Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK

FETOMATERNAL

ADAPTASI FISIOLOGI PADA PAYUDARA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

NAMA NIM

DINDA MEGA KOMALA INDAH SARI P07124222009

EKA RIZKI MAHARANI P07124222010

ENDRI SUASTIKA MARTIANA P07124222011

EVA NIAMATUL HUSNA P07124222012

FIDYA RAINI P07124222013

GAYANG KARINA P07124222014

HAWARIATUL HUSNA P07124222015

ENDAH GITA SAFITRI P07124222049

FETTY LISTIARINI EKA SAFITRI P07124222050

HJ. KUSMIYATI P07124222051

HJ. RAHMAWATI P07124222052

IRMA FITRIAH P07124222053

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


T.A 2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT. Karena dengan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga makalah kami yang berjudul “Adaptasi Fisiologi Pada Payudara” ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini kami susun sesuai dengan kebutuhan pembelajaran mata kuliah
Fetomaternal dan untuk menambah wawasan para pembaca. Terima kasih yang tak terhingga
kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah
ini selanjutnya. Besar harapan kami agar makalah ini bias bermanfaat bagi para bidan pada
khususnya dan pembaca diluar sana.

Mataram, 29 Agustus 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1

A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 2
C. Tujuan.............................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 3

1.
A. DEFINISI PAYUDARA...................................................................................... 3
B. ANATOMI PAYUDARA...................................................................................... 3
C. PERUBAHAN PAYUDARA SELAMA
KEHAMILAN...................................................................................................... 6
D. ETIOLOGI PENGELUARAN ASI........................................................................ 7

BAB III PENUTUP......................................................................................................... 11

1.
2.
3.
4.
5.
A. Kesimpulan....................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Payudara perempuan disebut juga glandula mammaria, organ seks
asesoris. Organ ini terletak pada setiap sisi sternum dan meluas setinggi antara
costa kedua dan keenam (gadis), tertanam diatas muskulus pectoralis mayor
dan dipertahankan oleh ligamentum suspensorium. Pda payudara terdapat 3
bagian utama yaitu : korpus (bagian yang membesar),areola (bagian yang
kehitaman di tengah),papilla atau puting (bagian yang menonjol di puncak
payudara) (Sumiasih,2016).
Puting payudara dikelilingi oleh areola, suatu daerah berpigmen yang
ukurannya bervariasi, yang bertambah gelap saat hamil serta kaya akan
pasokan pembuluh darah dan saraf sensorik. Puting payudara memiliki tuberkel
Montgomeri di sekitarnya, kelenjar sebasea yang mengalami hipertrofi dan
menjadi menonjol saat hamil, menghasilkan pelumas dan memberi perlindungan.
Kepekaan putting payudara dan daerah disekitarnya sangat meningkat segera
setelah persalinan. Persiapan menyebabkan influx implus saraf aferen ke
hipotalamus dan mengontrol laktasi dan perilaku ibu. Dalam korpus mamae
terdapat alveolus yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Alveolus
menyalurkan ASI ke dalam saluran kecil (ductulus), kemudian beberapa saluran
kecil bergabung membentuk saluran yang lebih besar (ductus laktiferus). Di
dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat oto polos yang bila
berkontraksi memompa ASI keluar (Zumrotun et al, 2018).
Selama kehamilan tubuh mempersiapkan payudara untuk memproduksi
Air Susu Ibu (ASI). ASI merupakan satu-satunya makanan yang telah disiapkan
untuk calon bayi saat ibu masa kehamilan. Selama hamil payudara ibu
mengalami perubahan untuk menyiapkan produksi ASI sehingga jika telah tiba
waktunya ASI dapat digunakan sebagai pemenuhan nutrisi bayi. Perawatan
payudara diperlukan pada masa kehamilan sehingga payudara dapat segera
berfungsi dengan baik segera setelah bayi lahir (Kristiyanasari, 2018).
Perawatan payudara dan puting susu pada masa kehamilan sangat
penting dalam proses laktasi. Kedua perawatan ini menyelamatkan ibu dalam
melewati masa-masa awal menyusui yang terasa sangat berat. Misalnya jika
terjadi puting lecet, putting susu mendelep dan bendungan ASI. Persiapan
psikologi ibu untuk menyusui pada saat kehamilan juga tidak kalah penting,
karena keputusan atau sikap ibu yang positif harus sudah ada pada saat
kehamilan atau jauh sebelum masa kehamilan sehingga ibu sudah bisa
mengambil sikap untuk melakukan perawatan payudara pada masa kehamilan.
WHO (2002) merekomendasikan untuk menyusui secara eksklusif dalam
6 bulan pertama kehidupan bayi dan melanjutkan menyusui untuk waktu dua
tahun, karena ASI sangat seimbang dalam memeuhi kebutuhan nutrisi bayi baru
lahir, dan merupakan satusatunya makanan yang dibutuhkan sampai usia enam
bulan, serta nutrisi yang baik untuk diteruskan hingga masa usia dua tahun
berdampingan dengan makanan pendamping. Keuntungan dalam menyusui
adalah bahwa ASI langsung tersedia, tidak mengeluarkan biaya, dapat diberikan
secara langsung bila dibutuhkan dan pada suhu yang tepat, dan bayi dapat
mengatur jumlah yang dibutuhkan pada setiap waktu menyusu. Bahan-bahan
yang terdapat dalam ASI sifatnya eksklusif, tidak dapat ditiru oleh ASI formula
dan memberi banyak manfaat baik untuk ibu maupun untuk bayi. Meskipun
banyak sekali manfaat dan keuntungan pemberian ASI, namun WHO
memperkirakan hanya 40% dari seluruh bayi di dunia yang mendapat ASI untuk
jangka waktu enam bulan (Pollard, 2015).

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah adaptasi fisiologi pada payudara untuk persiapan masa
menyusui?

C. Tujuan
Untuk mengetahui adaptasi fisiologi pada payudara untuk persiapan masa
menyusui
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Payudara

Payudara adalah pelengkap organ reproduksi wanita dan pada


masa laktasi akan mengeluarkan air susu. Laktasi adalah
keseluruhan proses menyusui mulai dari Air Susu Ibu (ASI) sampai
proses bayi menghisap dan menelan ASI. Pada masa hamil terjadi
perubahan pada payudara dimana ukuran-ukuran payudara bertambah
besar. (Depkes RI, 2006).

B. Anatomi Payudara

Bagi seorang wanita, payudara sangat penting artinya untuk


kelanjutan proses reproduksinya. Bayi yang baru lahir membutuhkan
nutrisi dari ibunya yang berupa ASI yang diproduksi dan dialirkan
melalui payudara. Bagian dalam payudara seorang wanita hampir
seluruhnya dipenuhi oleh lemak dan kelenjar susu yang disebut glandula
(Chandra S, 2009).

Gambar 1. anatomi payudara

Sumber : Anatomi dan Fisiologi Payudara, 2009


Bagian dalam payudara terdiri dari bagian:

a. Lobule (glandula/kelenjar susu), kantong pembuat susu


b. Lactiferous duct (saluran susu), mengalirkan susu menuju ke
putting susu.
c. Lactiferous sinus, tempat penyimpanan air susu sampai bayi
meminumnya
d. Areola, bagian yang berwarna gelap dengan kuli agak kasar di
sekelililng putting susu. Bagian kulit yang kasar tersebut membuat
minyak yang membuat puting susu bersih dan lembut.
e. Nipple (putting susu), tempat dimana air susu mengalir keluar dari
payudara. Kadang-kadang putting susu menonjol keluar, kadang-
kadang datar (Chandra S, 2009).

Bentuk putting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek /


datar, panjang, terbenam.

Gambar 2. Bentuk-bentuk putting susu

Sumber : Anatomi dan Fisiologi Payudara, 2009

Secara vertikal payudara terletak diantara kosta II dan IV,


secara horisontal mulai dari pinggir sternum sampai linea aksilaris
medialis, kelenjar susu berada diantara jaringan subkutan superfisialis
dan profundus, yang menutupi muskulus pectoralis mayor.

Ukuran normal 10-12 cm dengan beratnya pada wanita 200 gram,


pada wanita hamil aterm 400- 600 gram dan pada masa laktasi
sekitar 600-800 gram. Bentuk dan ukuran payudara akan
bervariasi menurut aktifitas fungsionalnya. Payudara menjadi besar
saat hamil dan menyusui dan biasanya mengecil setelah menopause.
Pembesaran ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan struma
jaringan penyangga dan penimbungan jaringa lemak (kristiyanasari,
2009).
Payudara disebut juga dengan glandula mammae. Payudara
tersusun dari jaringan kelenjar, jaringan ikat, dan jaringan lemak.
Dilihat dari luar payudara terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu :

Gambar 3. Payudara, mamma tampak lateral


(ka) Sumber : SOBOTA (Atlas Anatomi
manusia), 2003

Gambar 4. Payudara, mamma tampak depan


Sumber : SOBOTA (Atlas Anatomi manusia), 2003
a. Korpus (badan), yaitu bagian terbesar
b. Areola, yaitu bagian tengah yang bewarna kehitaman
c. Papilla atau putting, yaitu bagian yang menonjol di puncak
payudara.

Dalam korpus mammae terdapat alveolus, yaitu unit


terkecil yang memproduksi susu. Alveolus terdiri dari beberapa
sel aciner, jaringan lemak sel plasma, sel otot polos dan
pembuluh darah. Beberapa alveolus mengelompok membentuk
lobulus, kemudian beberapa lobulus berkumpul menjadi 15-20
lobus pada tiap payudara.
Dari alveolus ASI disalurkan ke dalam saluran kecil
(duktulus), kemudian beberapa saluran kecil bergabung
membentuk saluran yang lebih besar (duktus lactiferous). Di
bawah areola saluran saluran yang besar, melebar, disebut
sinus laktiferus. Akhirnya semua memusat ke dalam putting dan
bermuara ke luar. (Suradi dan Kristina, 2003)

C. Perubahan Payudara Selama Kehamilan

Selama kehamilan payudara biasanya menjadi lebih besar dan


ukuran kelenjar-kelenjar alveoli bertambah sebagai akibat meningkatnya
kadar estrogen dan progesteron. Hal ini berlangsung hingga produksi air
susu mulai berlansung. Pada saat bayi mulai menghisap air susu dari
puting susu (nipple breast) akan timbul stimulasi dan kelenjar hipotalamus
dan kelenjar pituitari di dalam otak untuk mengeluarkan dua hormone
yang disebut oksitosin dan prolaktin (Chandra S, 2009).

a. Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai


persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan
payudara dipengaruhi oleh hormon estrogen, progesteron dan
somatomammotropin.
b. Pembentukan payudara akan terasa lebih lembut. Kenyal, dan
berisi, serta jalur-jalur pembuluh darah disekitar wilayah dada akan
lebih terlihat jelas dari biasanya, hal ini bentuk persiapan saat
menyusui. Adapun fungsi hormon estrogen, progesterone dan
somatomammotropin adalah :

1. Hormon estrogen
a) Menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara
b) Menimbulkan pertumbuhan lemak dan air serta garam
sehingga payudara tampak semakin besar.

2. Hormon progesteron
a) Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi
b) Menambah jumlah sel asinus

3. Hormon somatomammotropin
a) Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein,
laktalbumin, dan laktoglobulin.
b) Penimbunan lemak serta alveolus payudara
c) Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan. (
Hidayati R, 2009).

D. Etiologi Pengeluaran ASI

Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat komplek


antara rangsangan mekanik, saraf dan bermacam-macam hormon.
Pengaturan hormon terhadap pengeluaran ASI, dapat dibedakan menjadi
3 bagian, yaitu:

1. Pembentukan kelenjar payudara


a) Masa Kehamilan

Pada permulaan kehamilan terjadi peningkatan yang


jelas dari duktus yang baru, percabangan-
percabangan dan lobulus, yang dipengaruhi oleh hormon-
hormon plasenta dan korpus luteum. Hormone-hormon
yang ikut membantu mempercepat pertumbuhan adlah
prolaktin, laktogen plasenta, karionik gonadotropin, insulin,
kortisol, hormone tiroid, hormone paratiroid, homon
pertumbuhan.

b) Pada 3 bulan kehamilan

Prolaktin dari adenohipofise / hipofise anterior mulai


merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu
yang disebut kolostrum. Pada masa ini, pengeluaran
kolostrum masih dihambat oleh estrogen dan progesteron,
tetapi jumlah prolakti meningkat, hanya aktifitas dalam
pembuatan kolostrum di tekan.

c) Pada Trimester Kedua Kehamilan

Laktogen plasenta mulai merangsang untuk pembuatan


kolostrum.

2. Pembentukan air susu

Terdapat 2 refleks yang berperan dalam pembentukan dan


pengeluaran air susu, yaitu:

a) Refleks prolaktin.

Pada akhir kehamilan, hormone prolaktin memegang


peranan penting untuk membuat kolostrum, namun jumlah
kolostrum terbatas karena aktifitas prolaktin dihambat oleh
estrogen dan progesteron yang kadarnya memang tinggi.
Setelah partus dan lepasnya plasenta, maka fungsi dari
korpus luteum akan berkurang sehingga kadar estrogen dan
progesterone berkurang, ditambah dengan adanya isapan
bayi yang merangsangujung-ujung saraf sensoris yang
berfungsi sebagai reseptor mekanik.

Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui


medulla spinalis. Hipotalamus akan menekan pengeluaran
faktor-faktor yang menghambat sekresi prolaktin dan
sebaliknya merangsang faktor-faktor yang memacu sekresi
prolaktin. Faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin akan
merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin.

Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi


normal 3 bulan setelah melahirkan. Sedangkan pada ibu
yang tidak menyusui anaknya setelah melahirkan, kadar
prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2-3. Pada
ibu menyusui, prolaktin akan meningkat dalam keadaan
seperti:

1) Stress atau pengaruk psikis


2) Anastesi
3) Operasi
4) Rangsangan putting susu

b) Refleks Letdown.

Bersama dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise


anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang
dilanjutkan ke hipofise posterior (neurohipofise) yang
kemudian keluarkan oksitosin.

Melalui aliran darah, hormone ini di angkat menuju


uterus yang dapat menimbulkan kontraksi pada uterus
sehingga terjadi involusio dari organ tersebut. Kontraksi dari
sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari
alveoli dan masuk ke system duktus dan selanjutnya
mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi.

Faktor-faktor yang meningkatkan letdown adalah :

1) Melihat bayi
2) Mendengarkan suara bayi
3) Mencium bayi
4) Memikirkan untuk menyusui bayi.
5) Faktor-faktor yang menghambat reflek letdown
adalah stres seperti :

a) Keadaan bingung / pikiran kacau


b) Takut
c) Cemas

3. Pemeliharaan pengeluaran air susu.

Hubungan yang utuh antara hipotalamus dan hipofise akan


mengatur kadar prolaktin dan oksitosin dalam darah. Hormone-
hormon ini sangat perlu untuk pengeluaran permulaan dan
pemeliharaan penyediaan air susu selama menyusui.bila susu tidak
dikeluarkan, maka akan mengakibatkan berkurangnya sirkulasi
darah kapiler yang menyebabkan terlambatnya proses menyusui
(Marimbi H, 2010).
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kehamilan dipengaruhi berbagai hormon ; estorgen, progesteron, human


chorionic gonadotropin, human somatommatropin, prolaktin dan
sebagainya.human chorionic gonadotropin adalah hormon aktif khusus yang
berperan selama awal kehamilan, berfruktasi kadarnya selama kehamilan.

Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan


interstisial payudara. Hormon latogenik plasenta atau human somatommatropin
menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel – sel asinus payudara, serta
meningkatkan produksi zat – zar kasein, laktoalbumin, sel – sel lemak, dan
kolostrum. mamae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta
hipertrofi kelenjar montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat
pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol.

B. Saran

Sebagai bidan perlu memberikan informasi kepada ibu hamil agar ibu
mengetahui perubahan - perubahan yang terjadi pada anatomi dan adaptasi
fisiologi pada payudara bahwa perubahan itu normal dan ibu dapat mencegah
terjadinya kelainan atau hal – hal yang tidak diinginkan terkait masalah
kehamilannya melalui perawatan payudara.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar S. 2008. Perawatan payudara selama hamil. (http://www.asysyariah.com di


akses 3 maret 2011)

Ambarwati, Retna E. 2009. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Jogjakarta: Mitra


Cendikia Pres.

Azwar, Saifuddin. 2007. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Edisi 2.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chandra, S. 2009. Tinjauan fisiologis dan patologis terhadap seksualita.


Yogyakarta: CV Andi Offset

Departemen Kesehatan RI, 2006. Manajemen Laktasi.

Hidayati R. 2009. Asuhan keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan


Patologis. Jakarta: Salemba

MedikaMochtar, Rustam. 2004. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC

Marimbi. H. 2010. Biologi Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. 3. Jakarta: PT.


Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2005. metodelogi penelitian kesehatan . Jakarta; Rineka Cipta.


Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan ilmu prilaku. Cetakan pertama.

Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. 2003. Konsep dan penerapan metodelogi penelitian ilmu


keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai