biomanual : menentukan sifat dan lokasi nyari pelvis. Masa atau pembentukan
abses atau adanya vena-vena dengan trombosis.
F.        PENATALAKSANAAN
1.        Pencegahan
a.         selama kehamilan
pencegahan infeksi selama kehamilan antara lain :
1)        Perbaikan Gizi
2)        Koitus pada kehamilan tua sebaiknya di larang karena dapat menyebabkan pecahnya
ketuban dan terjadinya infeksi
3)        Personal Hygine

b.        Selama persalinan


1)        Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilisasi
yang baik
2)        Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama
3)        Jagalah sterilisasi kamar bersalin dan pakai masker, alat-alat harus suci hama
4)        Perlukaan jalan lahir karena tindakan pervaginam maupun perabdominan di bersihkan,
dijahit sebaik-baiknya supaya terjaga sterilisasi selama masa nifas
5)        Luka di rawat dengan baik, jangan sampai terkena infeksi, begitupula alat-alat dan pakaian
serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril
6)        Penderita dengan infeksi nifas sebaliknya di isolasi dalam ruangan khusus, tidak tercampur
dengan ibu sehat
7)        Tamu yang berkunjung harus di batasi
  II.     KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A.       PENGKAJIAN
1.        Identitas klien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical record, dan lain-
lain.
2.        Riwayat kesehatan
a.         Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan ibu saat ini:
1)     pengeluaran lochia yang tetap berwarna merah dalam
bentuk rubra dalam beberapa hari postpartum atau lebih dari 2 minggu postpartum.
2)    adanya leukore dan lochia berbau menyengat
b.        Riwayat kesehatan dahulu
1)        Riwayat penyakit jantung,hipertensi,penyakit ginjal kronik, hemofilia,mioma uteri
,riwayat pre eklampsia,trauma jalan lahir, kegagalan kompresi pembuluh darah, tempat
implantasi plasenta retensi sisa plasenta.
2)        Riwayat penyakit keluarga
Adariwayat keluarga yangpernah /sedang menderita
hipertensi,peny jantung dan pre eklampsia,penyakit keturunan hemopilia dan penyakit
menular.
3)  Riwayat obstetric
a)       Riwayat menstruasi meliputi : menarche, lamanya siklus,
banyaknya,baunya,keluhan waktu haid.
b)       Riwayat perkawinan meliputi : usia kawin,kawin yang keberapa,
usia mulai hamil
4)        Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
a)        Riwayat hamil meliputi:waktu hamil muda,hamil tua, apakah ada abortus.
b)        Riwayat persalinan meliputi : Tuanya kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat
bersalin, adakah kesulitan dalam persalinan, anak lahir hidup atau mati, BB dan panjang
anak waktu lahir.
c)        Riwayat nifas meliputi : Keadaan lochia, apakah ada perdarahan, ASI cukup atau
tidak, kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan kontraksi.
5)        Riwayat kehamilan sekarang
a)        Hamil muda:keluhan selama hamil muda
b)        Hamil tua : keluhan selama hamil tua,peningkatan BB,suhu nadi, pernafasan,
peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual, keluhan lain.
c)        Riwayat ANC meliputi : Dimana tempat pelayanan, berapa kali,perawatan serta
pengobatannya yang didapat.

6)        Riwayat persalinan sekarang


Pada riwayat persalinan sekarang meliputi : Tuanya kehamilan, cara persalinan, penolong,
tempat bersalin, apakah ada penyulit dalam persalinan (misalnya : retensio plasenta, perdarahan
yang berlebihan setelah persalinan), anak lahir hidup atau mati, BB dan panjang anak waktu
lahir.
3.        Pemeriksaan fisik
a.         Pemeriksaan umum
1)        Aktivitas istirahat
Tanda : Kelelahan / keletihan ( persalinan lama, seresor, pasca partum multipel )
2)       Sirkulasi
Tanda : Takikardi
3)        Penggunaan Obat-Obatan
Tanda : Ansietas jelas ( peritonitis )
4)        Status Psikologis
Tanda :
a)        Anoreksia, mual / muntah.
b)        Haus, membran mukosa kering
c)        Distenti abdomen, kekakuan, nyeri lepas (peritonitis)
5)       Neurosensori
Tanda : Sakit kepala
6)        Nyeri / Ketidaknyamanan
Tanda :
a)        Nyeri lokal, disuria, ketidakmampuan abdomen.
b)        Afterpain berat atau lama, nyeri abdomen bawah atau uterus serta nyeri tekan dengan
guarding (endometritis)
c)        Nyeri / kekakuan abdomen unilateral / bilateral ( salpingitis / ooferitis, parametritis ).
7)        Pernapasan
8)        Tanda : Pernapasan cepat / dangkal ( berat / proses sistemik
9)       Keamanan
Suhu 104,40 F atau lebih tinggi pada 2 hari secara terus menerus, namun 24 jam pasca partum
adalah tanda infeksi, namun suhu tinggi dari 1010 F (38,90 C) pada 24 jam pertama menandakan
berlanjutnya infeksi.
b.        Pemeriksaan khusus
1)       Uterus
Meliputi : tinggi fundus uteri dan posisinya serta konsistensinya.
2)       Lochia
Meliputi : warna, banyaknya dan baunya.
3)       Perineum
Diobservasi untuk melihat apakah ada tanda infeksi dan luka
jahitan
4)       Vulva
Dilihat apakah ada edema atau tidak
5)       Payudara
Dilihat kondisi aerola, konsistensi dan kolostrum

B.       DIAGNOSA KEPERAWATAN


1.        Gangguan rasa nyaman nyeri b / d respon tubuh pada agen tidak efektif
2.        Resiko tinggi penyebaran infeksi b /d infeksi kerusakan kulit
3.        Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b / d intake yang tidak adekuat
C.       INTERVENSI KEPERAWATAN
Rencana keperawatan atau intervensi adalah tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
untuk menanggulangi masalah keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan.
Rencana Keperawatan
Diagnosa
Tujuan dan
Keperawatan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
Gangguan rasa    Tujuan dan     Kaji lokasi dan sifat     Membantu dalam diagnosa banding
nyaman nyeri b / kriteria hasil : ketidaknyamanan / nyeri keterlibatan jaringan pada proses infeksi
d respon tubuh Gg rasa nyaman    berikan instruksi mengenal,    Meningkatkan kesejahteraan umum dan
pada agen tidak nyeri dapat teratasi membantu, mempertahankan pemulihan, menghilangkan ketidaknyamanan
efektif TTV dalam batas kebersihan dan kehangatan berkenaan dengan menggigil
normal, wajah     Instruksikan klien dalam     Memfokuskan kembali perhatian klien,
klien tampak rileks melakukan teknik relaksasi, meningkatkan prilaku positif dengan
atau tidak meringis memberikan aktivitas ketidaknyamanan
pengalihan seperti : radio,    Mencegah ketidaknyamanan dari pembesaran
televisi, membaca payudara, meningkatkan keadekuatan suplai
    Anjurkan kesinambungan ASI pada klien menyusui
menyusui saat kondisi klien     Menurunkan ketidaknyamanan dari infeksi
memungkinkan karenanya
anjurkan dan berikan
instruksi dalam penggunaan
pompa payudara listrik /
manual
     Kolaborasi :
     Berikan analgetik /
antipiretik
     Berikan kompres panas
local dengan menggunakan
lampu pemanas / rendam
duduk sesuai indikasi
     Resiko tinggi    Tujuan dan     Tinjau ulang catatan     .Mengidentifikasi factor-faktor yang
penyebaran kriteria hasil : prenatal, intra partum dan menempatkan klien pada kategori resti
infeksi b /dpenyebaran infeksi pasca partum terhadap terjadinya penyebaran infeksi pasca
infeksi kerusakan tidak terjadi     Pertahankan kebijakan partum
kulit mencapai mencuci tangan dengan ketat    Membantu mencegah kontaminasi silang
pemulihan tepat untuk staf, klien dan     pembersihan melepaskan kontaminasi
waktu, bebas dari pengunjung urinarius/ fekal
komplikasi      Anjurkan/ demonstrasikan    Meningkatkan kontraktilitas uterus dan
tambahan pembersihan perineum yang involusi
benar setelah berkemih,     Peningkatan TTV menyertai infeksi, fluktuasi
defekasi dan sering ganti    Memungkinkan identifikasi awal dan
balutan Anjurkan/ tindakan, meningkatkan resolusi infeksi
demonstrasikan pembersihan    Meningkatkan aliran lochea dan drainase
perineum yang benar setelah uterus
berkemih, defekasi dan    Sariawan oral pada bayi baru lahir adalah efek
sering ganti balutan samping umum dari terapi antibiotic
    Demonstrasikan masase
fundus yang tepat
     monitor TTV dan Observasi
tanda infeksi lain
    Anjurkan posisi semi powler
    Anjurkan ibu menyusui
secara periodic memeriksa
mulut bayi terhadap adanya
bercak putih
    Kolaborasi :
     Pantau pemeriksaan
laboratorium
     Anjurkan penggunaan
pemanasan yang lembab
Perubahan nutrisi    Tujuan dan     Anjurkan pilihan makanan     Protein membantu meningkatkan pemulihan
kurang dari Kriteria hasil : tinggi protein, zat besi dan dan regenerasi jaringan baru. Zat besi untuk
kebutuhan tubuh kebutuhan nutrisi vitamin C bila masukan oral sintesis Hb, vitamin.C memudahkan absorbsi
b / d intake yang tubuh dapat dibatasi zat besi dan untuk sintesis dinding sel
tidak adekuat terpenuhi     Tingkatkan masukan    Memberikan kalori dan nutrien untuk
Hb/Ht dalam batas sedikitnya 2000 ml/ hari jus, memenuhi kebutuhan metabolic, mengganti
normal, penurunan sup dan cairan nutrisi kehilangan cairan
berat badan      Anjurkan tidur/ istirahat     Menurunkan laju metabolisme,
adekuat memungkinkan nutrient dan O2 untuk
    Kolaborasi digunakan dalam proses pemulihan
     Berikan cairan/ nutrisi     Untuk mengatasi dehidrasi, mengganti
parenteral kehilangan cairan

D.       IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik. Selanjutnya rencana tindakan
tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan terpadu guna memenuhi kebutuhan
dan mencapai tujuan yang diharapkan 
E.       EVALUASI KEPERAWATAN
Akhir dari proses keperawatan adalah ketentuan hasil yang diharapkan terhadap perilaku dan
sejauh mana masalah klien dapat teratasi. Disamping itu perawat juga melakukan umpan balik
atau pengkajian ulang jika tujuan ditetapkan belum berhasil/ teratasi
BAB III
PENUTUP
A.       KESIMPULAN
Infeksi nifas adalah Infeksi luka jalan lahir postpartum biasanya dari endometrium, bekas
insersi plasenta dan juga Infeksi nifas adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia, terjadi
sesudah melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 38 derajat selsius atau lebih selama 2 hari
dalam 10 hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama. Ini
disebakan oleh kuman aerob juga kuman anaerob. Infeksi bisa terjadi melalui tangan
penderita, droplet infeksion, infeksi rumah sakit (hospital infection), dalam rumah sakit, dan
Koitus karena ketuban pecah. Manifestasi yang muncul bergantung pada tempat-tempat
infeksi, ada infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks, dan endometrium
kemudian bisa menyebar dari tempat-tempat tersebut melalui vena-vena, jalan limfe dan
permukaan endometrium. Bila menyebar maka manifestasi yang muncul juga dapat
memperburuk keadaan penderita.
B.       SARAN – SARAN
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan maka penulis memberikan saran-
saran sebagai berikut :
1.        Pada pengkajian perawat perlu melakukan pengkajian dengan teliti melihat kondisi klien
serta senantiasa mengembangkan teknik terapeutik dalam berkomunikasi dengan klien.
2.        Agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan serta sikap profesional dalam menetapkan diagnosa keperawatan

Anda mungkin juga menyukai