ISTIRAHAT DAN TIDUR DI RUANG INTERNA PRIA RSUD Dr. H CHASAN BOESOIRIE
TERNATE
DI SUSUN OLEH :
NIM: 21144010028
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini sholawat serta salam tak pula kami
haturkan kepada junjungan nabi besar kita nabi Muhammad SAW, yang telah memperjuangk
an agama islam sampai saat ini.
Adapun tujuan utama penulisan makala ini adalah untuk memenuhi Tugas Praktik
Klinik Kebutuhan Dasar Manusia yang berjudul: “Laporan pendahuluan asuhan keperawatan
pada klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur”
Kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan tugas untuk menulis makalah ini, serta kepada teman-teman yang juga sudah
memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun
saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat di harapkan.
NADIA AULIA
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB 1....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A.Latar belakang...................................................................................................................................4
B.Rumusan masalah..............................................................................................................................5
C.Tujuan...............................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................7
KONSEP DASAR.................................................................................................................................7
BAB III................................................................................................................................................17
TINJAUAN KASUS...........................................................................................................................17
A.PENGKAJIAN................................................................................................................................17
B.KLASIFIKASI DATA....................................................................................................................29
C.ANALISA DATA...........................................................................................................................30
F. CATATAN PERKEMBANGAN....................................................................................................37
DAFTAR PUSATAKA.......................................................................................................................39
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Istirahat atau tidur yang cukup merupakan kebutuhan setiap orang agar tubuh dapat
berfungsi secara normal. Maslow mengatakan kebutuhan fisiologis dasar manusia terdiri atas
hygiene, nutrisi, tidur, kenyamanan, oksigenasi, dan eliminasi, kebutuhan fisiologis adalah
kebutuhan dasar yang paling penting dan esensial, karena ketika kebutuhan ini tidak
terpenuhi maka manusia tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutulan selanjutnya
(Potter & Perry, 2010)
Kebutuhan istirahat dan tidur setiap individu berbeda-beda sesuai tahap perkembangan
aktivitas yang dijalani Dewasa muda sering mengalami kesulitan tidur hingga larut malam,
terbangun di pagi buta sehingga mengalami jam tidur yang tidak beraturan (Asmadi, 2008)
National Sleep Foundationmerekomendasikan bahwa usia dewasa muda (18-25 tahun)
membutuhkan waktu tidur 7-9 jamn per malam. Tidur malam yang berlangsung dengan rerata
7 jam terdiri dari 2 macam kondisi yaitu REM dan NREM yang bergantian selama 4-6 kali,
tidur NREM yang kurang cukup, akan mengakibatkan esok harinya keadaan fisik menjadi
kurung gesit (Potter & Perry, 2010). Tidur yang cukup tidak hanya ditentukan oleh faktor jam
tidur (kuantitas tidur), tetapi juga oleh kedalaman tidur (kualitas tidur) (Lanywati, 2008)
Kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur, seperti lamanya tidur, waktu
yang diperlukan untuk bisa tertidur, frekuensi terbangun dan aspek subjektif seperti
kedalaman dan kepuasan tidur (Bush, 2012).
Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang tersebut tidak
memperlihatkan persaan lelah, mudah teransang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman
disekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-
pecah, sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk (Hidayat, 2009) Potter & Perry
(2010) juga menjelaskan bahwa dampak fisiologi meliputi penurunan aktifitas sehari-hari,
rasa lelah, lemah, penurunan daya tahan tubuh dan ketidakstabilan tanda-tanda vital
Berkurangnya kebutuhan tidur tidak hanya terjadi karena tuntutan aktifitas yang banyak
tetapi juga bisa disebabkan gangguan sulit tidur.
Kualitas tidur sangat penting terhadap dunia kesehatan karena dua alasan yang
utama, pertama, keluhan terhadap kualitas tidur menjadi semakin sering Survei epidemiologi
mengindikasi bahwa 15-35% dari populasi remaja dan orang dewasa mengeluhkan gangguan
kualitas tidur yang sering mereka alami, seperti gangguan memasuki tidur atau gangguan
mempertahankan tidur sehingga durasi tidur menjadi memendek Kedua, kualitas tidur yang
buruk dapat dijadikan gejala yang penting untuk banyak penyakit tidur dan penyakit medis
lainnya, Kripke (1979 dikutip dari Ardinata, 2013).
B. Rumusan masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan istirahat dan tidur di ruang interna pria RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie
Ternate?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
BAB II
KONSEP DASAR
1. Istirahat
Kata “istrahat” mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai
menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas serta
melepaskan diri dari apa pun yang membosankan, menyulitkan, atau
menjengkelkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa istrahat merupakan
keadaan yang tenang rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari kecemasan
(ansietas). Seseorang dapat benar-benar istrahat bila:
1. Merasa segala sesuatu dapat diatasi dan dibawah kontrolnya;
2. Merasa diterima eksistensinya baik di tempat tinggal, kantor, atau di mana
pun juga termasuk ide-idenya diterima oleh orang lain.
3. Mengetahui apa yang terjadi;
4. Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan;
5. Memiliki kepuasan terhadap aktivitas yang dilakukannya;
6. Mengetahui adanya bantuan sewaktu-waktu bila memerlukannya (Lukman,
2017).
2. Tidur
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar di mana persepsi dan reaksi
individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan
kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup. Tujuan seseorang tidur
tidak jelas diketahui, namun diyakini tidur diperlukan untuk menjaga
keseimbangan mental emosional, fisiologis, dan kesehatan. Tidur tidak dapat
diartikan sebagai manifestasi deaktifasi sistem saraf pusat. Sebab pada orang
yang tidur, sistem saraf pusatnya tetap aktif alam sinkronisasi terhadap neuron
substansia retikularis dari batang otak. Ini dapat diketahui melalui pemeriksaan
electroencephalogram (EEG). Alat trsebut dapat memperlihatkan fluktuasi
energi (gelombang otak) pada kurva grafik (Lukman, 2017).
Sesorang dapat dikategorikan sedang tidur apabila terdapat tanda-tanda
sebagai berikut :
1. Aktivitas fisik minimal
2. Tingkat kesadaran yang bervariasi
3. Terjadi perubahan proses fisiologis tubuh
4. Penurunan respon terhadap rangsangan dari luar.
Selain itu, RAS yang dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran nyen
dan peraban juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk
rangsangan emosi dan proses pikir, Pada saat tidur, terdapat pelepasan serum
serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu
bulbar synchronizing regional (BSR), sedangkan saat bangun bergantung pada
keseimbangan impuls yang diterima dipusat otak dan sistem limbic Dengan
demikian, sistem batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur
adalah RAS dan BSR Selama tidur dalam tubuh seseorang terjadi perubahan
proses fisiologis, yaitu:
- Penurunan tekanan darah dan denyut nadi
- Dilatasi pembuluh darah perifer
- Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktus
- gastrointestinal Relaksasi otot-otot rangka
- Basal matabolime rate menurun 10-30%
a. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau
tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernafasan seperti
asma, bronkitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit persarafan.
b. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian
terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.
c. Motivasi
Motivasi dapat memengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk
tetap bangun dan waspada menahan kantuk.
d. Kelelahan
Apabila mengalami kelelahan dapat memperpedek periode pertama dari tahap
REM.
e. Kecemasan
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga
tidurnya.
f. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alcohol
dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.
g. Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain:
1. Diuretik: menyebabkan insomnia
2. Anti depresan: supresi REM
3. Kafein: meningkatkan saraf simpatis
4. Beta bloker: menimbulkan insomnia Narkotika: mensuspensi REM
a. Insomnia
b. Parasomnia
Adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat
seseorangtidur, dan bisanya terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa.
Misalnya tidurberjalan, mengigau, teror malam, mimpi buruk, nokturnal,
enuresis (mengompol),badan goyang, dan bruksisme (gigi bergemeretak)
c. Hipersomnia
d. Narkolepsi
b. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM
c. Manifestasi klinik
b. Pemeriksaan fisik
1) Kaji penampilan wajah klien, adakah lingkaran hitam disekitarmata, mata
sayu, konjungtiva merah, kelopak mata bengkak, wajahterlihat kusut dan lelah
2) Kaji perilaku klien: cepat marah, gelisah, perhatian menurun,bicara lambat,
postur tubuh tidak stabil
c. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik merupakan hal penting dalam perawatan kliendi
rumah sakit. Dimana validitas dari hasil pemeriksaan diagnostiksangat
ditentukan oleh bahan pemeriksaan, persiapan klien, alat danbahan yang
digunakan serta pemeriksaannya sendiri.
2. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur
2. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
3. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri
4. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas
5. Kesiapan peningkatan tidur
6. Intervensi keperawatan
Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur
Intervensi dukungan tidur
Observasi:
- Identifikasi pola aktivitas dan tidur
- Identifikasi faktor pengaganggu tidur (fisik dan/atau psikologis)
- Identifikasi makanan dan minuman yang menganggu tidur (mis, kopi, teh,
alkohol, makanan mendekati waktu tidur, minum banyak air sebelum tidur )
- Identifikasi obat tidur yang di konsumsi
Terapeutik:
- Modifikasi lingkungan (mis, pencahayaan, kebisingan, suhu, matras, dan
tempat tidur) batasi waktu tidur siang, jika perlu
- Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
- Tetapkan jadwal tidur rutin
- Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis, pengaturan posisi,
terapi akupresur)
- Sesuakan jadwal pemberian pemberian obat dan atau/atau tindakan untuk
menunjang siklus tidur terjaga
Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur selama sakit
- anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
- anjurkan menghindari makanan/minuman yang menganggu tidur
- anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung superosor terhadap
tidur REM
- ajarkan faktor faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur (mis,
psikologis, gaya hidup, sering berubah ubah shift bekerja)
- ajarkan relaksasi otot autogenikatau cara non farmakologi lainya
7. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimulai
setelah perawat menyusun rencana keperawatan. Rencana keperawatan yang di buat
berdasarkan diagnosis yang tepat, di harapkan dapat mencapai tujuan dan hasil yang
di ingginkan untuk mendukung dan meningkatkan status kesehatan klien
8. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap yang menentukan apakah tujuan yang
telah di susun tercapai atau tidak, evaluasi di dasarkan pada bagaimana efektifnya
intervensi intervensi yang di lakukan oleh keluarganya, perawatan dan yang lainya
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN A DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR DIRUANG INTERNA PRIA RSUD Dr. H
CHASAN BOESOIRIE TERNATE
A. Pengkajian
Tanggal Masuk Rs : 09-11-2022 Jam Masuk RS : 11.00 WIT.
Tanggal Pengkajian : 09-11-2022 Jam Pengkajian : 15.30 WIT.
No Rekam Medis : 345445 Diagnosa Medis : Gagal jantung
1. Identitas
a. Identitas klien
Inisial : Tn. A
Umur : 62 Tahun
Suku/bangsa : jawa/indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Koloncucu
b. Identitas penanggung jawab
Inisial : Ny. K
Umur : 61 Tahun
Suku/bangsa : ternate/indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : koloncucu
Hubungan dengan klien : istri
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri ulu hati dan bengkak dikedua tungkai kaki
2) Eliminasi Alvi
Kebiasaan
Frekuensi : 1-2 kali/sehari
Jumlah : Tidak terukur
Warna : Kuning
Konsistensi : padat
Nyeri : Tidak ada
Kemampuan mengontrol BAB : Baik
Keluhan lain : Tidak ada
Perubahan : ada tidak jika ada, jelaskan: -
d. Pola Aktivitas-Latihan
1) Kebiasaan
a) Jenis aktivitas yang dilakukan sehari-hari
Klien mengatakan aktivitas yang dilakukan sehari-hari yaitu hanya
duduk dan berbaring
b) Olahraga
Jenis olahraga : Jalan pagi
Frekuensi : 1-3x bulan sekali
Durasi : 30 menit
Intensitas : -
c) Jenis aktivitas rekreasi yang dilakukan (berwisata, membaca,
menonton, dll)
Klien mengatakan rekreasi yang dilakukan yaitu berwisata dan
menonton
d) Kemampuan merawat diri sendiri:
Berpakaian mandiri bantuan minimal bantuan total
Mandi mandiri bantuan minimal bantuan total
Makan mandiri bantuan minimal bantuan total
Toileting mandiri bantuan minimal bantuan total
Jelaskan: semenjak kedua kaki klien bengkak semua aktivitas di
bantu oleh keluarga
e) Personal Hygiene
Mandi : 2 kali sehari, pakai sabun / tidak
Sikat gigi : 2 kali sehari, pakai pasti gigi / tidak
Mencuci rambut : 1 kali sehari, pakai sampo / tidak
Gati pakain dalam : 3 kali sehari, tiap kali mandi/ basah / kotor
Kuku tangan dan kaki : Pendek / panjang, bersih / kotor
2) Perubahan : ada tidak ada , Jika ada, jelaskan:
e. Pola Istirahat Tidur
1) Kebiasaan
Tidur malam : mulai tidur pukul 23.00 WIT bangun pukul 06.00 WIT
Tidur siang : mulai tidur pukul 14.05 WIT bangun pukul 16.30 WIT
Lamanya tidur : 8, jam sehari (total tidur siang dan malam)
Ritual tidur untuk membantu tidur: mendengarkan musik
Keluhan lain : tidak ada
Faktor yang berhubungan dengan gangguan: tidak ada
2) Perubahan : ada tidak jika ada, jelaskan: -
f. Pola Persepsi-Kognitif
1) Kebiasaan
a) Gambaran tentang indra khusus:
Penglihat : klien mengatakan ia rabun jauh
Pendengar : klien mengatakan indra pendengarannya baik
Perasa : klien mengatakan indra perasanya baik
Peraba : klien mengatakan indra perabanya baik
Pencium : klien mengatakan indra penciumannya baik
b) Apakah klien menggunakan alat bantu? (kacamata, alat bantu
dengan, dsb) Ya Tidak Jika ya, jelaskan:
klien mengatakan memakai alat bantu kacamata
c) Kemampuan mengambil keputusan
Klien mengatakan mampu mengambil keputusan dalam keluarga
2) Perubahan : ada tidak jika ada, jelaskan:
g. Konsep diri-Persepsi diri
1) Identitas diri
Klien mengatakan dirinya bernama Tn, A dan memiliki satu 3 anak
2) Gambaran diri
Klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya.
3) Harga diri
Klien mengatakan tidak merasa minder dengan penyakitnya.
4) Peran diri
Klien mengatakan di dalam keluarga ia berperan sebagai seorang suami
dan ayah
5) Ideal diri
Klien mengatakan dirinya sedang sakit dan ingin cepat sembuh dari
penyakitnya.
h. Pola Hubungan-peran
B. KLASIFIKASI DATA
Data subyektif
1. Klien mengeluh nyeri ulu hati
2. Klien mengatakan nyeri muncul ketika tertawa
3. Klien mengeluh bengkak di kedua tungkai kaki
4. Klien mengatakan nyeri di kaki seperti di pelintir
5. Klien mengeluh tidak bisa tidur
6. Klien mengatakan sering terjaga dan terbangun di tengah malam
7. klien mengeluh batuk kering
8. klien mengeluh mual
Data obyektif
1. perut klien tampak besar
2. klien tampak meringis
3. skala nyeri 4
4. TTV
TD: 110/80mmHg
N: 77x/m
S: 36ºC
RR: 22x/m
C. ANALISA DATA
N0 Data Etiologi Problem
1 Ds:
1. Klien mengeluh nyeri ulu hati
2. Klien mengatakan nyeri muncul
ketika tertawa
3. Klien mengeluh bengkak di
kedua tungkai kaki
4. Klien mengeluh tidak bisa tidur
Do: Nyeri agen pencederah fisik
1. Klien tampak meringis
2. Skala nyeri 4
3. TTV
TD:110/80mmHg
N:77x/m
S: 36ºC
RR: 22x/m
2 Ds: Gangguan pola Kurang kontrol tidur
1. Klien mengeluh sulit tidur tidur
2. Klien mengeluh sering
terjaga
3. Klien mengeluh tidak puas
tidur
4. Klien mengeleuh istirahat
tidak cukup
5. Klien mengeluh kemampuan
aktivitas menurun
Do:
1. Lama tidur 6 jam
2. Pola tidur terganggu
3. Klien mengeluh2. Meringis menurun 3. Berikan teknik non farmakologis untuk yang memperberat dan
bengkak di kedua3. Kesulitan tidur farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri memperingan nyeri A: masalah teratasi
tungkai kaki menurun mengrangi rasa nyeri 4. Pemberian penjelasan Hasil: Klien mengatakan sebagian
Pukul 07.30
4. Menjelaskan strategi
meredakan nyeri
Hasilnya: klien dapat
memahami apa yang di
sampaikan perawat dan
dapat mengulang kembali
Pukul: 17.00
5. Berkolaborasi dalam
pemberian analgesik
Hasilnya:
Ketorolac 30mg/8 jam/IV.
2 Gangguan Setelah Observasi Kamis, 10/11/2022 Sabtu,
pola tidur dilakukan 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui Pukul: 14.20 12/11/2022
b.d kurang tindakan pola kebutuhan tidur klien 1. Mengkaji kebutuhan Pukul:08.05
kontrol keperawatan aktivitas 2. Untuk mengetahui tidur pasien
tidur 2x24 jam di tidur faktor faktor penganggu Hasilnya: S: klien
harapkan 2. Identifikasi tidur Klien mengatakan sulit mengatakan
Ds: tercapai faktor 3. Menurunkan gangguan tidur sejak 3 hari yang lalu waktu tidur
1. Klien mengeluh keadekuatan penganggu pola tidur mulai membaik
sulit tidur kualitas dan tidur 4. Untuk mengajarkan Pukul: 14.32
2. Klien mengeluh kuantitas Terapeutik pada klien menepati 2. Identifikasi faktor O: klien
sering terjaga membaik 3. Lakukan waktu tidur penganggu tidur mengatakan
3. Klien mengeluh dengan prosedur Hasil: klien mengatakan nyeri ulu hati
tidak puas tidur kriteria hasil untuk faktor penganggu tidur menurun
4. Klien mengeleuh 1. Keluhan meningkata adalah nyeri ulu hati
istirahat tidak sulit tidur kenyamaan A: masalah
Pukul:07.20 O: skala
2. Melakukan nyeri 2
kolaborasi
pemberian A: masalah
analgetik teratasi
ampul/8jam/IV di hentikan
1. Jelaskan S: klien
pentingya tidur mengatakan
cukup selama tidur klien
sakit sudah
hasilnya: kklien membaik
memahami dan
mulai tidur dengan O: klien
teratur nyaman tidur
dengan posisi
pukul: 08.45 miiring
2. Tetapkan jadwal kanan
tidur rutin
Hasilnya: klien A: masalah
mengatkan tidur teratasi
malam mulai
jam 10 dan tidur
siang mulai jam P: intervensi