Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN A DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN

ISTIRAHAT DAN TIDUR DI RUANG INTERNA PRIA RSUD Dr. H CHASAN BOESOIRIE
TERNATE

DOSEN INSTITUSI: KARDI HARUN S.Kep.,Ns

DI SUSUN OLEH :

NAMA: NADIA AULIA

NIM: 21144010028

POLTEKKES KEMENKES TERNATE

PROGRAM STUDI DIII-KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini sholawat serta salam tak pula kami
haturkan kepada junjungan nabi besar kita nabi Muhammad SAW, yang telah memperjuangk
an agama islam sampai saat ini.

Adapun tujuan utama penulisan makala ini adalah untuk memenuhi Tugas Praktik
Klinik Kebutuhan Dasar Manusia yang berjudul: “Laporan pendahuluan asuhan keperawatan
pada klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur”

Kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan tugas untuk menulis makalah ini, serta kepada teman-teman yang juga sudah
memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun
saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat di harapkan.

Ternate, 13 Desember 2022

NADIA AULIA
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3

BAB 1....................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.................................................................................................................................4

A.Latar belakang...................................................................................................................................4

B.Rumusan masalah..............................................................................................................................5

C.Tujuan...............................................................................................................................................5

BAB II...................................................................................................................................................7

KONSEP DASAR.................................................................................................................................7

A.KONSEP DASAR MEDIS................................................................................................................7

B.KONSEP DASAR KEPERAWATAN............................................................................................13

BAB III................................................................................................................................................17

TINJAUAN KASUS...........................................................................................................................17

A.PENGKAJIAN................................................................................................................................17

B.KLASIFIKASI DATA....................................................................................................................29

C.ANALISA DATA...........................................................................................................................30

D.PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN................................................................................31

E. NURSING CARE PLAN................................................................................................................32

F. CATATAN PERKEMBANGAN....................................................................................................37

DAFTAR PUSATAKA.......................................................................................................................39
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Istirahat atau tidur yang cukup merupakan kebutuhan setiap orang agar tubuh dapat
berfungsi secara normal. Maslow mengatakan kebutuhan fisiologis dasar manusia terdiri atas
hygiene, nutrisi, tidur, kenyamanan, oksigenasi, dan eliminasi, kebutuhan fisiologis adalah
kebutuhan dasar yang paling penting dan esensial, karena ketika kebutuhan ini tidak
terpenuhi maka manusia tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutulan selanjutnya
(Potter & Perry, 2010)

Kebutuhan istirahat dan tidur setiap individu berbeda-beda sesuai tahap perkembangan
aktivitas yang dijalani Dewasa muda sering mengalami kesulitan tidur hingga larut malam,
terbangun di pagi buta sehingga mengalami jam tidur yang tidak beraturan (Asmadi, 2008)
National Sleep Foundationmerekomendasikan bahwa usia dewasa muda (18-25 tahun)
membutuhkan waktu tidur 7-9 jamn per malam. Tidur malam yang berlangsung dengan rerata
7 jam terdiri dari 2 macam kondisi yaitu REM dan NREM yang bergantian selama 4-6 kali,
tidur NREM yang kurang cukup, akan mengakibatkan esok harinya keadaan fisik menjadi
kurung gesit (Potter & Perry, 2010). Tidur yang cukup tidak hanya ditentukan oleh faktor jam
tidur (kuantitas tidur), tetapi juga oleh kedalaman tidur (kualitas tidur) (Lanywati, 2008)
Kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur, seperti lamanya tidur, waktu
yang diperlukan untuk bisa tertidur, frekuensi terbangun dan aspek subjektif seperti
kedalaman dan kepuasan tidur (Bush, 2012).

Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang tersebut tidak
memperlihatkan persaan lelah, mudah teransang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman
disekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-
pecah, sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk (Hidayat, 2009) Potter & Perry
(2010) juga menjelaskan bahwa dampak fisiologi meliputi penurunan aktifitas sehari-hari,
rasa lelah, lemah, penurunan daya tahan tubuh dan ketidakstabilan tanda-tanda vital
Berkurangnya kebutuhan tidur tidak hanya terjadi karena tuntutan aktifitas yang banyak
tetapi juga bisa disebabkan gangguan sulit tidur.

Kualitas tidur sangat penting terhadap dunia kesehatan karena dua alasan yang
utama, pertama, keluhan terhadap kualitas tidur menjadi semakin sering Survei epidemiologi
mengindikasi bahwa 15-35% dari populasi remaja dan orang dewasa mengeluhkan gangguan
kualitas tidur yang sering mereka alami, seperti gangguan memasuki tidur atau gangguan
mempertahankan tidur sehingga durasi tidur menjadi memendek Kedua, kualitas tidur yang
buruk dapat dijadikan gejala yang penting untuk banyak penyakit tidur dan penyakit medis
lainnya, Kripke (1979 dikutip dari Ardinata, 2013).

B. Rumusan masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan istirahat dan tidur di ruang interna pria RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie
Ternate?

C. Tujuan
1. Tujuan umum

Tujuan umum penulisan ini adalah penulis dapat memberikan asuhan


keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan
tidur di ruang interna pria RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus penulisan ini bertujuan agar mahasiswa dapat:

a. Melakukan pengkajian pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan


istirahat dan tidur

b. Menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan


kebutuhan istirahat dan tidur

c. Menyusun intervensi keperawatan pada pasien dengan dengan gangguan


pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

d. Melakukan implementasi keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan


kebutuhan istirahat dan tidur
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan istirahat dan tidur

BAB II

KONSEP DASAR

A. KONSEP DASAR MEDIS


a. Pengertian

1. Istirahat
Kata “istrahat” mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai
menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas serta
melepaskan diri dari apa pun yang membosankan, menyulitkan, atau
menjengkelkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa istrahat merupakan
keadaan yang tenang rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari kecemasan
(ansietas). Seseorang dapat benar-benar istrahat bila:
1. Merasa segala sesuatu dapat diatasi dan dibawah kontrolnya;
2. Merasa diterima eksistensinya baik di tempat tinggal, kantor, atau di mana
pun juga termasuk ide-idenya diterima oleh orang lain.
3. Mengetahui apa yang terjadi;
4. Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan;
5. Memiliki kepuasan terhadap aktivitas yang dilakukannya;
6. Mengetahui adanya bantuan sewaktu-waktu bila memerlukannya (Lukman,
2017).

2. Tidur
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar di mana persepsi dan reaksi
individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan
kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup. Tujuan seseorang tidur
tidak jelas diketahui, namun diyakini tidur diperlukan untuk menjaga
keseimbangan mental emosional, fisiologis, dan kesehatan. Tidur tidak dapat
diartikan sebagai manifestasi deaktifasi sistem saraf pusat. Sebab pada orang
yang tidur, sistem saraf pusatnya tetap aktif alam sinkronisasi terhadap neuron
substansia retikularis dari batang otak. Ini dapat diketahui melalui pemeriksaan
electroencephalogram (EEG). Alat trsebut dapat memperlihatkan fluktuasi
energi (gelombang otak) pada kurva grafik (Lukman, 2017).
Sesorang dapat dikategorikan sedang tidur apabila terdapat tanda-tanda
sebagai berikut :
1. Aktivitas fisik minimal
2. Tingkat kesadaran yang bervariasi
3. Terjadi perubahan proses fisiologis tubuh
4. Penurunan respon terhadap rangsangan dari luar.

b. Etiologi kebutuhan istirahat dan tidur


Adapun penyebab yang dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan
pola tidur menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017) yaitu:
a. Hambatan lingkungan yang terdiri dari:
1. Kelembaban lingkungan sekitar
2. Suhu lingkungan
3. Pencahayaan
4. Kebisingan
5. Bau yang tidak sedap
6. Jadwal pemantauan atau pemeriksaan atau tindakan
7. Kurang kontrol tidur
b. Kurang privasi
c. Restraint fisik
d. Ketiadaan teman tidur
e. Tidak familiar dengan peralatan tidur

c. patofisiologi istirahat dan tidur

Fisiologi tidur merupakan pengaturan tidur yang melibatkan hubungan


mekanisme serebral secara bergantian agar mengaktifkan dan menekan pusat
otak untuk dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh
sistem pengaktivasi retikularis. Sistem tersebut mengatur seluruh tingkatan
kegiatan susunan saraf pusat, termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur.
Pusat pengaturan kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon dan
bagian atas pons. Dalam keadaan sadar, neurun dalam reticular activating
sistem (RAS) akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin.

Selain itu, RAS yang dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran nyen
dan peraban juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk
rangsangan emosi dan proses pikir, Pada saat tidur, terdapat pelepasan serum
serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu
bulbar synchronizing regional (BSR), sedangkan saat bangun bergantung pada
keseimbangan impuls yang diterima dipusat otak dan sistem limbic Dengan
demikian, sistem batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur
adalah RAS dan BSR Selama tidur dalam tubuh seseorang terjadi perubahan
proses fisiologis, yaitu:
- Penurunan tekanan darah dan denyut nadi
- Dilatasi pembuluh darah perifer
- Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktus
- gastrointestinal Relaksasi otot-otot rangka
- Basal matabolime rate menurun 10-30%

d. Anatomi Fisiologi istirahat dan tidur

Neuroanatomi Pusat Pengaturan Tidur

Komponen utama dari neuromodulator penginduksi siklustidur-bangun. Untuk


menginduksi tidur, proyeksi dari VLPO sebagai neuropenghasil GABA dan
galanin (gal) yang terletak di anterior dari hipotalamus mengirimkan sinyal yang
berfungsi menginhibisi ascendingarousal system di pons, basis frontalis dan
hipotalamus Sistem inimeliputi nukleus tuberomamilarius (TMN) yang terletak
di posterior darihipotalamus yang memproduksi histamin(HIST), sel raphe
dorsalis yangmemproduksi serotonin (5-HT).
Sel penghasil asetilkolin (Ach) yang terletak di laterodorsal dari tegmentum
(LDT), nukleus ditegmentum daripedukulopontin (PPT) serta nukleus di locus
coeruleus yang memproduksi norepinefrin(NA) Sistem lain yang tidak
diilustrasikan pada gambar inimeliputi area periformikal dari hipotalamus yang
memproduksi orexin, selprodusen dopamin yang terletak di periaquaduktus
mesencephalon danserta proyeksi kolinergik yang berasal dari basis frontalis
(nukleus basalis pita diagonal dari brocca, dan septum medialis) semua struktur
inimemberikan proyeksi ke Sistem limbik dan korteks (Chiong, 2008) Tidur
berasal dari beberapa proses dalam otak yang meliputibeberapa sirkuit neural
yang saling berhubungan satu sama lain, sertameliputi beberapa
neurotransmitter yang saling mempengaruhi sata samalain. Berdasarkan
penelitian percobaan transeksi terhadap tikus yang telah dilakukan sebelumnya
didapatkan bahwa terdapat regio yang mencetuskanterjadinya proses tidur di
medulla oblongata.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tidur:

a. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau
tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernafasan seperti
asma, bronkitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit persarafan.

b. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian
terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.

c. Motivasi
Motivasi dapat memengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk
tetap bangun dan waspada menahan kantuk.

d. Kelelahan
Apabila mengalami kelelahan dapat memperpedek periode pertama dari tahap
REM.

e. Kecemasan
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga
tidurnya.

f. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alcohol
dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.

g. Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain:
1. Diuretik: menyebabkan insomnia
2. Anti depresan: supresi REM
3. Kafein: meningkatkan saraf simpatis
4. Beta bloker: menimbulkan insomnia Narkotika: mensuspensi REM

f. Macam-macam gangguan pada kebutuhan istirahat dan tidur

a. Insomnia

Insomnia adalah gejala yang dialami klien ketika mereka


mengalamikesulitan tidur kronis, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur
pendek atau tidur non retoratif. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur,
baik secara kualitasmaupun kuantitas. Umumnya ditemui pada individu
dewasa. Penyebabnya bisakarena gangguan fisik atau karena faktor mental
seperti perasaan gundah dangelisah. Ada tiga jenis insomnia yaitu Initial
insomnia adalah kesulitan untukmemulai tidur, Intermitten insomnia adalah
kesulitan untuk tetap tertidur karenaseringnya terjaga, terminal insomnia
adalah bangun terlalu dini dan sulit untuktidur kembali.

b. Parasomnia
Adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat
seseorangtidur, dan bisanya terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa.
Misalnya tidurberjalan, mengigau, teror malam, mimpi buruk, nokturnal,
enuresis (mengompol),badan goyang, dan bruksisme (gigi bergemeretak)

c. Hipersomnia

Adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan terutama


padasiang hari.

d. Narkolepsi

Gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-


tibapada siang hari. Seseorang dengan narkolepsi sering mengalami mimpi
sepertinyata yang terjadi ketika seseorang tertidur. Mimpi-mimpi ini sulit
dibedakan darikenyataan. Kelumpuhan tidur, perasaan tidak mampu
bergerak, atau berbicarasesaat sebelum bagun atau tidur adalah gejala lainnya
(Guilleminault dan Bassiri,2005).

e. Apnea saat Tidur dan Mendengkur

Merupakan gangguan yang ditandai oleh kurangnya aliran udara


melaluihidung dan mulut untuk periode 10 detik atau lebih pada saat tidur.
Ada tiga jenistidur apnea yaitu : apnea sentral, obstruktif, dan campuran.
Bentuk yang palingumum adalah apnea obstruktif atau Obstruktif Sleep
Apnea (OSA). OSAmempengaruhi 10-15% dari dewasa menengah. OSA
terjadi ketika otot ataustruktur dari rongga mulut atau tenggorakan
mengalami relaksasi saat tidur.Saluran napas tersumbat sebagian atau
seluruhnya, mengurangi aliran udarahidung (hiponea) atau menghentikannya
(apnea) selama 30 detik (Guilleminaultdan Bassiri, 2005). Seseorang masih
mencoba untuk bernapas karena dada dan perut terus bergerak, sehingga
sering menghasilkan dengkuran keras dan suaramendengus atau mendengkur.
Ketika pernapasan menjadi sebagian atauseluruhnya berkurang, setiap
gerakan diafragma berturut- turut menjadi kuatsampai penyumbatan terbuka.
Mendengkur bukan dianggap sebagai gangguantidur, namun bila disertai
apnea maka bisa menjadi masalah.

b. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM

c. Manifestasi klinik

1. Keletihan saat bangun atau letih sepanjang hari


2. Perubahan mood
3. Mengantuk sepanjang hari

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Riwayat tidur
1) pola tidur, seperti Jam berapa klien masuk kamar untuk tidur jam berapa biasa
bangun tidur, dan keteraturan pola tidur klien
2) kebiasaan yang di lakukon klien menjelang tidur, seperti membaca buku buang
air kecil dan lain lain
3) gangguan tidur yang sering di alami oleh klien dan cara mengatasinya
4) kebiasaan tidur siang, apakah klien tidur siang? Jam berapa? Berapa lama?
5) lingkungan tidur klien. Bagaimana kondisi lingkungan tidur apakah kondisinya

b. Pemeriksaan fisik
1) Kaji penampilan wajah klien, adakah lingkaran hitam disekitarmata, mata
sayu, konjungtiva merah, kelopak mata bengkak, wajahterlihat kusut dan lelah
2) Kaji perilaku klien: cepat marah, gelisah, perhatian menurun,bicara lambat,
postur tubuh tidak stabil

c. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik merupakan hal penting dalam perawatan kliendi
rumah sakit. Dimana validitas dari hasil pemeriksaan diagnostiksangat
ditentukan oleh bahan pemeriksaan, persiapan klien, alat danbahan yang
digunakan serta pemeriksaannya sendiri.

2. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur
2. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
3. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri
4. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas
5. Kesiapan peningkatan tidur

6. Intervensi keperawatan
Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur
Intervensi dukungan tidur
Observasi:
- Identifikasi pola aktivitas dan tidur
- Identifikasi faktor pengaganggu tidur (fisik dan/atau psikologis)
- Identifikasi makanan dan minuman yang menganggu tidur (mis, kopi, teh,
alkohol, makanan mendekati waktu tidur, minum banyak air sebelum tidur )
- Identifikasi obat tidur yang di konsumsi

Terapeutik:
- Modifikasi lingkungan (mis, pencahayaan, kebisingan, suhu, matras, dan
tempat tidur) batasi waktu tidur siang, jika perlu
- Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
- Tetapkan jadwal tidur rutin
- Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis, pengaturan posisi,
terapi akupresur)
- Sesuakan jadwal pemberian pemberian obat dan atau/atau tindakan untuk
menunjang siklus tidur terjaga
Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur selama sakit
- anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
- anjurkan menghindari makanan/minuman yang menganggu tidur
- anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung superosor terhadap
tidur REM
- ajarkan faktor faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur (mis,
psikologis, gaya hidup, sering berubah ubah shift bekerja)
- ajarkan relaksasi otot autogenikatau cara non farmakologi lainya

nyeri akut b.d agen pencedera fisik


intervensi manajemen nyeri
Observasi
- identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- identifikasi skala nyeri
- identifikasi respons nyeri non verbal
- identifikasi faktor yang memperlambat dan memperingan nyeri
- identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- monitor keberhasilan terapi komplomenter yang sudah di berikan
- monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
- berikan teknik non farmakologiis untuk mengurangi rasa nyeri (mis, TENS,
hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeeedback, terapi pijat, aromaterapi,
terknik imajinasi terbimbing, kompres hangat,/atau dingin, terapi bermain.)
- kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis, suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- fasilitasi istirahat dan tidur
- pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilohan strategis meredakan
nyeri
Edukasi
- jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- jelaskan strategi meredakan nyeri
- anjurkan memonitor nyeri secara sendiri
- anjurkan mengunakan analgetik secara tepat
- ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- kolaborasi pemberiang analgetik, jika perlu

7. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimulai
setelah perawat menyusun rencana keperawatan. Rencana keperawatan yang di buat
berdasarkan diagnosis yang tepat, di harapkan dapat mencapai tujuan dan hasil yang
di ingginkan untuk mendukung dan meningkatkan status kesehatan klien

8. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap yang menentukan apakah tujuan yang
telah di susun tercapai atau tidak, evaluasi di dasarkan pada bagaimana efektifnya
intervensi intervensi yang di lakukan oleh keluarganya, perawatan dan yang lainya
BAB III

TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN A DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR DIRUANG INTERNA PRIA RSUD Dr. H
CHASAN BOESOIRIE TERNATE

A. Pengkajian
Tanggal Masuk Rs : 09-11-2022 Jam Masuk RS : 11.00 WIT.
Tanggal Pengkajian : 09-11-2022 Jam Pengkajian : 15.30 WIT.
No Rekam Medis : 345445 Diagnosa Medis : Gagal jantung

1. Identitas
a. Identitas klien
Inisial : Tn. A
Umur : 62 Tahun
Suku/bangsa : jawa/indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Koloncucu
b. Identitas penanggung jawab
Inisial : Ny. K
Umur : 61 Tahun
Suku/bangsa : ternate/indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : koloncucu
Hubungan dengan klien : istri
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri ulu hati dan bengkak dikedua tungkai kaki

2) Riwayat Keluhan Utama


klien datang dengan keluhan nyeri ulu hati sejak 3 hari yang lalu saat
dikaji didapatkan hasil TD: 110/80 mmHg N: 77 x/m S: 36°C RR:
22x/m SpO2: 99%, klien , serta bengkak di kedua tungkai kaki sejak 1
bulan yang lalu kaki terasa keram
3) Karakteristik Keluhan Utama (PQRST)
P (Provocative) : klien mengatakan nyerinya muncul ketika tertawa
terbahak bahak
Q (Quality) : klien mengatakan nyeri seperti tertusuk tusuk
R (Regio) : klien mengatakan nyerinya di rasakan di ulu
hati
S (Scale) : skala nyeri 4
T (Time) : klien mengatakan nyerinya hilang timbul 1-2
menit
4) Keadaan yang memperberat dan memperingan keluhan utama
Keadaan yang memperberat : pada saat klien tertawa
Keadaan yang memperingan : pada saat klien berbaring
5) Keluhan yang menyertai:
Klien mengeluh tidak bisa tidur sejak 3 hari terakhir klien mengatakan
tidak puas tidur dan sering terjaga , klien mengeluh batuk kering
sejak 1 minggu yang lalu memberat saat cuaca dingin klien
mengeluh pusing, klien mengeluh sering mual, klien juga mengeluh
nyeri di kaki seperti di pelintir, klien mengatakan sulit beraktivitas
karena bengkak pada kaki klien, klien tampak meringis
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
1) Riwayat penyakit kronis/menular/pembedahan.
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit kronis/ menular/
pembedahan.
2) Riwayat dirawat di RS/Puskesmas?  ada tidak jika ada,
jelaskan:
3) Riwayat penyakit keturunan:  ada tidak  jika ada, jelaskan:
4) Riwayat alergi:  ada  tidak jika ada,
jelaskan:

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


1) Riwayat penyakit menular, keturunan, atau penyakit kronis dalam
keluarga:  ada  tidak jika ada, jelaskan:
2) Riwayat alergi dalam keluarga:  ada tidak jika ada, jelaskan:
-
3) Genogram 3 generasi: tidak ada

3. Pengkajian pola-pola fungsional.


a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
1) Persepsi sehat menurut klien
Klien mengatakan sehat itu kondisi dimana tubuh bisa beraktivitas
tanpa hambatan, menjalankan aktivitas dengan penuh semangat, serta
melihat keluarga dalam keadaan sehat.
2) Apakah klien pernah mendapatkan promosi kesehatan?
Klien mengatakan belum pernah mendapatkan promosi kesehatan
3) Perlindungan kesehatan (Apakah klien melakukan pemeriksaan
kesehatan rutin, menjaga pola makan, rutin latihan fisik dan olahraga,
cukup istirahat, dan memiliki kemampuan ekonomi untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan?
Klien mengatakan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan yaitu ke
dokter penyakit dalam .
4) Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan (Apa yang biasa
dilakukan klien saat sakit: diet, latihan dan olah raga, pengobatan,
terapi pada pelayanan kesehatan atau mengatasi dengan membeli obat
dari warung)
Klien mengatakan melakukan pengobatan dan beristirahat
5) Faktor risiko yang berhubungan dengan kesehatan (kebiasaan/gaya
hidup, status sosial-ekonomi)
Klien mengatakan faktor status sosial dan ekonomi
b. Pola Nutrisi – Metabolik
1) Kebiasaan
Jenis Makanan Pokok : Nasi
Jenis menu yanssg disajikan : Nasi, sayur, ikan, dan sambel
Frekuensi makan : 3x Sehari
Nafsu Makan : Baik
Porsi makan : 1-3 porsi piring sedang
Jenis minuman : 8 gelas
Jumlah cairan yang diminum : Tidak terukur
Makanan pantangan : Makanan yang pedas
2) Perubahan : ada tidak jika ada,
jelaskan:
c. Pola eliminasi
1) Eliminasi Uri
Kebiasaan
Frekuensi : 5-6 kali/sehari
Jumlah : Tidak terukur
Warna : Bening
Bau : Khas/pesing
Nyeri : Tidak ada
Nocturia : Tidak ada
Kemampuan mengontrol BAK : Baik
Keluhan lain : Tidak ada
Perubahan : ada tidak jika ada,
jelaskan:-

2) Eliminasi Alvi
Kebiasaan
Frekuensi : 1-2 kali/sehari
Jumlah : Tidak terukur
Warna : Kuning
Konsistensi : padat
Nyeri : Tidak ada
Kemampuan mengontrol BAB : Baik
Keluhan lain : Tidak ada
Perubahan :  ada tidak jika ada, jelaskan: -
d. Pola Aktivitas-Latihan
1) Kebiasaan
a) Jenis aktivitas yang dilakukan sehari-hari
Klien mengatakan aktivitas yang dilakukan sehari-hari yaitu hanya
duduk dan berbaring

b) Olahraga
Jenis olahraga : Jalan pagi
Frekuensi : 1-3x bulan sekali
Durasi : 30 menit
Intensitas : -
c) Jenis aktivitas rekreasi yang dilakukan (berwisata, membaca,
menonton, dll)
Klien mengatakan rekreasi yang dilakukan yaitu berwisata dan
menonton
d) Kemampuan merawat diri sendiri:
Berpakaian mandiri  bantuan minimal bantuan total
Mandi mandiri  bantuan minimal bantuan total
Makan mandiri  bantuan minimal bantuan total
Toileting mandiri  bantuan minimal bantuan total
Jelaskan: semenjak kedua kaki klien bengkak semua aktivitas di
bantu oleh keluarga
e) Personal Hygiene
Mandi : 2 kali sehari, pakai sabun / tidak
Sikat gigi : 2 kali sehari, pakai pasti gigi / tidak
Mencuci rambut : 1 kali sehari, pakai sampo / tidak
Gati pakain dalam : 3 kali sehari, tiap kali mandi/ basah / kotor
Kuku tangan dan kaki : Pendek / panjang, bersih / kotor
2) Perubahan :  ada tidak ada , Jika ada, jelaskan:
e. Pola Istirahat Tidur
1) Kebiasaan
Tidur malam : mulai tidur pukul 23.00 WIT bangun pukul 06.00 WIT
Tidur siang : mulai tidur pukul 14.05 WIT bangun pukul 16.30 WIT
Lamanya tidur : 8, jam sehari (total tidur siang dan malam)
Ritual tidur untuk membantu tidur: mendengarkan musik
Keluhan lain : tidak ada
Faktor yang berhubungan dengan gangguan: tidak ada
2) Perubahan :  ada tidak jika ada, jelaskan: -
f. Pola Persepsi-Kognitif
1) Kebiasaan
a) Gambaran tentang indra khusus:
Penglihat : klien mengatakan ia rabun jauh
Pendengar : klien mengatakan indra pendengarannya baik
Perasa : klien mengatakan indra perasanya baik
Peraba : klien mengatakan indra perabanya baik
Pencium : klien mengatakan indra penciumannya baik
b) Apakah klien menggunakan alat bantu? (kacamata, alat bantu
dengan, dsb) Ya Tidak Jika ya, jelaskan:
klien mengatakan memakai alat bantu kacamata
c) Kemampuan mengambil keputusan
Klien mengatakan mampu mengambil keputusan dalam keluarga
2) Perubahan : ada tidak jika ada, jelaskan:
g. Konsep diri-Persepsi diri
1) Identitas diri
Klien mengatakan dirinya bernama Tn, A dan memiliki satu 3 anak
2) Gambaran diri
Klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya.
3) Harga diri
Klien mengatakan tidak merasa minder dengan penyakitnya.
4) Peran diri
Klien mengatakan di dalam keluarga ia berperan sebagai seorang suami
dan ayah
5) Ideal diri
Klien mengatakan dirinya sedang sakit dan ingin cepat sembuh dari
penyakitnya.
h. Pola Hubungan-peran

1) Gambaran tentang peran berkaitan dengan keluarga, teman, rekan


kerja:

Klien mengatakan hubungan peran dengan keluarga, teman, rekan


kerja baik.

2) Kepuasan menjalankan peran:

Klien mengatakan puas dengan perannya

3) Pentingnya keluarga bagi klien:

Klien mengatakan keluargannya sangatlah berarti

4) Struktur dan dukungan keluarga:

Klien mengatakan keluarganya sangat mendukung dengan apa yang


dilakukan selagi itu baik

5) Proses pengambilan keputusan dalam keluarga (siapa yang


mengambil keputusan di dalam keluarga?)

Klien mengatakan dalam keluarga klienlah yang dominan mengambil


keputusan

6) Hubungan klien dengan orang lain:

Klien mengatakan hubungan dengan orang lain baik

7) Orang terdekat klien :

Klien mengatakan orang terdekatnya adalah istrinya


i. Pola Reproduksi-Seksualitas
1) Kebiasaan
a) Masalah seksual : klien mengatakan tidak ada masalah
b) Perilaku seksual (apakah klien melakukan perilaku seksual yang
aman/tidak): klien mengatakan ia melakukan dengan aman
c) Riwayat menstruasi dan reproduksi (menstruasi, jumlah anak, dll)
Klien mengatakan memiliki 3 anak .
2) Perubahan : ada tidak, Jika ada, jelaskan: -
j. Pola Toleransi Terhadap Stres-Koping
1) Kebiasaan
a) Strategi yang biasa digunakan untuk mengatasi stress
Klien mengatakan strategi untuk mengatasi stres dengan makan
cemilan.
b) Strategi koping yang biasa digunakan
Klien mengatakan dengan makan cemilan, main handphone, dan

bermain dengan cucunya


c) Pengetahuan tentang teknik manajemen stress
Klien mengatakan tidak mengetahui teknik manajamen dengan
baik.
2) Perubahan :
a) Stressor yang dialami baru-baru ini: ada tidak, jika ada,
jelaskan: -
b) Tingkat stres yang dipersepsikan: tidak ada
c) Strategi mengatasi stres dan koping yang digunakan saat ini:
klien mengatakan saat ini hanya bisa berdoa dan berserah kepada
Allah.
k. Pola Keyakinan-Nilai
1) Latar belakang budaya/etnis: klien mengatakan berasal dari jawa
2) Status ekonomi atau perilaku kesehatan yang berkaitan dengan
kelompok budaya atau etnik: klien mengatakan status ekonomi cukup
baik, tidak ada makanan pantangan untuk makan daging dan menerima
segala pengobatan.
3) Apa yang penting bagi klien dan keluarga? Klien mengatakan
kesehatan dan kebersamaan dengan keluarga lebih penting.
4) Pentingnya agama/spiritualitas bagi klien dan keluarga: klien
mengatakan cukup merasa tertekan jika harus melanggar aturan dalam
agamanya walaupun dikarenakan pengobatan
5) Dampak masalah kesehatan terhadap spiritualitas: klien mengatakan
kondisi sakitnya tidak menggangu ia dalam beribadah.
4. Pemeriksaan Fisik (Review of System)
a. Sistem Pernafasan (B 1 : Breathing)
1) Keluhan : tidak ada
2) Inspeksi
Bentuk dada : Simetris kanan dan kiri
Jenis perapasan : Abdomen/thorakal
Frekuensi pernapasan : 22 x/m
Irama pernapasan : Teratur
Pengembangan dada : Simetris kanan dan kiri

Lainnya : Tidak ada


3) Palpasi
Kelainan / benjolan : Tidak ada
Nyeri tekan : Tidak ada
Taktil Fremitus : Sama antara paru kanan dan kiri
4) Perkusi : Sonor
5) Auskultasi
Bunyi napas normal : Vesikuler
Bunyi napas tambahan : Tidak ada
b. Sistem Cardiovascular (B 2 : Bleeding)
1) Keluhan : tidak ada
2) Tekanan Darah : 110/80 mmHg nadi: 77x/m,suhu : 360 C
3) Inspeksi
Bekas luka operasi : Tidak ada
Ictus cordis : Tampak jelas
Konjungtiva : Tidak anemis
Sklera mata : ikterus
Oedema : Tidak ada
Capilerry refill time : <2 detik
4) Palpasi
Tekanan Vena Jugularis : Tidak ada peningkatan
Ictus cordis : Teraba pada ICS V
5) Perkusi
Batas-Batas Jantung : Atas : ICS II
Kanan : Linea paresternal kanan
Kiri : Linea para strenalis sinistra
Bawah : ICS IV
6) Auskultasi
Suara jantung : Bunyi jantung I dan II reguler
Suara jantung tambahan : Tidak ada
c. Sistem Persyarafan (B 3 : Brain)
1) Keluhan : Tidak ada
2) Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
3) GCS : E4 M6 V5 , jumlah : 15
4) Inspeksi
Bentuk kepala : Mesocephal
Pupil : Sokor
5) Kaku kuduk :  Ya Tidak
6) Kelumpuhan :  Ya Tidak, sebutkan: -
7) Pemeriksaan 12 Syaraf Kranial
i. Olfaktorius : Klien mampu membedakan bau
ii. Optikus : Klien tidak mampu melihat jarak jauh
iii. Okulomotorius : Klien mampu menggerakan bola mata
iv. Troklearis : Klien mampu mengunyah dengan baik
v. Trigeminus : Klien mampu memutar bola mata dengan baik
vi. Abdusens : Klien mampu menggerakan bola mata
vii. Fasialis : Klien mampu membedakan rasa asam, manis,
dan pekat
viii. Vestibulokoklearis : Klien mampu mendengar dengan baik
ix. Glosofaringeal : Klien mampu mengontrol ekspresi wajah
x. Vagus : Klien mampu menelan dengan baik
xi. Aksesorius : Klien mampu menggerakan kepala dan
bahu
xii. Hipoglosus : Klien mampu menggerakan lidah dengan
baik
8) Sensori
Penglihatan : rabun jauh
Pendengaran : Tidak ada gangguan
Penciuman : Tidak ada gangguan
Pengecapan : Tidak ada gangguan
Perabaan : Tidak ada gangguan
9) Motorik
Tes romberg : Positif
10) Refleks
Refleks Fisiologis:
a) Biseps : Positif
b) Triceps : Positif
c) Patella : Positif
d) Plantar : Positif
Refleks patofisiologi:
a) Babinsky : Positif
b) Lainnya : Tidak ada
d. Sistem Perkemihan (B.4 : Bladder)
1) Keluhan : Tidak ada
2) Inspeksi
Distensi kandung kemih : Ya Tidak
3) Palpasi
Distensi kandung kemih : Ya Tidak
Nyeri tekan : Ya Tidak
4) Balance Cairan
Intake cairan sehari : tidak terukur
Output cairan sehari : tidak terukir
e. Sistem Pencernaan-Eliminasi Alvi (B 5 : Bowel)
1) Keluhan : Tidak ada
2) Inspeksi
Bibir : Mukosa bibir lembab
Gusi : Kemerahan
Gigi : Bersih
Lidah : Tidak ada bercak putih
Tonsil : Kemerahan
Abdomen : Normal
3) Austulkasi
Bising usus : tidak ada
4) Palpasi
Nyeri tekan : Tidak ada
Massa : Tidak ada
Pembesaran organ : jantung kiri membesar
5) Perkusi : Timpani

f. Sistem Tulang-Otot-Integumen (B 6 : Bone)


1) Keluhan : Ektermitas kanan dan kiri bawah tidak mampu
digerakkan
2) Inspeksi
Pergerakan sendi : terbatas, jika terbatas, sebutkan alasannya:
karena kedua kaki klien tidak mampu digerakan dan diangkat naik
turun dengan baik.
Kekuatan otot : Ekstremitas kanan atas :4
Ektremitas kiri atas :4
Ekstremitas kanan bawah :3
Ekstremitas kiri bawah :3
Edema ekstremitas : Ekstremitas kanan atas :-
Ektremitas kiri atas :-
Ekstremitas kanan bawah :-
Ekstremitas kiri bawah :-
Kelainan ekstremitas : Tidak ada kelainan
Tulang belakang : Tidak ada kelainan
Kelainan kulit : Tidak ada kelainan
3) Palpasi
Akral : Hangat
Turgor : Kembali cepat
g. Sistem Endokrin
1) Keluhan : Tidak ada
2) Inspeksi : Tanda disfungsi sistem endokrin  ada tidak, jika
ada sebutkan: -
3) Palpasi
Kelainan kelenjar tyroid : ada  tidak
Kelainan testis : ada tidak
5. Pemeriksaan penunjang

Ukuran Hasil Satuan Nilai normal


WBC 7,7 3
10 / μ L 4.0-9.0
NE 6,1 % 11-70/28.0-78.0
LY 0,8 % 07-51 / 17.0-57.0
MO 0,6 % 0.0-0.9 / 0.0-10.0
EO 0,1 % 0.0-0.9 / 0.0-10.0
BA 0,1 % 0.0-0.2 / 0.0-2.0
RBC 4,46 6
10 / μL 3,76-5,70

6. PENGOBATAN DAN PERAWATAN


a. Pengobatan
1) Omeprazole sodium serbuk 4mg/IV
2) Pelarut omeprazole sodium 10ml/IV
3) Nacl 0,9% 500 cc/ 24 jam/IV.
4) Ketorolac 30mg/8jam/IV
b. Perawatan
1) Observasi TTV
2) Menganti cairan RL
3) Memakaikan klien selimut saat klien demam

B. KLASIFIKASI DATA
Data subyektif
1. Klien mengeluh nyeri ulu hati
2. Klien mengatakan nyeri muncul ketika tertawa
3. Klien mengeluh bengkak di kedua tungkai kaki
4. Klien mengatakan nyeri di kaki seperti di pelintir
5. Klien mengeluh tidak bisa tidur
6. Klien mengatakan sering terjaga dan terbangun di tengah malam
7. klien mengeluh batuk kering
8. klien mengeluh mual
Data obyektif
1. perut klien tampak besar
2. klien tampak meringis
3. skala nyeri 4
4. TTV
TD: 110/80mmHg
N: 77x/m
S: 36ºC
RR: 22x/m

C. ANALISA DATA
N0 Data Etiologi Problem
1 Ds:
1. Klien mengeluh nyeri ulu hati
2. Klien mengatakan nyeri muncul
ketika tertawa
3. Klien mengeluh bengkak di
kedua tungkai kaki
4. Klien mengeluh tidak bisa tidur
Do: Nyeri agen pencederah fisik
1. Klien tampak meringis
2. Skala nyeri 4
3. TTV
TD:110/80mmHg
N:77x/m
S: 36ºC
RR: 22x/m
2 Ds: Gangguan pola Kurang kontrol tidur
1. Klien mengeluh sulit tidur tidur
2. Klien mengeluh sering
terjaga
3. Klien mengeluh tidak puas
tidur
4. Klien mengeleuh istirahat
tidak cukup
5. Klien mengeluh kemampuan
aktivitas menurun
Do:
1. Lama tidur 6 jam
2. Pola tidur terganggu

D. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
2. Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur
E. NURSING CARE PLAN
Insial klien : Tn. A Ruang rawat : Interna pria
Umur : 62 Tahun Diagnosa medis : Gagal jantung
Nomor RM : 345445

N Diagnosa Tujuan Intervensi


Rasional Implementasi Evaluasi
o keperawatan kriteria hasil keperawatan
111Nyeri akut  b.d agen Setelah dilakukan Observasi rabu/ 9/11/2022 Rabu/9/11/2022
111pencedera fisik tindakan keperawatan 1. Identifikasi skala 1. Untuk mengetahui skala Pukul: 16.00 Pukul: 17.00
Data subyektif 2x24 jam di harapkan nyeri nyeri klien 1. Identifikasi skala nyeri
1. Klien mengeluh tercapai nyeri 2. Mengidentifikasi 2. Untuk mengetahui Hasil: skala nyeri 4 S: klien mengatakan
nyeri ulu hati berkurang dengan faktor yang faktor pencetus nyeri (sedang) nyeri yang di rasakan
2. Klien mengatakan kriteria hasil: memperberat dan dan kondis yang mulai berkurang
nyeri muncul 1. Keluhahan nyeri memperingan nyeri membuat klien nyaman Pukul: 16.15
ketika tertawa menurun Terapeutik 3. Teknik non 2. Mengidentifikasi faktor O: skala nyeri 3

3. Klien mengeluh2. Meringis menurun 3. Berikan teknik non farmakologis untuk yang memperberat dan
bengkak di kedua3. Kesulitan tidur farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri memperingan nyeri A: masalah teratasi

tungkai kaki menurun mengrangi rasa nyeri 4. Pemberian penjelasan Hasil: Klien mengatakan sebagian

4. Klien mengeluh Edukasi strategi meredakan nyeri faktor yang memperberat


dapat membantu klien ketika klien tertawa dan P: intervensi di lanjutkan
tidak bisa tidur 4. Jelaskan strategi
meredakan nyeri dan keluarga dalam faktor yang memperingan
Do: Kolaborasi pentingnya informasi yatu ketika klien
1. Klien tampak 5. Kolaborasi pemberian tetang cara mengontrol berbaring di tempat tidur
meringis analgesik nyeri
2. Skala nyeri 4 5. Pemberian analgesik Pukul: 16.30
3. TTV dapat memblok nyeri 3. Memberikan teknik
TD:110/80mmHg pada susunan saraf pusat nonfarmakologis (teknik
N:77x/m relaksasi napas dalam)
S: 36ºC untuk mengurangi nyeri
RR: 22x/m Hasilnya: klien
mengatakan masih
merasakan nyeri

Pukul 07.30
4. Menjelaskan strategi
meredakan nyeri
Hasilnya: klien dapat
memahami apa yang di
sampaikan perawat dan
dapat mengulang kembali
Pukul: 17.00
5. Berkolaborasi dalam
pemberian analgesik
Hasilnya:
Ketorolac 30mg/8 jam/IV.
2 Gangguan Setelah Observasi Kamis, 10/11/2022 Sabtu,
pola tidur dilakukan 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui Pukul: 14.20 12/11/2022
b.d kurang tindakan pola kebutuhan tidur klien 1. Mengkaji kebutuhan Pukul:08.05
kontrol keperawatan aktivitas 2. Untuk mengetahui tidur pasien
tidur 2x24 jam di tidur faktor faktor penganggu Hasilnya: S: klien
harapkan 2. Identifikasi tidur Klien mengatakan sulit mengatakan
Ds: tercapai faktor 3. Menurunkan gangguan tidur sejak 3 hari yang lalu waktu tidur
1. Klien mengeluh keadekuatan penganggu pola tidur mulai membaik
sulit tidur kualitas dan tidur 4. Untuk mengajarkan Pukul: 14.32
2. Klien mengeluh kuantitas Terapeutik pada klien menepati 2. Identifikasi faktor O: klien
sering terjaga membaik 3. Lakukan waktu tidur penganggu tidur mengatakan
3. Klien mengeluh dengan prosedur Hasil: klien mengatakan nyeri ulu hati
tidak puas tidur kriteria hasil untuk faktor penganggu tidur menurun
4. Klien mengeleuh 1. Keluhan meningkata adalah nyeri ulu hati
istirahat tidak sulit tidur kenyamaan A: masalah

cukup Pukul: 14.40 teratasi sebagian


5. Klien mengeluh menurun Edukasi 3. Lakukan prosedur
kemampuan 2. Keluhan 4. Anjurkan untuk meningkatkan
aktivitas menurun sering menepati kenyamanan P: intervensi di

terjaga waktu tidur Hasilnya: klien lanjutkan

Do: menurun mengatakan nyerinya


1. lama tidur 6 jam 3. Keluhan berkurang jika klien
2. pola tidur tidak puas berbaring terlentang
terganggu tidur
menurun
Pukul: 14.50
4. Anjurkan menepati
waktu tidur
Hasilnya: klien menepati
waktu tidur
F. CATATAN PERKEMBANGAN

Insial klien : Tn. A Ruang rawat : Interna pria


Umur : 62 tahun Diagnosa medis : Gagal jantung
Nomor RM : 345445

Hari/tanggal No Diagnosa Implementasi Evaluasi


Jumat/ 11-11 2022 D 0077 Pukul: 07.00 Jumat.
1. Memberikan 11/11/2022
teknik Pukul: 07.25
nonfarmakolog
is (relaksasi S: klien
napas dalam) mengatakan
Hasilnya: klien tidak
mengatakan nyeri merasakan
berkurang nyeri

Pukul:07.20 O: skala
2. Melakukan nyeri 2
kolaborasi
pemberian A: masalah

analgetik teratasi

Hasil : Telah diberikan


injeksi Keterolac 1 P: intervensi

ampul/8jam/IV di hentikan

Jumat/11/11/2022 D 0055 Pukul: 08.30 Pukul: 08. 55

1. Jelaskan S: klien
pentingya tidur mengatakan
cukup selama tidur klien
sakit sudah
hasilnya: kklien membaik
memahami dan
mulai tidur dengan O: klien
teratur nyaman tidur
dengan posisi
pukul: 08.45 miiring
2. Tetapkan jadwal kanan
tidur rutin
Hasilnya: klien A: masalah
mengatkan tidur teratasi
malam mulai
jam 10 dan tidur
siang mulai jam P: intervensi

2.30 siang di hentikan


Daftar pustaka

Alimul. A. H. (2008) Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep


danProses Keperawatan. Ed. 5. Salemba Medika. Jakarta

KEMENKES RI. Bararah & Jauhar, 2013. Asuhan Keperawatan: Panduan


Lengkap Menjadi Perawat Profesional. Jilid 1. Jakarta.

Mawaddah, D. S. (2021). Hubungan Nyeri terhadap Pola Tidur Pasien Post


Operasi Appendisitis di RSUD Teungku Peukan Aceh Barat Daya. Media
Kesehatan Masyarakat Indonesia.

Mubarak. (2017). Konsep istirahat dan tidur universitas muhammadiah


malang. Journal of Chemical Information and Modeling, 110(9), 1689–1699.

PPNI, T. p. (2017). Standart Diagnosis keperawatan indonesia. jakarta: Dewan


pengurus pusat persatuan perawat nasional indonesia.

PPNI, T. p. (2018). Starndart Intervensi Keperawatan indonesia. jakarta: Dewan


pengurus pusat persatuan perawat nasional indonesia.

Anda mungkin juga menyukai