Anda di halaman 1dari 45

1.

Kondisi klien
2. Keletihan
3. Penambahan atau penurunan
BB
4. Menggigil
5. Kemampuan umum
menjalankan aktivitas, dll.
1. Tinggi badan/panjang badan.
a. Panjang badan anak dibawah 36 bulan
• Tempatkan anak telentang dengan kepala digaris
tengah
• pegang lutut dan dorong dengan perlahan kearah
meja agar kaki ekstensi penuh
• ukur panjang badan anak dari verteks (puncak)
kepala sampai tumit kaki (jari kaki mengarah keatas).
b. Tinggi badan anak diatas 36 bulan
• Pengukuran dilakukan dengan berdiri
• lepaskan kaus kaki dan sepatu
• minta anak berdiri tegak, punggung tegak, kepala digaris
tengah, mata melihat lurus kedepan
• ukur dari puncak kepala sampai permukaan berdiri
2. Berat badan
• Timbang bayi dan anak kecil telanjang diatas skala tipe
platform, lindung bayi dengan menempatkan tangan
diatas tubuh untuk mencegah jatuh.
• Timbang anak yang lebih besar dengan memakai pakaian
dalam, tanpa sepatu pada timbangan tegak.
• Periksa skala timbangan sebelum digunakan.
• Beri alas kain pada timbangan tipe platform.
3. Lingkar Kepala
• Ukur dengan kertas atau pita tembaga dari puncak alis
mata dan pinna telinga ketonjolan oksipital tengkorak
• Saat lahir lingkar kepala >lingkar dada 2-3 cm
• Pada 1-2 tahun, lingkar kepala = lingkar dada
• Selama masa anak-anak, lingkar dada > lingkar kepala
kira-kira 5-7 cm.
4. Lingkar Dada
• Lingkar dada diukur menggunakan midline melingkari
dada pada garis puting susu.
• Lakukan pengukuran selama masa inspirasi dan ekspirasi.
5. Lingkar Lengan
• Pengukuran lingkar lengan pada lengan kanan fleksi 900
pada siku, tandai titik tengahnya.
• Pegang kertas atau pita ukur tembaga melingkari lengan
atas pada titik tengah
1. Suhu
a. Suhu oral: Letakkan dibawah lidah
didalam kantong sublingual posterior
kanan atau kiri, bukan didepan lidah,
minta anak untuk tetap mengatupkan
mulutnya tanpa mengigit termometer.
b. Suhu aksila: tempatkan termometer
dibawah lengan dengan ujungnya
dibagian tengan aksila dan dekatkan
dengan kulit, tahan tangan anak untuk
mejepitnya Suhu rektal: Masukkan
ujung termometer yang telah diberi
pelumas tidak lebih dari 2,5 cm
2. Nadi
• Ukur nadi apikal pada anak dibawah 2-3 tahun
• Titik intensitas maksimum terletak di bagian lateral
sampai puting susu pada ruang intercosta keempatsampai
kelima pada garis midklavikula
• Ukur nadi radialis pada anakusia lebih dari 2-3 tahun
• Hitung nadi selama satu menit penuh
• Tingkatan nadi:
 Tingkat 0 : tidak dapat diraba
 Tingkat +1 : sulit untuk diraba, lemah, halus, mudah
lenyap dengan tekanan
 Tingkat +2 : sulit diraba, dpat lenyap dengan tekanan
 Tingkat +3 : mudah diraba, tidak mudah hilang
dengan tekanan (normal)
 Tingkat +4 : kuat, berdenyut, tidak hilang dengen
tekanan.
3. Pernapasan
• Observasi frekuensi pernapasan selama satu menit
penuh.
• Observasi adanya gerakan abdomen pada bayi
• Obeservasi adanya gerakan thoraks pada anak yang
lebih besar
4. Tekanan darah
• Gunakan ukuran manset dan stetoskop yang tepat.
• Daerah yang dapat digunakan untuk mengukur tekanan
darah pada anak yaitu Lengan atas ( arteri brakhialis,
lengan bawah atau lengan depan ( arteri radialis), paha
(arteri poplitea), tungkai atau dorsalis pedis (arteri
dorsalis pedis).
• Warna
• Tekstur
• Suhu
• Turgor
• Rambut: inspeksi warna, tekstur, kualitas, distribusi, elastisitas,
higiene
• Kuku; inspeksi warna, tekstur, kualitas, distribusi, elastisitas,
higiene
• Observasi lipatan fleksi pada telapak tangan.
• Palpasi nodus lemfe menggunakan bagian distal jari
• Tekan dengan perlahan tapi tegas dengan gerakan melingkar
• Perhatikan ukuran, mobilitas, suhu, kekerasan. Aksila:
rilekskan lengan disamping tapi sedikit terabduksi
• Inguinalis: tempatkan anak pada posisi terlentang
• Normalnya nodus limfe tidak dapat dipalpasi atau sangat kecil,
tidak ada nyeri tekan, dapat digerakkan.
• Perhaikan bentuk dan kesimetrisan
• Perhatikan kontrol kepala (terutama pada bayi) dan postur
kepala
• wajah simetris, kepala pada garis tengah.
• Evaluasi rentang gerak
• Palpasi tengkorak akan adanya fontanel, nodus, atau
pembengkakan yang nyata.
• Fontanel posterior menutup pada usia 2 bulan, fontanel anterior
menutup pada usia 12-18 bulan.
• Periksa higiene kulit kepala akan adanya lesi, trauma,
kehilangan rambut, perubahan warna.
1. Inspeksi ukuran leher
2. Trakhea: palpasi adanya deviasi, letakkan ibu jari dan jari
telunjuk pada setiap sisi dan gerakkan jari kedepan dan
kebelakang
3. Tiroid: palpasi ukuran, bentuk, kesimetrisan, nyeri tekan.
Tempatkan bantalan jari telunjuk dan jari tengah dibawah
kartilago krikoid, rasakan ismus (jaringan penyambung lobus)
naik ketika menelan.
4. Arteri karotis: palpasi di kedua sisi
• Inspeksi penempatan dan kesejajaran antar kedua mata
• Bila abnormalitas dicurigasi, ukur jarak kedua kantus bagian
dalam (+ 3 cm)
• Observasi adanya kelebihan lipatan epikantus dari atap
hidung sampai terminasi dalam alis mata (sering ada anak
asia)
• Observasi penempatan, gerakan dan warna kelopak mata
• Inspeksi konjungtiva , palpebra.
• Pinna : inspeksi penempatan dan kesejajaran Perhatikan
adanya lubang abnormal, penebalan kulit, atau sinus.
• Inspeksi higiene telinga (bau, rabas, warna)
• Vestibula Anterior: tengadahkan kepala kebelakang, dorong
ujung telinga keatas, dan sinari lubang didung dengan sinar
kilat untuk mendeteksi perforasi septum
• Inspeksi struktur eksternal dan internal hidung
• Inspeksi adanya discharge (sekret, warna)
• Bibir: perhatikan warna, tekstur dan lesi sebelumnya
• Minta anak untuk membuka mulut, dengan tangan diangkat
keatas disamping kepala, minta keliarga menjaga tangan anak
dan immobilisasi kepala
• Dapat dilakukan didepan cermin, dan libatkan anak dalam
pemeriksaan
• Hindarkan penggunaan spatel lidah bila tidak diperlukan.
• Gunakan lampu senter untuk mendapatkan penyinaran yang
baik
• Observasi membran mukosa: merah muda terang, berkulaiu,
halus, sama, dan lembab
• Ginggiva: kuat, merah muda, kekuningan, berbintik-bintik.
• Gigi: jumlah sesuai dengan usia, putih, oklusi rahang atas dan
bawah baik
• Lidah: tekstur kasar, dapat bergerak bebas, ujung dapat
mencapai bibir, tidak ada lesi atau massa dibawah lidah.
• Inspeksi ukuran, bentuk,kesimetrisan, gerakan dan
perkembangan payudara
• Lokalisasi ruang intercosta
• Puting biasanya pada intercosta ke- 4
• Ujung iga ke-11 teraba pada lateral
• Ujung iga ke-12 teraba pada posterior
• Ujung skapula pada iga atau intercosta ke-8
1. Inspeksi
• Kaji gerakan pernapasan: frekuesi, irama, kedalaman,
kulaitas, dan karakter
2. Palpasi
• Dengan anak pada posisi duduk, tempatkan kedua tang
datar pd punggung dan dada dengan ibu jari digaris
tengah sepanjang tepi kostal bawah
• Taktil fremitus: palpasi pada rongga torak dan minta anak
untuk mengatakan “777” atau “eee”.
3. Perkusi
• Perkusi kedua sisi dada pada ruang intercosta
• Pekak pada garis midklavikular kanan intercosta kelima
(hepar)
• Pekak dari intercosta kedua-kelima diatas batas strernum
kiri sampai garis midklavikular (jantung)
• Timpani pada intercosta kelia kiri bawah (lambung)
4. Auskultasi
• Anjurkan anak untuk napas dalam dengan meminta anak
meniup bola kapas yang berada di telapak tangan
• Bunyi napas vesikuler: dengarkan seluruh permukaan paru
kecuali area intraskapular atas dan manubrium bawah,
inspirasi lebih keras, lebih panjang, dan bernada lebih
tinggi dari ekspirasi.
• Bunyi napas Bronkovesikuler: terdengar pada area
intraskapular atas dan manubrium, inspirasi dan ekspirasi
hampir sama.
• Bunyi napas Bronkhial: terdengar hanya diarea atas
trakhea dekat takik suprasternal, ekspirasi lebih panjang,
lebih keras, dan nada lebih tinggi dari pada inspirasi.
1. Inspeksi
• Inspeksi jantung dengna anak pada posisi semi fowler,
observasi dinding dada dari sebuah sudut. Dinding dada
simetris
2. Palpasi
• untuk menentukan lokasi impuls apikal (ictus kordis) yaitu
impuls jantung paling lateral.
• Ictus cordis berada di lateral midklavikula sinistra dan
intercosta ke-4 pada anak < 7 tahun.
• Pada anak 7 tahun ictus cordis teraba pada garis
midklavikula sinistra intercosta ke-5.
3. Auskultasi bunyi jantung
• Dengarkan dengan anak dalam posisi duduk dan
bersandar
• Gunakan stetoskop bagian diafragma dan bel dada
• Kaji kualitas (jelas dan jernih), intensitas (kuat tetapi tidak
mantap), frekuensi (sama dengan nadi radialis), irama
(teratur dan datar).
• Area aortik: ruang intercosta ke-2 dekstra para sternal.
S2 terdengar lebih keras daripada S1.
• Area pulmonik: ruang intercosta ke-2 snistra para sternal.
Pemecahan dari S2 yang terdengar paling baik
(normalnya melebar pada inspirasi)
• Area apikal atau mitral: ruang intercosta ke-5, garis
midklavikula sinistra 9ruang itercosta ke-3 sampaike-4
dan lateral pada garis midklavikula sinistra pada bayi).
S1 terdengar paling keras, pemecahan S1 dapat
didengarkan.
• Inspeksi diikuti dengan auskultasi, perkusi, dan palpasi
• Bentuk silinder dan menonjol pada posisi tegak dan datar bila
terlentang pada bayi.
• Palpasi mungkin tidak nyaman untuk anak. Tempatkan anak
pada posisi terlentang dengan kaki fleksi pada panggul dan
lutut.alihkan perhatian anak dengan pernyataan seperti “saya
akan menebak apa yang kamu makan dengan memegang
perutmu”.
• Minta anak mempalpasi dengan menempatkan tangannya
sendiri diatas tangan perawat yang memeriksa.
• Inspeksi kontur, ukuran, dan tonus (tinus kuat, muskular pada
pria remaja).
• Kaji kondisi kulit (halus dan rapi)
• Kaji gerakan abdomen. Pada anak dibawah 7-8 tahun
meningkat pada inspirasi dan selaras dengan gerakan dada.
Pada anak yang lebih besar gerakan pernapasan kurang.
• Inspeksi umbilikus akan adanya herniasi, fistula, higiene, dan
rabas.
• Auskultasi bising usus pulsasi aortik
 Bising usus: bunyi gemerincing logam pendek seperti kumur-
kumur, klik, atau terdengar menggeram setiap 10-30 detik
 Pulsasi aortik: terdengar pada epigastrium, sedikit kekiri ke
garis tengah.
• Perkusi abdomen
• Timpani pada lambung pada sisi kiri dan seluruh abdomen,
kecuali untuk pekak atau datar tepat dibawah marjin kostal
kanan (hepar)
• Palpasi organ abdomena.
 Hepar: 1-2 jari dibawah marjin kostal kanan pada bayi
dan anak kecil.
 Limpa : 1-2 cm dibawah marjin kostal kiri pada bayi dan
anak kecil
• Palpasi nadi femoralis: tempatkan ujung 2-3 jari ditengah
antara puncak iliaka dan simpisis pubis
• Pemeriksaan genitalia sama seperti pemeriksaan organ
sebelumnya, jelaskan prosedur dan maknanya
• Hargai privasi klien.
• Bila ada kontak dengan substansi tubuh, gunakan sarung
tangan.
• Penis : inspeksi ukuran
• Glans dan batang : inspeksi adanya tanda- tanda
pembengkakan, lesi, inflamasi
• Prepsium : inspeksi lokasi dan perhatikan adanya rabas
• Meatus uretra : inspeksi lokasi dan perhatikan adanya rabas
• Skrotum: inspeksi ukuran, lokasi, kulit, dan distribusi rambut.
• Testis: palpasi kantung skrotum dengan menggunakan ibu jari
dan jari telunjuk
• Tempatkan anak pada posisi setengah bersandar pada orang
tua dengan lutut fleksi dan telapak kaki saling bersebelahan
• Mons pubis: bantalan lemak diatas simpisis pubis, pada remaja
tertutup rambut, distribusi rambut biasanya adalah triangular
• Klitoris: terletak pada ujung anterior labia minora tertutup oleh
lipatan kecil kulit (prepusium)
• Labia: palpasi adanya massa
• Labia mayora: dua lipatan tebal kulit membentuk mons pada
komisura posterior, permukaan dalam merah muda dan lembab
• Labia minora: dua lipatan kulit interior pada labia mayora,
biasanya dapat dilihat sampai pubertas, menonjol apda bayi
baru lahir.
• Metus uretra: inspeksi terhadap lokasi, seperti bentuk V dengan
meregangkan kearah bawah dari litoris ke perinium.
• Orifisium vaginalis
• Pemeriksaan interna biasanya tidak dilakukan, inspeksi
terhadap lubang sebelumnya.
• Terletak pada posterior meatus uretra, dapat tertutup oleh
membran berbentuk sabit atau sirkuler (himen), rabas biasanya
jernih atau sirkuler.
• Inspeksi penampilan umum, kondisi kulit
• Bokong: lipatan padat, lipatan gluteal simetris
• Reflek anal: munculkan dengan mengerutkan atau
meregangkan area perianal dengan perlahan. Kontraksi cepat
sfingter anal eksterna, tidak ada protusi rekstum.
• Inspeksi kurvatura dan kesimetrisan tulang belakang. Pada bayi
baru lahir berbentuk C atau bulat. Kurva sekunder servikal
terbentuk kira-kira pada usia 3 bulan. Lordosis merupakan hal
yang normal pada anak kecil tapi berkurang sesuai usia.
• Uji adanya skoliosis. Bahu, skapula, dan puncak iliaka simetris
• Observasi mobilitas tulang belakang. Fleksibel, rentang gerak
penuh, tidak ada nyeri atau kekakuan.
• Inspeksi setiap sendi ekstremitas untuk kesimetrisan, ukuran
(sama), suhu, warna, nyeri tekan, mobilitas, jumlah jari tepat,
kuku merah muda.
• Inspeksi posisi telapak kaki, uji apakah ada deformitas kaki pd
saat lahir merupakan akibat dari posisi fetal atau
perkembangan leh peegangan keluar
• Inspeksi cara berjalan. Minta anak berjalan pada garis lurus
• Kaji reflek plantar: usap telapak kaki lateral dari tumit
kedepan ke ibu jari kaki melewati haluks. Fleksi ibu jari kaki
pada anak diatas usia 1 tahun.
• Lengan: minta anak mengangkat tangan sambil melawan
tekanan dari tangan anda
• Kaki: minta anak duduk dengan kaki menggantung, lanjutkan
seperti pada tangan.
• Telapak tangan: Minta anak meremas jari anda sekencang
mungkin
• Telapak kaki: minta anak memfleksikan plantar, dorong telapak
kai kearah lantai sambil menekan telapak kaki.
• Bates, Barbara. Buku Saku Pemeriksaan fisik dan Riwayat
Kesehatan. Edisi 2. Jakarta: EGC 1997
• Hidayat, Aiziz Alimul. Pengantar Ilmu keperawatan Anak. Buku
1. jakarta: Salemba Medika. 2006
• Sacharin, Rosa M. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Edisi 2.
Jakarta: EGC. 1996
• Wong, Donna L. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4.
jakarta: EGC. 2003

Anda mungkin juga menyukai