Anda di halaman 1dari 39

TAHAP PERKEMBANGAN

MENTAL & PERUBAHAN


STATUS KESEHATAN
By :
Ns. Revi Yulia., M. Kep
Pengantar......

 Pertumbuhan merujuk pada perubahan-perubahan kuantitatif, yaitu


peningkatan dalam ukuran dan struktur yang lebih cenderung menunjuk pada
kemajuan fisik atau pertumbuhan tubuh yang melaju pada titik optimum dan
kemudian menurun menuju keruntuhannya.
 Kematangan merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir,
timbul dan bersatu dgn pembawaannya serta turut mengatur pula
perkembangan tingkah laku individu. Kematangan mula-mula merupakan hasil
dari adanya perubahan-perubahan tertentu dan penyesuaian struktur pada diri
individu, seperti adanya kematangan jaringan-jaringan tubuh, saraf dan kelenjar-
kelenjar yang disebut dengan kematangan biologis. Kematangan pada aspek
psikis, meliputi keadaanberpikir, rasa, kemauan.
 Perubahan yang terjadi dalam perkembangan dapat dibagi kepada empat
bentuk, yaitu perubahan dalam ukuran besarnya, dalam proporsinya, hilangnya
bentuk atau ciri- ciri lama, timbul atau lahirnya bentuk atau ciri-ciri baru.
Ciri Pertumbuhan & Perkembangan

▶ Perubahan dalam aspek fisik dan psikis


▶ Perubahan dalam proporsi
▶ Lenyapnya tanda-tanda yang lama
▶ Diperoleh tanda-tanda baru
Tahap-Tahap Tumbuh Kembang Manusia

1. Neonatus (lahir – 28 hari)


 Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk
dikembangkan sesuai keinginan.
 Implikasi keperawatan : membantu orang tua untuk mengidentifikasi dan
menemukan kebutuhan yang tidak ditemukan.
Bayi (1 bulan – 1 tahun)

 Bayi usia 1-3 bulan :


 mengangkat kepala
 mengikuti obyek dengan mata
 melihat dengan tersenyum
 bereaksi terhadap suara atau bunyi
 mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman,
pendengaran dan kontak
 menahan barang yang dipegangnya
 mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
Bayi usia 3-6 bulan :

• mengangkat kepala sampai 900


• mengangkat dada dengan bertopang tangan
• belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar
jangkauannya
• menaruh benda-benda di mulutnya,
• berusaha memperluas lapang pandang
• tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
• mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
Bayi 6-9 bulan :

 Duduk tanpa dibantu tengkurap dan berbalik


sendiri
 Merangkak meraih benda atau mendekati seseorang memindahkan
benda dari satu tangan ke tangan yang lain memegang benda kecil
dengan ibu jari dan jari telunjuk bergembira dengan melempar
benda-benda mengeluarkan kata-kata tanpa arti
 Mengenal muka anggota keluarga dan takut pada orang lain
 Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan
Bayi 9-12 bulan :

 berdiri sendiri tanpa dibantu berjalan dengan dituntun menirukan


suara
 mengulang bunyi yang didengarnya belajar menyatakan satu atau dua kata
 mengerti perintah sederhana atau larangan
 minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya
 ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya berpartisipasi dalam
permainan
 Implikasi keperawatan : mengontrol lingkungan sekitar bayi sehingga kebutuhan
perkembangan fisik dan psikologis bayi dapat terpenuhi.
3. Todler (1-3 tahun)

 peningkatan kemampuan psikososial dan perkembangan motorik


Anak

usia 12-18 bulan :

 mulai mampu berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling


rumah menyusun 2 atau 3 kotak
 dapat mengatakan 5-10 kata
 memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
Anak usia 18-24 bulan :

 menunjuk mata dan hidungnya menyusun dua kata


 mampu naik turun tangga menyusun 6 kotak
 belajar makan sendiri
 menggambar garis di kertas atau pasir
 mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang
air kecil
 menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh
orang yang lebih besar
 memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-
main dengan mereka
Anak usia 2-3 tahun :

 anak belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki


 membuat jembatan dengan 3 kotak
 mampu menyusun kalimat
 mempergunakan kata-kata saya
 Bertanya
 mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya
 menggambar lingkaran
 bermain dengan anak lain
 menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya
 Implikasi keperawatan : keamanan sangat penting. Strategi untuk
mencegah risiko keselamatan harus dilakukan secara seimbang agar
perkembangan anak tetap optimal.
4. Pre sekolah (3-6 tahun)

 Dunia pre sekolah berkembang. Selama bermain, anak mencoba


pengalaman baru dan peran sosial. Pertumbuhan fisik lebih lambat.

Anak usia 3-4 tahun:


 berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga berjalan pada
jari kaki
 belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri menggambar garis
silang
 menggambar orang (hanya kepala dan badan)
 mengenal 2 atau 3 warna
Anak usia 3-4 tahun

 bicara dengan baik


 bertanya bagaimana anak dilahirkan mendengarkan cerita-cerita
 bermain dengan anak lain
 menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya dapat melaksanakan
tugas-tugas sederhana.
Anak usia 4-5 tahun :

 mampu melompat dan menari


 menggambar orang terdiri dari kepala, lengan dan badan dapat menghitung
jari-jarinya
 mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita minat kepada kata baru
dan artinya
 memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya membedakan besar dan kecil
 menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa.
Anak usia 6 tahun:

• Ketangkasan meningkat
• Melompat tali
• Bermain sepeda
• Menguraikan objek-objek dengan gambar
• Mengetahui kanan dan kiri
• Memperlihatkan tempertantrum
• Mungkin menentang dan tidak sopan
 Implikasi keperawatan : beri kesempatan untuk bermain dan berinteraksi
sosial
Usia sekolah (6-12 tahun)

Kelompok teman sebaya mempengaruhi perilaku anak. Perkembangan fisik, kognitif dan sosial
meningkat. Anak meningkatkan kemampuan komunikasi.

Anak usia 6-7 tahun :


 Membaca seperti mesin
 Mengulangi tiga angka mengurut ke belakang
 Membaca waktu untuk seperempat jam
 Anak wanita bermain dengan wanita
 Anak laki-laki bermain dengan laki-laki
 Cemas terhadap kegagalan
 Kadang malu atau sedih
 Peningkatan minat pada bidang spiritual
Anak usia 8-9 tahun:

 Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat


 Menggunakan alat-alat seperti palu
 Peralatan rumah tangga
 Ketrampilan lebih individual
 Ingin terlibat dalam segala sesuatu
 Menyukai kelompok dan mode
 Mencari teman secara aktif
Anak usia 10-12 tahun:

• Pertambahan tinggi badan lambat


• Pertambahan berat badan cepat
• Perubahan tubuh yang berhubungan dengan pubertas mungkin tampak
• Mampu melakukan aktivitas seperti mencuci dan menjemur pakaian sendiri
• Memasak, menggergaji, mengecat
• Menggambar, senang menulis surat atau catatan tertentu
• Membaca untuk kesenangan atau tujuan tertentu
• Teman sebaya dan orang tua penting
• Mulai tertarik dengan lawan jenis
• Sangat tertarik pada bacaan, ilmu pengetahuan
 Implikasi keperawatan : memberikan waktu dan energi agar anak dapat mengejar hoby dan
aktivitas sekolah. Mengakui dan mendukung prestasi anak.
6. Remaja (12-18/20 tahun)

 Konsep diri berubah sesuai dengan perkembangan biologi Mencoba nilai-nilai


yang berlaku
 Pertambahan maksimum pada tinggi, berat badan Stres meningkat terutama
saat terjadi konflik
 Anak wanita mulai mendapat haid, tampak lebih gemuk
 Berbicara lama di telepon, suasana hati berubah-ubah (emosi labil),
kesukaan seksual mulai terlihat
 menyesuaikan diri dengan standar kelompok
 anak laki-laki lebih menyukai olahraga, anak wanita suka bicara tentang
pakaian, make-up
Lanjutan…

 hubungan anak-orang tua mencapai titik terendah, mulai melepaskan diri


dari orang tua
 takut ditolak oleh teman sebaya
 Pada akhir masa remaja : mencapai maturitas fisik, mengejar karir, identitas
seksual terbentuk, lebih nyaman dengan diri sendiri, kelompok sebaya kurang
begitu penting, emosi lebih terkontrol, membentuk hubungan yang menetap.
Implikasi keperawatan: bantu remaja untuk mengembangkan kemampuan
koping atau strategi mengatasi konflik.
Perubahan-perubahan yang berkaitan
dengan kejiwaan pada remaja
▶ Perubahan emosi : Sensitif atau peka, Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap
gangguan atau rangsangan luar yang mempengaruhinya, Ada kecenderungan tidak
patuh pada orang tua, dan lebih senang pergi bersama dengan temannya daripada tinggal
di rumah.
▶ Perkembangan intelegensia : Cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak,
suka memberikan kritik; Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul
perilaku ingin mencoba-coba.
 Perubahan fisik yang cepat dan terjadi secara berkelanjutan pada remaja menyebabkan
para remaja sadar dan lebih sensitif terhadap bentuk tubuhnya dan mencoba
membandingkan dengan teman-teman sebaya. Jika perubahan tidak berlangsung
secara lancar maka berpengaruh terhadap perkembangan psikis dan emosi anak,
bahkan terkadang timbul ansietas, terutama pada anak perempuan bila tidak
dipersiapkan untuk menghadapinya. Sebaliknya pada orangtua keadaan ini dapat
menimbulkan konflik bila proses anak menjadi dewasa ini tidak dipahami dengan baik.
7. Dewasa muda (20-40 tahun)

 Gaya hidup personal berkembang.


 Membina hubungan dengan orang lain
 ada komitmen dan kompetensi
 membuat keputusan tentang karir, pernikahan dan peran sebagai orang tua
 Individu berusaha mencapai dan menguasai dunia, kebiasaan berpikir
rasional meningkat
 pengalaman pendidikan, pengalaman hidup dan kesempatan dalam
pekerjaan meningkat.
Implikasi keperawatan : menerima gaya hidup yang mereka pilih, membantu
dalam penyesuaian diri, menerima komitmen dan kompetensi mereka, dukung
perubahan yang penting untuk kesehatan.
8. Dewasa menengah (40-65 tahun)

 Gaya hidup mulai berubah karena perubahan-perubahan yang lain, seperti anak
meninggalkan rumah
 anak-anaknya telah tumbuh dewasa dan mulai meninggalkan rumah
 dapat terjadi perubahan fisik seperti muncul rambut uban, garis lipatan pada
muka, dan lain-lain
 waktu untuk bersama lebih banyak
 Istri menopause, pria ingin merasakan kehidupan seks dengan cara menikah lagi
(dangerous age).
Implikasi keperawatan: bantu individu membuat perencanaan sebagai antisipasi
terhadap perubahan hidup, untuk menerima faktor-faktor risiko yang berhubungan
dengan kesehatan dan fokuskan perhatian individu pada kekuatan, bukan pada
kelemahan.
9. Dewasa tua

 Young-old (tua-muda), 65-74 tahun : beradaptasi dengan masa pensiun


(penurunan penghasilan), beradaptasi dengan perubahan fisik, dapat
berkembang penyakit kronik.

Implikasi keperawatan: bantu individu untuk menjaga aktivitas fisik dan


sosialnya, mempertahankan interaksi dengan kelompok sebayanya.
b. Middle-old (tua-menengah), 75-84
tahun
 diperlukan adaptasi terhadap penurunan kecepatan dalam pergerakan,
kemampuan sensori dan peningkatan ketergantungan terhadap orang lain.

Implikasi keperawatan: bantu individu untuk menghadapi kehilangan


(pendengaran, penglihatan, kematian orang tercinta).
c. Old-old (tua-tua), 85 tahun keatas

 terjadi peningkatan gangguan kesehatan fisik.

 Implikasi keperawatan : bantu individu dalam perawatan diri dan


mempertahankan kemampuan mandirinya jika memungkinkan
Teori Perkembangan Psikoseksual
(Sigmund Freud)
a. Tahap oral-sensori (lahir sampai usia 12 bulan)
karakteristik :
• aktivitas melibatkan mulut (sumber utama kenyamanan)
• Perasaan dependen (bergantung pada orang lain)
• Individu yang terfiksasi --- kesulitan mempercayai orang lain, menunjukkan
perilaku seperti menggigit kuku, mengunyah permen karet, merokok,
menyalahgunakan obat, minum alkohol, makan terlalu banyak, overdependen.

Implikasi : prosedur pemberian makan sebaiknya memberikan kenyamanan dan


keamanan.
b. Tahap anal-muskular (usia 1-3 tahun/toddler)

Karakteristik :
 Organ anus dan rectum merupakan sumber kenyamanan
 Masa “toilet training” --- dapat terjadi konflik
 Mengotori adalah aktivitas yang umum
 Gangguan pada tahap ini dapat menimbulkan kepribadian obsesif- kompulsif
seperti keras kepala, kikir, kejam dan tempertantrum

Implikasi : “toilet training” sebaiknya adalah sebagai pengalaman yang


menyenangkan, pujian yang tepat dapat menimbulkan kepribadian yang
kreatif dan produktif
c. Tahap falik (3-6 tahun/pra sekolah)

Karakteristik :
 Organ genital sebagai sumber kenyamanan
 Masturbasi dimulai dan keingintahuan seksual menjadi terbukti
 Dapat mengalami kompleks Oedipus atau kompleks Elektra
 Hambatan pada tahap ini dapat menyebabkan kesulitan dalam indentitas
seksual dan bermasalah dengan otoritas, ekspresi malu, dan takut.

Implikasi : mengembangkan identitas seksual. Anak sebaiknya mengenali


hubungan dengan orang lain di luar anggota keluarga.
d. Tahap latensi (6-12 tahun/masa sekolah)

Karakteristik :
 energi digunakan untuk aktivitas fisik dan intelektual
 Ini adalah periode tenang, dimana kegiatan sexual tidak muncul (tidur).
 Anak mungkin terikat dalam aktivitas erogenus (perasaan erotik) dengan
teman sebaya yang sama jenis kelaminnya.
 Penggunaan koping dan mekanisme pertahanan diri muncul pada waktu
ini Konflik yang tidak diatasi pada masa ini dapat menyebabkan obsesif
dan kurang motivasi diri.
Implikasi : anjurkan anak mencari aktivitas fisik dan intelektual
e. Genital (13 tahun keatas/pubertas atau remaja sampai dewasa)

Karakteristik :
 genital menjadi pusat dari tekanan dan kesenangan seksual
 Produksi hormon seksual menstimulasi perkembangan heteroseksual
 Energi ditujukan untuk mencapai hubungan seksual yang matur
 Pada awal fase sering terjadi emosi yang belum matang, kemudian mulai
berkembang kemampuan untuk menerima dan memberi cinta

Implikasi : anjurkan untuk mandiri, dapat membuat keputusan sendiri dan


berpisah dengan kedua orang tua
Perkembangan Reproduksi (Pubertas)

Pubertas terjadi sebagai akibat peningkatan sekresi gonadotropin


releasing hormone (GnRH) dari hipotalamus, diikuti oleh perubahan
sistem endokrin yg kompleks yg melibatkan sistem umpan balik negatif dan
positif. Selanjutnya, diikuti dgn timbulnya tanda-tanda seks sekunder,
pacu tumbuh, & kesiapan utk reproduksi.
 Pada saat remaja atau pubertas, inhibisi/hambatan SSP terhadap
hipotalamus menghilang sehingga hipotalamus mengeluarkan GnRH
akibat sensitivitas gonadalstat. Peningkatan GnRH (usia sktr 6 thn) akan
berikatan dengan reseptor di hipofisis sehingga sel-sel gonadotrop akan
mengeluarkan luteneizing hormone (LH) dan follicle stimulating
hormone (FSH). Hal ini terlihat dengan terdapatnya peningkatan sekresi
LH 1-2 tahun sebelum awitan pubertas. Sekresi LH yang pulsatil terus
berlanjut sampai awal pubertas.
Tahap perkembangan pubertas anak
pada perempuan menurut Tanner
Masalah Kesehatan pada Anak

Mudah terinfeksi → daya tahan tubuh yg masih dlm proses


pembentukan, contoh : flu, ISPA
Diare → pola makan yg belum teratur, serta kebiasaan bermain dgn
hal2 yg kotor
Demam → daya tahan tubuh yg kurang, fisiologi tubuh yg belum
sempurnah → sehingga mekanisme homeostatis di dlm tubuh mudah
terganggu
Kurang Gizi → anak cenderung memiliki pola makan yg kurang baik
Masalah Kesehatan pada Dewasa

Pada usia dewasa perubahan satatus kesehatan banyak didominasi oleh


masalah yg terkait pola hidup yg tdk sehat, faktor stress antara lain :
 Obesitas
 Diabetes melitus
 Hipertensi
Masalah Kesehatan pada Lansia

▶ Pada lansia perubahan satatus kesehatan banyak didominasi oleh masalah


terkait penurunan fisiologis sistem di dlm tubuh antara lain :
▶ Osteoporosis
▶ Reumatoid Arthritis
▶ Hipertensi
▶ Gout
APLIKASI KONSEP TUMBUH KEMBANG
DALAM KEPERAWATAN
▶Teori perkembangan hanya menjelaskan satu aspek --- perawat perlu
mengaplikasikan beberapa teori perkembangan utk memahami tumbuh
kembang klien saat melakukan pengkajian maupun implementasi tindakan
keperawatan
▶Tiap-tiap individu berbeda dan tidak mudah utk disamakan antara
individu yg satu dgn yg lain terhdp tugas-tugas perkembangannya.
▶ Teori-teori tumbuh kembang bermanfaat untuk pengkajian, mengetahui
tingkatan perilaku klien, & memberikan intervensi keperawatan
▶ Konsep pertumbuhan & perkembangan manusia ini dpt dijadikan sebagai
dasar dlm mempelajari konsep tumbuh kembang pada berbagai usia

Anda mungkin juga menyukai