Mata kuliah kegawatdaruratan Maternal Neonatal dan Basic Life Support ( BLS )
(Bd. 5.026)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Mata kuliah kegawatdaruratan Maternal Neonatal dan Basic Life Support ( BLS )
(Bd. 5.026 ) dengan materi tentang ”Asuhan kegawatdaruratan pada masa persalinan
kala I s.d.IV dan melaksanakan pendokumentasian dengan metode SOAP” Dalam
penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada
ibu Elma marsita, M.Tr.keb selaku dosen Mata kuliah kegawatdaruratan Maternal
Neonatal dan Basic Life Support ( BLS )(Bd. 5.026.) Kami meyadari dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan makalah ini. Demikian yang
dapat kami sampaikan, kurang dan lebihnya kami mohon maaf. Atas perhatiannya
kami ucapkan terima kasih.
“Penyusun”
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. Latar belakang...........................................................................................................4
B. Rumusan masalah......................................................................................................7
C. Tujuan.........................................................................................................................7
BAB II.....................................................................................................................................8
PEMBAHASAN.....................................................................................................................8
1. kelahiran prematur....................................................................................................8
2. Ketuban pecah dini..................................................................................................11
3. Persalinan lama........................................................................................................15
BAB III.................................................................................................................................18
PENUTUP............................................................................................................................18
A. Kesimpulan...............................................................................................................18
B. Saran.........................................................................................................................18
DAfTAR PUSTAKA............................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Persalinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan
wanita. Proses persalinan memiliki arti yang berbeda disetiap wanita, dengan belum
adanya pengalaman akan memunculkan kecemasan dan ketakutan yang berlebih
selama proses persalinan. Keadaan ini sering terjadi pada wanita yang pertama kali
melahirkan (Wijaya dkk, 2014).
melalui jalan lain, dengan bantuan ataupun tanpa bantuan (kekuatan sendiri)
(Sulistyowati & Nugraheny, 2013).
Peran seorang suami dalam proses persalinan sering dihiraukan, salah satunya
dikarenakan faktor adat istiadat dan kebijakan rumah sakit yang kurang
mendukung(Gebrehiwotet al, 2012).
Masalah yang paling umum terjadi pada ibu yang menghadapi proses
persalinan tanpa adanya pendampingan yaitu ibu cenderung merasa tidak berdaya,
rasa panik meningkat dan suami beresiko tidak dapat menempatkan support mereka,
meningkatkan adanya tindakan medis (Nilssonet al, 2012). Selain itu ibu merasa
takut, cemas dan peningkatan rasa nyeri saat proses persalinan mengakibatkan ibu
akan menjadi lelah dan kehilangan kekuatan sehingga mengganggu jalan persalinan
menjadi macet, seperti sungsang, distosia bahu, perpanjangan kala II, kontraksi lemah
(Wijaya dkk, 2014).
Kecemasan ibu yang tinggi dapat berakibat pada bayi yaitu bayi prematur
bahkan keguguran (Pezani & Asnindari, 2017). Pada ibu yang hamil pertamakali
mayoritas tidak mengetahui bagaimana cara proses persalinan dengan lancar dan
mudah sehingga menimbulkan perasaan cemas yang berlebih, terlebih bila tidak
adanya dukungan dari suami maupun keluarga. Pemberian dukungan yang baik akan
berguna bagi ibu bersalin dan anak yang dilahirkan dikarenakan proses kelahiran
yang pendek (Shodiqoh & Syahrul, 2014).
Pemberi dukungan yang tepat adalah seorang suami dikarenakan mampu suami
mampu mengendalikan diri dan istrinya dalam mengikuti anjuran petugas kesehatan
sebagai pemimpin persalinan (Diponegoro & Hastuti, 2009).
B. Rumusan masalah
a. Apa itu persalinan prematur
b. Apa itu ketuban pecah dini
c. Apa itu persalinan lama
C. Tujuan
Makalah ini dibuat bertujuan untuuk memberikan edukasi pembelajaran kepada
kami pembuat makalah serta pembaca mengenai Asuhan kegawatdaruratan pada
masa persalinan kala I s.d.IV dan melaksanakan pendokumentasian dengan metode
SOAP
BAB II
PEMBAHASAN
1. kelahiran prematur
A. definisi
Kelahiran prematur adalah persalinan yang terjadi pada tiga minggu atau
lebih cepat dari perkiraan lahir (HPL). Dengan kata lain, kondisi ini muncul
sebelum usia kandungan mencapai 37 minggu.Berdasarkan seberapa awal
bayi dilahirkan, kelahiran prematur dapat dikelompokkan menjadi:
b. 36
Ketuban pecah terlalu awal dalam bentuk semburan atau tetesan yang
terus-menerus setelah membran di sekitar bayi pecah atau robek
Perubahan warna dan tekstur keputihan menjadi berair, seperti lendir atau
berdarah
Sementara itu, untuk bayi yang mengalami kelahiran prematur, tanda dan
gejalanya meliputi:
Wajah terlihat lebih runcing, kurang bulat daripada bayi yang lahir tidak
prematur, karena kurangnya penyimpanan lemak
Merokok
Bila bayi belum mampu mengisap dan menelan dengan baik, dokter
akan memasang infus dan feeding tube untuk dapat memberikan cairan dan
ASI agar bayi mendapat nutrisi yang cukup dan tidak mengalami dehidrasi.
Feeding tube merupakan selang kecil yang dimasukkan melalui hidung atau
mulut hingga ke lambung.
Bila bayi terlihat kuning dan kadar bilirubinnya terlalu tinggi, bayi
prematur perlu menjalani fototerapi. Tindakan ini dilakukan dengan cara
menyinari tubuh bayi dengan sinar biru selama beberapa jam untuk untuk
menurunkan kadar bilirubin. Kadar bilirubin terlalu tinggi dapat berbahaya
untuk otak.
Bila diduga ada infeksi, bayi juga diberikan antibiotik yang diberikan
dengan cara disuntik atau diinfus.
Demam
Nyeri perut
Tekanan darah tinggi maupun kadar gula darah yang tidak terkontrol
Apa yang harus dilakukan jika air ketuban pecah? Ini yang bisa Anda
lakukan:
Tetap tenang
Pastikan ibu hamil berada pada posisi duduk
Pakai pembalut
b. Jika pecah ketuban saat usia kehamilan masih kurang dari 37 minggu,
maka dokter akan memastikan terlebih dahulu kondisi dan
keselamatan bayi jika dilahirkan lebih cepat.
c. Jika ketuban pecah saat kehamilan belum cukup minggu (di bawah 37
minggu), kondisi ini memerlukan penanganan khusus.
Partus lama ( partus tak maju )yaitu persalinan yang ditandai tidak
adanya pembukaan serviks dalam 2 jam dan tidak adanya penurunan janin
dalam 1 jam. Partus lama ( partus tak maju ) berarti meskipun kontraksi uterus
kuat, janin tidak dapat turun karena faktor mekanis.
a. Dehidrasi.
g. Akhir dari persalinan lama: ruptura uteri imminens sampai ruptur uteri,
kematian karena perdarahan atau infeksi
C. Faktor predisposisi persalinan lama
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mencermati bagaimana Asuhan kegawatdaruratan pada masa
persalinan kala I s.d.IV dapat ditarik kesimpulan Kelahiran prematur
adalah persalinan yang terjadi pada tiga minggu atau lebih cepat dari
perkiraan lahir (HPL). Dengan kata lain, kondisi ini muncul sebelum usia
kandungan mencapai 37 minggu.
Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai kebocoran spontan
cairan dari kantung amnion sebelum adanya tanda-tanda inpartu. Kejadian
KPD dapat terjadi sebelum atau sesudah masa kehamilan 40 minggu.11
Berdasarkan waktunya, KPD dapat terjadi pada kehamilan preterm atau
kehamilan kurang bulan terjadi sebelum minggu ke-37 usia kehamilan,
sedangkan pada kehamilan aterm atau kehamilan cukup bulan terjadi
setelah minggu ke-37 dari usia kehamilan.
Partus lama ( partus tak maju )yaitu persalinan yang ditandai tidak
adanya pembukaan serviks dalam 2 jam dan tidak adanya penurunan
janin dalam 1 jam. Partus lama ( partus tak maju ) berarti meskipun
kontraksi uterus kuat, janin tidak dapat turun karena faktor mekanis.
Axelson, K., et al. (2021) Longest Survival of Expectantly Managed Twin Gestation
Complicated by Previable Preterm Premature Rupture of Membranes at 13 Weeks’
Gestation. Cureus, 13(7), pp. 1–4.
Tiruye, G., et al. (2021). Prevalence of Premature Rupture of Membrane and its
Associated Factors among Pregnant Women in Ethiopia: A Systematic Review and
Meta-analysis. SAGE Open Medicine, 9, pp. 1–9.
Assefa, N., et al. (2018). Risk Factors of Premature Rupture of Membranes in Public
Hospitals at Mekele City, Tigray, a Case Control Study. BMC Pregnancy Childbirth,
18(386), pp. 1–7.
Mayo Clinic (2021). Healthy Lifestyle. Water Breaking: Understand This Sign of
Labor.