Anda di halaman 1dari 20

TEKNIK DAN PROSEDUR PELAKSANAAN

ASUHAN / PRAKTIK MEMENUHI


KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN
KELOMPOK 12
• MEYLANDRY SIMON LAMERA
• BILHA SILPA KOLINGGA
• EKAMILA S O SITOKDANA
• YAFET EWEI
• FOKE MAMBRASAR
A.PENGERTIAN RASA AMAN
 Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan
psikologis (Potter & Perry, 2006). Keselamatan adalah
suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar
 dari ancaman bahaya atau kecelakaan. Pemenuhan
kebutuhan keamanan dan keselamatan dilakukan
untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pada
pasien, perawat, atau petugas lainnya yang bekerja
untuk pemenuhan kebutuhan tersebut.
 Kebutuhan akan rasa aman adalah kebutuhan untuk
melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap
keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagai
ancaman mekanis, kimiawi, dan bakteriologis
B.Klasifikasi Kebutuhan Keselamatan
atau Keamanan
 Keselamatan Fisik :
 Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan
mengurangi atau mengelurkan ancaman pada tubuh atau
kehidupan. Ancaman tersebut mungkin penyakit,
kecelakaan, bahaya, pada lingkungan
 Keselamatan Psikologis :
 Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang
manusia harus memahami apa yang diharapkan dari orang
lain, termasuk anggota keluarga dan profesional pemberi
perawatan kesehatan. Seseorang harus mengetahuai apa
yang diharapkan dari prosedur, pengalaman yang baru,
dan hal-hal yang dijumpai dalam lingkungan
C.Lingkup Kebutuhan Keamanan atau
keselamatan
 1. Kebutuhan Fisiologis
 Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari
kebutuhan terhadap oksigen, kelembaban yang
optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum
akan mempengaruhi kemampuan seseorang.
 a. Oksigen
 b. Kelembaban
 c. Nutrisi
 2. Macam-macam Bahaya atau Kecelakaan
 a. Di rumah
 b. Di RS : Mikroorganisme
 c. Cahaya
 d. Kebisingan
 e. Cedera
 f. Kesalahan prosedur
 g. Peralatan medik, dll
 3. Cara Meningkatkan Keamanan pada Pasien
 a. Mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk
melindungi diri
 b. Menjaga keselamatan pasien yang gelisah
 c. Mengunci roda kereta dorong saat berhenti
 d. Penghalang sisi tempat tidur
 e. Bel yang mudah dijangkau
 f. Meja yang mudah dijangkau
 g. Kereta dorong ada penghalangnya
 h. Kebersihan lantai
 i. Prosedur tindakan.
D. Kebutuhan Rasa Nyaman

 Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2005) megungkapkan kenyamanan


atau rasa nyaman adalah suatu keadaan dimana telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu
kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan
(kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang
melebihi masalah dan nyeri). Kenyamanan mesti dipandang secara holistik
yang mencakup empat aspek yaitu:
 1. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
 2. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan
sosial.
 3. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri
sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).
 4. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal
manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah
lainnya.
E.Meningkatkan Kenyamanan dalam
strategi kesehatan
 1. Sentuhan teraupeutik atau menghilangkan
rasa sakit
 2. Akupresure atau pengobatan dengan terapi
alami untuk penyakit berat
 3. Relaksasi dan Teknik Imajinasi
 4. Imajinasi terbimbing
 5. Bimbingan Antisipasi
 6. Distraksi atau pengalihan dari fokus
terhadap nyeri.
F. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keamanan dan
Kenyamanan

 1. Emosi
 Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan
 2. Status Mobilisasi
 Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya resiko injury
 3. Gangguan Persepsi Sensory
 Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahayaseperti
gangguan penciuman dan penglihatan
 4. Keadaan Imunits
 Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga
mudah terserang penyakit
 5. Tingkat Kesadaran
 Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan, paralisis,
disorientasi, dan kurang tidur.
 6. Informasi atau Komunikasi
 Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat
membaca dapat menimbulkan kecelakaan.
 7. Gangguan Tingkat Pengetahuan
 Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan
dapat diprediksi sebelumnya.
 8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
 Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok.
 9. Status nutrisi
 Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan
mudah menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat
beresiko terhadap penyakit tertentu.
 10. Usia
 Perbedaan perkembangan yang ditemukan diantara
kelompok usia anak-anak dan lansia mempengaruhi
reaksi terhadap nyeri.
 11. Jenis Kelamin
 Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara
bermakna dalam merespon nyeri dan tingkat
kenyamanannya.
 12. Kebudayaan
 Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi
cara individu mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman
yang mereka punya.
G.Kenyamanan Lingkungan Pasien
 Selain keamanan untuk pasien yang perlu dijaga, kenyamanan lingkungan
juga harus diperhatikan. Lingkungan yang nyaman karena akan menunjang
cepatnya kesembuhan pasien
 1. Menyiapkan Tempat Tidur
 a. Jenis persiapan tempat tidur
 1) Unoccupid bed (tempat tidur yang belum ada klien di atasnya
 2) Closed bed (tempat tidur tertutup)
 3) Open bed (tempat tidur terbuka)
 4) Aether bed (tempat tidur pasca operasi)
 5) Occupied bed (mengganti tempat tidur dengan klien diatasnya)
 b. Prinsip perawatan tempat tidur antara lain :
 1) Tempat tidur pasien harus selalu bersih dan rapi
 2) Linen diganti sesuai kebutuhan dan sewaktu-waktu jika kotor
 3) Penggunaan linen bersih harus sesuai kebutuhan dan tidak boros.
 c. Persiapan tempat tidur
1). Unoccupid bed (tempat tidur yang belum ada klien di
atasnya)

 Pengertian menyiapkan tempat tidur pasien


baru;
 Tempat tidur yang disiapkan untuk klien yang
baru masuk atau menjalani rawat inap.
 Pengertian mengganti alat tenun tanpa pasien
diatasnya;
 Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur
klien dengan memindahkan klien kekursi atau
tempat duduk.
 Tujuan mengganti alat tenun tanpa pasien diatasnya adalah:
 • Membersihkan perasaan senang dan meningkatkan rasa
nyaman pada pasien atau klien
 • Meningkatkan mobilisasi klien
 • Memelihara kebersihan dan kerapian
 Menyiapkan Tempat Tidur Pasien Post Op
 Pengertian menyiapkan tempat tidur pasien post op adalah
tempat tidur yang disiapkan untuk klien pasca operasi yang
dapat narkose (obat bius).
 Tujuan menyiapkan tempat tidur pasien post op atau pasca
bedah:
 • Menghangatkan klien
 • Mencegah penyulit/komplikasi post op/pasca bedah
2). Mengganti Alat Tenun dengan Pasien diatasnya (Occupied
bed)

 Pengertian mengganti alat tenun dengan


pasien diatasnya adalah mengganti alat tenun
kotor pada tempat tidur klien tanpa
memindahkan klien.
 Tujuan:
 • Membersihkan perasaan senang dan
meningkatkan rasa nyaman pada pasien atau
klien
 • Mencegah terjadinya dekubitus
 • Memelihara kebersihan dan kerapian
 Tujuan:
 • Membersihkan perasaan senang dan
meningkatkan rasa nyaman pada pasien atau
klien
 • Mencegah terjadinya dekubitus
 • Memelihara kebersihan dan kerapian
 1.Memandikan Pasien
 Mandi adalah membersihkan tubuh dengan menggunakan air bersih
dan sabun (Tim Departemen Kesehatan RI, 1994 : 38). Memandikan
pasien adalah bagian perawatan hygienis total. Keluasan mandi pasien
dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada
kemampuan fisik pasien dan kebutuhan tingkat hygiene yang
diperlukan.
 Tujuan mandi
 • Membersihkan kulit, Pembersihan mengurangi keringat, beberapa
bakteri, sel kulit yang mati, yang meminimalkan iritasi kulit dan
menguragi kesempatan infeksi.
 • Stimulasi sirkulasi, Sirkulasi yang baik ditingkatkan melalui
penggunaan air hangat dan usapan yang lembut pada ekstermitas.
 • Peningkatan citra diri, Mandi meningkatkan relaksasi dan perasaan
segar kembali dan kenyamanan.
 • Pengurangan bau badan, Sekresi keringat yang berlebihan.
 Membersihkan bagian oral/mulut
 Oral atau mulut adalah rongga pada bagian muka atau
wajah (makhluk hidup) tempat lidah dan gigi dengan
menggosok gigi pasien.
 Tujuan
 • Menurunkan mikroorganisme dalam mulut dan gigi.
 • Menurunkan penyakit kavitas dan gusi.
 • Menurunkan pembentukan residu makanan pada gigi.
 • Memperbaiki nafsu makan dan rasa pada makanan
 • Merangsang sirkulasi pada jaringan oral, lidah dan
gusi
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai