Anda di halaman 1dari 2

POLA PEMUPUKAN KELAPA SAWIT DI LAHAN GAMBUT VERSI MUSTIKA TANI

1. Waktu Pemupukan.
Pemupukan tanaman kelapa sawit hendaknya dilakukan pada waktu awal musim hujan ketika
hendak membuat jadwal pemupukan di dalam satu tahun.
2. Frekuensi Pemupukan.
Pemupukan tanaman kelapa sawit dilakukan 3 hingga 4 kali setahun tergantung pada kondisi lahan,
jumlah pupuk, umur tanaman serta kondisi tanaman. Pemupukan tanaman kelapa sawit pada tanah
gambut perlu dilakukan dengan frekuensi yang lebih banyak namun tidak terlalu sering. Frekuensi
pemupukan yang tinggi (terlalu sering) mungkin baik bagi tanaman, namun tidak ekonomis dan
memakan banyak waktu maupun tenaga serta biaya karena pola rutinitas pemupukan dan jenis
pupuk menentukan hasil produksi.
3. Teknik (Cara) Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit pada Tanah Gambut
Dosis pemupukan ditentukan berdasarkan umur tanaman, jenis tanah dan kondisi visual tanaman.
Sedangkan waktu pemupukan tanaman kelapa sawit ditentukan berdasarkan jadwal dan umur
tanaman.
Berikut ini teknik/cara pemupukan :
a. Pada tanaman kelapa sawit umur 1 bulan, pupuk ZA atau Urea
b. Setelah itu pupuk ZA/Urea, Rock Phospat/SP-36/SP-18/TSP, MOP/KCl dan Dolomit/Kieserit
ditaburkan merata hingga batas lebar tajuk tanaman.
c. Pupuk Boron ditebarkan pada ketiak pelepah daun. Biasanya pola ini jarang dilakukan petani
karena dianggap tidak efektif melainkan langsung ke media tanam.
d. Pupuk ZA/Urea, MOP/KCl dan Kieserit/Dolomit dapat diberikan dalam selang waktu
berdekatan.
e. Pupuk Rock Phosphat/SP-18/SP-36/TSP diberikan terlebih dahulu dibanding pupuk lainnya.
f. Jarak waktu pemberian pupuk phospat dengan pupuk nitrogen minimal 2 minggu.
Adapun pengaturan pemberian pupuk di atas dapat di kurangi hingga 50% dengan ditambah
pencapaiannya dengan produk pupuk mikroba pengurai yaitu Pupuk Organik Super Aktif
MUSTIKA TANI dengan pola aplikasi siram/kocor pada lubang biopori atau parit piringan
melingkar yang bertujuan pupuk yg di tabur dan di siramkan cepat meresap ke sasaran akar dan
tidak hanyut terbawa air hujan.
Pemberian pupuk MUSTIKA TANI bisa diberikan mengikuti pogram aplikasi lahan. Apakah itu 3
atau 4 kali dlm setahun dengan jarak waktu 7 – 10 hari sebelum atau sesudah pemberian pupuk
kimia sesuai jadwal diatas.
Adapun untuk ukuran dan dosis MUSTIKA TANI  sekali aplikasi siraman membutuhkan 1 botol
pupuk MUSTIKA TANI ukuran besar yang dilarutkan dengan 2 liter air sebagai indukan pupuk.
Lalu indukan tadi dicampurkan pada 400 liter air, kemudian dibagi jumlah batang pada satu hektar
lahan tersebut. Biasanya pada lahan 1 hektar terdapat 130 batang, sehingga perbatang sawit
mendapat +- 3 liter larutan pupuk MUSTIKA TANI.
Oleh karena diatas tadi sudah dijelaskan pola biopori adalah pembuatan lubang untuk memasukkan
pupuk. Maka buatlah lubang pada 3 titik dalam setiap batangnya dengan kedalaman 25 – 30 cm
dengan jarak 1/2 pelepah paling panjang, dan itulah jarak idealnya. Karena perbatang sawit
mendapatkan 3 liter larutan pupuk yang sudah dicampur air tadi, maka perlubang biopori mendapat
1 liter.
Namun kalau dari jumlah air yang 400 liter ini dianggap repot dalam pengaplikasian, maka jumlah
air dapat dikurangi hingga 130 liter air namun indukan pupuk tetap 2 liter. Jika pola pembagian tetap
seperti penjelasan diatas dan diharapkan pola ini dilakukan setelah hujan karena lubang sudah
lembab atau basah sehingga pupuk akan lebih cepat meresap kedalam tanah dan menyentuh akar
tanaman.
Outomatis dengan pola ini, pembiayaan pemupukan akan jauh lebih murah dengan pengurangan
pupuk kimia sebanyak 50% setiap kali pemupukan.
Demikian tentang “Teknik Pemupukan Kelapa Sawit pada Tanah Gambut“. Semoga bermanfaat…
 
Salam kreatifitas petani cerdas…!!!

Anda mungkin juga menyukai