No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
1 dari 98
Hasil
Ibu, keluarga dan masyarakat meningkat pengetahuannya tentang fungsi alat-alat reproduksi dan bahay
Prasyarat
1. Bidan bekerjasama dengan kader kesehatan dan sektor
terkait sesuai dengan Kebutuhan.
2. Bidan dididik dan terlatih dalam hal:
2.1. Penyuluhan kesehatan.
2.2. Komunikasi dan keterampilan konseling dasar.
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
2 dari 98
di
tempat
khusus,
agar
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
3 dari 98
INGAT!
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
4 dari 98
cian pelayanan yang telah diberikan sendiri oleh bidan kepada seluruh ibu hamil/ bersalin/ nifas dan bayi baru lahir, semua k
ibu hamil dan meninjau upaya masyarakat yang berkaitan
dengan ibu hamil, ibu dalam proses melahirkan, ibu dalam
Hasil
masa nifas, dan bayi baru lahir. Bidan meninjau secara
teratur catatan tersebut untuk menilai kinerja dan menyusun
Terlaksananya pencatatan dan pelaporan yang baik.
rencana kegiatan pribadi untuk meningkatkan pelayanan.
Tersedia data untuk audit dan pengembangan diri
Meningkatnya
keterlibatan masyarakat dalam kehamilan, kelahiran bayi dan pelaya
kebidanan.
Prasyarat
1. Adanya kebijakan nasional/setempat untuk mencatat semua
kelahiran dan kematian ibu dan bayi.
2. Sistem pencatatan dan pelaporan kelahiran dan kematian ibu
dan bayi dilaksanakan sesuai ketentuan nasional atau
setempat.
3. Bidan bekerjasama dengan kader/ tokoh masyarakat dan
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
5 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
6 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
7 dari 98
Prasyarat
1. Bidan bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan kader
untuk menemukan ibu hamil dan memastikan bahwa semua
ibu hamil telah memeriksakan kehamilannya secara dini dan
teratur.
2. Bidan harus memahami:
2.1. Tujuan pelayanan antenatal dan alasan ibu tidak
memeriksakan kehamilannya secara dini;
2.2. Tanda dan gejala kehamilan; dan
2.3. Keterampilan berkomunikasi secara efektif.
3. Bahan penyuluhan kesehatan yang tersedia dan sudah siap
digunakan oleh bidan.
4. Mencatat hasil pemeriksaan pada KMS Ibu Hamil/Buku KIA
dan Kartu Ibu.
5. Transportasi untuk melakukan kunjungan ke masyarakat
tersedia bagi bidan.
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
8 dari 98
Proses
Bidan harus:
1. Melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan masyarakat
secara teratur untuk menjelaskan tujuan pemeriksaan
kehamilan kepada ibu hamil, suami, keluarga maupun
masyarakat.
2. Bersama kader kesehatan mendata ibu hamil serta
memotivasinya agar memeriksakan kehamilannya sejak dini
(segera setelah terlambat haid atau diduga hamil).
3. Melalui komunikasi dua arah dengan beberapa kelompok kecil
masyarakat, dibahas manfaat pemeriksaan kehamilan. Ajak
mereka memanfaatkan pelayanan KIA terdekat atau sarana
kesehatan lainnya untuk memeriksakan kehamilan.
4. Melalui komunikasi dua arah dengan pamong, tokoh
masyarakat, ibu, suami keluarga dan dukun bayi jelaskan
prosedur pemeriksaan kehamilan yang diberikan. Hal
tersebut akan mengurangi keraguan mereka tentang apa
yang terjadi pada saat pemeriksaan antenatal, dan
memperjelas
manfaat
pelayanan
antenatal
dan
mempromosikan kehadiran ibu untuk pemeriksaan antenatal.
5. Tekankan bahwa tujuan pemeriksaan kehamilan adalah ibu
dan bayi yang sehat pada akhir kehamilan. Agar tujuan
tersebut tercapai, pemeriksaan kehamilan harus segera
dilaksanakan begitu
diduga
terjadi kehamilan,
dan
dilaksanakan terus secara berkala selama kehamilan.
Ibu harus melakukan pemeriksaan antenatal paling sedikit
4
kali.
Satu kali kunjungan pada trimester pertama, satu kali
kunjungan
pada trimester kedua dan dua kali kunjungan pada
trimester
ketiga.
6. Berikan penjelasan kepada seluruh ibu tentang tanda
kehamilan, dan fungsi tubuhnya. Tekankan perlunya ibu
mengerti bagaimana tubuhnya berfungsi. (Wanita harus
memperhatikan
siklus
haidnya,
mengetahui
dan
memeriksakan diri bila terjadi keterlambatan atau haid
kurang dari biasanya).
7. Bimbing kader untuk mendata/ mencatat semua ibu hamil di
daerahnya. Lakukan kunjungan rumah kepada mereka yang
tidak memeriksakan kehamilannya. Pelajari alasannya,
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
9 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
10 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
11 dari 98
INGAT!
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
12 dari 98
Pernyataan Standar
Hasil
Prasyarat
1. Bidan mampu memberikan pelayanan antenatal berkualitas,
termasuk penggunaan KMS Ibu Hamil dan kartu pencatatan
hasil pemeriksaan kehamilan (Kartu Ibu).
2. Alat untuk pelayanan antenatal tersedia dalam keadaan baik
dan berfungsi, antara lain: stetoskop, tensimeter, meteran
kain, timbangan, pengukur lingkar lengan atas, stetoskop
janin.
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
13 dari 98
3. Tersedia obat dan bahan lain, misalnya: vaksin TT, tablet besi
dan asam folat dan obat antimalaria (pada daerah endemis
malaria), alat pengukur Hb Sahli
4. Menggunakan KMS Ibu Hamil/Buku KIA, Kartu Ibu.
5. Terdapat sistem rujukan yang berfungsi dengan baik, yaitu
ibu hamil risiko tinggi atau mengalami komplikasi dirujuk agar
mendapatkan pertolongan yang memadai.
Proses
Bidan harus:
1. Bersikap ramah,
kunjungan.
sopan
dan
bersahabat
pada
setiap
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
14 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
15 dari 98
kehamilannya.
3.15.
Bicarakan tentang tempat persalinan, persiapan
transportasi untuk rujukan jika diperlukan. Beri nasihat
mengenai persiapan persalinan (lihat Standar 8).
3.16.
Catat semua temuan pada KMS Ibu Hamil/Buku KIA,
Kartu Ibu. Pelajari semua temuan untuk menentukan
tindakan selanjutnya, termasuk rujukan ke fasilitas
rujukan/ rumah sakit.
INGAT!
Segera rujuk jika ditemukan kelainan yang memerlukan
pemeriksaan lanjutan. Tindaklanjuti setiap rujukan. Rujukan
sebaiknya dilakukan tepat waktu, untuk menghindari
komplikasi.
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
16 dari 98
Pernyataan Standar
Hasil
ama & melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan. Bila umurPerkiraan
kehamilan
bertambah,
memehksa
usia
kehamilan
yang lebihposisi,
baik. bagian
an serta melakukan rujukan tepat waktu.
Diagnosis dini kelainan letak, dan merujuknya sesuai dengan keb
Prasyarat
1. Bidan telah dididik tentang prosedur palpasi abdominal yang
benar.
2. Alat, Misalnya meteran kain, stetoskop janin, tersedia dalam
kondisi baik.
3. Tersedia tempat pemeriksaan yang tertutup dan dapat
diterima masyarakat.
4. Menggunakan KMS Ibu Hamil/Buku KIA, Kartu Ibu untuk
pencatatan.
5. Adanya sistem rujukan yang berlaku bagi ibu hamil yang
memerlukan rujukan.
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
17 dari 98
Proses
Bidan harus:
1. Melaksanakan palpasi abdominal pada setiap kunjungan
antenatal.
2. Tanyakan pada ibu hamil sebelum palpasi: apa yang
dirasakannya, apakah janinnya bergerak, kapan haid terakhir
atau kapan pertama kali merasakan pergerakan janin.
3. Sebelum palpasi abdominal, mintalah
mengosongkan kandung kencingnya.
ibu
hamil
untuk
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
18 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
19 dari 98
Hasil
Pernyataan Standar
Prasyarat
1. Ada pedoman pengelolaan anemia pada kehamilan.
2. Bidan mampu:
2.1. Mengenali dan mengelola anemia pada kehamilan.
2.2. Memberikan penyuluhan gizi untuk mencegah anemia.
3. Alat untuk mengukur kadar Hb yang berfungsi baik.
4. Tersedia tablet zat besi dan asam folat.
5. Obat anti-malaria (di daerah endemis malaria)
6. Obat cacing.
7. Menggunakan KMS Ibu Hamil/Buku KIA, Kartu Ibu.
Proses
Bidan harus:
1. Memeriksa kadar Hb semua Ibu hamil pada kunjungan
pertama, dan pada minggu ke-28. Hb di bawah 11 gr% pada
kehamilan termasuk, anemia; di bawah 8 gr% adalah anemia
berat (lihat Standar 4). Bila alat pemeriksaan tidak tersedia,
periksa kelopak mata dan perkirakan ada/ tidaknya anemia.
2. Beri tablet zat besi pada semua ibu hamil sedikitnya 1 tablet
selama 90 hari berturut-turut. Bila Hb kurang dari 11 gr%
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
20 dari 98
INGAT!
Anemia pada kehamilan merupakan masalah besar yang
berdampak buruk terhadap kehamilan/persalinan baik bagi
ibu dan bayinya serta memerlukan penanganan yang hatihati, termasuk pemeriksaan untuk mencari penyebab.
Jika
prevalensi
malaria
tinggi,
tekankan
untuk
menggunakan kelambu dan memberantas nyamuk.
Pencegahan anemia pada kehamilan dimulai dengan
memberikan makanan bergizi bagi anak perempuan,
utamanya remaja putri.
Pada ibu hamil dengan anemia, syok dapat terjadi pada
perdarahan yang sedikit sekalipun. Karena itu usahakan
perdarahan sesedikit mungkin pada saat persalinan.
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
21 dari 98
STANDAR 7 :
PENGELOLAAN DINI HIPERTENSI PADA
KEHAMILAN
Tujuan
Mengenali dan menemukan secara dini hipertensi
kehamilan dan melakukan tindakan diperlukan.
pada
Hasil
Pernyataan Standar
Ibu hamil dengan tanda preeklamsia mendapat perawatan yang memadai dan t
tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsia
serta mengambil
tindakan
yang tepatda
Penurunanlainnya,
angka kesakitandan
kematian
akibat
eklamsia
Prasyarat
1. Bidan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur,
termasuk pengukuran tekanan darah.
2. Bidan mampu:
2.1. Mengukur tekanan darah dengan benar.
2.2. Mengenali tanda-tanda preeklamsia.
2.3. Mendeteksi hipertensi pada kehamilan, dan melakukan
tindak lanjut sesuai dengan ketentuan.
3. Tersedianya, tensimeter
berfungsi baik.
air
raksa
dan
stetoskop
yang
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
22 dari 98
No. Dokumen
Revisi
dan
pembengkakgn
kaki/punggung/wajah.
Tanggal
Halaman
23 dari 98
mendadak
pada
10.2.
Jika tanda tersebut ditemukan, segera rujuk ke
rumah sakit.
11. Bicarakan seluruh
suami/keluarganya.
12.
temuan
dengan
ibu
hamil
dan
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
24 dari 98
Hasil
Pernyataan
IbuStandar
hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan persalinan yang ber
Persalinan direncanakan di tempat yang aman dan memadai dengan pertolongan
na yg menyenangkan akan direncanakan dengan
baik,persiapan
di samping
persiapan
transportasi
biayaibu
untuk
merujuk,
Adanya
sarana
transportasi
untuk dan
merujuk
bersalin,
jika bila
perlutiba-ti
Rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila diperlukan.
Prasyarat
1. Semua ibu harus melakukan 2 kali kunjungan antenatal pada
trimester terakhir kehamilannya.
2. Adanya kebijaksanaan dan protokol nasibnal/ setempat
tentang indikasi persalinan yang harus dirujuk dan
berlangsung di rumah sakit.
3. Bidan terlatih dan terampil dalam melakukan pertolongan
persalinan yang aman dan bersih.
4. Peralatan penting untuk melakukan pemeriksaan antenatal
tersedia
dan
dalam
keadaan
berfungsi,
termasuk:
airmengalir, sabun, handuk bersih untuk mengeringkan
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
25 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
26 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
27 dari 98
Peringatkan
ibu
hamil
agartidak
memasukkan/mengoleskan minyak atau bahan lainnya ke
dalam vagina pada akhir kehamilan, terutama menjelang
persalinan. Hal ini dapat menimbulkan infeksi dan
membahayakan ibu/janin.
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
28 dari 98
melakukan pertolonganproses persalinan dan kelahiran yang bersih dan aman, lengan sikap
Hasilsopan dan penghargaan terhada
Ibu bersalin mendapat pertolongan darurat yang memadai dan tepat waktu, bila di
Meningkatnya cakupan persalinan dan komplikasi lainnya yang ditolong tenaga k
Berkurangnya kematian/ kesakitan ibu/bayi akibat partus lama.
Prasyarat
1. Mengijinkan ibu memilih orang yang akan mendampinginya
selama proses persalinan dan kelahiran.
2. Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mulas/ketuban pecah.
3. Bidan telah terlatih dan terampil untuk:
3.1
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
29 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
30 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
31 dari 98
setiap 4 jam (lebih sering jika ada indikasi medis). Pada setiap
periksa dalam, evaluasi dan catat penyusupan kepala janin
dan cairan vagina/air ketuban.
15. Catat pada partograf kontraksi uterus setiap 30 menit pada
fase aktif. Palpasi jumlah dan lamanya kontraksi selama 10
menit.
16. Catat pada partograf dan amati penurunan kepala janin
dengan palpasi abdomen setiap 4 jam dan teruskan setiap
periksa dalam.
17. Pantau dan catat pada partograf:
18. Minta ibu hamil agar sering buang air kecil sedikitnya setiap 2
jam. Catat pada partograf jumlah pengeluaran urine setiap
kali ibu b.a.k, dan catat protein atau aseton yang ada dalam
urine.
19. Anjurkan ibu untuk mandi dan tetap aktif bergerak seperti
biasa, dan memilih posisi yang dirasakan nyamah; kecuali jika
belum terjadi penurunan kepala sementara ketuban sudah
pecah. (Riset membuktikan banyak keuntungannya jika ibu
tetap aktif bergerak semampunya dan merasa senyaman
mungkin). J.angan perbolehkan ibu dalam proses persalinan
berbaring terlentang, ibu harus selalu berbaring miring,
duduk, berdiri atau berjongkok. Berbaring terlentang mungkin
menyebabkan gawat janin.
20. Selama proses persalinan, anjurkan ibu untuk cukup minum
guna menghindari dehidrasi dan gawat janin. (Riset
menunjukkan
bahwa
ada
keuntungannya
untuk
memperbolehkan ibu minum dan makan makanan kecil
selama proses persalinan tanpa komplikasi dan ada
kerugiannya melarang minum atau makanan kecil yang
mudah dicerna.)
21. Selama persalinan, beri dukungan moril dan perlakuan yang
I'aik dan peka terdekat yang mendampingi. Anjurkan pada
orang yang mendampingi ibu untuk mengambil peran aktif
dalam memberikan kenyamanan dan dukungan kepada ibu
selama persalinan.
22. Jelaskan proses persalinan yang sedang terjadi pada ibu,
No. Dokumen
Revisi
Beritahu
Tanggal
mereka
Halaman
32 dari 98
kemajuan
untuk
INGAT!
Tidak
ada
bukti
yang
mendukung
perlunya
atau
keuntungannya melakukan klisma atau mencukur rambut
pubis secara rutin.
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
33 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
34 dari 98
Hasil
Persalinan
Pernyataan
Standar yang bersih & aman
Meningkatnya kepercayaan terhadap bidan.
Meningkatnya
jumlah persalinan
ditolong
oleh bidan
p sopan dan penghargaan terhadap hak pribadi
ibu serta memperhatikan
tradisiyang
tempat.
Disamping
itu, ibu diijinkan memilih
Menurunnya komplikasi seperti pendarahan postpartum, asfiksia neonatorum, tra
Menurunnya angka sepsis Puerperalis
Prasyarat
1. Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mulas/ketuban pecah.
2. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menolong persalinan
secara bersih dan aman.
3. Tersedianya alat untuk pertolongan persalinan termasuk
sarung tangan dalam keadaan disinfeksi tingkat tinggi/steril.
4. Tersedianya perlengkapan untuk pertolongan persalinan yang
bersih dan aman, seperti air bersih, sabun dan handuk yang
bersih, dua handuk/kain hangat yang bersih (satu untuk
mengeringkan bayi, yang lain untuk dipakai kemudian),
pembalut wanita dan tempat untuk plasenta. Bidan sedapat
mungkin menggunakan sarung tangan yang bersih.
5. Tersedia ruangan yang hangat, bersih dan sehat untuk
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
35 dari 98
persalinan.
6. Menggunakan KMS Ibu Hamil/Buku KIA, Kartu Ibu partograf.
7. Sistem rujukan untuk perawatan kegawat daruratan Obstetri
yang efektif
Proses
Bidan harus:
1. Menghargai ibu selama proses persalinan.
2. Mengijinkan ibu memilih orang yang akan mendampinginya
selama proses persalinan dan kelahiran.
3. Memastikan tersedianya ruangan yang hangat, bersih dan
sehat untuk persalinan, dua handuk/kain hangat yang bersih
(satu untuk mengeringkan bayi, yang lain untuk dipakai
kemudian), tempat untuk plasenta. (Jika ibu belum mandi,
bersihkan daerah perineum dengan sabun dan air mengalir).
4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir,
kemudian keringkan hingga betul-betul kering dengan handuk
bersih. (Kuku harus dipotong pendek dan bersih).
5. Bantu ibu mengambil posisi yang paling nyaman baginya.
(Riset menunjukkan bahwa posisi duduk atau jongkok
memberikan banyak keuntungan).
6. Pada kala dua anjurkan ibu untuk meneran hanya jika merasa
ingin atau saat kepala bayi sudah kelihatan. (Riset
menunjukkan bahwa menahan nafas sambil meneran adalah
berbahaya, dan meneran sebelum kepala bayi tampak
tidaklah perlu. Bahkan meneran sebelum pembukaan serviks
lengkap adalah berbahaya). Jika kepala belum terlihat,
padahal ibu sudah sangat ingin meneran, periksa pembukaan
serviks dengan periksa dalam. Jika pembukaan belum
lengkap, keinginan meneran bisa dikurangi dengan
memiringkan ibu ke sisi sebelah kiri.
7. Pada kala dua, dengarkan DJJ setiap 5 menit setelah his
berakhir, irama dan frekuensinya harus segera kembali ke
normal. Jika tidak, cari pertolongan medis. (Jika kepala sudah
meregangkan perineum, dan terjadi kelambatan kemajuan
persalinan atau DJJ menurun sampai 100 kali/menit atau
kurang atau meningkat menjadi 180 kali/menit atau lebih,
maka percepat persalinan dengan melakukan episiotomi;
lihat Standar12).
8. Hindari peregangan vagina secara manual dengan gerakan
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
36 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
37 dari 98
19. Pada saat plasenta sudah dilahirkan lengkap dan utuh dengan
mengikuti langkah-langkah penatalaksanaan aktif persalinan
kala tiga (lihat standar 11), lakukan masase uterus agar
terjadi kontraksi dan pengetuaran gumpalan darah.
20. Segera sesudah plasenta dikeluarkan, periksa apakah terjadi
laserasi pada vagina atau perineum. Dengan menggunakan
teknik aseptik, berikan anestesi lokal (1% lidokain), lalu jahit
perlukaan dan/atau laserasi dengan peralatan steril/DTT.
(lihat standar 12).
21. Perkirakan jumlah kehilangan darah secara akurat (Ingat
perdarahan sulit diukur dan sering diperkirakan lebih sedikit).
22. Bersihkan perineum deogarrafr matang dan tutupi dengan
kain bersih/ telah dijemur.
23. Berikan plasenta kepada suami/keluarga ibu.
24. Pastikan agar ibu dan bayi merasa nyaman. Berikan bayi
kepada ibu untuk diberi ASI.
25. Untuk perawatan bayi baru lahir lihat standar 13.
26. Catat semua temuan dengan seksama.
INGAT!
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
38 dari 98
Prasyarat
1. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam melahirkan plasenta
secara lengkap dengan melakukan penatalaksanasn aktif
persalinan kala tiga secara benar.
2. Tersedianya peralatan dan perlengkapan untuk melahirkan
plasenta, termasuk air bersih, larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi, sabun dan handuk yang bersih untuk cuci
tangan, juga tempat untuk plasenta. Bidan seharusnya
menggunakan sarung tangan DTT/steril.
3. Tersedia obat-obat oksitosika dan metode yang efaktif untuk
penyimpanan dan pengirimannya yang dijalankan dengan
baik. Sistem rujukan untuk perawatan kegawat-daruratan
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
39 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
40 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
41 dari 98
Hasil
ngenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada Kala dua, dan
Penurunan
asfiksia
neonatorum berat.
lakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikuti
dengankejadian
penjahitan
perineum.
Penurunan kejadian lahir mati pada kala dua
Prasyarat
1. Bidan sudah terlatih dalam melaksanakan episiotomi dan
menjahit perineum secara benar.
2. Tersedia sarung tangan/alat/perlengkapan untuk melakukan
episiotomi, termasuk gunting tajam yang steril/DTT, dan
alat/bahan yang steril/DTT untuk penjahitan perineum,
(anestesi lokal misalnya dengan 10 ml lidokain 1% dan alat
suntik/jarum hipodermik steril).
3. Menggunakan Kartu Ibu, partograf dan Buku KIA.
Proses,
Jika ada tanda gawat janin berat dan kepala sudah terlihat pada
vulva, episiotomi mungkin salah satu dari beberapa tindakan
yang dapat dilakukan oleh bidan untuk menyelamatkan janin.
Bidan harus:
1. Mempersiapkan alat-alat steril/DTT untuk tindakan ini.
2. Memberitahu ibu tentang perlunya episiotomi dilakukan dan
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
42 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
43 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
44 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
45 dari 98
Pernyataan Standar
Bidan memeriksa dan menilai
bayi
baru
lahir
untuk
memastikan
pernafasan
spontan, mencegah asfiksia,
menemukan kelainan, dan
melakukan
tindakan
atau
merujuk
sesuai
dengan
kebutuhan. Bidan juga harus
mencegah atau menangani
hipotermi, dan mencegah
"lipoglikemia dan infeksi
Hasil
Bayi
baru
lahir
menerima
perawatan dengan
segera dan tepat
Bayi
baru
lahir
mendapatkan
perawatan
yang
tepat untuk dapat
memulai pernafasan
dengan baik.
Penurunan kejadian
hipotermia, asfiksia,
infeksi,
dan
hipoglikemia
pada
bayi baru lahir.
Penurunan
terjadinya kematian
bayi baru lahir.
Prasyarat
1. Bidan sudah dilatih dengan tepat dan terampil untuk
mendampingi persalinan dan memberikan perawatan bayi
baru lahir dengan segera.
2. Bidan sudah terlatih dan terampil untuk:
2.1. Memeriksa dan menilai bayi baru lahir dengan
menggunakan skor Apgar.
2.2. Menolong bayi untuk memulai terjadinya pernafasan dan
melakukan resusitasi bayi baru lahir.
2.3. Mengenal tanda-tanda hipotermi dan dapat melakukan
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
46 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
47 dari 98
Biru/pucat
DJJ
Tidak ada
Refleks
Tidak ada
Aktivitas
Tidak ada/
lemas
Tidak ada
Pernafas
an
1
Tubuh merah
jambu,
Ekstremitas
kebiruan
<100 kali/
menit
Menyeringai
2
Seluruh tubuh
merah jambu
>100 kali/menit
Bersin, batuk/
menarik kaki
Gerak aktif
Ekstremitas
Sedikit infleksi
Pernafasan
Menangis kuat,
lemah dan tidak pernafasan kuat
teratur
dan teratur
Anenanais
lemah
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
48 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
49 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
50 dari 98
INGAT!
Jaga agar bayi tetap hangat.
Tindakan yang
ditimbulkannya
tidak
dianjurkan
dan
Tindakan
akibat
yang
Akibat
Menepuk bokong
Fraktur,
pneumotoraks,
gawat nafas, kematian
Robek
atau
sfingter
Kompres dingin/panas
Meniupkan
oksigen
atau Hipotermi
udara dingin ke muka atau
tubuh bayi
luka
pada
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
51 dari 98
Hasil
Komplikasi
dideteksi
dirujuk.
segera
dan
Penurunan kejadian
infeksi pada ibu dan
bayi baru lahir.
Penurunan
kematian
akibat
perdarahan pasca
persalinan primer.
Pemberian
ASI
dimulai dalam 1
jam
pertama
sesudah persalinan
Prasyarat
1. Ibu dan bayi dijaga oleh bidan terlatih selama dua jam
sesudah persalinan dan jika mungkin bayi tetap bersama ibu.
2. Bidan terlatih dan terampil dalam memberikan perawatan
untuk ibu dan bayi segera setelah persalinan, termasuk
keterampilan pertolongan pertama pada keadean gawat
darurat.
3. Ibu didukung/dianjurkan untuk menyusui dengan ASI dan
memberikan kolostrum.
4. Tersedia alat perlengkapan, misalnya untuk membersihkan
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
52 dari 98
No. Dokumen
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
Revisi
Tanggal
Halaman
53 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
54 dari 98
dinilai,
dan
jika ibu mengenakan gurita atau stagen hal ini sulit dilakukan.
7. Lihat standar 13 untuk "Perawatan Bayi Baru Lahir".
8. Bila bayi tidak memperlihatkan tanda-tanda kehidupan
setelah dilakukan resusitasi, maka beritahu orang tua bayi
apa yang terjadi. Berikan penjelasan secara sederhana dan
jujur. Biarkan mereka melihat atau memeluk bayi mereka.
Berlakulah bijaksana dan penuh perhatian. Biarkan orang tua
melakukan upacara untuk bayi yang meninggal sesuai
dengan adat istiadat atau kepercayaan mereka. Setelah
orang tua bayi mulai tenang, bantulah mereka dan
perlakukan bayi dengan baik dan penuh pengertian terhadap
kesedihan mereka.
9. Bantu ibu membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaian.
Ingatkan Ibu untuk selalu menjaga kebersihan tubuh dan
mengganti kain pembalut secara teratur, berikan penjelasan
perubahan-perubahan yang terjadi pasca persalinan.
10. Catat semua temuan dan tindakan dengan lengkap dan
seksama pada partograf, Kartu Ibu dan Kartu Bayi.
11. Sebelum meninggalkan ibu, bahaslah semua bahaya
potensial dan tanda-tandanya dengan suami dan keluarga.
Bahaya potertsial dan tanda-tandanya:
11.1. Ibu mengalami perdarahan berat
11.2. Mengeluarkan gumpalan darah
11.3. Pusing
11.4. Lemas yang berlebihan
11.5. Suhu tubuh ibu > 38 C
11.6. Suhu tubuh bayi < 36 C atau > 37,5 C
11.7. Bayi tidak mau menyusu
11.8. Bayi tidak mengeluarkan urine atau mekonium dalam
24 jam pertama
12. Pastikan bahwa ibu dan keluarganya mengetahui bagaimana
dan kapan harus memintaINGAT!
pertolongan.
13. JANGAN meninggalkan ibu dan bayi sampai mereka dalam
keadean
Jaga bayi
haik
agar
dantubuhnya
semua catatan
tetap hangat
lengkap.
dan
Jikatetap
ada hal
berada
yang
mengkhawatirknn
bersama ibunya. pada ibu atau janin, lakukan rujukan ke
puskesmas
Semua bayiatau
harus
rumah
segera
sakit.
diberi ASI sesudah lahir dan tidak
melewati satu jam setelah persalinan.
Kolostrum mengandung zat yang sangat diperlukan untuk
melindungi bayi dari infeksi.
Periksa perdarahan, perineum, tanda-tanda vital, uterus
dan kandung kemih secara teratur.
Jika dilakukan episiotomi maka periksa luka episiotomi
secara teratur.
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
55 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
56 dari 98
Hasil
Pernyataan Standar
Komplikasi pada masa nifas segera dideteksi dan dirujuk pada saat yang
Mendukung
dan
menganjurkan
jungan ke rumah pada hari ke-tiga, minggu ke-dua dan minggu ke-enam setelah
persalinan,
untak
membantu proses pemulih
pemberianASI
ekslusif.
; serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersipan per-orangan,
makanan
bergizi, asuhan bayi baru l
Mendukung penggunaan cara tradisional yang bergunadan menganjurkan untu
kebiasaan yang merugikan.
Menurunkan kejadian infeksi pada ibu dan bayi.
Masyarakat semakin menyadari pentingnya keluarga berencana/ penjarangan
Meningkatnya imunisasi pada bayi.
Prasyarat
1. Sistem yang berjalan dengan baik agar ibu dan bayi
mendapatkan pelayanan pasca persalinan dari bidan terlatih
sampai dengan 6 minggu setelah persalinan, baik di ruroah,
puskesmas atau rumah sakit.
2. Bidan telah dilatih dan terampil dalam:
2.1. Perawatan nifas, termasuk pemeriksaan ibu dan bayi
dengan cara yang benar.
2.2. Membantu ibu untuk memberikan ASI.
2.3. Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dan
bayi pada masa nifas.
2.4. Penyuluhan dan pelayanan KB/penjarangan kelahiran
3. Bidan dapat memberikan pelayanan imunisasi atau bekerja
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
57 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
58 dari 98
lain
selain
kolostrum
atau
ASI
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
59 dari 98
Ibu dan bayi dalam masa nifas mudal; terinfeksi, karena itu
kebersihan diri, makanan bergizi dan istirahat cukup
sangatlah penting.
harus
mendapat
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
60 dari 98
No. Dokumen
Revisi
E. STANDAR
PENANGANAN
OBSTETRI DAN NEONATAL
Tanggal
KEGAWAT
Halaman
61 dari 98
DARURATAN
Hasil
Ibu yang mengalami perdarahan pada trimester III kehamilan segera mendapat pertolong
Kematian ibu dan janin akibat perdarahan dalam kehamilan dan perdarahan antepa
Meningkatnya pemanfaatan bidan untuk konsultasi pada keadean gawat
Pernyataan Standar
cara tepat tanda dan gejela perdarahan pada kehamilan, serta melakukan pertolongan pertama dan merujuknya.
Prasyarat
1. Bidan memberikan perawatan antenatal rutin kepada ibu
hamil
2. Ibu hamil mencari perawatan kebidanan jila komplikasi
kehamilan terjadi
3. Bidan sudah terlatih dan terampil untuk:
3.1. Mengetahui penyebab, mengenali tanda-tanda dan
penanganan perdarahan pada trimester III kehamilan.
3.2. Pertolongan pertama pada gawat darurat, termasuk
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
62 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
63 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
64 dari 98
INGAT!
Jika syok, maka baringkan ibu pada sisi kiri tubuhnya dan
ganjal kakinya dengan bantal.
No. Dokumen
Revisi
E. STANDAR
PENANGANAN
OBSTETRI DAN NEONATAL
STANDAR 17 :
Tanggal
KEGAWAT
Halaman
65 dari 98
DARURATAN
Tujuan
Mengenali secara dini tanda-tanda dan gejala-gejala preeklamsia
berat dan memberikan perawatan yang tepat dan memadai.
Mengambil tindakan yang tepat dan segera dalam penanganan
kegawat daruratan bila ekiamsia terjadi.
Hasil
Prasyarat
1. Kebijakan dan protokol nasional/setempat yang mendukung
bidan memberikan pengobatan awal untuk penatalaksanaan
kegawat daruratan preeklamsia, berat dan ekiamsia.
2. Bidan melakukan perawatan antenatal rutin kepada ibu hamil
termasi pemantauan rutin tekanan darah.
3. Bidan secara rutin memantau ibu dalam proses persalinan
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
66 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
67 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
68 dari 98
TONIK
KLONIK
KOMA
INGAT!
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
69 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
STANDAR 18 : PENANGANAN
KEGAWAT
PADA PARTUS LAMA/MACET
Halaman
70 dari 98
DARURATAN
Tujuan
Mengetahui dengan segera dan penanganan yang tepat keadaan
darurat pada partus lama/macet.
Hasil
Mengenali secara dini gejela dan tanda partus lama serta tindakan yang tepat.
Penggunaan partograf secara tepat dan seksama untuk semua ibu dalam prose
Pernyataan Standar
Penurunan kematian/ kesakitan ibu/bayi
akibat partus lama.
lamsia berat dan eklamsia. Bidan akan mengambil
tepat, memulai
perawatan,
merujuk
ibu cepat
dan/atau
Ibu tindakan
mendapatyang
perawatan
kegawatda
ruratan obstetri
yang
danmelaksana
tepat.
Prasyarat
1. Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mulas/ketuban pecah
2. Bidan sudah dilatih dengan tepat dan terampil untuk:
2.1. Menggunakan partograf dan catatan persalinan.
2.2. Melakukan periksa dalam secara baik.
2.3. Mengenali
hal-hal
yang
menyebabkan
partus
lama/macet.
2.4. Mengidentifikasi
presentasi
abnormal
(selain
verteks/presentasi belakang kepala) dan kehamilan.
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
71 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
72 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
73 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
74 dari 98
Dehidrasi
Gelisah
INGAT!
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
75 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
76 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
STANDAR 19 : PERSALINAN
DENGAN
VAKUM EKSTRAKTOR
Halaman
77 dari 98
PENGGUNAAN
Tujuan
Untuk mempercepat persalinan pada keadaan tertentu dengan
menggunakan vakum ekstraktor.
Hasil
Pernyataan Standar
Penurunan kesakitan/ kematian ibu/bayi akibat persalinan lama. Ibu mendapatkan penanganan dar
vakum dapat dilakukan
denganpersalinan
aman. dengan memastikan keamanannya bagi ibu dan j
kum, melakukannya secara Extraksi
benar dalammemberikan
pertolongan
Prasyarat
1. Kebijakan yang ditentukan untuk indikasi penggunaan vakum
ekstraktor oleh bidan.
2. Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mulas/ketuban pecan.
3. Bidan terlatih dan terampil dalam pertolongan persalinan
dengan menggunakan ekstraksi vakum.
4. Tersedianya alat untuk pertolongan persalinan DTT termasuk
beborapa sarung tangan DTT/steril.
5. Tersedianya alat/perlengkapan yang
sabun, air bersih, handuk bersih.
diperlukan,
seperti
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
78 dari 98
Operator haruslah
prosedur ini.
terampil,
kompeten
dan
terlatih
dalam
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
79 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
80 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
81 dari 98
Amati kemungkinan
persalinan.
terjadinya
hematoma
sesudah
INGAT!
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
STANDAR 20 : PENANGANAN
KEGAWAT
RETENSIO PLASENTA
Halaman
82 dari 98
DARURATAN
Tujuan
Mengenali dan melakukan tindakan yang tepat ketika terjadi
retensio plasenta total/parsial.
Hasil
Pernyataan Standar
Bidan
mampu
mengenali
retensio
plasenta,
dan
memberikan
pertolongan
pertama, termasuk plasenta
manual
dan
penanganan
perdarahan, sesuai dengan
kebutuhan.
Penurunan kejadian
perdarahan
hebat
akibat
retensio
plasenta.
Ibu dengan retensio
plasenta
mendapatkan
penanganan
yang
cepat & tepat
Penyelamatan
ibu
dengan
retensio
plasenta meningkat.
Prasyarat
1. Bidan telah terlatih dan terampil dalam:
1.1. Fisiologi dan manajemen aktif kala tiga
1.2. Pengendalian dan penanganan perdarahan, termasuk
pemberian oksitosika, cairan IV dan plasenta manual.
2. Tersedianya peralatan dan perlengkapan penting: sabun, air
bersih yang mengalir, handuk bersih untuk mengeringkan
tangan, alat suntik steril sekali pakai, set infus dengan jarum
berukuran 16 dan 18 G, sarung tangan panjang DTT/steril.
3. Tersedia obat-obat antibiotik dan oksitosika (oksitosin dan
metergin) dan tempat penyimpanannya yang memadai.
4. Adanya partograf dan catatan persalinan/Kartu Ibu.
5. Ibu, suami dan keluarga diberi tahu tindakan yang akan
dilakukan
(informed consent atau persetujuan tindakan
medik).
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
83 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
84 dari 98
panjang steril/ DTT. (Hal ini untuk melindungi ibu dan bidan
terhadap infeksi).
10. Masukkan tangan kanan dengan hati-hati. Jaga agar jari-jari
tetap merapat dan melengkung, mengikuti tali pusat sampai
mencapai plasenta. (Pegang tali pusat dengan tangan kiri
untuk membantu).
11. Ketika tangan kanan sudah mencapai plasenta, letakkan
tangan kiri di atas fundus agar uterus tidak naik. Dengan
tangan kanan yang berada di dalam uterus carilah tepi
plasenta terlepas, telapak tangan kanan menghadap ke atas
lalu lakukan gerakan mengikis ke samping untuk melepaskan
plasenta dari dinding uterus.
12. Bila plasenta sudah terlepas dengan lengkap, keluarkan
plasenta dengan hati-hati dan perlahan. (Jangan hanya
memegang sebagian plasenta dan menariknya keluar).
13. Bila plasenta sudah lahir, segera lakukan masase uterus. Bila
tidak ada kontraksi, lihat sitandar 21.
14. Periksa plasenta dan selaputnya. Jika tak lengkap, periksa lagi
kavum uteri dan keluarkan potongan piasenta yang
tertinggal, dengan cara seperti di atas.
15. Periksa robekan terhadap vagina. Jahit robekan, bila perlu.
(Penelitian menunjukkan bahwa hanya robekan yang
menimbulkan perdarahan yang perlu dijahit).
16. Bersihkan ibu agar merasa nyaman.
17. Jika tidak yakin plasenta sudah keluar semua atau jika
perdarahan tidak terkendali, maka rujuk ibu ke rumah sakit
dengan segera (lihat Standar21).
18. Buat pencatatan yang akurat.
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
85 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
86 dari 98
INGAT!
Sesudah persalinan dengan tindakan placenta manual, ibu
memerlukan antibiotika berspektrum luas Ampisilin 1 gr IV;
kemudian diikuti 500 mg per oral setiap 6 jam, dan
Metronidazol 500 mg per oral setiap 8 jam selama 5 had.
Lakukan test sensitivitas sebelum memberikan suntikan
Ampisilin.
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
87 dari 98
Hasil
Pernyataan Standar
Penurunan kematian dan kesakitan ibu akibat perdarahan postpartum primer.
Meningkatnya pemanfaatan pelayanan bidan
m pertama setelahpersalinan (perdarahan postpartum primer) dan segera melakukan pertolongan pertama kegawat daruratan u
Rujukan secara dini untuk ibu yang mengalami perdarahan postpartum primer ke tempat rujukan yang m
Prasyarat
1. Bidan terlatih dan terampil dalam menangani perdarahan
postpartum, termasuk pemberian obat oksitosika dan cairan
IV, kompresi uterus bimanual dan kompresi aorta.
2. Tersedianya peralatan/perlengkapan penting yang diperlukan
dalam kondisi DTT/steril), misalnya klem arteri, alat untuk
penjahitan, benang jahit, set infus ciengan jarum berukuran
16 dan 18 G, alat suntik sekali pakai, cairan IV, sarung
tangan, kateter urine dari karet, dalam keadaan siap pakai.
3. Tersedianya obat antibiotika dan oksitosika (oktsitosin dan
metergin) serta tempat penyimpanan yang memadai.
4. Tersedianya sarana pencatatan: Kartu Ibu, partograf.
5. Tersedianya transportasi untuk merujuk ibu direncanakan.
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
88 dari 98
No. Dokumen
5.3.
5.4.
5.5.
5.6.
5.7.
Revisi
Tanggal
Halaman
89 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
90 dari 98
maka
segera
rujuk.
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
91 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
92 dari 98
Pucat
Kompresi Bimanual Uterus (dari DAL)
Uterus
ditekan di
antara dua
tangan
Kandungan
kencing
kosong
Tangan kanan di
dalam vagina
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
93 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
94 dari 98
digunakan cukup.
O Teruskan kompresi hingga perdarahan bisa dikendalikan.
O Jika kompresi aorta tidak menghentikan perdarahan,
bersiaplah untuk membawa ibu ke tempat rujukan dengan
segera.
Tangan
uterus
Aorta
memeriksa
pulsasi
arteri
femoralis
Gambar 4. Kompresi manual pada aorta.
Kolumna
vertebralis
INGAT!
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
95 dari 98
Pernyataan Standar
Kematian dan kesakitan ibu akibat perdarahan postpartum sekunder menuru
Ibu yang mempunyai risiko mengalami
nda serta gejala perdarahan postpartum sehunder, perdarahan
dan melakukan
pertolongan
pertama
untuk penyelamatan
jiwaibu, dan/ata
postpartum
sekunder
ditemukan
dini dan segera
ditangani
secar
Prasyarat
1. Sistem yang berjalan dengan baik agar ibu dan bayi
mendapatkan pelayanan pasca persalinan dari bidan terlatih
sampai dengan 6 minggu setelah persalinan, baik di rumah,
di puskesmas ataupun di rumah sakit.
2. Bidan terlatih dan terampil dalam memberikan perawatan
nifas, termasuk pengenalan dan penanganan bila terjadi
perdarahan postpartum sekunder.
3. Tersedia alat/perlengkapan penting yang diperlukan seperti
sabun bersih, air bersih yang mengalir, handuk bersih untuk
mengeringkan tangan alat suntik steril sekali pakai, set infus
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
96 dari 98
Persalinan lama.
Infeksi uterus
3.
4.
5.
6.
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
97 dari 98
Lakukan tes
antibiotika.
sensitivitas
sebelum
memberikan
suntikan
lengkap
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
98 dari 98
No. Dokumen
STANDAR 23 :
Revisi
Tanggal
Halaman
99 dari 98
Tujuan
Mengenali tanda-tanda
tindakan yang tepat.
sepsis
puerperalis
dan
mengambil
Hasil
Ibu dengan sepsis puerperalis mendapat penanganan yang memadai dan tepat waktu. Penurunan kematia
Meningkatnya pemanfaatan bidan dalam pelayanan nifas
Pernyataan Standar
genali secara tepat tanda dan gejala sepsis puerperalis, melakukan perawatan dengan segera dan merujuknya.
Prasyarat
1. Sistem yang berjalan dengan baik agar ibu mendapatkan
pelajaran pasca persalinan dari bidan terlatih sampai dengan
tiap minggu setelah persalinan, baik di rumah, di puskesmas
ataupun di rumah sakit.
2. Bidah terlatih dan terampil dalam memberikan pelayanan
nifas, termasuk penyebab, pencegahan, pengenalan dan
penangan dengan tepat sepsis puerperalis.
3. Tersedia peralatan/perlengkapan penting: sabun, air bersih
yang mengalir, handuk bersih untuk mengeringkan tangan,
alat suntik sekali pakai, set infus steril dengan Jarum
berukuran 16 dan 18 G, sarung tangan bersih DTT/steril.
4. Tersedia obat-obatan penting: cairan infus (Ringer Laktat),
dan antibiotika. Juga tersedia tempat penyimpanan untuk
obat-obatan yang memadai.
5. Adanya sarana pencatatan pelayanan nifas/Kartu Ibu.
6. Sistem rujukan yang efektif, termasuk bank darah, berjelan
dengan baik untuk ibu dengan komplikasi pasca persalinan.
Proses
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
100 dari 98
Bidan harus:
1. Amati tanda dan gejela infeksi puerperal yang didiagnosa bila
2 atau lebih gejala dibawah ini terjadi sejak pecahnya selaput
ketuban mulai hari ke 2 (2 kali 24 jam) hingga 42 hari pasca
persalinan:
Suhu tubuh > 38 C
Nyeri perut atau pelvis.
Pengeluaran cairan vagina yang abnormal.
Cairan vagina yang berbau busuk.
Terhambatnya pengecilan ukuran uterus.
2. Saat memberikan pelayanan nifas periksa tanda awal/gejala
infeksi.
3. Beri penyuluhan kepada ibu, suami/keluarganya agar
waspada terhadap tanda/gejala infeksi, dan agar segera
mencari pertolongan jika menemukannya.
4. Jika diduga sepsis, periksa ibu dari kepala sampai kaki untuk
mencari sumber infeksi. (Munakin lebih dari satu sumber
infeksi termasuk infeksi khronis).
5. Jika uterus nyeri, pengecilan uterus lambat, atau terdapat
perdarahan per vaginam, mulai berikan infus Ringer Laktat
dengan jarum berlubang besar (16 dan 18 G), rujuklah ibu
segera ke RS. (Ibu perlu diperiksa untuk melihat kemungkinan
adanya sisa jaringan plasenta).
6. Jika kondisinya gawat dan terdapat tanda/gejala septik syok
(suhu 38 C atau lebih, bau busuk dan nyeri perut), dan
terjadi dehidrasi, beri cairan IV dan antibiotika sesuai dengan
ketentuan. Rujuk ibu ke RS.
seksama
sebelum
dan
sesudah
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
101 dari 98
pentingnya
tidak
INGAT!
No. Dokumen
STANDAR 24 :
Revisi
Tanggal
Halaman
102 dari 98
Tujuan
Mengenal dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia
neonatorum, mengambil tindakan yang tepat dan melakukan
pertolongan kegawatdaruratan bayi baru lahir yang rnengalami
asfiksia neonatorum.
Pernyataan Standar
Hasil
ecepatnya, memulai resusitasi bayi baru lahir, mengusahakan bantuan medis yang diperlukan, merujuk bayi baru lahir dengan
Prasyarat
1. Bidah sudah dilatih dengan tepat untuk mendapingi
persalinan dan memberikan perawatan bayi baru lahir
dengan segera.
2. Ibu, suami dan keluarganya mencari pelayanan kebidanan
untuk kelahiran bayi mereka.
3. Bidan terlatih dan terampil untuk:
Memulai pernafasan pada bayi baru lahir
Menilai pernafasan yang cukup pada bayi baru lahir dan
mengidentifikasi bayi baru lahir yang memerlukan
resusitasi.
Menggunakan skorAPGAR.
Melakukan resusitasi pada bayi baru lahir
4. Tersedia ruang hangat, bersih, dan bebas asap untuk
persalinan.
5. Adanya perlengkapan dan peralatan untuk perawatan yang
bersih dan aman bagi bayi baru lahir, seperti air bersih,
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
103 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
104 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
105 dari 98
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
106 dari 98
Tindakan yang
ditimbulkannya
tidak
dianjurkan
Tindakan
dan
akibat
yang
Akibat
Menepok bokong
Menekan rongga dada
Ruptura hati/limpa,
perdarahan
Robek atau luka pada
sfingter
No. Dokumen
Kompresdingin/panas
Meniupkan oksigen atau
udara dingin ke muka atau
tubuh bayi
Revisi
Tanggal
Halaman
107 dari 98
Prinsip-prinsip Resusitasi
Airway/saluran nafas :
bersihkan
jalan nafas dahulu.
Breath/nafas
:
lakukan bantuan
pernafasan sederhana. Kebanyakan
bayi akan membaik hanya dengan
ventilasi.
Circulation/sirkulasi :
jika
tidak
ada/nadi di bawah 60, lakukan pijetan
jantung.
dua
tenaga
kesehatan
terampil diperlukan untuk melakuka
kompresi dada dan ventilasi
No. Dokumen
Revisi
Tanggal
Halaman
108 dari
Ingat!