Anda di halaman 1dari 16

MATERI

Praktek Menyuntik Yang Aman Dan Membuang Limbahnya

Disusun Oleh:
1. Devi Nuraini (P1337420314001)
2. Nurul Wahyu A (P1337420314008)
3. Ika Septiani F (P1337420314011)
4. Nurul Oktaviani (P1337420314015)

1 Reguler A

PRODI D III KEPERAWATAN PEKALONGAN

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

TAHUN AJARAN 2015/2016

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi........................................................................................................................ 2

A. Prosedur Tindakan Penyuntikan.............................................................................. 3


B. Prosedur Tindakan Penyuntikan.............................................................................. 3
C. Cara sterilisasi jarum suntik.................................................................................... 4
D. Macam-macam Cara Penyuntikan.......................................................................... 9
E. Menutup Jarum Suntik............................................................................................ 14

Daftar Pustaka................................................................................................................ 16

2
Praktek Menyuntik yang Aman dan Membuang Limbahnya

A. Prosedur Tindakan Penyuntikan

1. Instruksi penyuntikan oleh Dokter, yang tertulis lengkap dan jelas dalam rekam
medik, bila kurang jelas/kurang mengerti segera tanyakan kepada Dokter yang
memberi instruksi
2. Alat-alat:
 Kapas alkohol 70% dalam wadah tertutup.
 Obat-obatan antihistamin atau setingkatnya, seperti adrenalin, Dexamethason,
Dypenhydramin.
 Persiapkan resusitasi cairan seperti, IV catheter, Blood set, Larutan infuse
RL/Asering.
3. Persiapkan pasien.
 Cek ulang kesesuaian identitas pasien dengan instruksi penyuntikan.
 Beritahukan kepada pasien dan keluarga bahwa akan disuntik, dan tenangkan
pasien.Cek ulang riwayat alergi
4. Persiapkan obat.
 Cek ulang kesesuaian jenis obat, dosis obat, cara pemberian dengan instruksi
penyuntikan.
 Cek ulang tanggal kadaluwarsa.
 Cek ulang jumlah obat
 Lakukan tindakan aseptik antiseptik
 Lakukan penyuntikan

B. Cara sterilisasi jarum suntik


1. Masukkan alat suntik dengan pingset ke dalam air mendidih dan didihkan selama 20
menit
2. Tuangkan air tanpa menyentuh alat suntik dan jarum
3. Gunakan pingset untuk memasang jarum ke dalam alat suntik
4. Bersihkan ampul dengan air suling dan pecahkan ampul
5. Isi alat suntik dengan obatnya, hati-hati jangan sampai jarum menyentuh bagian luar
ampul.

3
6. Bila obat berupa serbuk dalam vial, bersihkan tutup karet dengan kapas yang dibasahi
alkohol atau air suling
7. Suntik vial dengan air suling dan kocok sampai obat lasut.
8. Isi jarum suntik dengan obat
9. Tegakan jarum suntik dan keluarkan semua udara.

Perhatian :
 Hati-hati jangan menyentuh jarum suntik dengan segala sesuatu walaupun dengan
kapas yang dibasahi alkohol.
 Gantilah jarum bila tersentuh tangan atau barang lainnya dan didihkan kembali.
Bagian tubuh yang akan disuntik:
 Sebaiknya disuntik di atas pinggul
 Jangan menyuntik pada kulit yang terinfeksi atau ruam kulit.
 Jangan menyuntikk anak yang berumur di bawah 2 tahun diatas pinggul.
 Suntiklah ia di paha atas bagian luar.
Cara menyuntik:
1. Bersihkan kulit dengan sabun dan air atau alkohol, untuk menghindari rasa sakit
pastikan benar bahwa alkoholnya sudah kering.
2. Tusukkan jarum, kerjakan dengan gerakan cepat untuk mengurangi rasa sakit.
3. Setelah jarum ditusukkan, pompa ditarik untuk melihat apakah jarum masuk ke
pembuluh darah, bila masuk ke pembuluh darah pindahkan.
4. Bila tidak ada darah masuk, muntahkan obat pelan-pelan.
5. Cabut jarum dan bersihkan kulit kembali.
6. Setelah selesai cuci alat suntik dengan air, sterilkan alat suntik sebelum digunakan
kembali.
7. Sebaiknya menggunakan alat suntik sekali pakai karena lebih.

C. Macam-macam Cara Penyuntikan


a. Intrakutan atau intradermal
b. Subkutan
c. Intramuskular
d. Itravena

4
A. Suntikan Intrakutan
Memberikan obat melalui suntikan kedalam jaringan kulit, yang dilakukan pada
lengan bawah bagian dalam atau ditempat lain yang dianggap perlu.
 Tujuan
1. Melaksanakan uji coba obat tertentu, misalnya skin test, penicilin.
2. Memberikan obat tertentu yang pemberiannya hanya dapat dilakukan dengan cara
disuntik intrakutan.
3. Membantu menentukan diagnosis penyakit tertentu, misalnya tuberculin test.
 Persiapan alat
Persiapan alat dengan klien sama dengan persapan pemberian obat, tentunya disesuaikan
dengan kebutuhan.
1. Catatan pemberian obat.
2. Obat dalam tempatnya.
3. Spuit 1 cc atau spuit insulin.
4. Kapas alkohol dalam tempatnya.
5. Cairan pelarut.
6. Bak injeksi.
7. Bengkok.
8. Perlak.
 Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur tindakan kepada klien.
2. Cuci tangan.
3. Alat-alat didekatkan disamping klien.
4. Tentukan area yang akan diberi obat.
5. Bebaskan area yang akan dilakukan penyuntikan.
6. Pasang perlak atau pengalasdibawah area yang akan dilakukan injeksi intrakutan.
7. Ambil obat yang akan dilakukan tes alergi, larutkan atau cairkan dengan cairan
pelarut (aquades), ambil 0,55 cc llu encerkan lagi sampai 1 cc. Siapkan pada bak steril
(bak injeksi).
8. Disinfeksi area yang akan dilakukan penyuntikan dengan kapas alkohol.
9. Regangkan daerah penyuntikan dikulit dengan tangan kiri.
10. Lakukan penyuntikan dengan lubang jarum menghadap keatas membentuk sudut 15-
20 derajat terhadap permukaan kulit.
11. Masukan obat sampai terjadi gelembung.

5
12. Tarik spuit, jangan lakukan masase pada area suntikan.
13. Catat reaksi pemberian obat.
14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
15. Dokumentasikan prosedur pemberian obat atau tes alergi.
B. Suntikan Subkutan
Memberikan obat suntikan dibawah kulit yang dilakukan pada bagian lengan
atassebelah luar, pada bagian luar daerah dada, atau ditempat lain yang dianggap perlu.
Contoh penggunaannya yaitu pemberian insulin pada penderita diabetes.
 Persiapan alat
Sama dengan pemberian obat intrakutan.
 Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan pada klien.
2. Cuci tangan.
3. Peralatan didekatkan kepada klien.
4. Tentukan area yang akan disuntik.
5. Bebaskan area yang akan disuntik.
6. Permukaan kulit diberikan disinfeksi, lalu cubit sedikit menggunakan tangan kiri.
7. Jarum disuntikan dengan lubang yang menghadap keatas dan membentuk sudut 45
derajat dengan permukaan kulit.
8. Lakukan aspirasi pada spuit, bila ada darah, obat jangan dimasukan, bila ada darah,
obat dimasukan perlahan-lahan.
9. Tarik spuit dan tekan area kulit yang telah disuntik dengan kapas alkohol. Spuit bekas
dimasukan kedalam bengkok.
10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
11. Catat prosedur pemberian obat dan respons klien.
C. Suntikan Intramuskular
Memberikan obat melalui suntikan kedalam jarian otot, dilakukan pada otot pangkal
lengan (deltoid), otot paha bagian luar yaitu ¼tengah paha sebelah luar (vastus lateralis),
atau pada otot bokong (ventrogluteal).
 Persiapan alat
1. Catatan pemberian obat.
2. Obat dalam tempatnya.
3. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran (dewasa : panjang 2,5-3,75 cm, anak-anak
panjang 1,25-2,5 cm).

6
4. Kapas alkoholnya dalam tempatnya.
5. Cairan pelarut.
6. Bak injeksi.
7. Bengkok.
 Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur tindakan kepada klien.
2. Cuci tangan.
3. Alat-alat didekatkan disamping klien.
4. Ambil obat dan masukan kedalam spuit sesuai dengan dosis, kemudian letakan dalam
bak injeksi.
5. Tentukan dan periksa area yang akan dilakukan injeksi.
6. Bebaskan area yang akan dilakukan injeksi.
7. Disinfeksi dengan kapas injeksi.
8. Lakukan penyuntikan.
a. Pada daerah pada, dengan cara meminta klien untuk berbaring terlentang
dengan lutut sedikit fleksi.
b. Pada ventrogluteal, dengan cara meminta klien tidur miring, telungkup, atau
terlentang dengan lutut dan panggul pada sisi yang akan disuntik dalam
keadaan fleksi.
c. Pada deltoid ( lengan atas), dengan meminta klien untuk duduk atau berbaring
datar dengan lengan atas fleksi.
9. Lakukan penusukan dengan jarum tegak lurus.
10. Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit. Bila tidak ada darah, masukan obat
secara perlahan hingga habis.
11. Setelah melakukan penyuntikan, tarik spuit dan tekan area kulit yang telah disuntik
dengan kapas alkohol. Spuit bekas dimasukan kedalam bengkok.
12. Cuci tangan setelah prosedur dimasukan.
13. Catat prosedur pemberian obat dan resep klien.
 Perhatian
1. Tempat dan cara penyuntika dan tempat harus benar.
2. Perhatikan tekhnik aseptik.
3. Jenis dan dosis obat yang diberikan harus tepat dan benar, demikian juga cara
melarutkan dan mencampurkan obat.

7
4. Perhatikan dan catat reaksi yang terjadi pada saat dan setelah pemberian suntikan.
Bila terjadi reaksi, pemberian segera dihentikan dan lapor kepada penanggung jawab
ruangan atau dokter yang bersangkutan.
D. Suntiakan Intravena
Pemberian obat melalui suntikan kedalam pembulu darah vena, yang dilakukan pada
vena anggota gerak.
 Prosedur kerja.
1. Prosedur awal sama dengan pemberian obat pada intramuskular.
2. Tentukan daerah yang akan disuntik, kemudian lakukan pembendungan dibagian
proksimal. Kemudian permukaan kulit didaerah kulit yang bersangkutan didisinfeksi
dengan kapas alkohol dan ditegangkan.
3. Pasang pengalas dibawah bagian yang akan ditusuk, dan dekatkan bengkok kebagian
tubuh yang akan disuntik.
4. Jarum dimasukan kebagian pembuluh darah yang dimaksudkan dengan lubang jarum
menghadap keatas.
5. Lakukan aspirasi pada spuit. Bila jarum berhenti masuk kedalam vena, darah akan
masuk dan mengalir sendiri kedalam spuit. Akan tetapi bila tdak ada darah yang
keluar, bearti jarum tidak berhasil masuk, sehingga area penyuntikan harus
dipindahkan kearea lain. Setelah berhasil, bukalah segera karet pembendungan.
6. Obat dimasukan secara perlahan sampai habis.
7. Setelah obat masuk semua, jarum dicabut agak cepat. Bekas tusukan ditekan dengan
kapas alkohol.
8. Bila bemberian cairan atau obat melalui vena dilakukan dalam jumlah yang besar dan
waktu yang lama. Maka pemberiannya dilakukan dengan menggunakan infus sesuai
dengan program pengobatan.
 Bahaya-bahaya pemberian suntikan
1. Klien alergi terhadap obat (misalnya menggigil, urtikaria, syok, kolaps, dll)
2. Pada bekas suntikan bisa terjadi abses, narkose atau hematoma.
3. Dapat menimbulkan kelumpuhan.
 Perhatian pada waktu menyuntik
1. Obat-obat disuntikan yang diberi harus berdasarkan program pengobatan.
2. Sebelum menyiapkan obat, bacalah dengan teliti petunjuk pengobatan yang ada dalam
catatan medik atau status klien; seperti nama obat, dosis, waktu, dan cara pemberian.

8
3. Pada waktu menyiapkan obat, bacalah dengan teliti label atau etiket dari tiap-tiap
obat. Obat-obat yang kurang jelas labelnya tidak boleh diberikan kepada klien.
4. Perhatikan teknik aseptik.
5. Klien yang mendapat suntikan harus diawasi untuk beberapa waktu, karena ada
kemungkinan timbul reaksi alergi dan lain-lain.
6. Bagi klien yang memiliki penyakit menular melalui peredaran darah (misalnya klien
hepatitis), harus menggunakan jarum dan spuit khusus.
 Perhatian
1. Perhatikan reaksi klien pada sesaat sesudah pemberian suntikan.
2. Pemberian obat suntik harus dicatat didalam buku catatan.
a. Nama klien dan perawat yang memberikan obat.
b. Nama dokter yang memberikan obat.
c. Jenis pemberian.
d. Lokasi pemberian.
e. Nama dokter yang memberikan instruksi.
f. Jenis dan nama obat.
g. Waktu pemberian.
3. Obat-obat yang kurang jelas labelnya tidak boleh digunakan.
4. Bila terjadi kesalahan dalam memberikan obat, harus segera dilaporkan kepada
penanggungjawab ruangan atau dokter yang bersangkutan.
5. Bila harus dilakukan pada klien yangmengidap penyakit menular, harus dilakukan
secara hati-hati dan memperhatikan sterilisasi.
6. Jika mengambil obat dalam vial pakailah 2 jarum injeksi.
7. Bila obat dalam bentuk ampul, harus diambil dengan hati-hati.
8. Perhatikan kedaan umum klien, bedakan antara orang dewasa dengan anak-anak.

D. Menutup Jarum Suntik


Tujuan : Untuk melindungi petugas pelayanan kesehatan dari cedera yang diakibatkan
ketika akan menutup jarum suntik               
Indikasi: Pelayanan kesehatan yang menggunakan jarum suntik
Prosedur:
1. Tempatkan penutup jarum pada permukaan rata dan kokoh, kemudian angkat
tangan anda

9
2. Dengan satu tangan memegang semprit, gunakan jarum untuk “menyekop”
tutup tersebut
3. Dengan penutup di ujung jarum putar semprit tegak lurus sehingga jarum dan
semprit mengarah ke atas
4. Akhirnya, dengan sumbat yang sekarang ini menutup ujung jarum
sepenuhnya, peganglah semprit ke arah atas dengan pangkal dekat pusat.
(Dimana jarum itu bersatu dengan semprit dengan satu tangan, dan gunakan
tangan lainnya untuk menyegel tutup itu dengan baik

10
Format Penilaian
No. Aspek yang Dinilai Tindakan
Ya Tidak
1. Tahap Prainteraksi
a. Menyiapkan alat-alat dan dekatkan ke klien
b. Mencuci tangan
c. Menggunakan sarung tangan (jika perlu)
10. Tahap Orientasi
a. Memberi salam dan senyum kepada klien, bina hubungan
saling percaya.
b. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akn
dilakukan.
c. Menjelaskan waktu yang akan dibutuhkan untuk melakukan
prosedur tindakan.
d. Menjaga kebersihan klien, bila perlu pasang tirai.
e. Atur posisi klien sesuai indikasi.
TAHAP KERJA
Suntikan Intrakutan
a. Mendekatkan alat-alat ke samping klien.
b. Menentukan area yang akan disuntik
c. Membebaskan daerah yang akan dilakukan penyuntikan.
d. Memasang perlak atau pengelasndi bagian bawah daerah
yang akan dilakukan penyuntikan intrakutan.
e. Mengambil obat untuk tes alergi. Larutkan atau encerkan
dengan cairan pelarut (aquades), ambil 0,55 cc dan encerkan
dengan lagi sampai dengan 1 cc, siapkan pada bak steril (bak
injeksi).
f. Mendisinfeksi daerah yang akn dilakukan penyuntikan
dengan kapas alkohol.
g. Menegangkan daerah penyuntikan dengan menggunakan
tangan kiri.
h. Melakukan penyuntikan dengan lubang jarum menghadap
keatas membentuk sudut 15-20 derajat terhadap permukaan
kulit.
i. Memasukkan obat sampai terjadi gelembung pada kulit.

11
j. Menarik spuit, tidak melakukan masase pada area yang telah
dilakukan penyuntikan.
Suntikan Subkutan
a. Mendekatkan alat-alat ke samping klien.
b. Menentukan area yang akan diberikan suntikan.
c. Membebaskan area yang akan diberikan suntikan.
d. Mendisinfeksi permukaan kulit, lalu cubit sedikit dengan
tangan kiri.
e. Menusukkan jarum dengan lubang menghadap ke atas dan
membentuk sudut 45 derajat dengan permukaan kulit.
f. Menarik spuit dan menekan permukaan kulit yang telah
disuntik dengan kapas alkohol.
g. Memasukkan spuit bekas ke dalam bengkok.
Suntikan Intramuskular
a. Mendekatkan alat-alat ke samping klien.
b. Mengambil obat dan memasukkannya ke dalam spuit sesuai
dengan dosis, kemudian meletakkannya dalam bak injeksi.
c. Menentukan dan memeriksa area yang akan dilakukan
penyuntikan.
d. Membebaskan area yang akan diberikan obat.
e. Mendisinfeksi area penyuntikan dengan kapas alkohol.
f. Melekukan penyuntikan.
 Pada daerah paha (vastus lateralis), dengan cara meminta
klein berbaring telentang dengan lutut sedikit fleksi.
 Pada daerah ventrogluteal, dengan cara meminta klien
miring, telungkup, atau telentang dengan lutut dan
panggul pada sisi yang akan disuntik dalam keadaan
fleksi.
 deltoid (lengan atas), dengan cara meminta klein duduk
atau berbaring mendatar dengan lengan atas fleksi.
g. Melakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus.
h. Melakukan aspirasi setelah jarum masuk, dan memasukkan
obat dengan perlahan jika tidak ada darah.

12
i. Menarik spuit dan menekan permukaan kulit tempat
penyuntikan dengan kapas alkohol.
j. Memasukkan spuit bekas ke dalam bengkok
Suntikan intravena
a. Melakukan prosedur awal sama seperti pemberian obat pada
intramuskular.
b. Menentukan daerah yang akan disuntik, kemudian melakukan
pembendungan di bagian proksimal. Selanjutnya
mendisinfeksi permukaan kulit di daerah yang bersangkutan
dengan kapas alkohol dan ditegangkan.
c. Memasangkan pengalas di bagian yang akan ditusuk, dan
mendekatkan bengkok (nierbeken) ke bagian tubuh yang akan
disuntik.
d. Menusukkan jarum ke dalam pembuluh darah dengan lubang
jarum menghadap ke atas.
e. Melakukan aspirasi pada spuit. Bila jarum berhasil masuk ke
dalam vena, darah akan masuk ke dalam spuit atau mengalir
sendiri. Apabila tidak ada darah yang keluar berarti jarum
tidak berhasil masuk vena, dan penyuntikan harus
dipindahkan ke bagian lain. Setelah berhasil, bukalah segera
karet pembendung.
f. Memasukkan obat perlahan-lahan sampai habis.
g. Menarik jarum dengan cepat dan menekan area tempat
penyuntikan dengan kapas alkohol.
4. TAHAP TERMINASI
a. Merapikan klein dan alat-alat dirapikan
b. Mencuci tangan.
c. Mengobservasi keadaan umum klein.
d. Mendokumentasi tindakan.

E. Cara perawatan dan pembuangan alat injeksi

13
1. Sediakan tempat untuk jarum dan alat injeksi berulang-ulang kali pakai, setelah
menginjeksi lepaskan jarum dengan pingset masukkan masing-masing kewadahnya,
kemudian disterilisasi. Bila jarumnya tumpul harus dibuang.
2. Disediakan tempat pembuangan alat injeksi sekali pakai, Auto-destruch dan alat
injeksi lainnya setelah selesai kerja langsung dibakar atau ditanam sedalam 0,5 m.

PEMBUANGAN LIMBAH RUMAH SAKIT


Pembuangan limbah bisa diartikan sebagai mengubur limbah, menimbun, membuang,
melempar, meletakkan, atau melepaskan, bahan limbah apa pun ke atau pada tanah/air.
Pembuangan dilakukan tanpa bermaksud untuk mengambil kembali.

Pembuangan limbah/pengelolaan limbah yang benar dimulai dari pemilahan limbah di


tempat yang menjadi sumber/limbah tersebut dihasilkan. Semua petugas harus mengerti dan
pernah dilatih tentang bagaimana penanganan limbah yang benar.

Pemberian warna/label pada tempat limbah yang telah disepakati bersama dalam satu institusi
kesehatan akan memudahkan pengelolaan sehingga biaya yang digunakan untuk pengelolaan
pun menjadi lebih efisien. Beberapa ketentuan yang harus diketahui dan dipatuhi oleh semua
petugas adalah sebagai berikut :

1. Tempat limbah dengan kantong plastik warna hitam untuk tempat limbah rumah
tangga, tidak infeksius. Contohnya sisa makanan, kertas, dan limbah lainnya yang
tidak berbahaya.
2. Tempat limbah dengan kantong plastik berwarna kuning digunakan untuk
menampung limbah infeksius/tercemar, kemudian dimusnahkan di insinerator.
3. Beri label khusus untuk jenis limbah bahan kimia, limbah farmasi, dan obat sitostatika
sehingga petugas yang menangani bahan berbahaya ini lebih berhati-hati. Masukan
kedalam plastik warna khusus, lalu diikat dan diberi tulisan “Bahan berbahaya”, atau
“Limbah obat sitostatika”. Limbah farmasi dimusnahkan dengan insinerator bersuhu
800C. Limbah farmasi/sitostatika tidak boleh dibuang ke sungai, danau, laut, atau
dikubur/dibuang di permukaan tanah.
4. Beri warna label khusus dengan warna merah untuk tempat/wadah bahan sisa/limbah
radiologi/radioaktif. Pemusnahan bahan radioaktif ini ditangani secara khusus
melalui industri plastik.

14
5. Limbah dengan bahan mengandung logam berat (seperti air raksa dari pecahan
termometer/tensimeter dan baterai) sebaiknya didaur ulang melalui proses industri
pabrik. Ini adalah cara terbaik jika ada. Bila tidak dapat dikerjakan, pilihlah metode
enkapsulasi.
6. Wadah penyembur aerosoltidak didaur ulang, semua tekanan sisa harus dikeluarkan
sebelum dikubur dalam tanah. Wadah bertekanan tidak boleh dimasukkan ke dalam
insinerator/dibakar karena dapat ,eledak.
7. Gunakan wadah tahan tembus dan anti bocor untuk pembuangan limbah benda-benda
tajam infeksius (benda-benda tajam yang tidak akan digunakan kembali). Pakailah
sarung tangan rumah tangga ddalam penanganan limbah ini. Jika wada sudah ¾
penuh, tutup dan sumbat atau plester dengan rapat. Pastikan tidak ada bagian benda
tajam yang menonjol ke luar wadah. Buanglah untuk dimusnahkan di insinerator.
8. Tempatkan wadah limbah dekat dengan lokasi yang terjadinya limbah itu dan mudah
dicapai oleh pemakai. Menangkat-angkat limbah kemana-mana akan meningkatkan
risiko infeksi atau perlukaan (benda tajam) pada pembawanya/lingkungan sekitar.
9. Peralatan yang dipakai untuk mengumpulkan dan mengangkut limbah tidak boleh
dipakai untuk keperluan lain diklinik atau rumah sakit.
10. Cuci semua wadah limbah dengan larutan pembersih disinfektan (larutan klori 0,5 %
+ sabun) dan bilas dengan air.
11. Gunakan perlengkapan APD ketika menangani limbah (misalnya sarung tangan
rumah tangga yang tebal dan sepatu pelindung tertutup)
12. Cuci tangan dengan air dan sabun antisptik sesudah kontak dengan limbah/tempat
limbah.

15
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penulis Poltekkes Kemenkes Maluku. 2011. Penuntun Praktikum Keterampilan Kritis
I. Jakarta: Salemba Medika

S, Rohani. 2010. Panduan Praktik Keperawatan. Yogyakarta: PT Citra Aji Parama

http://milliherb.blogspot.com/2011/04/pedoman-penggunaan-injeksi-yang-aman.html

16

Anda mungkin juga menyukai