Frekuensi
Janutng
Apikal 120-140x/menit
Pernafasan 30-60x/menit
Tekanan
ABNORMALITAS
MINOR/MAYOR
HASIL
PEMERIKSAAN
darah
PENGKAHASIL
JIAN
PEMERIKSAAN
Penampilan Postur: fleksi kepala dan
umum
ekstremitas dengan
istirahat telentang dan
telungkup
Kulit
Kepala
Mata
ABNORMALITAS
MINOR/MAYOR
HASIL
PEMERIKSAAN
PENGKA
JIAN
HASIL
PEMERIKSAAN
Refleks pupil sebagai
respon terhadap cahaya
Refleks berkedip sebagai
respon terhadap cahaya
atau sentuhan
Fiksasi rusimeter pada
objek dan kemampuan
untuk mengikuti ke garis
tengah
Telinga
Hidung
Patensi nasal
Mukus putih encer
Bersin
ABNORMALITAS
MINOR/MAYOR
HASIL
PEMERIKSAAN
Menangis keras
Leher
PENGKAHASIL
JIAN
PEMERIKSAAN
Dada
Diameter anteroposterior
dan lateral sama
REtraksi sternal sedikit
terlihat selama inspirasi
Terlihat prosesusxifoiddeus
Pembesaran dada
Paru-paru Pernafasan utamanya
adalah pernafasan
abdominal
Refleks batuk tidak ada
saat lahir, ada setelah 1-2
hari
Bunyi nafas bronchial
sama secara bilateral
Jantung
Apeks: ruang interkostal
keempat sampai kelima
sebelah lateral batas kiri
sternum
Nada S2 sedikit lebih
tajam dan lebih tinggi dari
pada S1
Abdomen Bentuk silindris
Hepar: dapat diraba 2-3
cm di bawah manrjim
kostal kanan
Limpa: puncak dapat
diraba pada akhir minggu
pertama
Ginjal: dapat diraba 1-2
cm di atas umbilicus
Pusat umbilicus: putih
kebiruan pada saat lahir
ABNORMALITAS
MINOR/MAYOR
HASIL
PEMERIKSAAN
ABNORMALITAS
MINOR/MAYOR
Hasil
Pemeriksaan
HASIL
HASIL
HASIL
Pernafasan
HASIL
PEMERIKSAAN FISIK
HASIL
C. Penampilan Fisik
Alat:
1. Senter
2. Otoscop
3. Spatel
4. Garpu tala
PEMERIK-
PROSEDUR
HASIL
SAAN FISIK
Penampilan Observasi: wajah postur hygiene,
Umum
perilaku, status kesadaran.
Kulit
Observasi kulit pada cahaya matahari
alami atau sinar buatan yang netral
Warna: paling baik jika dikaji pada
sclera, konjunctiva, punggung kuku,
lidah, mukosa bukal telapak tangan dan
telapak kaki
Tekstur: kelembaban, kehalusan
kekasaran, integritas kulit dan suhu
Suhu: bandingkan setiap bagian suhu
tubuh untuk suhu yang sama
Turgor: gangguan kulit abdomen
antara ibu jari dan jari telunjuk, tarik,
dan lepaskan dengan cepat
Nodus Limpe Palpasi menggunakan bagian distal jari
Tekan dengan perlahan tapi tegas
dengan gerakan melingkar
Perhatikan ukuran, mobilitas, suhu,
kekerasan, dan adanya perubahan pada
pembesaran nodus
Submaksilaris: tundukkan kepala
sedikit ke bawah
Servical: tengadahkan kepala sedikit
ke atas
Aksila: rilekskan lengan di samping
tetapi sedikit abduksi
Inguinalis: tempatkan anak pada posisi
telentang
Kepala
Perhatikan bentuk dan kesimetrisan
Perhatikan control kepala (khususnya
pada bayi) dan postur kepala
Evaluasi rentang gerak
Palpasi tengkorak akan adanya
fontanel nodus atau pembengkakan
yang nyata
Periksa hygiene kulit kepala, adanya
lesi, tanda trauma, kehilangan rambut,
perubahan warna
PEMERIKPROSEDUR
SAAN FISIK
Mata
Inspeksi penempatan dan kesejajaran:
bila abnormalitas dicurigai, ukur jarak
HASIL
HASIL
SAAN FISIK
speculum yang terlebar yang mudah
masuk ke diameter kanal
Kaji pendengaran:
Tes Rinne: letakkan batang vibrasi dan
garpu tala pada tulang mastoid sampai
anak tisak lagi emndengar bnyinya,
gerakkan gigi garpu dekat ke lubang
telinga
Tes Weber: pegang garpu tala pada
garis tengah kepala atau dahi
Hidung
Mulut dan
tenggorokan
Jantung
HASIL
HASIL
E. Pemeriksaan Abdomen
Alat:
1. Stetoscop
PEMERIKPROSEDUR
SAAN FISIK
Abdomen
Instruksi umum
Inspeksi, didikuti dengan auskultasi,
perkusi dan palpasi yang dapat
mengubah bunyi abdomen normal
Palpasi mungkin tidak nyaman untuk
anak, palpasi dalam menyebabkan
perasaan tekanan dan palpasi
superficial menyebabkan sensasi geli
Untuk meminimalkan
ketidaknyamanan dan mendorong
kerjasama:
Tempatkan anak pada posisi telentang
dengan kaki fleksi pada panggul dan
lutut
Alihkan perhatian anak dengan
pernyataan seperti Saya akan
menebak apa yang kamu makan
dengan memegang perutmu
Minta anak untuk membantu
mempalpasi dengan menempatkan
tangannya sendiri di atas tangan
pemeriksa yang mempalpasi
Minta anak menempatkan tangannya
pada abdomen dengan jari-jari
Inspeksi kontur, ukuran dan tonus
HASIL
F. Pemeriksaan Genitalia:
Alat: Sarung tangan
PEMERIKPROSEDUR
SAAN FISIK
Genitalia Pria Instruksi Umum
Lanjutkan dengan cara yang sama
seperti pemeriksaan area lain, jelaskan
prosedur dan maknanya sebelum
melakukan seperti mempalapasi testis
Hargai privasu setiap waktu
Gunakan kesempatan untuk
mendiskusikan masalah perkembangan
seksual dengan anak yang lebih besar
Bila ada kontak dengan substansi
tubuh, gunakan sarung tangan
Glans dan batang: inspeksi adanya
tanda-tanda pembengkakan, lesi kulit,
implamasi
Prepusium: inspeksi pada pria yang
disirkumsisi
Meatus uretral: inspeksi lokasi
Skrotum: inspeksi ukuran, lokasi kulit
HASIL
Genitalia
Wanita
Anus
HASIL
1. Spidol warna/pensil
2. Skala DDST II
Prosedur
1. Tentukan usia anak
2. Beri garis atau tanda pada usia anak dan tarik garis atas dan bawah pada skala DDST II
3. Lakukan penilaian tingkat pencapaian pada masing-masing komponen (motorik halus,
motorik kasar, personal social dan bahasa) pada batasan usia yang ditentukan
4. Tentukan hasil penilaian sebagai berikut:
a.
Pertumbuhan anak telambat (abnormal) apabila terdapat 2 terlambat/lebih pada 2 sektor atau bila
dalam 1 sektor didapat lebih dari 2 keterlambatan ditambah 1 sektor atau lebih terdapat 1
keterlambatan
b. Meragukan apabila dalam 1 sektor terdapat 2 keterlambatan atau lebih atau sector atau lebih
didapat 1 keterlambatan
c. Dapat juga dengan menentukan ada tidaknya keterlambatan pada masing-masing sector bila
menilai setiap sector (tidak menyimpulkan gangguan perkembangan secara keseluruhan).
Tuliskan hasil pengukuran dan lakukan interpretasi hasil/status pertumbuhan pada table di bawah
ini.
Komponen DDST
Motorik kasar
Motorik halus
Bahasa
Personal sosial
Hasil pengukuran
Interpretasi hasil
Dd (mg)
20
3. Gaubius
Da=
Da=
Da=
Da=
Da=
4. Fried
Da=
Dd (mg)
12
m= umur anak dalam bulan
5. Sagel
Da=
Da=
(13w + 15)
100
(8w + 7)
100
Da=
6. Clark
Da=
w anak Dd (mg)
w dewasa
w = berat badan
Perhitungan rumus dosis tidak semuanya tepat dalam menentukan kerja dan efek obat, namun
lebih tepat jika disesuaikan dengan ukuran fisik atau ditentukan berdasarkan waktu paruh dari
jenis obat yang diberikan.
Pemberian obat melalui intramuscular (IM) sangat tindakan yang hati-hati, mengingat saraf atau
pembuluh darah pada anak masih sangat rawan dan rentan terhadap benda asing, cara pemberian
obat intra muskuler yang benar adalah sebagai berikut:
Indikasi: Pemberian obat atau imunisasi
Kontraindikasi local: infeksi local pada kulit di daerah yang akan disuntik
Tempat suntikan:
1. Otot gluteus ventralis
2. Vactus lateralis otot paha
3. Otot deltoid
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Prosedur
Cuci tangan
Gunakan sarung tangan
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Pilih jarum atau souit yang sesuai dngan jumlah cairan (obat) yang akan diberikan, kondisi
jaringan yang akan dipenetrasi untuk menentukan ukuran jarum
5. Apabila mengaspirasi obat dari ampul, apabila menggunakan jarum dengan filter dan kemudian
gunakan jarum nonfilter untuk menginjeksi
6. Tentukan area injeksi, otot seperti otot vascus lateralis, otot ventrogluteal, dan otot dorsogluteal
belum cukup berkembang untuk area injeksi yang aman bagi bayi
7. Beri restrain jika anak sering tidak kooperatif, dengan cara menempatkan anak dalam posisi
telentang atau duduk dan minta sesorang untuk memegangi anak
8. Gunakan kapas alcohol untuk deinfeksi dengan gerakan sirkuler
9. Regangkan dengan tangan kiri area yang akan disuntik atau pegang dengan kuat otot jari
diantara ibu jari dan jari lainnya.
10. Tusukkan jarum dengan posisi tegak lurus
11. Aspirasi spuit, jika tidak ada darah masukkan obat secara perlahan-lahan sampai habis
12. Setelah selesai, ambil spuit dengan gerakkan menarik dan tekan area penyuntikan dengan kapas
alcohol
13. Tenangkan anak dan pastikan obat memang diperlukan untuk memperbaiki kondisi anak
14. Puji anak atas kerja samanya
15. Cata reaksi setelah pemberian
16. Buka sarung tangan
1.
2.
3.
4.
13. Lakukan aspirasi jika sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan langsung masukkan obat
sampai habis
14. Setelah selesai, ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan di are penusukan dengan
kapas alcohol, dan spuit yang telah diguankan letakkan ke dalam bengkok
15. Tenangkan anak dan pastikan obat diperlukan untuk membuat keadaan lebih baik
16. Puji anak atas kerjasamanya
17. Lepaskan sarung tangan
18. Cara reaksi pemberian, tanggal, waktu dan dosis pemberian obat
19. Cuci tangan
E.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Prosedur
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Jelaskan prosedur yang akan dialkukan dengan bahasa yang dimengerti anak
4. Tempatkan anak dalam posisi telentang atau duduk dan minta sesorang atau orang tua untuk
memegangi anak
5. Gunakan kapas alcohol sebagai desinfeksi dengan gerakan sirkuler
6. Regangkan kulit dengan tangan kiri atau cubit lipatan kulit dengan ibu jari dan telunjuk
7. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas, pada sudut 45o dari permukaan
kulit
8. Lakukan aspirasi, jika tidak ada darah masukkan obat perlahan-lahan sampai habis
9. Tarik spuit dan tekan area injeksi dengan kapas alcohol
10. Tenangkan anak dan pastikan obat diperlukan untuk memperbaiki keadaan anak
11. Puji anak atas kerja samanya
12. Lepaskan sarung tangan
13. Catat reaksi setelah pemberian
14. Cuci tangan
F. Pemberian obat melalui intrakutan
Obat intrakutan (IC) adalah obat yang diberikan atau dimasukkan ke dalam jaringan kulit. Rute
intrakutan ini biasanya dilakukan untuk menguji reaksi alergi terhadap jenis obat yang akan
diguankan.
Indikasi:
1.
2.
3.
4.
Uji tuberculin
Uji imunitas seluler lainnya
Uji alergi
Imunisasi BCG
Kontraindikasi local: infeksi local pada kulit yang akan disuntik
Tempat suntikan:
Dapat disemua tempat, biasanya: daerah proksimal lengan bawah ventral, daerah
intrerskapularis, perut bagian ventral, dan daerah deltoid.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Prosedur
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Jelaskan prosedur yang akan dialkukan dengan bahasa yang dimengerti anak
4. Tempatkan anak dalam posisi telentang atau duduk dan minta seseorang atau orang tua untuk
memegangi anak
5. Guankan kapas alcohol untuk desinfeksi dengan gerakan sirkulker
6. Regangkan kulit dengan tangan kiri menggunkan ibu jari dan jari telunjuk
7. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas pada sudut 10-15o dari permukaan
kulit.
8. Dorong spuit dan masukkan obat sampai membentuk gelembung di kulit
9. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan massage
10. Tenangkan anak dan pastikan obat diperlukan untuk memperbaiki keadaan anak
11. Puji anak atas kerja samanya
12. Lepaskan sarung tangan
13. Catat reaksi pemberian
14. Cuci tangan
G. Pemberian obat melalui anus/rectum
Tindakan pengobatan ini dilakukan dengan cara memasukkan obat ke dalam anus atau rectum.
Obat yang diberikan dengan cara ini disebut juga obat supositoria yang bertujuan untuk
mendapatkan efek cepat terapi obat, melunakkan feaces dan merangsang buang air besar.
Alat dan bahan
1. Obat supositoria
2.
3.
4.
5.
Sarung tangan
Kain kasa
Vaselin/pelican
Kertas tissue
Prosedur
Cuci tangan
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Guankan sarung tangan
Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa
Oleskan ujung obat supositoria dengan pelican
Masukkan obat ke lubang anus kurang lebih 2,5 cm, pada saat yang sama minta pasien untuk
menarik nafas dalam
7. Jika anak terlalu kecil, rapatkan bokong sedikitnya selam 5 menit agar obat yang sudah masuk
tidak keluar lagi
8. Tenangkan anak
9. Puji anak atas kerjasamanya
10. Lepaskan sarung tangan
11. Catat waktu dan reaksi pemberian
12. Cuci tangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Prosedur:
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan menggunakan bahasa yang dimengerti anak dan
orang tua
4. Atur posisi dengan tidur tlentang atau dibedong atau diminta bantuan orang tua untung
memegangi anak
5. Beri alas
6. Daerah yang akan dipasang infuse dicukur terlebih dahulu atau dibersihkan
7. Pasang cairan dan sambungkan dengan set infuse
8. Lakukan desinfeksi pada daerah yang akan diinfus
9. Lakukan penusukan dengan menggunakan jarum bersayap ke aliran darah
10. Apabila jarum sudah masuk yang ditandai dengan adanya cairan darah kea rah jarum jam,
keluarkan jarum, masukkan kateter lebih dalam dan kemudian sambungkan dngan slang
infuse
11. Lakukan fiksasi dngan memberi plester pada jarum, beri basa di bawah jarum penahan
dan lanjutkan fiksasi ke bagian yang lain
12. Atur tetesan
13. Tenangkan anak dan pastikan infuse diperlukan untuk membuat keadaan lebih baik
14. Lepas sarung tangan
15. Puji anak atas kerjasamanya
16. Catat reaksi yang terjadi
17. Cuci tangan
B. Pemasangan Infus
Prosedur pemberian cairan melalui infuse dengan memasukkan cairan melalui intravena dengan
bantuan set infuse, yang bertujuan memnuhi kebutuhan cairan dan elektrolit dan sebagai
tindakan pengobatan serta pemberian makan
6. Pengalas
7. Toniquet
8. Kapas alcohol 70%
9. Plester
10. Gunting
11. Kasa steril
12. Betadin
13. SPalk
14. Sarung tangan
Prosedur
1. Cuci tangan
2. Guankan sarung tangan
3. Jelaskan prosedur yang akan dialkukan dengan menggunakan bahasa yang dimengerti
anak dan orang tua
4. Hubungkan cairan NaCl 0,9% dan tranfusi set dengan menusukkan selang
5. Isi cairan NaCl 0,9% ke dalam set tranfusi dengan menekan bagian ruang tetesan sampai
ruang tetesan terisi sebagian dan buka penutup hingga slang terisi dan udara kelaur
6. Letakkan pengalas
7. Atur posisi dengan tidur telentang dan minta bantuan orang tua untuk memegangi
8. Lakukan pembendungan dengan tourniquet
9. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan gerakan sirkuler
10. Lakukan penusukan dengan arah lubang jarum ke atas
11. Periksa apakah sudah masuk ke pembuluh vena ditandai dengan darah keluar melalui
jarum infuse
4. Pengalas
5. Bengkok
6. Plester, gunting
7. Makanan dalam bentuk cair
8. Air matang
9. Obat-obatan
10. Stetoskop
11. Klem
12. Baskom berisi
13. Vaselin
14. Sarung tangan
Prosedur
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Atur prosedur yang akan dilakukan
5. Atur posisi anak dengan cara menempati anak di atas pangkuan, miring kanan atau
berbaring
6. Letakkan bengkok di dekat anak
7. Tentukan letak pipa penduga kambung dengan cara mengukur panjang pipa dari lambung
(antara pusar dan titik tertinggi iga bawah, kemudian tarik sampai ke daun telinga
kemudian ke hidung dan beri tanda atau batas dengan plester
8. Beri vaselin atau pelican/masukkan ke air bersih untuk melembapkan ujung pipa dan
klem pangkal pipa tersebut lalu masukkan melalui hidung secara perlahan-lahan kea rah
belakang tenggorokan, anak dianjurkan untuk menelannya bila mampu menelan, jika
batuk hentikan dan lepas.
Masukkan ujung slang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air (klem dibuka) dan
perhatikan bila ada gelembung pipa masuk ke paru-paru. Jika tidak ada gelembung pipa tersebut
masuk ke lambung, kemudian diklem atau dillipat kembali.
Masukkan udara dengan spuit 5 cc ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan dengarkan
dengan stetoskop. Jika dilambung terdengar bunyi berarti pipa tersebut sudah masuk, setelah itu
keluarkan udara yang ada di dalam sebanyak jumlah yang dimasukkan
Buang udara dalam lambung dengan menarik pengisap spuit
10. Tenangkan anak dan tindakan benar-benar diperlukan untuk membuat kondisi anak lebih
baik
11. Puji anak atas kerja samanya
12. Buka sarung tangan
13. Catat hasilnya atau respons pasien selama pemberian makanan
14. Cuci tangan
4. Atur posisi anak dengan cara menempatkan anak di atas pangkuan, miring kanan atau
berbaring
5. Lepaskan klem dari slang dan hubungkan spuit atau corong
6. Periksa dengan spuit apakah sisa makanan masih ada di lambung, jika makanan
terakhir masih ada masukkan kembali dan tunggu 30-60 menit
7. Pemasangan spuit tidak boleh lebih tinggi dari dagu (harus sejajar)
8. Masukkan makanan sesuai program
9. Jika sudah selesai, tambahkan 1-2 sendok (10-15 mL0 air untuk membilas lambung
10. Pasang klem dan lepaskan spuit
11. Fiksasi slang agar tidak bergeser atau bocor
12. Setelah selesai gendong atau timang anak dan sendawakan
13. Buka sarung tangan
14. Catat hasilnya atau respons pasien selama pemberian makanan
15. Cuci tangan
C. Perawatan selang NGT
Prosedur perawatan slang NGT adalah upaya perawatan yang dilakukan untuk mencegah
masuknya kuman ke dalam tubuh melalui slang NGT
Alat dan bahan
1. Slang NGT
2. Air pelumas
3. Spuit kecil
4. Air atau udara untuk pengisian balon
5. Plester
6. Sarung tangan
Prosedur
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Atur posisi anak dengan menempatkan anak di atas pangkuan, miring kanan dan setengah
duduk
5. Sambungkan spuit dengan slang
6. Tarik udara atau air dari balon slang
7. Tarik slang ke atas dan letakkan jauh dari jangkauan anak-anak
8. basahi ujung slang yang bersih dengan air
9. Masukkan ujung slang ke dalam lambung anak, sampai balon masuk ke lambung dan
fiksasi slang dengan memberi udara atau air
10. Periksa dengan menarik apakah slang sudah masuk fiksasi kulat dan posisi sudah benar
11. Fiksasi slang pada lambung
12. Tenangkan anak dan pastikan tindakan benar-benar diperlukan untuk membuat kondisi
anak lebih baik
13. Puji anak atas kerja samanya
14. Lepaskan sarung tangan
15. Catat hasilnya atau respons pasien selama pemberian makanan
16. Cuci tangan
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Cek flow mater dan humidifier
5. Aktifkan tabung oksigen
6. Atur posisi anak dengan cara menempatkan anak di atas pangkuan, semi fowler atau
setengah duduk atau tidurkan
7. Beri oksigen melalui kanula atau masker
8. Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak antara hidung dan teinga, setelah itu beri
jeli dan masukkan kateter
9. Tenangkan anak dan pastikan tindakan benar-benar diperlukan untuk membuat kondisi
anak lebih baik
10. Puji anak atas kerja samanya
11. LEpaskan sarung tangan
12. Catat pemberian dan lakukan observasi
13. Cuci tangan
B. Pemberian Nebulizer
Tindakan pemberian nebulizer untuk memobilisasi sekresi paru dengan cara humidifikasi.
Humidifikasi meningkatkan hidrasi membrane mukosa melalui transudasi. Tindakan ini memberi
penguapan pada saluran pernafasan agar lender encer sehingga mudah keluar atau diisap.
Tindakan ini dilakukan pada anak yang sesak nafas akibat obstruksi pada sekresi yang
menumpuk dan tidak dapat dikeluarkan secara fisiologis
Alat dan bahan:
1. NaCl 0,9%
2. Set Nebulizer
3. Obat bronchodilator, kalau perlu
4. Sarung tangan steril
Prosedur
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Gunakan sarung tangan
4. Atur posisi anak dengan cara menempatkan anak di atas pangkian, posisi semi fowler
atau setengah duduk atau tidurkan
5. Lakukan penguapan selama 10-15 menit dimulai dengan menghidupkan set nebulizer
yang diarahkan ke saluran pernafasan, mulai dari mulut atau hidung
6. Lakukan fisiotherapi dada agar lender mudah terlepas dari dinding bronchus
7. Tenangkan anak dan pastikan tindakan ini benar-benar diperlukan untuk membuat
kondisi anak lebih baik
8. Puji anak atas kerjasamanya
9. Buka sarung tangan
10. Catat status saluran pernafasan dari secret
11. Cuci tangan
C. Pengisapan lendir
Pengisapan lendir adalah tindakan untuk membersihkan saluran pernafasan bagian dalam dengan
menggunakan alat pengisap (suction) lender melalui hidung, mulut maupun trachea agas saluran
nafas bebas dari sumbatan lender.
Alat dan ahan
1. Mesin pengisap lender (slym zuigar)
2. Kateter pengisap lender dengan ukuran
6 bulan 1 tahun
: 8-10 fr
1-2 tahun
: 10 fr
2-4 tahun
: 10-12 fr
4-7 tahun
: 12 fr
7-10 tahun
: 12-14 fr
10-12 tahun
: 14 fr
Dewasa
: 12-16 fr
c.
Nasofaring: dengan perlahan masukkan kateter ke salah satu lubang hidung, arahkan kateter ke
medial sepanjang dasar rongga hidung dan jangan lakukan pengisapan selama pemasangan, dan
jika lubang satu tidak paten alihkan ke lubang yang lain
9. Lakukan pengisapan perlahan dengan merotasi kateter saat ditarik dan satu periode
pengisapan tidak boleh lebih dari 5 detik
10. Bilas kateter dengan larutan steril dengan meletakkannya ke dalam larutan dan lakukan
pengisapan
11. Lakukan beberapa kali pengisapan sampai bersih, pengisapan antara satu dengan yang
kedua atau seterusnya diberi jeda istirahat 20-30 detik
12. Gendong dan beri anak rasa nyaman
13. tenangkan anak dan pastikan tindakan ini benar-benar diperlukan untuk membuat kondisi
anak lebih baik
14. Buka sarung tangan
15. Puji anak atas kerjasamanya
16. Catat konsistensi, warna, dan bau secret serta reaksi selama prosedur
17. Cuci tangan
D. Fisiotherapi Dada
Fisiotherapi dada merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan drainase postural, perkusi
dan vibrasi pada pasien yang mengalami gangguan system pernafasan. Tindakan ini bertujuan
meningkatkan efisiensi pola pernafasan dan membersihkan jalan nafas.
Alat dan bahan
1. tempat duduk atau kursi
2. Bantal atau handuk
Prosedur
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Atur posisi anak dengan menempatkan anak di atas pangkuan, letakkan handuk atau
bantal di bawah punggung anak
4. Minta anak untuk menarik nafas atau ajarkan untuk meniuo botol khusus/balon yang
dapat membantu anak menarik nafas dalam dan dapat menyebabkan batuk jika anak
sudah mengerti perintah
5. Posisikan telapak tangan seperti mangkuk untuk perkusi dan lakukan tepukan seperti
pada gambar kurang lebih selama 1 menit
6. Minta anak menarik nafas dan lakukan vibrasi saat mengeluarkan udara, ulangi sampai
pernafasan 3 kali, jika anak sudah mengerti perintah.
7. Minta anak untuk batuk, jika dalam posisi berbaring tidak bias batuk ganti dalam posisi
duduk (untuk anak yang sudah mengerti perintah)
8. Ulangi prosedur no.3 samapi no 7
9. Tindakan dapat diulangi setelah anak anak istirahat
10. Tenangkan anak dan pastikan dan pastikan tindakan memang diperlukan untuk membuat
kondisi anak lebih baik.
11. Puji anak atas kerja samanya
12. Catat reaksi selam prosedur
13. Cuci tangan
Imunisasi polio adalah tindakan imunisasi dengan membrikan vaksin polio (dalam bentuk oral)
atau dikenal dengan sebutan oral polio vaccine (OPV) yang bertujuan unutk memberi kekebalan
dari penyakit poliomeilitis, dapat diberikan empat kali dengan interval 4-6 minggu.
Alat dan bahan
1. Vaksin polio dan termos es/flakon berisi vaksin folio
2. Pipet plastic
Prosedur
1. Cuci tangan
2. Jelaskan kepada orang tua prosedur yang akan dilaksanakan
3. Ambil vaksin polio dalam termos es
4. Atur posisi bayi dalam posisi telentang di atas pangkuan ibunya dan pegang dengan erat
5. Teteskan vaksin ke mulut sesuai jumlah dosis yang diprogramkan atau yang dianjurkan,
yakni 2 tetes.
6. Cuci tangan
7. Catat reaksi yang terjadi
C. Imunisasi DPT/DT
Imunisasi ini dilakukan dengan memberikan vaksin DPT (Dipteri Pertusis Tetanus)/DT (dipteri
tetanus) pada anak yang bertujuan untuk memberi kekebalan dari kuman penyakit difteri,
pertusis, dan tetanus. Pemberian vaksin pertama pada usia 2 bulan dan berikutnya dengan
interval 4-6 minggu (kurang lebih 3 kali), selanjutnya ulangan pertama satu tahun dan ulangan
berikutnya tiga tahun sekali sampai usia 8 tahun.
Alat dan bahan
1. Spuit disposibel 2,5 cc dan jarumnya
2. Vaksin DPT dan pelarutnya dalam termos es
3. Kapas alcohol
4. Sarung tangan
Prosedur:
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Jelaskan kepada orang tua prosedur yang akan dilakukan
4. Atur posisi bayi, bayi dipangu ibunya, tangan kiri ibu merangkul bayi, menyangga kepala
bahu, dan memegang sisi luar tangan kiri bayi. Tangan kanan bayi melingkar ke belakang
tubuh ibu dan tangan kanan ibu memegang kaki bayi dengan kuat.
5. Lakukan desinfeksi area tengah pada bagian luar yang akan diinjeksi dengan kapas
alcohol
6. Regangkan daerah yang akan diinjeksi
7. Lakukan injeksi denan memasukkan jarum ke intramuscular di daerah femur
8. Lepas sarung tangan
9. Cuci tangan
10. Catat reaksi yang terjadi
D. Imuniasi Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B dilakukan dengan memberikan vaksin hepatitis B ke dalam tubuh yang
bertujuan untuk memberi kekbalan dari penyakit hepatitis. Pada ibu yang menderita hepatitis B
dengan HbsAg negatif, imunisasi dapat diberikan kepada anak sesuai dosis yang ada, kemudian
dilanjutkan pada usia 1-2 bulan dan yang ketiga pada usia 6 bulan. Apabila HbsAg ibu positif,
vaksin dapat diberikan dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir kemudian suntikan kedua pada usia
1-2 bulan dan ketiga. Imunisasi ulangan dapat diberikan 5 tahun kemudian.
Alat dan bahan
1. Spuit disposable 2,5 cc dan jarumnya
2. Vaksin hepatitis dan pelarutnya dalam temos es
3. Kapas alkohol dalam tempatnya
4. Sarung tangan bersih
Prosedur
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Jelaskan kepada orang tua prosedur yang akan dilakukan
4. Ambil vaksin hepatitis menggunakan spuit sesuai program, yakni 0,5 mL.
5. Atur posisi bayi, bayi dipangu ibunya, tangan kiri ibu merangkul bayi, menyangga kepala
bahu, dan memegang sisi luar tangan kiri bayi. Tangan kanan bayi melingkar ke belakang
tubuh ibu dan tangan kanan ibu memegang kaki bayi dengan kuat.
6. Lakukan desinfeksi area tengah pada bagian luar yang akan diinjeksi dengan kapas
alcohol
7. Regangkan daerah yang akan diinjeksi
8. Lakukan injeksi denan memasukkan jarum ke intramuscular di daerah femur
9. Lepas sarung tangan
10. Cuci tangan
11. Catat reaksi yang terjadi
E. Imunisasi campak
Imunisasi campak adalah tindakan memberikan vaksin campak pada anak yang bertujuan
membentuk kekebelan terhadap penyakit campak yang diberikan pada usia 9 bulan secara
subkutan, kemudian diulang dalam interval 6 bulan lebih setelah suntikan pertama.
Alat dan bahan
1. Spuit disposibel 2,5 cc dan jarumnya
2. Vaksin campak dan pelarutnya dalam termos es
3. Kapas alcohol dalam tempatnya
4. Sarung tangan
Prosedur
1. Cuci tangan
2. Guankan sarung tangan
3. Jelaskan kepada orang tua prosedur yang akan dilakukan
4. Ambil vaksin campak menggunakan spuit sesuai program/anjuran (+ 0,5 mL)
5. Atur posisi bayi dipangku ibunya, lengan kanan bayi dijepit di ketiak ibunya. Ibu
menopang kepala bayi, tangan kiri ibu memegang tangan kiri bayi)
6. lakukan desinfeksi bagian lengan kanan atas
7. Regangkan daerah yang akan diinjeksi
8. Lakukan injeksi dengan jarum pada sudut 45o.
9. Setelah vaksin habis, tarik spuit sambil menekan lokasi penyuntikan dengan kapas
10. Lepaskan sarung tangan
11. Cuci tangan
12. Catat resaksi yang terjadi
THERAPI BERMAIN PADA ANAK
Definisi
Bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak akan berkatakata (komunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat
dilakukannya dan mengenal waktu, jarak serta suara (Wong, 2000)
Tujuan
Meningkatkan hubungan klien, keluarga dan perawat
Memulihkan perasaan mandiri anak
Membantu mengekspresikan perasaan dan pikiran cemas, takut, sedih tegang dan nyeri
Meningkatkan kemampuan untuk mempunyai tingkah laku yang positif
Memberi kesempatan untuk berkompetensi secara sehat
Alat permainan
Menyediakan alat permaian
Melibatkan orang tua untuk membawa mainan dari rumah
Tempat bermain
Ruangan khusus bermain
Di salah satu bagian ruangan
Di tempat tidur
Uraian tugas
1. Leader
Membuka acara
Membacakan peraturan
Memimpin jalannya permainan
Memberi semangat pada peserta
Menciptakan suasana permainan menjadi meriah
Mengambil keputusan
Memberi reward
2. Fasilitator
Memfasilitasi peserta selama permainan berlangsung
Mendampingi anak selama bermain
Memberi semangat
3. Observer
Mengamati dan mengevaluasi permainan
Mengamati tingkah laku anak, leader dan fasilitator
Memberi masukan kepada leader dan fasilitator
Lakukan role play oleh masing-masing kelompok berdasarkan pada proposal yang telah dibuat.