Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TENTANG KEHADIRAN SEORANG PENDAMPING

DOSEN PEMBIMBING :

ARISTA SUKMA WARDANI

KELOMPOK :

NURHALIMAH (021030085)

ISMA VIYANTI (021030079)

MIFTAHUL JANNAH (021030083)

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

T/A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Kami
yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami, Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN ..........................................................................................................1

1.1Latar belakang .............................................................................................................1

1.2Tujaun .........................................................................................................................2

1.3Manfaat .......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................6

a. Pengertian .........................................................................................................................6
b. Peran pendamping ............................................................................................................8
c. Factor- factor yang mempengaruhi peran pendamping ...................................................9

BAB III KESIMPULAN ............................................................................................................11

1. Kesimpulan ......................................................................................................................11
2. Saran .................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................12


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

“Pendampingan suami merupakan peran yang sangat penting untuk membantu


menenangkan kondisi fisik maupun psikis seorang istri yang akan membuat ibu lebih nyaman
dan lebih menikmati setiap perjalanan persalinan, semakin ibu menikmati proses persalinan
maka ibu akan merasa lebih relaks akibatnya ibu tidak lagi terfokus pada rasa nyeri persalinan
(Adelina, 2014). ” “Pendampingan suami pada saat proses persalinan berlangsung sangat
dianjurkan karena pengeluaran energi yang banyak membuat istri membutuhkan perhatian dan
kasih sayang, dengan mengusap keringat memberi makanan, minuman, dan semangat selama
mengejan membuat ibu menjadi lebih senang dan bersemangat sehingga proses persalinan dapat
berjalan dengan lancar dan singkat (Siwi, 2011). ” “Namun mendekati proses persalinan berbagai
perasaan akan campur aduk dalam hati para ibu hamil. Selain tidak sabar ingin melihat buah
hatinya lahir ke dunia, rasa takut dan cemas menghadapi proses persalinan berkecamuk dalam
pikiran (Maryunani, 2015).

Kecemasan merupakan suatu perasaan takut, khawatir, gelisah seakan sesuatu yang buruk
akan terjadi dan merasa tidak nyaman seakan ada ancaman. Seorang ibu mungkin merasakan
takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu persalinan (Keliat, Wiyono,
& Susanti, 2011).” “Kecemasan yang dialami oleh ibu bersalin semakin lama akan semakin
meningkat seiring dengan seringnya kontraksi muncul sehingga keadaan ini 2 akan membuat ibu
semakin tidak kooperatif yang berakibat persalinan berlangsung lama dan terjadi fetal distres.”
“Kehadiran suami atau pasangan sangat dianjurkan untuk mendampingi ibu selama persalinan
karena pendekatan langsung dapat mendorong komunikasi diantara keduanya sehingga dapat
mengatasi kekhawatiran. Pendampingan suami sangat dibutuhkan oleh ibu menjelang persalinan
membutuhkan ketenangan agar proses persalinan menjadi lancar tanpa hambatan, adanya suami
akan menimbulkan ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri Ibu (Susi, 2012).” Sepuluh
Provinsi di Indonesia dengan jumlah ibu hamil, ibu bersalin, dan nifas terbanyak adalah Jawa
Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Banten, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan,
Sumatera Selatan, Riau, dan Lampung. Rata-rata jumlah ibu hamil di Indonesia 155.622 jiwa
Rata-rata jumlah ibu bersalin/nifas di Indonesia 148.548. ” untuk Provinsi Jawa Timur pada
tahun 2020 mencapai 97,03 % ibu bersalin. (Profil kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun, 2020:
37). Dan Persalinan di Kabupaten Ponorogo tahun 2020 mencapai 96,1% atau sebesar 10.619 ibu
bersalin (Dinas Kesehatan Ponorogo, 2020). “

Menurut hasil penelitian sebelumya yang meneliti tentang hubungan pengetahuan ibu hamil
tentang proses persalinan dengan penurunan tingkat kecemasan menghadapi persalinan
didapatkan bahwa dari jumlah sampel 48 ibu hamil, sebanyak 29 ibu mengalami kecemasan
ringan (60,4%), 6 ibu mengalami kecemasan sedang (12,5%), dan 13 ibu mengalami kecemasan
berat (27,1%) (Suyati, Azizah, & Adawiyah, 2011).” Perubahan psikologis 3 terutama
kecemasan ibu yang menghadapi persalinan sangat bervariasi. “Dari yang diterima di lingkungan
tempatnya melahirkan, termasuk dari mereka yang mendampinginya, sangat mempengaruhi
aspek psikologisnya, maka dalam hal ini, ibu yang bersalin harus ditemani oleh orang yang ia
percaya dan membuatnya merasa nyaman.” Ibu yang kurang mendapat pendampingan akan
mengakibatkan ibu merasa takut, cemas serta khawatir. “Sehingga dampak yang dialami ibu saat
bersalin adalah ibu akan menjadi lelah dan kehilangan kekuatan sehingga dapat mengganggu
proses persalinan dan mengakibatkan proses persalinan menjadi lama (Diani, 2013).” “Selain itu
terdapat faktor yang berhubungan dengan kecemasan kala I meliputi faktor pengetahuan yaitu
hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu.” “Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku didasari oleh pengetahuan dimana
seorang ibu mengalami kecemasan dengan tidak diketahuinya tentang persalinan dan bagaimana
prosesnya (Anggorowati, 2011).”

“Pada kala I persalinan banyak masalah yang terjadi pada ibu yang akan bersalin, seperti sulit
tidur, ketakutan, kesepian, stres, marah, keletihan, kecewa, perasaan putus asa, terutama
kecemasan dalam menghadapi persalinan (Murray dan Gayle, 2013). ” “Kecemasan yang
dialami oleh ibu bersalin semakin lama akan semakin meningkat seiring dengan semakin
seringnya kontraksi pada abdomen sehingga keadaan ini akan membuat ibu stress pada saat
persalinan.” Stress psikologis yang dialami ibu pada saat akan 4 bersalin menyebabkan
meningkatnya rasa nyeri dan cemas (Kartikasari, 2015). “Selama ini masih ada suami takut
mendampingi ibu dalam proses persalinan bahkan cenderung suami tidak ingin tahu bagaimana
istri yang sedang berjuang dengan penuh resiko dalam menghadapi persalinan sehingga
dukungan psikologis dalam mengurangi kecemasan atau nyeri tidak dimiliki ibu, disamping itu
faktor persalinan pada ibu umur yang masih muda dan ibu yang primipara masih menjadi salah
satu faktor yang sering terjadi.” “Untuk mengurangi kecemasan proses persalinan sangat
dibutuhkan pendamping persalinan, untuk memberikan bantuan kepada ibu saat persalinan serta
dapat memberikan perhatian, rasa aman, nyaman, semangat, menentramkan hati ibu, mengurangi
ketegangaan ibu atau memperbaiki status emosional sehingga dapat mempersingkat proses
persalinan (Indrayani, 2013).” “Pendampingan suami saat persalinan sangat berharga. Ibu
bersalin menginginkan suaminya memberikan tindakan suportif dan memberikan lebih banyak
rasa sejahtera dibandingkan petugas kesehatan.” “Suami ibu bersalin membantu ibu saat terjadi
kontraksi, melatih bernafas, memberikan pengaruh terhadap ketenangan, menurunkan kesepian
dan memberikan teknik distraksi yang bermanfaat.” Suami juga membantu mengkomunikasikan
keinginan pada profesi pelayanan kesehatan. “Keberadaan pendamping persalinan dapat
menimbulkan efek positif terhadap hasil persalinan dalam arti dapat menurunkan morbiditas,
mengurangi rasa sakit, persalinan yang lebih singkat dan menurunnya persalinan dengan operasi
termasuk seksio sesaria. ” “Pendampingan suami dalam proses persalinan akan memberi efek
pada ibu 5 yaitu dalam hal emosi, emosi ibu yang tenang akan menyebabkan sel-sel sarafnya
mengeluarkan hormon oksitosin yang reaksinya akan menyebabkan kontraksi pada rahim pada
akhir kehamilan untuk mengeluarkan bayi.”

“Surat Ar-Rum ayat 21 Allah menjelaskan tentang hubungan antara laki-laki dan perempuan
dalam perkawinan.” Allah menyebutkan bahwa lakilaki dan perempuan berasal dari satu jenis
makhluk, yaitu manusia. “Dengan begitu maka manusia akan saling merasa nyaman dan tentram
dalam menjalin hubungan cinta dan kasih sayang.”

Wa min āyātihī an khalaqa lakum min anfusikum azwājal litaskunū ilaihā wa ja'ala
bainakum mawaddataw wa raḥmah, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yatafakkarụn”

Artinya: " Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-
Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."(Al-Qur’an Surat Ar-Rum Ayat 21)
Perempuan setelah menikah pasti akan di karuniai seorang anak dan titik terberat seorang
perempuan adalah saat persalinan berlangsung karena rasa sakit yang di rasakan luar biasa. Saat
itulah peran seorang suami untuk menenangkan menemani dan memberi semangat kasih sayang
seorang laki- 6 laki yang telah tertanam pada hati perempuan bisa membuat suasana tenang saat
persalinan berlangsung. “Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan pendampingan suami terhadap tingkat kecemasan ibu selama
proses persalinan normal kala I”.
1.2 Tujuan Umum

“Mengetahui hubungan pendampingan suami terhadap tingkat kecemasan ibu selama proses
persalinan normal kala I.”

Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pendampingan suami pada proses persalinan normal kala I.


2. Mengidentifikasi kecemasan ibu selama proses persalinan normal kala I.
3. Menganalisis hubungan pendampingan suami dengan kecemasan ibu selama proses
persalinan normal kala I

1.3 Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan, memperluas wawasan dan pengalaman peneliti
tentang hubungan pendampingan suami tehadap tingkat kecemasan ibu selama proses persalinan
normal kala I.”

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan dalam melakukan
konseling untuk mencegah kecemasan pada ibu bersalin dan meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan terhadap pasien, khususnya ibu hamil, dan ibu bersalin dalam menghadapi proses
persalinan.”
BAB II

PEMBAHASAN

Kehadiran Seorang Pendamping adalah perbuatan mendampingi, menemani dan menyertai


dalam suka maupun duka (Depdiknas, 2001). Dukungan pendamping persalinan Menurut
Marshall (2000) menyebutkan bahwa dukungan pada persalinan dapat dibagi menjadi dua yaitu:

a. Dukungan fisik adalah dukungan langsung berupa pertolongan langsung yang diberikan oleh
keluarga atau suami kepada ibu bersalin.

b. Dukungan mental adalah dukungan yang berupa kehangatan, kepedulian atau ungkapan
empati yang akan menimbulkan keyakinan bahwa ibu merasa dicintai dan diperhatikan oleh
suami, yang pada akhirnya dapat berpengaruh kepada keberhasilan.

Persalinan adalah saat menegangkan dan menggugah emosi bagi ibu dan keluarga. Persalinan
menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu, pastikan bahwa setiap ibu
mendapatkan asuhan sayang ibu selama persalinan dan kelahiran. Asuhan sayang ibu yang di
maksud berupa dukungan emosional dari suami dan anggota keluarga lain untuk berada di
samping ibu selama proses persalinan dan kelahiran. Suami dianjurkan untuk melakukan peran
aktif dalam mendukung ibu dan mengidentifikasi langkah-langkah yang mungkin untuk
kenyamanan ibu. Hargai keinginan ibu untuk menghadirkan teman atau saudara untuk
menemaninya (Depkes RI, 2002). Dukungan oleh pendamping persalinan dalam proses
persalinan akan memberi efek pada sistem limbic yaitu dalam hal emosi, emosi ibu yang tenang
akan menyebabkan sel-sel neuronnya mensekresi hormon oksitosin yang reaksinya akan
menyebabkan kontraktilitas uterus pada akhir kehamilan untuk mengeluarkan bayi (Klien &
Thomson, 2008). Beberapa penelitian menunjukan bahwa calon ibu yang persalinannya
didampingi oleh suami lebih jarang mengalami depresi pasca persalinan dibandingkan yang tidak
didampingi. Penelitian lain terhadap 200 ibu melahirkan di rumah sakit yang berada di 5 kota
besar di Indonesia, diperoleh fakta sekitar 86,2% menyatakan perasaan senang dan bahagia
karena selama proses persalinan didampingi oleh suami dan sisanya merasa senang bila
didampingi keluarga khususnya ibu kandung. Pendamping terutama orang terdekat ibu selama
proses persalianan ternyata dapat membuat persalinan menjadi lebih singkat, nyeri berkurang,
robekan jalan lahir lebih jarang serta nilai APGAR pun menjadi lebih baik (Darsa,2009).
Saat ini kehadiran suami dalam kamar bersalin telah disambut dengan baik karena dapat
membawa ketentraman bagi istri yang akan melahirkan, suami juga dapat memainkan peranan
yang aktif dalam memberikan dukungan fisik dan moral kepada istrinya. Suami yang telah ikut
aktif berpartisipasi dalam kursus antenatal dan persiapan kelahiran biasanya memandang
persalinan sebagai hal yang positif. Dalam proses persalinan suami biasanya ingin turut
berpartisipasi dalam kelahiran anak mereka. Dalam proses kelahiran, suami dapat ikut berperan
membantu agar ibu dapat menjalani proses persalinan dengan lancar. Peran yang dapat suami
lakukan dalam proses persalihan antara lain mengatur posisi ibu, memberikan nutrisi dan cairan,
mengalihkan perhatian ibu dari rasa nyeri selama proses persalinan, mengukur waktu kontraksi,
mengusapusap punggung ibu, menjadi titik fokus, bernapas bersama ibu saat kontraksi,
menginformasikan kemajuan persalinan, memberikan dorongan spiritual, memberi dukungan
moral, menghibur dan memberi dorongan semangat (Darsa,2009).

Peran Pendamping

a. Peran pendamping selama proses persalinan yaitu (Darsa, 2009) :


1. Mengatur posisi ibu, dengan membantu ibu tidur miring atau sesuai dengan keinginan
ibu disela-sela kontraksi dan mendukung posisi ini agar dapat mengejan secara efektif
saat relaksasi.
2. Mengatur nafas ibu, dengan cara membimbing ibu mengatur nafas saat kontraksi dan
beristirahat saat relaksasi.
3. Memberikan asuhan tubuh dengan menghapuskan keringat ibu, memegang tangan,
memberikan pijatan, mengelus perut ibu dengan lembut.
4. Memberi informasi kepada ibu tentang kemajuan persalinan.
5. Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.
6. Membantu ibu kekamar mandi.
7. Memberikan cairan dan nutrisi sesuai keinginan ibu.
8. Memberikan dorongan spiritual dengan ikut berdoa.
9. Memberi dorongan semangat mengejan saat kontraksi serta memberikan pujian atas
kemampuan ibu saat mengejan.
b. Menurut Ruth (2002) suami sebagai pendamping persalinan dapat melakukan hal
sebagai berikut :
1. Memberi dorongan semangat yang akan dibutuhkan jika persalinan lebih lama
dari yang diperkirakan. Suami sebaiknya diberitahu terlebih dahulu bahwa jika
istri berteriak padanya hanya karena sang istri tidak mungkin berteriak pada
dokter.
2. Memijat bagian tubuh, agar anda tidak terlalu tegang atau untuk mengalihkan
perhatian istri dari kontraksi. Pukulan perlahan pada perut yang disebut
effeurage, dengan menggunakan ujung jari merupakan pijatan yang disarankan.
3. Memastikan istri merasa nyaman dengan menyediakan bantal, air, permen atau
potongan es untuk istri atau memanggilkan perawat atau dokter jika istri
membutuhkan bantuan.
4. Memegang istri saat mengejan agar istri memiliki pegangan saat mendorong
dan memimpin istri agar mengejan dengan cara yang paling efektif.
5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Peran Pendamping Persalinan

Faktor-faktor yang mempengaruhi peran pendamping persalinan antara lain (Darsa, 2009):

a. Sosial Ekonomi Tingkat sosial ekonomi yang tinggi dapat mendorong seseorang untuk
melakukan pendampingan kepada istri saat melahirkan. Status ekonomi keluarga juga
berperan bagi seseorang dalam mengambil keputusan, bertindak termasuk tindakan yang
berhubungan dengan kesehatan.
b. Budaya Adat istiadat suatu daerah yang masih menganggap tabu tentang proses
persalinan dan melarang laki-laki untuk mendampingi istri saat melahirkan juga dapat
berpengaruh.
c. Lingkungan Lingkungan yang aman dapat mempengaruhi kesediaan suami untuk
mendampingi istri saat melahirkan.
d. Pengetahuan Tingkat pengetahuan seseorang yang tinggi menggambarkan seseorang
tersebut sadar akan pentingnya kesehatan. Sehingga dalam persalinan kehadiran suami
sangat penting bagi istri.
e. Umur Umur adalah lamanya seseorang hidup di dunia. Perubahan perilaku disebabkan
karena proses pendewasaan (maturation). Mulai perjalanan umurnya, semakin dewasa
individu yang bersangkutan akan melaksanakan adaptasi perilaku terhadap lingkungan.
Umur merupakan salah satu faktor yang dapat menggambarkan kematangan baik fisik,
psikis, dan sosial. Karena itu semakin dewasa seseorang maka pengetahuan akan
bertambah. Sehingga dapat mempengaruhi perilaku terhadap lingkungan. Umur 20-35
tahun adalah usia reproduktif sehat dimana semua alat reproduksi sudah siap untuk
digunakan. Sehingga suami akan lebih sadar bahwa proses persalinan ini sang istri
sangat membutuhkan dukungan dari suami.
f. Pendidikan Pendidikan merupakan variabel masukan (Input) yang memiliki determinasi
kuat terhadap kualitas manusia (individu) dan penduduk (sosial). Teori pendidikan
mengatakan bahwa pendidikan adalah suatu kegiatan atau usaha untuk meningkatkan
kepribadian, sehingga proses perubahan perilaku menuju kepada kedewasaan dan
penyempurnaan kehidupan manusia. Semakin banyak pendidikan yang didapat
seseorang maka kedewasaannya semakin matang, mereka dengan mudah akan menerima
dan memahami suatu informasi (Notoatmojo, 2002)

Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu
terjadi proses pertambahan perkembangan atau penambahan konsep yang lebih dewasa, lebih
baik, lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Pengetahuan tidak lepas dari
pendidikan formal yang dicapai dengan menempuh bangku sekolah sejak SD, SLTP, SLTA,
perguruan tinggi dan pendidikan non formal dapat dicapai melalui kursus atau pelatihan. Pada
umumnya makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah menerima informasi, sehingga
makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya, pendidikan yang kurang akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai baru yang akan diperkenalkan
(Notoatmodjo, 2002).
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Kehadiran Seorang Pendamping adalah perbuatan mendampingi, menemani dan
menyertai dalam suka maupun duka (Depdiknas, 2001). Dukungan pendamping
persalinan Menurut Marshall (2000) menyebutkan bahwa dukungan pada persalinan
dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a. Dukungan fisik adalah dukungan langsung berupa pertolongan langsung yang diberikan
oleh keluarga atau suami kepada ibu bersalin.
b. Dukungan mental adalah dukungan yang berupa kehangatan, kepedulian atau ungkapan
empati yang akan menimbulkan keyakinan bahwa ibu merasa dicintai dan diperhatikan
oleh suami, yang pada akhirnya dapat berpengaruh kepada keberhasilan.
2. Saran
Berdasarkan kehadiran seorang pendamping memberikan pengaruh pada ibu hamil
sebagai dukungan dan support dalam memperlancar proses persalinan.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2000. Pedoman Pelayanan Kesehatan Perinatal di Puskesmas. Jakarta. Depkes RI
Depkes RI. 2002. Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat Dasar. Depkes RI : Jakarta

Depkes RI. 2008. Pembangunan Kesehatan : Mewujudkan Indonesia yang Lebih Sehat. Jakarta :
Depkes RI

Klien & Thomson. 2008. Panduan lengkap kebidanan. Jogjakarta : Palmall

Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Ruth. 2002. Mengkreasikan kehamilan & menjaga kasih sayang bersama Dr.

Ruth. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada

Anda mungkin juga menyukai