PEMASANGAN INFUS
Nama :
NIM :
PENILAIAN
Nilai 4 : Mahir (Langkah dikerjakan dengan benar, tepat dan tanpa ragu-ragu dan
mandiri)
1. Tahap pra-interaksi:
10. Atur posisi klien semi fowler atau supine jika memungkinkan
16. Pasang klem rol sekitar 2-4 cm dibawah bilik drip dan
pindahkan rol pada posisi off
18. Tusukan set infus kedalam botol cairan infus dengan cara :
26. Bendung (stuwing) bagian atas area yang akan ditusuk dan
pada pasien sadar menggenggam jari-jari
33. Tutup luka insersi dengan kassa steril yang sudah diberi
betadin
34. Plester kassa atau pasang hepafik, atur slang sehingga tidak
mudah tertarik
Jumlah total
DAFTAR TILIK
PEMBERIAN OBAT SECARA SUB CUTAN
Nama :
NIM :
PENILAIAN
Nilai 4 : Mahir (Langkah dikerjakan dengan benar, tepat dan tanpa ragu-ragu dan
mandiri)
1 Memberi salam
* Bak Instrumen
* Gergaji ampul
* Buku Injeksi
* Bengkok
12 Buka jarum dan ganti yang baru jika obat dalam vial. Lalu
letakkan di dalam bak injeksi yang telah disediakan
* Pada otot paha bagian luar, yaitu bagian sebelah luar 1/3
atau ½ nya
20 Memakai sarung tangan
30 Mencuci tangan
Jumlah Total
DAFTAR TILIK
PENILAIAN
Nilai 4 : Mahir (Langkah dikerjakan dengan benar, tepat dan tanpa ragu-ragu dan
mandiri)
1 2 3 4
3 Persiapan alat-alat
Baki berisi :
* Bak Instrumen
* Gergaji ampul
* Buku Injeksi
* Bengkok
* Kom untuk larutan klorin 0,5 %
6 Mencuci tangan
11 Buka jarum dan ganti yang baru jika obat dalam vial.
Lalu letakkan di dalam bak injeksi yang telah disediakan
29 Mencuci tangan
Jumlah Total
DAFTAR TILIK
Nama :
NIM :
PENILAIAN
Nilai 4 : Mahir (Langkah dikerjakan dengan benar, tepat dan tanpa ragu-ragu dan
mandiri)
1 Memberi salam
* Bak Instrumen
* Gergaji ampul
* Buku Injeksi
* Bengkok
7 Mencuci tangan
12 Buka jarum dan ganti yang baru jika obat dalam vial. Lalu
letakkan di dalam bak injeksi yang telah disediakan
31 Mencuci tangan
Jumlah Total
PENILAIAN
Nilai 4 : Mahir (Langkah dikerjakan dengan benar, tepat dan tanpa ragu-ragu dan
mandiri)
1. Bak instrumen
2. Sarung tangan steril
3. Kapas kering bulat steril dalam tempatnya
4. Alkohol 70 % dalam tempatnya (botol sprey)
5. Jarum injeksi untuk oplos obat
6. Spuit steril yang dibutuhkan
7. Kassa steril
8. Gergaji ampul
9. Obat yang dibutuhkan
10. Aquades / NaCl 0,9 % untuk melarutkan obat
11. Bengkok
12. Buku injeksi
13. Kom untuk larutan klorin 0,5 %
14. Perlak untuk alas
15. Plester
16. Torniquet
11 Buka jarum dan ganti yang baru jika obat dalam vial. Lalu
letakkan di dalam bak injeksi yang telah disediakan
32 Mencuci tangan
Jumlah Total
DAFTAR TILIK
PERAWATAN LUKA
Nama :
NIM :
PENILAIAN
Nilai 1 : Langkah/tugas tidak dikerjakan
Nilai 2 : Perlu perbaikan (Langkah/tugas tidak dikerjakan dengan benar)
Nilai 3 : Mampu diterima dengan bimbingan (langkah/tugas dikerjakan dengan benar
tetapi perlu bimbingan)
Nilai 4 : Mahir (Langkah dikerjakan dengan benar, tepat dan tanpa ragu-ragu dan
mandiri)
PROSEDUR PELAKSANAAN :
Jumlah Total
DAFTAR TILIK
PENILAIAN
Nilai 4 : Mahir (Langkah dikerjakan dengan benar, tepat dan tanpa ragu-ragu dan
mandiri)
NILAI
No. LANGKAH
1 2 3 4
1. PERSIAPAN PASIEN
Memberi salam dengan ramah dan kenalkan
bahwa anda petugas yang diberi wewenang
untuk melakukan suatu tindakan
Memberitahu pasien tentang prosedur dan
tujuan tindakan yang dilakukan
Anjurkan ibu untuk berkemih
Ambil status ibu dan lakukan pemeriksaan
2. PERSIAPAN ALAT
Stetoskop
Tensimeter (Sphygmomanometer)
Senter
Bak isntrumen yang berisi : Tong spatel,
sarung tangan, kassa
Bengkok
Jam/arloji
3 botol berisi : air sabun, savlon & air bersih
Termometer
Timbangan BB & Pengukur TB
Tissue
Vaselin/ jelly
Buku dan pensil
3. Mendekatkan alat ke pasien
4. Memasang sampiran
5. Mencuci tangan dibawah air mengalir dengan sabun
dan mengeringkan dengan handuk bersih.
6. Lakukan pemeriksaan keadaan / penampilan umum
ibu
Amati cara & sikap berjalan baik/ tidak
(lordosis, kifosis, skoliosis)
Amati bentuk tubuh
Kaji hygiene
Amati kebersihan pakaian & kedudukan pada
tubuh
Hirup bau badan
Amati cara berjalan
Amati cara bicara
Tanyakan & dengarkan keluhan klien
Perhatikan emosi ibu
Perhatikan status kesehatan
Kondisi umum (baik, sedang, lemah)
Periksa status neurologis tingkat kesadaran
(composmentis, apatis, samnolen, sopor,
koma, delirium)
7. PENGUKURAN TINGGI BADAN DAN BERAT BADAN
a. Memberitahu pasien untuk memakai baju yang
tidak tebal dan melepas sandal (sepatu)
b. Menimbang berat badan :
Meletakkan timbangan pada tempat yang rata
dan aman dan mengecek apakah jarum
timbangan menunjukkan angka nol, bila belum
mengatur timbangan sebelum digunakan.
Membantu pasien untuk naik keatas timbangan
Melihat angka pada skala pengukur berat
badan (timbangan) yang menunjukkan berat
badan pasien
c. Mengukur Tinggi Badan :
Memberitahu pasien untuk berdiri tegak
dengan pandangan lurus kedepan dengan kaki
dirapatkan.
Mengukur tinggi badan pasien dengan melihat
skala yang ada pada alat pengukur tinggi
badan
d. Catat hasil penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan
e. Memberitahukan kepada pasien hasil
penimbangn berat dan pengukuran tinggi
badan
8. LAKUKAN PEMERIKSAAN TANA-TANDA VITAL
A. Ukur Suhu Tubuh
# Menggunakan sarung tangan (bila perlu)
# Mengecek kembali termometer dalam posisi
angka dibawah suhu 35ºC
* Suhu Aksila
a. membuka lengan baju pasien
b. Mengeringkan ketiak pasien bila basa oleh
keringat dengan menggunakan baju
pasien/kassa/tisu
c. Meletakkan ujung termometer ditengah -
tengah ketiak dan anjurkan pasien menjepit
dengan lengannya dan memfleksikan lengan
diatas dada
d. Mengangkat termometer setelah kira-kira 5 -
10 menit
e. Membaca dengan teliti angka pada skala
termometer kemudian mencatatnya
* Suhu Peroral
a. Tidak boleh dilakukan pada klien sehabis
makan / minum dingin /panas
b. Masukan termometer dimulut ibu
c. Jangan membuka mulut ibu sampai
pengukuran selesai
d. Ukur suhu selama 3 - 5 menit
e. Baca hasil dengan teliti
* Suhu Rektal
a. Posisikan klien dengan posisi sim
b. Masukkan termometer kedalam anus 3,8 cm
c. Ukur suhu selama 2 - 5 menit
d. Baca hasil dengan teliti
# Mendesinfeksi termometer dengan larutan
clorin 0,5 % atau savlon
# Mencuci termometer dengan larutan sabun
# Membilas termometer dengan air bersih
# Mengeringkan termometer dengan kassa/
tisu
# Menurunkan air raksa dan menempatkan
termometer ketempat semula
B. Ukur Tekanan Darah
a. Membuka lengan baju atau menggulung
keatas
b. Meletakkan lengan atas sejajar dengan
jantung, Telapak tangan menghadap
keatas. Pastikan lengan atas bebas dari
pakaian (untuk mencegah kontruksi dan
memudahkan untuk memasang manset),
agar pengukuran lebih akurat
c. Memasang manset, meletakkan manset
±2,5 cm( 3 jari) diatas arteri tersebut dan
bagian tengah bladder dipasang diatas
arteri tersebut, pasang manset melingkari
lengan atas tersebut dan kaitkan ujungnya.
Lilitan jangan terlalu longgar / sempit
d. Melakukan palpasi arteri Brachial
menggunakan dua ujung jari (telunjuk dan
jari tengah) untuk merasakan denyut kuat
dibagian depan siku
e. Meletakkan manometer sejajar dengan
mata pemeriksa agar pemeriksaan lebih
akurat
f. Menggunakan stetoskop, agar suara
terdengar jelas dan bersih
g. Memasang stetoskop dengan meletakkan
bel atau diafragma dari stetoskop diatas
arteri Brachial, untuk mendapatkan suara
yang maksimal
h. Menutup katup dengan mengunci sampai
rapat, lalu pompa balon sampai denyut
nadi tidak terdengar./ teraba. Pompakan
lagi udara manometer sampai 20 - 30
mmHg diatas skala denyut nadi yang tidak
teraba.
i. Buka katup secara perlahan-lahan ± 2-3
mmHg/ perdenyut. "Apabila penurunan air
raksa terlalu cepat atau terlalu lambat
dapat mengakibatkan hasil yang tidak
akurat " Perhatikan skala angka pada
manometer saat terdengar bunyi korotov I
(Suara yang pertama kali didengar) dan
catat sebagai sistolik.
j. Perhatikan skala angka pada manometer
saat terdengar bunyi korokof V (Suara
keras yang terakhir kali terdengar) dan
catat sebagai diastol Kemudian keluarkan
seluruh udara dari manset dengan cepat
k. Membuka manset dari lengan pasien,
memberitahu hasil pemeriksaan kepada
pasien
l. Merapihan pasien
m. Membereskan alat
C. Menghitung Nadi
a. Meraba arteri dengan menggunakan jari
telunjuk dan jari tengah ( Arteri femoralis,
carotis comunis, bracialis, radialis, ulnaris,
femoralis, dorsal pedis)
b. Menghitung denyut nadi selama 1/2 atau 1
menit penuh
c. Mencatat hasil pemeriksaan
d. Menjelaskan pada pasien hasil
pemeriksaan
e. Merapihkan pasien
D. Menghitung pernafasan
a. Letakkan tangan pasien menyilang didada
b. Observasi gerakan dinding dada saat
inspirasi / ekspirasi ( 1 kali respirasi)
c. Menghitung frekuensi dan irama
pernafasan dalam waktu 1 menit penuh
d. Catat hasil ( frekuensi 1 menit & kelainan
gerakan dinding dada)
e. Merapihkan pasien
f. Membereskan alat
5. Melakukan pemeriksaan head to toe
Periksa keadaan kulit & kuku
a. Warna : pucat, kemerahan, kuning, sianosis
b. Tekstur / susunan : turgor, kering, mengelupas,
kelembaban, keriput
c. Suhu : Dingin, hangat, panas
d. Lecet : Distribusi, lokasi, ukuran dan
konsistensi ( macula, papula, erytema,
vesikula, pustule, ulkus, kista
e. Kebersihan : bau, keadaan dll
f. Pigmen ; Hyperpigmentasi, hipopigmentasi
g. Kuku : panjang, kotor, cat kuku
6. Kepala
a. Inspeksi :Bentuk kepala (bulat/ lonjong/
benjolan besar/kecil, simetris/tidak)
b. Palpasi : Adakah kelainan pada kepala
(haematom, tumor)
7. Rambut
a. Penyebaran / pertumbuhan rata/ tidak
b. Warna rambut (hitam, merah, pirang)
c. Keadaan : rontok. Pecah, kusam
d. Kulit kepala : ada luka/tidak, bersih/kotor,
berbau/tidak, ketombe/tidak, kutu
e. Bau
Muka
a. Struktur wajah : simetris/tidak,
b. warna kulit : pucat, kemerahan, kebiruan/
kloasma haematom dll.
8. Mata
a. Inspeksi : kelengkapan dan kesimetrisan
b. Inspeksi dan palpasi kelopak mata/ palpebra :
adakah odem, radang, lesi, benjolan, ptosis,
bulu mata (rontok/tidak, kotor/ bersih)
c. Tarik kelopak mata bagian bawah dan mati
konjungtiva (pucat/ tidak, peradangan), skera
(kuning /tidak)
d. Inspeksi pupil : reflek pupil, besar dan
bulatnya, melebar/ mengecil
e. Inspeksi kornea dan iris : peradangan, gerakan
bola mata (normal/tdak)
f. Lakukan test ketajaman penglihatan engan
snellen
g. Ukur tekanan bola mata dengan tonometer
Scionth (jika perlu)
h. Lakukan test luas lapang pandang
9. Hidung
a. Amati : tulang hidung dan posisi septumnasi
(bengkok/ tidak)
b. Amati : lubang (ada sekret/ tidak, sumbatan,
selaput lendir: kering/ basah / lembab ) kalau
perlu gunakan spekulum hidung untuk
membuka cuping hidung. Amati perdarahan /
tidak
10. Telinga
a. Amati dan raba : bentuk (simetris/ tidak),
ukuran, ketegangan daun telinga
b. Amati lubang telinga(kalau perlu gunakan
Otoscope): serum, benda asing, perdarahan.
Membran telinga (utuh/ pecah)
c. Kalau perlu lakukan test ketajaman
pendengaran dengan menggunakan garpu
telinga
11. Mulut
1. Inspeksi keadaan bibir : cyanosis / tidak,
kering/ tidak, luka/ tidak, cacat/ tidak, pecah -
pecah, berdarah
2. Inspeksi keadaan gusi dan gigi, anjurkan klien
membuka mulut : normal/ tidak (ada kelainan)
a. Ada sisa makanan / jelaskan
b. Caries / lubang gigi (ada/ tidak )Jelaskan
lebarnya, keadaannnya, sejak kapan terjadi
c. Karang gigi / tidak, jelaskan banyak dan
lokasinya
d. Perdarahan/ tidak, jelaskan sumber
perdarahan & banyaknya
e. Abses/ tidak, jelaskan : sejak kapan, apa
penyebabnya, lokasinya dimana
3. Inspeksi keadaan lidah
a. warna lidah (merah/ putih, merata/ tidak)
b. Tampak kotor, ada bercak - bercak putik /
tidak
c. Normal/tidak
d. Fungsi pengecapan
4. Inspeksi Orofaring (Anjurkan klien mebuka
mulut, jika perlu tekan dengan spatel lidah
yang telah dibungkus kassa)
a. Perhatikan bau nafas (berbau / tidak)
b. Ada peradangan
c. Adakah kelainan (Labiopalatoshcizie)
d. Ada luka / tidak
e. Perhatikan uvula (simetris / tidak)
f. Perhatikan tonsil (ada peradangan / tidak,
pembengkakkan / tidak)
g. Perhatikan selaput lendir (kering / basah)
h. Adakan suara dahak / lender yang
menutup
i. Adakah benda asing / tidak
12. Leher
1. Inspeksi dan palpasi
a. kaku kuduk, sulit menelan / tidak
b. Posisi trachea : simetris / tidak
c. Ada pembesaran kelenjar tiroid / tidak
d. Perhatikan uvula (simetris / tidak)
2. Perhatikan adakah perubahan suara dan cari
Penyebabnya
3. Inspeksi dan palpasi : adakah pembesaran /
pembengkakan kelenjar limfe (terutama
pada ;eher, sub mandibuladan sekitar telinga),
raba vena jugularis (ada pembesaran / tidak),
raba denyut nadi karotis(bila perlu)
13. Payudara dan ketiak
a. Inspeksi
Cara : Kedua tangan pasien diletakkan di atas
kepala, dan perhatikan:
1. Ukuran payudara dan adakah
pembengkakkan
2. Bentuk dan posisinya (smetris/ tidak)
3. Kulit payudara (keriput / tidak)
4. Adakah perubahan warna pada payudara
dan areola mammae
5. Hypervaskularisasi pembuluh darah
(ya/tidak)
6. Adakah retraksi payudara
7. Putting susu lecet / tidak, puting menonjol/
tidak,
8. Pembesaran kelenjar montgomeri
(ya/tidak)
9. Adakah pembengkakan pada kelenjar limfe
di axila dan clavikula
b. Palpasi
Cara : Lakukan palpasi secara sirkuler (searah
jarum jam) pada payudara dan perhatikan:
1. Benjolan / tidak, Konsistensi
2. Nyeri tekan / tidak
3. Secret keluar dari putting susu / tidak
14. Dada / Thorak
a. Inspeksi
1. Persilahkan pasien untuk membuka
pakaian bagian atas
2. Perhatikan bagian dada
a) Bentuk normal, terdapat pigeon chest,
funnel chest, barrel chest, khyposis,
lordosis, scoliosis, pectus carunatum
(dada membusung), pectus excavatum
( dada berbentuk corong)
b) Kelainan pada dada: oedem, tumor,
jaringan parut (ya/tidak)
b. Inspeksi pernafasan
1. Kualitas pernafasan : cepat, lambat, dalam,
dangkal, pernafasan cuping hidung,
ortpnea, retraksi intercostae, retraksi
suprasternal
2. Pola / irama : teratus,/ tidak, (reguler/
iregular)
3. Cianosis/ tidak
4. Ada tidaknya batuk : produktif, kering,
whoopimg
5. Frekwensi (16-24x/menit)
c. Auskultasi
Cara : Anjurkan klien bernafas cukup dalam,
periksa dengan stetoskop dari arah bawah ,
bandingkan antara paru - paru kiri dan kanan
# Dengarkan, suara normal nafas normal
yaitu :
1. bronkial / tubular : pada trakhea / leher
2. Bronco vesikuler : pada daerah
percabangan bronkus trachea (sekitar
sternum)
3. Vesikuler : pada semua lapangan paru
# Suara ucapan
1. Anjurkan klien mengucapan "tujuh puluh
tujuh" berulang - ulang, setiap setelah
inspirasi secara berbisik dengan intonasi
sama kuat
2. Dengan stetoscope, dengarkan disemua
lapangan paru dengan membandingkan kiri
dan kanan
3. Normal : intensitas dan kualitas suara kiri
dan kanan sama
# Suara tambahan, Dengarkan apakah
terdapat suara nafas tambahan pada klien ;
1. Ronkhi (ya/tidak).
2. Whezing (ya/tidak)
3. Rales
4. Pleural friction rub
d. Palpasi
1. Letakkan kedua telapak tangan pada
dinding dada
2. Anjurkan pasien mengucapkan " tujuh
puluh tujuh"
3. Nilai getaran suara : vocal fremitus
4. Bergetar : terjadi pemadatan jaringan paru
seperti pneumoni, keganasan
5. Kurang bergetar : pleural effusion,
pneumothorak
e. Perkusi
Cara : tangan kiri menempelkan pada celah
intercosta . Jari tangan kanan mengetuk jari
tengah tangan kiri
1. Perkusi dilakukan dengan cara
membandingkan kiri dan kanan pad
permukaan thorak. Arah tangan pemeriksa
dalam melakukan perkusi sama dengan
dalam melakukan palpasi
2. Dengarkan : apakah terjadi suara resonan
(sonor), dullness (pekak), timpani,
hipersonan
3. Suara paru normal : resonan
15. Jantung
a. Inspeksi & palpasi prekordium
1. Atur posisi klien terlentang dengan kepla
diangkat 30 - 40 derajat
2. Letakkan tangan pada ruang intercosta II
(area aorta dan pulmonal), lalu amati ada /
tidaknya Pulsasi. Normal : tidak ada pulsasi
3. Geser tangan ke intercosta V kiri disisi
sternum (area tricuspidalis / ventrikel
kanan), Amati adanya Pulsasi. Normal :
tidak ada pulsasi
4. Dari area tricuspidalis, geser tangan ke
samping kearah midclavikula kiri (area
apical/ PMI) : Point of Maximal Impulse).
Anati adanya ICTUS CORDIS (denyutan
dinding thorak karena pukulan pad ventrikel
kiri ). Normal : ictus cordis berada pada ICS
V pada linea midclavikula kiri selebar 1 cm
5. Pembesaran jantung : ictus cordis bisa
sampai ke linea aksilaris anterior kiri
b. Palpasi
1. S1 disebabkan oleh penutupan tricuspid
dan katup mitral
2. S2 hasil dari penutupan aorta dan katup
pulmonal
3. Normal suara jantung "LUB", "DUP"
4. Didaerah aorta dan pulponal S2 biasanya
lebih nyaring dari S1
5. Didaerah tricuspid, S1 dan S2 hampir sama
kekuatannya
6. Didaerah mitral, S1 sering kali lebih nyaring
# Dengarkan bunyi jantung 1 pada :
1. ICS IV linea sternalis kiri ( BJ 1
tricuspidalis / BJ I T
2. ICS V linea mid clavikula / speks : ictus (BJ
1 Mitral / BJ 1 M)
# Dengarkan bunyi jantung II pada :
1. ICS II linea sternalis kanan (BJ II Aorta / BJ
II A)
2. ICS II linea sternalis kiri atau ICS III linea
sternalis kanan (BJ II Pulmonal / BJ II P)
# Dengarkan BJ III (kalau ada)
1. Dengarkan di daerah mitral
2. BJ III terdengar setelah BJ II dengan jarak
cukup jauh tetapi tidak melebihi separuh
dari fase diastolik nada rendah
3. Pada anak - anak / dewasa muda. BJ III :
normal
4. Pada orang dewasa / tua yang disertai
tanda - tanda edem / dispnea, BJ III
merupakan abnormal. BJ III pada decomp
kiri disebut Gallop Rhythm.
5. Gallop Rhytm : BJ III yang timbul karena
getaran derasnya pengisian diastolik dari
atrium kiri ke ventrikel kiri yang sudah
membesar. Darah jatuh ke ruang lebar,
kemudian timbul getaran
c. Dengarkan adanya MURMUR (bising jantung) :
suara tambahan pada fase siastolik, diastolik
atau keduanya yang disebabkan karena
adanya fibrasi / getaran dalm jantung /
pembuluh darah besar yang disebabkan oleh
arus turbulensi darah
16. Perut
a. Inspeksi
1. Bentuk abdomen
2. Benjolan / massa : bila ada catat bentuk
dan lokasinya
3. Bayangan pembuluh darah vena dikulit
abdoment
4. Kelainan kulit/ tdpt bekas luka operasi (ya/
tidak)
5. Hyperpigmentasi (ya/ tidak)
b. Palpasi : Nyeri tekan, benjolan / massa, turgor
kulit
c. Palpasi Hepar
1. Gunakan telapak tangan & jari tangan
2. Letakkan tangan pada kuadran kanan
bawah, anjurkan klien menekuk kaki
3. Anjurkan klien menarik nafas. Pada akhir
inspirasi lakukan perabaan pada hepar
dengan cara : tangan naik mengikuti irama
nafas dan gembungkan perut. Dalam
keadaan normal hepar tidak teraba
d. Palpasi titik Mec Burney
Cara menentukan titik mes burney : raba SIAS
tarik garis sampai pusat, bagi menjadi 3. Titik
mec burney adalah sepertiga SIAS
e. Palpasi Lien
1. Gunakan kedua tangan (bimanual)
2. Jari tangan kiri mengangkat dinding perut
kiri dari belakang
3. Jari tangan kanan meraba / menekan lien
ke bawah costae. Penekanan dilakukan
pada akhir inspirasi . Hati - ahti : Bahaya
ruptur lien
4. Catat bila ada pembesaran menurut garis
SCHUFFNER (S1 sd VIII)
f. Palpasi melihat Asites
1. Letakkan garis lateral tangan pada
abdoment (linea alba)
2. Tangan pemeriksa diletakkan pada
samping dinding abdoment
3. Satu tangan mengetuk dinding abdoment,
tangan yang lain merasakan getaran
4. Bila ada getaran, berarti ada cairan bebas
pada rongga abdoment
g. Auskultasi
Dengan menggunakan stetoskop, periksa
adanya:
1. Peristaltik usus / Bising usus dalam 1 menit
(normal/ tidak). Normal : 32 x/ menit
2. Bunyi lain yang menyertai ( ada/ tidak)
h. Perkusi
1. Bunyi pada abdoment, normal : timpani
2. Cek ada tidaknya cairan / asites
3. Atur posisi klien terlentang
4. Perkusi dimulai dari bagian tengah
abdomen menuju dinding lateral abdomen.
Perubahan suara dari tympani ke dullness /
pekak merupakn batas cairan pada
abdoment
5. Ubah posisi klien ke posisi miring (cairan
akan pindah kebawah)
6. Lakukan perkusi pada kedua bagian lateral
abdomen. Bila terdapat cairan akan
didapatkan : daerah sisi lateral abdomen
yang semula pekak menjadi tympani,
sedangkan bagian lateral lainnya berubah
pekak. Keadaan ini disebut SHIFTING
DULNESS yaitu bunyi perkusi pekak yang
bisa dihilangkan dengan perubahan posisi
17. Genitalia
Siapkan posisi klien sesuai dengan kebutuhan (dorsal
recumbent, terlentang horisontal, lithotomi, Genu
pectoral, sim)
a. Inspeksi
1. Gunakan sarung tangan
2. Banyak dan kebersihan rambut pubis
3. Kulit sekitar pubis : adakah lesi, eritema.
Lecet, keputihan, perlukaan, bisul dll
4. Regangkan labia mayor dengan ibu jari dan
jari telunjuk kiri, kemudian amati bagian
daalm labia mayor dan minor, adakah
lecet, luka, radang, edem
5. Klitoris : lesi / tidak
6. Lubang uretra : tanda - tanda peradangan,
stenosis
7. Pengeluaran pervaginam : perdarahan
yang abnormal, keputihan dan cari
penyebabnya
b. Palpasi
Daerah inguinal / lipatan paha : adakah
benjolan, pembengkakan, peradangan. Raba
denyut nadi femoralis
# Anus
1. Gangguan / kelainan pada anus : perdarahan,
haemoroid, tumor, polip, fiusrs ani, fistul
2. Perinuem : ada jahitan, luka, benjolan,
pembengkakan
3. Palpasi anus : konsistensi, nyeri tekan, bila
perlu lakukan palpasi digital/rectal toucher
untuk mengetahui adanya benjolan, tumor,
kontraksi spinter ani (ada kelumpuhan / tidak )
18. Muskuloskeletal
a. Inspeksi
1. Struktur dan bentuk tulang leher, tulang
belakang, ektrimitas atas bawah, kelainan
bentuk tulang
2. Simetris/ tidak
3. Karakteristik itegumen
4. Kekuatan otot, peregangan otot,
pergerakan otot yang disadari / tidak
5. Range of motion
6. kaku sendi / atropi
7. Trauma, lesi, nyeri
b. Palpasi
Adakah oedem (kaki, pergelangan kaki,
tangan, region sakralis). Catat sifat odem :
pitting odem dalam cm
c. Reflek
1. Reflek Tendon
2. Reflek permukaan
3. Reflek patologis
19. Rapikan penderita serta lingkungan
20. Bereskan alat-alat
21. Beritahu penderita bahwa prosedur pemeriksaan
sudah selesai
22. Cuci tangan & keringkan
23. Catat hasil pemeriksaan
Jumlah total
DAFTAR TILIK
Nama :
NIM :
PENILAIAN
Nilai 4 : Mahir (Langkah dikerjakan dengan benar, tepat dan tanpa ragu-ragu dan
mandiri)