Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PENELITIAN

EFEKTIFITAS YOGA TERHADAP PENINGKATAN


KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWA

Oleh:
(SRIARGIANTI AMIR)
NIDN; 1103038802

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK KALTARA
(2022/2023) GANJIL

1
2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tidur merupakan suatu proses yang sangat penting bagi manusia, karena ketika tidur
terjadi proses pemulihan yang bermanfaat memperbaiki kondisi seseorang pada keadaan
semula, yang tadinya mengalami kelelahan fisik maupun psiologis akan segar kembali.
Proses pemulihan yang mengalami hambatan dapat menyebabkan gangguan fungsi organ
sehingga tubuh tidak bisa bekerja dengan maksimal, yang mengakibatkan akan cepat lelah
dan mengalami masalah penurunan konsentrasi jika kurang tidur (Ulfiana, 2018). Salah
satu masalah gangguan tidur disebut dengan insomnia.
Angka kejadian insomnia di seluruh Dunia mencapai 67 % dari 1.508 orang Asia
Tenggara dan 7,3 % insomnia terjadi pada mahasiswa. Di Indonesia, angka insomnia
sekitar 67%, sedangkan sebanyak 55,8 % insomnia ringan dan 23,3 % mengalami
insomnia sedang (Fernando & Hidayat, 2020). Tahun 2030 diperkirakan jumlah orang
yang mengalami insomnia naik menjadi 41 juta orang atau 13, 82 % penduduk (Badan
pusat statistik, 2015). Menurut (WHO) World Health Organization mencatat pada tahun
2021 kurang lebih 18% penduduk Dunia pernah mengalami gangguan susah tidur
(Kemenkes RI, 2021)
Faktor penyebab insomnia pada mahasiswa disebabkan oleh beberapa faktor yang
pertama karena pengaturan pola tidur yang buruk dipicu dari penggunaan media
elektronik (televisi, gadget, dan lain sebagainya), selanjutnya penyakit migraine, nyeri,
gangguan psikologi, depresi, kafein, nikotin, dan rokok (Nasution, 2016). Pengaruh
perilaku merokok, konsumsi kafein dan aktivitas fisik terhadap tingkat insomnia dan
kualitas hidup menjadi salah satu pemicu terjadinya insomnia (Nurdin et al., 2018)
Insomnia sering kali dikaitkan dengan kondisi psikologis tubuh, terutama stress.
Karakteristik penderita insomnia ditandai dengan peningkatan tekanan psikologis
kognitif-emosional (seperti sering melamun, rasa obsesi, muncul rasa khawatir yang
berlebih) dan strategi penguasaan yang berorientasi emosi, mungkin muncul secara
abnormal dan berperan penting sebagai penyebab penyakit. Tidur yang cukup dan
berkualitas dapat menciptakan perasaan senang, stress berkurang yang dapat dikaitkan
dengan efek penghambatan dari sistem stres tubuh (Padmasree, 2013).

3
İnsomnia memiliki beberapa dampak pada seseorang diantaranya yaitu penurunan
daya tahan tubuh, mengakibatkan gangguan konsentrasi, penurunan kemampuan mental,
dan kreativitas untuk menggunakan data hapalan dan secara psikologis, cenderung
mengalami gangguan kestabilan emosional seperti lebih mudah marah, kecewa, lemah,
letih, sedih serta tidak bergairah, dan lesu (Prasadja, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Wijayaningsih & Hasanah, 2022)
menyatakan bahwa tehnik yoga Mindfulness dapat mengatasi insomnia pada mahasiswa.
Penelitian yang dilakukan oleh (Majid, 2016), dengan hasil menunjukan bahwa terdapat
perbedaan yang bermakna skor kualitas tidur responden antara sebelum dan sesudah
latihan yoga (p value 0,002) dan memiliki perbedaan yang terlihat dari rata-rata skor
kualitas tidur responden sebelum dan sesudah latihan yoga. Penelitian yang lain dilakukan
oleh (W & Putra, 2019), dengan hasil yang menunjukkan bahwa 66,6% lansia memiliki
kualitas tidur yang buruk sebelum yoga dan berubah setelah diberikan senam yoga
menunjukkan sekitar 77% memiliki kualitas tidur yang baik setelah yoga.
Mengacu pada hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa dengan memberikan senam
yoga menjadi salah satu cara dalam meningkatkan kualitas tidur pada berbagai umur dan
penderita ganguan pola tidur. Latihan yoga yang dilakukan mengombinasikan pergerakan
fisik, pernapasan, serta meditasi dapat membantu pikiran dan tubuh menjadi rileks,
melancarkan peredaran darah, mencegah depresi, mengurangi stres sehingga dapat
meningkatkan kualitas tidur.
Penelitian yang berfokus pada kesehatan mahasiswa terhadap masalah gangguan
kualitas tidur sampai saat ini di Kalimantan khususnya Kalimantan Utara belum banyak
dilakukan. Dengan demikian suatu penelitian yang berkaitan dengan masalah kesehatan
gangguan kualitas tidur pada mahasiswa telah dilakukan dengan intervensi senam yoga
terhadap peningkatan kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
yoga terhadap kualitas tidur pada mahasiswa.
.
B. TUJUAN

Untuk mengetahui pengaruh Efektifitas Yoga Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Pada
Mahasiswa

C. TARGET LUARAN
Target luaran dari hasil penelitian adalah publikasi jurnal terindex google schollar

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pola Tidur
1. Pengertian
Tidur merupakan keadaan terjadinya perubahan kesadaran atau ketidaksadaran
pada individu yang dapat dibangunkan. Sering diartikan juga sebagai periode istirahat
tubuh dan pikiran dimana sebagian fungsi-fungsi dihentikan. Tidur dideskripsikan
sebagai tingkah laku yang ditandai dengan keadaan tidak bergerak, sensitivitas
menurun namun tetap siaga terhadap rangsangan luar (Dorland, 2002 dalam Magfirah,
2016).

2. Fisiologi tidur
Tidur adalah suatu proses aktif, bukan sekedar hilangnya keadaan terjaga. Tingkat
aktivitas otak keselurahan tidak berkurang selama tidur. Selama tahap-tahap tertentu
tidur, penyerapan O2 oleh otak bahkan meningkat melebihi tingkat normal sewaktu
terjaga (Lauralee, 2016).

3. Tahapan tidur
Tidur terdiri atas dua tahap, yaitu tahap REM (rapid eye movement) dan tahap
NREM (Non rapid eye movement). Tahap REM dan NREM terjadi secara bergantian
sekitar 4-7 siklus dalam semalam (Siregar, 2011).
a. REM (Rapid Aye Movement)
Pada akhir tiap-tiap tidur Non-REM, terdapat episode tidur REM selama 10 hingga
15 menit. Pola EEG selama periode ini mendadak berubah seperti dalam keadaan
terjaga, meskipun anda masih lelap. Tahap ini rapid aye movement ditandai
dengan adanya gerakan bola mata yang cepat dan peningkatan aktivitas saraf
otonomi serta munculnya mimpi(Potter dan Perry, 2009).
b. NREM (Non Rapid Aye Movement)
Pada fase NREM atau fase dimana pergerakan bola mata tidak cepat, aktivitas
fisiologis tubuh akan menurun, seperti penurunan laju pernafasan, detak jantung,

5
penurunan tekanan darah dan jika periksa dengan EEG akan didapatkan
gelombang yang lebih lambat dengan amplitudo yang lebih besar.
Fase NREM sendiri terbagi menjadi 4 tahap:
1) Stadium 1
Pada tahap ini seseorang baru memasuki fase tidur yang termasuk dalam tahap
paling ringan dan berlangsung hanya beberapa menit.
2) Stadium 2
Tahap ini disebut juga periode tidur nyenyak, semakin rileks, mudah terjaga
dan ditandai dengan bola mata berhenti bergerak, serta fungsi tubuh yang terus
melambat, tahap ini berlangsung selama 10-20 menit.
3) Stadium 3
Tahap ini merupakan awal tidur nyenyak. Seseorang sulit dibangunkan bahkan
digerakkan, ditandai dengan otot yang menjadi rileks dan penurunan tanda-
tanda vital, namun tetap teratur, tahap ini berlangsung selama 15-30 menit
4) Stadium 4
Tahap ini merupakan tahap terdalam dari tidur seseorang sehingga sangat sulit
untuk dibangunkan.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur


a. Penyakit
b. Lingkungan
c. Kelelahan
d. Gaya hidup
e. Stress emosional
f. Stimulant dan alkohol
g. Medikasi
h. Motivasi
i. Nutrisi (Hidayat, dalam Wahab, 2017).

5. Manfaat tidur
Tidur yang adekuat kualitas dan kuantitasnya mempunyai banyak manfaat, antara
lain:
a. Pemulihan kognitif

6
Pemulihan aspek kognitif terjadi pada fase rapid eye movement (REM) dan tahap
empat fase non-rapid eye movement (Non-REM). Pada fase ini, terjadi perubahan
aliran darah serebral, peningkatan aktivitas kortikal, peningkatan konsumsi
oksigen, dan pelepasan epinephrin. Proses-proses tersebut dapat membantu
penyimpanan memori dan pembelajaran. Selama tidur otak menyaring informasi
yang disimpan tentang aktifitas hari tersebut.
b. Pemulihan fisiologis dan psikologis
Selain memperbaiki proses biologis secara rutin, tidur juga mengembalikan
kenormalan level aktivitas dan keseimbangan normal sistem saraf.
c. Sintesis protein dan sekresi hormon pertumbuhan
Kedua hal tersebut berguna dalam proses regenerasi sel.
d. Menjaga normalitas sistem imun
Hal ini terkait dengan adekuatnya produksi sel darah putih selama (Surjono dan
Hesti, 2015).

B. Konsep Yoga
1. Pengertian yoga
Secara etiomologi, kata yoga diturunkan dari kata yuj (sansekerta), yoke (Inggris),
yang berarti “penyatuan”. Yoga berarti penyatuan kesadaran manusia dengan sesuatu
yang lebih luhur, trasenden, lebih kekal dan ilahi. Menurut Panini, yoga diturunkan
dari akar sansekerta yuj yang memiliki tiga arti yang berbeda, yakni: penerapan
(samadhi yujyate), menghubungkan (yunakti), dan pengendalian (yojyanti). Namun
makna kunci yang biasa dipakai adalah “meditasi” (dhayana) dan penyatuan (yukti)
(Matius. 2010).

2. Manfaat senam yoga


Yoga memiliki manfaat pada kesehatan mental dan fisik yaitu meningkatkan
kesadaran tubuh, mengurangi stress, menyegarkan tubuh dengan menghilangkan
ketegangan otot, menenangkan pikiran dan tubuh baik pencegahan dan terapi,
mempertajam konsentrasi. Menurut Sindhu (2014), yoga memiliki manfaat baik jika
dilakukan rutin dan teratur yaitu:
a. Meningkatkan sirkulasi darah keseluruh sel tubuh dan otak.
b. Membentuk postur tubuh yang lebih tegap, serta otot yang lentur dan kuat.

7
c. Meningkatkan kapasitas paru-paru saat bernafas.
d. Membuang racun dari dalam tubuh (detoksifikasi).
e. Memahasiswakan sel-sel tubuh dan memperlambat penuaan.
f. Memurnikan ketegangan tubuh, pikiran, dan mental, serta membuatnya lebih kuat
saat menghadapi stress.
g. Memberikan kesempatan untuk merasakan relaksasi yang mendalam.
h. Meningkatkan kesadaran lingkungan
i. Meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk berfikir positif.

3. Teknik senam yoga untuk meningkatkan kualitas tidur pada mahasiswa


a. Gerakan pernafasan Pendinginan
1) Normal Breathing
Tutup mulut lidah ditekan kelangit-langit mulut lalu bernafas melalui hidung,
tutup mata menarik nafas dan hembuskan melalui hidung ulangi sebanyak 4
kali, saat menarik nafas hitungan lebih panjang. Hitung sebanyak 1 sampai 6
lalu setelah itu nafas sebanyak 4 kali hitungan.

2) Ujayi Breathing
Pernafasan dengan menyempitkan pita suara dan terdengar seperti suara air
laut yang terdengar halus. Manfaatnya yaitu untuk memaksimalkan nafas
masuk sampai ke otak dan dapat menyembuhkan masalah kesulitan tidur dan
mampu menambah keringat ketika melakukan yoga.

b. Gerakan inti

8
Gerakan yoga bertujuan membuat tubuh lebih rileks dan lebih mudah cepat
mengantuk, gerakan yang dilakukan antaralain:
1) Twisting pose
Posisi duduk nyaman tangan diputar kesebalah kiri dengan posisi kepala
mengarah kebelakang searah dengan tangan kanan kemudian hitung 1 sampai
5 sambil tarik nafas lalu buang nafas ulangi keposisi yang berlawanan.

2) Butterfly post
Posisi masih duduk santai dengan posisi telapak kaki bertemu dan pegang
telapak kaki kemudian goyang-goyangkan lalu hitung 1 sampai 5 kali untuk
mengatur nafas.

3) Deep stretch
Posisi duduk masih sama kemudian bawa tangannya kedepan kemudian siku
ditempel kearah lantai atau bisa juga bagian kepala kelantai, kemudian duduk
kembali dan bebaring lalu tekuk lutunya buka tangan sejajar dengan bahu
kemudian angkat kedua kaki, jatuhkan kesebelah kiri terlebih dahulu kemudian
bawa pandangan kearah sebaliknya dan tangan yang kiri mendorong kearah
lantai dan rasakan tarikannya. Lalu hitung 1 sampai 5 dengan mengatur nafas.

9
c. Gerakan pendinginan
1) Table pose
Pertama atur posisi berbentuk seperti meja dan buka jari-jari tangan kemudian
lakukan gerakan menundukkan kepala kearah dada dan posisi punggung
dibengkokkan kearah atas, lalu lakukan gerakan kepala mengarah ke depan
dengan posisi tulang punggung diarahkan melengkung ke dalam (lihat gambar
dibawah).

Langkah selanjutnya kaki diangkat secara bergantian kiri dan kanan dengan
menggunakan tangan sebagai penopang dan kaki yang tidak diangkat
difleksikan (lihat gambar dibawah)

Atur posisi tangan kanan dan tangan kiri diangkat secara bersamaan begitu
pula pada posisi sebaliknya (lihat gambar dibawah).

10
2) Child pose
Disebut juga sebagai gerakan istrihat dalam yoga, dengan cara
mempertemukan kedua ibu jari kaki, dorong bokong ke depan dan usahakan
bokong menempel di tumit (lihat gambar dibawah)

3) Downward Dog Pose


Posisi transisi atau pose disebut pose penetralisir bagi tubuh untuk menjadi
normal kembali dari kegiatan sebelumnnya. Gerakan ini dilakukan dengan cara
kaki dibuka dilebarkan sejajar dengan bahu dan tangan disejajarkan dengan
bahu, kemudian tumit dirapatkan di lantai. (lihat gambar dibawah).

Fajar Putra: PENYOGASTAR https://youtu.be/kBabbwNwPYM


https://youtu.be/IUURiICwmcc

C. Konsep Mahasiswa
1. Definisi
Menurut Santoso (2012), mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan
tinggi, baik universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di
perguruan tinggi dapat disebut sebagai mahasiswa. Makna dari mahasiswa pada
dasarnya tidak sesempit itu, terdaftar sebagai mahasiswa di Perguruan Tinggi atau
Universitas hanyalah sebagai syarat administratif menjadi seorang mahasiswa, tetapi
menjadi mahasiswa mengandung pengertian lebih luas dari sekedar masalah
administratif itu sendiri. Secara etimologis, mahasiswa terdiri dari dua kata, yaitu
“Maha” dan “Siswa”. Maha berarti sangat, amat dan besar, sedangkan Siswa berarti
murid atau Pelajar.

11
2. Peranan mahasiswa
Peranan mahasiswa menurut Faruq (2012), menyebutkan terdapat 3 peranan
mahasiswa, yaitu sebagai berikut:
a. Iron Stock
b. of Value
c. Agent of Change
d. Moral Force
e. Social control

BAB III

METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan Quasi
Experimental without control groub. Penelitian ini menggunakan satu kelompok yang
diberikan pre-test dan post-test tentang kualitas tidur serta intervensi penelitian yang
dilakukan dengan pemberian yoga.
Tabel 3.1

RI Pre-Test Intervensi Post-Test


Mahasiswa
Kelompok
01 X1 02
Intervensi
Keterangan :
RI : Kelompok intervensi
01 : Pre-test kelompok intervesi
02 : Post-test kelompok intervensi
XI : Intervensi
B. Variabel Penelitian
Berdasarkan pola dasar pemikiran variabel penelitian dan tinjauan kepustakaan, maka
secara garis besar hubungan keterikatan antara variabel dalam penelitian ini dapat
dijelaskan sebagai berikut:

Variabel Independent Variabel Dependent


1. -
Senam Yoga Kualitas Tidur
12
C. POPULASI DAN SAMPEL
1. Pengertian Populasi
Menurut Sugiyono (2017), Populasi adalah bagian dari wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
penelitian adalah semua mahasiswa keperawatan Politeknik Kaltara dengan jumlah
populasi 131 populasi.

2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini penarikan sampel
dilakukan secara tidak acak (Non probability sampling), yaitu dengan teknik total
sampling (Sugiyono, 2014). Dalam penentuan sampel penelitian memenuhi kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi sebagai berikut:
a. Kriteria inklusi
1) Mahasiswa dengan usia 18-24 tahun.
2) Mahasiswa perempuan dan laki-laki di Kampus keperawatan Politeknik
Kaltara.
3) Mahasiswa yang ingin mengikuti dan menjadi responden dan bersedia
mengikuti hingga akhir.
b. Kriteria eksklusi
1) Mahasiswa yang bukan mahasiswa dari kampus Politeknik Kaltara.
2) Responden yang tidak lengkap mengikuti 3 hari intervensi.
3) Mahasiswa laki-laki dan perempuan tingkat 2 dan 3.
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 33 sampel.

D. TEHNIK PENGUMPULAN DATA


Menurut Sugiyono (2012), teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mengumpulkan
data. Instrument penelitian dapat berupa kuesioner (daftar pertanyaan), formulir observasi,

13
formulir-formulir lain berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya. Dalam penelitian
ini kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data demografi/responden, dan pengukuran
kualitas tidur, SOP untuk yoga:
1. Kuesioner mengenai karakteristik responden
Kuesioner mengenai karakteristik responden terdiri dari usia, jenis kelamin.
2. SOP (Standard Operating Procedure ) yoga
SOP ini berisi tentang cara-cara melakukan yoga untuk mengatasi gangguan pola
tidur, terdiri dari 3 langkah dibagian pertama yaitu pendinginan 3 gerakan, kedua
gerakan inti 4 gerakan dan 7 gerakan yoga pendinginan setelah senam yoga.
3. Tahapan penelitian
a. Mengumpulkan semua responden
b. Menjelaskan tentang tujuan dari penelitian yang berhubungan dengan latihan
senam yoga dihari pertama pertemuan (pra-intervensi) dan menjelaskan langkah-
langkah senam yoga, kemudian responden diberikan pre-test.
c. Setelah responden diberikan pra-intervensi selama 1 kali pertemuan, kemudian
dihari kedua dilakukan intervensi selama tiga hari berturut-turut dengan durasi
pelaksanaan selama 30 menit.
d. Setelah dilakukan intervensi senam yoga selama 3 kali, responden diberikan post-
test.

E. ANALISA DATA
1. Analisa univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian. Bentuk, jenis analisis univariat tergantung dari jenis
datanya. Pada umumnya dalam analisis ini menghasilkan distribusi frekuensi dan
presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012).
2. Analisa bivariat
Apabila telah dilakukan analisa univariat akan diketahui karakteristik atau distribusi
setiap variabel, dan dapat dilanjutkan analisa bivariat. Analisa bivariat yang diduga
berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2012). Analisa data dalam penelitian ini
menggunakan Uji Mcnemar.

F. URAIAN TUGAS PENGUSUL


14
Ketua pengusul;
1. Pembuatan proposal
2. Pengumpulan data
3. Pelaksana intervensi
4. Analisis data dst
5. Pelaporan luaran wajib dan tambahan
Anggota 1;
1. Pengumpulan data
2. Analisis data dst

BAB IV

ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

A. Rekapitulasi Biaya

No Uraian Jumlah (Rp)


1 Honorarium 1.000.000
(maks 25% dari dana yang disetujui LPPM)
2 Alat Tulis Kantor 150.000
(maks 10% dari dana yang disetujui LPPM)
3 Bahan Habis Pakai 350.000
(at cost)
4 Sewa Alat/Instrumen -
(at cost)
7 Konsumsi 500.000
(maks 10% dari dana yang disetujui LPPM)
8 Lain-lain (at cost) -
Jumlah Biaya 2.000.000

15
B. JADWAL PENELITIAN
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Pembuatan proposal dan survey
2 Pengumpulan data
3 Tindakan intervensi
4 Menganalisis data
5 Menyusun laporan
6 Publikasi

16
DAFTAR PUSTAKA

Ayu, I., Praba, K., & Laksmi, C. (2022). Terapi Senam Yoga Untuk Meningkatkan Kualitas
Tidur Pada Lansia. 4(1), 47–54.

Caetano, P., Santaella, D. F., Almeida, V. D., Santos-silva, R., Tufik, S., & Arnaldo, C.
(2020). Complementary Therapies in Clinical Practice Yogic meditation improves
objective and subjective sleep quality of healthcare professionals. Complementary
Therapies in Clinical Practice, 40(May), 101204.
https://doi.org/10.1016/j.ctcp.2020.101204

Fernando, R., & Hidayat, R. (2020). JURNAL NERS Research & Learning in Nursing
Science HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN KEJADIAN
INSOMNIA PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI TAHUN 2020. 4(23), 83–89.

Khasanah, K., & Hidayati, W. (2012). Online di :


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing Kualitas Tidur Lansia Balai
Rehabilitasi Sosial “ MANDIRI ” Semarang Pendahuluan. 1, 189–196.

Majid, Y. A. (2016). Pengaruh Latihan Yoga Terhadap Kualitas Tidur Peserta Yoga Di
Jetset Fitness Center Palembang Tahun 2016. 4, 0–5.

Nasution, H. B. (2016). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI TERJADINYA


INSOMNIA PADA LANSIA DI SAMANHUDI KELURAHAN ESTATE KECAMATAN
BINJAI SELATAN TAHUN 2016 Factors that Influence the Happening of Insomnia in
Elderly in Samanhudi Estate Binjai South District in 2016 Dosen Akademi
Keperawatan Sehat Binjai. 1(2), 77–83.

Badan Pusat Statistik.. (2015).

Nopitasari, D., Sri, R., & Rahayu, R. (2018). Analysis of The Effect of Hatha Yoga on The
Quality of Sleep and Immune System Among The Students in Public Health
Postgraduate Program At UNNES. 3(1), 1–6.

Nurdin, M. A., Arsin, A. A., Thaha, R. M., Masyarakat, F. K., & Hasanuddin, U. (2018).
Kualitas Hidup Penderita Insomnia pada Mahasiswa Quality of Life of Patients with
Insomnia to Students. 128–138.
17
Padmasree, K. P. (2013). ScienceDirect Synthesis and characterization of barium ferrite –
silica nanocomposites. Materials Characterization, 84, 175–181.
https://doi.org/10.1016/j.matchar.2013.06.021

RI, Kesehatan. (2021). Profil kesehatan indonesia.

Setiawan D, Prasetyo H. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan untuk Mahasiswa


Kesehatan. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Singh, D. (2014). Evaluation and Comparison of Sleep Quality Among Medical and Yogic
Students – A Questionnaire Based Study. May.
https://doi.org/10.5455/njppp.2013.3.71-74

W, S. I., & Putra, R. A. (2019). Pengaruh Yoga Terhadap Kualitas Tidur Lansia (Elderly).
Jurnal Keterapian Fisik, 4(2), 78–84. https://doi.org/10.37341/jkf.v4i2.190

Wijayaningsih, A. D., & Hasanah, M. (2022). Efektivitas teknik mindfulness untuk


mengatasi insomnia pada mahasiswa. 10(1), 36–45.
https://doi.org/10.22219/jipt.v10i1.16086

18

Anda mungkin juga menyukai