OLEH :
KELOMPOK 6
1. MUUMINAH
2. NURFADILLA
3. PRATAMA PUTRA
4. TRIA RIZKY ANANDA
5. YENI SAFITRI
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Eesa karena dengan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan kejang pada anak"
tugas keperawatan anak
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pembuatan makalah
ini,namun kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Jika didalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,maka kami memohon
maaf atasnya.Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari kesempurnaan.
Lebih dan kurangnya di ucapkan Terima Kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 3
BAB VI PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kejang demam pada anak merupakan suatu peristiwa yang menakutkan pada
kebanyakan orang tua karena kejadiannya yang mendadak dan kebanyakan orang tua
tidak tahu harus berbuat apa. Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (suhu rektal >38°C) yang disebabkan oleh suatu proses diluar otak. Tidak
jarang orangtua khawatir jika anaknya panas, apakah nanti akan kejang atau tidak. Dari
penelitian, kejadian kejang demam sendiri tidaklah terlalu besar yaitu sekitar 2-4 %,
artinya dari100 anak dengan demam ada sekitar 2-4 yang mengalami kejang. Kejang
demam terjadi pada usia 6 bulan – 5 tahun dan terbanyak terjadi pada usia 17- 23 bulan.
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering ditemukan
pada anak,karenabangkitan kejang demam berhubungan dengan usia, tingkatan suhu serta
kecepatan peningkatan suhu, termasuk faktor hereditas juga memiliki peran terhadap
bangkitan kejang demam dimana pada anggota keluarga penderita memiliki peluang
untuk mengalami kejang lebih banyak dibandingkan dengan anak normal.Kejang demam
adalah bangkitan yang terjadi akibat kenaikan suhu tubuh (suhu rectal lebih dari 38°C),
disebabkan suatu proses ekstrakranium.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa itu kejang pada anak?
2. Bagaiaman etiologi kejang pada anak?
3. Apa saja klasifikasi kejang pada anak?
4. Apa saja gejala kejang pada anak?
5. Apa saja faktor resiko kejang pada anak?
6. Bagaimana patofisiologi kejang pada anak?
7. Bagaimana pencegahan kejang pada anak?
8. Bagaimana konsep Asuhan Kepeawatan kejang pada anak?
1.3. Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi kejang pada anak
2. Dapat mengetahui etiologi kejang pada anak
3. Dapat mengetahui klasifikasi kejang pada anak
4. Dapat mengetahui gejala kejang pada anak
5. Dapat mengetahui faktor resiko kejang pada anak
6. Dapat mengetahui patofisiologi kejang pada anak
7. Dapat mengetahui pencegahan kejang pada anak
8. Dapat mengetahui askep kejang pada anak
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN KEJANG
A. Pengkajian
a. Identitas pasien
B. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
Kaji gejala dan tanda meningkatnya suhu tubuh, terutama pada malam
hari, terjadinya kejang dan penurunan kesadaran.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari kejang
demam, sehingga dapat ditegakkan prioritas masalah keperawatan yang
dapat muncul
c) Riwayat kesehatan dahulu
Apakah sudah pernah sakit dan dirawat dengan penyakit yang sama.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Kaji apakah sebelumnya ada keluarga klien mengalami penyakit yang
sama seperti klien.
C. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran
Kesadaran biasanya kompos mentis.
b. Tanda vital
a) Kaji TD: normalnya 110/70-130/80 mmhg
b) Suhu: normal suhu 36,5-37,20C
c) Nadi: normal nadi 80-100 ×/mnt
d) Pernafasan: normal pernafasan 16-20 ×/mnt
e) BB: kenaikan BB normal pada trimester I kurang lebih 1-2 kg.
f) Tinggi badan: kurang lebih 145 cm
c. Kepala
Periksa ada dan tidaknya ketombe, massa, dan nyeri tekan pada kepala.
d. Wajah
Terdapat odema, tidak ada cloasma, dan tidak ada bekas luka.
e. Mata
Tidak ada secret, selera putih, dan konjungtiva pucat
f. Hidung
Tidak ada pernafasan cuping hidung.
g. Mulut
Bersih , tidak ada stromatis, dan tidak ada karies gigi
h. Telinga
Tidak ada Simetris, tidak seruman dan pendengaran baik
i. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, getah bening dan vena jugularis.
j. Dada
Datar, tidak ada retraksi dinding dada, tidak bunyi wheezing, payudara simetris,
putting susu menonjol, areola mamae hiperpigmentasi, tidak ada massa, tidak
nyeri tekan, dan belum ada pengeluaran kolostrum.
k. Abdomen
Tidak ada striae, tidak ada bekas operasi, terdapat linea nigra.
l. Ekstremitas atas
Kesimterisannya, ujung-ujung jari sianosis atau tidak ada oedema.
m. Ekstremitas bawah
Kesimetrisannya, ada tidaknya oedema, sianosis, bagaimana pergerakannya,
reflex patella.
D. Analisa data
reflekmenelan turun
E. Diagnosa keperawatan
1 Resiko injury berhubungan dengan kejang/psikomotor, disorientasi/penurunan
status mental
2 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan nafas,
peningkatan produksimukus.
3 Gangguan perfusi jaringan tidak efektif b.d reduksi aliran darah ke otak.
4 Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake yang tidak adekuat
5 Hipertermi berhubungan dengan proses penyakitnya dehidrasi.
F. Perencanaan Keperawatan
G. Implementasi keperawatan
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan spesifik.
Tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi disusun dan ditujukkan pada
nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.
H. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatanpasien
dengan tujuan yang telah di tetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan
melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.
Untuk memudahkan perawat mengevaluasi atau memantau perkembangan klien
digunakan komponen SOAP, yang di maksud dengan SOAP adalah:
a. S: data subyektif
Perawat menuliskan keluhan pasien yang masih di rasakan setelah dilakukan
tindakan keperawatan
b. O: data obyektif
Yaitu data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat secara langsung
kepada klien, dan yang dirasakan klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.
c. A: Analis
Interprestasi dari data subjektif dan obyektif.
d. P: planning
Perencanaan keperawatan yang akan di lanjutkan, dihentikan, di modifikasi, atau
di tambahkan dari rencana tindakan keperawatan yang telah ditentukan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kejang demam pada anak sering terjadi pada masyarakat. Banyak keluarga tidak
menyadari . Berbagai kondisi kegawatan dapat terjadi pada kasus kejang demam pada
anak yang tidak segera ditangani. Kegawatan tersebut diantaranya : kegawatan karena
kejang, sesak nafas, suhu yang meninggi dan cedera.Perawat sebagai pelaksana
asuhan keperawatan hendaknya menyadari hal hal yang perlu diajarkan pada keluarga
dalam menghadapi anak yang kejang demam. Pada anak yang sudah kejang demam
dan dirawat di Rumah sakit pearawat harus memahami patofisiologi dan proses
penyakit sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik. Penggunaan
pendekatan proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi hendaknya
dilakukan dengan sungguh-sungguh karena proses keperawatan merupakan kerangka
kerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Sari Padiarti. (2010). Faktor Resiko Bangkitan Kejang Demam Pada Anak. Ikatan Dokter Anak
Indonesia. 12(3):1-8
Sari padiarti.(2002). Tata Laksana Kejang Demam Pada Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
4(2): 1-4.