Anda di halaman 1dari 26

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUI PERSALINAN

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan Dan BBL
Dosen Pengampu:

Anik Purwati, SST., MM., M.Kes

Oleh:

Kelompok 2

Putri Febiana Rikianti (212001) Ruspita Dewi (212025)

Putri Asna Tasya (212004) Chesarina Brilliant S P (212032)


Nabila Shalihah T A (212033)
Rima Setiawati (212009)
Novia Rahmasari P D (212044)
Yunita Sari (212014)
Elling Larasati (212045)
Sherly Armelia A (212023)

Ulfa Sa’idah (212024)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN

2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN”

Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas dari Dosen
Ibu Anik Purwati, SST., MM., M.Kes pada bidang Studi Asuhan kebidanan persalinan dan
bayi baru lahir.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun diharapkan penulis demi
kesempurnaan makalah ini.

Penulis juga menyampaikan permohonan maaf yang sebesar –besarnya kepada seluruh pihak
apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan yang di sengaja maupun
tidak di sengaja.

Penulis berharap makalah ini dapat berguna bagi semua pihak sebagai refrensi pembelajaran
di waktu pembelajaran perkuliahan.

Kritik dan Saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini
dan sebagai bahan pembelajaran pendewasaan serta motivasi bagi penulis.

Malang, 17 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.2 LATAR BELAKANG.................................................................................................1

1.3 Rumusan Masalah.......................................................................................................2

1.4 Tujuan Masalah...........................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN........................................................................................................................3

2.1 Definisi Persalinan.......................................................................................................3

2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persalinan...........................................................3

2.3 Mekanisme Persalinan...............................................................................................18

BAB III.....................................................................................................................................22

PENUTUP................................................................................................................................22

3.1 Kesimpulan................................................................................................................22

3.2 Saran..........................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.2 LATAR BELAKANG


Proses persalinan normal merupakan proses lahirnya bayi dengan
serangkaian kejadian yang dipersepsikan menakutkan dan menimbulkan rasa sakit
dan nyeri yang luar biasa. Nyeri sebagai perasaan tertekan, menderita atau
kesakitan yang disebabkan stimulasi ujung-ujung saraf tertentu (O’Toole, 1997
dalam Cooper, 2013).
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu : kala I (kala pembukaan), kala II (kala
pengeluaran janin), yaitu waktu di saat kekuatan his dan kekuatan mengejan
mendorong bayi keluar. Proses ini biasanya berlangsung kurang dari 60 menit
untuk primipara dan 30 untuk multipara. Kala II (kala pengeluaran uri) dan kala IV
dimulai dari uterus keluar (Prawirohardjo, 2014).
Kekuatan fisiologis utama selama persalinan adalah kontraksi uterus. His
adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari
daerah fundus uteri, awal gelombang tersebut didapat di dinding uterus yang dalam
keadaan normal mengarah ke daerah kanalis servikalis (jalan lahir) yang membuka,
untuk mendorong isi uterus keluar (Prawirohardjo, 2014).
Kontraksi uterus pada persalinan menimbulkan nyeri akibat terjadinya kekurangan
oksigen (hipoksia/anoksia) dari otot-otot rahim, peregangan serviks, penekanan
pada ganglia saraf plexus fraken hauser yang berdekatan dengan serviks dan
vagina, penekanan pada tuba, ovarium, dan peritoneum, peregangan pada
ligamentum penyangga uterus, serta distansia otot-otot dasar panggul serta
perineum (Apriliia, 2011).
Kekuatan fisiologis utama selama persalinan adalah kontraksi uterus. His
adalah kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus
uteri, awal gelombang tersebut didapat dari pacemaker yang terdapat di dinding
uterus yang dalam keadaan normal mengarah ke daerah kanalis servikalis (jalan
lahir) yang membuka untuk mendorong isi uterus keluar (Prawirohardjo, 2014).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kontraksi uterus pada ibu bersalin yaitu, power
(his/kontraksi otot rahim), passanger (janin dan plasentanya) yang besarnya dalam

1
batas normal, dan passage (jalan lahir) yang tidak terdapat hambatan yang berat
sehingga his dapat mengatasinya dengan baik, dan psikis (psikologi) dan penolong
(Rohani. dkk, 2011).
Power adalah Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his,
kontraksi otot- otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament. Passanger
adalah cara penumpang atau janin bergerak di sepanjang jalan lahir merupakan
akibat interaksi beberapa faktor, yaitu ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap
dan posisi janin. Passage adalah jalan lahir yang terdiri atas panggul ibu, yakni
bagian tulang yang padat, dasar panggul, vagina, dan introitus. Psikis adalah
perasaan positif ini berupa kelegaan hati, seolah- olah pada saat itulah benar-benar
terjadi realitas ”kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bisa melahirkan
atau memproduksi anak. Penolong adalah Peran dari penolong persalinan adalah
mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan
janin, dalam hal ini tergantung dari kemampuan dan kesiapan penolong dalam
menghadapi proses persalinan (Rohani. dkk, 2011).

1.3 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.2.1 Bagaimanakah definisi persalinan?
1.2.2 Bagaimanakah Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persalinan?
1.2.3 Bagaimana mekanisme persalinan ?

1.4 Tujuan Masalah


Adapun tujuan umum dalam makalah ini adalah :
1.3.1. Dapat mengetahui definisi dari persalinan
1.3.2. Dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persalinan
1.3.3. Dapat mengetahui mekanisme persalinan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Persalinan


Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri), yang
dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain
(Rustam, 1998).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 1998).
Persalinan adalah suatu proses fisiologik yang memungkinkan serangkaian
perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir
(Moore, 2001).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar ( Hanifa, 2002).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu (APN, 2007).

2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persalinan


Persalinan dapat berjalan normal (Eutosia) apabila ketiga faktor fisik 3 P dapat
bekerja sama dengan baik. Dengan faktor 3 P kemungkinan dapat penyimpangan atau
kelainan yang dapat mempengaruhi jalannya persalinan, sehingga memerlukan
intervensi persalinan untuk mencapai kelahiran bayi yang baik dan ibu yang sehat,
persalinan yang memerlukan bantuan dari luar karena terjadi penyimpangan 3 P
disebut Persalinan Distocia.
Faktor-faktor tersebut adalah :
2.2.1 Power / kekuatan his dan mengejan
His atau kontraksi adalah keadaan otot polos yang berada di dinding rahim
mengembang dan menguncup, keadaan ini terjadi diluar kemauan. His
merupakan faktor yang utama dalam kehamilan dan persalinan karena
berguna untuk :

3
1. Membantu peregangan uterus menyesuaikan diri dengan kebutuhan
tempat isi uterus, yaitu anak, air ketuban dan placenta.
2. Mengadakan pembukaan jalan lahir.
3. Mendesak dan mendorong anak agar turun ke dasar panggul dan
selanjutnya dikeluarkan dengan jalan kelahiran.

His dibagi beberapa macam fase dalam persalinan, yaitu:

1. Fase Increment
Adalah his mulai timbul perlahan-lahan menjadi kuat dan
mencapai puncak kekuatannya.
2. Fase Acme
Adalah sampai pada puncak kekuatannya.
3. Fase Decrement
Adalah kekuatan menurun perlahan-lahan kembali kepada
keadaan seperti waktu kontraksi belum timbul.

Akibat his terhadap ibu:


1. Akibat terhadap pembuluh syaraf yaitu kontraksi otot-otot
dinding uterus, maka pembuluh darah akan terjepit dan tertekan
sehingga akan timbul nyeri.
2. Akibat terhadap pembuluh darah yaitu dengan adanya kontraksi
otot-otot dinding uterus, maka pembuluh darah kurang lancar,
sehingga jantung dan pembuluh arteri bekerja lebih keras,
ditandai dengan adanya kenaikan detik nadi dan tekanan darah
ibu.

Akibat his terhadap anak :

1. Oleh karena peredaran darah dan adanya kontraksi, janin


terjepit dan tertekan.
2. Oleh karena adanya kontraksi uterus mengembang dan
menguncup.

Peran his dalam fase-fase persalinan ada 5 macam:

1. His pendahuluan

4
His datang beberapa kali sebelum persalinan benar-benar
dimulai, merupakan pendahuluan saja bagi permulaan
persalinan. His ini sifatnya tidak kuat, tidak teratur dan datang
kemudian hilang lagi. Kalau tidak cepat hilang, jarak antara ke-
2 his cukup panjang.
2. His pembukaan
His ini timbul pada persalinan yang benar-benar akan dimulai.
Sifat his lebih kuat daripada his pendahuluan, lebih teratur,
makin lama makin kuat.
3. His pengeluaran
His ini timbul setelah ada pembukaan lengkap yang berperan
mengeluarkan anak dari jalan kelahiran. Sifat lebih kuat, lebih
cepat, datangnya lebih lama serta mempengaruhi otot-otot
dinding perut yang besar. His ini menyebabkan perasaan yang
lebih nyeri karena kuatnya dan desakan kepada anak menjadi
lebih kuat disertai timbulnya perasaan mengejan, dengan
demikian anak lebih mudah terdorong dan keluar dari jalan
lahir.
4. His pelepasan uri
Setelah anak lahir, dinding uterus tidak berkontraksi, seolah-
olah beristirahat karena telah bekerja keras selama kala
pengeluaran. Tetapi tidak lama kemudian his timbul lagi karena
masih ada isi uterus belum dikeluarkan. Kontraksi otot-otot
dinding rahim terdesak placenta yang menempel di dinding
rahim, akibat placenta terlepas dengan bantuan mengejan atau
sedikit tekanan uterus dan luar maka placenta akan dilahirkan.
5. His pengiring
Setelah placenta lepas, maka terjadi luka besar placenta di
dinding uterus. Luka ini akan mengakibatkan pembuluh darah
pecah sehingga terjadi perdarahan. Untuk mengatasi terjadinya
perdarahan yang banyak maka otot-otot dinding uterus
berkontraksi tapi agar pembuluh-pembuluh darah terjepit
sehingga tidak banyak mengeluarkan darah.

5
Kelainan his yang sering terdapat dan mengganggu proses persalinan
adalah:

1. Hipotonik / inertia uteri adalah his yang terlalu lemah. His


yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal
yang terbagi menjadi :
(1) Inertia uteri primer : apabila sejak semula kekuatannya
sudah lemah.
(2) Inertia uteri sekunder : His pernah cukup kuat tapi
kemudian melemah.
Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan,
bagian terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban telah
pecah.
His yang lemah dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu
maupun janin sehingga memerlukan konsultasi atau merujuk
penderita ke rumah sakit, puskesmas atau ke dokter spesialis.
2. Tetania Uteri adalah his yang timbul terus menerus tanpa ada
jarak antara suatu his dengan yang lain. Persalinan Presipitatus
merupakan persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam.
Akibat mungkin fatal :
(1) Terjadi persalinan tidak pada tempatnya .
(2) Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan
dalam persalinan.
(3) Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan
perdarahan, inversio uteri .
(4) Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai
kematian janin dalam rahim
3. Hipertonik adalah his yang terlalu kuat.
4. Atonia uteri adalah tidak ada kontraksi uterus.
5. Inkoordinasi otot rahim. Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot
rahim dapat menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim untuk
dapat meningkatkan pembukaan atau pengeluaran janin dari
dalam rahim. Penyebab inkoordinasi kontraksi otot rahim
adalah :

6
(1) Faktor usia penderita relatif tua.
(2) Pimpinan persalinan
(3) Karena induksi persalinan dengan oksitosin
(4) Rasa takut dan cemas
2.2.2 Passage atau jalan lahir
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari
rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan
plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir
tersebut harusnormal.
Passage terdiri dari :
Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul) :
- Os. Coxae
- Os illium
- Os. Ischium
- Os. Pubis
- Os. Sacrum = promotorium
- Os. Coccygis
Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen

2.2.2.1 Pintu Panggul


1. Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium,
linea inominata dan pinggir atas symphisis.

7
2. Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut
midlet.
3. Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut
outlet.
4. Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan
outlet.
2.2.2.2 Sumbu Panggul
Sumbu panggul adalah garis yang menghubungkan titik-titik tengah
ruang panggul yang melengkung ke depan (sumbu Carus)
2.2.2.3 Bidang-bidang panggul
Tujuan : Untuk menentukan sampai dimana bagian terendah janin turun
kedalam panggul pada persalianan
1. Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas
symphisis dan promontorium.
2. Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah
symphisis.
3. Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika
kanan dan kiri.
4. Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis

2.2.2.4 Menentukan penurunan kepala dengan teknik station dan perlimaan:


2.2.2.4.1 Teknik Station
Ketinggian bagian terbawah janin pada jalan lahir
yangdigambarkan dalam hubungannya dengan spinaischiadica yang
terletak di tengah tengah antara PAP danPBP
Pada pemeriksaan dalam (VT) derajat desensusditentukan
berdasarkan “Zero Station”. Zero point berada pada posisi tertinggi

8
dengan spina ischiadika. Bila bagianterendah janin sudah berada
pada titik zero, maka disebut “sudah engange”

2.2.2.5 Apa Itu Perlimaan


Mengetahui penurunan kepala dengan metode perlimaanini dapat
dilakukan dengan palpasi abdominalis ataudengan teknik leopold,
dengan menggunakan teknik jaritangan pemeriksa untuk meraba
kepala janin beradapada station atau hodge berapa.

2.2.2.6 Penurunan kepala janin menurut metode perlimaan


1. 5/5 : ketika dilakukan VT teraba kepala janin diatas PAP,kepala mudah
digerakkan atau digoyangkan denganpalpasi abdominal

9
2. 4/5 : ketika dilakukan VT teraba H I – II, dan kepala sulitdigerakkan atau
digoyangkan, bila dilakukan perabaanpalpasi abdominal bagian terbesar kepala
belum masukpanggul
3. 3/5 : ketika dilakukan VT teraba H II – III dan ketikadilakukan palpasi teraba
bagian terbesar kepala blmmasuk panggul
4. 2/5 : ketika dilakukan VT teraba H III +, dan ketikadilakukan palpasi teraba
bagian terbesar kepala sudahmasuk panggul
5. 1/5 : ketika dilakukan VT teraba H III – IV dan kepalasudah di dasar panggul
6. 0/5 : kepala janin telah berada pada posisi H IV dansudah terlihat di perineum

2.2.2.5 Ukuran-ukuran panggul


2.2.2.5.1 Ukuran luar panggul :
1. Distansia spinarum : jarak antara kedua spina illiaka anterior
superior : 24 – 26 cm.
2. Distansia cristarum : jarak antara kedua crista illiaka kanan
dan kiri : 28 – 30 cm.
3. Konjugata externa (Boudeloque) 18 – 20 cm.
4. Lingkaran Panggul 80-90 cm.
5. Konjugata diagonalis (periksa dalam) 12,5 cm - Distansia
Tuberum (dipakai Oseander) 10,5 cm.
2.2.2.5.2 Ukuran dalam panggul :
Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh
promontorium, linea inniminata, dan pinggir atas simfisis pubis.
1. konjugata vera : dengan periksa dalam diperoleh konjugata
diagonalis 10,5-11 cm.

10
2. konjugata transversa 12-13 cm.
3. konjugata obliqua 13 cm.
4. konjugata obstetrica adalah jarak bagian tengah simfisis ke
promontorium
2.2.2.5.3 Ruang tengah panggul :
1. bidang terluas ukurannya 13 x 12,5 cm.
2. bidang tersempit ukurannya 11,5 x 11 cm.
3. jarak antar spina ischiadica 11 cm
2.2.2.5.4 Pintu bawah panggul (outlet) :
1. ukuran anterio posterior 10-11 cm.
2. ukuran melintang 10,5 cm.
3. arcus pubis membentuk sudut 900 lebih, pada laki-laki
kurangdari 800
Inklinasi Pelvis (Miring panggul) adalah sudut yang dibentuk
dengan horizon bila wanita berdiri tegak dengan inlet 55-60.
2.2.2.6 Jenis Panggul
Berdasarkan pada ciri-ciri bentuk pintu atas panggul, ada 4 bentuk pokok
jenis panggul :
2.2.2.6.1 Ginekoid
1. bentuk hampir mirip lingkaran
2. Diameter anteroposterior kira-kira sama dengan diameter
transversa
3. ditemukan pada 45% wanita. Merupakan jenis panggul
tipikal wanita (female type)
2.2.2.6.2 Android
1. Bentuk hampir segitiga
2. Diameter transversal terbesar terletak di posterior dekat
sakrum.
3. Dinding samping panggul membentuk sudut yang makin
sempit ke arah bawah ditemukan pada 15% wanita
4. jenis panggul tipikal pria (male type)
2.2.2.6.3 Antropoid
1. Bentuk ellips membujur anteroposterior
2. Diameter anteroposterior lebih besar dari diameter transversa

11
3. Jenis ini ditemukan pada 35% wanita
2.2.2.6.4 Platipeloid
1. jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka belakang
2. Diameter transversa jauh lebih lebar dari diameter
anteroposterior
3. ditemukan pada 5% wanita
2.2.2.7 Otot - otot Dasar Panggul
Ligamen - Ligamen Penyangga Uterus :
1. Ligamentum Kardinale sinistrum dan dekstrum (Mackendrot) :
Ligamen terpenting untuk mencegah uterus tidak turun. Jaringan
ikat tebal serviks dan puncak vagina kearah lateral dinding pelvis.
2. Ligamentum Sacro - uterina sinistrum dan dekstrum : Menahan
uterus tidak banyak bergerak Melengkung dari bagian belakang
serviks kiri dan kananmelalui dinding rektum kearah os sacrum kiri
dan kanan.
3. Ligamentum Rotundum sinistrum dan dekstrum (Round Ligament) :
Ligamen yang menahan uterus dalam posisi antefleksi. Sudut
fundus uterus kiri dan kanan ke inguinal kiri dan kanan.
4. Ligamentum Latum sinistrum dan dekstrum (Broad Ligament) :
Dari uterus kearah lateral.
5. Ligamentum infundibulo pelvikum : Menahan tubafallopi. Dari
infundibulum ke dinding pelvis.

Dengan demikian jalan lahir tulang sangat menentukan proses


persalinan apakah dapat berlangsung melalui jalan biasa atau melalui
tindakan operasi dengan kekuatan dari luar. Yang perlu mendapat perhatian
bidan didaerah pedesaan adalah kemungkinan ketidakseimbangan antara
kepala dan jalan lahir dalam bentuk disproporsi sefalo pelvic. Sebagai
kriteria kemungkinan tersebut terutama pada primigravida dapat diduga bila
dijumpai :

1. Kepala janin belum turun pada minggu ke-36 yang disebabkan janin
terlalu besar, kesempitan panggul, terdapat lilitan tali pusat dan
terdapat hidrosefalus.
2. Kelainan letak : letak lintang, letak sungsang

12
3. Pada multipara kemungkinan kesempitan panggul dapat diduga
riwayat persalinan yang buruk dan persalinan dengan tindakan
operasi

Dengan mempertimbangan keadaan tersebut dapat diperkirakan


persalinan akan mengalami kesulitan sehingga perlu dikonsultasikan atau
segera dirujuk agar mendapat penanganan yang adekuat.

Kelainan pada jalan lahir lunak dapat terjadi gangguan pembukaan


terutama:

Serviks

(1) Serviks yang kaku


1) Terdapat pada primi tua primer atau sekunder
2) Serviks yang mengalami banyak cacat perlukaan atau
(sikatrik)
(2) Serviks gantung
1) Ostium uteri eksternum terbuka lebar, namun ostium
uteri internum tidak terbuka
2) Ostium uteri internum terbuka, namun ostium uteri
eksternum tidak terbuka
3) Edema serviks
4) Terutama karena kesempitan panggul, serviks terjepit
antara kepala dan jalan lahir sehingga terjadi gangguan
sirkulasi darah dan cairan yang menimbulkan edema
serviks

Serviks dupleks karena kelainan kongenital.

(1) Vagina
Kelainan vagina yang dapat mengganggu perjalanan persalinan:
Vagina septum : trans vaginal septum vagina, longitudinal
septum vagina Tumor pada vagina
(2) Himen dan Perineum

13
Kelainan pada himen imperforata, atau himen elastik pada
perineum terjadi kekakuan sehingga memerlukan episiotomi
yang luas.
2.2.3 Passanger
2.2.3.1 Janin
Selama janin dan placenta berada dalam rahim belum tentu
pertumbuhannya normal, adanya kelainan genetik dan kebiasaan ibu
yang buruk dapat menjadikan pertumbuhannya tidak normal antara lain :
1. Kelainan bentuk dan besar janin : anensefalus, hidrosefalus, janin
makrosomia.
2. Kelainan pada letak kepala : presentasi puncak, presentasi muka,
presentasi dahi dan kelainan oksiput.
3. Kelainan letak janin : letak sungsang, letak lintang, letak
mengolak, presentasi rangkap ( kepala tangan, kepala kaki,
kepala tali pusat ).

Kepala janin (bayi) merupakan bagian penting dalam proses persalinan


dan memiliki ciri sebagai berikut :

1. Bentuk kepala oval, sehingga setelah bagian besarnya lahir, maka


bagian lainnya lebih mudah lahir.
2. Persendian kepala terbentuk kogel, sehingga dapat digerakkan ke
segala arah dan memberikan kemungkinan untuk melakukan
putaran paksi dalam.
3. Letak persendian kepala sedikit kebelakang, sehingga kepala
melakukan fleksi untuk putaran paksi dalam

Kepala janin dan ukuran-ukurannya. Bagian yang paling besar dan keras
dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat
mempengaruhi jalan persalinan.

1. Tulang Tengkorak ( Cranium )


Bagian muka dan tulang-tulang dasar tengkorak.
Bagian tengkorak :
(1) Os Frontalis
(2) Os Parientalis

14
(3) Os Temporalis
(4) Os Occipitalis

Sutura

(1) Sutura Frontalis


(2) Sutura Sagitalis
(3) Sutura Koronaria
(4) Sutura Lamboidea

Ubun-ubun ( Fontanel )

(1) Fontanel mayor / bregma


(2) Fontanel minor

Ukuran-ukuran kepala

Diameter

(1) Diameter Occipito frontalis 12 cm


(2) Diameter Mento Occipitalis 13,5 cm
(3) Diameter Sub Occipito Bregmatika 9,5 cm
(4) Diameter Biparietalis 9,25 cm
(5) Diameter Ditemporalis 8 cm

Ukuran Cirkumferensial ( Keliling )

(1) Cirkumferensial fronto occipitalis 34 cm


(2) Cirkumferensia mento occipitalis 35 cm
(3) Cirkumferensia sub occipito bregmatika 32 cm

Postur janin dalam rahim

(1) Sikap (habitus).


Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu
janin, biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin
umumnya dalam sikap fleksi, di mana kepala, tulang
punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi, serta lengan
bersilang di dada.

15
(2) Letak janin.
Letak janin adalah bagaimana sumbu panjang janin berada
terhadap sumbu ibu, misalnya letak lintang di mana sumbu
janin sejajar dengan dengan sumbu panjang ibu; ini bisa
letak kepala, atau letak sungsang.
(3) Presentasi
Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang
ada di bagian bawah rahim yang dapat dijumpai pada palpasi
atau pemeriksaan dalam. Misalnya presentasi kepala,
presentasi bokong, presentasi bahu, dan lain-lain.
(4) Posisi
Posisi merupakan indicator untuk menetapkan arah bagian
terbawah janin apakah sebelah kanan, kiri, depan atau
belakang terhadap sumbu ibu (maternal pelvis). Misalnya
pada letak belakang kepala (LBK) ubun-ubun kecil (UUK)
kiri depan, UUK kanan belakang.
(5) Placenta.
Placenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap
sebagai penumpang atau pasenger yang menyertai janin
namun placenta jarang menghambat pada persalinan normal.
(6) Air Ketuban.
Amnion pada kehamilan aterm merupakan suatu membran
yang kuat dan ulet tetapi lentur. Amnion adalah jaringan
yang menentukan hampir semua kekuatan regang membran
janin dengan demikian pembentukan komponen amnion
yang mencegah ruptura atau robekan sangatlah penting bagi
keberhasilan kehamilan. Penurunan adalah gerakan bagian
presentasi melewati panggul, penurunan ini terjadi atas 3
kekuatan yaitu salah satunya adalah tekanan dari cairan
amnion dan juga disaat terjadinya dilatasi servik atau
pelebaran muara dan saluran servik yang terjadi di awal
persalinan dapat juga terjadi karena tekanan yang
ditimbulkan oleh cairan amnion selama ketuban masih utuh.

16
Setelah persalinan kepala, badan janin tidak akan
mengalami kesulitan. Pada beberapa kasus dengan anak yang
besar pada ibu dengan diabetes mellitus, terjadi kemungkinan
kegagalan persalinan bahu. Persalinan bahu yang berat cukup
berbahaya karena dapat terjadi asfiksia. Persendian leher yang
masih lemah dapat merusak pusat-pusat vital janin yang
berakibat fatal.
Pada letak sungsang dengan mekanisme persalinan
kepala dapat mengalami kesulitan karena persalinan kepala
terbatas dengan waktu sekitar 8 menit dan tulang dasar kepala
tidak mempunyai mekanisme moulase, yang dapat
memperkecil volume tanpa merusak jaringan otak. Dengan
demikian persalinan kepala dalam letak sungsang atau versi
ekstraksi letak lintang harus dipertimbangkan agar tidak
menimbulkan morbiditas yang lebih tinggi. Berbagai posisi
kepala janin dalam kondisi defleksi dengan lingkaran yang
melalui jalan lahir bertambah panjang sehingga menimbulkan
persoalan baru. Kedudukan rangkap yang paling berbahaya
adalah antara kepala dan tali pusat, sehingga makin turun
kepala makin terjepit tali pusat, menyebabkan asfiksia sampai
kematian janin dalam rahim.
2.2.4 Psikis (psikologis)
Banyaknya wanita normal bisa merasakan kegairahan dan kegembiraan
disaat merasa kesakitan awal menjelang kelahiran bayinya. Perasaan positif
ini berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi
realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan
atau memproduksi anaknya. Khususnya rasa lega itu berlangsung bila
kehamilannya mengalami perpanjangan waktu. Mereka seolah-olah
mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai
suatu “ keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata.
Psikologis meliputi :
1. Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
2. Pengalaman bayi sebelumnya
3. Kebiasaan adat

17
4. Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu

Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:

1. Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan


2. Persalinan sebagai ancaman pada self-image
3. Medikasi persalinan
4. Nyeri persalinan dan kelahiran

2.2.5 Penolong
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Dalam hal ini proses
tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam
menghadapi proses persalinan.

2.3 Mekanisme Persalinan


2.3.1 Enggagement
1. Mekanisme yg digunakan oleh diameter biparietal - diameter
transversal terbesar janin pd presentasi oksiput utk lewat PAP
2. Terjadi pd minggu – minggu terakhir kehamilan atau mungkin
tidak terjadi sampai setelah dimulainya persalinan.
3. Pada beberapa wanita hamil. kepala janin dapat bebas bergerak di
atas PAP→ kepala mengambang/floating

2.3.2 Descent (penurunan)


Pada primipara, masuknya kepala janin ke dalam PAP terjadi sebelum
persalinan, sedangkan turunnya kepala terjadi setelah itu, biasanya pada
18
awal kala II. Pada nulipara, masuk dan turunnya kepala janin ke dalam
panggul terjadi bersamaan

2.3.3 Fleksi
Begitu desensus mengalami tahanan, baik dari serviks, dinding
panggul, atau dasar panggul, biasanya terjadi fleksi kepala Dagu mendekat
ke dada janin dan diameter suboksipitobregmatika yang lebih pendek
menggantikan diameter oksipitofrontal yang lebih panjang.

2.3.4 Putar Paksi dalam dalam (internal rotation)


Pemutaran kepala sehingga oksiput perlahan-lahan bergerak dari posisi
asalnya ke anterior menuju simfisis pubis, atau yang lebih jarang ke
posterior menuju lubang sacrum. Meski selalu dikaitkan dengan desensus,
rotasi interna biasanya belum tid sampai kepala mencapai dasar spina &
oleh karenanya sudah cakap (engaged)

19
2.3.5 Ekstensi
Setelah rotasi interna → kepala terfleksi maksimal mencapai vulva →
mengalami ekstensi yg esensial utk kelahiran. Dasar oksiput berkontak
langsung dengan margo inferior simfisis pubis. Pada saat kepala menekan
lorong panggul, tdpt 2 kekuatan.
1. Diberikan oleh uterus, bekerja lebih ke posterior
2. Ditimbulkan oleh dasar panggul yg resisten & simfisis, bekerja
lebih ke anterior.

2.3.6 Putar paksi luar (eksternal rotation)


Kepala yang sudah dilahirkan selanjutnya mengalami pemulihan. Jika
oksiput pada mulanya mengarah ke kiri, bagian ini akan berotasi kearah
tuberositas iskhii kiri, bila asalnya mengarah ke kanan, oksiput akan
berotasi ke kanan.

20
2.3.7 Ekspulsi
Segera setelah rotasi eksterna.
1. Bahu depan akan tampak dibawah simfisis pubis
2. Perineum segera teregang oleh bahu belakang
Setelah kedua bahu tersebut lahir, sisa badan bayi lainnya akan segera
terdorong ke luar.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa persalinan dapat berjalan
normal (Eutosia) apabila ketiga faktor fisik 3 P dapat bekerja sama dengan baik.
Dengan faktor 3 P kemungkinan dapat penyimpangan atau kelainan yang dapat
mempengaruhi jalannya persalinan, sehingga memerlukan intervensi persalinan
untuk mencapai kelahiran bayi yang baik dan ibu yang sehat, persalinan yang
memerlukan bantuan dari luar karena terjadi penyimpangan 3 P disebut Persalinan
Distocia. Selain itu juga dipengaruhi oleh Psikis dan Penolong.

3.2 Saran
Saran yang bisa diberikan oleh penulis yaitu sebagai mahasiswi kebidanan,
kita harus dapat menguasai dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
persalinan demi lancarnya tugas yang akan dilaksanakan. Dan bidan harus bisa
Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab persalinan sehingga diharapkan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada proses persalinan dengan tepat.

22
DAFTAR PUSTAKA

DA Mochtar R. 1998. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jilid I. EGC ; Jakarta.

Manuaba IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyulit Kandungan, dan KB untuk Pendidikan Bidan.
EGC : Jakarta.

23

Anda mungkin juga menyukai