Anda di halaman 1dari 63

Konsep Pertumbuhan dan

Perkembangan Manusia

Yulita Nurma, S.Kep, Ns


1

Tujuan instruksional khusus


Setelah proses pembelajaran, mahasiswa mampu :
Menjelaskan definisi pertumbuhan dan
perkembangan
Menjelaskan ciri-ciri tumbuh kembang
Menyebutkan dan menjelaskan prinsip-prinsip
tumbuh kembang
Menyebutkan dan menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang
Menyebutkan dan menjelaskan tahap-tahap
tumbuh kembang manusia
Menyebutkan dan menjelaskan teori-teori tumbuh
kembang
Menjelaskan aplikasi konsep tumbuh kembang
dalam keperawatan
2

Definisi pertumbuhan dan perkembangan


Pertumbuhan :
perubahan fisik
peningkatan jumlah sel
ukuran
kuantitatif
tinggi badan, berat badan, ukuran tulang, gigi
pola bervariasi
Perkembangan :
kualitatif
maturation
sistematis, progresif dan berkesinambungan
3

Ciri-ciri tumbuh kembang


perubahan dalam aspek fisik dan psikis
perubahan dalam proporsi
Lenyapnya tanda-tanda yang lama
Diperoleh tanda-tanda baru
4

Prinsip-prinsip tumbuh kembang


proses yang teratur, berurutan, rapi
dan kontinyu --- maturasi,
lingkungan dan faktor genetik
pola yang sama, konsisten dan
kronologis, dapat diprediksi
variasi waktu muncul (onset), lama,
dan efek dari tiap tahapan tukemb
mempunyai ciri khas
5

Never ending process --seumur


hidup dan meliputi seluruh aspek
Cephalocaudal
Proximodistal
hal yang unik -- setiap individu
cenderung mencapai potensi
maksimum perkembangannya
Tugas perkembangan

perkembangan suatu aspek dapat


dipercepat atau diperlambat
perkembangan aspek-aspek tertentu
berjalan sejajar atau berkorelasi
dengan aspek lainnya
perkembangan terjadi dalam tempo
yang berlainan

Faktor-faktor yang mempengaruhi


tumbuh kembang
1. Faktor genetik
faktor keturunan -- masa konsepsi
bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang
kehidupan
menentukan beberapa karakteristik seperti jenis
kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan
fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan
psikologis seperti temperamen
Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat
berinteraksi dengan lingkungan secara positif
sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
8

2. Faktor eksternal / lingkungan


mempengaruhi individu setiap hari
mulai konsepsi sampai akhir
hayatnya, dan sangat menentukan
tercapai atau tidaknya potensi
bawaan
faktor eksternal yang cukup baik akan
memungkinkan tercapainya potensi
bawaan, sedangkan yang kurang
baik akan menghambatnya
9

a. Keluarga

nilai, kepercayaan, adat istiadat, dan pola interaksi


dan komunikasi.
Fungsi :bertahan hidup, rasa aman,
perkembangan emosi dan sosial, penjelasan
mengenai masyarakat dan dunia, dan membantu
mempelajari peran dan perilaku
b. Kelompok teman sebaya
lingkungan yang baru dan berbeda, memberi pola
dan struktur yang berbeda dalam interaksi dan
komunikasi, dan memerlukan gaya perilaku yang
berbeda.
fungsi: belajar kesuksesan dan kegagalan,
memvalidasi dan menantang pemikiran dan
perasaan, mendapatkan penerimaan, dukungan
dan penolakan sebagai manusia unik yang
merupakan bagian dari keluarga; dan untuk
mencapai tujuan kelompok dengan memenuhi
kebutuhan dan harapan.
kdk2-anis_dkkd'07
10

c. Pengalaman hidup
pengalaman hidup dan proses pembelajaran

membiarkan individu berkembang dengan


mengaplikasikan apa yang telah dipelajari
Tahapan proses pembelajaran
mengenali kebutuhan
penguasaan ketrampilan
menjalankan tugas
integrasi ke dalam seluruh fungsi
mengembangkan penampilan perilaku yang
efektif.
kdk2-anis_dkkd'07

11

d. Kesehatan
Tingkat kesehatan --- respon individu terhadap
lingkungan dan respon orang lain pada individu
Kesehatan prenatal (sebelum bayi lahir)
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
dari fetal (janin)
Nutrisi adekuat
Keseimbangan antara istirahat, tidur dan olahraga
Kondisi sakit --- ketidakmampuan untuk
melaksanakan tugas-tugas perkembangan --tumbuh kembang terganggu
e. Lingkungan tempat tinggal
: Musim, iklim, kehidupan sehari-hari dan status
sosial ekonomi
12

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

1. Neonatus (lahir 28 hari)


Pada tahap ini, perkembangan
neonatus sangat memungkinkan
untuk dikembangkan sesuai
keinginan.
Implikasi keperawatan : membantu
orang tua untuk mengidentifikasi dan
menemukan kebutuhan yang tidak
ditemukan.
13

2. Bayi (1 bulan 1 tahun)


Bayi usia 1-3 bulan :
mengangkat kepala
mengikuti obyek dengan mata
melihat dengan tersenyum
bereaksi terhadap suara atau bunyi
mengenal ibunya dengan penglihatan,
penciuman, pendengaran dan kontak
menahan barang yang dipegangnya
mengoceh spontan atau bereaksi dengan
mengoceh

14

Bayi usia 3-6 bulan :


mengangkat kepala sampai 90
mengangkat dada dengan bertopang
tangan
belajar meraih benda-benda yang ada
dalam jangkauannya atau diluar
jangkauannya
menaruh benda-benda di mulutnya,
berusaha memperluas lapang pandang
tertawa dan menjerit karena gembira bila
diajak bermain
mulai berusaha mencari benda-benda
yang hilang
15

Bayi 6-9 bulan :


duduk tanpa dibantu
tengkurap dan berbalik sendiri
merangkak meraih benda atau mendekati
seseorang
memindahkan benda dari satu tangan ke tangan
yang lain
memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari
telunjuk
bergembira dengan melempar benda-benda
mengeluarkan kata-kata tanpa arti
mengenal muka anggota keluarga dan takut pada
orang lain
mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk
tangan
16

Bayi 9-12 bulan :


berdiri sendiri tanpa dibantu
berjalan dengan dituntun
menirukan suara
mengulang bunyi yang didengarnya
belajar menyatakan satu atau dua kata
mengerti perintah sederhana atau larangan
minat yang besar dalam mengeksplorasi
sekitarnya
ingin menyentuh apa saja dan memasukkan
benda-benda ke mulutnya
berpartisipasi dalam permainan
Implikasi keperawatan : mengontrol lingkungan
sekitar bayi sehingga kebutuhan perkembangan
fisik dan psikologis bayi dapat terpenuhi.
17

3. Todler (1-3 tahun)


peningkatan kemampuan psikososial dan
perkembangan motorik
Anak usia 12-18 bulan :
mulai mampu berjalan dan mengeksplorasi
rumah serta sekeliling rumah
menyusun 2 atau 3 kotak
dapat mengatakan 5-10 kata
memperlihatkan rasa cemburu dan rasa
bersaing

18

Anak usia 18-24 bulan :


mampu naik turun tangga
menyusun 6 kotak
menunjuk mata dan hidungnya
menyusun dua kata
belajar makan sendiri
menggambar garis di kertas atau pasir
mulai belajar mengontrol buang air besar
dan buang air kecil
menaruh minat kepada apa yang
dikerjakan oleh orang yang lebih besar
memperlihatkan minat kepada anak lain
dan bermain-main dengan mereka
19

Anak usia 2-3 tahun :


anak belajar meloncat, memanjat, melompat
dengan satu kaki
membuat jembatan dengan 3 kotak
mampu menyusun kalimat
mempergunakan kata-kata saya
Bertanya
mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya
menggambar lingkaran
bermain dengan anak lain
menyadari adanya lingkungan lain di luar
keluarganya
Implikasi keperawatan : keamanan sangat
penting. Strategi untuk mencegah risiko
keselamatan harus dilakukan secara seimbang
agar perkembangan anak tetap optimal.
20

4. Pre sekolah (3-6 tahun)


Dunia pre sekolah berkembang. Selama bermain, anak
mencoba pengalaman baru dan peran sosial. Pertumbuhan
fisik lebih lambat.
Anak usia 3-4 tahun:
berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga
berjalan pada jari kaki
belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
menggambar garis silang
menggambar orang (hanya kepala dan badan)
mengenal 2 atau 3 warna
bicara dengan baik
bertanya bagaimana anak dilahirkan
mendengarkan cerita-cerita
bermain dengan anak lain
menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya
dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana.

21

Anak usia 4-5 tahun :


mampu melompat dan menari
menggambar orang terdiri dari kepala,
lengan dan badan
dapat menghitung jari-jarinya
mendengar dan mengulang hal-hal
penting dan cerita
minat kepada kata baru dan artinya
memprotes bila dilarang apa yang
diinginkannya
membedakan besar dan kecil
menaruh minat kepada aktivitas orang
dewasa.
22

Anak usia 6 tahun:


ketangkasan meningkat
melompat tali
bermain sepeda
menguraikan objek-objek dengan gambar
mengetahui kanan dan kiri
memperlihatkan tempertantrum
mungkin menentang dan tidak sopan
Implikasi keperawatan : beri kesempatan
untuk bermain dan berinteraksi sosial
23

5. Usia sekolah (6-12 tahun)


Kelompok teman sebaya mempengaruhi perilaku
anak. Perkembangan fisik, kognitif dan sosial
meningkat. Anak meningkatkan kemampuan
komunikasi.
Anak usia 6-7 tahun :
membaca seperti mesin
mengulangi tiga angka mengurut ke belakang
membaca waktu untuk seperempat jam
anak wanita bermain dengan wanita
anak laki-laki bermain dengan laki-laki
cemas terhadap kegagalan
kadang malu atau sedih
peningkatan minat pada bidang spiritual
24

Anak usia 8-9 tahun:


kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik
meningkat
menggunakan alat-alat seperti palu
peralatan rumah tangga
ketrampilan lebih individual
ingin terlibat dalam segala sesuatu
menyukai kelompok dan mode
mencari teman secara aktif

25

Anak usia 10-12 tahun:


pertambahan tinggi badan lambat
pertambahan berat badan cepat
perubahan tubuh yang berhubungan dengan pubertas
mungkin tampak
mampu melakukan aktivitas seperti mencuci dan menjemur
pakaian sendiri
memasak, menggergaji, mengecat
menggambar, senang menulis surat atau catatan tertentu
membaca untuk kesenangan atau tujuan tertentu
teman sebaya dan orang tua penting
mulai tertarik dengan lawan jenis
sangat tertarik pada bacaan, ilmu pengetahuan

Implikasi keperawatan : memberikan waktu dan energi


agar anak dapat mengejar hoby dan aktivitas sekolah.
Mengakui dan mendukung prestasi anak.

26

6. Remaja (12-18/20 tahun)


Konsep diri berubah sesuai dengan
perkembangan biologi
Mencoba nilai-nilai yang berlaku
Pertambahan maksimum pada tinggi,berat badan
Stres meningkat terutama saat terjadi konflik
Anak wanita mulai mendapat haid, tampak lebih
gemuk
Berbicara lama di telepon, suasana hati berubahubah (emosi labil), kesukaan seksual mulai terlihat
menyesuaikan diri dengan standar kelompok
anak laki-laki lebih menyukai olahraga, anak
wanita suka bicara tentang pakaian, make-up
hubungan anak-orang tua mencapai titik terendah,
mulai melepaskan diri dari orang tua
takut ditolak oleh teman sebaya
27

Pada akhir masa remaja : mencapai


maturitas fisik, mengejar karir, identitas
seksual terbentuk, lebih nyaman dengan
diri sendiri, kelompok sebaya kurang begitu
penting, emosi lebih terkontrol, membentuk
hubungan yang menetap.
Implikasi keperawatan: bantu remaja
untuk mengembangkan kemampuan
koping atau strategi mengatasi konflik.

28

7. Dewasa muda (20-40 tahun)


Gaya hidup personal berkembang.
Membina hubungan dengan orang lain
ada komitmen dan kompetensi
membuat keputusan tentang karir, pernikahan dan
peran sebagai orang tua
Individu berusaha mencapai dan menguasai
dunia, kebiasaan berpikir rasional meningkat
pengalaman pendidikan, pengalaman hidup dan
kesempatan dalam pekerjaan meningkat.
Implikasi keperawatan : menerima gaya hidup
yang mereka pilih, membantu dalam penyesuaian
diri, menerima komitmen dan kompetensi mereka,
dukung perubahan yang penting untuk kesehatan.
29

8. Dewasa menengah (40-65 tahun)


Gaya hidup mulai berubah karena perubahanperubahan yang lain, seperti anak meninggalkan
rumah
anak-anaknya telah tumbuh dewasa dan mulai
meninggalkan rumah
dapat terjadi perubahan fisik seperti muncul rambut
uban, garis lipatan pada muka, dan lain-lain
waktu untuk bersama lebih banyak
Istri menopause, pria ingin merasakan kehidupan
seks dengan cara menikah lagi (dangerous age).
Implikasi keperawatan: bantu individu membuat
perencanaan sebagai antisipasi terhadap
perubahan hidup, untuk menerima faktor-faktor
risiko yang berhubungan dengan kesehatan dan
fokuskan perhatian individu pada kekuatan, bukan
pada kelemahan.
30

9. Dewasa tua
a. Young-old (tua-muda), 65-74 tahun :
beradaptasi dengan masa pensiun
(penurunan penghasilan),
beradaptasi dengan perubahan fisik,
dapat berkembang penyakit kronik.
Implikasi keperawatan: bantu individu
untuk menjaga aktivitas fisik dan
sosialnya, mempertahankan interaksi
dengan kelompok sebayanya.
31

b. Middle-old (tua-menengah), 75-84 tahun :


diperlukan adaptasi terhadap penurunan
kecepatan dalam pergerakan, kemampuan
sensori dan peningkatan ketergantungan
terhadap orang lain.
Implikasi keperawatan: bantu individu
untuk menghadapi kehilangan
(pendengaran, penglihatan, kematian
orang tercinta).

32

c. Old-old (tua-tua), 85 tahun


keatas : terjadi peningkatan
gangguan kesehatan fisik.
Implikasi keperawatan : bantu
individu dalam perawatan diri dan
mempertahankan kemampuan
mandirinya jika memungkinkan

33

Any Question????

34

Materi Seminar
Teori perkembangan biofisik
Teori psikoanalitk / psikososial
Teori perkembangan kognitif
Teori perkembangan moral

35

SEMOGA SUKSES
36

Teori-teori tumbuh kembang


Development task theory (Robert
Havighurst) --- 6 stages
1. Infancy & Early Childhood (masa bayi
dan kanak-kanak awal)
Belajar berjalan, mengambil makanan padat
Belajar bicara
Belajar mengontrol eliminasi (urin & fekal)
Belajar tentang perbedaan jenis kelamin
Membentuk konsep-konsep sederhana
mengenai kenyataan sosial dan fisik
Belajar membedakan mana yang benar dan
mana yang salah, mengembangkan hati nurani
Belajar mengadakan hubungan emosi
37

2. Middle childhood (masa sekolah)


Membangun perilaku yang sehat
Belajar ketrampilan fisik yang diperlukan untuk
permainan-permainan yang luar biasa
Belajar bergaul dengan teman sebaya
Belajar peran sosial terkait dengan maskulinitas
dan feminitas
Mengembangkan ketrampilan dasar seperti
membaca, menulis dan berhitung
Mengembangkan konsep-konsep yang
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari
Membangun moralitas, hati nurani dan nilai-nilai
Pencapaian kemandirian
Membangun perilaku dalam kelompok sosial
maupun institusi (sekolah)
38

3. Adolescence (remaja )

Membina hubungan baru yang lebih dewasa dengan teman


sebaya baik laki maupun perempuan
Pencapaian peran sosial maskulinitas atau feminitas
Pencapaian kemandirian emosi dari orang tua, orang lain
Pencapaian kemandirian dalam mengatur keuangan
Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan secara efektif
Memilih dan mempersiapkan pekerjaan
Mempersiapkan pernikahan dan kehidupan keluarga
Membangun ketrampilan dan konsep-konsep intelektual
yang perlu bagi warga negara
Pencapaian tanggungjawab sosial
Memperolah nilai-nilai dan system etik sebagai penuntun
dalam berperilaku

39

4. Early Adulthood (dewasa muda)


Memilih pasangan
Belajar hidup bersama orang lain sebagai
pasangan
Mulai berkeluarga
Membesarkan anak
Mengatur rumah tangga
Mulai bekerja
Mendapat tanggungjawab sebagai warga
negara
Menemukan kelompok sosial yang cocok

40

5. Middle-age (dewasa lanjut)


Mendapat tanggungjawab sosial dan sebagai
warga negara
Membangun dan mempertahankan standard
ekonomi keluarga
Membimbing anak dan remaja untuk menjadi
dewasa yang bertanggungjawab dan
menyenangkan
Mengembangkan kegiatan-kegiatan di waktu
luang
Membina hubungan dengan pasangannya
sebagai individu
Mengalami dan menyesuaikan diri dengan
beberapa perubahan fisik
Menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai
orang tua yang bertambah tua
41

6. Later maturity (usia lanjut)


Menyesuaikan diri dengan penurunan
kekuatan fisik dan kesehatan
Menyesuaikan diri dengan situasi pensiun
dan penghasilan yang semakin berkurang
Menyesuaikan diri dengan keadaan
kehilangan pasangan (suami/istri)
Membina hubungan dengan teman
sesama usia lanjut
Melakukan pertemuan-pertemuan sosial
Membangun kepuasan kehidupan
Kesiapan menghadapi kematian
42

Teori Perkembangan Psikoseksual


(Sigmund Freud)
a. Tahap oral-sensori (lahir sampai usia 12 bulan)
karakteristik :
aktivitas melibatkan mulut
(sumber utama kenyamanan)
Perasaan dependen (bergantung pada orang lain)
Individu yang terfiksasi --- kesulitan mempercayai
orang lain, menunjukkan perilaku seperti
menggigit kuku, mengunyah permen karet,
merokok, menyalahgunakan obat, minum alkohol,
makan terlalu banyak, overdependen.
Implikasi : prosedur pemberian makan sebaiknya
memberikan kenyamanan dan keamanan.
43

b. Tahap anal-muskular (usia 1-3 tahun / toddler)


Karakteristik :
Organ anus dan rectum merupakan sumber
kenyamanan
Masa toilet training --- dapat terjadi konflik
Mengotori adalah aktivitas yang umum
Gangguan pada tahap ini dapat menimbulkan
kepribadian obsesif-kompulsif seperti keras
kepala, kikir, kejam dan tempertantrum
Implikasi : toilet training sebaiknya adalah
sebagai pengalaman yang menyenangkan, pujian
yang tepat dapat menimbulkan kepribadian yang
kreatif dan produktif
44

c. Tahap falik (3-6 tahun / pra sekolah)


Karakteristik :
Organ genital sebagai sumber kenyamanan
Masturbasi dimulai dan keingintahuan seksual
menjadi terbukti
Dapat mengalami kompleks Oedipus atau
kompleks Elektra
Hambatan pada tahap ini dapat menyebabkan
kesulitan dalam indentitas seksual dan
bermasalah dengan otoritas, ekspresi malu, dan
takut.
Implikasi : mengembangkan identitas seksual.
Anak sebaiknya mengenali hubungan dengan
orang lain di luar anggota keluarga.
45

d. Tahap latensi (6-12 tahun / masa sekolah)


Karakteristik :
energi digunakan untuk aktivitas fisik dan
intelektual
Ini adalah periode tenang, dimana kegiatan sexual
tidak muncul (tidur).
Anak mungkin terikat dalam aktivitas erogenus
(perasaan erotik) dengan teman sebaya yang
sama jenis kelaminnya.
Penggunaan koping dan mekanisme pertahanan
diri muncul pada waktu ini
Konflik yang tidak diatasi pada masa ini dapat
menyebabkan obsesif dan kurang motivasi diri.
Implikasi : anjurkan anak mencari aktivitas fisik
dan intelektual
46

e. Genital (13 tahun keatas / pubertas atau remaja


sampai dewasa)
Karakteristik :
genital menjadi pusat dari tekanan dan
kesenangan seksual
Produksi hormon seksual menstimulasi
perkembangan heteroseksual
Energi ditujukan untuk mencapai hubungan
seksual yang matur
Pada awal fase sering terjadi emosi yang belum
matang, kemudian mulai berkembang
kemampuan untuk menerima dan memberi cinta
Implikasi : anjurkan untuk mandiri, dapat
membuat keputusan sendiri dan berpisah dengan
kedua orang tua
47

Teori perkembangan Psikososial


(Erik H Erickson )
a. Trust vs mistrust -- bayi (lahir 12 bulan)
Indikator positif : belajar percaya pada orang lain
Indikator negatif : tidak percaya, menarik diri dari
lingkungan masyarakat, pengasingan.
Pemenuhan kepuasan untuk makan dan
mengisap, rasa hangat dan nyaman, cinta dan
rasa aman ---- menghasilkan kepercayaan.
Pada saat kebutuhan dasar tidak terpenuhi secara
adekuat --- bayi menjadi curiga, penuh rasa takut,
dan tidak percaya. Hal ini ditandai dengan perilaku
makan, tidur dan eliminasi yang buruk.

48

b. Otonomi vs ragu-ragu dan malu (autonomy vs


shame & doubt) -- todler (1-3 tahun)
Indikator positif : kontrol diri tanpa kehilangan
harga diri
Indikator negatif : terpaksa membatasi diri atau
terpaksa mengalah
Anak mulai mengembangkan kemandirian
membuka dan memakai baju, berjalan,
mengambil, makan sendiri, dan ke toilet. Mulai
terbentuk kontrol diri.
Jika kemandirian todler tidak didukung oleh orang
tua, mungkin anak memiliki kepribadian yang
ragu-ragu
jika anak dibuat merasa buruk pada saat
melakukan kegagalan, anak akan menjadi
pemalu.
49

c. Inisiatif vs merasa bersalah (initiative vs guilt) -- pra sekolah (


3-6 tahun)
Indikator positif : mempelajari tingkat ketegasan dan tujuan
mempengaruhi lingkungan. Mulai mengevaluasi kebiasaan
(perilaku) diri sendiri.
Indikator negatif : kurang percaya diri, pesimis, takut salah.
Pembatasan dan kontrol yang berlebihan terhadap aktivitas
pribadi
Inisiatif, mencoba hal-hal baru, perilaku kuat, imajinatif dan
intrusif, perkembangan perasaan bersalah dan identifikasi
dengan orang tua yang berjenis kelamin sama.
Pembatasan --- mencegah anak dari perkembangan inisiatif.
Rasa bersalah mungkin muncul pada saat melakukan
aktivitas yang berlawanan dengan orang tua.
Anak perlu belajar untuk memulai aktivitas tanpa merusak
hak-hak orang lain.

50

d. Industri vs inferior (industry vs inferiority) -- usia sekolah (612 tahun)


Indikator positif : mulai kreatif, berkembang, manipulasi.
Membangun rasa bersaing dan ketekunan.
Indikator negatif : hilang harapan, merasa cukup, menarik
diri dari sekolah dan teman sebaya.
Anak mendapatkan pengenalan melalui demonstrasi
ketrampilan dan produksi benda-benda serta
mengembangkan harga diri melalui pencapaian
Anak dipengaruhi oleh guru dan sekolah.
Perasaan inferior --- terjadi pada saat orang dewasa
memandang usaha anak untuk belajar bagaimana sesuatu
bekerja melalui menipulasi adalah sesuatu yang bodoh atau
merupakan masalah.
Perasaaan inferior --- ketidaksuksesan di sekolah,
ketidaksuksesan dalam perkembangan ketrampilan fisik dan
mencari teman.

51

e. Identitas vs bingung peran (identity vs role


confusion) -- remaja (12 - 18 tahun)
Indikator positif : menghubungkan sesuatu dengan
perasaan diri, merencanakan aktualisasi diri
Indikator negatif : kebingungan, ragu-ragu, dan
tidak mampu menemukan identitas diri
Individu mengembangkan penyatuan rasa diri
sendiri.
Teman sebaya mempunyai pengaruh yang kuat
terhadap perilaku.
Kegagalan untuk mengembangkan rasa identitas
--- kebingungan peran, yang sering muncul dari
perasaan tidak adekuat, isolasi dan keraguraguan.
52

f. Intimasi vs isolasi (intimacy vs isolation)


dewasa muda (18-25 sampai 45 tahun)
indikator positif : berhubungan intim dengan
orang lain. Mempunyai komitmen dalam bekerja
dan berhubungan dengan orang lain.
Indikator negatif : menghindari suatu hubungan,
komitmen gaya hidup atau karir
Individu mengembangkan kedekatan dan berbagi
hubungan dengan orang lain, yang mungkin
termasuk pasangan seksual.
Ketidakpastian individu mengenai diri sendiri
akan mempunyai kesulitan mengembangkan
keintiman.
Seseorang tidak bersedia atau tidak mampu
berbagi mengenai diri sendiri, akan merasa
sendiri.
53

g. Generativitas vs stagnasi atau absorpsi diri


dewasa tengah (45 65 tahun)
indikator positif : kreatifitas, produktivitas dan
perhatian dengan orang lain
indikator negatif : perhatian terhadap diri sendiri,
kurang merasa nyaman
Orang dewasa --- bimbingan untuk generasi
selanjutnya, mengekspresikan kepedulian pada
dunia di masa yang akan datang
Absorpsi diri orang dewasa akan direnungkan
dengan kesejahteraan pribadi dan peningkatan
materi
Perenungan diri sendiri mengarah pada stagnasi
kehidupan.
54

h. Integritas ego vs putus asa -- dewasa akhir (65


tahun keatas)
indikator positif : penerimaan kehidupan pribadi
sebagai sesuatu yang berharga dan unik. Siap
menerima kematian
indikator negatif : perasaan kehilangan, jijik
terhadap orang lain.
Masa lansia dapat melihat ke belakang dengan
rasa puas dan penerimaan hidup dan kematian
Resolusi (pencapaian) yang tidak berhasil dalam
krisis ini bisa menghasilkan perasaan putus asa
karena individu melihat kehidupan sebagai bagian
dari ketidakberuntungan, kekecewaan dan
kegagalan.
55

Teori perkembangan Kognitif Piaget (1952)


a. fase sensorimotor (lahir 2 tahun)
tahap 1 : Penggunaan aktivitas refleks
(lahir 1 bulan)
tahap 2 : reaksi sirkular primer (1-4 bulan)
tahap 3 : reaksi sirkular sekunder
(4-8 bulan)
tahap 4 : koordinasi dari skema sekunder
(8-12 bulan)
tahap 5 : reaksi sirkular tersier
(12-18 bulan)
tahap 6 : intervensi dari arti baru
(18-24 bulan)
56

b. fase preoperasional (2-7 tahun)


simbol seperti kata untuk mewakili manusia,
benda dan tempat.
kemampuan berfokus hanya pada satu aspek
pada satu waktu, dan pemikiran sering terlihat
tidak logis
mobil menabrak anjing karena anak laki-laki
marah pada anjing tersebut
- tahap pre konseptual (2-4 tahun)
sangat egosentris, saya, Perkembangan bahasa,
kata-kata dengan objek
- tahap intuituf (4-7 tahun)
Egosentris anak mulai berkurang, Klasifikasi
sesuatu dengan satu atribut biasanya warna atau
bentuk
57

c. fase konkret operasional (7-11 tahun)


memecahkan masalah konkret
mulai mengerti tentang suatu hubungan misalnya
ukuran, mengerti kanan dan kiri
Anak dapat membuat alasan mengenai apa itu,
tapi tidak dapat membuat hipotesa mengenai apa
kemungkinannya dan dengan demikian tidak
dapat berpikir mengenai masalah ke depan
d. Fase formal operasional (11-15 tahun)
pemikiran rasional, bersifat keakanan
kemampuan untuk berperilaku yang abstrak, dan
muncul pemikiran ilmiah
menyadari masalah moral dan politik dari berbagai
pandangan yang ada
58

Teori perkembangan moral Kohlberg (1968)


a. Tingkat premoral (prekonvensional) : lahir sampai 9 tahun
kewaspadaan terhadap moral yang bisa diterima secara
sosial
Kontrol didapatkan dari luar.
Anak menggabungkan label baik dan buruk, benar dan
salah dalam perilaku
tawar menawar, pembagian yang seimbang dan kejujuran
menjadi muncul
Hidup dinilai dengan bagaimana anak dapat memuaskan
kebutuhan dari orang lain.
- tahap orientasi hukuman dan kepatuhan (lahir - 6 tahun) :
Peraturan diikuti untuk menghindari hukuman
- tahap orientasi egoistik secara sederhana (6-9 tahun) :
Anak menyesuaikan minat diri sendiri dengan aturan,
berasumsi bahwa penghargaan atau bantuan akan diterima.

59

b. Tingkat moralitas konvensional : 9-13 tahun


Usaha dilakukan untuk menyenangkan orang lain.
Kontrol didapat dari dalam
Anak setia dan peduli pemeliharaan dan pengharapan
keluarga tanpa memperhatikan konsekuensinya
- tahap anak laki-laki yang baik, anak perempuan yang manis
(9-10 tahun)
Keinginan untuk menyenangkan dan membantu orang lain
merupakan hal yang paling sering.
Anak menyesuaikan diri untuk menghindari penolakan
Hidup dinilai dari seberapa bagus hubungan interpersonal
dengan mengidentifikasi kepentingan individu secara
emosional.
- tahap autoritas memeprtahankan moralitas (10-13 tahun)
Anak melakukan kewajiban untuk menghindari kritik oleh
yang berwenang
Identifikasi pergeseran pada agama atau institusi sosial
seperti sekolah
60

c. Tingkat moralitas pasca konvensional : 13 tahun sampai


meninggal
individu memperoleh nilai moral yang benar
kontrol adalah dari dalam
Pencapaian nilai moral yang benar terjadi setelah dicapai
formal operasional
Tidak semua orang mencapai tingkat ini
- orientasi kontraktual dan legalistik
Individu memilih prinsip moral untuk mematuhi atau
meninggalkan aturan
Individu berhati-hati untuk tidak melanggar hak-hak dan
kehendak orang lain
Terjadi konflik pandangan moral dan legal
Orang akan bekerja untuk mengubah aturan.
- orientasi prinsip etis yang universal
Individu bersikap dalam cara yang menghargai martabat.
Tahapan ini jarang dicapai. Jika rancangan pemikiran dari
dalam diganggu, akan muncul rasa bersalah.
61

Aplikasi konsep tumbuh kembang


dalam keperawatan
Teori perkembangan hanya menjelaskan satu aspek
--- perawat perlu mengaplikasikan beberapa teori
perkembangan untuk memahami tumbuh kembang
klien saat melakukan pengkajian maupun
implementasi tindakan keperawatan
Tiap-tiap individu berbeda dan tidak mudah untuk
disamakan antara individu yang satu dengan yang
lain terhadap tugas-tugas perkembangannya.
Teori-teori tumbuh kembang bermanfaat untuk
pengkajian, mengetahui tingkatan perilaku klien, dan
memberikan intervensi keperawatan
Konsep pertumbuhan dan perkembangan manusia
ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam mempelajari
konsep tumbuh kembang pada berbagai usia
62

SEMOGA SUKSES
63

Anda mungkin juga menyukai