Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN SEMINAR KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL POSTPARTUM SPONTAN

6 JAM TERHADAP NY.L USIA 22 TAHUN PIAb0Ah1

DI PMB SRI MARTUTI PIYUNGAN BANTUL

Laporan ini disusun untuk memenuhi

SEMINAR KASUS PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN

Oleh

ZALFASITI PUTRIAYU WIDYANINGRUM (P07124121042)

D III Kebidanan Semester III

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA

20222/2023
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL POSTPARTUM SPONTAN

6 JAM TERHADAP NY.L USIA 22 TAHUN PIAb0Ah1

DI PMB SRI MARTUTI PIYUNGAN BANTUL

Telah memenuhi persyaratan dan disetujui


Tanggal :…………

Menyetujui,

Nama Pembimbing Tanda Tangan


Pembimbing Lahan Sri Martuti R, SST, Bdn

Pembimbing Akademik Denny Iswara. STr. Keb

i
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL POSTPARTUM SPONTAN

6 JAM TERHADAP NY.L USIA 22 TAHUN PIAb0Ah1

DI PMB SRI MARTUTI PIYUNGAN BANTUL

Telah mendapat persetujuan dan disahkan pada


Tanggal : ……………….

Menyetujui,
Nama Pembimbing Tanda Tangan
Pembimbing Lahan Sri Martuti R, SST, Bdn

Pembimbing Akademik Denny Iswara. STr.Keb

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan ini. Laporan ini diharapkan dapat
menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa serta pembaca.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih atas bimbingan dan dukungan
yang diberikan dalam penyusunan laporan ini kepada:
1. Dr. Yuni Kusmiyati, SST., MPH., selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan menyusun laporan.
2. Munica Rita Hernayanti, S.SiT, M.Kes, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan atas
terlaksananya Praktik Klinik Kebidanan Fisiologis.
3. Denny Iswara. Str.Keb selaku pembimbing akademik yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam menyusun laporan ini
4. Sri Martuti R, SST, Bdn selaku pembimbing lahan yang telah memberikan bimbingan
dan arahan dalam menyusun laporan ini
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
sempurnanya laporan ini. Penulis juga berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan menambah informasi serta wawasan pembaca.

Yogyakarta, November 2021

Zalfasiti Putriayu Widyaningrum

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................................ii

BAB I...........................................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG........................................................................................................1

B. TUJUAN...........................................................................................................................2

BAB II..........................................................................................................................................3

TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................3

BAB III.......................................................................................................................................10

A. TINJAUAN KASUS........................................................................................................10

B. PEMBAHASAN..............................................................................................................16

BAB IV.......................................................................................................................................18

PENUTUP..................................................................................................................................18

A. KESIMPULAN................................................................................................................18

B. SARAN...........................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................19

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masa nifas berasal dari bahasa latin yaitu Puer adalah bayi dan parous adalah
melahirkan yang berarti masa sesudah melahirkan. (Saleha, 2008) Masa nifas adalah
masa setelah keluarnya plasenta sampai alatalat reproduksi pulih seperti sebelum
hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari.
(Ambarwati, 2009)
Masa nifas adalah akhir dari periode intrapartum yang ditandai dengan lahirnya
selaput dan plasenta yang berlangsung sekitar 6 minggu. (Varney, 1997) Masa nifas
(puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil) yang
berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Jadi, Masa Nifas (puerperium) adalah masa
setelah keluarnya plasenta sampai pemulihan kembali alat-alat reproduksi seperti
keadaan semula sebelum hamil yang berlangsung 6 minggu (40 hari)

Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Makin tinggi angka kematian ibu dan angka
kematian bayi disuatu negara maka dapat dipastikan bahwa derajat kesehatan negara
tersebut buruk, karena ibu hamil dan bersalin merupakan kelompok rentan yang
memerlukan pelayanan maksimal (WHO, 2014). Pendapat lain mengatakan bahwa
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan
upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu selama masa kehamilan,
persalinan, dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau
pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan dan
insidental di setiap 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2019).

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu salah
satunya adalah dengan asuhan pada masa nifas sebab masa nifas merupakan masa
yang sangat rentang terhadap kelangsungan hidup ibu setelah melewati persalinan.
Sebagian besar kematian ibu terjadi pada masa nifas sehingga pelayanan masa nifas
sangat penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu. Dalam masa pemulihan
tersebut, ibu nifas akan mengalami banyak perubahan baik perubahan fisik maupun
psikologis. Namun pada dasarnya, perubahan tersebut bersifat fisiologis
(Purwanti,2012).

1
Berdasarkan uraian di atas memberi motivasi pada penulis untuk mengkaji
serta membahas lebih lanjut kasus masa nifas dengan nyeri dan mulas perut pada ibu
masa nifas hari ke-1 di kunjungan pertama masa nifas.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan masa nifas pada ibu post partum normal hari pertama
di PMB Sri Martuti Piyungan, Bantul

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian ibu post partum hari pertama masa nifas di PMB Sri
Martuti Piyungan, Bantul
b. Mampu menentukan diagnosa kebidanan pada ibu post partum normal di PMB Sri
Martuti Piyungan, Bantul
c. Mampu melaksanakan tindakan yang akan diberikan pada ibu post partum
normal di PMB Sri Martuti Piyungan, Bantul
d. Mampu melaksanakan evaluasi kebidanan pada ibu post partum normal di PMB
Sri Martuti Piyungan, Bantul

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Masa Nifas
Masa nifas atau post partum disebut juga puerperium yang berasal dari bahasa latin
yaitu dari kata “puer” yang artinya bayi dan “parous” yang berarti melahirkan. Masa nifas
(puerperium) merupakan masa dimulainya setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan (reproduksi) kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau
puerperium berlangsung kurang lebih 6 minggu (42 hari) (Roito, 2013).

B. Perubahan Fisiologis Masa Nifas


1. Involusio Uterus
Involusio atau pengerutan uterus merupakan suatu proses di mana uterus
kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 30 gram. Proses ini dimulai
segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Secara rinci
proses involusio sesuai tinggi fundus dan berat uterus.

2. Lochea
Lochea merupakan ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea
mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nikrotik dari dalam uterus.
Pemeriksaan lochea meliputi perubahan warna dan bau karena lochea memiliki ciri
khas bau amis atau khas darah dan adanya bau busuk menandakan adanya infeksi.
Jumlah total pengeluaran seluruh periode lochea sekitar 240-270 ml.

a. Lochea rubra/merah (cruenta), cairan yang keluar berwarna merah karena berisi
darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo dan
mekonium. Lochea ini muncul pada hari ke 1 sampai hari ke 3 masa postpartum.
b. Lochea sanguinolenta, cairan yang keluar berwarna merah kecokelatan dan
berlendir. Berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 postpartum.
c. Lochea serosa, berwarna kuning kecokelatan karena mengandung serum leukosit,
dan robekan/laserasi plasenta. Muncul pada hari ke 8 sampai hari ke 14
postpartum.
d. Lochea alba/putih, mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir
serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba berlangsung selama 2 sampai
6 minggu postpartum.
3. Perubahan pada Vulva dan Vagina

3
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses
tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva
dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara
berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.

4. Perubahan pada Serviks


Serviks mengalami involusio bersama-sama uterus setelah persalinan. Ostium
interna eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu
persalinan serviks akan menutup.

5. Payudara (Mamae)
Selama sembilan bulan kehamilan, jaringan payudara tumbuh dan menyiapkan
fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi baru lahir. Setelah melahirkan,
ketika hormon yang dihasilkan plasenta tidak ada lagi untuk menghambatnya kelenjar
pituitari akan mengeluarkan prolaktin (hormon laktogenik).

Sampai hari ketiga setelah melahirkan, efek prolaktin pada payudara mulai bisa
dirasakan. Pembuluh darah payudara menjadi bengkak terisi darah, sehingga timbul
rasa hangat, bengkak, dan rasa sakit. Sel-sel acini yang menghasilkan ASI juga mulai
berfungsi. Ketika bayi menghisap puting, refleks saraf merangsang lobus posterior
pituitari untuk menyekresi hormon oksitosin.

Oksitosin merangsang refleks let down (mengalirkan), sehingga menyebabkan


ejeksi ASI melalui sinus aktiferus payudara ke duktus yang terdapat pada puting.
Ketika ASI dialirkan karena isapan bayi atau dengan dipompa sel-sel acini terangsang
untuk menghasilkan ASI lebih banyak. Refleks ini dapat berlanjut sampai waktu yang
cukup lama.

6. Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada postnatal hari ke-5,
perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih
kendur daripada keadaan sebelum melahirkan

7. Perubahan pada Sistem Pencernaan


Diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar
progesteron menurun setelah melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami
penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah
sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit di daerah

4
perineum dapat menghalangi keinginan untuk buang air besar (BAB) sehingga pada
masa nifas sering timbul keluhan konstipasi akibat tidak teraturnya BAB.

8. Perubahan pada Sistem Perkemihan


Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama, ini dikarenakan
kemungkinan terdapat spasme sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini
mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan. Urin
dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan.
Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan
mengalami penurunan mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter yang
berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.

9. Perubahan pada Sistem Kardiovaskuler


Setelah terjadi diuresis akibat penurunan kadar estrogen, volume darah
kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan hemoglobin
kembali normal pada hari ke-5. Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang
sangat besar selama masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi dari pada
normal. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya
koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus dicegah dengan penanganan yang
cermat dan penekanan pembuluh darah pada ambulasi dini.

10. Perubahan pada Tanda-tanda Vital


a. Suhu Tubuh

Satu hari (24 jam) postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,5oC - 38oC)
sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan.
Biasanya pada hari ke-3, suhu badan naik karena adanya pembentukan ASI, buah
dada menjadi bengkak, berwarna merah karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak
turun, kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis, traktus urogenitalis
atau sistem lain.
b. Nadi
Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat. Setiap denyut nadi
melebihi 100 adalah abnormal dan hal ini mungkin disebabkan oleh infeksi atau
perdarahan postpartum yang tertunda.

c. Tekanan Darah
Biasanya tidak berubah, tetapi kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah
ibu melahirkan karena adanya perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum
dapat menandakan terjadinya pre-eklampsia postpartum.

5
d. Pernapasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi.
Bila suhu dan denyut nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya,
kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas. (Anggraini, 2017).

C. Kunjungan Masa Nifas


Ibu nifas paling sedikit 4 kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan
untuk (Walyani dan Purwoastuti, 2015) :

1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi


2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan
kesehatan ibu nifas dan bayi
3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu
nifas maupun bayi.
Minimal empat kali kunjungan nifas ini adalah pada :

1. 6-8 jam setelah persalinan atau sebelum pulang dengan maksimal waktu 48 jam.
Tujuannya yaitu :
a. Mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas
b. Mendeteksi dan merswat penyebab lain perdarahan dan memberikan rujukan bila
perdarahan berlanjut
c. Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
d. Pemberian ASI masa awal menjadi ibu
e. Mengajarkanibu untuk mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.
2. 6 hari setelah persalinan. Tujuannya yaitu :
a. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbilicus tidak ada perdarahan abnormal, dan tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau kelainan pasca melahirkan.
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit.
e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara merawat tali
pusat, dan menjaga bayi agar tetap hangat.
3. 2 minggu setelah persalinan. Tujuannya yaitu :

6
a. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbilicus tidak ada perdarahan abnormal, dan tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau kelainan pasca melahirkan.
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit.
e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara merawat tali
pusat, dan menjaga bayi agar tetap hangat
4. 6 minggu setelah persalinan. Tujuannya yaitu :
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami atau bayinya.
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini.
D. Tanda Bahaya Nifas
Adapun Tanda-tanda Bahaya Nifas, meliputi:

1. Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari
perdarahan haid biasa atau bisa memerlukan pembalut dua kali dalam setengah jam)
2. Pengeluaran cairan vagina yang baunya menusuk
3. Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung
4. Sakit kepala yang terus-menerus, nyeri ulu hati, dan penglihatan kabur.
5. Demam, muntah, rasa sakit waktu buang air kecil
6. Payudara bengkak, kemerahan, putting lecet, dan terasa sakit
7. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama
8. Rasa sakit, merah, lunak atau pembengkakan di kaki
9. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendirinya atau diri sendiri
10. Merasa cepat letih sehingga nafas mudah terengah-engah.

E. Ketidaknyamanan Masa Nifas


Terdapat beberapa ketidaknyamanan pada masa nifas. Meskipun dianggap normal,
ketidaknyamanan tersebut dapat menyebabkan distres fisik yang bermakna. Menurut
Islami, dkk tahun 2015 menyatakan bahwa ketidaknyamanan masa nifas terbagi menjadi
berikut ini :

1. Nyeri perut setelah melahirkan


Nyeri setelah melahirkan disebabkan oleh kontraksi dan relaksasi uterus yang
berurutan yang terjadi secara terus menerus. Nyeri ini lebih umum terjadi pada paritas
tinggi dan pada wanita menyusui. Alasan nyeri yang lebih berat pada wanita dengan
paritas tinggi adalah penurunan tonus otot uterus secara bersamaan, menyebabkan
relaksasi intermiten. Berbeda pada wanita primipara yang tonus ototnya masih kuat dan

7
uterus tetap berkontraksi tanpa relaksasi intermiten. Pada wanita menyusui, isapan bayi
menstimulasi produksi oksitosin oleh hipofise posterior. Pelepasan oksitosin tidak hanya
memicu refleks let down (pengeluaran ASI) pada payudara, tetapi juga menyebabkan
kontraksi uterus. Nyeri setelah melahirkan akan hilang jika uterus tetap berkontraksi
dengan baik saat kandung kemih kosong. Kandung kemih yang penuh mengubah posisi
uterus ke atas, menyebabkan relaksasi dan kontraksi uterus lebih nyeri.

2. Keringat berlebih
Wanita postpartum mengeluarkan keringat berlebihan karena tubuh
menggunakan rute ini dan diuresis untuk mengeluarkan kelebihan cairan interstisial
yang disebabkan oleh peningkatan normal cairan intraselular selama kehamilan. Cara
menguranginya sangat sederhana yaitu dengan membuat kulit tetap bersih dan kering.

3. Pembesaran payudara
Diperkirakan bahwa pembesaran payudara disebabkan oleh kombinasi
akumulasi dan stasis air susu serta peningkatan vaskularitas dan kongesti. Kombinasi
ini mengakibatkan kongesti lebih lanjut karena stasis limfatik 9 dan vena. Hal ini terjadi
saat pasokan air susu meningkat, pada sekitar hari ketiga postpartum baik pada ibu
menyusui maupun tidak menyusui dan berakhir sekitar 24 hingga 48 jam.

4. Nyeri perineum
Beberapa tindakan dapat mengurangi ketidaknyamanan atau nyeri akibat
laserasi atau luka episiotomi dan jahitan laserasi atau episiotomi tersebut. Sebelum
tindakan dilakukan, penting untuk memeriksa perineum untuk menyingkirkan
komplikasi seperti hematoma. Pemeriksaan ini juga mengindikasikan tindakan lanjutan
apa yang mungkin paling efektif.

5. Konstipasi
Rasa takut dapat menghambat fungsi bowel jika wanita takut bahwa hal
tersebut dapat merobek jahitan atau akibat nyeri yang disebabkan oleh ingatannya
tentang tekanan bowel pada saat persalinan. Konstipasi lebih lanjut mungkin diperberat
dengan longgarnya abdomen dan oleh ketidaknyamanan jahitan robekan perineum
derajat tiga atau empat.

6. Haemorroid
Jika wanita mengalami haemorroid, mungkin mereka sangat merasakan nyeri
selama beberapa hari. Haemorroid yang terjadi selama masa kehamilan dapat
menimbulkan traumatis dan menjadi lebih edema selama kala dua persalinan. (Islami,
dkk. 2015:28-30).

8
F. Tanda Bahaya Masa Nifas
Menurut Depkes, tanda bahaya yang dapat timbul dalam masa nifas seperti
perdarahan lewat jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir, demam, bengkak di
muka, tangan atau kaki, disertai kait kepala dan atau kejang, nyeri atau panas di daerah
tungkai, payudara bengkak, berwarna kemerahan dan sakit, putting lecet. Ibu mengalami
depresi (antara lain menangis tanpa sebab dan tidak peduli pada bayinya) (Depkes,
2015:15)

9
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN KASUS

Asuhan kebidanan fisiologis pada Ibu Nifas Ny. L diambil menggunakan


pendokumetasian SOAP. Data yang diambil berupa data dari ibu dengan cara
bertanya langsung (anamnesis) dan data sekunder yaitu data yang diambil dari
rekam medis pasien. Data objektif didapatkan pada Sabtu, 12 November 2021
pukul 07.00 WIB. Berikut hasil pengkajian data Ny. L

ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS PADA IBU NIFAS TERHADAP NY. L


USIA 22 TAHUN P1Ab0Ah1 HARI KE-1 DI PMB SRI MARTUTI
PIYUNGAN BANTUL

NO. REGISTER :
TANGGAL, JAM : 12 November 2022, 09.00 WIB
DIRAWAT DI RUANG : Ruang Nifas

Biodata Ibu Suami


Nama : Ny. L Tn. K
Umur : 22 tahun 21 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMA SMA


Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Karyawan swasta
Alamat : Kemloko Rt 01, Kemloko Rt 01, Piyungan,
Piyungan, Bantul Bantul

DATA SUBYEKTIF (Pengkajian data tanggal 12 November 2022 jam 09.00


WIB)
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya terasa berkontraksi
10
2. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, kawin pertama umur 21 tahun, dengan suami sekarang 15
bulan.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche umur 13 tahun, siklus 28 hari, teratur. Lamanya 7 hari, sifat
darah encer, bau khas, tidak fluor albus. Tidak disminorea. Banyaknya
3-4x sehari ganti pembalut. HPM 30 Januari 2022. HPL 5 November
2022
4. Penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita
Ibu mengatakan tidak ada penyakit sistemik yang diderita
5. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan nifas yang lalu
P1 Ab0 Ah1
Hamil Persalinan Nifas
Ke- Tgl UK Jenis Oleh Komplikas JK BB Laktasi Komplikasi
Lahir Persalina i Lahir Ya/Tidak
n Ibu bayi
1 12/11/2 40+5 spontan bidan - - P 3100 ya -
2

7. Riwayat Kontrasepsi yang digunakan


Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
8. Riwayat kehamilan dan persalinan terakhir
Masa Kehamilan : 40+6 minggu
Tempat Persalinan : PMB Penolong Bidan
Jenis Persalinan : spontan/ tindakan
Atas indikasi Tidak ada
Komplikasi : Tidak ada
Plasenta : lengkap
 Lahir : spontan
 Kelainan : Tidak ada
Perineum : ruptur (derajat 2)
Episiotomi (medialis/lateralis/mediolateralis)
Tidak dijahit/ dijahit/ tanpa anesthesia

11
Perdarahan : Kala I 90 cc. Kala II 40 cc. Kala III 100 cc. Kala
IV 60 cc
Tindakan lain : infus terpasang di tangan kiri
Transfusi darah tidak ada
Lama persalinan : Kala I 7 jam 25 menit, kala II 0 jam 25 menit
Kala III 0 jam 05menit, kala IV 2 jam 0 menit
Operasi - jam - menit
9. Keadaan bayi baru lahir
Lahir tanggal : 12 November 2022 jam 02.44 WIB
Masa gestasi : 40+5 minggu
BB/PB lahir : 3100 gram/ 49 cm
Nilai APGAR : 1menit/ 5menit/ 10menit/ 2jam : 8/9/10/10
Cacat bawaan : Tidak ada
Rawat Gabung : Dilakukan rawat gabung
10. Riwayat post partum
Ambulasi : Ibu mengatakan belum bisa melakukan aktivitas
yang berat berat
Pola makan : 3x sehari, 1 porsi habis, tidak ada keluhan
Pola eliminasi
 BAB : Ibu mengatakan belum BAB setelah persalinan
 BAK : 3x sehari, tidak ada keluhan
11. Keadaan psikososialspiritual
a. Kelahiran ini √ Diinginkan Tidak diinginkan
b. Penerimaan ibu terhadap kelahiran bayinya
Ibu mengatakan bahagia menerima anaknya yang pertama
c. Pengetahuan ibu tentang masa nifas dan perawatan bayi
Ibu mengatakan mengetahui masa nifas dan perawatan bayi dari
konseling bidan
d. Tanggapan keluarga terhadap persalinan
Ibu mengatakan keluarga menyambut dengan senang dan bahagia atas
kelahiran bayi.

DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik kesadaran composmentis
b. Status Emosional : Stabil
12
c. Tanda vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,8 °C
d. BB/ TB : 49 kg / 157 cm
e. Kepala Leher
Edema wajah : Tidak ada edema diwajah
Mata : konjungtiva berwarna merah muda, sklera
berwarna putih
Mulut : mukosa bibir lembab, bersih, gigi tidak ada
caries
Leher : Tidak ada pembengkakkan kelenjar thyroid, dan
vena jugularis
f. Payudara : Puting kanan kiri terlihat menonjol, colostrum
sudah keluar, puting tidak lecet, tidak ada bendungan asi, areola
berwarna coklat kehitaman
g. Abdomen : Tidak ada bekas luka, TFU 2 jari dibawah pusat,
kontraksi teraba keras
h. Ekstremitas : Tidak ada varices atau edema
i. Vulva : terdapat bekas luka jahitan, alochea berwarna
merah kehitaman
j. Anus : Hemoroid / tidak

2. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

ANALISA
Ny. L P1Ab0Ah1 usia 22 tahun dengan nifas normal hari ke-1
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : KIE fisiologis masa nifas, KIE nutrisi, KIE perawatan bayi,
KIE tentang KB, KIE pola istirahat tidur

PENATALAKSANAAN
Tanggal/ Jam : 12 November 2022/ Pukul 09.15 WIB
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu
dalam keadaan normal yaitu :
13
TTV :
TD : 110/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,8 °C
Evaluasi : Ibu mengangguk setelah diberitahu hasil pemeriksaan
2. Memberitahu ibu bahwa perut yang terasa mulas setelah melahirkan
terjadi karena proses kembalinya bentuk uterus kedalam keadaan
sebelum hamil dan ibu tidak perlu khawatir karena proses tersebut
adalah hal normal.
Evaluasi : Ibu paham dan mengerti rasa mulas adalah hal wajar
setelah bersalin dan ibu tidak khawatir lagi.

3. Mengingatkan kepada ibu bahwa ibu dapat mengkonsumsi apapun


namun tetap menjaga asupan makan dan minum dengan memenuhi
kebutuhan nutrisi karbohidrat, protein, vitamin, mineral. Protein akan
membantu menyembuhkan luka, pemulihan rahim, dan
memproduksi ASI
Evaluasi : Ibu mengatakan mengerti dan akan makan asupan protein
yang banyak
4. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi telur sehari minimal 3x
tetapi kuning telur tidak usah dikonsumsi
Evaluasi : Ibu mengatakan akan mengikuti anjuran yang diberikan
5. Memberika KIE menyusui dengan baik dan benar agar tidak terjadi
puting lecet atau perih
Evaluasi : Ibu menganggu dan membenarkan posisi menyusui
6. Menyampaikan kepada ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayi
menjemur bayi saat pagi hari saat cuaca hangat
Evaluasi : Ibu mengangguk dan mengerti
7. Menganjurkan ibu untuk minum air putih sehari 3 liter untuk
memenuhi cairan elektrolit saat masa proses menyusui
Evaluasi : Ibu mengatakan mengerti
8. Menganjurkan ibu untuk mengganti pakaian dalam minimal 3x sehari
dan mengganti pembalut 3-4x sehari atau pada saat penuh agar
mencegah terjadinya infeksi masuknya bakteri yang memperlambat
kesembuhan pemulihan rahim
Evaluasi : Ibu mengangguk

14
9. Memberitahu kepada ibu bahwa nifas hari ke-1 pengeluaran pada
vagina akan berwawarna merah kehitaman
Evaluasi : Ibu mengatakan mengerti tentang pengeluaran pada
vagina
10. Memberitahu ibu jika bayi tidur sebaiknya ibu juga bisa ikut tidur agar
kebutuhan istirahat ibu tetap terpenuhi
Evaluasi : Ibu mengatakan mengerti dan akan mengikuti anjuran
11. Memberitahu ibu untuk istirahat dan meminta bantuan keluarga
apabila ibu kelelahan
Evaluasi : Ibu mengangguk dan bersedia meminta bantuan keluarga
apabila ibu kelelahan
12. Meminta ibu untuk melakukan kunjungan ulang 3 hari lagi yaitu
tanggal 15 November 2022 atau jika ibu dan bayi memiliki keluhan.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang tanggal 15
November 2022 atau jika memiliki keluhan.

Tanggal
………………………….
Pembimbing Pendidikan, Pembimbing Lahan Praktikan,
Praktik,

……………………………… ………………………………
……... ……………………………… ……..
……

15
B. PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang kesesuaian antara teori dan
kenyataan antara fakta yang terjadi pada kasus yang diambil dari klien dan teori
yang mendukung diantara fakta dan kenyataan dalam melaksanakan asuhan
kebidanan fisiologis ibu nifas Ny. L usia 22 tahun P1Ab0Ah1 hari ke-1 di PMB Sri
Martuti
1. Data Subjektif
Ny. L nifas normal hari ke-1 pada 12 November 2022, Pukul 07.15 di
PMB SRI martuti dengan keluhan perut berkontaksi, persalinan pada tanggal 12
November 2022 secara spontan, terdapat laserasi derajat 2 di labia minora kanan
dan kiri.
Pengkajian data subjektif ibu mengatakan memiliki keluhan yaitu perut nyeri dan
mulas dari setelah melahirkan.

Hal ini sesuai (Maryunani, 2009) yang mengatakan bahwa pada minggu
pertama sesudah bayi lahir ibu akan mengalami mulas pada abdomen yang
berlangsung sebentar, mirip dengan mulas pada periode menstruasi, yang
ditimbulkan oleh karena kontraksi uterus pada waktu mendorong gumpalan darah
dan jaringan yang terkumpul didalam uterus. Mulas demikian tidak berlangsung
lama dan dianggap tidak masalah, mulas akan lebih terasa lagi pada saat
menyusui bayi oleh karena stimulasi/rangsangan puting susu menimbulkan aksi
reflex pada uterus.

Teori ini didukung oleh (Cunningham dkk, 2013) yang mengatakan bahwa
pada multipara uterus sering berkontraksi dengan kuat pada interval tertentu dan
menimbulkan nyeri setelah melahirkan, yang mirip dengan nyeri persalinan
namun lebih ringan. Nyeri ini semakin terasa sesuai dengan meningkatnya
paritas dan menjadi lebih buruk ketika bayi menyusu, kemungkinan besar karena
pelepasan oksitosin. Biasannya nyeri setelah melahirkan berkurang intensitasnya
dan menjadi lebih ringan pada hari yang ketiga. Dengan demikian keluhan yang
dirasakan oleh Ny. D masih dalam batas normal.

Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.

2. Data Objektif
Pemeriksaan fisik (mulai dari kepala, payudara, abdomen, ekstremitas,
vulva vagina, hingga anus) pada Ny. D didapatkan hasil bahwa ibu dalam
keadaan sehat, tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, pernapasan, nadi) dalam
keadaan normal, dan fisik normal. Pada pemeriksaan abdomen ditemui bahwa
16
kontraksi baik dan TFU 1 jari dibawah pusat. Hal ini sesuai dengan teori
(Sulistyawati, 2009).

Sementara itu, pada pemeriksaan genetalia ditemukan pengeluaran


pervaginam lochea rubra, sama halnya dengan (Cunningham dkk, 2013) pada
beberapa hari pertama setelah melahirkan, lochea berwarna merah karena
adanya darah dalam jumlah yang cukup banyak yaitu lochea rubra.

Teori ini didukung pula oleh (Bahiyatun, 2009) yang menyebutkan bahwa
lochea rubra berwarna merah karena mengandung darah. Ini adalah lochea
pertama yang mulai keluar segera setelah kelahiran dan terus berlanjut hingga
dua atau tiga hari pertama post partum. Dengan demikian teori diatas sesuai
dengan kasus Ny. D yaitu lochea yang keluar beberapa hari postpartum adalah
lochea rubra yang berwarna merah.

Berdasarkan hal tersebut, disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori
dan fakta.

3. Analisa Data
Pada pemeriksaan secara subjektif Ny. L mengatakan bahwa ada keluhan perut
nyeri dan mulas sehingga dapat disimpulkan Ny. L mengalami nyeri perut dan
mual fisiologis masa nifas hari pertama.

4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada Ny. L yaitu melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu
tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu, serta pemeriksaan fisik untuk
mengetahui keadaan ibu. Selanjutnya, memberikan KIE kepada ibu tentang
keluhan yang sedang dirasakan (KIE keluhan rasa nyeri perut dan mulas) serta
memberikan KIE mengenai masa nifas, dan KIE perawatan bayi (meliputi KIE
tentang gizi seimbang, KIE pengeluaran dari vagina selama masa nifas, KIE tanda
bahaya masa nifas, konseling kebersihan daerah kewanitaan, KIE ambulasi, KIE
menyusui, serta tanda bahaya bayi).

17
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Telah dilaksanakan pengumpulan data beserta analisis dan penatalaksanaan


(menggunakan metode SOAP) Ny. L usia 2 tahun P1Ab0Ah1 pada kunjungan pertama
masa nifas normal dengan keluhan perut nyeri dan mulas di PMB Sri Martuti dengan
kebutuhan KIE seputar masa nifas dan perawatan bayi.
2. Keluhan perut nyeri dan mulas pada Ny. L merupakan kondisi normal (kondisi
fisiologis) pada awal-awal masa nifas karena perut sedang mengalami kontraksi
sebagai proses pemulihan bentuk rahim seperti sebelum masa kehamilan dan dapat
mencegah ibu nifas mengalami perdarahan.
B. SARAN

1. Ibu nifas
Diharapkan untuk mengetahui macam-macam tanda bahaya pada masa nifas dan
tanggap terhadap perubahan pada diri dan bayinya. Ibu nifas tidak perlu merasa
khawatir berlebihan terhadap kondisi fisik dan psikologis selama masa nifas karena
terkadang kondisi tersebut bisa jadi merupakan kondisi fisiologis yang normal terjadi.
Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan dan informasi dari sumber yang dapat
dipercaya (sebagai contoh adalah bidan atau tenaga kesehatan).

2. Bidan
Diharapkan dapat mempertahankan pemberian asuhan yang komprehensif kepada ibu
dimulai dari pengkajian hingga pendokumentasian asuhan kebidanan yang telah
dilakukan.

3. Mahasiswa
Diharapkan dapat melakukan asuhan kebidanan dalam mengkaji hingga melakukan
pendokumentasian sesuai SOAP dalam praktik kebidanan.

18
DAFTAR PUSTAKA

ALIFAH, Amala Lailatul. Gambaran Perilaku Perawatan Payudara Masa Post Partum. 2020.
PhD Thesis. Poltekkes RS dr. Soepraoen.

Ibu, Sulistyawati A. Asuhan Kebidanan Pada. "Bersalin." Jakarta: Salemba Medika (2014).

KEMENKES, R. I. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Jakarta: Salemba Medika,
2018.

Nycen Sari, Sisilia Dini. ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU HAMIL NY. S
UMUR 26 TAHUN DI PMB ANA PURWADI. AM. KEB. 05/02 DESA CANDI
KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG. Diss. Universitas Ngudi
Waluyo, 2022.

Mansyur, Nurliana. "Buku ajar: Asuhan kebidanan masa nifas." (2014).

Purwanti, Eni. "Asuhan Kebidanan Untuk Ibu Nifas." Yogyakarta: cakrawala ilmu (2012).

Saputri, Eka Maya. "ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA 6 JAM S/D 6 HARI
POSTPARTUM." Jurnal Komunikasi Kesehatan 11.2 (2020).

Sihombing, Cindai Khairunisa. "Asuhan Kebidanan Pada Ny. W Masa Hamil Sampai Dengan
Masa Nifas Dan Pelayanan Keluarga Berencana Di Praktek Mandiri Bidan Resmiati Jl.
Beringin 1 Medan Helvetia Tahun 2020." (2020).

Sulastri, Meti, Eneng Daryanti, and Vira Resma Noviani. "ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU
NIFAS DENGAN RUPTUR PERINEUM DI PUSKESMAS RAJAPOLAH KABUPATEN
TASIKMALAYA." Journal of Midwifery Information (JoMI) 2.2 (2022): 189-199.

Selly Surya Pratiwi, P. (2020). PENGARUH KOMBINASI PIJAT OKSITOSIN DAN TERAPI
AKUPRESUR TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS DI PRAKTIK MANDIRI
BIDAN ROSITA PEKANBARU (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Riau).

Robiatun, S., Rohmah, F., Kes, S. S. T., Kristiana, D., ST, S., & Kes, M. H. (2020).
LITERATURE REVIEW PENGARUH PEMBERIAN PUTIH TELUR TERHADAP
PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS.
19
20

Anda mungkin juga menyukai