Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN PEMENUHAN


KEBUTUHAN DASAR ISTIRAHAT DAN TIDUR
DI UGD ( UNIT GAWAT DARURAT)
RS TK.III.DR.R.SOEHARSONO (TPT) BANJARMASIN

Dosen Pembimbing :

Nurhayati,SST.,M.Tr.Kep

Oleh :

Nama : Regita Eka Cahyani

NIM : P07120220038

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2021
LEMBAR KONSUL

Nama : Regita Eka Cahyani


NIM : P07120220038
Prodi : Sarjana Terapan Keperawatan
Ruang : UGD ( Unit Gawat Darurat )

Hari/Tanggal Revisi Paraf CI


LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Regita Eka Cahyani


NIM : P07120220038
Judul : Laporan pendahuluan pada pasien Gangguan Kebutuhan Dasar Istirahat dan
Tidur di UGD RS TK.III Dr.R.Soeharsono Banjarmasin

Banjarmasin, November 2021

Mengetahui,

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

Kepala Ruangan
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR ISTIRAHAT DAN TIDUR DI
RUANG UGD ( UNIT GAWAT DARURAT )
RS TK.III. DR.R.SOEHARSONO BANJARMASIN

A.Konsep Pemenuhan Kebutuhan Dasar Istirahat Dan Tidur


1. Definisi istirahat tidur
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua
orang. (Wahit & Nurul, 2008) Istirahat dan tidur memiliki makna yang berbeda pada setiap
individu. Secara umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang, rileks, tanpa tekanan emosional
dan bebas dari perasaan gelisah. Dalam arti lain istirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas
sama sekali. Terkadang, berjalan-jalan di taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk
istirahat.
Sedangkan pengertian tidur merupakan suatu keadaan tidak sadarkan diri dimana persepsi
dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun/hilang dan dapat dibangunkan kembali dengan
indera atau rangsangan yang cukup (Guyton, dalam buku Haswita, 2017).
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yangmutlak harus dipenuhi olehsemua
orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup,tubuh baru dapat berfungsisecara optimal. Istirahat
dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda padasetiap individu. Secara umum,
Istirahat berarti suatu keadaan tenang,relaks,tanpatekanan emosional,dan bebas dari
perasaan gelisah. Jadi,beristirahat bukan berartitidak melakukan aktivitas sama sekali.
Terkadang,berjalan-jalan di taman juga bisadikatakan sebagai suatu bentuk istirahat.Sedangkan
Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksiindividu terhadap
lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitasfisik yang minimal,tingkat
kesadaran yang bervariasi,perubahan proses fsiologis tubuh,dan penurunan respons terhadap
stimulus eksternal. Hamper sepertiga dariwaktu kita,kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut
didasarkan pada keyakinan bahwatidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah
seharianberaktivitas,mengurangi stress dan kecemasan,serta dapat meningkatkankemampuan dan
konsenterasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari.
2.Fisiologi Tidur
Siklus tidur terjadi secara alami dan dikontrol oleh pusat tidur yaitu medulla, tepatnya di
RAS (Recticular Activating System) dan BSR (Bulbar Synchronizing Region). RAS terdiri dari
neuron-neuron di medulla oblongata, pons dan midbrain. Pusat ini terlibat dalam mempertahan
status bangun dan mempermudah beberapa tahap tidur. Perubahan-perubahan fisiologis dalam
tubuh terjadi selama tidur.
Ada dua teori tentang tidur :
Pasif : RAS di otak mengalami kelelahan sehingga menyebabkan tidak aktif.
Aktif : (Diterima sekarang) suatu bagian di otak yang menyebabkan tidur dihambat oleh bagian
lain. RAS dan BSR adalah pikiran aktif kemudian menekan pusat otak secara bergantian. RAS
berhubungan dengan status jaga tubuh dan menerima sensory input (pendengaran, penglihatan,
penghidupan, nyeri dan perabaan). Rangsangan sensory mempertahankan seseorang untuk
bangun dan waspada. Selama tidur tubuh menerima sedikit rangsangan dari korteks serebral
(Haswita, dkk, 2017).

3.Jenis Dan Tahapan Tidur


Tahapan tidur dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu Rapid Eye Movement
(REM) dan Non Rapid Eye Movement (NREM). Tidur yang normal melibatkan 2 fase yaitu:
Pergerakan mata yang tidak cepat NREM (Non Rapid Eye Movement) dan pergerakan mata
yang cepat REM (Rapid Eye Movement). Selama NREM seseorang yang tidur mengalami
kemajuan melalui 4 tahap yang memerlukan waktu kira-kira 90 menit selama siklus tidur.
Sedangkan, tidur tahapan REM merupakan fase pada akhir tiap siklus tidur 90 menit sebelum
tidur berakhir. Kondisi dari memori dan pemulihan psikologis terjadi pada waktu ini, faktor yang
berbeda dapat meningkatkan atau mengganggu tahapan siklus tidur yang berbeda.
a) Tidur Rapid Eye Movement (REM)
Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial yang
ditandai dengan mimpi yang bermacam-macam, otot- otot yang meregang, kecepatan
jantung dan pernafasan tidak teratur (sering lebih cepat), perubahan tekanan darah,
gerakan otot tidak teratur, gerakkan mata cepat, pembebasan steroid, sekresi lambung
meningkat dan ereksi penis pada pria. Saraf-saraf simpatetik bekerja selama tidur REM,
diperkirakan terjadi proses penyimpanan secara mental yang digunakan sebagai
pelajaran, adaptasi psikologis dan memori (Lehmann et al. 2016).
Periode pertama terjadi selama 80-100 menit, akan tetapi apabila kondisi orang
sangat lelah, maka awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada. Ciri-cirinya
sebagai berikut:
1. Biasanya disertai dengan mimpi aktif.
2. Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak gelombang lambat.
3. Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukkan inhibisi kuat
proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis.
4. Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak tertidur.
5. Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur
6. Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah
meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat dan metabolisme
meningkat.
7. Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan dalam
belajar, memori dan adaptasi (Haswita, dkk, 2017)

b) Tidur Non Rapid Eye Movement ( NREM)


Tahapan tidur NREM Tidur NREM ditandai dengan berkurangnya mimpi,
tekanan darah turun, kecepatan pernafasan turun, metabolisme turun dan gerakan mata
lambat. Masa NREM ini dibagi menjadi 4 tahap yang memerlukan waktu 90 menit siklus
tidur dan masing-masing tahap ditandai dengan pola gelombang otak. Tidur NREM atau
tidur gelombang lambat dikenal dengan tidur yang dalam, istirahat penuh, atau juga
dikenal tidur yang nyenyak. Pada tidur jenis ini, gelombang otak bergerak lebih lambat,
sehingga menyebabkan tidur tanpa mimpi. Tidur gelombang lambat disebut juga tidur
gelombang delta, dengan ciri-ciri; betulbetul istirahat penuh, tekanan darah menurun,
frekuensi nafas menurun, pergerakan bola mata melambat, mimpi berkurang, dan
metabolisme menurun.

1. NREM tahap 1. Tahap ini merupakan tahap antara bangun dan tahap awal tidur
dengan ciri sebagai berikut; rileks, masih sadar dengan lingkungan, merasa
mengantuk, bola mata bergerak dari samping kesamping, frekuensi nadi dan nafas
sedikit menurun, dapat bangun segera selama tahap ini berlangsung selama 5
menit. Memasuki tahap ini, gambaran EEG memperlihatkan gelombang beta yang
berfrekuensi tinggi dan bervoltase rendah (Hidayat, 2008).
2. Tahap 2. Tahap 2 merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun
dengan cirri sebagai berikut: mata pada umumnya menetap, denyut jantung dan
frekuensi nafas menurun, temperatur tubuh menurun, metabolisme menurun,
berlangsung pendek dan berakhir 10-15 menit dan gambaran EEG
memperlihatkan istirahat tenang pada gelombang alfa (Hidayat, 2008).
3. Tahap 3 merupakan tahap tidur dengan cirri denyut nadi dan frekuensi nafas dan
proses tubuh lainnya lambat, disebabkan oleh adanya dominasi sistem saraf
parasimpatis, sulit untuk bangun dan gambaran EEG memperlihatkan tidur ringan
karena terjadi perlambatan gelombang alfa ke jenis teta atau delta yang bervoltase
rendah (Hidayat, 2008).
4. Tahap 4. Tahap 4 merupakan tahap tidur dalam dengan ciri kecepatan jantung dan
pernafasan menurun, jarang bergerak dan sulit dibangunkan, gerak bola mata
cepat, sekresi lambung menurun, tonus otot menurun dan gambaran EEG
memperlihatkan tidur nyenyak karena gelombang lambat dengan gelombang delta
bervoltase tinggi dengan kecepatan 1-2 per detik ( Hidayat,2008).

4.Fungsi Tidur
Fungsi Dan Tujuan Tidur Fungsi tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapi diyakini
bahwa tidur dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, kesehatan,
mengurangi stress pada paru, kardiovaskuler, endokrin dan lain-lain. Energi disimpan selama
tidur, sehingga dapat diarahkan kembali pada fungsi selular yang penting. Secara umum terdapat
dua efek fisiologis dari tidur, yang pertama, efek dari system saraf yang diperkirakan dapat
memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara berbagai susunan saraf dan yang
kedua yaitu pada efek struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi dalam organ
tubuh karena selama tidur terjadi penurunan. (Haswita, dkk, 2017).
a) Hidup lebih sehat dan awet muda
Menurut Lawrence Epstein MD, penulis buku “The Harvard medical school guide to
a good night sleep”, semakin lama semakin terlihat adanya hubungan erat antara tidur dan
kesehatan tubuh. Ternyata saat kita tidur, tekanan darah dan detak jantung biasanya berada di
titik terendah. Bila kurang tidur, tekanan darah kita akan cenderung naik. Hubungan antara
hipertensi dan lama tidur seseorang dapat menjelaskan hasil penelitian lain yang mengaitkan
kurang tidur dengan risiko terkena serangan jantung, diabetes, naiknya berat badan dan
penyakit penyakit lain. Kurang tidur juga terbukti dapat menurunkan system kekebalan
tubuh.
b) Memperindah Wajah Dan Tubuh
Kurang tidur akan merubah metabolism tubuh dan mempercepat proses penuaan,
anda semua yang merasa kurang tidur pasti merasakannya, kalau kurang tidur pasti
wajah Nampak kusut dan sebaliknya Ketika anda tidur dengan rileks maka akan
memperindah wajah dan tubuh anda.

c) Menjauhi Stress
Tak dipungkiri lagi, ketika anda tidur maka masalah-masalah yang anda pikirkan
sejenak menghilang. Sedangkan orang yang mengalami insomnia memproduksi
hormon stress yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak.

d) Mencerdaskan Otak
Kurang tidur menimbulkan efek kognitif dan fisik mirip dengan orang yang minum
alkohol. Kondisi orang yang tidak tidur terus-menerus selama 17jam sama seperti
orang yang kadar alkohol dalam darahnya 0,05%, ini sama dengan minum dua gelas
alkohol dalam satu jam. Orang yang sulit tidur biasanya telat bangun, ritme ini akan
membuat masalah dengan proses kognitif seseorang, seperti menjadi pelupa dan sulit
berkonsentrasi. Artinya anda akan menjadi sedikit lebih bodoh setiap kali kurang
tidur.

e) Tubuh Menjadi Ideal


Tidur menjadi point penting untuk mendukung program diet. Kurang tidur akan
menurunkan metabolisme tubuh sehingga nafsu makan meningkat.

5.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tidur


a) Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memrlukan waku tidur lebih banyak dari normal.
Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur.
Misalnya pada pasien dengan gagguan pernapasan seperti asma, bronkitis, penyakit
kardiosvaskular,dan pnyakit persarafan.
b). Lingkungan
Pasien yang biasanya tidur dalam lingkungan tenang dan nyaman, kemudian terjadi
perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.
C. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap
bangun dan waspada menahan kantuk.
d. Kelelahan
Kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.
e). Kecemasan
Pada keadaan cemas seorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga
mengganggu tidurnya.
f). Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alcohol dapat
mengakibatkan insomania dan lekasa marah.
g. Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidut antara lain:
 Diuretik : Menyebabkan insomnia Antidepresan : Menyupresi REM
 Kafein : Meningkatkan saraf simpais
 Beta-bloker : Menimbulkan insomnia
 Narkotika : Menyupresi REM
h. Nutrisi
Makanan yang banyak mengandung L-Triptofan yang merupakan asam amino dari
protein yang dicerna seperti keju,susu, daging dan ikan tuna dapat mempercepat
terjadinya proses.
6.Macam-Macam Gangguan Tidur
a) Insomnia
Pengertian insomnia mencakup banyak hal. Insomnia dapat berupa kesulitan untuk tidur atau
kesulitan untuk tetap tidur, bahkan seseoranng yang terbangun dari tidur tapi merasa belum
cukup tidur dapat di sebut mengalami insomnia (japardi 2002). Jadi insomnia merupakan ketidak
mampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas. Insomnia
bukan berarti seseorang tidak dapat tidur/kurang tidur karena orang yang menderita insomnia
sering dapat tidur lebih lama dari yang mereka pikirkan, tetapi kualitasnya berkurang. Jenis
insomnia yaitu :
1. Insomnia insial adalah ketidak mampuan seseorang untuk dapat memulai Tidur
2. Insomnia intermiten adalah ketidak mampuan seseorang untuk dapat mempertahankan
tidur atau keadaan sering terjaga dari tidur.
3. Insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi. Beberapa
faktor yang menyebabkan seseorang mengalami insomnia yaitu rasa nyeri, kecemasan,
ketakutan, tekanan jiwa kondisi, dan kondisi yang tidak menunjang untuk tidur.
c) Somnambulisme
Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya otomatis dan
semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, duduk di tempat tidur, menabrak
kursi, berjalan kaki dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan dalam beberapa menit
dankembali tidur (Japardi 2002). Lebih banyak terjadi pada anak-anak, penderita
mempunyai resikoterjadinya cidera.
d) Parasomnia
Menurut Ruslan Mukctar (2009) dalam jurnal kebutuh istirahat dan tidur. Parasomnia
adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang tidur.
Gangguan ini umum terjadi pada anak-anak. Beberapa turunan parasomnia antara lain
sering terjaga (contih: tidur berjalan, night terror ), gangguan transisi bangun-tidur
(contoh: mengigau), parasomnia yang terkait dengan tidur REM (contoh: mimpi buruk),
dan lainnya.
e) Hipersomnia
Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berkelebihan terutama
pada siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti kerusakan
sistem saraf, gangguan pada hati atau ginjal, atau karena gangguan metabolisme (contoh:
hipertiroidisme). Pada kondisi tertentu, hipersomnia dapat digunakan sebagai
mekanuntuk menghindari tanggung jawabpada siang hari.
f) Apnea saat tidur
Apnea saat tidur atau sleep apnea adalah kondisi terhentinya nafas secara periodik pada
saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang mengorok dengan keras, sering
terjaga di malam hari, insomnia, mengatup berlebihan pada siang hari, sakit kepala
disiang hari, iritabilitas, atau mengalami perubahan psikologis seperti hipertensi atau
aritmia jantung.
g) Enuresis
Enuresis adalah kencing yang tidak di sengaja (mengompol) terjadi pada anakanak,
remaja dan paling banyak pada laki-laki, penyebab secara pasti belum jelas, namun ada
bebrapa faktor yang menyebabkan Enuresis seperti gangguan pada bladder, stres, dan
toilet training yang kaku.
h) Narkolepsi
Merupakan suatu kondisi yang di cirikan oleh keinginan yang tak terkendali untuk tidur,
dapat dikatakan pula bahwa Narkolepsi serangan mengantuk yang mendadak sehingga ia
dapat tertidur pada setiap saat di mana serangn mengantuk tersebut datang. Penyebabnya
secara pasti belum jelas, tetapi di duga terjadi akibat kerusakan genetika sistem saraf
pusat di mana periode REM tidak dapat di kendalikan. Serangan narkolepsi dapat
menimbulkan bahaya bila terjadi pada waktu mengendarai kendaraan, pekerja yang
bekerja pada alat-alatyang berputar-putar atau berada di tepi jurang.
i) Mendengkur
Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut.
Amandel yang membengkak dan Adenoid dapat menjadi faktor yang turut menyebabkan
mendengkur. Pangkal lidah yang menyumbat saluran nafas pada lansia. Otot-otot
dibagian belakang mulut mengendur lalu bergetar bila dilewati udara pernafasan.

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan pada: waktu tidur, jumlah jam
tidur, kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan tidur, sering bangun pada saat tidur,
apakah maengalami mimpi yang mengancam.
b. Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari: apakah merasa segar saat bangun, apa
yang terjadi jika kurang tidur.
C. Adakah alat bantu tidur: apa yang anda lakukan sebelum tidur, apakah menggunakan
obat-obatan untuk tidur.
d. Lama tidur dalam sehari.
e. Pemeriksaan fisik : wajah, adanya lingkungan hitam disekitar mata, mata sayu dan
kongjungtiva merah, dada.
f. Pemeriksaan fisik
Mengidentifikasi faktor yang memengaruhi masalah tidur. Faktor yang menyebabkan
gangguan tidur bermacam-macam. Biasanya pasien dapat mengidentifikasi penyebab
masalah.
g. Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan diagnostik merupakan hal penting dalam perawatan klien di rumah sakit.
Dimana validitas dari hasil pemeriksaan diagnostik sangat ditentukan oleh bahan
pemeriksaan, persiapan klien, alat, dan bahan yang digunakan serta pemeriksaan sendiri.

2. Diagnosa keperawatan
a.Gangguan pola tidur berhubungan dengan kerusakan transfer oksigen,
gangguanmetabolisme,kerusakan eliminasi, pengaruh obat, imobilisasi, lingkungan yang
mengganggu.nyeri pada kaki, takut operasi.
b. Cemas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk tidur, henti nafas saat tidur, dan
ketidak mampuan mengawasi prilaku.
c.Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.
d. Gangguan ukaran gas berhubungan henti nafas saat tidur
e. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangn tidur hipersomia.
f. Potensial cidera berhubungan dengan Semnambolisme.

3. Intervensi
Perencanaan keperawataan berhubungan dengan cara untuk mempertahan kan kebutuhan
istirahat dan tidur dalam batas normal.
Rencana Tindakan :
a) Lakukan identifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur.
b) Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal yang dapat mengganggu tidur.
c) Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika diperlukan.
e) Tingkatkan aktivitas pada siang hari
f) Coba untuk memicu tidur
g) kurangi potensial cedera selama tidur.

4. Implementasi
Dalam implementasi, tindakan yang dilakukan berdasarkan rencana tindakan di
intervensi. Tindakan dapat berupa tindakan keperawatan mandiri seperti monitoring,
kolaborasi dan edukasi Jika masalah yang dialami klien berupa masalah psikis yang yang
menyangkut jiwa klien, tindakan dapat berupa menyarankan klien untuk konsultasi
kepada psikolog atau konsultan.
Tindakan keparawatan pada orang dewasa :
1. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur.
a. Bila terjadi pada pasien rawat inap, masalah tidur dihubungkan dengan lingkungan
rumah sakit, maka :
 Libatkan pasien dalam pembuatan jadwal aktivitas
 Berikan obat analgrsik sesuai aturan
 Berikan linngkungan yang suportif
 Jelaskan dan berikan dukungan pada pasien agar tidak takut akan cemas.
b. Bila faktor Insomnia maka
 Anjurkan pasien memakan makanan yang berprotein tinggi sebelum tidur
 Anjurkan pasien tidur pada waktu sama dan hindari tidur pada waktu siang dan
sore hari Anjurkan pasien tidur saat mengantuk.
 Anjurkan pasien mennghindari kegiatan yang membangkitkan minat sebelum
tidur.
 Anjurkan pasien menggunakan teknik pelepasan otot serta meditasi sebelum tidur.
c. Bila terjadi somabulisme, maka :
 Berikan rasa aman pada diri pasien
 Bekerjasama dengan diazepam dalam tindakan pengobatan.
 Cegah timbulnya cidera.
d. Bila terjadi enuresa, maka :
 Anjurkan pasien mengurangi minum beberapa jam sebelum tidur.
 Anjurkan pasien melakukan pengosongan kandungan kemih sebelum tidur.
 Bangunkan pasien pada malam hari untuk buang air kecil.
e. Bila terjadi Narkolepsi, maka :
 Berikan obat kelompok Amfetamin /Metilfenidat hidroklorida (ritalin) untuk
mengendalikan narkolepsi.
2. Mengurangi distraksi lingkungan dan hal yang mengganggu tidur
 Tutup pintu kamar pasien
 Pasang Kelambu/garden tempat tidur
 Matikan pesawat telapon
 Bunyikan musik yang lembut
 Redupkan atau matikan lampu
 Kurangi jumlah stimulus
 Tempatkan pasien dengan kawan sekamar yang cocok
3. Meningkatkan aktivitas pada siang hari :
 Buat jadwal aktivitas yang dapat menolong pasien
 Usahakan pasien tidak tidur pada siang hari
 Membuat Pasien untuk memicu tidur
 Anjurkan pasien mandi sebelum tidur
 Anjurkan pasien minum susu hangat Anjurkan pasien membaca buku
 Anjurkan pasien menonton televisi
 Anjurkan pasien menggosok gigi sebelum tidur
 Anjurkan pasien membersihkan muka sebelum tidur
 Anjurkan pasien membersuihkan tempat tidur .

4. Mengurangi potensial cedera sebelum tidur


 Gunakan cahaya lampu malam
 Posisikan tempat tidur yang rendah
 Letakkan bel dekat pasien.
 Ajarkan pasien untuk meminta bantuan
 Gantungkan selang Drainase di tempat tidur dan cara memindahkannya bila
pasien memekainnya.

5. Memberi pendidikan kesehatan dan rujukan


 Ajarkan rutinitas jadwal tidur di rumah
 Ajarkan pentingkan latihan reguler = 1/2 jam.
 Penerangan tentang efek samping obat hipnotik
 Lakukan rujukan segera bila gangguan tidur kronis.
6.Tindakan keperawatan Pada Anak
1) Masa Neonatus dan bayi
 Beri sprai kering dan tebal untuk menutupi perlak
 .Hindarkan pemberian bantal yang terlalu banyak.
 Atur suhu ruangan menjadi 18°C-21°C pada malam dan 15,5°C.-18°C
pada siang Berikan cahaya lampu yang lembut.
 Yakinkan bayi merasa nyaman dan kering.
 Berikan aktivitas yang tenang sebelum menidurkan bayi.
2) Masa Anak
 Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.
 Tempel jadwal tidur.
5. Evaluasi
Setelah tindakan selesai dalam jangka waktu yang sudah ditentukan, maka diadakan
evaluasi yang di tinjau antara kriteria hasil dan data yang kita peroleh baik dari data subyektif
maupun data obyektif. Evaluasi berisi tentang hasil Asuhan Keperawatan, apakah tujuan tercapai
keseluruhan, tujuan tercapai sebagian, atau bahakan tujuan tidak tercapai.
DAFTAR FUSTAKA

http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/352/3/15%20BAB%20II.pdf

https://id.scribd.com/doc/14391158/Konsep-Istirahat-Dan-Tidur

http://eprints.umm.ac.id/40927/3/jiptummpp-gdl-jauharotul-47514-3-bab2.pdf

NANDA International.2018.Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2018-


2020.Jakarta: EGC

SRI Rejeki, Sri Yuniarsih,Aeda Ernawati (2007) Jurnal Persepsi perawat dan pasien
tentang kebutuhan istirahat dan tidur.

Wijayanti Ajeng Tyas.(2017) Hubungan Antara Kualitas Tidur.Fakultas Ilmu Kesehatan

Riyadi,S., & Widuri, H.(2015).Kebutuhan Dasar Manusia Aktivitas Istirahat Diagnosa


NANDA.Yogyakarta : Gosyen Publishing

Anda mungkin juga menyukai