Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PSIKOLOGI UMUM

TIDUR DAN MIMPI

Dosen Pengampu :
Dr. Mahargyantari Purwani Dewi, S.Psi., M.Si.

Oleh:
Kelompok 2 :
1. Adinda Raudathul Fuadah (10522035)
2. Eka Amelia (10522447)
3. Fathan Imaad (10522530)
4. Fiqih Kartika Murti (10522562)
5. Muhammad Naufal Septahadi (10522924)
1PA22
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
ATA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah

ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Dr. Mahargyantari Purwani Dewi, S.Psi., M.Si. sebagai Dosen Pengampu Mata

Kuliah Psikologi Umum yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun

sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan.

Depok, 19 Mei 2023

Kelompok 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................................................................................................................ ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................................................................................................ 1-3

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................................................................. 3

1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................................................................................................ 3

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Teori menurut Freud dalam teori Psikoanalisis................................................................................................................................... 4

2.2 Teori menurut Suryoputro.................................................................................................................................................................. 4

2.3 Teori menurut oleh Bennet dan Dickinson......................................................................................................................................... 4

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pentingnya Pendidikan Seks Bagi Anak.......................................................................................................................................... 6-9

3.2 Usia Pendidikan Seks Sebaiknya Dimulai..................................................................................................................................... 9-11

3.3 Pertanyaan-Pertanyaan Pertama Dari Seorang Anak.................................................................................................................... 12-13

3.4 Faktor-Faktor Pendukung Pendidikan Seks Bagi Anak................................................................................................................ 13-15

3.5 Teknik Pendidikan Seks.............................................................................................................................................................. 15-17

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan...................................................................................................................................................................................... 18

4.2 Saran................................................................................................................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................................................................................. 20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidur adalah sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap orang guna menjaga kesehatan tubuhnya secara optimal. Tidur mem-

punyai banyak manfaat diantaranya mampu mengembalikan kebugaran tubuh setelah beraktivitas, menghilangkan keresahan jiwa, mengontrol

emosi dan lain-lain. Pola tidur yang baik dapat diukur dari segi kualitas dan kuantitas tidur. Kualitas tidur ditinjau dari berapa jam kita tidur secara

efektif sedangkan kuantitas tidur ditinjau berasal jumlah jam tidurnya. Kebutuhan tidur setiap individu berbeda-beda sesuai dengan masa pertamba -

han usianya tetapi pada umumnya lamanya saat tidur lebih kurang 7-8 jam. Pola tidur yang baik dapat menjaga kesehatan kita tetapi bila pola tidur

seseorang buruk maka dapat memicu gangguan tidur.

Saat tertidur biasanya seseorang bermimpi yang merupakan aktivitas normal. Mimpi merupakan suatu misteri pada kehidupan manusia

yang belum terpecahkan sejak awal peradaban hingga saat ini. Mimpi telah menjadi fenomena dalam kehidupan. Mimpi bukanlah hanya sekedar

khayalan belaka, pada kenyataannya mimpi sungguh memiliki arti, bahkan sudah terdapat ilmu yang menelaah mimpi secara lebih mendalam dari

ilmu psikologi, yaitu oneirology. Mimpi pula memberipertanda dan berperan besar dalam hidup seseorang, dimana mimpi buruk bahkan mampu

menjadikan fatal serta mengakibatkan kematian. Mimpi bisa saja terbentuk asal kejadian yang dialami seorang serta pula mampu mengubah jalan

hidup seseorang. Masyarakat saat ini masih mempercayai mitos serta fenomena mimpi. Begitu banyak mitos-mitos mengenai tafsiran mimpi yang

kadang terdengar tidak masuk akal serta terdapat juga yang menakutkan.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah

1. Apakah pengertian tidur dan kebutuhan untuk tidur?

2. Apa manfaat dari tidur?

3. Apa saja ritme dan tahapan biologis dari tidur?

4. Apa saja gangguan tidur?

5. Apa pengertian mimpi?

1
6. Bagaimana proses mimpi menurut psikologi?

7. Apa saja jenis-jenis mimpi dalam psikologi?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian tidur dan apa saja kebutuhan untuk tidur.

2. Mengetahui manfaat dari tidur.

3. Mengetahui ritme dan tahapan biologis dari tidur.

4. Mengetahui macam-macam gangguan pada tidur.

5. Mengetahui pengertian mimpi.

6. Mengetahui proses mimpi menurut psikologi.

7. Mengetahui jenis-jenis mimpi menurut psikologi.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tidur dan Kebutuhan Tidur

Tidur adalah keadaan istirahat alami yang terjadi pada setiap makhluk hidup yang penting untuk kesehatan. Tanda-tanda kehidupan

seperti kesadaran, puls, dan frekuensi pernapasan mengalami perubahan. Dalam tidur normal biasanya fungsi saraf motorik dan juga sensorik untuk

kegiatan yang memerlukan koordinasi dengan sistem saraf pusat akan diblokade, sehingga pada saat tidur cenderung tidak bergerak dan daya tang-

gap pun berkurang. Tidur juga amat dibutuhkan oleh manusia untuk membentuk sel-sel tubuh yang baru dan memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak,

memberi waktu organ tubuh untuk berisitarahat juga untuk menjaga keseimbangan metabolisme dan kimiawi tubuh.

2
Fase peralihan dari sadar ke tidur disebut sebagai pradormitium dan fase peralihan dari tidur kembali ke sadar disebut sebagai postdor-

mitium. Di dalam ilmu kedokteran ilmu yang mempelajari gangguan tidur disebut sebagai somnologie. Manusia menghabiskan sepertiga dari waktu

hidupnya untuk tidur. Tidur bukan hanya kelelahan, bisa juga karena kebiasaan dan pola hidup.

Kebutuhan tidur disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, dan pekerjaan. Bayi cenderung banyak menghabiskan waktunya untuk tidur,

sekitar 18 jam sehari. Sedangkan untuk orang dewasa sekitar 7-8 jam sehari. Dapat kita lihat table di bawah ini.

USIA RATA-RATA WAKTU YANG DIPERLUKAN UNTUK TIDUR DALAM SEHARI

Baru Lahir 18 Jam

1-12 Bulan 14-18 Jam

1-3 Tahun 12-15 Jam

3-5 Tahun 11-13 Jam

5-12 Tahun 9-11 Jam

Remaja 9-10 Jam

Dewasa Termasuk Golongan LANSIA/ 7-8 Jam (+)

Tua

Wanita Hamil 8 Jam (+)

2.2 Manfaat Tidur


1. Menjaga sistem kekebalan tubuh

Tidur yang berkualitas akan membantu tubuh kita menjadi lebih kebal, terutama kebal terhadap penyakit.

2. Mengontrol suhu tubuh dan penggunaan energi (metabolisme)

3
Tidur yang baik, berkualitas dan teratur akan membantu mengontrol suhu tubuh serta mengontrol metabolism di dalam tubuh kita.

Dengan tidur teratur, kita akan jauh dari berbagai macam penyakit, serta tentunya tingkat stress pula akan menurun.

3. Mengontrol otak berfungsi dengan baik dan mengembalikan memori (ingatan)

Tidur yang baik dan teratur mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perbaikan fungsi kognitif manusia. Sudah ada berbagai peneli-

tian yang menyatakan bahwa tidur yang berkualitas dan teratur akan mengembalikan bahkan mempertajam ingatan.

4. Mengatur nafsu makan dan berat badan, mengendalikan kadar glukosa pada darah

Bahwa tidur yang baik dan teratur menghindari kita dari obesitas.

5. Menjaga kesehatan jantung serta pembuluh darah

Saat kita tidur, tubuh kita akan beristirahat. Artinya, tubuh kita akan menghemat energi, menurunkan tekanan darah, menstabilkan de -

tak jantung, pernapasan serta suhu tubuh.

2.3 Ritme atau Tahapan Biologis Dari Tidur

Tahap tidur berhubungan dengan banyak sekali perubahan elektrofisiologis yang terjadi di seluruh otak. Tahapan dalam siklus tidur,

masing-masing ditentukan oleh jenis aktivitas otak yang terjadi. Selama tahap 1 sampai 3, seseorang akan merasa mengantuk, tertidur, dan jatuh

tertidur nyenyak tanpa mimpi. Tahap 4 disebut tidur dengan gerakan mata cepat (rapid eye movement/REM) dimana mimpi terjadi. Dibawah ini

akan dijelaskan mengenai 4 tahapan tidur tersebut.

 Tahap 1. Gelombang otak anda menjadi  kecil dan tidak beraturan dan anda merasa anda  berada diujung kesadaran. Dalam keadaan

tidur ringan, Bila dibangunkan dalam keadaan ini, anda dapat mengingat fantasi-fantasi atau beberapa visual yang anda lihat. pada saat

pertama anda menutupkan mata, otak anda memproduksi gelombang alpha

 Tahap 2. Otak anda terkadang

menghasilkan rentetan singkat gelombang yang cepat dan memiliki gelombang puncak yang tinggi yang biasa disebut dengan sleep

spindle. Gannguan suara yang kecil kemungkinan tidak akan memngganggu tidur anda

 Tahap 3. Sebagai tambahan gelombang yang menjadi karakteristik tahap 2, otak anda terkadang menghasilkan gelombang delta. Yang

sangat lambat dengan puncak yg cukup tinggi. Pernafasan dan detak jantung anda melambat, oto-otot menjadi lemas/rileks, dan tahap

ini anda mulai sulit dibangunkan

 Tahap 4. Gelombang delta mengambil alih sebagian besar aktivitas , dan anda beradan dalam tidur dalam . pada saat ini , mungkin

diperlukan guncangan yang kuat atau suara yang cukup keras untuk dapat membangunkan anda. Kendati demikian anehnya jika anda

4
suka berjalan sambil tidur , pada periode inilah hal itu paling mungkin terjadi . dalam hal ini kemungkinan melibatkan pola yang tidak

biasa dari aktivitas gelombang delta.

Selama beberapa jam tidur normal, seseorang akan melalui beberapa siklus tidur yang mencakup tahap tidur REM dan tahap tidur non-REM.

Fase Tidur: Non-REM (NREM)

Non-rapid eye movement terbagi menjadi 4 tahap: N1 – N4, yang masing-masingnya lebih dalam dari yang lainnya.

 N1 – dimulai saat kita mulai tertidur dan berlangsung dalam waktu yang sangat singkat, sekitar 5 menit. Mata bergerak sangat lambat

di bawah kelopak, aktifitas otot menurun, dan pada tahap ini kita sangat mudah terbangun. Banyak orang yang merasakan sensasi

seperti ‘terjatuh’ pada tahap ini, yang menyebabkan kontraksi otot secara tiba-tiba (disebut hypnic myoclonia).

 N2 – tahap ini bisa dikatakan sebagai tahap awal saat kita benar-benar tidur, dan berlangsung antara 10-30 menit. Pada tahap ini otot

tubuh menjadi sangat rileks, aktifitas otak lebih lambat, gerakan mata berhenti, detak jantung melambat dan temperatur tubuh menurun.

Seseorang agak susah terbangun di tahap ini.

 N3 & N4 – kedua tahap ini merupakan tahap paling dalam dari tidur NREM. Sangat sulit untuk terbangun pada tahap ini, dan jika ter-

bangun kita akan mengalami disorientasi serta membutuhkan penyesuaian selama beberapa menit. Pada bagian terdalam dari tahap ini,

aktifitas otak sangat lambat, dan aliran darah lebih banyak diarahkan ke otot, mengisi energi fisik tubuh.

Selama tahap tidur lelap (deep sleep) pada fase NREM, tubuh akan meregenerasi dan memperbaiki sel-sel tubuh, serta memperkuat sistem imun

tubuh.

Fase Tidur: REM

Fase REM biasanya terjadi 70 – 90 menit setelah kita tertidur. Fase tidur ini lebih dalam dari NREM. Selama fase REM ini, biasanya

mata bergerak-gerak/berkedut (itulah mengapa fase ini disebut rapid eye movement) dan napas menjadi lebih tidak teratur, aktifitas otak dan ritme

detak jantung juga meningkat. Umumnya mimpi terjadi saat fase tidur REM. Namun otak “melumpuhkan” otot-otot tubuh, khususnya tangan dan

kaki, sehingga kita tidak ikut bergerak saat bermimpi.

5
Siklus NREM dan REM dalam Tidur

Gambar 1

Selama tidur, seseorang biasanya melewati setidaknya 3 tahapan dalam NREM sebelum masuk ke fase REM. Siklus atau perputaran

antara dua fase ini akan terus berulang selama tidur, yang masing-masingya membutuhkan waktu antara 1 – 2 jam. Dan siklus ini dapat berulang

sekitar 3 hingga 4 kali dalam satu malam.

Menurut Panteri (1993) Neurofisiologi tidur dapat digambarkan sebagai tahapn tidur dengan pooligrafi tidur yaitu EEG, ECG, EMG.

Pada saat berbarig dalam keadaan masih terjaga, ditunjukkan dengan gelombang otak beta yang bercirikan frekuensi yang cepat, yaitu lima belas

sampai dua puluh putaran per detik dan bertegangan rendah, yaitu kurang dari lima puluh microvolt. Selanjutnya dalam keadaan yang lelah dan siap

tidur mulai untuk memejamkan mata, pada saat ini gelombang otak yang muncul mulai melambat frekuensinya, meninggi tegangannya dan menjadi

lebih teratur. Gelombang ini dinamakan gelombang alpha yang memiliki 8 hingga 12 putaran per detik yang menggambarkan keadaan santai, tidak

tegang tapi terjaga.

Setelah beberapa menit dalam keadaan alpha kecepatan napas mulai melambat. Ini adalah transisi tidur awal (tidak nyenyak) yang di -

tandai oleh gelombang theta 50 hingga 100 mikrovolt, 4 hingga 8 putaran perdetik. Dalam keadaan permulaan tidur ini denyutjantung melambat dan

menjadi stabil, napas menjadi pendek-pendek dan teratur. Tahap ini dapat berlangsung dari sepuluh detik hingga 10 menit dan kadang disertai den-

gan citra visual yang disebut halusinasi hipnagogik, karena otot rangka tiba-tiba mengendur, dan kadang mengalami sensasi seperti jatuh, yang

menyebabkan kita terbangun sebentar dengan gerakan yang menyentak, keadaan ini dinamakan tidur tahap pertama.

6
Tidur tahap kedua ditandai dengan gelombang otak theta dengan disertai munculnya gelombang tunggal dengan amplitudo tinggi dan

munculnya sleep spidle (jarum tidur, karena terlihat di monitor atau kertas perekam yang menunjukkan aktivitas otak). Pada tahap ini gerakan dan

ketegangan otot menurun berlangsung sekitar 10 hingga 20 menit menandai permulaan tidur yang sebenarnya. Pada tahap ini seseorang biasanya

tidak dapat merespon rangsang dari luar, dan rata-rata bila seseorang dibangunkan pada tahap ini akan merasa betul-betul telah tertidur.

Tahap selanjutnya setelah 20–30 menit adalah memasuki tahap ketiga yaitu kombinasi theta dan delta (tegangan tinggi dengan

frekuensi sangat rendah). Segera setelah tahap ke tiga ini dilanjutkan dengan tahap ke empat yaitu hilangnya sama sekali gelombang theta dan ting-

gal yang ada gelombang delta dengan 0,5 – 2 putaran perdetik, amplitudo 100 – 200 mikrovolt. Dalam tidur delta ini relaksasi otot terjadi sepenuh -

nya, tekanan darah menurun, denyut nadi dan pernafasan melambat. Pasokan darah ke otak berada pada batas minimal.

2.4 Gangguan Tidur


a. Disomnia, merupakan kondisi psikogenik primer dimana gangguan utamanya yaitu jumlah, kualitas, atau waktu tidur yang disebabkan

oleh faktor-faktor emosi. Termasuk dalam gangguan ini:

1. Insomnia, adalah kondisi dimana seseorang sulit untuk memulai atau mempertahankan tidur.

2. Hipersomnia, adalah kondisi yang ditandai dengan rasa kantuk yang berlebihan yang mengakibatkan keinginan buat tidur yang lama,

yaitu sekitar 20 jam sehari.

3. Narkolepsi, adalah gangguan tidur yang gejala awalnya ditandai dengan rasa kantuk yang tidak tertahankan di siang hari. lalu pada

umumnya berlanjut dengan serangan tidur atau tidur secara tiba-tiba tanpa mengenal waktu dan tempat.

4. Gangguan siklus sirkardian, adalah pola persisten atau berulang gangguan tidur yang dihasilkan baik dari jadwal tidur-bangun yang

berubah atau kesenjangan antara siklus alami tidur-bangun serta tuntutan terkait tidur seseorang.

b. Parasomnia, merupakan peristiwa episodik abnormal yang terjadi selama tidur. Dikaitkan dengan perilaku tidur atau peristiwa

fisiologis yang dikaitkan dengan tidur, stadium tertentu atau berpindah tidur-bangun. Parasomnia ini dapat berupa:

1. Somnabolisme atau sleep walking, adalah suatu kondisi di mana seseorang berjalan atau bergerak ke sekeliling tempat tidur padahal

sedang tertidur lelap.

2. Teror tidur atau night terorris, merupakan episode berteriak disertai dengan rasa takut yang intens serta memukul saat seseorang masih

tertidur.

7
3. Nightmare, adalah sebuah gangguan ansietas mimpi yang terjadi serta juga ditandai dengan munculnya mimpi yang terus berulang dan

berulang selama tidur dan mimpi terasa mengancam dan menakutkan sehingga membuat tidur menjadi tidak aman serta nyaman.

2.5 Pengetian Mimpi

Mimpi merupakan pengalaman umum seseorang yang dapat digambarkan sebagai salah satu kondisi kesadaran. Kondisi ini ditandai

dengan kemunculan peristiwa sensorik, kognitif, dan emosional selama tertidur. Orang yang bermimpi hampir tidak memiliki control atas konten,

gambar dan aktivasi memorinya. Hingga saat ini, mimpi masih menjadi misteri dan belum ada jawaban pasti mengenai hal tersebut.

Teori sigmund Freud tentang mimpi dalam psikologi merupakan sebuah pemahaman yang baru dalam hal pendekatan terhadap analasis

psikologi melalui mimpi dalam psikologi tersebut. Mimpi dalam psikologi yang dikatakan oleh Freud adalah hal yang tidak berhubungan dengan

hal mistis seperti ilham atau untuk meramalkan masa depan.

Mimpi dalam psikologi adalah suatu manifestasi keinginan alam bawah sadar yang direpresi dalam alam sadar. Mimpi dalam

psikologi, seperti yang menjadi kutipan terkenal Freud adalah jalan bebas hambatan menuju alam bawah sadar.

2.6 Proses Mimpi Menurut Psikologi

Uraian tentang mimpi dalam psikologi tercakup dalam suatu proses atau pekerjaan. mimpi dalam psikologi yang disebut figurasi, kon-

densasi, pemindahan dan simbolisasi.

 Pertama, bermimpi dalam psikologi merupakan suatu cara tertentu agar hasrat kita terwujud dalam bentuk nyata dan aktual. Proses

mimpi dalam psikologi semacam ini disebut figurasi, pikiran mimpi dalam psikologi yang kerap kali difigurasikan dalam bentuk

gambar atau kata-kata.

 Kedua, dengan cara kondensasi menggabungkan beberapa pikiran tersembunyi atau menumpukkan beberapa pikiran dalam satu maji

tunggal. Proses menghasilkan suatu hukisan yang berbeda atau menciptakan suatu kontur umum.

 Ketiga, mimpi dalam psikologi tidak selalu selalu berhubungan dengan pikiran laten, bahkan kadang-kadang mimpi dalam psikologi

sekedar rincian yang tak berarti dan merupakan kebalikan pikiran tersembunyi. Dalam hal ini mimpi dalam psikologi merupakan pen-

galihan pemindahan

2.7 Jenis Mimpi dalam Psikologi

Freud mengenalkan satu jenis mimpi dalam psikologi yaitu:

8
1. Mimpi dalam psikologi kanak-kanak

Dimana pada tahun-tahun berikutnya akan ditemukan mimpi dalam psikologi yang bertipe sama, bahkan pada orang dewasa, sehingga

diharapkan dapat memberikan informasi yang valid serta dapat digeneralisasi pada tahapan berikutnya. Teknik tersebut lazim

dilakukan oleh Freud, sebagaimana acuan tahapan-tahapan psikoseksual dalam teori kepribadiannya.

2. Mimpi dalam psikologi atau kesan-kesan yang berhubungan dengan kejadian sehari-hari.

Dari orang itu dan mengirimkannya ke "mata batin" dari hati yang merefleksikan dan membesarkan mereka seperti layaknya sebuah

cermin. Dengan cara inilah mimpi dalam psikologi biasa muncul sebagai asosiasi asosiasi dari pikiran-pikiran (ideas) dan kesan-kesan

(images) yang menghubungkan diri mereka sendiri dengan beberapa obyek syahwat.

3. Sebagai pemenuhan atau refleksi keinginan individu

baik berupa kesenangan, maupun sesuatu yang mengerikan (mimpi dalam psikologi buruk) sekalipun. Baginya, hal itu terjadi karena

adanya mimpi dalam psikologi yang terdistorsi yang tidak memperlihatkan adanya pemenuhan keinginan yang jelas sehingga harus

dicari terlebih dahulu dan diinterpretasikan

4. Tidak ada batasan

Kita juga mengetahui bahwa keinginan yang mendasari mimpi dalam psikologi yang terdistorsi adalah keinginan-keinginan yang

dilarang dan ditolak oleh penyensoran, sehingga eksistensi mereka menjadi penyebab distorsi dan merupakan motif campur tangan

penyensoran

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tidur adalah keadaan istirahat alami yang terjadi pada setiap makhluk hidup yang penting untuk kesehatan. Tanda-tanda kehidupan

seperti kesadaran, puls, dan frekuensi pernapasan mengalami perubahan. Tidur juga amat dibutuhkan oleh manusia untuk membentuk sel-sel tubuh

yang baru dan memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, memberi waktu organ tubuh untuk berisitarahat juga untuk menjaga keseimbangan

metabolisme dan kimiawi tubuh.

Kebutuhan tidur disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, dan pekerjaan. Bayi cenderung banyak menghabiskan waktunya untuk tidur,

sekitar 18 jam sehari. Sedangkan untuk orang dewasa sekitar 7-8 jam sehari. Macam-macam gangguan tidur diantaranya insomnia, parasomnia,

narkolepsi, Gangguan siklus sirkardian. Fase-fase dalam tidur yaitu Fase Tidur: Non-REM (NREM), Fase Tidur: REM.

Mimpi dalam psikologi adalah suatu manifestasi keinginan alam bawah sadar yang direpresi dalam alam sadar. Mimpi dalam

psikologi, seperti yang menjadi kutipan terkenal Freud adalah jalan bebas hambatan menuju alam bawah sadar.

3.2 Saran

Diharapkan dapat menjadi suatu reminder untuk kita semua sehingga dapat memperhatikan kualitas tidurnya dengan baik. Menjadi

lebih bijak dalam memanfaatkan waktu tidur yang kita punya supaya terhindar dari dampak buruk kurang tidur bagi kesehatan

10
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.A., Uliyah, M. (2015). Buku ajar kebutuhan dasar manusia. Health Books.

Mustayah., Kasiati., & Retnowati, L. (2022). Bahan ajar psikologi untuk keperawatan. NEM.

http://repository.unimus.ac.id/271/3/BAB%20II.pdf

https://dosenpsikologi.com/teori-mimpi-dalam-psikologi

11

Anda mungkin juga menyukai