MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Maternitas Pada Semester Dua
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS GALUH
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya penulis masih diberikan kesehatan dan
kesempatan sehingga dapat menyusun makalah sebagai pemenuhan tugas mata
kuliah Maternitas.
Penulis menyadari bahwa makalah ini dapat dikatakan jauh dari kata
sempurna dan besar harapan para pembaca mampu memberikan kritik serta saran
yang membangun sehingga dapat dijadikan sebagai masukan dalam penyusunan
makalah selanjutnya supaya menjadi lebih baik lagi baik dari segi isi ataupun
yang lainnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Intranatal adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup
bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu. Intranatal atau persalinan adalah proses dimana
bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari rahim ibu, persalinan dianggap
normal jika proses terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Depkes RI, 2002).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan, melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan kekuatan sendiri).
Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut:
1. Persalinan spontan, bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan
kekuatan ibu Sendiri.
2. Persalinan buatan, bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari
luar.
3. Persalinan anjuran (partus presipitatus).
Intranatal adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil
konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang
ditandai oleh perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran
plasenta. Penyebab awitan persalinan spontan tidak iketahui, walaupun
sejumlah teori menarik telah dikembangkan dan profesional perawatan
kesehatan mengetahui cara menginduksi persalinan pada kondisi tertentu.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari rahim ibu. Persalinan dianggap normal jika proses yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai penyulit (JNPK-
RMNH, Dep.kes RI, 2002).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup.
kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir / dengan jalan lain (Mochtar, 2002).
4
5
2.2 Etiologi
Penyebab terjadinya persalinan adalah :
1. Teori penurunan hormon.
1 – 2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon
progesteron dan esterogen. Progesteron bekerja sebagai penenang otot–
otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah
sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.
2. Teori prostaglandine.
Adanya prostaglandine yang dihasilkan oleh desidua merangsang
terjadinya kontraksi yang menyebabkan peristiwa persalinan.
3. Teori oksitosin.
Pelepasan prostaglandine ini disertai dengan pelepasan oksitosin dari
glandula pituitaria posterior. Dilatasi segmen uterus bagian bawah pada
akhir kehamilan juga dipercaya merangsang pelepasan oksitosin yang
dapat merangsang kontraksi uterus.
4. Teori distensi rahim.
Pembesaran dan perenggangann rahim oleh isi rahim yang semakin
membesar menyebabkan terjadinya iskemia otot rahim sehingga sirkulasi
utero plasenta terganggu dan menyebabkan terjadinya peristiwa persalinan
(Departemen Kesehatan Jawa Tengah, 2004).
6
2.3 Tujuan
Tujuan dari persalinan merupakan upaya kelangsungan hidup untuk
mencapai derajat kesehatan yang sangat tinggi untuk ibu dan bayinya melalui
berbagai upaya yang bisa terintegrasi dan lengkap serta intervi minimal
dengan persalinan yang adekuat sesuai dengan tahapan ibu persalinan
sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanannya dapat ISSUL terjaga
pala tingkat yang sangat optimal (Kurniarum, 2016).
d. Kala IV (Pengawasan)
Dilakukan selama 1 – 2 jam setelah persalinan dan pengeluaran
plasenta. Tujuanya adalah untuk mengawasi kondisi ibu terutama
terhadap bahaya pendarahan post partum. Lama proses persalinan
pada primigravida 14,5 jam, sedangkan pada multigravida 7,5 jam.
Diagnosa banding pada primigravida dan multigravida.
Primigravida Multigravida
1) Perut tegang. 1) Perut longgar, Perut gantung,
2) Pusat menonjol. banyak striae.
3) Rahim tegang. 2) Pusat tidak begitu menonjol.
4) Payudara tegang. 3) Rahim agak lunak.
5) Labia mayora tampak bersatu. 4) Payudara kurang tegang dan
6) Vagina sempit dengan rugae tergantung serta ada striae.
yang utuh. 5) Labia mayora terbuka.
7) Serviks licin, bulat dan tidak 6) Vagina lebih lebar dengan
dapat dilalui oleh satu ujung rugae
jari. menonjol.
8) Perinium utuh dan baik. 7) Serviks bisa terbuka satu jari,
9) Pembukaan serviks. kadang kala ada bekas
- Serviks mendatar dulu baru robekan
membuka. persalinan yang lalu.
- Pembukaan rata – rata 1cm 8) Perinium terdapat bekas
dalam 2 jam. robekan
10) Persalinan hampir selalu atau bekas episiotomi
dengan episiotomi. persalinan
13
yang lalu
9) Pembukaan serviks.
- Serviks mendatar sambil
membuka hampir bersamaan.
- Pembukaan 2 cm dalam
1jam.
10) Persalinan hampir tidak
selalu
dengan episiotomi.
ASUHAN KEPERAWATAN
15
16
Kriteria evaluasi:
- Menerima rasa nyeri sebagai fisiologis persalinan.
- Menggunakan tehnik yang tepat untuk mempertahankan kontrol
nyeri.
- Istirahat diantara kontraksi
Observasi Kaji nyeri dan ketidaknyamanan (lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri).
Rasional: untuk mengetahui kemajuan persalinan dan
ketidaknyamanan yang dirasakan ibu.
Identifikasi derajat ketidaknyamanan.
Rasional: Mengklarifikasi kebutuhan memungkinkan
intervensi yang tepat.
Pantau dan catat aktivitas uterus pada setiap kontraksi.
Rasional: Memberikan informasi tentangkemajuan
kontinu, membantu identifikasi pola kontraksi abnormal.
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Rasional: nyeri persalinan bersifat unik dan berbeda-beda
tiap individu. Respon terhadap nyeri tergantung kepada
budaya, pengalaman terdahulu, dan serta dukungan
emosional.
Kaji pemenuhan kandung kemih, kateterisasi bila terlihat
distensi.
Rasional: Meningkatkan kenyamanan, memudahkan
turunnya janin, menurunkan resiko trauma kantung
kencing.
Terapeutik Berikan teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (seperti relaksasi, massage)
Rasional: untuk mengurangi rasa nyeri
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (seperti
suhu ruangan dan kebisingan)
18
No Diagnosa
3.1.4 KALA IV
a. Pengkajian
1) Aktivitas / Istirahat
Pasien tampak “berenergi” atau keletihan / kelelahan,
mengantuk
2) Sirkulasi
(1) Nadi biasanya lambat (50 – 70x / menit) karena
hipersensitivitas vagal
(2) TD bervariasi : mungkin lebih rendah pada respon
terhadap analgesia / anastesia, atau meningkat pada
respon terhadap pemeriksaan oksitosin atau hipertensi
karena kehamilan.
(3) Edema : bila ada mungkin dependen (misal : pada
ekstremitas bawah), atau dapat juga pada ekstremitas
25
No Diagnosa
1. Kriteria evaluasi:
- Menggendong bayi saat kondisi ibu dan neonatus memungkinkan
- Mendemonstrasikan perilaku kedekatan dengan anak
Observasi Monitor status kesehatan anak dan status imunisasi anak
Obsrevasi dan catat interaksi bayi-keluarga
27
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Intranatal merupakan serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari perut ibu, pengeluaran hasil konsepsi yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentase
belakang kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa adanya
komplikasi baik bagi ibu maupun janin. Intranatal disebabkan karena ada
faktor hormon, struktur rahim, dan tekanan pada syaraf dan nutrisi (Nugroho,
2012).
Poses persalinan memiliki beberapa tahapan, diantaranya: kala I
persalinan, kala II persalinan, kala III persalinan, kala IV persalinan. Dalam
setiap proses persalinan memiliki asuhan keperawatan tersendiri yang harus
dilakukan secara continue.
4.2 Saran
1. Bagi institusi pendidikan
Mengembangkan ilmu keperawatan untuk perawat yang
berkompetensi dalam melaksanakan asuhan keperawatan
yang komprehansif.
2. Bagi profesi
Memberikan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan kesiapan
persalinan dan meningkatkan kemampuan perawat dalam
keperawatan maternitas.
28
DAFTAR PUSTAKA
Nida, Febria Milhatun. (2021). Asuhan Keperawatan Intranatal Normal Pada Ny.
R Di Ruang VK RSI Sultan Agung Semarang. Universitas Islam Sultan
Agung.
Ria. (2016). Intranatal. Diakses pada tanggal 04 Desember 2022 pada pukul 03.55
WIB. Diambil dari: https://www.scribd.com/doc/304950112/intranatal
29