Anda di halaman 1dari 15

Sistem Jaminan Pelayanan Kesehatan

Disusun Oleh :
1. Novita Sari (PO7124322016)
2. Dila (PO7124322022)
3. Yuli Apriani (PO7124322029)
4. Cici triana dewi (PO7124322033)
5. Regina fitriyanti (PO7124322041)

Tingkat : 2A
Mata Kuliah : Kesehatan Masyarakat
Dosen Pengampu : Jenny Kartika, SKM., M.Kes

Poltekkes Kemenkes Palembang


Prodi D-III Kebidanan Muara Enim
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan.


Atas karunia-Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa
menyelesaikan makalah berjudul Sistem Jaminan Pelayanan Kesehatan. Tidak
lupa shalawat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah SAW yang
syafaatnya akan kita nantikan kelak.

Adapun penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kesehatan Masyarakat. Penulis tidak hanya membahas konteks terkait judul saja
tetapi juga teori-teori yang terkait dengan judul tersebut.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung


serta membantu penyelesaian makalah. Harapannya, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca sekaligus menambah pengetahuan pembaca
terkait dengan judul.

Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada


ketidaksesuaian kalimat dan kesalahan. Meskipun demikian, penulis terbuka pada
kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah.

Wassalamualaikum wr.wb

Muara Enim, Februari 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN...............................................................................................................4
A. Pengertian Sistem Jaminan Pelayanan Kesehatan............................................4
B. Tujuan Sistem Jaminan Pelayanan Kesehatan..................................................4
C. Prinsip Pelaksanaan Program JKN....................................................................6
D. Peserta JKN..........................................................................................................6
E. Manfaat JKN........................................................................................................9
BAB III...........................................................................................................................11
PENUTUP.......................................................................................................................11
A. Kesimpulan.........................................................................................................11
B. Saran...................................................................................................................11
Daftar Pustaka...............................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah salah satu hak asasi manusia sehingga
kesehatanmerupakan kewajiban pemerintah kepada warga negaranya
terutamaterhadap warga negara yang kurang memiliki akses terhadap
pelayanankesehatan yang bermutu karena pengaruh ketidakmampuan
secaraekonomi. Pada tahun 2000, untuk pertama kalinya kata-kata
“kesehatan”tercantum dalam UUD 1945 pada pasal 28H yang merupakan
hasilamandemen tahun 2000 “setiap penduduk berhak atas
pelayanankesehatan”. Hal ini tentu saja merupakan jaminan hak-hak
kesehatan bagiseluruh rakyat Indonesia sesuai dengan deklarasi Hak Asasi
Manusia olehPBB pada tahun 1947.Hak tingkat hidup yang memadai
untuk kesehatan dan kesejahteraandirinya dan keluarganya merupakan hak
asasi manusia dan diakui olehsegenap bangsa-bangsa di dunia, termasuk
Indonesia.

Pengakuan itu tercantum dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa-


Bangsa tahun 1948tentang Hak Azasi Manusia. Pasal 25 Ayat (1)
Deklarasi menyatakan,setiap orang berhak atas derajat hidup yang
memadai untuk kesehatan dankesejahteraan dirinya dan keluarganya
termasuk hak atas pangan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan
serta pelayanan sosial yangdiperlukan dan berhak atas jaminan pada saat
menganggur, menderitasakit, cacat, menjadi janda/duda, mencapai usia
lanjut atau keadaanlainnya yang mengakibatkan kekurangan nafkah, yang
berada di luar kekuasaannya.

Di Indonesia, falsafah dan dasar negara Pancasila terutama sila ke-


5 juga mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Hak ini juga
termaktubdalam UUD 45 pasal 28H dan pasal 34, dan diatur dalam UU

4
No. 23/1992 yang kemudian diganti dengan UU 36/2009 tentang
Kesehatan. Dalam UU36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai
hak yang sama dalammemperoleh akses atas sumber daya di bidang
kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan
terjangkau. Sebaliknya,setiap orang juga mempunyai kewajiban turut serta
dalam program jaminan kesehatan social.Untuk mewujudkan komitmen
global dan konstitusi di atas, pemerintah bertanggung jawab atas
pelaksanaan jaminan kesehatanmasyarakat melalui Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) bagi kesehatan perorangan. Usaha ke arah itu
sesungguhnya telah dirintis pemerintahdengan menyelenggarakan
beberapa bentuk jaminan sosial di bidangkesehatan, diantaranya adalah
melalui PT Askes (Persero) dan PTJamsostek (Persero) yang melayani
antara lain pegawai negeri sipil, penerima pensiun, veteran, dan pegawai
swasta. Untuk masyarakat miskindan tidak mampu, pemerintah
memberikan jaminan melalui skemaJaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) dan Jaminan KesehatanDaerah (Jamkesda).

Namun demikian, skema-skema tersebut masihterfragmentasi,


terbagi- bagi. Biaya kesehatan dan mutu pelayananmenjadi sulit
terkendali.Untuk mengatasi hal itu, pada 2004, dikeluarkan Undang-
Undang No.40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). UU
40/2004 inimengamanatkan bahwa jaminan sosial wajib bagi seluruh
penduduk termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui suatu
BadanPenyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Undang-Undang No. 24
Tahun2011 juga menetapkan, Jaminan Sosial Nasional akan
diselenggarakanoleh BPJS, yang terdiri atas BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan.Khusus untuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akan
diselenggarakanoleh BPJS Kesehatan yang implementasinya dimulai 1
Januari 2014.Secara operasional, pelaksanaan JKN dituangkan dalam
PeraturanPemerintah dan Peraturan Presiden, antara lain: Peraturan
Pemerintah No.101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI);
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.

5
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem jaminan pelayanan kesehatan ?
2. Apa tujuan sistem jaminan pelayanan kesehatan ?
3. Bagaimana prinsip jaminan pelayanan kesehatan nasional ?
4. Siapa yang menjadi peserta JKN ?
5. Apa manfaat JKN bagi peserta JKN ?

C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian sistem jaminan pelayanan kesehatan.
2. Untuk mengetahui tujuan sistem jaminan pelayanan kesehatan.
3. Untuk mengetahui prinsip jaminan pelayanan kesehatan nasional.
4. Untuk mengetahui siapa yang menjadi peserta JKN.
5. Untuk mengetahui manfaat JKN bagi peserta JKN.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Jaminan Pelayanan Kesehatan


Sistem Jaminan Pelayanan Kesehatan atau Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN). JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) adalah program
Pemerintahyang bertujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan
yangmenyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia untuk dapat hidup sehat,
produktif dan sejahtera. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang
seringdiajukan (Frequently Asked Questions/FAQ) terkait dengan
Program JKN.

B. Tujuan Sistem Jaminan Pelayanan Kesehatan


Kesehatan adalah hak dasar setiap orang, dan semua warga negara
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. UUD 1945 mengamanatkan
bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat, khususnya yang miskin
dantidak mampu, adalah tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah.
PadaUUD 1945 Perubahan, Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa
negaramengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.Pemerintah menjalankan UUD 1945 tersebut dengan
mengeluarkan UU No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) untuk memberikan jaminan sosial menyeluruh bagi setiap
orang dalam rangkamemenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak menuju
terwujudnya masyarakat.

Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur. Dalam UU No36


Tahun 2009 tentang Kesehatan juga ditegaskan bahwa setiap orang
mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya
dibidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman,bermutu, dan terjangkau.

7
Sesuai dengan UU No 40 Tahun 2004, SJSN diselenggarakan
denganmekanisme Asuransi Sosial dimana setiap peserta wajib membayar
iuranguna memberikan perlindungan atas risiko sosial ekonomi yang
menimpa peserta dan/atau anggota keluarganya. Dalam SJSN, terdapat
JaminanKesehatan Nasional (JKN) yang merupakan bentuk komitmen
pemerintahterhadap pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia
seluruhnya.Sebelum JKN, pemerintah telah berupaya merintis beberapa
bentuk jaminan sosial di bidang kesehatan, antara lain Askes Sosial bagi
pegawainegeri sipil (PNS), penerima pensiun dan veteran, Jaminan
PemeliharaanKesehatan (JPK) Jamsostek bagi pegawai BUMN dan
swasta, sertaJaminan Kesehatan bagi TNI dan Polri. Untuk masyarakat
miskin dantidak mampu, sejak tahun 2005 Kementerian Kesehatan
telahmelaksanakan program jaminan kesehatan sosial, yang awalnya
dikenaldengan nama program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi
MasyarakatMiskin (JPKMM), atau lebih populer dengan nama program
Askeskin(Asuransi Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin). Kemudian sejak
tahun2008 sampai dengan tahun 2013, program ini berubah nama menjadi
program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).Seiring dengan
dimulainya JKN per 1 Januari 2014, semua program jaminan kesehatan
yang telah dilaksanakan pemerintah tersebut (AskesPNS, JPK Jamsostek,
TNI, Polri, dan Jamkesmas), diintegrasikan kedalam satu Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJSKesehatan). Sama halnya
dengan program Jamkesmas, pemerintah bertanggungjawab untuk
membayarkan iuran JKN bagi fakir miskin danorang yang tidak mampu
yang terdaftar sebagai peserta Penerima BantuanIuran (PBI).

C. Prinsip Pelaksanaan Program JKN


Sesuai dengan UU No 40 Tahun 2004 tentang SJSN, maka
Jaminan Kesehatan Nasional dikelola dengan prinsip :

8
1. Gotong royong. Dengan kewajiban semua peserta membayar
iuranmaka akan terjadi prinsip gotong royong dimana yang
sehatmembantu yang sakit, yang kaya membantu yang miskin.
2. Nirlaba. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial tidak
diperbolehkanmencari untung. Dana yang dikumpulkan dari
masyarakat adalah danaamanat, sehingga hasil pengembangannya
harus dimanfaatkan untuk kepentingan peserta.
3. Keterbukaan, kehati – hatian, akuntabilitas, efisiensi, dan
efektivitas.Prinsip manajemen ini mendasari seluruh pengelolaan dana
yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangan.
4. Portabilitas. Prinsip ini menjamin bahwa sekalipun peserta
berpindahtempat tinggal atau pekerjaan, selama masih di wilayah
NegaraRepublik Indonesia tetap dapat mempergunakan hak sebagai
peserta JKN.
5. Kepesertaan bersifat wajib. Agar seluruh rakyat menjadi
pesertasehingga dapat terlindungi. Penerapannya tetap disesuaikan
dengankemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah serta kelayakan
penyelenggaraan program.
6. Dana Amanat. Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakandana
titipan kepada badan penyelenggara untuk dikelola sebaik – baiknya
demi kepentingan peserta.
7. Hasil pengelolaan dana jaminan sosial dipergunakan seluruhnya untuk
pengembangan program dan untuk sebesar – besar kepentingan
peserta.

D. Peserta JKN
Sebagaimana telah dijelaskan dalam prinsip pelaksanaan
programJKN di atas, maka kepesertaan bersifat wajib. Peserta adalah
setiap orang,termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam)
bulan diIndonesia, yang telah membayar iuran. Peserta JKN terdiri dari

9
Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Peserta Non Penerima Bantuan
Iuran(Non PBI).

a. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)


Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012
tentangPenerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan, diantaranya
disebutkan bahwa:
1. Kriteria fakir miskin dan orang tidak mampu ditetapkan oleh
MenteriSosial setelah berkoordinasi dengan Menteri dan/atau
pimpinanlembaga terkait.
2. Hasil pendataan fakir miskin dan orang tidak mampu yang
dilakukanoleh lembaga yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidangstatistik (BPS) diverifikasi dan divalidasi
oleh Menteri Sosial untuk dijadikan data terpadu.
3. Data terpadu yang ditetapkan oleh Menteri Sosial dirinci menurut
provinsi dan kabupaten/kota dan menjadi dasar bagi penentuan
jumlahnasional PBI Jaminan Kesehatan
4. Menteri Kesehatan mendaftarkan jumlah nasional PBI Jaminan
Kesehatan sebagai peserta program Jaminan Kesehatan kepada
BPJSKesehatan.

Untuk tahun 2014, peserta PBI JKN berjumlah 86,4 juta jiwa
yangdatanya mengacu pada Basis Data Terpadu (BDT) hasil
PendataanProgram Perlindungan Sosial (PPLS) yang dilaksanakan
pada tahun2011 oleh BPS dan dikelola oleh Sekretariat Tim Nasional
PercepatanPenanggulangan Kemiskinan (TNP2K).

Namun demikian, mengingat sifat data kepesertaan yang


dinamis,dimana terjadi kematian, bayi baru lahir, pindah alamat, atau
pesertaadalah PNS, maka Menteri Kesehatan mengeluarkan Surat
Edaran Nomor 149 tahun 2013 yang memberikan kesempatan kepada
Pemerintah Daerah untuk mengusulkan peserta pengganti yang
jumlahnya sama dengan jumlah peserta yang diganti. Adapun

10
pesertayang dapat diganti adalah mereka yang sudah meninggal,
merupakanPNS/TNI/POLRI, pensiunan PNS/TNI/POLRI, tidak
diketahuikeberadaannya, atau peserta memiliki jaminan kesehatan
lainnya.Disamping itu, sifat dinamis kepesertaan ini juga menyangkut
perpindahan tingkat kesejahteraan peserta, sehingga banyak
pesertayang dulu terdaftar sebagai peserta Jamkesmas saat ini tidak
lagimasuk ke dalam BDT.

b. Peserta Non Penerima Bantuan Iuran (Non PBI)


Yang dimaksud dengan Peserta Non PBI dalam JKN adalah
setiaporang yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu,
yangmembayar iurannya secara sendiri ataupun kolektif ke
BPJSKesehatan. Peserta Non PBI JKN terdiri dari :
1. Peserta penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu Setiap
orangyang bekerja pada pemberi kerja dengan menerima gaji atau
upah,antara lain Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI, Anggota
Polri,Pejabat Negara, Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri
Sipil,Pegawai Swasta, dan Pekerja lain yang memenuhi kriteria
pekerja penerima upah.
2. Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu
setiaporang yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri, antara
lain pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri, dan
lainsebagainya.
3. Bukan pekerja penerima dan anggota keluarganya, setiap orang
yangtidak bekerja tapi mampu membayar iuran Jaminan
Kesehatan, antaralain Investor, Pemberi kerja, Penerima pensiun,
Veteran, Perintiskemerdekaan, dan bukan pekerja lainnya yang
memenuhi kriteria bukan pekerja penerima upah.

11
E. Manfaat JKN
Pelayanan yang dijamin bagi peserta adalah komprehensif
sesuaikebutuhan medis yang meliputi:

a. Pelayanan Kesehatan Tingkat I/Dasar, yaitu pelayanan kesehatan


nonspesialistik yang mencakup:
1. Administrasi pelayanan
2. Pelayanan promotif dan preventif
3. Pemeriksaan, pengobatan & konsultasi medis
4. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non
operatif
5. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
6. Transfusi darah sesuai kebutuhan medis
7. Pemeriksaan penunjang diagnostik lab Tk. I
8. Rawat Inap Tk. I sesuai dengan Indikasi Medis
b. Pelayanan Kesehatan Tingkat II/Lanjutan, terdiri dari:
1. Rawat jalan, meliputi:
1) Administrasi pelayanan
2) Pemeriksaan, pengobatan & konsultasi spesialistik
3) Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis
4) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
5) Pelayanan alat kesehatan implant
6) Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan
indikasimedis
7) Rehabilitasi medis
8) Pelayanan darah
9) Pelayanan kedokteran forensik
10) Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan
2. Rawat Inap yang meliputi:
1) Perawatan inap non intensif
2) Perawatan inap di ruang intensif

12
3) Pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh Menteri
3. Adapun Pelayanan yang TIDAK dijamin meliputi:
1) Pelayanan yang tidak mengikuti PROSEDUR
2) Pelayanan di luar fasilitas kesehatan yang bekerjasama
denganBPJS Kesehatan
3) Pelayanan untuk tujuan kosmetik/estetika
4) General check up, pengobatan alternatif
5) Pengobatan untuk mendapatkan keturunan, pengobatan
impotensi
6) Pelayanan kesehatan pada saat bencana
7) Pasien bunuh diri/penyakit yang timbul akibat kesengajaan
untuk menyiksa diri sendiri/bunur diri/narkoba.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) adalah program Pemerintah
yang bertujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang
menyeluruh bagiseluruh rakyat Indonesia untuk dapat hidup sehat,
produktif dan sejahtera.Latar Belakang dan Tujuan JKN yaitu Kesehatan
adalah hak dasar setiap orang, dan semua warga negara berhak
mendapatkan pelayanankesehatan.Prinsip Pelaksanaan Program JKN
Telah diaut oleh UU No 40Tahun 2004 tentang SJSN. Yang menjadi
peserta JKN :

 Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)


 Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang

Peserta Non Penerima Bantuan Iuran(Non PBI)).

B. Saran
Oleh karena itu penting sekali mengetahui mengenai
jaminankesehatan yang sudah di programkan oleh pemerintah, di himbau
agar masyarakat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk
menjadikanmasyarakat yang sehat dan menekan kematian yang begitu
banyak diIndonesia.

14
Daftar Pustaka

Azwar, Azrul, Pengantar Administrasi Kesehatan, Binarupa Aksara, Jakarta 1996.

Edberg M., Buku Ajar Kesehatan Masyarakat : Teori Sosial dan Perilaku,Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta 2007.

Kementerian Kesehatan RI, Buku Saku FAK BPJS Kesehatan,SekretariatJenderal,


Jakarta 2013.

Kementerian Kesehatan RI, Panduan Manajemen Perilaku Hidup Bersih danSehat


Menuju Kabupaten/ Kota Sehat, Direktorat Jenderal Binkesmas, Jakarta2010.

Mukti A.G., Moertjahjo, Sistem Jaminan Kesehatan : Konsep


DesentralisasiTerintegrasi, PT KHM, Yogyakarta 2008.

Murti B., Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta 2000.

Sarwono S., Sosiologi Kesehatan: Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya,


GadjahMada University Press, Yogyakarta 2007.Muzaham F., Memperkenalkan
Sosiologi Kesehatan, Penerbit UniversitasIndonesia, Jakarta 2007.

Di akses melalui :
https://www.academia.edu/75571544/MAKALAH_jaminan_kesehatan_nasional

15

Anda mungkin juga menyukai