Anda di halaman 1dari 46

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA

KARYAWAN CV MERAPI BOJA DIVISI FINISHING

Disusun oleh:
Gita Tami Suharto Putri
F.131.18.0052

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SEMARANG
SEMARANG
2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA

KARYAWAN CV MERAPI BOJA DIVISI FINISHING

Gita Tami Suharto Putri F.131.18.0052

Dipertahankan di depan Dewan Penguji Teknik Penyusunan Skripsi Fakultas Psikologi

Universitas Semarang dan diterima sebagai syarat proposal

skripsi

Pada tanggal:...................

Dewan Penguji:

S.K. Nawangsih, S.Psi., M.Psi., Psikolog (..........................)


NIS. 06557000699007

Mengesahkan

Fakultas Psikologi Universitas Semarang

Ketua Program Studi

Anna Dian Savitri, S.Psi,. M.Si., Psikolog

NIS. 06557000699016

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas karunia-

Nya penulis dapat menyelesaikan proposal Teknik Penyusunan Skripsi dengan judul

“Hubungan antara Beban Keja dengan Stres Kerja Pada Karyawan CV Merapi Boja

Divisi Finsihing”.

Pada kesempatan ini, penulis sangat bersyukur dan mengucapkan terima kasih

kepada Allah SWT, yang telah memberikan kelancaran selama menyusun proposal

Teknik Penyusunan Skripsi dan tak lupa penulis mengapresiasikan atas dukungan dan

kerjasama dari :

1. Dekan fakultas Psikologi Dr. L. Rini Sugiati, S.Psi., M.Si., Psikolog.

2. Dosen Pembimbing teknik penyusunan skripsi S.K. Nawangsih, S.Psi., M.Psi.,

Psikolog. yang telah meluangkan waktu, bantuan, kritikan, maupun saran dan

kesabarannya telah membimbing penulis selama proses penulisan teknik

penyusunan skripsi selama ini.

3. Orang tua, kakak dan adik penulis yang tak henti-hentinya mendoakan dan

memberi semangat selama proses penyelesaian laporan ini.

4. Teman-teman Fakultas Psikologi Universitas Semarang terutama angkatan 2018

kelas A sore yang selalu memberi dukungan dan semangat untuk menyelesaikan

proposal Teknik Penyusunan Skripsi ini.

iii
5. Dinda Putri dan Desty Nala yang telah memberikan motivasi dan membantu

penulis dalam bentuk apapun.

6. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan proposal Teknik

Penyusunan Skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan semuanya.

Dengan penuh kesadaran diri dan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa

laporan ini kurang dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan

kritik dan saran dari pembaca akan sangat membantu bagi penambahan ilmu dan

kemajuan bagi penulis. Semoga bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, 2021

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................v
DAFTAR TABEL...........................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................9
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................9
B. Perumusan Masalah..............................................................................................12
C. Tujuan Penelitian..................................................................................................13
D. Manfaat Penelitian................................................................................................13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................14
A. Stres Kerja............................................................................................................14
1. Pengertian Stres Kerja......................................................................................14
2. Gejala-gejala Stres Kerja..................................................................................15
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Stres Kerja..................................................17
B. Beban Kerja..........................................................................................................19
1. Pengertian Beban Kerja......................................................................................19
2. Aspek-aspek Beban Kerja.................................................................................20
C. Hubungan antara Beban Kerja dan Sres Kerja.....................................................22
D. Hipotesis...............................................................................................................23
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................................24
A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian..............................................................24
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian.............................................................24
1. Stres Kerja.........................................................................................................25
2. Beban Kerja......................................................................................................25

v
C. Subjek Penelitian..................................................................................................26
1. Populasi dan Sampel.........................................................................................26
2. Teknik Pengambilan Sampel............................................................................27
D. Metode Pengumpulan Data..................................................................................27
1. Alat Pengumpulan Data....................................................................................27
2. Blue Print dan Cara Penelitian..........................................................................27
3. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur.................................................................29
E. Metode Analisis Data...........................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................32

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Blue Print Skala Stres Kerja...............................................................................28


Tabel 2 Blue Print Skala Beban Kerja.............................................................................29

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Verbatim....................................................................................................287
Lampiran 2 Form Bimbingan..........................................................................................37

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan organisasi yang semakin maju, manusia sebagai sumber daya

harus selalu berinteraksi dengan lingkungan, termasuk dalam lingkungan kerja.

Lingkungan kerja yang menantang dan kompleks serta semakin cepatnya perubahan

menuntut pekerja untuk dapat beradaptasi cepat dan tanggap dengan lingkungan

kerjanya. Persaingan dan tuntutan profesional yang semakin tinggi menimbulkan

banyak tekanan yang harus dihadapi individu dalam lingkungan kerja. Dalam menjalani

pekerjaannya tidak semua individu mampu mengatasi perubahan-perubahan yang

dialami, sehingga ada dampak lain yang didapatkan oleh individu seperti ketegangan

atau stres.

Karyawan sebagai salah satu sumber daya yang ada dalam organisasi memegang

peranan yang penting dalam keberhasilan pencapaian organisasi. Dalam rangka

mencapai tujuan perusahaan, karyawan harus bekerja keras agar dapat menyelesaikan

tuntutan pekerjaan yang banyak dan berat dari atasan. Adanya tuntutan pekerjaan

tersebut, apabila karyawan tidak dapat berinisiatif dalam mengatasi tuntutan pekerjaan

yang diberikan, maka hal tersebut dapat menyebabkan stres kerja, apalagi ketika

pekerjaan yang lama belum terselesaikan tetapi ditambah lagi dengan pekerjaan yang

baru hingga membuat pekerjaan semakin menumpuk.

Luthan (dalam Lestari & Utama, 2017: 2358) menyatakan bahwa stres bukan

sekedar ketegangan saraf, stres dapat memiliki konsekuensi yang positif, stres bukan

9
sesuatu yang harus dihindari, dan tidak adanya stres sama sekali adalah kematian.

Tingkat stress kerja pegawai akan membawa kemunduran bagi organisasi/institusi untuk

dapat bertahan dalam suatu persaingan lingkungan kerja yang tidak stabil. Stres

memiliki dampak pada hasil kerja yang dicapai seorang pegawai setelah melaksanakan

pekerjaan. Adapun ukuran baik tidaknya hasil kerja dapat dilihat dari mutu atau kualitas

yang dicapai pegawai sesuai dengan tuntutan organisasi/institusi (Panggabean, 2018:

14). Kofoworola dan Ajibua (dalam Lestari & Utama, 2017: 2358) menyebutkan

beberapa penyebab stres di tempat kerja yaitu perubahan hidup, hassles, pengembangan

karir dan beban kerja.

Menurut Munandar (dalam Afrianty & Rizky, 2018: 49) beban kerja merupakan

tugaѕ-tugaѕ yang dіberіkan karyawan untuk dіѕeleѕaіkan pada waktu tertentu dengan

menggunakan keterampіlan dan potenѕі darі tenaga kerja yang dapat dіbedakan lebіh

lanjut ke dalam dua kategorі ѕebagaі beban kerja kuantіtatіf dan beban kerja kualіtatіf.

Beban kerja karena pekerjaan yang berlebіh (overload) ѕecara kuantіtatіf yaіtu

banyaknya jumlah pekerjaan yang haruѕ dіѕeleѕaіkan dengan waktu yang ѕіngkat untuk

menyeleѕaіkannya. Adapun beban kerja karena overload kualіtatіf yaіtu іndіvіdu meraѕa

tіdak mampu untuk mengerjakan atau menyeleѕaіkan ѕuatu tugaѕ karena pekerjaanya

menuntut kemampuan yang lebіh tіnggі.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada beberapa karyawan CV

Merapi Divisi Finishing, subyek I mengalami stres kerja ketika adanya tugas tambahan

yang seharusnya bukan pekerjaannya (KB: I/W1/B.31-35), sehingga membuat

pekerjaan utamanya tidak terselesaikan (KB: I/W1/B.62-65). Tidak hanya itu,

10
permasalahan juga terletak pada saat subyek A menerima tugas baru, dimana tugas

tersebut tidak tercantum dalam jobdesknya, sehingga mengakibatkan tugas lama tidak

terselesaikan bahkan membuat pekerjaan menjadi menumpuk (KB: A/W1/B.161-169).

Disaat karyawan merasa bahwa tugas yang dibebankan tidak sesuai dengan kemampuan

yang dimiliki, maka karyawan tidak dapat bekerja secara maksimal. Kondisi seperti ini

rentan terhadap karyawan yang mengalami masalah di tempat kerja yang

mengakibatkan timbulnya stres kerja (KB: S/W1/B.251-260). Selain itu, subjek S juga

beranggapan bahwa tuntutan pekerjaan yang diberikan terlampaui banyak hingga subjek

merasa kewalahan dalam menangani tugas-tugas yang diberikan (KB: S/W1/B.284-

285). Beban kerja yang berlebihan merupakan salah satu faktor munculnya stres kerja,

dimana hal itu akan berdampak pada kesehatan karyawan seperti yang dialami oleh

Subjek S (KB: S/W1/B.265-270) dan subjek M (KB: M/W1/B.357-358).

Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan anatara beban kerja dengan

stres kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Ridwan, Setyaningsih dan Wahyuni (2017:

406-412) dengan judul “Hubungan Lingkungan Fisik dan Beban Kerja Mental dengan

Kejadian Stres Kerja pada Pekerja Laundry di PT Sandang Asia Maju Abadi Semarang”

yang menghasilkan suatu kesimpulan, salah satunya bahwa terdapat hubungan antara

beban kerja mental dengan stres kerja pada pekerja laundry PT Sandang Asia Maju

Abadi Semarang. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hamel, Pondaag dan Runtu

(2018: 1-7) dengan judul “Hubungan Beban Kerja Fisik Dengan Stres Kerja Perawat di

ruang Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Manado”

menghasilkan suatu kesimpulan yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara beban

11
kerja fisik dan stres kerja perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum GMIM

Pancaran Kasih Manado. Selain itu, pada penelitian yang dilakukan oleh Alfandara

(2019: 1-71) dengan judul “Hubungan Antara Beban Kerja dengan Stres Kerja pada

Pegawai di Lapas Pemuda Kelas III Langkat” menghasilkan suatu kesimpulan yaitu

terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan stres kerja. Hasil ini

dibuktikan dengan koefisien korelasi rxy = 0,574 ; Sig < 0,000. Yang berarti, semakin

tinggi beban kerja pada pegawai , maka semakin tinggi stres kerja pada pegawai.

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan di atas dan hasil wawancara pada

beberapa karyawan CV Merapi Boja Divisi Finishing, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan antara Beban Kerja dengan Stres Kerja

pada Karyawan CV. Merapi Divisi Finishing ”.

B. Perumusan Masalah

Dalam kehidupan organisasi yang semakin maju, manusia harus selalu

berinteraksi dengan lingkungan, termasuk dalam lingkungan kerja. Lingkungan kerja

yang menantang dan kompleks serta semakin cepatnya perubahan menuntut pekerja

untuk dapat beradaptasi cepat dengan lingkungan kerjanya. Persaingan dan tuntutan

profesional yang semakin tinggi menimbulkan banyak tekanan yang harus dihadapi

individu dalam lingkungan kerja. Dalam menjalani pekerjaannya tidak semua individu

mampu mengatasi perubahan-perubahan yang dialami, sehingga ada dampak lain yang

didapatkan oleh individu seperti ketegangan atau stres. Setiap kondisi pekerjaan dapat

menyebabkan stres kerja, tergantung bagaimana reaksi seseorang dalam

12
menghadapinya. Salah satu faktor stres kerja juga memiliki keterkaitan dengan beban

kerja (Robbins dan Judge, 2011: 368). Dalam rangka mencapai tujuan perusahaan,

karyawan harus bekerja keras seperti tuntutan pekerjaan yang banyak dan berat dari

atasan. Hal tersebut dapat menyebabkan stres kerja, apalagi belum selesai pekerjaan

yang lama tetapi ditambah lagi dengan pekerjaan yang baru.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan pada penelitian ini adalah

“apakah ada hubungan antara beban kerja dan stres kerja pada karyawan CV Merapi

Boja Divisi Finishing ?”.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan

stres kerja pada karyawan CV Merapi Boja Divisi Finishing.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian didasarkan atas dua dasar yaitu :

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan di

bidang psikologi khususnya pada psikologi industri dan organisasi mengenai

hubungan antara beban kerja dengan stres kerja.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang bermanfaat bagi perusahaan

dalam memberikan tugas kepada karyawan dan mengetahui kapasitas kinerja

karyawan sehingga dapat menghindari terjadinya stres di tempat kerja.

13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stres Kerja

1. Pengertian Stres Kerja

Menurut Asih, dkk (2018: 4) stres kerja adalah suatu kondisi dari interaksi

manusia dengan pekerjaannya pada sesuatu berupa suatu kondisi ketegangan yang

menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi,

proses berpikir, dan kondisi seorang karyawan. Mangkunegara (dalam Sari & Rayni,

2020: 11) mengemukakan stres adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam

menghadapi pekerjaan. Stres kerja ini tampak dari Simptom, antara lain emosi tidak

stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang berlebihan,

tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat, dan mengalami

gangguan pencernaan.

Menurut Alipour (dalam Safitri, 2020: 176) stres kerja dapat digambarkan sebagai

rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh individu yang kemampuan sumber daya mereka

tidak dapat diatasi dengan tuntutan, peristiwa dan situasi di tempat kerja mereka.

Brealey (dalam Panengah, 2012: 10) memberikan definisi stres sebagai suau respon

psikologis dari tubuh terhadap tekanan yang diterimanya, khususnya berbagai kejadian

yang mengancam, menantang, atau mengandung unsur perubahan. Ketika tuntutan yang

dibebankan pada seseorang berlebihan atau melebihi kemampuan yang dimiliki maka

akan membuat seseorang tersebut berada dibawah stres yang berlebihan.


15

Menurut Robbins (dalam Refiany, 2019: 10) mengatakan stres kerja merupakan

suatu kondisi ketegangan yang memengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi

seseorang. Stres kerja dapat diartikan sebagai sumber atau stressor kerja yang

menybabkan reaksi individu berupa reaksi fisiologis, psikologis dan perilaku. Handoko

(dalam Suryajati, 2018: 2) mengungkapkan bahwa stres yang telalu besar dapat

mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan yang akhirnya

mengganggu pelaksanaan tugas-tugasnya.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa stres kerja adalah suatu

kondisi dimana seseorang mengalami ketegangan yang menciptakan adanya

ketidakseimbangan fisik dan psikis yang dapat memengaruhi emosi, proses berpikir dan

pekerjaan seseorang.

2. Gejala-gejala Stres Kerja

Menurut Handoyo (dalam Panenga, 2012: 19) terdapat beberapa tanda dari

gejala stres yakni sebagai berikut :

a. Fisik

Perubahan fisik ditandai dengan kesulitan tidur atau tidur tidak teratur, sakit

kepala, sulit buang air besar, adanya gangguan pencernaan, radang usus, kult

gatal-gatal, punggung terasa sakit, leher terasa tegang, keringat berlebihan,

perubahan selera makan, tekanan darah tinggi atau serangan jantung, serta

kehilangan energi.

15
16

b. Emosional

Perubahan emosional ditandai dengan marah-marah, mudah tersinggung dan

terlalu sensitif, gelisah dan cemas, suasana hati mudah berubah-ubah, sedih,

mudah menangis dan depresi, gugup, agresif terhadap orang lain dan mudah

bermusuhan serta mudah menyerang dan kelesuan mental.

c. Intelektual

Perubahan intelektual ditandai dengan mudah lupa, pikiran kacau, daya ingat

menurun, sulit untuk berkonsentrasi, suka melamun berlebihan, serta hanya

dipenuhi satu pikiran saja.

d. Interpersonal

Perubahan interpersonal ditandai dengan munculnya sikap acuh dan

mendiamkan orang lain, kepercayaan pada orang lain menurun, mudah

mengingkari janji pada orang lain, senang mencari kesalahan orang lain atau

menyerang dengan kat-kata, menutup diri secara berlebihan, serta mudah

menyalahkan orang lain.

Menurut Robbins dan Judge (dalam Salsabilla, 2019: 14) gejala-gejala stres

dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

a. Gejala fisiologis, gejala ini biasanya ditandai dengan sakit kepala, tekanan darah

tiggi dan sakit jantung.

b. Gejala psikologis, gejala ini biasanya ditandai dengan munculnya kecemasan,

depresi dan menurunnya tingkat kepuasan kerja.

16
17

c. Gejala perilaku, gejala ini biasanya ditandai dengan perubahan tingkat

produktivitas, kemangkiran serta perputaran karyawan.

Menurut Wijono (dalam Lubis, 2017: 17) terdapat tiga perubahan yang

menunjukkan gejala stres, yakni sebagai berikut :

a. Perubahan fisiologis, dimana seseorang mengalami gejala seperti merasa

letih/lelah, kehabisan tenaga, pusing, serta gangguan pencernaan.

b. Perubahan psikologis, dimana seseorang mengalami kecemasan berlarut-larut,

sulit tidur, serta nafas tersengal-sengal.

c. Perubahan sikap, dimana seseorang menjadi keras kepala, mudah marah, serta

tidak puas terhadap apa yang dicapai.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa gejala-gejala stres kerja

yaitu dapat dilihat dari segi fisiologis, psikologis dan perilaku. Ketiga gejala tersebut

dapat memengaruhi kondisi karyawan dalam melaksanakan tuntutan pekerjannya.

3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Stres Kerja

Menurut Fathoni (2006: 130) terdapat enam faktor stres kerja karyawan dalam

suatu organisasi, antara lain:

a. Beban kerja yang sulit dan berlebihan,

b. Tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan tidak wajar,

c. Waktu kerja yang terbatas dan peralatan yang kurang,

d. Konflik antara pribadi dengan pimpinan atau kelompok kerja,

e. Balas jasa yang terlalu rendah,

f. Adanya masalah-masalah keluarga.

17
18

Menurut Mangkunegara (2010: 28) terdapat beberapa faktor yang memengaruhi

stres kerja antara lain :

a. Beban kerja yang dirasakan terlalu berat,

b. Waktu kerja yang mendesak,

c. Kualitas pengawasan yang rendah,

d. Iklim kerja yang tidak sehat,

e. Konflik kerja,

f. Autoritas kerja yang tidak memadai yang berhubungan dengan tanggung jawab,

g. Perbedaan nilai antara karyawan dengan pimpinan yang frustasi dalam kerja.

Menurut Robbins dan Judge (2011: 371) ada tiga kategori pontensi pemicu stres

(stressor), yaitu:

a. Faktor-faktor lingkungan :

1) Ketidakpastian ekonomi

2) Ketidakpastian politik

3) Perubahan teknologi

b. Faktor-faktor organisasi:

1) Tuntutan tugas

2) Tuntutan peran

3) Tuntutan antarpribadi

c. Faktor-faktor pribadi:

1) Persoalan keluarga

2) Persoalan ekonomi

18
19

3) Kepribadian

Berdasarkan uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa faktor-faktor yang

memengaruhi stres kerja dapat berasal dari luar dan dari dalam diri seseorang. Faktor

yang berasal dari luar seperti beban kerja yang berlebihan, tekanan pekerjaan, serta

tuntutan perusahaan. Sedangkan faktor yang berasal dari dalam seseorang atau pribadi

seseorang yaitu ekonomi dan keluarga.

E. Beban Kerja

1. Pengertian Beban Kerja

Menurut Gibson (dalam Chandra, 2017: 671) menyatakan bahwa beban kerja

adalah keharusan mengerjakan terlalu banyak tugas atau penyediaan waktu yang

tidak cukup untuk menyelesaikan tugas. Sedangkan Menurut Junaidi (2015: 120)

beban kerja merupakan suatu tanggung jawab yang harus dikerjakan dan

merupakan tuntutan dari perusahaan yang terkait dimana seseorang bekerja.

Menurut Sutarto (dalam Sagala, 2020: 33) menyatakan bahwa beban kerja

adalah suatu kondisi dari pekerjaan dengan uraian tugasnya yang harus diselesaikan

sesuai dengan batasan waktu yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Apriani

dan Praningrum (dalam Safitri, 2020: 176) yang dimaksud dengan beban kerja

adalah banyaknya tugas dengan tanggung jawab yang harus dilakukan organisasi

unit-unitnya dalam satu waktu dan jumlah tenaga kerja tertentu.

Berdasarkan beberapa deinisi diatas, dapat disimpulkan bahwa beban kerja

adalah suatu pekerjaan atau tugas yang diberikan melebihi kemampuan dan

19
20

kapasitas seseorang atau kelompok yang harus diselesaikan dengan waktu yang

sudah ditentukan oleh atasan.

2. Aspek-aspek Beban Kerja

Menurut Gawron (dalam Alfandara, 2019: 46) dalam mengungkapkan beban

kerja terdapat 3 aspek yaitu :

a. Aspek beban mental

Beban mental merupakan beban yang dirasakan melalui aktivitas mental yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Beban kerja mental dapat

dilihat dari seberapa besar aktivitas mental yang dibutuhkan untuk mengingat

hal-hal yang diperlukan, konsentrasi, mendenteksi permasalahan, mengatasi

kejadian yang tidak terduga dan membuat keputusan dengan cepat yang

berkaitan dengan pekerjaan dan sejauhmana tingkat keahlian dan prestasi kerja

yang dimiliki oleh individu.

b. Aspek beban fisik

Beban fisik merupakan beban yang dirasakan melalui kekuatan fisik yang

dimiliki individu. Beban fisik dapat dilihat dari ketahanan tubuh terhadap

banyaknya pekerjaan yang dikerjakan dan banyaknya kekuatan fisik yang

mereka gunakan.

c. Aspek waktu

Waktu merupakan aspek dalam terbentuknya beban kerja yaitu target hasil yang

harus diselesaikan dalam waktu tertentu dan dapat menggunakan waktu dengan

efektif.

20
21

Menurut Susianti (dalam Puri, 2018: 39) membagi aspek beban kerja dalam dua

sudut pandang yaitu :

a. secara subjektif, dimana meliputi beban fisik, beban sosial, dan beban mental

b. objektif, dimana meliputi keadaan nyata dilapangan secara objektif dilihat dari

keseluruhan waktu yang dipakai atau jumlah aktivitas yang dilakukan.

Menurut Ambar (dalam Salsabilla, 2019: 21) terdapat aspek-aspek dalam beban

kerja antara lain:

a. Aspek tugas-tugas yang harus dikerjakan, Apakah tugas tersebut relevan

dengan kemampuan dan kompetensi dasar pada karyawan apabila tugas yang

diterima seorang karyawan berbeda dengan kemampuan dan mengerjakan

tugas tersebut dan hasilnyapun tidak akan maksimal.

b. Aspek dukungan seorang atau sekelompok orang yang mengerjakan tugas-

tugas tersebut, Apakah orang atau sekelompok orang yang mengerjakan tugas

tersebut mendapatkan dukungan dari lingkungan dan fasilitas sekitar guna

menyelesaikan tugas yang dikerjakannya dengan dukungan yang baik, maka

hasil pengerjaannya pun akan maksimal.

c. Aspek waktu dan kondisi yang digunakan untuk mengerjakan tugas-tugas

tersebut, Apakah waktu yang diberikan sesuai dengan bobot pekerjaan yang

diterima oleh seorang karyawan, ketidakseimbangan bobot kerja dengan waktu

kerja akan menyebabkan beban kerja yang tinggi dan karyawan akan

mengalami stres kerja dan Apakah tugas yang dibebankan kepada seorang

karyawan telah dikerjakan dengan baik dan sesuai dengan prosedur kerja yang

21
22

semestinya dilakukan oleh seorang karyawan.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek beban kerja

meliputi beberapa hal-hal diantaranya yaitu aspek beban fisik meliputi tugas-tugas

yang diberikan, aspek beban mental meliputi dukungan seseorang dan aspek waktu.

F. Hubungan antara Beban Kerja dan Sres Kerja

Stres kerja merupakan sebuah tekanan perasaan yang dialami oleh karyawan pada

pekerjaan yang diterima, dan penyerapan atau respon seseorang terhadap

lingkungannya, stres juga dapat diartikan sebuah kondisi dimana seseorang mengalami

sebuah ketegangan dan beban yang berpengaruh terhadap emosional dan fikiran orang

tersebut, hal ini juga berpengaruh terhadap interaksi seseorang terhadap orang lain,

kemampuan interaksi positif atau negatif seseorang berbeda-beda tergantung respon

orang tersebut terhadap lingkungan kerjanya. Menurut Notoatmodjo (dalam Alfandara,

2019: 34) Stres dapat terjadi pada hampir semua pekerja, baik tingkat pimpinan maupun

pelaksana.

Kondisi kerja yang lingkungannya tidak baik sangat potensial untuk

menimbulkan stres bagi pekerjanya. Stres dilingkungan kerja memang tidak dapat

dihindarkan, yang dapat dilakukan adalah bagaimana mengelola, mengatasi atau

mencegah terjadinya stres tersebut, sehingga tidak menggangu pekerjaan . Stres kerja

merupakan suatu bentuk respon individu baik secara fisik maupun mental terhadap

suatu perubahan di lingkungan kerja dan tuntutan dari organisasi yang menyebabkan

tekanan. Terjadinya stres kerja timbul oleh adanya gejala-gejala stres yang meliputi

gejala psikologis, fisiologis, dan perilaku individu tidak dapat mempersepsikan keadaan

22
23

tersebut dengan baik. Adanya kondisi fisik yang kurang baik, beban dan tuntutan kerja

yang berlebihan, kondisi lingkungan kerja yang kurang baik, kerjasama rekan kerja

kurang efektif serta kurangnya dukungan rekan kerja merupakan faktor-faktor yang

mengakibatkan stres kerja pada karyawan.

Menurut Cooper (dalam Sagala, 2020: 12) salah satu sumber stres kerja adalah

beban kerja. Beban kerja dibedakan menjadi dua yaitu kualitatif dan kuantitatif. Beban

kerja kualitatif terjadi disaat pegawai menghadapi pekerjaan dengan tingkat kesulitan

yang tinggi. Sedangkan beban kerja kuantitatif terjadi ketika jumlah beban kerja

melebihi kemampuan pekerja sehingga menimbulkan kelelahan dan ketegangan yang

tinggi.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa stres kerja merupakan sebuah

beban atau tekanan perasaan yang dialami oleh karyawan atau siapa pun yang bekerja

yang diakibatkan dari beberapa faktor salah satunya tuntutan pekerjaan yang melebihi

kemampuan pekerja. Selain itu stres juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana

seseorang mengalami sebuah ketegangan yang berpengaruh terhadap emosional dan

fikiran orang tersebut.

G. Hipotesis

Berdasarkan beberapa teori di atas, maka dalam penelitian ini hipotesis yang

diajukan yaitu ada hubungan positif antara beban kerja dengan stres kerja. Artinya

semakin tinggi beban kerja maka semakin tinggi pula stres kerja yang dialami seorang

karyawan dan sebaliknya.

23
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian

Berdasarkan judul penelitian “Hubungan antara Beban Kerja dengan Stres

Kerja pada Karyawan CV Merapi Boja” apabila diturunkan ke dalam identifikasi

variabel penelitian adalah sebagai berikut :

1. Variabel tergantung : Stres Kerja

2. Variabel bebas : Beban Kerja

H. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Menurut Nazir (2014: 110) definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan

kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau

menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan

untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. Dalam membuat definisi operasional

suatu variabel, harus dicantumkan skala yang dipergunakan serta kriteria apa yang

diterapkan. Menurut Sarwono (2006: 66) variabel harus didefiniskan secara operasional

agar lebih mudah dicari hubungannya antara satu variabel dengan lainnya dan

pengukurannya. Adapun batas operasional dari variabel-variabel dalam penelitian

hubungan antara stres kerja dengan beban kerja yaitu :


25

1. Stres Kerja

Stres kerja merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami ketegangan

yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis yang dapat

memengaruhi emosi, proses berpikir dan pekerjaan seseorang. Pada penelitian ini

stres kerja diukur berdasarkan gejala-gejala stres kerja meliputi beberapa hal-hal

diantaranya adalah gejala fisiologis, gejala psikologis dan gejala perilaku dengan

tujuan mengungkap sejauh mana tingkat stres kerja pada karyawan CV Merapi

Boja Divisi Finishing. Dalam penelitian ini, penentuan tinggi rendahnya stres kerja

dapat dilihat dari tinggi dan rendahnya skor total yang diperoleh subyek

berdasarkan skor skala stres kerja dengan metode skala Likert. Semakin tinggi skor

yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi pula stres kerja subjek, sebaliknya

semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah pula stres kerja subjek.

2. Beban Kerja

Beban kerja adalah suatu pekerjaan atau tugas yang diberikan melebihi

kemampuan dan kapasitas seseorang atau kelompok yang harus diselesaikan dengan

waktu yang sudah ditentukan oleh atasan. Beban kerja diukur berdasarkan aspek-

aspek beban kerja yang meliputi beberapa hal-hal diantaranya adalah aspek tugas-

tugas yang harus dikerjakan, aspek dukungan seorang atau sekelompok orang yang

mengerjakan tugas-tugas tersebut dan aspek waktu dan kondisi yang digunakan

untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut. Dalam penelitian ini, penentuan tinggi

rendahnya beban kerja dilihat dari tinggi dan rendahnya skor total yang diperoleh

subjek berdasarkan skor beban kerja yang dirasakan dengan metode skala Likert.
26

Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi pula beban kerja

subjek, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh subjek, maka semakin rendah

pula beban kerja subjek.

I. Subjek Penelitian

1. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2011: 80) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Menurut Sarwono (2006, 112) Proses awal ialah

mencantumkan populasi yang menarik untuk dipelajari. Suatu populasi yang baik

ialah mencakup rancangan eksplisit semua element yang terlibat biasanya

meliputi empat komponen, yaitu elemen, unit sampling, keluasaan skop dan

waktu Sarwono (2006, 112).

Penelitian ini akan dilakukan pada karyawan CV Merapi Boja yang

memenuhi karakteristik penelitian, sebagai berikut :

a. Berjenis kelamin laki-laki dan perempuan

b. Merupakan karyawan tetap di Divisi Finishing

c. Berusia di atas 20 tahun


27

2. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

sampling jenuh. Menurut Payadnya & Jayantika (2018: 26) sampling jenuh adalah

teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Sampel jenuh disebut dengan istilah sensus, dimana semua anggota populasi

dijadikan sampel. Pada penelitian ini maka sampel yang digunakan yaitu seluruh

karyawan CV Merapi Divisi Finishing.

J. Metode Pengumpulan Data

1. Alat Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan kuantitatif.

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian Kuantitatif Korelasional.

Metode korelasi merupakan metode yang bertujuan untuk memperoleh informasi

mengenai taraf hubungan yang terjadi anatara dua variabel. Penelitian dengan

pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang data-datanya berupa numerikal dan

diolah dengan metode statistik. Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan

melakukan pengukuran terhadap dua variabel penelitian yaitu stres kerja dan beban

kerja. Kedua variabel diukur dengan menggunakan skala Likert yang dibuat oleh

peneliti. Untuk memastikan penelitian ini dengan subjek mengisi seluruh kuesioner

tanpa ada satupun kuesioner yang terlewati, maka peneliti tidak memberikan batas

waktu untuk mengisi kuesioner yang telah dibagikan.


28

2. Blue Print dan Cara Penelitian

a. Skala Stres Kerja

Skala ini dirancang berdasarkan aspek-aspek stres kerja yaitu psikologis,

fisiologis dan perilaku. Skala stres kerja pada karyawan CV Merapi Boja terdiri

dari 36 aitem, berupa pernyataan yang bersifat favourable (positif) dan

unfavourable (negatif). Cara skoring yang digunakan untuk pernyataan

favourable adalah dengan memberi skor 4 jika menjawab “SS” yang berarti

sangat setuju, skor 3 jika menjawab “S” yang berarti setuju, skor 2 jika menjawab

“TS” yang berarti tidak setuju, dan skor 1 jika menjawab “STS” yang berarti

sangat tidak setuju. Skor tertinggi untuk aitem favorable bila memilih “SS”

(sangat setuju) dan skor tertinggi pada aitem unfavorable ada pada pilihan

jawaban “STS” (sangat tidak setuju).

Rancangan aitem skala stres kerja pada karyawan CV Merapi Boja dapat

dilihat pada tabel 1.

Tabel 1
Blue Print Skala Stres Kerja

No Gejala-gejala Jumlah Aitem Jumlah


Favourable Unfavourable
1. Psikologis 6 6 12
2. Fisiologis 6 6 12
3. Perilaku 6 6 12
Total 18 18 36

b. Skala Beban Kerja

Skala ini dirancang berdasarkan aspek-aspek beban kerja antara lain, aspek

tugas-tugas yang dikerjakan, aspek dukungan seorang atau sekelompok, aspek


29

waktu dan kondisi. Skala beban kerja pada karyawan CV Merapi Boja terdiri dari

36 aitem, berupa pernyataan yang bersifat favourable (positif) dan unfavourable

(negatif). cara skoring yang digunakan untuk pernyataan favourable adalah

dengan memberi skor 4 jika menjawab “SS” yang berarti sangat setuju, skor 3

jika menjawab “S” yang berarti setuju, skor 2 jika menjawab “TS” yang berarti

tidak setuju, dan skor 1 jika menjawab “STS” yang berarti sangat tidak setuju.

Skor tertinggi untuk aitem favorable bila memilih “SS” (sangat setuju) dan skor

tertinggi pada aitem unfavorable ada pada pilihan jawaban “STS” (sangat tidak

setuju).

Rancangan aitem skala dukungan sosial rekan kerja pada karyawan CV

Merapi Boja dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2
Blue Print Skala Beban Kerja

No Aspek-aspek Jumlah Aitem Jumlah


Favourable Unfavourable
1. Tugas 6 6 12
2. Dukungan 6 6 12
3. Waktu dan kondisi 6 6 12
Total 18 18 36

3. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Dalam penelitian kuantitatif data dapat diperoleh melalui suatu proses

pengukuran yang disamping validitas dan reliabilitas juga objektif. Keabsahan

atau kesahihan suatu hasil penelitian dilihat oleh alat ukur yang digunakan.

Apabila alat ukur dalam penelitian yang digunakan tidak valid atau tidak dapat
30

dipercaya maka hasil penelitian yang diperoleh tidak mampu menggambarkan

keadaan yang sesuai.

a. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan

dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar,

2015: 173) Suatu tes atau intstrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai

validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau

memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud

dilakukannya pengukuran tersebut. Penelitian ini menggunakan teknik korelasi

Product Moment adapun rumus yang di gunakan dalam korelasi Product

Moment (Azwar, 2015: 81) sebagai berikut:

rXY = N.∑ XY – (∑ X)(∑ Y)

N.∑ X2 – (∑ X)2 N.∑Y2 – (∑Y)2

Keterangan :
Rxy : koefisien korelasi antara skor aitem dan skor total
N : jumlah responden
X : jumlah skor aitem
X² : jumlah skor aitem kuadrat
Y : jumlah skor total
Y² : jumlah skor total kuadrat
XY : jumlah perkalian antara skor aitem dengan total
skor total N : jumlah subyek

b. Reliabilitas

Menurut Azwar (2015: 180) reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability

adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur itu dapat
31

memberikan hasil yang reliabel atau konsisten dan dapat dipercaya atau

diandalkan. Reliabilitas merupakan suatu pengukuran yang mampu

menghasilkan data yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi disebut sebagai

pengukuran yang reliabel (reliable). Hasil suatu pengukuran akan dapat

dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap

kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek

yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Adapun untuk

mengukur reliabilitas menggunakan rumus Alpha, dengan rumus sebagai

berikut:

Keterangan :
α = koefisien Alpha
s12 dan s22 = varian skor belahan 1 dan belahan 2
sx2 = varian skor X

K. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan cara teknik analisis statistik

yang menggunakan bantuan Statistical Package For The Social Scienes (SPSS), untuk

melakukan uji reliabilitas dan validitas skala, uji normalitas data, uji linearitas data, dan

uji hipotesis menggunakan teknik kolerasi Product Momen Pearson. Data yang

diperoleh dari metode kuantitatif berupa angka-angka yang dianalisis menggunakan

statistik. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hubungan antara Beban

Kerja dengan Stres Kerja. Beban Kerja sebagai variabel bebas dan Stres Kerja sebagai
32

variabel tergantung, dihitung dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment

dari Pearson. Teknik ini bertujuan untuk mengetahui kolerasi antara variabel beban

kerja dan stres kerja.


33

DAFTAR PUSTAKA

Alfandara, S. (2019). Hubungan Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Pegawai di
Lapas Pemuda Kelas III Langkat. Skripsi. Tidak diterbitkan. Medan: Fakultas
Psikologi.

Arishandhi, R. N. (2017). Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada
Pegawai Bagian Tata Usaha dan Keuangan Di Perusahan Gula Kebon Agung
Malang. Skripsi. Tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Psikologi.

Asih, G. Y., Dewi, R., Widiastuti, H. (2018). Stres Kerja. Semarang: Semarang
University Press.

Azwar, Saifuddin. (2015). Dasar-Dasar Psikometrika Edisi II. Yogyakarta:Pustaka


Belajar

Azwar, Saifuddin. (2015). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bahri, S., Dewi, I. K., Fani, T., dkk. (2021). Analisis Beban Kerja dan Produktivitas
Kerja. Yayasan Kita Menulis.

Fitria, Y., Sarianti, R., Zulmaidarleni. 2019. Pengaruh Beban Kerja dan Lingkungan
Kerja Fisik Terhadap Stres Kerja Pada Pegawai Kantor Kecamatan Padang
Timur. Ecogen,. II(1), 61-66.

Junaidi. 2015. Hubungan Lingkungan Kerja dan Beban Kerja dengan Stres Kerja
Pegawai di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.
Sulawesi Tengah: Jurnal Promotif. Vol. 4, No. 2: 115-120.

Kusnadi, M. A. 2014. Hubungan Antara Beban Kerja dan Self-Efficacy dengan Stres
Kerja Pada Dosen Universitas X. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya,. III(1), 1-15.

Lestari, N. K. A., Utama, I. W. M. 2017. Pengaruh Konflik Interpersonal dan Beban


Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan PT Pos Indonesia (Persero) Pusat
Denpasar. E-Jurnal manajemen unud,. VI(12), 6357-6382.

Lubis, R. A. P. B. (2017). Hubungan Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pegawai


Puskesmas Sentosa Baru Kota Medan Tahun 2017. Skripsi. Tidak diterbitkan.
Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Mangkunegara, A. (2010). Perilaku Dan Budaya Organisasi. Bandung: Refika


Aditama.

Nazir, M. (2014). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.


34

Panengah, Y. I. (2012). Hubungan Antara Beban Kerja dengan Stres Kerja Pada Pekerja
di Sentra Industri Gamelan Wirun Sukoharjo. Skripsi. Tidak diterbitkan.
Surakarta: Fakultas Kedokteran.

Payadnya, Putu Ade Andre dan Gusti Agung Ngurah Jayanti. (2018). Panduan
Penelitian Eksperimen Beserta Analisis Statistika dengan SPSS. Yogyakarta:
Budi Utomo.

Priansa, D. J., Sule, E. T. (2018). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Bandung:


PT Refika Aditama.

Puri, I. (2018). Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Pada Perawat IGD RSUD
Munyang Kute Redelong. Skripsi. Tidak diterbitkan. Medan: Fakultas
Psikologi.

Refiany, P. (2019). Hubungan Antara Beban Kerja dengan Stres Kerja Pada Guru SMA
Negeri 1 Pekanbaru. Skripsi. Tidak diterbitkan. Pekanbaru: Fakultas Psikologi.

Ridwan, V. A., Setyaningsih, Y., Wahyuni, I. 2017. Hubungan Lingkungan Fisik Kerja
dan Beban Mental dengan Kejadian Stres Kerja Pada Pekerja Laundry di PT
Sandang Asia Maju Abadi Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-
Journal),. V(5), 406-412.

Rino, Vanchopo. (2020). Beban Kerja dan Stres Kerja. Pasuruan: CV Penerbit Qiara
Media.

Robbins, S. dan Judge, T. (2011). Perilaku Organisasi. Edisi Keduabelas. Jakarta:


Salemba Empat.

Russeng, S. S., Saleh, L. M., Tadjuddin, I. (2020). Manajemen Stres Kerja. Yogyakarta:
Deepublish.

Safitri, H. U. 2020. Hubungan Beban Kerja Dengan Stres Kerja. Psikoborneo,. VIII(2),
174-179.

Sagala, A. P. (2020). Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Pada Pegawai Kantor
Kementrian Agama Kota Binjai. Skripsi. Tidak diterbitkan. Medan: Fakultas
Kesehatan Masyarakat.

Salsabilla, B. P. (2019). Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada
Karyawan di Bidang Perdagangan Berjangka Komoditi Kota Semarang.
Skripsi. Tidak diterbitkan. Semarang: Fakultas Psikologi.

Sarwono, Jonathan. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.


Yogyakarta:Graha Ilmu.
35

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.
36

Lampiran 1 Verbatim

Subyek Hasil Wawancara Baris Keterangan Kode


G : Mas I... boleh minta waktune
Subyek sebentar ?
1 I : Boleh, la piye ik 5
G : Meh wawancara boleh ?
I : Ohh.. boleh
G : Mas, dirimu kerja di CV Merapi
udah berapa lama to ?
I : Hampir 7 tahun 10
G : La kerjamu di bagian apa mas ?
I : Di bagian CNC
G : Ohh.. bagian CNC tu masuk divisi
finishing apa independent ik mas ?
I : Ikut divisi finishing nek CNC 15
G : La dirimu di CNC itu sebagai apa
mas?
I : Sebagai Kepala Bidang
G : Waah udah jadi Kepala bidang
keren. Nah sekarang aku meh tanya 20
lagi nih mas, selama jadi kepala
bidang tu gimana ik ?
I : Ya.. melakukan pekerjaan sesuai Subjek merasa
jobdesk, tapi kadang sing dudu tuntutan (KB: I/W1/B.21-23)
jobdesk ku aku kon garap 25 pekerjaan
G : La jobdesk kepala bidang apa wae bertambah
mas emange ?
I : Ya.. ngatur kerjaan operator, nyatet
hasil produksi, ngatur barang ben
kirim sesuai jadwal dari PPIC 30
G : Oalah, la tadi maksude bukan
jobdeskmu juga mbok garap tu piye?
I : Ya kayak nek mesin trouble, Subjek merasa
percobaan kualitas barang, terus nek tuntutan (KB: I/W1/B.31-35)
ada komplain, nek ada barang retur 35 pekerjaan
kui kan asline wes ada sing tanggung bertambah
jawab masing-masing
G : widih.. lumayan berat ya tugas
mbe tanggung jawabe, la terus nek
pas gitu ki sing mbok rasain apa mas 40
selama jadi kepala bidang dengan
tanggung jawab sebanyak itu ?
37

I : Sing tak rasain ya ngono kui, nek


selama kui jobdesk ku sih aku ra Subjek merasa
masalah, tapi nek pas ada tambahan terbebani dengan (KB: I/W1/B.42-46)
sing asline kui dudu kerjaanku yo adanya tugas
mangkel, la aku ngrasa ne kabeh- 45 yang bukan
kabeh kok di bebanke ning kepala pekerjaanya
bidang
G : Iya sih mas, berarti dirimu merasa
terbebani mas ?
I : Jelaslah.. la posisi kui bukan
kerjaanku o
G : Terus dirimu ga nyoba
dikomunikasiin ke pimpinan ?
I : Aku ki wes pernah ngomong mbe Subjek tidak
pimpinan, yo akhire berjalan sesuai mendapatkan (KB: I/W1/B.53-60)
jobdesk masing-masing.. tapi sui-sui 55 respon maksimal
yo podo wae, angger ono barang retur, dari atasan
aku sing kon ngitung, kon crosscheck,
la kan mumet to nek ngono, terus nek
pas ono komplain kene sing kena sik,
la QC ne kan ono
G : Waduh, mumet e dalam arti piye
ik mas ?
I : Yo mumet, saiki ngene kerjaan Tugas utama
utama ku sampe keteteran lo nek pas belum selesai (KB: I/W1/B.62-65)
ono barang retur, adminku sampe karena adanya
negur kok hasil produksi durung 65 tugas tambahan
digarap.
G : Oalah to, la kalo sama partner
kerja mu gimana mas ada kendala atau
problem kah ?
I : Nek partner kerja alhamdulillah iki
bisa dijak kerjasama sih
G : Berarti nek partner kerja aman ya
mas hehe
I : Aman nek kui, iso kerja tim soale, 70
nek ono masalah juga dibahas bareng
dikomunikasike bareng
G : Okedeh... yadah mas I, makasi lo
ya waktune, makasi dah mau tak
wawancara hehe
I : Okok santai, sory lo nek aku malah
curhat 75
G : Santai mas, sekali-sekali ngluarke
38

uneg-uneg harang ben ndak stres,


semangat kerja ne ya mas
I : Nah sippp, siap.. semangat
semangat

Kesimpulan :

a. Subjek merasa adanya tambahan pekerjaan yang seharusnya bukan pekerjaannya

b. Subjek merasa terbebani dengan tugas yang bukan pekerjaannya, sehingga

menghambat tugas utamanya

c. Subjek merasa bahwa atasan kurang maksimal dalam merespon terkait keluhan atas

pekerjaannya

Subyek G : Bu A.... boleh minta waktunya


2 sebentar ?
A : Boleh nok, la gimana ? 85
G : Mau tanya-tanya boleh ?
A : Ooo silahkan
G : Bu A kerja di CV Merapi sebagai
administrasi finshing kompor udah
berapa lama ?
A : Aku kerja di sini udah 19 tahun
lebih, tapi menjabat sebagai administrasi 95
baru 3 tahun terakhir ini
G : Wihh lama ya ternyata. Terus aku
mau tanya nih, tugas Bu A sebagai
administrasi apa saja ?
A : Banyak bangett nok..
G : Lah banyake tu apa Bu A hehe
I : Ya pembukuan keluar masuk barang,
pengebonan sparepart kompor, buat
kalkulasi, buat gaji anak harian, buat
laporang bulanan, buat serah terima 105
barang, terus ditambah lagi buat realisasi
order
G : Wahhhh banyak ya Bu ternyata.
Terus selama Bu A menjabat sebagai
administrasi tu gimana ?
A : Gimana dalam sisi apae nih nok ?
G : Dalam sisi pekerjaane Bu, kan
39

banyak banget itu, nah dengan tuntutan


tugas itu Bu A gimana ?
A : Jujur dengan jobdesk utama ku itu 115 Suyek merasa (KB: A/W1/B.115)
aku lelah. Jadi itu semua tugas utama ku lelah dengan
lo nok, itu semua harus tak kerjakan tak pekerjaan yang
selesaikan dalam waktu yang bermacam- diberikan
macam.
G : Waktu yang bermacam gimana ya
Bu?
A : Iya jadi ada yang sehari harus selesai
kayak rekap keluar masuk barang, ada
yang dikerjain seminggu sekali itu kayak
buat gaji sama buat kalkulasi, terus ada
yang dikerjain sebulan sekali itu yang 125
laporan produksi sama realisasi order
G : Oalah begitu, nah dengan adanya
tugas-tugas itu, Bu A merasa tertekan
atau terbebani ga sih ?
A : Kalau dibilang tertekan ga begitu, Subjek merasa
cuma kadang emang merasa tertekan sih tertekan dan (KB: A/W1/B.131-
karena itukan udah tuntutan ya, tapi kalo terbebani oleh 137)
terbebani iya, karena aku merasa tugas yang
beberapa tugas-tugas ku itu seharusnya 135 diberikan
tidak ditugaskan ke administrasi, kayak
misal buat gajian itu nok
G : Ohh pembuatan gaji tu administrasi
ya ?
A : Iyaa, aku awal menjabat sebagai 140
administrasi juga kaegt, kok aku
ditugaskan buat gaji juga, padahal
ngurusi stock keluar masuk barang tu
dah kopyor lo
G : Terus dengan tugas-tugas itu waktu Subjek merasa
penyelesaiannya gimana ? bahwa jam kerja
A : Waktu penyelesaianya ya bisa 150 dengan (KB: A/W1/B.147-
dibilang kalo jagain jam kerja itu kurang pekerjaan tidak 150)
nok, aku tu sampe bawa pulang seimbang
kerjaanku
G : Ya Allah sampe dibawa pulang Bu ?
A : Iya yo.. la gimana lagi, sekarang kalo
udah bikin gajian tu bener-bener kepake Subjek merasa
habis lo waktune, la sedangkan aku juga bahwa jam kerja (KB: A/W1/B.152-
harus rekap keluar masuk barang di buku 155 dengan 154)
stock, belum lagi buat kalkulasi pekerjaan tidak
40

G : Wahh iya juga ya Bu.. la Bu A seimbang


pernah ga sih ngerasa stres gitu dengan
tuntutan yang dibilang cukup banyak
itu ?
A : Stres banget nok.. aku tu udah nyoba
cara biar kerjaanku kelar biar ga Subyek merasa
numpuk-numpuk tapi emang ga cukup stres atas beban (KB: A/W1/B.161-
waktunya. Apalagi nek misal akhir bulan kerja yang 169)
kan tutup buku to nok, wahh keter tenan 165 diberikan
kerjaanku, ndelalahe pas bikin gajian
sisan, sampe bukau stock ku tu ga
kegarap blas sampe beberapa hari
numpuk
G : Lah dengan banyaknya tuntutan itu, 170
apa ga coba di komunikasiin ke atasan
terkait kapasitas pekerjaan juga? Kan itu
bisa dibilang udah overtime banget ya,
apalagi sampe dibawa pulang kerjaan

A : Aku sih narimo ing pandum nok,


nanti ndak marai molo, pokoke tak
kerjain sak mampu ku, ngalahi tak bawa
pulang gapapa sing penting kerjaan kelar
G : Wahh narimo banget ya Bu A... la 180
emang ga ada partner Bu?
A : Ya partner ku sama kepala bidang
tok nok, la masak aku minta bantuan
kepala bidang, kan dia lebih ke lapangan
fokusnya
G : Tapi kepala bidangnya bisa diajak
kerjasama Bu?
A : Alhamdulillah bisa, dia mau bantu
pengebonan kalo pas kerjaanku gubrak
banget, terus juga saling komunikasi sih 190
kalo semisal aku ada barang yang selisih
G : Berarti kerjasama antar partner
lancar ya Bu
A : Alhamdulillah sampai saat ini lancar
G : Okay Bu A... semangat kerjanya ya
Bu, semoga yang Bu A kerjakan ini
menjadi berkah
A : Aamiin nok, makasi ya, udah nih
tanya-tanya e ?
G : Iya Bu sama-sama, udah hehe 200
41

terimakasih lo Bu udah mau ngeluangin


waktu
A : Iya sama-sama nok, sukses buat
kamu ya Nok
G : Aamiin makasi Bu A..

Kesimpulan :

a. Subjek merasa adanya tambahan pekerjaan yang seharusnya bukan pekerjaannya

b. Subjek merasa bahwa jam kerja dengan beban kerja tidak seimbang

Subyek G : Mbak S..aku mau ganggu waktu


3 istirahat mu sebentar gapapa ya
S : Halah santai wae kayak mbe sapa 210
wae kamu tu
G: Asiap mba, oke tak mulai aja ya
S : iyaa silahkan
G : Mbak S.. kamu kan disini menjabat
sebagai administrasi divisi finishing, nah
kesan mu gimana ik mba?
S : Mmmm kesane ya gitu.. mungkin
kamu sedikit banyak juga tau sistem
kerjane disini tu gimana, dulu kan kamu 215
juga pernah jebur di finishing kan hehe
G : Ehehe iya sih mba, cuma aku mau
tau ni pendapat dari mba S selama jadi
admin di finishing
S : Ya gimana ya, disini tu sitem kerja ne
masih amburadul, terus masalah jobdesk
juga ga ngerti aku, aku sebagai admin
kayak dituntut harus bisa ini itu
G : Dituntut ini itu kayak gimana mba ?
S : Ya sekarang bayangin aja, jobdesk 225
admin disini tu ga umum gitu lo, yakalik Subjek merasa
administrasi produksi disuruh bikin gaji, terbebani dengan (KB: S/W1/B.226-
disuruh ngasi cheklist kehadiran anak tuntutan yang 232)
buah, disuruh arsip data-data anak diberikan
buah... lah kayak tim HR dong aku
42

G : Iya ya mba dulu aku juga kayak gitu


hehe...
S : La ya, aku tu kaget awale kok
jobdesk admin gini banget 235
G : Terus sikapmu gimana mba ketika
tau jobdeskmu kayk gitu ?
S : Sikapku ya biasa aja, la gimana lagi
tuntutan o, cuma tu kadang ngerasa Subjek merasa (KB: S/W1/B.237-
capek gitu lo, disini dituntut buat ngurus terbebani oleh 240)
produksi, pembukuan, laporan, sampe tuntutan kerja
anak buah.. tapi kok nek ada kesalahan 240
kecil tu langsung di judge gabisa kerja
G : Lohh iya to mba? Pernah dikatain
gitu mba? Subjek
S : Iyaa yo, udah tuntutane berat, salah merasakan stres (KB: S/ W1/B.243-
dikit di paido, laa lama-lama bisa stres to 245 atas pekerjaan 245)
aku nek kayak gini terus yang diberikan

G : Udah pernah ngalamin stres kerja


mba ?
S : Udah.. wah aku kalo pas akhir bulan, Subjek (KB: S/W1/B.247-
akhir tahun, sama kalo mau libur lebaran 250 mengalami stres 249)
itu stres banget wes to kerja
G : Wihhh la kok bisa stres banget mba ?
S : La kalo akhir bulan, kan otomatis
rekap masuk keluar barang, cocokan Subjek merasa
balance engga e, dah gitu kan tiap stres kerja (KB: S/W1/B.251-
minggu bikin gaji operator kan mesti karena beban 260)
gubrak banget dong kerjaan, terus nek 255 kerja yang
pas mau libur lebaran kan mesti bagi diterima
THR sama parcel gitu, la itu sing suruh
bagiin tu ya admin masing-masing
bidang... jal wes, pie ndak meh stres jal
G : Iya ya mbak emang ngeri banget o,
aku tau sing mbok rasain mbak... la
kamu nek stres gitu biasane sing mbok
rasain apa mba?
S : Aku tu nek stres biasane mules kayak Subjek
perute rasane sebah banget gitu lo, tapi 265 merasakan stres
nek udah saking stres e.. wuhhh kerja yang (KB: S/W1/B.265-
kepalaku pening banget, peninge tu berakibat pada 270)
diubun-ubun gitu lo sampe manteng kesehatan fisik
banget di kepala rasane, yang bulan
kemarin kan aku sampe libur dua hari to
43

G : Ya Allah kasian banget ik, ohh iya


ya mbak, kamu sebelum pembagian Subjek merasa
THR sakit o ya stres karena
S : Nah iyaa, stres banget aku o, mikirin tuntutan
laporan bulanan, bikin gaji, pembagian 275 pekerjaan (KB: S/W1/B.276-
koprasi juga kan waktu itu, bayangin aja 278)
itu dikejar deadline karena mau libur
lebaran
G : Yang sabar ya mba, emang kalo
sebelum lebaran tu gubrak banget o, aku Subjek merasa
juga sama huhu 285 beban kerja (KB: S/W1/B.284-
S : He em o, wes administrasi disini tu terlampau 285)
beban kerja ne ngeri banget, kudu bakoh banyak

G : He em mba bener, nek ga bakoh


bakal tumbang dari awal hehe
S : Nahh bener banget, bakoh lan sabar
G : Yadah mba, semangat kerjane ya
mba, semoga lelahmu menjadi berkah
S : Aamiin.. kamu juga ya semangat, 295
masih muda kudu semangat
G : Siapp mba, makasi banyak ya udah
mau ngluangin waktu hehe
S : Sama-sama..

Kesimpulan :

a. Subjek merasa terbebani atas tuntutan pekerjaan yang diberikan atasan

b. Subjek merasa stres kerja yang berakibat pada kesehatan fisik

c. Subjek merasakan stres kerja akibat beban kerja

Subyek G : Pak M... mau ganggu waktu istirahate


4 sebentar boleh ?
M : Gimana dek 300
G : Mau tanya-tanya sebentar nih
M : Oalah, ya boleh silahkan
G : Pak M kerja di CV Merapi udah
berapa tahun pak kira-kira ?
M : Wah.. wes lama dek, sekitar 15
tahunan ada ketoke
G : Wihh lama ternyata ya pak, kok bisa 305
sampe selama itu pak ?
44

M : Woo iyo no.. la meh golek kerja laine


ya neng ndi dek, wong aku SMA wae ga
lulus
G : Oalah, la selama kerja disini kesan-
kesane gimana pak ?
M : Ngelu dek hehe..
G : Ngelu piye ah pak ?
M : Ya selama aku jadi Kabid Packing jan 315
ngelu ne rak umum, mumet..
G : La mumet gara-gara apa pak ?
M : Gaweane kebak hehe..
G : Kebak e kayak gimana pak ?
M : Yawis ngono dek, tuntutane akeh
G : Tuntutan kayak gimana emange pak ?
M : Ya dituntut masalah packing barang,
pengiriman barang, nganalisa realisasi 320 Subyek merasa
order, ditambah meneh ngurusi anak stres akibat (KB: M/W1/B.320-
buah, belum nek ono returan ya ngurus tuntutan kerja 325)
returan, ngko nek barang rak iso kirim di
seneni, mumet pokoke 325
G : Waaah lumayan banyak ya pak
kerjaane, la kalo partner kerja ne gimana
pak ?
M : Ada sub Kabid sama Administrasi
dek, tapi kan sub Kabid bantu nek pas aku
ga berangkat, jadi masalah barang apa 330
sing meh dikirim dia yang handel nek aku
pas ga berangkat
G : Tapi untuk partner bisa diajak kerja
sama pak ?
M : Alhamdulillah bisa dek
G : Terus tadi kan Pak M bilang ngelu,
mumet sama kerjaan Pak M sebagai
Kabid, nah Pak M pernah ngerasa stres
kerja ga sih pak ?
M : Yo pernah to dek 340
G : Stres kerjane seperti apa pak?
maksude sampe berdampak ke kesehatan
apa endak ?
M : Aku nek wes mulai stres mesti aku
ijin ga mangkat o dek hehe..
G : Loh la kok sampe ijin pak ?
M : La wes piye dek daripada tambah
mumet mending tak istirahat ke sek ra,
45

soale dulu ki pernah kedadean, pas ono


barang retur, ndelalahe anak buahku ga 350
berangkat sampe 4 apa 5 orang ngono
pokoke akeh, la ndelalahe meneh barang
sing haruse kirim tapi belum bisa kirim
gara-gara ne suplai barang ki datenge
telat, wes rasane ki kepala ku full mumet Subyek
tenan, akhire aku kena tipes sampe 3 hari mengalami stres (KB: M/W1/B.357-
ga berangkat kerja kerja yang 358)
G : Ya Allah, terus gara-gara itu kalo berdampak pada
sekirane mumet Pak M besoke milih ijin kesehatan fisik
ga berangkat ? 360
M : Iyo ra dek, la daripada aku loro sampe
3 hari kan mending ngalahi ijin wae
ngerefresh otak
G : Berarti tipes itu efek stres kerja pak ?
M : Iyo bisa jadi dek
G : Ya udah pak, semangat kerjane ya
pak, jaga kesehatan pak, apalgi di musim
sekarang
M : Siap dek, dirimu harang sing jeh nom 370
sing semangat le kerjo
G : Asiappp pak, makasi ya pak udah mau
ngeluangin waktu istirahate, maaf
mereputkan
M : Iyoo dek sama-sama, gapapa..

Kesimpulan :

a. Subjek merasa terbebani atas tuntutan pekerjaan yang diberikan atasan

b. Subjek merasa stres kerja yang berakibat pada kesehatan fisik

c. Subjek merasakan stres kerja akibat beban kerja


46

FORM BIMBINGAN TEKNIK PENYUSUNAN SKRIPSI

Judul Teknik Penyusunan Skripsi:

Hubungan Antara Beban Kerja dengan Stres Kerja Pada Karyawan CV Merapi Boja

Divisi Finishing

Disusun Oleh:

Gita Tami Suharto Putri


F.131.18.0052

Tanggal Bimbingan Tanda Tangan

4 April 2021 Progres Bab 1

19 April 2021 Revisi Bab 1

23 April 2021 Verbatim

6 Mei 2021 Revisi Bab 1 dan Verbatim

28 Juni 2021 Revisi Bab 1 dan Verbatim

5 Juli 2021 BAB I, II, III dan Verbatim

Anda mungkin juga menyukai