Anda di halaman 1dari 6

RESUME FISIOLOGI

Nama : Intan Putri Calista


Kelas : 1 B
NIM : P17124021058
Hari/tanggal : Rabu, 1 September 2021
Pertemuan ke : 6
Pokok Materi : Konsep Dasar Sistem Pencernaan
Uraian :

Konsep Dasar Sistem Pencernaan

Saluran gastrointestinal (GI) diatur menjadi daerah dan lapisan dengan kekhasan structural dan
fungsional. Saluran ini dimulai dari mulut hingga ke anus, terdiri dari berbagai lapisan dan
jaringan. Jaringan terdiri dari sel-sel yang berbeda, memainkan peran dan fungsi yang berbeda
dan mereka merupakan penentuan utama pada penentu utama dari keadaan fungsi GI.

Pencernaan adalah proses pemecahan zat-zat makanan sehingga dapat diabsorpsi oleh
saluran pencernaan.Proses digesti meliputi:

1. Pengambilan makanan (prehensi)


2. Memamah (mastikasi)
3. Penelanan (deglutisi)
4. Pencernaan (digesti)
5. Pengeluaran sisa-sisa pencernaan (egesti). Berdasarkan proses pencernaannya dapat
dibedakan menjadi digesti makanan secara mekanis, enzimatis, dan mikrobiotis.

Hasil akhir proses pencernaan adalah terbentuknya molekul-molekul atau partikel-partikel


makanan yakni: glukosa, asam lemak, dan asam amino yang siap diserap (absorpsi) oleh mukosa
saluran pencernaan. Selanjutnya, partikel partikel makanan tersebut dibawa melalui sistem
sirkulasi (tranportasi) untuk disebarkan dan digunakan oleh sel sel tubuh sebagai bahan
untuk proses metabolisme (assimilasi) sebagai sumber tenaga (energi), zat pembangun
(struktural), dan molekul-molekul fungsional (hormon, enzim) dan keperluan tubuh lainnya.

Saluran Digesti pada Manusia

1.Mulut (rongga mulut), di rongga mulut terdapat gigi yang fungsinya untuk menyobek dan
mengunyah zat zat makanan secara mekanis sehingga menjadi zat zat yang lebih kecil dan
memudahkan bekerjanya enzim pencernaan. Di rongga mulut terdapat bibir, lidah dan langit
langit untuk membantu penguyahan zat makanan, dan penelanan zat makanan. Di rongga
mulut terdapat muara kelenjar air liur (saliva) yang mengandung enzim ptyalin (amilase).
2. Faring, persilangan antara saluran makanan dan saluran udara Epiglotis berperan sebagai
pengatur (klep) kedua saluran tersebut. Pada saat menelan makanan saluran udara ditutup
oleh epiglotis dan sebaliknya jika sedang menghirup nafas.

3. Esofagus (kerongkongan), saluran panjang berotot (muskuler) yang menghubungkan rongga


mulut dengan lambung. Pada batas antara esophagus dengan lambung terdapat sphincter
esophagii yang fungsinya mengatur makanan yang sudah masuk ke dalam lambung tidak
kembali ke esophagus.

4. Gastrium (lambung), di lambung, makanan ditampung, disimpan, dan dicampur dengan


asam lambung, lendir dan pepsin. Mukosa lambung banyak mengandung kelenjar
pencernaan. Kelenjar pada bagian pilorika dan kardiaka menghasilkan lendir. Kelenjar pada
fundus terdapat sel parietal menghasilkan HCl, dan chief cell menghasilkan pepsinogen.

Proses pencernaan karbohidrat

1. Pencernaan KH di mulut: kelenjar air liur mengeluarkan saliva yang


mengandung enzim ptyalin (amilase). Perannya untuk mengubah amilum menjadi
sakarida sederhana.

2. Pencernaan KH di lambung: Karbohidrat dalam makanan ditampung, disimpan,


dan dicampur dengan asam lambung, lendir dan pepsin.

3. Pencernaan KH di Usus halus: di dalam duodenum terdapat amylase untuk


memecah amilum menjadi monosakarida.
4. Proses penyerapan (absorpsi) karbohidrat melalui mekanisme difusi fasilitasi oleh
hormon insulin, terutama di duodenum dan jejunum.

Gangguan Pada Sistem Pencernaan

Gangguan sistem pencernaan adalah masalah yang terjadi pada saluran atau organ yang terlibat
dalam pencernaan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi hingga
naiknya asam lambung

-Berikut ini adalah macam-macam gangguan sistem pencernaan yang umum ditemui:

1.Diare
Diare adalah peningkatan frekuensi BAB lebih dari 3 kali dalam sehari disertai perubahan
konsistensi menjadi lebih cair. Kondisi ini bisa disebabkan oleh perubahan pola makan, infeksi
rotavirus, atau bakteri.

2.Konstipasi atau sembelit

adalah perubahan frekuensi BAB menjadi lebih jarang dan disertai dengan kesulitan BAB. Hal
ini bisa disebabkan oleh menurunnya pergerakan usus. Di samping frekuensi buang air besar
yang menurun, gejala sembelit lainnya meliputi:
-Feses keras.
-Harus mengejan saat buang air besar.
-Merasa ada penyumbatan di rektum, sehingga tinja sulit dikeluarkan.
-Merasa tidak tuntas setelah buang air besar.
-Perlu bantuan untuk mengeluarkan feses, misalnya menekan perut atau menggunakan jari
tangan untuk mengeluarkan feses dari anus.
3.Wasir (hemoroid)
Wasir terjadi ketika pembuluh darah vena yang terletak di luar atau di dalam saluran anus
(rektum) mengalami pembengkakan. Penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja, namun sekitar 50%
penderitanya berusia di atas 50 tahun. Wasir dapat menimbulkan nyeri dan gatal pada anus,
benjolan di anus, serta keluarnya darah ketika BAB. Kadang wasir juga bisa membuat
penderitanya sulit untuk duduk.

4. GERD
Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau penyakit asam lambung terjadi ketika asam
lambung naik menuju kerongkongan. Kondisi ini disebabkan oleh melemahnya katup (sfingter)
yang terletak di dalam saluran kerongkongan bagian bawah.
5. Tukak lambung
Tukak lambung adalah luka pada lapisan lambung dan usus halus bagian atas. Pengikisan dan
luka tersebut umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori atau penggunaan
obat pereda nyeri dalam jangka Panjang.

Jakarta, 1 September 2021


Yang membuat resume,

Intan putri calista

Anda mungkin juga menyukai