Anda di halaman 1dari 30

KEPERAWATAN MATERNITAS

Ns. Hanik Rohmah M. Kep., Sp. Mat.


“PENGARUH EFFLEURAGE MASSAGE TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS
NYERI PADA PERSALINAN KALA – I AKTIF”

Disusun Oleh :
Delina Farachyanti
Devita Sari
Dian Ayu Nurjanah
Fithria Septiani
Kinanti Hassin Khuluqi
Oktora Fergitias Sagita L.
Putri Dwi Insani

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN – X


SEKOLAH TINGGI ILMU KSEHATAN PERTAMINA BINA MEDIKA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
hidayat-Nya penulisan dan penyusunan makalah yang berjudul “Pengaruh Effleurage
Massage Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala – I Aktif” dapat terselesaikan. Makalah
ini merupakan salah satu tugas mata ajar Keperawatan Maternitas program Profesi Ners
STIKes PERTamedika. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada:
1. Seluruh dosen mata ajar Keperawatan Maternitas yang telah membimbing dalam
menyelesaikan makalah ini.
2. Kedua orang tua kami yang telah memberikan dukungan baik dalam bentuk materi dan
non materi.
3. Teman-teman yang sudah bersedia membantu.

4. Dan semua pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah
banyak membantu dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini kami harapkan dapat menambah pengetahuan tentang Pengaruh Effleurage
Massage Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala – I Aktif. Kami menyadari dalam
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan di banyak bagian, untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini kedepannya.

Jakarta, 27 Januari 2021

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1

B. Tujuan ........................................................................................................................ 4

C. Manfaat ...................................................................................................................... 4

BAB II ANALISA JURNAL ................................................................................................ 5

A. Jurnal Utama .............................................................................................................. 5

B. Jurnal Pembanding ..................................................................................................... 5

C. Jurnal Pendukung ....................................................................................................... 6

D. Analisa PICOT ........................................................................................................... 7

BAB III TINJAUAN TEORI .............................................................................................. 10

A. Konsep Persalinan .................................................................................................... 10

B. Nyeri Persalinan ....................................................................................................... 12

C. Effleurage Massage .................................................................................................. 18

BAB IV ANALISA ............................................................................................................. 22

A. Analisa Ruangan ...................................................................................................... 22

B. Analisa SWOT ......................................................................................................... 22

BAB V PENUTUP.............................................................................................................. 24

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 24

B. Saran ........................................................................................................................ 25

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 26

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ibu adalah anggota keluarga yang berperan penting dalam mengatur semua terkait
urusan rumah tangga, pendidikan anak dan kesehatan seluruh keluarga. Dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan, ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang
perlu mendapatkan prioritas. Oleh karena itu, upaya peningkatan kesehatan ibu dan
anak mendapat perhatian khusus. Penilaian terhadap status kesehatan dan kinerja
upaya kesehatan ibu penting untuk dilakukan pemantauan. Hal tersebut dikarenakan
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang peka dalam
menggambarkan kesejahteraan masyarakat disuatu negara (Kemenkes RI, 2014).

Persalinan menurut WHO adalah persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko
rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan,bayi lahir
secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan 37-42 minggu
lengkap dan setelah persalinan dan setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam
kondisi sehat. Persalinan juga bisa secara fisiologis dan patologis (WHO, 2013).
Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan yang dumulai pada kala I
sampai dengan kala IV persalinan. Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin diukur
melalui indikator presentase persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih (Kemenkes
RI 2015).

Menurut data WHO (2018) ada sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah
persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di
negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per
100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di
sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran. Pada tahun 2013 di Indonesia
terdapat jumlah ibu bersalin secara normal yang ditolong oleh bidan sebanyak 68,6 %
(Riskesdas 2013). Di Sumatera Utara cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga
Kesehatan menunjukan kecenderungan perlambatan, yaitu dari 86,73 % meningkat
hanya sekitar 0,5 % menjadi 87,28 % (Kemenkes Indonesia 2014).

1
Riskesdas 2013 mengatakan bahwa jumlah ibu bersalin yang di tolong oleh Dokter
adalah sebanyak sebanyak 18,5 %. kelahiran bedah sesar di Indonesia pada tahun 2013
sebesar 9,8 %. Terdapat porposi persalinan sesar dari kelahiran menurut Provinsi
terdapat proporsi DKI menduduki posisi tertinggi dengan jumlah 19,9%, sedangkan
Sultra menduduki posisi terendah yaitu dengan jumlah 3,3%, dan di Sumatera Utara
menduduki posisi peringkat 27 dari seluruh provisi di Indonesia dengan jumlah 12%.
Berdasarkan Survei Demokrasi Kesehatan Indonesia (SDKI 2010) tercatat bahwa
jumlah persalinan bedah Ceasar secara Nasional berjumlah kurang lebih 15,3% dari
jumlah total persalinan. Secara umum di Indonesia, jumlah persalinan ceasera di
rumah sakit Negeri 25% dari total persalinan, sedangkan di rumah sakit swasta
jumlahnya sangat tinggi 30-80%.

Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong agar setiap
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan dan
kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan, serta diupayakan dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan. Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan yang
dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan. Pencapaian upaya kesehatan
ibu bersalin diukur melalui indikator persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan
terlatih (Cakupan Pn). Indikator ini memperlihatkan tingkat kemampuan pemerintah
dalam menyediakan pelayanan persalinan berkualitas yang ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih (Profil Kesehatan Indonesia 2014).

Nyeri persalinan merupakan kondisi fisiologis yang secara umum dialami oleh
hampir semua ibu bersalin. Nyeri berasal dari kontraksi uterus dan dilatasi serviks.
Dengan bertambahnya baik volume maupun frekuensi kontraksi uterus, nyeri yang
dirasakan akan bertambah kuat, puncak nyeri terjadi pada fase aktif, dimana
pembukaan lengkap sampai 10 cm dan berlangsung 4,6 jam untuk primipara
dan 2,4 jam untuk multipara (Reeder, Martin & Griffin, 2011).

Kondisi Nyeri yang hebat pada kal I persalinan memungkinkan para ibu cenderung
memilih cara yang paling cara yang paling gampang dan cepat untuk menghilangkan
rasa nyeri. Kejadian yang sering terjadi saat ini ibu memiliki kecenderungan untuk
melakukan operasi sesar walau tanpa indikasi yang jelas,Selain melalui persalinan
normal, persalinan juga dapat dilakukan dengan cara bedah perut / sesar. Di Indonesia,

2
bedah sesar hanya dilakukan atas dasar indikasi medis. Semakin banyaknya wanita
ingin melahirkan dengan praoseas persalinan yang berlangsung tanpa rasa nyeri
menyebabkan berbagai cara dilakukan untuk menurunkan nyeri pada persalinan, baik
dengan teknik farmakologi maupun dengan teknik non farmakologi. (Depkes 2014).

Metode non - farmakologis (secara tradisional) sangat bervariasi yang dapat


diterapkan untuk membantu mengurangi rasa nyeri, diantaranya adalah
massase/pijatan. Pada umumnya, teknik relaksasi ini cukup efektif dalam membantu
mengurangi nyeri pinggang persalinan dan relatif aman karena tidak ada efek
samping yang ditimbulkan. Prinsip metode ini adalah mengurangi ketegangan
ibu sehingga ibu merasa nyaman dan rileks menghadapi persalinan. Metode
ini juga dapat meningkatkan stamina untuk mengatasi rasa nyeri dan
tidak menyebabkan depresi pernapasan pada bayi yang dilahirkan (Rejeki, 2011).

Pijat dan sentuhan membantu ibu lebih rileks dan nyaman selama persalinan.
Sebuah penelitian menyebutkan ibu yang dipijat selama 20 menit setiap jamselama
tahapan persalinan akan lebih bebas dari rasa sakit, karena pijat merangsang tubuh
melepaskan senyawa endorphin yang merupakan pereda sakit alami dan
menciptakan perasaan nyaman. Saat memijat, pemijat harus memperhatikan
respon ibu apakah tekanan yang diberikan sudah tepat (Noviyanti, 2016).
Umumnya, ada teknik relaksasi yang dilakukan dalam persalinan, yaitu
Effleurage adalah teknik relaksasi berupa usapan lembut, lambat dan panjang atau
tidak putus -putus (Pastuty, 2012).

Penanganan dan pengawasan nyeri persalinan terutama pada kala I sangat penting,
karena sebagai titik penentu apakah ibu bersalin dapat menjalani persalinan dengan
normal atau diakhiri dengan suatu tindakan dikarenakan adanya penyulit yang
diakibatkan oleh nyeri yang sangat hebat. Nyeri pada persalinan dapat dikurangi
dengan menggunakan metode farmakologi dan nonfarmakologi. Jika memungkinkan
pilihan metode non farmakologi untuk penatalaksanaan nyeri harus dipertimbangkan
sebelum menggunakan obat analgesik. Beberapa pengelolaan nyeri secara
farmakologis sebagian besar merupakan tindakan medis dan mempunyai efek
samping baik bagi ibu maupun janinn (Marwati, dkk 2017).

3
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan Analisa
Jurnal Evidence Base Nursing mengenai “Pengaruh Effleurage Massage Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan Kala – I Aktif”.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi pengaruh Effleurage Massage terhadap penurunan
intensitas nyeri persalinan kala – 1 aktif.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi intensitas nyeri persalinan kala – 1 aktif sebelum dilakukaan
Effleurage Massage
b. Mengidentifikasi intensitas nyeri persalinan kala – 1 aktif setelah dilakukaan
Effleurage Massage
c. Mengetahui pengaruh Effleurage Massage terhadap penurunan intensitas
nyeri persalinan kala – 1 aktif

C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan dapat dijadikan
pelajaran dalam upaya meningkatkan kesejateraan ibu dan anak dalam melakukan
persalinan normal.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Ibu Bersalin
Menambah wawasan ibu bahwa bersalin normal juga bisa dilakukan tanpa
adanya nyeri yang hebat yaitu dengan melakukan Effleurage Massage.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Menambah informasi dan wawasan pengaruh Effleurage Massage terhadap
penurunan intensitas nyeri pada persalinan kala 1 serta dapat
mengimplementasikannya pada ibu inpartu untuk meningkatkan kenyamanan
pada proses persalinan untuk menguragi nyeri pada saat proses persalinan pada
ibu inpartu Kala I fase aktif.

4
BAB II
ANALISA JURNAL

A. Jurnal Utama
1. Judul Jurnal
Pengaruh Teknik Massage Effleurage Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri
Persalinan Kala I Di Klinik Bersalin Kurnia Kecamatan Delitua Kabupaten Deli
Serdang
2. Peneliti
Suriani, Ella Nuraini, Nurul Aini Siagian
3. Metodologi Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah analitik kuantitatif
dengan desain penelitian Quasy - Eksperimen One Group Pretest - Posttest.
Teknik penentuan sampel menggunakan Teknik Total Sampling. Sampel yang
digunakan ada 25 Responden. Instrument Penelitian yang digunakan adalah
wawancara dan lembar observasi pre dan pre intervensi (pengukuran nyeri
menggunakan Numeric Rating Scale). Berdasarkan hasil Uji Statistic (Uji
Paired Sample T Test) dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p=0,000
dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 (p<α), maka Ho ditolak dan Ha diterima
sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara Teknik
Massage - Effleurage terhadap pengurangan rasa nyeri persalinan Kala I.

B. Jurnal Pembanding
1. Judul Jurnal
Teknik Massage Counterpressure terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Kala l Fase
Aktif pada Ibu Bersalin di RSUD. Dr. M.M Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo
2. Peneliti
Endah Yulianingsih, Hasnawatty Surya Porouw dan Suwarni Loleh
3. Metodologi Penelitian
Desain penelitian Pre Eksperimen dengan menggunakan One Group Pretest-
Posttest Design, populasi yaitu seluruh ibu bersalin yang ada di RSUD. Dr. MM
Dunda Limboto dan sampel sebanyak 20 responden dengan tehnik Purposive
Sampling. Intrumen penelitian untuk variabel bebas menggunakan tehnik massase
counter pressure menggunakan lembar ceklist dan variabel terikat nyeri persalinan

5
menggunakan NRS (Numeric raiting scale) menggunakan lembar observasi.
Analisa data menggunakan uji Wilcoxon. Berdasarkan penelitian didapatkan hasil
p value 0,000 < 0,05 yaitu ada pengaruh tehnik masase counterpressure terhadap
penurunan intensitas nyeri Kala I Fase Aktif pada ibu bersalin.

C. Jurnal Pendukung
1. Jurnal Pendukung Pertama
a. Judul Jurnal
Pengaruh Effleurage MassageTerhadap Pengurangan Tingkat Nyeri
Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Primigravida Di Ruang Bougenville Rsud
Tugurejo Semarang
b. Peneliti
Priharyanti Wulandari dan Prasita Dwi Nur Hiba
c. Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan quasy eksperimental dengan pendekatan one group
pre test-post test design without control grup. Teknik pengambilan sampel
dengan menggunakan accidental sampling. Sampel yang digunakan sebanyak
23 responden. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi NRS.
Analisa data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian yang telah di uji
dengan Wilcoxon dengan nilai z= - 4,359 dan nilai p-value 0,000 ≤ 0,05 , maka
H0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian membuktikan bahwa “Ada
pengaruh Effleurage Massageterhadap tingkat nyeri persalinan kala I fase
aktif pada primigravida di Ruang Bougenville RSUD Tugurejo Semarang”.

2. Jurnal Pendukung Kedua


a. Judul Jurnal
Pengaruh Effleurage Massage terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif di
Praktik Mandiri Bidan Nuriman Rafida dan Praktik Mandiri Bidan Latifah Kota
Jambi Tahun 2019
b. Peneliti
Herinawati , Titik Hindriati dan Astrid Novilda
c. Metodologi Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian quasi experimental design dengan rancangan
yang digunakan adalah pretest - posttest one group design. . Pengambilan

6
sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan Total Sampling. Sampel
dalam penelitian ini adalah ibu bersalin kala I fase aktif sebanyak 30 orang.
Instrument yang digunakan untuk pengumpulan data adalah lembar observasi
yang berisi skala nyeri. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil uji
statistic pada alpha 0,05 didapatkan p value 0,000 (p ≤ 0,05 ) yang berarti ada
perbedaan signifikan antara nyeri sebelum massage dengan setelah massage,
dengan kata lain jika dilakukan effleurage massage dapat menurunkan nyeri.
Sehingga dari hasil analisis ini dapat ditarik kesimpulanya itu ada pengaruh
effleurage massage terhadap nyeri kala I fase aktif.

3. Jurnal Pendukung Ketiga


a. Judul Jurnal
Aplikasi Tekhnik Effleurage Sebagai Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Ibu
Bersalin Di Bidan Praktik Mandiri Kecamatan Tembalang
b. Peneliti
Dyah Ayu Wulandari dan Vita Triani Adhi Putri
c. Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif eksperimen dengan rancangan
pre-post test with control group. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini dengan teknik purposive sampling yang berjumlah 30 responden. Instrument
penelitian menggunakan checklist. Analisis menggunakan Uji T. Hasil
penelitian p value 0.011 (p ≤ 0,05 ) yang menunjukkan ada perbedaan skala
nyeri pada kelompok perlakuan dan pada kelompok kontrol di Bidan Praktik
Mandiri Kecamatan Tembalang.

D. Analisa PICOT
1. Problem
Berdasarkan Survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan
Februari di Klinik Kurnia Ningsih, telah didapatkan data ibu bersalin dari
bulan Desember hingga Februari berjumlah 30 ibu bersalin. Dari 30 ibu
bersalin didapat 15 ibu bersalin yang melakukan Teknik Massage - Effleurage.
Dan dari 15 ibu bersalin tersebut didapatkan hasil ada penurunan nyeri persalinan
pada kala I.

7
2. Intervension
Intervensi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan Effleurage Massage
yaitu, teknik pijatan yang dilakukan untuk membantu mempercepat proses
pemulihan nyeri persalinan dengan menggunakan sentuhan tangan pada perut klien
secara perlahan dan lembut untuk menimbulkan efek relaksasi. Pada saat proses
persalinan memasuki Kala I, yang dilakukan 20 menit setiap selama kontraksi saat
tahap berlansgung. Intensitas Nyeri di ukur menggunakan NRS (Numeric Rating
Scale) sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Prinsip metode ini adalah
mengurangi ketegangan ibu sehingga ibu merasa nyaman dan rileks
menghadapi persalinan dan tidak menyebabkan depresi pernafasan pada
bayi yang dilahirkan.

3. Comparation
Hasil penelitian dari Endah Yulianingsih, Hasnawatty Surya Porouw dan Suwarni
Loleh pada tahun 2019 yang berjudul Teknik Massage Counterpressure terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Kala l Fase Aktif pada Ibu Bersalin di RSUD. Dr. M.M
Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo, dengan responden yang berjumlah 20 orang
Didapatkan Hasil penelitian didapatkan hasil p value 0,000 < 0,05 yaitu ada
pengaruh tehnik masase counterpressure terhadap penurunan intensitas nyeri Kala
I Fase Aktif pada ibu bersalin.

4. Outcome
Menurut peneliti, Effleurage adalah teknik pijatan yang dilakukan untuk
membantu mempercepat proses pemulihan nyeri persalinan dengan menggunakan
sentuhan tangan pada perut klien secara perlahan dan lembut untuk menimbulkan
efek relaksasi. Pada saat proses persalinan memasuki Kala I. Intensitas Nyeri di
ukur menggunakan NRS. sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Prinsip metode
ini adalah mengurangi ketegangan ibu sehingga ibu merasa nyaman dan
rileks menghadapi persalinan dan tidak menyebabkan depresi pernafasan
pada bayi yang dilahirkan. Pijat dan sentuhan membantu ibu lebih rileks dan
nyaman yang dilakukan selama 20 menit setiap jam selama tahapan
persalinan, karena pijat merangsang tubuh melepaskan senyawa endorphin
yang merupakan pereda sakit alami dan menciptakan perasaan nyaman. Metode ini
juga dapat meningkatkan stamina untuk mengatasi rasa nyeri.

8
Hasil penelitian didapatkan bahwa bahwa rentang nyeri yang sebelum
dilakukannya suatu tindakan adalah 9 - 10 sebanyak 13 responden (54,2%),
pada skala 7 - 8 sebanyak 11 responden (45,8%). Hal ini dapat diartikan bahwa
nyeri yang paling banyak dialami ibu bersalin sebelum dilakukannya tindakan
merupakan neri berat hingga nyeri tidak tertahankan. Setelah
dilakukannya Teknik Massage – Effleurage terjadi penurunan nyeri berat
menjadi nyeri sedang sebanyak 18 responden (75%) pada skala 3 - 6. Berdasarkan
hasil Uji Statistic (Uji Paired Sample T Test) dengan tingkat kepercayaan 95%
diperoleh nilai p=0,000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 (p<α), maka Ho
ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh yang
signifikan antara Teknik Massage - Effleurage terhadap pengurangan rasa nyeri
persalinan Kala I.

5. Time
Penelitian ini dilakukan pada bulai Maret sampai dengan bulan Mei Tahun 2019.

9
BAB III

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Persalinan
1. Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan
adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara
progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta (Sulistyawati, 2010).

Tujuan asuhan persalinan adalah menjaga kelangsungan hidup dan memberikan


derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya., melalui berbagai upaya yang
terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminnimal mungkin agar
prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang dinginkan
atau pada tingkat optimal (Rohani, 2011).

2. Tanda – Tanda Masuk Dalam Persalinan


Terjadinya his persalinan mempunyai karakteristik pinggang terasa sakit menjalar ke
depan, sifat his teratur, interval makin pendek dan kekuatan makin besar, terjadi
perubahan pada serviks, jika pasien menambah aktifitasnya, misalnya dengan
berjalan, maka kekuatannya bertambah. Dengan adaya his persalinan, terjadi
perubahan pada serviks yang menimbulkan pendataran dan pembukaan, pembukaan
menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada kanalis servikalis terlepas dan
terjadinya pendarahan karena kapiler pembuluh darah pecah. Sebagian pasien
mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput ketuban. Jika ketuban sudah
pecah, maka ditargetkan persalinan dapat berlangsung dalam 24 jam. Namun jika
ternyata tidak tercapai, maka persalinan akhirnya diakhiri dengan tindakan tertentu,
misalnya dengan dilakukan ekstrasi vakum atau section caesaria (Sulistyawati,
2010).

10
3. Tahap – Tahap Persalinan
a. Kala – 1 (Pembukaan)
Pasien dikatakan dalam tahap persalinan kala I, jika sudah terjadi pembukaan
serviks dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40
detik. Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0-10
cm (pembukaan lengkap). Proses ini terbagi menjadi dua fase yaitu fase laten
dimana serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif dimana serviks membuka
dari 3-10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering terjadi selama fase aktif. Pada
permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga ibu yang
akan bersalin masih dapat berjalan-jalan.

b. Kala – II (Pengeluaran)
Kala II adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan lengkap sampai
bayi lahir. Uterus dengan kekuatan hisnya ditambah kekuatan meneran akan
mendorong bayi hingga lahir. Proses ini bisanya berlangsung 2 jam pada
primigravida dan 1 jam pada multigravida. Diagnosis persalinan kala II
ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan
sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm.

c. Kala – III (Pelepasan Plasenta)


Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta. Setelah kala II
yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit, kontraksi uterus berhenti sekitar 5-10
menit. Dengan lahirnya bayi, lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan
memperhatikan tanda-tanda pelepasan plasenta yakni uterus menjadi agak bundar,
tali pusat bertambah panjang dan terjadi semburan darah secara tiba-tiba dan
singkat.

d. Kala – IV (Observasi)
Kala IV mulai dari lahirnya plasenta selama 2 jam. Pada kala IV dilakukan
observasi terhadap pendarahan pasca persalinan, paling sering terjadi pada 2 jam
pertama. Observasi yang dilakukan adalah tingkat kesadaran pasien, pemeriksaan
tanda-tanda vital, kontraksi uterus dan terjadinya pendarahan dianggap normal
jika jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc (Sulistyawati, 2010).

11
B. Nyeri Persalinan
1. Definisi Nyeri Persalinan
Nyeri adalah fenomena yang kompleks dan bersifat pribadi (Rukiyah, 2009). Nyeri
adalah suatu fear-tension pain syndrome, yaitu sensasi yang timbul akibat kontraksi
otot rahim bagian bawah, yang dipersepsi ibu bersalin sebagai nyeri (Yanti, 2009).
Nyeri persalinan merupakan bagian dri proses yang normal (Maryani, 2010). Nyeri
adalah suatu pengalaman secara emosional dan berhubungan dengan perasaan yang
tidak enak yang dihubungkan dengan kerusakan jaringan secara nyata atau potensial
(Judha, 2012). Nyeri persalinan sebagai kontraksi miometrium merupakan proses
fisiologis dengan intensitas yang berbeda pada masing-masing individu (Andarmoyo,
2013). Nyeri adalah fenomena multifaktorial, yang subjektif personal, dan kompleks
yang dipengaruhi oleh faktor psikologis, biologis, sosial budaya, dan ekonomi ( Fraser,
2011).

2. Penyebab Nyeri Persalinan Kala – I


Persalinan dibagi 4 kala. Pada kala I serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10
cm. partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lender yang
bersemu darah (blood show) lender yang bersemu darah ini berasal dari lender kanalis
serivikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya berasal
dari pembuluh-pembuluh kapiler yang beraada disekitar kanalis servikalis itu pecah
karena pergeseran-pergeseran ketik serviks itu membuka. Proses membukanya serviks
dibagii dalam 2 fase yaitu fase laten berlangsung selama 8 jam, pembukaan ini sangat
lambat dan berlangsung sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm. Fase
aktif terdiri dari 3 fase lagi yaitu fase akselarasi terjadi dalam waktu 2 jam pembukaan
3-4 cm, fase dilatasi maksimal terjadi dalam waktu 2 jam dari 4-9 cm, dan fase
deselarasi dalam waktu 2 jam dimulai darimpembukaan 9 sampai lengkap (Sarwono,
2006).

3. Fisiologis Nyeri Persalinan


Beberapa sistem tubuh terpengaruh oleh nyeri persalinan berkaitan dengan
peningkatan frekuensi napas. Hal ini menyebabkan penurunan kadar PaCO2 yang
desertai dengan peningkatan pH. Kemudian, janin juga terpengaruh, dan selanjutnya
terjadi penurunan PaCO2 janin. Hal ini dapat diketahui dengan adanya deselerasi akhir
pada kardiotokograf. Keseimbangan asam-basa sistem juga dapat berubah karena

12
hiperventilasi dan latihan pernapasan. Alkalosis kemudian dapat memengaruhi difusi
oksigen ke plasenta sehingga terjadi hipoksia janin. Curah jantung meningkat selama
kala satu dan kala dua persalinan.peningkatan ini dapat mencapai 20% dan 50%. Hal
ini terjadi akibat kembalinya darah uterus ke sirkulasi maternal yang berjumlah sekitar
250-300 ml pada setiap kontraksi, nyeri, kekhawatiran, dan ketakutan dapat
menyebabkan respons simpatis sehingga curah jantung dapat menjadi lebih besar.
Kedua sistem tersebut dipengaruhi oleh pelepasan katekolamin. Adrenalin (efinefrin)
yang terdiri atas 80% katekolamin, memiliki efek mengurangi aliran darah uterus yang
pada gilirannya akan menyebabkan penurunan aktifitas uterus (Fraser, 2011).

Fase aktif adalah periode waktu dari awal kemajuan pembukaan hingga pembukaan
menjadi komplet dan mencakup fase transisi, pembukaan umunya dimulai dari tiga
sampai empat sentimeter (atau pada akhir fase laten) hingga 10 sentimeter (atau akhir
kala I persalinan). penurunan bagian presentasi janin yang progresif terjadi selama
akhir fase aktif dan selama kala dua persalinan ( Varney, 2008).

4. Mekanisme Nyeri Persalinan


Menurut Muhuman (1996) mekanisme persalinan dimulai membukanya mulut rahim
pada kala pembukaan, misalnya perengangan otot polos merupakan rangsangan yang
cukup menimbulkan nyeri, terdapat hubungan erat antara besar pembukaan mulut
rahim dengan intensitas nyeri (makin membuka makin nyeri), dan diantara timbulnya
rasa nyeri dengan timbulnya kontraksi rahim (rasa nyeri terasa ± 15-30 detik setelah
mulainya kontraksi). Kontraksi dan peregangan rahim rangsangan nyeri disebabkan
oleh tertekannya ujung saraf sewaktu rahim berkontraksi dan teregangnya bagian
bawah. Kontraksi mulut rahim teori ini kurang dapat terima, oleh karena jaringan
mulut rahim hanya sedikit mengandung jaringan otot. Peregangan jalan lahir bagian
bawah perengan jalan lahir oleh kepala janin pada akhir kala pembukaan dan selam
kala I pengeluaran menimbulkan rasa nyeri paling hebat dalam proses persalinan
(Andarmoyo, 2013).

5. Karakteristik Nyeri pada Persalinan Kala – I


1) Fase Laten
Memiliki integritas ego senang dan cemas. Nyeri kontraksi dalam skala ringan dan
lamanya kontraksi masing-masing 5-30 menit berkisar 10-30 detik.

13
2) Fase Aktif
Aktifitasnya masih dapat menunjukkan bukti kelelahan. Integritas ego dapat lebih
serius dan terhanyut pada proses persalinan dan ketakutan tentang kemampuan
pengendalian pernafasan atau melakukan teknik relaksasi. Nyeri kontraksi dalam
skala sedang tiap 3,5 – 5 menit berakhir 30-40 menit. Dalam fase ini terjadi dilatasi
serviks 4-8 cm.

3) Fase Transisi
Memiliki integritas ego yaitu perilaku peka, sulit mempertahankan kontrol,
memerlukan pengingat tentang pernafasan, mungkin amnestik, dapat menyatakan
“saya tidak tahan lagi”. Nyeri kontraksi dalam skala berat. Kontraksi selama 2-3
menit, dan berakhir 45-60 detik. Adanya ketidaknyamanan hebat pada area
abdomen, dapat menjadi gelisah, menggeliat-liat karena nyeri, bahkan tremor kaki
dapat terjadi. Fase ini terjadi dilatasi serviks 8-10 cm (Unimus, 2013).

6. Klasifikasi Nyeri
1) Nyeri Berdasarkan Karakteristik Yang Dirasakan
a) Nyeri Akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit, atau
intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat, dengan intensitas yang
bervariasi (ringan sampai berat ) dan berlangsung untuk waktu singkat nyeri
akut akan berhenti dengan sendirinya (self-limiting) dan akhirnya menghilang
dengan atau tanpa pengobatan setelah keadaan pulih pada area yang terjadi
kerusakan. Nyeri akut durasi singkat memiliki imset yang tiba-tiba, dan
terlokalisasi. Nyeri akut terkadang disertai oleh aktivitas sistem saraf simpatis
yang akan memperlihatkan gejala-gejala seperti peningkatan respirasi,
peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut jantung, diaphoresis, dan
dilatasi pupil. Secara verbal yang mengalami nyeri akan melaporkan adanya
ketidak nyamanan berkaitan dengan nyeri yang dirasakannya. Nyeri akut akut
biasanya juga akan memperlihatkan respons emosi dan perilaku seperti
menangis, mengerang kesakitan, mengerutkan wajahm atau menyeringai
(Andarmoyo, 2013).

14
b) Nyeri Kronis
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjanng
suatu periode waktu. Nyeri kronik berlangsung lama, intensitas yang
bervariasi, dan biasanya berlangsung lebih dari enam bulan. Nyeri kronik
dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dengan tepat dan sering sulit
untuk diobatin karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respons terhadap
pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya. Nyeri kronik nonmalignan
yang timbul akibat cedera jaringan yang tidak progresif atau yang menyembuh
nyeri ini biasanya nyeri pinggang bawah, dan nyeri yang didasari atas kondisi
kronis. Nyeri yang mengalami nyeri kronik seringkali mengalami periode
remisi gejala hilang sebagai atau keseluruhandan eksaserbasi atau keparah
meningkat sifat nyeri kronik, yang tidak dapat dipredisikan ini, membuat
frustasi dan sering kali mengarah pada depresi psikologis (Brunner &
Suddarth, 2002).

2) Nyeri Berdasarkan Lokasi


a) Nyeri supervisial yaitu yang timbul akibat stimulasi terhadap kulit seperti
laselarasi. Nyeri ini memiliki durasi yang pendek dan sensasi yang tajam.
b) Nyeri somatic yaitu nyeri yang trejadi pada otot dan tulang bersifat tumpul
dengan adanya peregangan dan isskemia.
c) Nyeri viseral yaitu nyeri yang disebabkan oleh kerusakan organ internal. Nyeri
yang timbul memiliki durasi yang lama dan sensasi yang tumpul.
d) Nyeri sebar yaitu sensasi yeri yang meluas dari daerah asal ke bagian tubuh
tertentu.
e) Nyeri fantom yaitu nyeri khusus yang dialami klien yang mengalami amputasi.
f) Nyeri alih yaitu nyeri yang timbbul akibat adanya yeri visceral yang menjalar
ke organ lain, sehingga dirasakan beberapa nyeri pada beberapa tempat atau
lokasi (Anas 2007).

7. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Pada Persalinan


1) Pengalaman dan Pengetahuan Nyeri
Pengalaman sebelumnya seperti persalinan terdahulu akan membantu mengatasi
nyeri, karena ibu telah memiliki intensitas terhadap nyeri, inu primipara dan
multipara kemungkinan akan merespon secara berbeda terhadap nyeri walupun

15
menghadapi kondisi yang sama, yaitu persalinan, hal ini disebabkan ibu multipara
telah memiliki pengalaman pada persalinan (Andarmoyo, 2013) Pengalam
melahirkan sebelum juga dapat mempengaruhi respon ibu terhadap nyeri. Bagi ibu
yang mempunyai pengalaman yang menyakitkan dan sulit pada persalinan
sebelumnya perasaan cemas dan takut pada pengalaman lalu akan mempengaruhi
sensitifitasnya rasa nyeri ( Bobak, 2005).
2) Usia
Usia muda cenderung dikaitakan dengan kondisi psikologi yang masih labil, yang
memicu terjadinya kecemasan hingga nyeri yang dirasakan menjadi lebih berat.
Usia juga dipakai sebagai salah salah satu faktor dalam menentukan toleransi
terhadap nyeri. Toleransi akan meningkat seiring bertambahnya usia terhadap
nyeri, toleransi akan meningkat seiring bertambahnya usia dan pemahaman
terhadap nyeri (Mander, 2004).
3) Psikologis
Stres atau rasa takut ternyata secara fisiologi dapatmenyebabkan kontraksi
uterusmenjadi terasa semakin nyeri dan sakit dirasakan ( Sondakh, 2013).
4) Persiapan Persalinan
Persiapan persalinan tidak menjamin persalinan alkan berlangsung tanpa nyeri,
persiapan persalinan diperlukan untuk mengurangi perasaan cemas dan takut akan
nyeri persalinan sehingga ibu dapat memilih berbagai teknik atau metode latihan
agar ibu dapat mengatrasi ketakutannya ( Mander, 2004).

8. Penilaian Respon Intesitas Nyeri


Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu.
Pengukuran intensitas nyeri sangatsubjektif dan individu. Selain itu, kemungkinan
nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang
berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah
menggunakan respons fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namum, pengukuran
dengan teknik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri
(Tamsuri, 2007 & Andarmoyo, 2013).

16
Visual Analog Scale (VAS)

Gambar Visual Analog Scale (VAS) (Andarmoyo & Suharti,2013)

Visual Analog Scale (VAS) adalah skala yang paling sering digunakan untuk mengukur
intensitas nyeri. VAS memiliki panjang 10 cm dengan keterangan tidak nyeri di
sebelah kiri dan sangat nyeri di sebelah kanan. Pengukuran intensitas nyeri dilakukan
jika 0-5 mm dikategorikan tidak ada nyeri, 5-44 mm dikategorikan nyeri ringan, 45-74
mm dikategorikan nyeri sedang dan 70 mm dikategorikan nyeri berat.
Numerical Rating Scale (NRS)

Gambar Numerical Rating Scale (NRS) (Andarmoyo & Suharti,2013).

Numerical Rating Scale (NRS) juga adalah skala pengukuran nyeri. Perbedaannya
pada skala ini tertulis angka 0 sampai 10. Angka ini sebagai penanda jika 0 artinya
nyeri tidak terasa dan 10 artinya nyeri paling parah yang mereka rasakan. Pasien
diminta untuk menandai dari angka 0 sampai 10 nyeri mana yang sedang mereka
rasakan pada suatu waktu.

Faces Pain Rating Scale

Gambar Faces Pain Scale (Andarmoyo & Suharti,2013).

17
Faces Pain Rating Scale adalah skala pengukuran nyeri yang biasa diberikan pada
anak- anak. Namun, saat ini peneliti telah menggunakan skala ini pada orang dewasa
untuk memudahkan mereka yang kesulitan dalam hal mendeskripsikan nyeri yang
dialami. Skala ini memiliki 6 wajah dari tersenyum yang artinya tidak ada nyeri
sampai menangis yang artinya sangat nyeri.

C. Effleurage Massage
1. Definisi Message
Pijat atau massage adalah kontak fisik sumber rasa nyaman dan penghibur hati kapan
saja, tetapi lebih khususnya selama kehamilan. Pemijatan bisa menjadi sarana yang
membuat ibu rileks, mendekatkan ibu dengan suami dan juga berguna pada tahap
pertama persalinan untuk menghilangkan sakit punggung dan menentramkan,
menenangkan dan menyejukkan si ibu.

Menurut Henderson & Jones, definisi massage adalah tindakan penekanan oleh tangan
pada jaringan lunak, biasanya otot tendon atau ligament tanpa menyebabkan
pergeseran atau perubahan posisi sendi guna menurunkan nyeri, menghasilkan
relaksasi dan atau meningkatkan sirkulasi.Sebuah penelitian menyebutkan ibu yang
dipijat selama 20 menit setiap jam selama tahapan persalinan akan lebih bebas dari
rasa sakit, karena pijat merangsang tubuh melepaskan senyawa endorphin yang
merupakan pereda sakit alami dan menciptakan perasaan nyaman dan enak. Bagian
tubuh ibu yang dapat dipijat adalah kepala, bahu, perut, kaki dan tangan, punggung
serta tungkai. Saat memijat, pemijat harus memperhatikan respon ibu apakah tekanan
yang diberikan sudah tepat.

Illustrasi Gate Control Teory bahwa serabut nyeri membawa stimulasi nyeri ke otak
lebih kecil dan perjalanan sensasinya lebih lambat dari pada serabut sentuhan yang
luas. Ketika sentuhan dan nyeri dirangsang bersama, sensasi sentuhan berjalan ke otak
menutup pintu gerbang dalam otak. Dengan adanya pijatan atau sentuhan yang
mempunyai efek distraksi juga dapat meningkatkan pembentukan endorphin dalam
system control desenden dan membuat relaksasi otot.

18
2. Effleurage Massage
Menurut Indrayani (2016) terdapat 2 teknik massage yang dapat mengurangi nyeri
yaitu Effleurage (pijatan ringan) dan counterpressure (penekanan) telah banyak
membantu perempuan selama kala I persalinan. Effleurage merupakan salah satu
metode non farmakologis untuk mengurangi nyeri selama persalinan yang terdaftar
dalam Summary of pain relief measures during labor, dimana pada kala I fase laten
(pembukaan 0-3 cm) dan fase aktif (pembukaan 4-7 cm) aktivitas yang bisa dilakukan
oleh ibu persalinan adalah effleurage.

Effleurage adalah teknik pemijatan berupa usapan lembut, lambat dan panjang atau
tidak putus-putus. Teknik ini menimbulkan efek relaksasi. Dalam persalinan,
effleurage dilakukan dengan menggunakan ujung jari yang ditekan lembut dan ringan.
Lakukan usapan dengan ringan dan tanpa tekanan kuat, tetapi usahakan ujung jari
tidak lepas dar permukaan kulit (Maemunah, 2009).

3. Manfaat Teknik Effleurage Massage


Teknik effleurage artinya menekan degan lembut memijat atau melutut dengan tangan
untuk melancarkan peredara darah. Dengan teknik memijat dan tenang berirama,
bertekanan lembut kearah distal atau kearah bawah ( cassar, mp.1999). suatu
rangsangan pada kulit abdomen dengan melakukan usapan menggunakan ujung-ujung
jari telapak tangan dengan arah gerakan membentuk pola geraka seperti kupu-kupu
abdomen seiring degan pernafasan abdomen (potter dan perry 2006). Kedua tekik
tersebut bertujuan untuk meingkatkan sirkulasi darah, member tekanan,
menghangatkan otot abdomen dan meningkatkan relaksasi fisik (Journal
Occupational And Environment Medicine, 2008).

4. Teknik Effleurage Massage


Beberapa pola teknik effleurage tersedia, pemilihan pola pemijatan tergantung pada
keinginan masing-masing pemakai dan manfaatnya dalam memberikan kenyamanan.
Pola teknik effleurage yang bisa dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan akibat
kontraksi uterus adalah :
a. Teknik Menggunakan Kedua Tangan
Teknik ini bisa dilakukan oleh ibu inpartu sendiri dengan menggunakan kedua
telapak jari-jari tangan melakukan usapan ringan, tegas dan konstan dengan cara

19
gerakan melingkari abdomen, dimulai dari abdomen bagian bawah diatas simpisis
pubis, mengarah ke samping perut, terus ke fundus uteri kemudian turun ke
umbilicus dan kembali ke perut bagian bawah di samping simpisis pubis (Bobak
,2005).

Gambar Teknik pijat Effleurage dengan dua tangan oleh ibu inpartu

b. Teknik Menggunakan Satu Tangan


Teknik ini dapat dilakukan oleh orang lain (suami, keluarga atau petugas
kesehatan) dengan menggunakan ujung-ujung jari tangan melakukan usapan pada
abdomen secara ringan, tegas, konstan dan lambat dengan membentuk pola
gerakan seperti angka delapan (Bobak ,2005).

Gambar Teknik pijat Effleurage denga satu tangan oleh ibu inpartu

20
c. Teknik pemijatan lain yang dapat dilakukan pasangan atau pendamping
persalinan selama persalinan adalah :
1) Melakukan usapan dengan menggunakan seluruh telapak tangan pada lengan
atau kaki dengan lembut
2) Melakukan masase pada wajah dan dagu dengan lambat
3) Selama kontraksi berlangsung, lakukan usapan ringan pada bahu dan
punggung
4) Melakukan gerakan membentuk pola 2 lingkaran dipaha ibu bila tidak dapat
dilakukan diabdomen Fasilitasi jika ibu ingin menyewa seorang terapis pijat
professional untuk mendampinginya selama persalinan. Pengetahuan dan
keahlian terapis pijat professional akan mampu menggabungkan teknik lain
seperti refleksologi dan penggunaan titik-titik tekanan.

5. Langkah – Langkah Melakukan Effleurage Massage


Prosedur tindakan stimulasi kulit dengan teknik effleurage massage yaitu:
a. Atur posisi tidur ibu dengan posisi tidur telentang rileks dengan menggunakan 1
atau 2 bantal, kaki diregangkan 10 cm dengan kedua lutut fleksi dengan
membentuk sudut 45o
b. Pada waktu timbulnya kontraksi, kaji respon fisiologis dan psikososial ibu lalu
tanyakan kualitas nyeri yang dirasakan berdasarkan skala nyeri.
c. Pada waktu timbul kontraksi berikutnya, letakkan kedua telapak ujung-ujung jari
tangan diatas simpisis pubis bersama inspirasi pelan, usapkan kedua ujungujung
jari tangan dengan tekanan yang ringan, tegas dan konstan ke samping abdomen,
mengelilingi samping abdomen menuju kearah fundus uteri, setelah sampai
fundus uteri seiring dengan ekspirasi pelan-pelan usapkan kedua ujung-ujung
jari tangan tersebut menuju perut bagian bawah di atas simpisis pubis melalui
umbilicus.Lakukan gerakan ini berulang-ulang selama ada kontraksi.
d. Sesudah dilakukan perlakuan, kaji respon fisiologis dan psikologis ibu dan
tanyakan kualitas nyeri yang dirasakan berdasarkan skala nyeri.

21
BAB IV

ANALISA

A. Analisa Ruangan
1. Tempat
Penelitian dilakukan di Klinik Bersalin Kurnia Kecamatan Delitua Kabupaten
Deli Serdang pada bulan Mei sampai dengan Bulan Oktober tahun 2019.
2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester – III yang memasuki
persalina kala – I di Klinik Bersalin Kurnia Kecamatan Delitua Kabupaten
Deli Serdang pada bulan Mei sampai dengan Bulan Oktober tahun 2019. Dengan
total sampel sebanyak 25 Orang.

B. Analisa SWOT
1. Strength (Kekuatan)
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah analitik kuantitatif
dengan desain penelitian Quasy - Eksperimen One Group Pretest - Posttest.
Teknik penentuan sampel menggunakan Teknik Total Sampling. Sampel yang
digunakan ada 25 Responden. Instrument Penelitian yang digunakan adalah
wawancara dan lembar observasi pre dan pre intervensi (pengukuran nyeri
menggunakan Numeric Rating Scale).

Intervensi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan Effleurage adalah
teknik pijatan yang dilakukan untuk membantu mempercepat proses pemulihan
nyeri persalinan dengan menggunakan sentuhan tangan pada perut klien secara
perlahan dan lembut untuk menimbulkan efek relaksasi. Pada saat proses
persalinan memasuki Kala I, yang dilakukan 20 menit selama kontraksi
berlansgung. Intensitas Nyeri di ukur menggunakan NRS (Numeric Rating Scale)
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi.

Effleurage Massage adalah teknik pijatan yang dilakukan untuk membantu


mempercepat proses pemulihan nyeri persalinan dengan menggunakan sentuhan
tangan pada perut klien secara perlahan dan lembut untuk menimbulkan efek

22
relaksasi. Pada saat proses persalinan memasuki Kala I. Intensitas Nyeri di ukur
menggunakan NRS (Numeric Rating Scale) sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi. Prinsip metode ini adalah mengurangi ketegangan ibu sehingga ibu
merasa nyaman dan rileks menghadapi persalinan dan tidak menyebabkan
depresi pernafasan pada bayi yang dilahirkan. Pijat dan sentuhan membantu
ibu lebih rileks dan nyaman yang dilakukan selama 20 menit setiap jam
selama tahapan persalinan, karena pijat merangsang tubuh melepaskan
senyawa endorphin yang merupakan pereda sakit alami dan menciptakan perasaan
nyaman. Metode ini juga dapat meningkatkan stamina untuk mengatasi rasa
nyeri. Berdasarkan fakta dan teori maka, dapat disimpulkan bahwa Effleurage
Massage dapat menurunkan intensitas nyeri pada persalinan kala – I aktif.

2. Weakness (Kelemahan)
Pada penelitian ini, peneliti tidak mengkaji semua faktor yang mempengaruhi
persepsi nyeri seperti pengalaman masa lalu tentang nyeri, budaya, faktor
psikososial, kecemasan, dan ketakutan serta perhatian dan support dari keluarga
yang juga mempengaruhi respon nyeri saat persalinan kala - I. Selain itu tidak
adanya kelompok kontrol sebagai kelompok pembanding untuk mengetahui
selisisih antara nilai rata-rata antara kelompok yang diberikan effleurage massage
dan kelompok yang tidak diberikan effleurage massage.

3. Opportunities (Peluang)
Penelitian ini dapat menjadi refrensi bagi peniliti berikutnya untuk melengkapi
kekurangan seperti menjadikan effleurage massage sebagai pilihan utama dari
teknik nonfarmakologi dalam intervensi keperawatan. Lalu bagi peneliti
selanjutnya agar melakukan penelitian effleurage massage dengan
mengkombinasikan teknik nonfarmakologi lainnya sebagai variabel lain untuk
mengatasi nyeri pada persalinan kala – I.

4. Threat (Ancaman)
Kuranganya pengetahuan ibu hamil untuk mengatasi nyeri pada persalinan kala – I

23
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan
adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara
progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta (Sulistyawati, 2010).

Nyeri persalinan merupakan bagian dri proses yang normal (Maryani, 2010).
Kontraksi dan peregangan rahim rangsangan nyeri disebabkan oleh tertekannya ujung
saraf sewaktu rahim berkontraksi dan teregangnya bagian bawah. Kontraksi mulut
rahim teori ini kurang dapat terima, oleh karena jaringan mulut rahim hanya sedikit
mengandung jaringan otot. Peregangan jalan lahir bagian bawah perengan jalan lahir
oleh kepala janin pada akhir kala pembukaan dan selam kala I pengeluaran
menimbulkan rasa nyeri paling hebat dalam proses persalinan (Andarmoyo, 2013).

Pijat atau massage adalah kontak fisik sumber rasa nyaman dan penghibur hati kapan
saja, tetapi lebih khususnya selama kehamilan. Pemijatan bisa menjadi sarana yang
membuat ibu rileks, mendekatkan ibu dengan suami dan juga berguna pada tahap
pertama persalinan untuk menghilangkan sakit punggung dan menentramkan,
menenangkan dan menyejukkan si ibu. Effleurage merupakan salah satu metode non
farmakologis untuk mengurangi nyeri selama persalinan yang terdaftar dalam
Summary of pain relief measures during labor, dimana pada kala I fase laten
(pembukaan 0-3 cm) dan fase aktif (pembukaan 4-7 cm) aktivitas yang bisa dilakukan
oleh ibu persalinan adalah effleurage. Massage dianggap ‘menutup gerbang’ untuk
menghambat perjalanan rangsang nyeri pada pusat yang lebih tinggi pada system saraf
pusat. Selanjutnya rangsangan taktil dan perasaan positif yang berkembang ketika
dilakukan bentuk sentuhan yang penuh perhatian dan empatik bertindak memperkuat
efek massage untuk mengendalikan nyeri. Dukungan emosional dalam menghadapi
persalinan akan menimbulkan perasaan senang yang akan menjadi impuls ke
neurotransmitter ke system limbic kemudian diteruskan ke amigdala lalu dibawa ke

24
hipotalamus sehingga terjadi perangsangan pada nucleus ventromedial dan area
sekelilingnya yang dapat menimbulkan perasaan tenang (Guyton, 2007).

B. Saran
1. Pendidikan Keperawatan
Melalui institusi pendidikan, mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuan
setelah mengetahui ada Pengaruh Massage Effleurage Terhadap Intensitas Nyeri
Persalinan Kala – I Aktif.
2. Pelayanan Keperawatan
Pelayanan atau praktik keperawatan dapat menggunakan hasil penelitian ini di
lapangan sebagai metode baru dalam hal pengurangan nyeri persalinan kala – I.
3. Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan bahan perbandingan untuk
melakukan penelitian selanjutnya tentang penanganan yang dapat dilakukan untuk
mengurangi nyeri persalinan kala - I

25
DAFTAR PUSTAKA

Ai Yeyeh, Rukiyah dkk. 2009. Asuhan Kebidanan I ( Kehamilan ). Cetakan Pertama. Jakarta:
Trans Info Media.

Andarmoyo, S. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri, Ar- Ruzz, Yogyakarta.

Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI

Bobak. 2005. Keperawatan Maternitas. Alih Bahasa: Wijayarini. A. M. Jakarta: EGC.

Depkes RI. 2008. Panduan Pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku Bagi Fasilitator,
Narasumber, Peserta, Dan Penyelengaranya Untuk Mempromosikan Kesehatan Ibu,
Bayi Baru Lahir Dan Anak (KIBBLA). Usaid, Jakarta

Dyah Ayu Wulandari, Vita Triani Adhi Putri (2018). Aplikasi Tekhnik Effleurage Sebagai
Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Ibu Bersalin Di Bidan Praktik Mandiri Kecamatan
Tembalang

Herinawati, dkk. (2019). Pengaruh Effleurage Massage terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase
Aktif di Praktik Mandiri Bidan Nuriman Rafida dan Praktik Mandiri Bidan Latifah
Kota Jambi Tahun 2019

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Sekretariat Jenderal Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2013. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI

Pastuty, Rosyati. 2012. Buku Saku Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin.Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

PERMENKES No. 97 Tahun 2014. Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa
Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan
Kontrasepsi Serta Pelayanan Kesehatan Seksual

Perry, G.A. & Potter, P.A. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan, konsep, proses dan
praktik. Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Teori Pengukuran Nyeri. PT, Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta

Priharyanti Wulandari, Prasita Dwi Nur Hiba (2015). Pengaruh Effleurage MassageTerhadap
Pengurangan Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Primigravida Di Ruang
Bougenville Rsud Tugurejo Semarang

Reeder, Martin and Koniak-Griffin. (2011). Volume 2 Keperawatan Maternitas Kesehatan


Wanita, Bayi dan Keluarga Edisi 18. Jakarta: EGC.

Rohani, S.ST, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika

Sri Rejeki (2011) Tingkat nyeri persalinan melalui therapi alat mekanik manual penekan
regiosakralis pada persalinan kala I, Preseding. Unimus

26
Sulistyawati, A. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi Offset

Suriani, dkk. (2019). Pengaruh Teknik Massage Effleurage Terhadap Pengurangan Rasa
Nyeri Persalinan Kala I Di Klinik Bersalin Kurnia Kecamatan Delitua Kabupaten Deli
Serdang

Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan Edisi III Cetakan IX. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka

World Health Organization (WHO). 2014. WHO, UNICEF, UNFPA, The World Bank. Trends
in maternal mortality: 1990 to 2013. Geneva: World Health Organization

Yulianingsih, dkk (2019). Teknik Massage Counterpressure terhadap Penurunan Intensitas


Nyeri Kala l Fase Aktif pada Ibu Bersalin di RSUD. Dr. M.M Dunda Limboto Kabupaten
Gorontalo

27

Anda mungkin juga menyukai