Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

NYERI AKUT DI RUANG RAHMAT

RUMAH SAKIT PURBOWANGI

DISUSUN OLEH :

HAMZAH SAEFUDIN (A12020055)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

TAHUN AJARAN 2021\2022


LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA


NYERI AKUT PADA PASIEN POST OP ULKUS CORNEA DI RUANG RAHMAT
RSU
PURBOWANGI

Telah Disahkan :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing Lahan Mahasiswa

Rasmadi, S.Kep.Ns Hamzah Saefudin

Pembimbing Akademik

Cahyu Septiwi, M.Kep, Ph.D

DAFTAR ISI
Judul ……………………………………………………………………...

Halaman kosong ...................................................

Lembar Pengesahan …………………………………………….

Daftar Isi ………………………………………………………………..

Bab I ……………………………………………………………………....

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian Nyeri Akut Minimal 3 Definisi)
- Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas
ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan (SDKI, D.0077)
- Nyeri yang terjadi dengan segera atau waktu yang singkat (Dr. Pantja)
- Rasa nyeri yang terjadi secara mendadak dan dalam jangka waktu pendek,
biasanya beberapa jam atau hari (PrimayaHospital).

2. Etiologi
Faktor yang berhubungan\penyebab dari masalah keperawatan :
A. Agen pencedera fisiologis (inflamasi, iskemia, neoplasma)
B. Agen pencedera kimiawi (terbakar, bahan kimia iritan)
C. Agen pencedera fisik (abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat berat,
prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan

3. Batasan Karakteristik
Tanda dan gejala yang mendukung masalah keperawatan dan etiologi :
a. Gejala dan Tanda Mayor
* Subjektif * Objektif
- Mengeluh nyeri - Tampak meringis
- Bersikap protektif ( waspada, posisi menghindari nyeri
- Gelisah
- Frekuensi nadi meningkat
- Sulit tidur
b. Gejala dan Tanda Minor
* Subjektif * Objektif
- (tidak tersedia) - Tekanan darah meningkat
- Pola napas berubah
- Nafsu makan berubah
- Proses berfikir terganggu
- Menarik diri
- Berfokus pada diri sendiri
- Diaforesis
c. Kondisi Klinis Terkait
1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
4. Sindrom koroner akut
5. Glaukoma

4. Patofisiologi

Dapat digambarkan sebagai berikut :

Reseptor nyeri disebut nosiseptor. Nosiseptor mencakup ujung ujung saraf bebas yang
berespon terhadap berbagai rangsangan termasuk tekanan mekanis, deformasi, suhu yang
ekstrim, dan berbagai bahan kimia. Pada rangsangan yang intensif, reseptor-reseptor lain
misalnya badan Pacini dan Meissner juga mengirim informasi yang dipersepsikan sebagai
nyeri. Zat-zat kimia yang memperparah nyeri antara lain adalah histamin, bradikini,
serotonin, beberapa prostaglandin, ion kalium, dan ion hydrogen. Masing-masing zat tersebut
tertimbun di tempat cedera, hipoksia, atau kematian sel. Nyeri cepat (fast pain) disalurkan ke
korda spinalis oleh serat A delta, nyeri lambat (slow pain) disalurkan ke korda spinalis oleh
serat C lambat. Serat-serat C tampak mengeluarkan neurotransmitter substansi P sewaktu
bersinaps di korda spinalis. Setelah di korda spinalis, sebagian besar serat nyeri bersinaps di
neuron-neuron tanduk dorsal dari segmen. Namun, sebagian serat berjalan ke atas atau ke
bawah beberapa segmen di korda spinalis sebelum bersinaps. Setelah mengaktifkan sel-sel di
korda spinalis, informasi mengenai rangsangan nyeri dikirim oleh satu dari dua jaras ke otak -
traktus neospinotalamikus atau traktus paleospinotalamikus. Informasi yang di bawa ke korda
spinalis dalam serat-serat A delta di salurkan ke otak melalui serat-serat traktus
neospinotalamikus. Sebagian dari serat tersebut berakhir di reticular activating system dan
menyiagakan individu terhadap adanya nyeri, tetapi sebagian besar berjalan ke thalamus.

Dari thalamus, sinyal-sinyal dikirim ke korteks sensorik somatik tempat lokasi nyeri
ditentukan dengan pasti. 24 Informasi yang dibawa ke korda spinalis oleh serat-serat C, dan
sebagian oleh serat A delta, disalurkan ke otak melalui serat-serat traktus
paleospinotalamikus. Serat-serat ini berjalan ke daerah reticular dibatang otak, dan ke daerah
di mesensefalon yang disebut daerah grisea periakuaduktus. Serat- serat paleospinotalamikus
yang berjalan melalui daerah reticular berlanjut untuk mengaktifkan hipotalamus dan system
limbik. Nyeri yang di bawa dalam traktus paleospinotalamik memiliki lokalisasi difus dan
menyebabkan distress emosi berkaitan dengan nyeri.

5. Pathway

Trauma jaringan, infeksi, cedera

Kerusakan sel

Pelepasan mediator nyeri

Tekanan mekanisme, deformitas, suhu ekstrim

Merangsang reseptor nyeri

Dihantarkan serabut tipe A, dan serabut tipe C

Medulla spinalis

Sistem aktivasi retikular

Hipotalamus dan sistem limbik

Otak
Persepsi nyeri

Nyeri akut

6. Masalah Keperawatan Lain Yang Muncul


Tidak ada

7. Intervensi Keperawatan

Intervensi Keperawatan Rasionalisasi


Manajemen Nyeri (1400) 1. Untuk mengetahui dan
memonitor nyeri yang komprehensif
1. Lakukan pengkajian nyeri komprehènsif
komprehensif yang meliputi : lokasi, 2. Untuk mengetahui dan
karakteristik, kualitas, intensitas, atau memonitor adanya petunjuk
beratnya nyeri dan faktor pencetus nonverbal
2. Observasi adanya petunjuk nonverbal 3. Agar mengaplikasikan teknik
mengenai ketidaknyamanan terutama nonfarmakologi
pada mereka yang tidak dapat 4. Agar dievaluasi tentang nyeri
berkomunikasi secara efektif yang dialami pasien tersebut
3. Ajarkan penggunaan efektif
nonfarmakologi seperti : relaksasi,
distraksi, terapi musik, efikasi
panas/dingin, eksprosure, TENS, priure
4. Evaluasi pengalaman nyeri masa lalu,
kurangi faktor presipitasi nyeri

Pemberian Analgetik (2210) :

1. Tentukan lokasi, karakteristik,


kualitas, dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
2. Cek instruksi dokter tentang jenis
obat, dosis, dan frekuensi

Anda mungkin juga menyukai