Anda di halaman 1dari 55

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

PADA KELUARGA TN. M DESA SUNGAI PINANG LAMA RT 04


WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI TABUK II

Pembimbing : Serilaila, SKM.,M.PH

Disusun Kelompok 4 :

1. Gina sofia P07124118189


2. Helda P07124118201
3. Indah Rahmatul Jannah P07124118203
4. Ita Kumala Sari P07124118205
5. Maria Ulfah P07124118207
6. Maulanda Febrianty P07124118209
7. Mia Tri Rahmaniati P07124118211

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEBIDANAN
2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS

Telah disetujui dan diterima pengambilan Kasus Asuhan Kebidanan Komunitas Pada
Keluarga Tn.M Desa Sungai Pinang Lama RT 04 Wilayah Kerja Puskesmas Sungai
Tabuk II Tahun 2020

Nama KK : Tn. M

Umur : 38 Tahun

Alamat : Desa Sungai Pinang Lama RT 04, Kecamatan Sungai Tabuk,


Kabupaten Banjar

Telah dikonsultasikan dan disetujui untuk pengambilan kasusu Asuhan Kebidanan


Komunitas untuk diajukan sebagai slah satu tugas praktik kebidanan komunitas bagi
mahasiswa politeknik kesehatan Banjarmasin prodi DIII Kebidanan

Banjarbaru, Desember 2020

Pembimbing Lahan Praktik Pembimbing Institusi

IDA BERLIAN SERILAILA, SKM., MPH

NIP. 196212131989022001 NIP. 196802111987032000

Wakil Mahasiswa

MAULANDA FEBRIYANTY

NIM. P07124118209

ii
LEMBAR PELAYANAN ASUHAN KELUARGA ((INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ny. D

Umur : 36 Tahun

Alamat : Desa Sungai Pinang Lama RT 04, Kecamatan Sungai Tabuk,


Kabupaten Banjar

Adalah bertindak sebagai diri saya/orang tua /suami/keluarga dari klien

Nama KK : Tn. M

Umur : 38 Tahun

Alamat : Desa Sungai Pinang Lama RT 04, Kecamatan Sungai Tabuk,


Kabupaten Banjar

Saya mendapat penjelasan tentang Asuhan Kebidanan Komunitas pada keluarga yang
berkaitan dengan suhan yang diberikan yaitu masalah Hipertensi pada kehamilan
maka kami menyerahkan sepenuhnya dengan sukarela untuk memberikan informasi
ataupun untuk menjawab pertanyaan yang dilakukan oleh :

1. Gina Sofia P07124118189 5. Maria Ulfah P07124118207


2. Helda P07124118201 6. Maulanda F P07124118209
3. Indah Rahmatul J P07124118203 7. Mia Tri R P07124118211
4. Ita Kumala Sari P07124118205

Demikian pernyataan ini kami buat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya

Banjarbaru, Rabu 16 Desember 2020

Wakil Mahasiswa Klien Keluarga

iii
MAULANDA FEBRIYANTY Ny. D Tn. M

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-nya sehingga dapat terselesaikan ”Laporan Asuhan
Kebidanan Komunitas Dengan Konteks Keluarga”

Kelompok menyadari bahwa keberhasilan menyusun laporan ini tidak lepas dari
bimbingan dan dukungan berbagai pihak yang diberikan kepada kelompok. Untuk itu
kelompok mnegucapkan terimakasih banyak kepada :

1. Ibu Serilaila, SKM., MPH selaku Pembimbing Pada Laporan Asuhan Keluarga
2. Ibu Ida Berlian AM.Keb selaku Pembimbing Klinik Di Puskesmas Sungai Tabuk
II
3. Keluarga Tn.M yang telah bersedia menjadi keluarga yang dibina

Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Hal ini
karena keterbatasan pengetahuan dan kemapuan yang kami miliki. Untuk itu kritik
dan saran yang bermanfaat guna perbaikan dan kesempurnaan laporan ini sangat kami
harapkan.

Banjarbaru, Desember 2020

Kelompok 4

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
LAMPIRAN..............................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................6
A. Latar Belakang.........................................................................................................6
B. Tujuan Penulisan......................................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................8
A. Pengertian Kebidanan Komunitas ...........................................................................8
B. Konsep Dasar Keluarga..........................................................................................11
C. Asuhan Kebidanan Di Komunitas..........................................................................16
D. Hipertensi Pada Kehamilan ...................................................................................17
E. Buku Kesehatan Ibu Dan Anak .............................................................................23
F. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat..........................................................................26
BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................................33
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................................49
BAB III PENUTUP.................................................................................................................51
A. KESIMPULAN......................................................................................................51
B. SARAN..................................................................................................................51

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................52
LEMBAR KONSULTASI......................................................................................................53

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebidanan Komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk
memecahkan masalah kesehatan Ibu dan Anak di dalam keluarga dan
masyarakat (Karwati dkk,2011:3). Keluarga berperan terhadap optimalisasi
pertumbuhan, perkembangan dan produktivitas seluruh anggotanya melalui
pemenuhan kebutuhan gizi dan menjamin kesehatan anggota keluarga. Di
dalam komponen keluarga, ibu dan anak merupakan komponen yang rentan.
Hal ini terkait fase kehamilan, persalinan dan nifas pada ibu dan fase tumbuh
kembang pada anak. Hal ini yang menjadi alasan pentingnya upaya kesehatan
ibu dan anak menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan di Indonesia
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia [Kemenkes RI], 2016 : 103).

Hipertensi pada kehamilan merupakan penyakit tidak menular penyebab


kematian maternal. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis
yang tidak ditularkan dari orang ke orang. PTM diantaranya adalah hipertensi,
diabetes, penyakit jantung, stroke, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis
(PPOK). PTM merupakan penyebab kematian hampir 70% di dunia. Menurut
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan 2013, tampak
kecenderungan peningkatan prevalensi PTM seperti hipertensi, diabetes,
stroke, dan penyakit sendi/rematik/encok. Fenomena ini diprediksi akan terus
berlanjut (Kemenkes RI, 2018).
Menurut Kementrian Kesehatan RI (2015 :7) angka kematian ibu sudah
mengalami penurunan, namun masih jauh dari target MDG’s tahun 2015.
Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh kualitas pelayanan kesehatan ibu
yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor
determinan lainnya.
Pada saat melaksanakan kegiatan praktik komunitas (pendataan)
didapatkan keluarga Tn.M di Desa Sungai Pinang Lama RT, Tipe kelurga Tn.
“M” adalah keluarga inti (nuclear family) dengan struktur keluarga Patrilokal
yang terdiri dari Tn. “M” selaku kepala keluarga, Tn. “M” selaku ayah, Ny.
“D” selaku istri, An. “R ” selaku anak.
Ny.”D” (36 tahun) merupakan ibu hamil G 3P2A0 usia kehamilan 24
minggu dengan Hipertensi merupakan anggota keluarga Tn.“M” yang ingin
melahirkan di tenaga kesehatan . Adapun anggota keluarga yang lain
mengalami masalah kesehatan yaitu Tn.”M” berstatus perokok aktif dan
An.R tidak ada masalah kesehatan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keluarga dilaksanakan secara
langsung pada Tn.M dan keluarga yaitu Ny.D dan An.R
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada Ny.“D”, Tn.”M” , dan
An.“R,
b. Mahasiswa dapat merumuskan prioritas masalah dari permasalahan yang
telah ditemukan.
c. Mahasiswa dapat membuat analisa data dari permasalah yang telah
ditemukan.
d. Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan kepada Ny.”D” dengan
melakukan penyuluhan tentang hipertensi, Tn.”M” dengan perokok aktif,
An.”R” dengan PHBS

8
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Asuhan Kebidanan Komunitas


1. Pengertian
Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu ”Communitas” yang berarti
kesamaan, juga ”Communis” yang berarti sama, publik ataupun banyak.
Istilah ”Community” dapat diterjemahkan sebagai masyarakat setempat,
istilah yang menunjuk pada warga sebuah desa, kota, suku atau bangsa
(Karyawati dkk, 2011 : 3).
Kebidanan komunitas adalah bentuk-bentuk pelayanan kebidanan yang
dilakukan diluar bagian atau pelayanan berkelanjutan yang diberikan
dirumah sakit dengan menekankan kepada aspek-aspek psikososial budaya
yang ada dimasyarakat.
Kebidanan komunitas adalah upaya memberikan asuhan kebidanan pada
masyarakat baik individu, keluarga, kelompok, daan masyarakat yang
terfokus pada pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga
Berencana (KB), kesehatan reproduksi termasuk usia wanita adiyuswa
secara paripurna (Meilani dkk, 2013:9)
2. Tujuan Asuhan Kebidanan Komunitas
Pemberian asuhan kebidanan komunitas harus terarah atau mempunyai
tujuan yang jelas. Tujuan umum asuhan kebidanan komunitas adalah
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan
perempuan. Adapun tujuan khusus kebidanan komunitas adalah :
a. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan
tanggung jawab bidan.
b. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan,
perawatan nifas, dan perinatal terpadu.
c. Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan resiko
kehamilan, persalinan, nifas, dan perinatal.

9
d. Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian ibu dan anak.
e. Membangun jejaring kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat
setempat atau terkait.
3. Sasaran Kebidanan Komunitas
Sasaran kebidanan komunitas meliputi bayi baru lahir, balita dan pra
sekolah, remaja, dewasa, masa reproduksi (hamil, bersakin, nifas), interval,
klimaksterium yang berada di dalam keluarga dan masyarakat. Sedangkan
sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah individu, keluarga, dan
masyarakat baik yang sehat, sakit maupun yang mempunyai masalah
kesehatan secara umum.
Menurut Karyawati dkk (2011:5-20) fokus/sasaran kebidanan komunitas
dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Sasaran Umum
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi masyarakat, tokoh
masyarakat dan kelompok masyarakat.
b. Sasaran Khusus
1) Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai satu kesatuan utuh dari
aspek biolohi, psikologi, social dan spiritual. Peran bidan komunitas
adalah membantu individu agar memenuhi kebutuhan dasarnya karena
adanya kelemahan fisik, mental yang dialami, keterbatasan
pengetahuan serta kurangnya kemauan menuju kemandirian.
2) Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar
(Extended Family) karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari
berbagai suku hidup dalam suatu komuniti dengan adat istiadat yang
sangat ketat.

10
3) Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah sekumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis, usia, permasalahan (problem). Kegiatan yang
terorganisasi sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Berdasarkan
permasalahan dan kebutuhan yang dihadapi, kelompok khusus dibagi
menjadi 3, yaitu :
a) Kelompok kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhan, yaitu ibu hamil dan bersalin,
kelompok ibu nifas, kelompok bayi, kelompok balita, kelompok
anak usia sekolah, kelompok usia lanjut.
b) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan, misalnya kelompok cacat mental.
c) Kelompok dengan resiko tinggi terserang penyakit, yaitu PSK,
kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika.
4. Prinsip Asuhan Kebidanan Komunitas
a. Kebidanan komunitas sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan
masyarakat, sosial, psikologi, ilmu kebidanan dan lain-lain yang
mendukung peran di komunitas.
b. Berpedoman pada etik profesi kebidanan yang menjunjung harkat dan
martabat kemanusiaan klien.
c. Ciri kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi sebagai unit
analisis. Populasi tersebut berupa kelompok sasaran yang terdiri atas
jumlah perempuan, jumlah kepala keluarganya, jumlah neonatus dan
jumlah balita.
d. Keberhasilan diukur melalui adanya kerjasama dengan berbagai mitra
seperti PKK, kader kesehatan, perawat, dokter dan lain-lain.
5. Strategi dalam Pelaksanaan Kebidanan Komunitas
a. Pendekatan pada masyarakat
b. Pemasaran sosial
c. Menginformasikan pelayanan kebidanan tingkat dasar dan rujukan

11
d. Mengikutsertakan masyarakat dalan upaya peningkatan kesehatan serta
pelaksanaan program kesehatan di masyarakat.
B. Konsep Keluarga
1. Pengertian
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat dibawah satu atap dalam keluarga saling ketergantungan
(Departemen Kesehatan RI, 2014).
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi, atau perkawinan (WHO, 2012).
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian dari keluarga merupakan
sekumpulan orang yang tinggal satu rumah yang terikat oleh ikatan
perkawinan dan mempunyai ikatan darah.
2. Tipe dan Bentuk Keluarga
Tipe keluarga menurut Suprajitno (2012) yaitu sebagai berikut :
a. Nuklear Family : Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang
tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu
ikatan perkawinan, satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah.
b. Extended family : Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara,
misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
c. Reconstitud Nuclear : Pembentukan baru dari keluarga inti melalui
perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah
dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun
hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja diluar
rumah.
d. Middle Age/Aging Couple : suami sebagai pencari uang. Istri
dirumah/kedua-duanya bekerja dirumah. Anak-anak sudah meninggalkan
rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.
e. Dyadic Nuclear : suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai
anak, keduanya/salah satu bekerja dirumah.

12
f. Single Parent : satu orangtua sebagai akibat perceraian/kematian
pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal dirumah/diluar rumah.
g. Dual Carier : suami istrinatau keduanya berkarier dan tanpa anak.
h. Commuter Married : suami istri/keduanya orang karier dan tinggal
terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu
tertentu.
i. Single Adult : wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak
adanya keinginan untuk menikah.
j. Three Generation : tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
k. Institutional : anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu
panti-panti.
l. Comunal : satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami
dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
m. Group Marriege : satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunannya
didalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan
yang lain dan semua adalah orangtua dari anak-anak.
n. Ummaried paret and child : ibu dan anak dimana perkawinan tidak
dikehendaki, anaknya di adopsi.
o. Cohibing Couple : dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa
pernikahan.
3. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menurut Karyawati (2011:7) terdiri dari bermacam-
macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal : Adalah keluarga sederhana yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun
melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal : Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal : Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.

13
d. Patrilokal : Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami.
e. Keluarga Kawinan : Adalah hubungan suami istri sebagai dasar
bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga kaena adanya hubungan dengan suami atau istri.
4. Tugas-tugas Pokok Keluarga
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada didalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih
luas.
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga
5. Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
a. Patriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah dihak ayah
b. Matriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah dipihak ibu
c. Equalitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah
dan ibu
6. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, yaitu :

a. Fungsi biologis : Untuk meneruskan keturunan, membesarkan anak,


memenuhi kebutuhan gizi, memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi psikologis : Memberikan kasih sayang dan rasa aman, perhatian
diantara anggota keluraga, membina pendewasaan kepribadian anggota
keluarga dan memberikan identitas keluarga

14
c. Fungsi sosialisasi : Membina sosialisasi pada anak, membentuk
norma-norma tingka laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan
meneruskn nilai-nilai budaya kelurga
d. Fungsi Ekonomi : Mencari sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, mengatur penggunaan penghasilan untuk kebutuhan
keluarga dan menabung untuk kebutuhan keluarga dimasa akan datang
misalnya pendidikan, jaminan hari tua, dll
e. Fungsi pendidikan : Menyekolahkan anak untuk memberikan
pengetahuan, keterampilan, dan membentuk perilaku anak sesuai bakat
dan minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak untuk hidup dewasa
yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
dan mendidik anak sesuai tingkat-tingkat perkembangannya.
Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut
a. Fungsi Pendidikan : Tugas keluarga adalah mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan
anak
b. Fungsi Sosialisasi Anak : Tugas keluarga adalah bagaimana keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
c. Fungsi Perlindungan : Tugas keluarga adalah melindungi anak dari
tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindungi
dan aman.
d. Fungsi Perasaan : Tugas keluarga adalah memperkenalkan dan mengajak
anak dan anggota lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala
keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang
mengatur kehidupan ini dan kehidupan lain setelah didunia ini.
e. Fungsi Religius : Tugas keluarga adalah memperkenalkan dan mengajak
anak dan anggota keluarga lain dalam kehidupan beragama dan
menanamkan kenyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur
kehidupan ini dan kehidupan lain setelah didunia ini.
f. Fungsi Ekonomis : Tugas kepala keluarga adalah mencari sumber
kehidupan dalam memenuhi fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga

15
bekerja untuk memperoleh penghasilan, mengatur penghasilan tersebut
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
g. Fungsi Rekreatif : Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak selalu
harus pergi ketempat rekreasi, yang penting bagaimana menciptakan
suasana yang menyenamgkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai
keseimbangan kepribadian masing-masing. Rekreasi dapat dilakukan
dirumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman
masing-masing dan sebaginya.
h. Fungsi Biologis : Tugas keluarga adalah untuk meneruskan keturunan
sebagai generasi.
Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota
keluarganya, adalah:
a. Asih, adalah memberikan kasih saying, perhatian,
rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga
memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan
kebutuhannya
b. Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan
perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihata, sehingga
diharapkan menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental,
social, spiritual
c. Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan
anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam
mempersiapkan masa depannya.

16
C. Asuhan Antenatal di Komunitas
1. Pengertian asuhan kebidanan di komunitas
Asuhan antenatal di komunitas adalah pemeriksaan kehamilan untuk
melihat dan memeriksa keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara berkala
diikiuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpanan yang ditemukan
selama kehamilan (Yulifah dan Yuswanto, 2014:60).
Menurut ambarwani dan rismintari (2011: 81-81) asuhan kebidanan
antenatal di komunitas merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama kehamilan, dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang ditetapkan yaitu standar pelayanan kebidanan
(SPK) .
2. Tujuan asuhan antenatal di komunitas
Menurut Yulifah dan Yuswanto (2014:61) ada 2 tujuan asuhan antenatal di
komunitas, yaitu :
a. Tujuan umum
Memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu dan janin (maternal dan
fetal well being) sesuai dengan kebutuhan, sehingga kehamilan dapat
berjalan secara normal dan bayi dapat lahir dengan sehat.
b. Tujuan husus
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan serta
pertumbuhan dan perkembangan bayi.
2) Mendeteksi adanya komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan
janin
3) Merencanakan asuhan khusus sesuai dengan kebutuhan
4) Mempersiapkan persalinan serta kesiagaan dalam menghadapi
komplikasi
5) Mempersiapkan masa nifas dan pemberian ASI ekslusif
3. Standar Minimal Antenatal
Menurut Yulifah dan Yuswanto (2014:61) ada 10 standart pelayanan
antenatal yang dikenal dengan 10 T, yaitu :
a. Timbang berat badan

17
b. Ukur tekanan darah
c. Tentukan nilai status gizi (LILA)
d. Ukur tinggi fundus uteri
e. Tentukan presentasi Jnin dan denyut jantung
janin (DJJ)
f. Skrining status imunisasi tetanus dan
berikan imunisasi TT apabila diperlukan
g. Pemberian imunisasi TT lengkap
h. Pemberian tablet tambah darah minimal 90
tablet selama kehamilan
i. Tes terhadap penyakit menular seksual
j. Temu wicara dalam rangka persiapan
rujukan
4. Standar Pelayanan Antenatal Di Komunitas
Menurut ambarwani dan Rismintari (2011:82-84) ada 6 standar pelayanan
antenatal di komunitas, yaitu :
a. Identifikasi ibu hamil
b. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
c. Palpasi abdomen
d. Pengelolaan anemia pada kehamilan
e. Pengelolaan dini pada kasus hipertensi dalam kehamilan
f. Persiapan kehamilan

D. Hipertensi Pada Kehamilan


1. Pengertian
Hipertensi pada kehamilan merupakan penyakit tidak menular penyebab
kematian maternal. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit
kronis yang tidak ditularkan dari orang ke orang. PTM diantaranya adalah
hipertensi, diabetes, penyakit jantung, stroke, kanker, dan penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK). PTM merupakan penyebab kematian hampir 70%
di dunia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan

18
2013, tampak kecenderungan peningkatan prevalensi PTM seperti
hipertensi, diabetes, stroke, dan penyakit sendi/rematik/encok. Fenomena ini
diprediksi akan terus berlanjut (Kemenkes RI, 2018).
Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia dengan
jumlah penderita lebih satu milyar orang. Data World Health Organization
(WHO) tahun 2013 menunjukkan bahwa sekitar satu milyar orang penduduk
dunia menderita hipertensi dan angka tersebut akan semakin meningkat
pada tahun-tahun berikutnya. Prevalensi hipertensi meningkat di negara-
negara Afrika sebesar 46% dan lebih rendah di negara maju sebesar 35%
(WHO, 2013). Di Amerika Serikat prevalensi hipertensi 31%, laki-laki
lebih tinggi dibanding perempuan (39% dan 23%). Insidensi hipertensi
meningkat 10% pada umur 30 tahun dan meningkat 30% pada umur 60
tahun (Kaplan and Rose, 2010).
Hipertensi merupakan faktor risiko utama peningkatan angka kesakitan
dan kematian karena penyakit kardiovaskular, serebrovaskular dan gagal
ginjal tahap akhir (Sutter, 2017; Kaplan, 2015). Menurut data National
Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 2011-2012 sepertiga
penduduk dewasa di Amerika Serikat adalah penderita hipertensi, hampir
separuhnya tidak terkontrol. Dengan kontrol tekanan darah akan
menurunkan insiden penyakit jantung koroner sebesar 20-25%, stroke 30-
35% dan payah jantung 50% (Sutter, 2017).
Hipertensi pada kehamilan sering terjadi dan merupakan penyebab utama
kematian ibu melahirkan, serta memiliki efek serius lainnya saat
melahirkan. Hipertensi pada kehamilan terjadi pada 5% dari semua
kehamilan (Karthikeyan, 2015). Di Amerika Serikat angka kejadian
kehamilan dengan hipertensi mencapai 6-10 %, dimana terdapat 4 juta
wanita hamil dan diperkirakan 240.000 disertai hipertensi setiap tahun.
Hipertensi merupakan faktor risiko stroke dan insidennya meningkat pada
kehamilan dimana 15% kematian ibu hamil di Amerika disebabkan oleh
pendarahan intraserebral (Malha et al., 2018).
2. Klasifikasi Hipertensi Pada Kehamilan

19
Hipertensi pada kehamilan apabila tekanan darahnya ≥140/90 mmHg.
Dibagi menjadi ringan-sedang (140 – 159 / 90 – 109 mmHg) dan berat
(≥160/110 mmHg) (Malha et al., 2018).
Hipertensi pada kehamilan dapat digolongkan menjadi: 1) pre-
eklampsia/ eklampsia, 2) hipertensi kronis pada kehamilan, 3) hipertensi
kronis disertai preeklampsia, dan 4) hipertensi gestational (Roberts et al.,
2013; Malha et al., 2018).
Tabel 1. Perbedaan Hipertensi kronis, hipertensi gastasional dan
preeklampsia/eklampsia pada kehamilan (Karthikeyan, 2015)

Temuan Hipertensi kronis Hipertensi Pre-eklampsia


gestasional atau eklampsia
Waktu onset <20 minggu Pertengahan ≥20 minggu
kehamilan
Proteinuria Tidak ada Tidak ada Ada
Hemokonsentasi Tidak ada Tidak ada Ada
Trombositopenia Tidak ada Tidak ada Ada
Disfungsi hati Tidak ada Tidak ada Ada
Kreatinin Tidak ada Tidak ada Ada
serum
>1.2 mg/dL
Peningkatan Tidak ada Tidak ada Ada
asam urat serum
Gejala klinik Tidak ada Tidak ada Ada

1. Hipertensi kronis pada kehamilan

Hipertensi kronis pada kehamilan apabila tekanan darahnya ≥140/90


mmHg, terjadi sebelum kehamilan atau ditemukan sebelum 20 minggu
kehamilan. Seringkali merupakan hipertensi esensial / primer, dan
didapatkan pada 3,6-9% kehamilan (Malha et al., 2018). Hipertensi
kronis pada kehamilan adalah hipertensi (≥ 140/90 mmHg) yang telah
ada sebelum kehamilan. Dapat juga didiagnosis sebelum minggu ke-20

20
kehamilan. Ataupun yang terdiagnosis untuk pertama kalinya selama
kehamilan dan berlanjut ke periode post-partum (Karthikeyan, 2015).

Peningkatan tekanan darah pada hipertensi kronis terjadi sebelum


minggu ke-20 kehamilan, dapat bertahan lama sampai lebih dari 12
minggu pasca persalinan (Leeman et al., 2016).

Hipertensi, obesitas dan usia merupakan faktor risiko hipertensi


kronis. Hipertensi kronis pada kehamilan meningkatkan risiko pre-
eklampsia, pertumbuhan janin, persalinan dini, dan kelahiran dengan
ceasar (Seely and Ecker, 2014).

Wanita hipertensi yang hamil memiliki kecenderungan mengalami


preeklampsia, eklampsia, sindroma HELLP, detachment plasenta, gagal
hati, gagal ginjal dan sesak nafas karena cairan pada paru (Cluver et al.,
2017).

Hipertensi kronis pada kehamilan umumnya berasal dari hipertensi


essensial terlihat dari riwayat keluarganya. Tetapi bisa juga berasal dari
kelainan ginjal parenkim, hiperplasia fibromuskular atau
hiperaldosteronisme hanya saja kasusnya jarang (Tranquilli et al., 2014).

Hipertensi kronis berat (SBP ≥ 180 mmHg dan atau DBP ≥ 110
mmHg akan disertai dengan penyakit ginjal, kardiomiopati, koarktasion
aorta, retinopati, diabetes (B sampai F), kolagen vaskular, sindrom
antibodi antifosfolipid, preeklampsia. Wanita hamil dengan hipertensi
kronis berat memiliki risiko tinggi terkena stroke, serbral hemorage,
hipertesi encelopati, pre-eklampsia, serangan jantung, gagal ginjal akut,
abruptio plasenta, koagulopati intravaskular diseminata dan kematian
(Sibai and Chames, 2008).

Mayoritas wanita hipertensi kronis mengalami penurunan tekanan


darah menjelang akhir trimester pertama sekitar 5-10 mmHg mirip
seperti siklus pada wanita normal. Bahkan ada beberapa yang menjadi

21
normal tekanan darahnya. Kemudian tekanan darah naik kembali pada
trimester ketiga sehingga mirip dengan hipertensi gestasional. Tetapi
hipertensi kronis dapat bertahan sampai lebih dari 12 minggu setelah
persalinan (Seely and Ecker, 2014).

Wanita hipertensi kronis setelah persalinan memiliki kemungkinan


terkena komplikasi edema pulmonari, hipertensi enselopati dan gagal
ginjal. Sehingga perlu dilakukan terapi anti hipertensi yang baik untuk
mengontrol tekanan darah (Sibai and Chames, 2008).
1) Penanganan hipertensi kronis pada kehamilan (NICE, 2011)
a) Pemberitahuan bila mengonsumsi ACE inhibitor:
b) Terdapat peningkatan risiko gangguan kongenital
c) Berdiskusi memilih obat hipertensi alternatif
d) Pemberitahuan bila mengonsumsi chlorothiazide:
e) Terdapat peningkatan risiko gangguan kongenital dan komplikasi
neonatal
f) Berdiskusi memilih obat hipertensi alternatif
g) Menjaga tekanan darah kurang dari 150/100 mmHg saat
kehamilan

2) Waktu persalinan untuk hipertensi kronik (NICE, 2011)

Tekanan darah < 160/110 mmHg dengan atau tanpa obat anti
hipertensi tidak diperbolehkan melakukan persalinan sebelum 37
minggu kehamilan.

Tekanan darah < 160/110 mmHg dengan atau tanpa obat anti
hipertensi setelah 37 minggu melakukan konsultasi mengenai hari
persalinan. Persalinan dapat dilakukan setelah kartikosteroids selesai.
2. Hipertensi gestasional

Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang terjadi setelah 20


minggu kehamilan tanpa proteinuria. Angka kejadiannya sebesar 6%.
Sebagian wanita (> 25%) berkembang menjadi pre-eklampsia diagnosis

22
hipertensi gestasional biasanya diketahui setelah melahirkan (Leslie and
Collins, 2016; Malha et al., 2018).

Hipertensi gestasional berat adalah kondisi peningkatan tekanan


darah > 160/110 mmHg. Tekanan darah baru menjadi normal pada post
partum, biasanya dalam sepuluh hari. Pasien mungkin mengalami sakit
kepala, penglihatan kabur, dan sakit perut dan tes laboratorium
abnormal, termasuk jumlah trombosit rendah dan tes fungsi hati
abnormal (Karthikeyan, 2015).

Hipertensi gestasional terjadi setelah 20 minggu kehamilan tanpa


adanya proteinuria. Kelahiran dapat berjalan normal walaupun tekanan
darahnya tinggi. Penyebabnya belum jelas, tetapi merupakan indikasi
terbentuknya hipertensi kronis di masa depan sehingga perlu diawasi dan
dilakukan tindakan pencegahan (Roberts et al., 2013).

6) Penanganan hipertensi gestational pada kehamilan (NICE, 2011)

23
3) Waktu persalinan untuk hipertensi gestational (NICE, 2011)

a) Tekanan darah < 160/110 mmHg dengan atau tanpa obat anti
hipertensi tidak diperbolehkan melakukan persalinan sebelum 37
minggu kehamilan.
b) Tekanan darah < 160/110 mmHg dengan atau tanpa obat anti
hipertensi setelah minggu ke-37 melakukan konsultasi mengenai hari
persalinan.
c) Persalinan dapat dilakukan setelah kartikosteroids selesai.
E. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
1. Pengertian
Menurut Kepmenkes RI (2004) pengertian Buku KIA adalah alat yang
sederhana sebagai alat informasi, Edukasi dan Komunikasi dalam
menyebarkan informasi penting mengenai Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
kepada keluarga.

24
Buku KIA merupakan buku wajib untuk dibaca oleh ibu hamil, suami
dan anggota keluarga karena berisikan informasi penting dan berguna bagi
kesehatan ibu dan anak. Buku kesehatan selain sebagai catatan kesehatan
ibu dan anak, juga dimaksudkan sebagai alat monitor kesehatan dan alat
komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien, sehingga dapat
diharapkan partisipasi masyarakat dalam mengontrol kesehatan ibu dan
anak (Depkes, 2009).
2. Manfaat buku KIA
Manfaat buku KIA secara umum adalah ibu dan anak mempunyai catatan
kesehatan yang lengkap, sejak ibu melahirkan samapai anaknya berusia lima
tahun sedangkan manfaat buku KIA secara khusus adalah untuk mencatat
dan memantau kesehatan ibu dan anak, alat komunikasi dan penyuluhan
yang dilengkapi dengan informasi penting bagi ibu, keluarga dan
masyarakat tentang kesehatan gizi dan paket (standar) pelayanan KIA, alat
untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu
dan anak, catatan pelayanan gizi dan kesehatan ibu dan anak termasuk
rujukannya, gabungan kartu-kartu kesehatan yang pernah ada dan yang
masih ada, seperti KMS ibu hamil, kartu KB, KMS balita, kartu
perkembangan anak (Depkes RI dan JICA,2003)
Kewajiban ibu hamil dalam pemanfaatkan buku KIA :
a. Baca buku KIA
Buku KIA ini merupakan buku pintar untuk ibu hamil, maka kewajiban
bagi ibu hamil untuk membaca secara keseluruhan Buku KIA ini karena
berisi informasi yang sangat berguna untuk kesehatan ibu dan anak.
b. Bawa Buku KIA
Buku ini dibawa oleh ibu hamil dan diberikan kepada petugas kesehatan
setiap kali ke Posyandu, Polindes, Puskesmas, bidan/dokter praktik
swasta dan rumah sakit, karena salah satu manfaat dari buku KIA untuk
mencatat dan alat memantau serta memonitoring kesehatan ibu dan anak.
c. Jaga Buku KIA
Buku ini disimpan,jangan sampai hilang

25
3. Pemanfaat Buku KIA
Kebijakan dan berbagai upaya pemerintah untuk menurunkan angka
kematian ibu dan bayi, antara lain dengan kegiatan Gerakan Sayang Ibu
(GSI), strategi making pregnancy safer dan pengadaan buku KIA. Buku
KIA telah diperkenalkan sejak 1994 dengan bantuan Badan Kerjasama
Internasional Jepang (JICA). Buku KIA diarahkan untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang kesehatan ibu dan anak.
Buku KIA selain sebagai catatan kesehatan ibu dan anak, alat monitor
kesehatan dan alat komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien
(Hasanbasri dan Ernoviana, 2006).
4. Karakteristik ibu hamil dalam memanfaatkan buku KIA
a. Usia
Usia adalah usia responden menurut tahun terakhir. Usia sangat erat
hubungannya dengan pengetahuan seseorang, karena semakin bertambah
usia maka semakin banyak pula pengetahuannya (Notoatmodjo, 2003).
Kemajuan dibidang sosial ekonomi, termasuk peningkatan akses
terhadap kesempatan kerja dan pendidikan menyebabkan terdensi untuk
menikah di usia muda bagi kaum wanita semakin berkurang. Namun
masih banyak terjadi di masyarakat pedesaan, wanita menikah di usia
sangat muda. Kemungkinan mempunyai anak di usia dini semakin lebih
besar.
b. Pendidikan
Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok masyarakat sehingga
mereka memperoleh tujuan yang diharapkan. Sehingga mampu untuk
meningkatkan kesehatan ( Hulick, 2004 ). Pendidikan adalah jenjang
pendidikan formal terakhir yang telah terselesaikan oleh seseorang, yaitu:
SD, SMP, SMA, Perguruan tinggi. Menurut Heru yang dikutip oleh
Laksmono dan Tirto, semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
menerima informasi maka makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
c. Pekerjaan

26
Pekerjaan adalah kegiatan yang menghasilkan uang dan bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga. Menyatakan bahwa pekerjaan akan
mempengaruhi jumlah pedapatan . Selanjutnya pendapatan keluarga yang
memadai akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak karena
orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak (Sianturi, 2007).
d. Paritas
Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin hidup, bukan
janin yang dilahirkan (Bobak, 2005), yaitu:
1) Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali
2) Multigravida adalah seorang wanita yang sudah hamil dua kali atau
lebih
F. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
1. Pengertian
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas dasar kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga
dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif
dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan di masyarakat. (depkes,2007)

Perilaku hidup bersih dan sehat harus diterapkan dalam setiap sisi
kehidupan manusia kapan saja dan dimana saja. Phbs di rumah tetangga
atau keluarga, institusi kesehatan, tempat-tempat umum, sekolah maupun di
tempat kerja karena perilaku merupakan sikap dan tindakan yang akan
membentuk kebiasaan sehingga melekat dalam diri seseorang.

PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota


rumah tangga agar tahu mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup
bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat.

2. Tujuan PHBS

27
Menurut Depkes 2017 adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran,
kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta
masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta aktif
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
3. Tatanan PHBS di tatanan rumah tangga
Menurut Depkes 2007 indikator PHBS di tatanan rumah tangga:
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menurunkan risiko
gangguan pasca persalinan dan mencegah infeksi Neonatus.
b. Memberi asi eksklusif
ASI eksklusif secara nyata mampu menekan angka kematian balita,
memberikan ASI eksklusif tidak hanya memberikan manfaat bagi bayi
namun bermanfaat juga bagi ibu. Ibu yang menyusui 20% terhindar dari
resiko terkena kanker payudara dan kanker rahim.
c. Menimbang balita setiap bulan
Jika keluarga memiliki balita wajib membawanya ke posyandu untuk
dilakukan penimbangan titik menimbang berat badan merupakan
parameter untuk menentukan status gizi balita dengan melakukan
penimbangan setiap bulan dapat diketahui pertumbuhan dan
perkembangan balita serta dapat diketahui lebih awal jika terdapat
indikasi kekurangan gizi.
d. Menggunakan air bersih
Berbagai penyakit dapat diakibatkan oleh penggunaan air yang tidak
bersih. Jika kondisi air yang digunakan tidak jernih, keruh atau berbau
sebaiknya air yang digunakan diolah terlebih dahulu agar menjadi air
bersih dengan menggunakan saringan sederhana.
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Membiasakan kan untuk mencuci tangan setelah melakukan pekerjaan
dan ketika akan mengerjakan sesuatu pekerjaan hal ini secara nyata telah
mencegah perpindahan kuman dan penyebaran penyakit yang disebabkan
oleh berbagai bakteri penyebab infeksi.

28
f. Menggunakan jamban sehat
Kotoran manusia merupakan sumber penyebaran penyakit yang sangat
kompleks antara lain tipes, disentri koma, berbagai macam penyakit
cacing, schisosomiasis dan sebagainya. secara langsung kotoran ini dapat
mengkontaminasi makanan, minuman, sumber, tanah dan sebagainya.
g. Makan buah dan sayur setiap hari
Sayur dan buah merupakan sumber gizi yang lengkap dan sehat serta
mudah didapatkan titik dengan mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari
kebutuhan gizi dapat terpenuhi.
h. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik, gerak badan atau melakukan pekerjaan di rumah akan
meningkatkan kekuatan otot dan menyehatkan badan.
i. Tidak merokok didalam rumah
Rokok berbahaya tidak saja bagi perokok tetapi juga terhadap orang-
orang di sekelilingnya untuk itu hindarilah untuk merokok di dalam
rumah.
4. Merokok
a. Pengertian
Menurut subana 2004 menyatakan merokok adalah sebuah kebiasaan
yang dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok namun di lain pihak
dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok itu sendiri maupun
orang-orang disekitarnya. Sedangkan menurut Bustan 2007, merokok
merupakan salah satu kebiasaan yang lazim ditemui dalam kehidupan
sehari-hari sehingga di mana-mana mudah ditemui orang yang merokok
khususnya lelaki dan lainnya wanita, anak kecil-tua renta, kaya miskin
dan tidak ada terkecuali.
Definisi perokok menurut WHO dalam Depkes 2004 adalah mereka
yang merokok setiap hari untuk jangka waktu minimal 6 bulan selama
hidupnya masih merokok survei dilakukan.
b. Faktor penyebab

29
Subanada 2004 menyatakan faktor-faktor yang menyebabkan perilaku
merokok :
1) Faktor fisiologis, merokok dapat menjadi sebuah cara bagi individu
untuk santai dan kesenangan tekanan tekanan teman sebaya,
penampilan diri, sifat ingin tahu, stress, kebosanan dan ingin
kelihatan gagah merupakan hal-hal yang dapat mengkontribusi
mulainya merokok. Selain itu, individu dengan gangguan cemas
bisa menggunakan rokok untuk menghilangkan kecemasan yang
mereka alami.
2) Faktor biologis, faktor genetik dapat mempengaruhi seseorang untuk
mempunyai ketergantungan terhadap rokok. Faktor lain yang mungkin
mengkontribusi perkembangan kecanduan nikotin adalah merasakan
adanya efek bermanfaat dari nikotin. Proses biologi nya yaitu nikotin
diterima reseptor asetilkotin-nikotinik yang kemudian membagi ke
jalur imbalan dan jalur adrenergenik. Pada jalur imbalan perokok akan
merasakan kenikmatan, memaju sistem dopaminergik. hasilnya
perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang
dan mampu menekan rasa lapar. Di jalur adrenergik, zat ini akan
mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang
mengeluarkan sorotin. Meningkatnya sorotin menimbulkan
rangsangan rasa senang sekaligus keinginan mencari rokok lagi. hal
inilah yang menyebabkan perokok sangat sulit meninggalkan rokok
karena sudah ketergantungan pada nikotin. Ketika ia berhenti
merokok rasa nikmat yang diperolehnya akan berkurang.
3) Faktor lingkungan yang berkaitan dengan penggunaan tembakau
antara lain orang tua saudara kandung maupun teman sebaya yang
merokok, terpapar reklame tembakau, artis pada reklame tembakau di
media. orang tua memegang peranan penting, selain itu juga reklame
tembakau diperkirakan mempunyai pengaruh yang lebih kuat daripada
pengaruh orang tua atau teman sebaya, hal ini ini mungkin karena

30
mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap penampilan dan manfaat
rokok.
4) Faktor-faktor regulatori, peningkatan harga jual atau diberlakukan
cukai yang tinggi akan menurunkan pembelian dan konsumsi.
Pembatasan fasilitas untuk merokok sama dengan menetapkan ruang
atau daerah bebas rokok diharapkan mengurangi konsumsi titik tetapi
kenyataannya terdapat peningkatan kejadian memulai merokok pada
mahasiswa walaupun telah dibuat usaha-usaha untuk mencegahnya.
c. Bahaya merokok
Bahaya merokok terdapat remaja terutama terhadap fisiknya seperti
yang dijelaskan oleh Depkes RI 2004 yaitu rokok pada dasarnya
merupakan pabrik bahan kimia berbahaya dimana saat batang rokok
terbakar, maka asapnya menguraikan sekitar 4000 bahan kimia dengan
tiga komponen utama, yaitu nikotin yang menyebabkan ketergantungan
atau adiksi, tar yang bersifat karsinogenik sedangkan karbon monoksida
yang aktivitasnya sangat kuat terhadap hemoglobin sehingga kadar
oksigen dalam darah berkurang dan bahan-bahan kimia lain yang
beracun. Seseorang membakar kemudian menghisap rokok, maka ia akan
sekaligus mengisap bahan-bahan kimia yang disebutkan di atas di mana
rokok yang dibakar kema maka asapnya juga akan berterbangan di
sekitar si perokok. Asap yang berterbangan itu juga mengandung bahan
yang berbahaya baik si perokok sendiri maupun orang di sekitarnya yang
tidak merokok.
Adapun bahaya merokok adalah sebagai berikut:
1) Bagi perokok aktif
Dapat meningkatkan risiko 2 kali lebih besar untuk mengalami
serangan jantung, setruk, tekanan darah tinggi atau kadar kolesterol
tinggi dan meningkatkan risiko 10 kali lebih besar untuk mengalami
serangan jantung bagi wanita pengguna pil KB serta meningkatkan
risiko 5 kali lebih besar untuk menderita kerusakan jaringan anggota
tubuh yang rentan.

31
2) Bagi perokok pasif
Dapat terjadi kerusakan paru-paru di mana kandungan rokok tersebut
akan memperparah penyakit yang sedang diderita dan kemungkinan
mendapat serangan jantung yang lebih tinggi dari mereka yang
berpenyakit jantung serta anak-anak yang orangtuanya merokok akan
mengalami batuk pilek radang tenggorokan serta penyakit paru lebih
tinggi titik selain itu, jika suami perokok, maka asap rokok yang
dihirup oleh istrinya akan mempengaruhi bayi dalam kandungan
(Depkes RI, 2004)
d. Dampak merokok
Akibat dari kebiasaan merokok sangat berbahaya bagi kesehatan dapat
menimbulkan berbagai penyakit baik secara langsung maupun tidak
langsung antara lain menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran
napas serta jaringan paru-paru akibatnya terjadi perubahan anatomi
saluran napas yang timbul pada perubahan fungsi paru-paru dengan
segala macam gejala klinisnya atau menyebabkan penyakit obstruksi
paru menahun (PPOM) seperti emfisema paru-paru, bronkitis kronis dan
asma yang menyebabkan utama timbulnya kanker paru adalah asap rokok
(Tandra, 2003) dalam Depkes RI 2020.
e. Upaya mengurangi merokok
Menurut Ratih Fatma Andini 2012 upaya untuk mengurangi merokok
secara mandiri yaitu:
1) Tiga bulan pertama mengurangi merokok sebanyak setengah bungkus
rokok
2) 5 bulan berikutnya merokok 3 sampai 5 batang dalam 1 hari
3) Menghindar dari pergaulan teman sekitar yang merokok
4) Mengalihkan perhatian jika ingin merokok dengan melakukan
kegiatan

32
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN. M DI


DESA SUNGAI PINANG LAMA RT 04 WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SUNGAI TABUK II TAHUN 2020

A. Pengkajian
Hari/tanggal : Jum’at, 11 Desember 2020
Jam : 13:30 WITA
Data dan identifikasi
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn.M
Umur : 38 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh lepas
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Alamat : Desa Sungai Pinang Lama RT 04,
Kecamatan Sungai Tabuk 2, Kabupaten
Banjar
2. Genogram

Tn.M Ny. D

LAKI-LAKI
An.R PEREMPUAN

33
3. Identitas Anggota Keluarga

N Nama Umur Jenis Status Pendidikan Pekerjaan Ket


o kelamin
1. Ny.D 36 Perempua Kawin SD IRT
Tahun n
2. An. R 18 Laki-Laki Belum SMA Pelajar
Tahun kawin
4. Kegiatan Sehari-hari

No Jenis Pola Kebiasaan Keterangan


Nutrisi a) Tn. M
Makan :
3x/hari (porsi sedang) dengan
komposisi nasi, lauk dan sayur.
Sarapan, makan siang, dan makan
malam dirumah.
Minum : 6-8 gelas/hari (air putih dan
kopi dipagi hari).
Keluhan : riwayat alergi makanan (-)
b) Ny. D
Makan :
3x/hari (porsi sedang) dengan
komposisi nasi, lauk, dan sayur.
Sarapan, makan siang dan makan
malam dirumah.
Minum :
6-7 gelas/hari (air putih)
Keluhan : riwayat alergi makanan (-)
c) An. R
Makan :
3x/hari (porsi sedang) dengan

34
komposisi nasi, lauk, dan sayur.
Sarapan, makan siang dan makan
dirumah.
Minum :
6-7 gelas/hari (air putih)
Keluhan : riwayat alergi makanan (-)
Personal Hygiene Seluruh anggota keluarga mandi
2x/hari, gosok gigi 2x/hari ketika mandi
selalu mengganti pakaiannya 2x/hari
atau bila kotor/basah.
3. Istirahat a) Tn. M tidak teratur tidur siang, tidur
malam ± 7 jam/hari
b) Ny.D tidur siang ±2 jam, tidur
malam ±7 jam/hari
c) An.R tidur siang ±2 jam, tidur
malam ±6 jam/hari
4. Pola Kebiasaan a) Di keluarga Tn.M ada yang merokok
Kesehatan b) Kadang-kadang Tn.M merokok di
dalam rumah ataupun di teras rumah
tetapi keluarga juga ada ikut duduk
santai di teras tersebut sehingga
tetap menghirup asap rokok
c) Tidak ada waktu khusus untuk
berolahraga
d) Jika ada keluarga yang sakit, pasti
berobat ke puskesmas terdekat
dengan rumah ataupun ke bidan
desa.
5. Data Eliminasi Seluruh anggota keluarga mengatakan
BAB 1-2x/hari di pagi hari dengan
konsistensi lembek dan berwarna
kuning

35
6. Aktivitas a) Tn. M
Pada pukul 08:00 WITA Tn. M
berangkat kerja dan pulang pukul
15:00 WITA
b) Ny. D
Ny. D melakukan aktivitas rumah
tangga seperti biasanya, seperti :
menyapu, mengepel, mencuci, dan
memasak serta kadang-kadang
melakukan pekerjaan membuat atap
dari daun rumbia
c) An. R
Pada pukul 07:30 WITA berangkat
sekolah dan pulang pukul 14:00
WITA

7. Keadaan Sosial Ekonomi Sebagai seorang buruh lepas Tn. M ±


RP.1000.000,00-1.500.000,00/bulan.
Dari penghasilan tersebut dapat
menghidupi seluruh anggota
keluarganya dan menyisihkan sedikit
uang untuk ditabung

5. Kondisi lingkungan
a. Status kepemilikan : Rumah milik pribadi

b. Denah Rumah :

36
I II

Keterangan :
III IV I : kamar tidur
II : Dapur
III : Ruang Tamu
IV : Kamar tidur

1) Ukuran rumah : 6 cm x 7 cm
2) Jenis rumah : Rumah Kayu
3) Atap Rumah : Seng
4) Lantai Rumah : Kayu
5) Ventilasi : Baik
6) Kebersihan dan Kerapian : cukup baik
7) Sumber Air : Sumber air utama yang digunakan berasal
dari air sungai dengan kualitas air cukup baik (berwarna agak
kecoklatan tetapi tidak berbau dan tidak berasa) sedangkan untuk
minum menggunakan air gallon isi ulang
8) Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) : Terbuka
9) Jamban : Cemplung
10) Kandang Ternak : Tidak memiliki ternak
11) Pemanfaataan pekarangan : tidak dimanfaatkan

37
12) Pemanfataan fasilitas kesehatan : Bila ada keluarga yang sakit
diperiksa ke puskesmas ataupun bidan desa
13) Asuransi Kesehatan Keluarga : Keluarga masih belum memiliki
asuransi kesehatan, seperti BPJS Kesehatan dan yang lainnya.
6. Keadaan Kesehatan Keluarga
a. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu mengatakan jika seluruh anggota keluarganya tidak ada yang
mengalami penyakit kronis/menahun, seperti tumor dan kanker, penyakit
menurun seperti jantung, kencing manis, diabetes, dan tekanan darah
tinggi serta penyakit menular seperti TBC/ sakit paru dan Hepatitis/sakit
kuning.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Saat ini Ny.D mengalami riwayat hipertensi selama kehamilan
sekarang. HPHT : 04-07-2020 dan TP : 21-04-2021
2) Saat ini mengatakan sering menghirup asap rokok yang dikonsumsi
suaminya saat duduk bersama diteras rumah
7. Riwayat Keluarga Berencana (KB)
Ibu mengatakan pernah menggunakan Pil KB dan tidak memiliki keluhan
8. Fungsi Keluarga
Kedelapan fungsi keluarga sudah dijalankan dengan baik, yaitu fungsi
keagamaan, fungsi social budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan,
fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi dan
fungsi pembinaan lingkungan.
9. Stress dan Koping
1) Stress jangka pendek
a) Ny.D hamil 24 minggu dengan riwayat seksio sesaria dan hipertensi
b) Tn. A mengatasi kelelehan sepulang bekerja selalu dengan merokok
2) Stress jangka panjang
Keluarga Tn. M belum ada yang memiliki asuransi kesehatan seperti
BPJS Kesehatan
10. Komunikasi

38
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah Bahasa banjar, hubungan antar
keluarga cukup harmunis begitu pula dengan tetangga. Sarana komunikasi
yang digunakan di dalam keluarga telepon android, televise dan radio.
11. Transportasi
Untuk sehari-hari beraktivitas keluarga Tn.M menggunakan sepeda motor
dan untuk bekerja menggunakan perahu kecil.
12. Pemeriksaan fisik pada Ny. D
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tekanan Darah : 150/90 mmHg
4) Nadi : 82x/menit
5) Suhu : 36,6˚C
6) Pernapasan : 22x/menit
7) BB sekarang : 68 kg
8) BB sebelum Hamil : 60 kg
9) TB : 158 cm
10) LILA : 26 CM
b. Pemeriksaan Fisik
1) Infeksi
Wajah : agak pucat, tidak tampak edema dan tidak ada
cloasma gravidarum
Mata : sklera berwarna putih dan konjungtiva tidak pucat
Mulut : bibir lembab, tidak ada stomatitis dan tidak ada
caries gigi
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar thyroid
Dada : tidak terlihat adanya retraksi intercostal/tarikan
dinding dada ke dalam, payudara tampak simetris
dan kedua putting susu menonjol
Abdomen : ada luka bekas operasi section caesarea, abdomen
tampak membesar

39
Genetalia : tidak dikaji
Anus : tidak dikaji
Ektrimitas atas dan bawah : tidak ada varises dan edema
c. Palpasi
Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid,
tidak terdapat kelenjar limfe dan tidak terdapat
pembendungan pada vena jugularis
Payudara : tidak adanya nyeri tekan pada kedua payudara,
tidak adanya benjolan abdormal pada kedua
payudara, colostrum belum keluar
Abdomen

Leopold I : teraba bulat, lunak, tidak melenting, TFU


setinggi pusat

Leopold II : Punggung Kiri

Leopold III : Presentasi kepala

Leopold IV : Belum masuk PAP

Ekstrimitas bawah : tidak terdapat oedema pada kedua tungkai

d. Perkusi
Refleks patella : positif kanan dan kiri
e. Auskultasi : 133x/menit
f. Pemeriksaan laboratorium :
Hemoglobin : 12,2 gr%
HIV Rapid : Non Reaktif
HBsAg Rapid : Non Reaktif
Protein Urine : Negatif
Glokusa : Negatif
B. Analisa Data
Masalah kesehatan yang dialami keluarga Tn. M adalah sebagai berikut :

40
1. Kurangnya pengetahuan ibu tentang hipertensi pada kehamilan.
Terihat dari hasil pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan pada setiap
kunjungan kehamilan. Ibu mengatakan selama ini tidak tahu kalau keadaan
yang dialaminya merupakan suatu masalah.
2. Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya membawa buku KIA saat
kunjungan ANC
Terlihat dari hasil pemeriksaan pada buku kunjungan ibu, catatan
kunjungan hanya 2 kali sisanya ada yang kosong. Serta kurang
pemahamanan tentang pentingnya buku KIA pada ibu
3. Kurangnya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat khususnya merokok
Saat melakukan kunjungan kerumah ibu mengatakan bahwa suaminya
sering merokok diluar rumah atau pun di dalam rumah dan pada saat
pulang kerja pada saat lelah Tn. M selalu merokok. Tn.”M” mengatakan
biasanya mengkonsumsi rokok ± 8 batang perhari atau 1 bungkus rokok
yang berarti Tn. M merupakan perokok yang aktif sedangkan Ny. D dan
An. R menjadi perokok pasif.
C. Prioritas masalah
Prioritas masalah merupakan langkah selanjutnya setelah masalah
ditemukan dan ditentukan keluarga bersama dengan tenaga kesehatan yaitu
bidan. Prioritas disusun karena tidak memungkinkannya menyelesaikan
masalah dalam keluarga Tn.M secara bersama-sama. Oleh karena itu, prioritas
disusun untuk menentukan tingkatan permasalahan agar penyelesaian lebih
terfokus dan sesuai dengan sasaran serta harapan.
Prioritas masalah pada keluarga Tn. M adalah sebagai berikut :
Prioritas I : kurangnya pengetahuan ibu tentang hipertensi pada
kehamilan
Skoring

Kriteria Nilai Bobot Skor Keterangan


Sifat masalah 2/3 ×1 1 2/3 Ancaman terhadap kehamilan
nya yaitu proses persalinan ibu
yang bisa menyebabkan risiko

41
kelahiran premature, terjadinya
abrupsio plasenta, serta
pendarahan pascasalin

Kemungkinan 2/2×2 2 2 Masalah sebenarnya dapat


masalah dapat diubah, tetapi secara bertahap,
diubah sesuai dengan pemahaman ibu
bahwa dengan mengkonsumsi
obat anti hipertensi secara
teratur yang diberikan oleh
pelayanan kesehatan serta
dengan mengkonsumsi
makanan yang sehat dapat
membantu menurunkan tekanan
darah pada ibu.

Potensi masalah 3/3×1 1 1 Masalah dapat dicegah dengan


untuk diubah penjelasan tentang makanan
sehat untuk ibu hamil serta
mengurangi makanan yang
banyak mengandung garam.
Menonjolnya 1/2×1 1 1/2 Ibu merasa bahwa nutrisi dalam
masalah kehamilan adalah sebagai
masalah dan perlu segera
ditangani.
Jumlah 5 6

Prioritas II : kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya buku


KIA setiap kunjungan

Skoring

Bobo
Kriteria Nilai Skor Keterangan
t
Sifat masalah 2/3 ×1 1 2/3 Tidak dapat memantau
perkembangan janin serta

42
kesehatan ibu

Kemungkinan 2/2×2 2 2
masalah dapat Masalah sebenarnya dapat
diubah diubah, tetapi secara bertahap,
sesuai dengan pemahaman ibu
bahwa dengan membawa buku
KIA setiap kali kunjungan
ANC sangat penting, agar
nantinya kesehatan janin dan
kesehatan ibu dapat terpantau
dengan baik.

Potensi masalah 3/3×1 1 1 Masalah dapat dicegah dengan


untuk diubah penjelasan tentang manfaat
buku KIA pada ibu hamil .

Menonjolnya 1/2×1 1 1/2 Ibu merasa bahwa tidak tahu


masalah nya manfaat buku KIA bagi ibu
hamil adalah sebagai masalah
dan perlu segera ditangani.
Jumlah 5 6

Prioritas III : kurangnya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat


khususnya kebiasaan merokok

Kriteria Nilai Bobot Skor Keterangan


Sifat masalah 3/3 ×1 1 1 Tidak/Kurang sehat karena
kebiasaan merokok yang
menjadi ancaman kesehatan
pada anggota keluarga Tn.M

Kemungkinan 1/2×2 2 1 Masalah yang terjadi hanya


masalah dapat sebagian yang dapat diubah
diubah kerena kebiasaan merokok
bapak bisa berhenti dengan
kemauan dari Tn.M sendiri

Potensi masalah 3/3×1 1 1 Masalah dapat dicegah dengan


untuk diubah pendidikan kesehatan
Menonjol 2/2×1 1 1 Bapak merasa bahwa kebiasaan

43
nya masalah merokok adalah suatu masalah
berat dan harus ditangani
segera.
Jumlah 5 4

D. Asuhan Kebidanan
1. Kurangnya pengetahuan ibu tentang hipertensi pada kehamilan
a. Data
Ny. D mengatakan bahwa ia sebelumnya sudah diberitahu bahwa dirinya
mengalami hipertensi namun ibu mengatakan bahwa ia tidak merasa
pusing selama kehamilannya dan tetap teratur meminum obat yang
diberikan dari bidan atau puskesmas
b. Masalah kesehatan
Kurangnya pengetahuan ibu tentang tanda-tanda hipertensi pada
kehamilan
c. Tujuan
1) Keluarga mengetahuui apa itu hipertensi
2) Keluarga mengetahui kebutuhan dasar ibu hamil
3) Keluarga mengetahui dampak jika tidak mengonsumsi obat yang di
berikan pelayanan kesehatan
d. Rencana tindakan
1) Beri KIE tentang hipertensi, tanda dan gejala
2) Beritahu ibu tentang kebutuhan dasar ibu hamil
3) Beritahu ibu untuk selalu mengkonsumsi obat yang diberikan bidan
atau pelayanan kesehatan
e. Tindakan
1) Memberikan KIE tentang
A. Hipertensi pada Kehamilan
Hipertensi pada kehamilan merupakan penyakit tidak menular
penyebab kematian maternal. Penyakit tidak menular (PTM)
merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan dari orang ke
orang. PTM diantaranya adalah hipertensi, diabetes, penyakit

44
jantung, stroke, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis
(PPOK). Penanganan hipertensi kronis pada kehamilan (NICE,
2011)
(1)Pemberitahuan bila mengonsumsi ACE inhibitor:
(2)Terdapat peningkatan risiko gangguan kongenital
(3)Berdiskusi memilih obat hipertensi alternatif
(4)Pemberitahuan bila mengonsumsi chlorothiazide:
(5)Terdapat peningkatan risiko gangguan kongenital dan
komplikasi neonatal
(6)Berdiskusi memilih obat hipertensi alternatif
(7)Menjaga tekanan darah kurang dari 150/100 mmHg saat
kehamilan
2. Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya buku KIA setiap
kunjungan
a. Data
Saat kunjungan rumah kami melihat jadwal kunjungan pada buku KIA
ibu hanya 1 kali kunjungan yaitu kunjungan hanya pada kunjungan
kedua untuk kunjungan pertama dikosongkan karena saat kunjungan
ibu lupa membawa buku KIA nya, dan untuk kunjungan ketiga ibu
juga lupa membawa buku KIA nya
b. Masalah kesehatan
Kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat buku KIA
c. Tujuan
Keluarga mengetahui apa itu manfaat buku KIA
d. Rencana tindakan
1) Memberikan KIE tentang manfaat buku KIA saat kunjungan
2) Memberitahu ibu tentang isi buku KIA
e. Tindakan
1) Memberikan KIE tentang
(a)Manfaat buku KIA

45
Manfaat buku KIA secara umum adalah ibu dan anak
mempunyai catatan kesehatan yang lengkap, sejak ibu
melahirkan samapai anaknya berusia lima tahun sedangkan
manfaat buku KIA secara khusus adalah untuk mencatat dan
memantau kesehatan ibu dan anak, alat komunikasi dan
penyuluhan yang dilengkapi dengan informasi penting bagi ibu,
keluarga dan masyarakat tentang kesehatan gizi dan paket
(standar) pelayanan KIA, alat untuk mendeteksi secara dini
adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak, catatan
pelayanan gizi dan kesehatan ibu dan anak termasuk rujukannya,
gabungan kartu-kartu kesehatan yang pernah ada dan yang
masih ada, seperti KMS ibu hamil, kartu KB, KMS balita, kartu
perkembangan anak (Depkes RI dan JICA,2003)
3. Kurangnya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat khususnya
kebiasaan merokok
a. Data
Saat kunjungan dirumah ibu mengatakan bahwa suaminya Tn.M sering
merokok di dalam rumah maupun pekarangan rumah. Dalam sehari
bisa menghabiskan sebanyak 16 batang perhari
b. Masalah kesehatan
Kebiasaan merokok didalam rumah dan langsung terpapar dengan
anggota keluarga
c. Tujuan
Agar terciptanya pola hidup yang bersih dan sehat di lingkungan
keluarga
d. Tindakan
1) Memberikan KIE tentang upaya mengurangi merokok
a) Tiga bulan pertama mengurangi merokok sebanyak setengah
bungkus rokok
b) Lima bulan berikutnya merokok tiga sampai lima batang dalam
satu hari

46
c) Memberitahu apabila merokok untuk diruang terbuka, agar asap
rokok tidak terpapar langsung kepada keluarga dan istri. Jangan
merokok didalam ruang tertutup dan kedap udara dan terpapar
oleh istri yang sedang hamil dikarenakan akan mengganggu
pernapasan ibu dan kesehatan janin
d) Menghindar dari pergaulan teman sekitar yang merokok
e) Mengalihkan perhatian jika ingin merokok dengan malakukan
kegiatan
2) Memberikan KIE tentang bahaya merokok
a) Bagi perokok aktif
Dapat meningkatkan risiko dua kali lebih besar untuk
mengalami serangan jantung, stroke, tekanan darah tinggi atau
kadar kolestrol tinggi dan meningkatkan risiko 10 kali lebih
besar untuk mengalami serangan jantung bagi wanita pengguna
pil KB serta meningkatkan risiko lima kali lebih besar untuk
menderita kerusakan jaringan anggota tubuh yang rentan.
b) Bagi perokok pasif
Paparan dari asap rokok yang berada dalam satu ruangan
dengan ibu hamil maka dampak dari paparan asap tersebut bisa
berdampak buruk dan mengganggu kesehatan ibu dan janin,
dapat terjadi kerusakan paru-paru dimana kandungan rokok
tersebut akan memperparah penyakit yang sedang di derita dan
kemungkinan mendapat serangan jantung yang lebih tinggi dari
mereka yang berpenyakit jantung serta anak-anak yang
orangtuanya merokok akan mengalami batuk pilek, radang
tenggorokan serta penyakit paru lebih tinggi
e. Evaluasi
1) Keluarga mengetahui apa saja bahaya merokok bagi kesehatan baik
pengguna aktif maupun pasif

47
2) Saat dilakukan kunjungan ulang pada keluarga Tn. M terlihat sudah
tidak merokok didalam rumah lagi dan bapak mengatakan sudah
mengatakan sudah mengurangi mengkonsumsi rokok dalam sehari
3) Saat kunjungan ulang bapak mengatakan akan lebih menjaga agar
istri tidak terpapar asap rokok yang dikonsumsinya

48
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada kesempatan ini penulis melakukan asuhan kebidanan pada keluarga Tn. M
di wilayah kerja puskesmas Sungai Tabuk II. Setelah melakukan pengkajian pada
keluarga Tn.M di desa Sungai Pinang Lama penulis menemukan beberapa
masalah kesehatan
1. Isteri dari Tn.M yang kehamilannya mengalami hipertensi dengan tekanan
darah 150/90 mmHg. Hipertensi gestasional berat adalah kondisi peningkatan
tekanan darah > 160/110 mmHg. Tekanan darah baru menjadi normal pada
post partum, biasanya dalam sepuluh hari. Pasien mungkin mengalami sakit
kepala, penglihatan kabur, dan sakit perut dan tes laboratorium abnormal,
termasuk jumlah trombosit rendah dan tes fungsi hati abnormal (Karthikeyan,
2015).

Hipertensi gestasional terjadi setelah 20 minggu kehamilan tanpa adanya


proteinuria. Kelahiran dapat berjalan normal walaupun tekanan darahnya
tinggi. Penyebabnya belum jelas, tetapi merupakan indikasi terbentuknya
hipertensi kronis di masa depan sehingga perlu diawasi dan dilakukan
tindakan pencegahan (Roberts et al., 2013).

Istri Tn. M juga sering terpapar asap rokok suami ketika suami pulang kerja
dan hampir setiap hari ketika keluarga sedang santai ngobrol di pekarangan
rumah, penangan pada ibu hamil yang terpapar asap rokok yaitu dengan
mengurangi aktivitas bersama perokok agar terhindar dari asap rokok,
menyarankan kepada suami untuk merokok diluar rumah atau diruang terbuka,
sering mengkonsumsi air putih dan makan-makanan yang bergizi lainnya.

2. Istri Tn. M saat melakukan kunjungan ANC ke tempat pelayanan kesehatan


sering lupa membawa buku KIA nya. Hal ini di lihat berdasarkan hasil
kunjungannya yang tidak terisi teratur dan di data juga di dapatkan dari hasil
menganamnesa dari pihak bidan desa tersebut.

49
Dalam Asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny. D adalah memberikan
KIE kepada ibu tentang pemanfataan buku KIA pada kehamilan. Dalam teori
dikatakan Buku KIA merupakan buku wajib untuk dibaca oleh ibu hamil,
suami dan anggota keluarga karena berisikan informasi penting dan berguna
bagi kesehatan ibu dan anak. Buku kesehatan selain sebagai catatan kesehatan
ibu dan anak, juga dimaksudkan sebagai alat monitor kesehatan dan alat
komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien, sehingga dapat diharapkan
partisipasi masyarakat dalam mengontrol kesehatan ibu dan anak (Depkes,
2009).
3. Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat khususnya kebiasaan merokok
Tn.M sebagai kepala keluarga yang mempunyai kebiasaan merokok didalam
rumah mengatakan dalam sehari merokok sebanyak 16 batang.
Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin berapa pun
jmulahnya atau menghirup asap rokok secara sengaja. Perokok pasif adalah
orang orang yang bukan perokok tapi dipaksa menghirup asap rokok orang
lain yang berada di sekitarnya.
Keluarga diberikan KIE tentan upaya untuk mengurangi merokok, dampak
yang terjadi akibat rokok di dlaam rumah atau ruangan yang asapnya terhirup
oleh istri yang sedang hamil dan calon bayi yang ada didalam kandungannya
akan berdampak buruk untuk kesehatan ibu dan perkembangan janin. Setelah
diberikan KIE keluarga mengetahui dampak yang akan terjadi dari merorok
didalam rumah atau ruangan tertutup agar isteri tidapat menghirup asap rokok
yang ia konsumsi, dan ia mengatakan sering merokok diluar rumah atau tempat
kerja.

50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada pembahasan diatas maka penulis dapat mengambil
kesimpulan masalah yang terjadi pada keluarga Tn. M adalah
1. Isteri Tn.M mengalami Hipertensi dalam kehamilan setelah diberikan KIE
dan terapi pengobatan isteri Tn.M diharapkan tidak hipertensi lagi
2. Isteri Tn.M saat melakukan kunjungan ANC ke tempat pelayanan kesehatan
sering lupa membawa buku KIA nya. Setelah diberikan KIE tentan manfaat
buku KIA pada kehamilan istri Tn.M selalu membawa buku KIA saat
kunjungan.
3. Istri Tn. M sering menghirup asap rokok yang berasal dari suaminya,
setelah diberkan KIE ibu tidak lagi ikut duduk bersana apabila suami
merokok dalam rumah, ibu juga sering minum air putih dan makan-
makananan bergizi, dan mengingatkan suami untuk merokok diluar rumah
atau ruangan terbuka
B. Saran
1. Petugas kesehatan
Dapat lebih meningkatkan kemungkinan masalah pada keluarga dan
memberikan penyuluhan/pendidikan kesehatan secara berkala kepada
masyarakat pada umumnya dan keluarga pada khususnya guna menambah
informasi atau mengingatkan kembali kesehatan yang lebih mengena pada
masyarakat.
2. Kepada keluarga
Ny. D yang mengalami hipertensi agar lebih memperhatikan dalam
mengkonsumsi obat penurun hipertensi selama kehamilan dan lebih
memperhatikan makanan yang dikonsumsi. Tn. M agar dapat mengurangi
merokok didlaam rumah atau ruangan tertutup agar asap rokok tidak
terpapar oleh istri dan calon bayi, dan juga demi kebaikan diri sendiri.

51
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, 2007. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
berbagai Tatanan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah tangga. Pusat
Promosi Kesehatan
Departemen kesehatan RI 2004. Profil Kesehatan Indonesia Sehat 2010. Jakarta
Karwati, dkk 2011. Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas). Jakarta : CV.
Trans Info Media
Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2013. Jakarta :Kementerian
Kesehatan RI. 2014
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

52
MENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
Jalan Haji Mistar Cokrokusumo No. 1A Banjarbaru 70714
Telp. (0511) 4773267 – 4780516n – 4781619 Fax (0511) 4772288
e-mail: poltekkes_banjarmasin@yahoo.co.id, kepeg_poltekkesbjm@yahoo.co.id
Jurusan Kesling (0511) 4384621; Keperawatan (0511) 4772517 Kebidanan (0511) 3268018
Gizi (0511) 4368621; Keperawatan Gigi (0511) 4772721; Analis Kesehatan (0511) 4772718

LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

Judul : Dokumentasi Asuhan Kebidanan Komunitas Pada


Keluarga Tn. M Desa Sungai Pinang Lama Rt 04
Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Tabuk II

Lokasi Praktik : Desa Sungai Pinang Lama RT 04

Tanda Tangan
No. Hari, tanggal Materi Konsultasi Saran Pembimbing
Pembimbing Mahasiswa

53
MENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
Jalan Haji Mistar Cokrokusumo No. 1A Banjarbaru 70714
Telp. (0511) 4773267 – 4780516n – 4781619 Fax (0511) 4772288
e-mail: poltekkes_banjarmasin@yahoo.co.id, kepeg_poltekkesbjm@yahoo.co.id
Jurusan Kesling (0511) 4384621; Keperawatan (0511) 4772517 Kebidanan (0511) 3268018
Gizi (0511) 4368621; Keperawatan Gigi (0511) 4772721; Analis Kesehatan (0511) 4772718

LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

Judul : Dokumentasi Asuhan Kebidanan Komunitas Pada


Keluarga Tn. M Desa Sungai Pinang Lama Rt 04 Wilayah
Kerja Puskesmas Sungai Tabuk II

Lokasi Praktik : Desa Sungai Pinang Lama RT 04

Tanda Tangan
No. Hari, tanggal Materi Konsultasi Saran Pembimbing
Pembimbing Mahasiswa

54
55

Anda mungkin juga menyukai