Subkelas : Digenea
Ordo : Strigeidida
Genus : Schistosoma
Spesies : Schistosoma joponicum
beberapa jenis hewan seperti tikus, babi hutan, sapi dan anjing hutan. Hospes
perantara dari cacing ini adalah keong air. Habitat keong air yang berada di danau,
ladang, dan sawah yang tidak terpakai lagi, parit diantara sawah dan didaerah hutan
sedangkan babi, anjing, sapi, kucing dan rodensia merupakan hospes reservoir.
b. Morfologi
tuberculation.
integument ditutupi dengan duri-duri yang sangat halus dan lancip, lebih menonjol
pada daerah batil isap dan kanalis ginekoporik, memiliki 6-8 buah testis.
5
Gambar 1. Morfologi Schistosoma joponicum
Cacing betina memilik panjang ± 26mm dan dengan diameter ± 0,3mm.
letak ovarium yaitu pada pertengahan tubuh, kelenjar vitellaria terbatas didaerah
lateral ¼ bagian posterior tubuh. Uterus merupakan saluran yang panjang dan berisi
dekat salah satu kutub terdapat daerah melekuk tempat tumbuh semacam duri
dengan memusatkan pada vena kecil pada submukosa maupun mukosa organ yang
dibanding dengan jenis lainnya, berukuran 70-100 mm dan lebarnya 55-64 mm.
Kerangka di telur Shistosoma joponicum lebih kecil dan kurang mencolok jika
6
Gambar 2. Telur Schistosoma joponicum
c. Distribusi geografi
Cacing Schistosoma joponicum ditemukan di Asia terutama di Cina, Filipina,
di Sulawesi Tengah.
d. Siklus hidup
7
Gambar 3. Siklus hidup Schistosoma joponicum
Schistosoma hidup terutama didalam vena mesenterika superior, dimana
tempat ini cacing betina akan menonjolkan tubuhnya dari yang jantan atau
meninggalkan yang jantan untuk bertelur didalam venula-venula mesenterika kecil
pada dinding usus. Telur berbentuk oval hingga bulat dan memerlukan waktu
beberapa hari untuk berkembang menjadi mirasidium matang didalam kerangka telur.
Massa telur menyebabkan adanya penekanan pada dinding venula yang tipis, yang
biasanya dilemahkan oleh sekresi dari kelenjar histolitik mirasidium yang masih
berada didalam kulit telur. Dinding itu kemudian sobek, dan telur menembus lumen
usus yang kemudian keluar dari tubuh. Pada infeksi berat, beribu-ribu cacing
8
Selanjutnya jika kontak dengan siput sesuai, larva menembus jaringan lunak
dalam 5-7 minggu, membentuk generasi pertama dan kedua dari sporokista. Pada
jika siput berada pada atau dibawah permukaan air. Dalam waktu 24 jam, serkaria
menembus kulit. Tertembusnya kulit ini sebagai hasil kerja dari kelenjar penetrasi
yang menghasilkan enzim proteolitik, menuju aliran kapiler, ke dalam sirkulasi vena
menuju jantung kanan dan paru-paru, terbawa sampai ke jantung kiri menuju sirkulasi
sistemik. Tidak sepenuhnya rute perjalanan ini diambil oleh Schistosoma muda pada
migrasi mereka dari paru-paru ke hati. Schistosoma merayap melawan aliran darah
sepanjang arteri pulmonalis, jantung kanan dan vena cava menuju kehati melalui vena
hepatica. Infeksi dapat berlangsung dalam jangka waktu yang tidak terbatas.
Menetasnya telur berlangsung didalam air walaupun dipengaruhi kadar
garam, pH, suhu dan aspek penting lainnya. Migrasi Schistosoma joponicum dimulai
dari masuknya cacing tersebut kedalam pembuluh darah kecil, kemudian ke jantung
dan sistem peredaran darah. Cacing yang sedang bermigrasi jarang menimbulkan
kerusakan atau gejala, tetapi kadang menimbulkan reaksi hebat pada tubuh penderita.
e. Epidemologi
Schistosoma joponicum merupakan salah satu dari trematoda darah pada
Schistomiasis japonica yang merupakan salah satu penyakit yang terutama terjadi
didaerah danau dan rawa. Schistomiasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh
cacing Schistosoma sp. Schistosoma joponium memiliki sifat yang paling menular
9
diantara spesies Schistosoma lainnya. Infeksi oleh cacing Schistosoma diikuti demam
kronis yang ditandai dengan penyakit hepatosclemic dan perkembangan fisik yang
terganggu. Tingkat keparahan dari Schistosoma joponicum muncul dalam 60% dari
dengan keadaan endemik tinggi terdapat didaerah danau Lundu. Pada tahun 1971, dari
pemeriksaan tinja didapatkan infeksi schistosoma joponicum sebanyak 53% dari 126
terdiri dari sel motil membawa telur kedalam lumen usus. Ketika didalam lumen, sel
10
granuloma meninggalkan telur untuk dibuang dalam feses. Sayangnya sekitar 2/3 dari
telur tidak dikeluarkan, sebaliknya mereka berkembang diusus. Hal ini dapat
3000 telur per hari diamana jumlah telur yang dikeluarkan ini sepuluh kali lebih besar
fibrosis hati, sirosis hati, hipertensi hati portal, spinomegali dan ascites. Beberapa telur
mungkin masuk ke dalam paru-paru, system syaraf dan organ lain dimana mereka
g. Diagnosis
Identifikasi telur dalam feses atau urin merupakan metode yang paling
praktis untuk diagnosis. Pemeriksaan feses harus dilakukan ketika orang tersebut
feses). Telur dapat ditularkan dalam jumlah yag sangat kecil. Dimana pendeteksian
(seperti formalin – teknik etil asetat). Selain itu, untuk melakukan survei dilapangan,
volume pengeluaran telur dapat diukur dengan metode Kato-Katz yang mana
memerlukan 20-50 mg feses. Telur dapat ditemukan dalam urin yang terinfeksi
11
pada waktu siang hari maupun sore hari). Selain itu, diperlukan adanya tindakan
Dimana sebagian besar diperlukan untuk menguji Schistomiasis kronis tanpa telur.
Tes dengan metode ELISA dapat juga dilakukan untuk menguji antibodi
spesifik untuk Schistosoma. Hasil positif menunjukkan infeksi saat ini atau terakhir
(dalam dua tahun terakhir). Pemeriksaan ultrasonografi (USG) dapat dilakukan untuk
h. Pengobatan
Pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan prazikuantel. Selain itu
dapat juga digunakan natrium antimony tartrat. Obat lainnya tidak memberikan hasil
yang memuaskan karena sebenarnya tidak ada obat khusus untuk parasit ini. Obat-
obat tersebut akan menyebabkan cacing dewasa terlepas dari pembuluh darah,
i. Pencegahan
Kontrol infeksi Schistosoma joponicum memerlukan beberapa upaya
pencegahan penting yang terdiri dari pendidikan, menghilangkan penyakit dari orang
kurangnya sumber daya. Dilakukan juga untuk meminta orang untuk mengubah
air bila dibertemu dengan hospes intermediet berupa siput Oncomelania merupakan
penyebab utama untuk kelangsungan hidup cacing Schistosoma. Maka sisa kotoran
Cercaricial dapat dioleskan pada kulit. Barrier krim dengan basis dimenthicone
2) Schistosoma mansoni
a. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Trematoda
Subkelas : Digenea
Ordo : Strigeidida
Genus : Schistosoma
Spesies : Schistosoma mansoni
adalah kera, Baboon dan hewan pengerat. Hospes perantaranya adalah keong air tawar
genus Biomphalaria sp. dan Australorbis sp.. Habitat cacing ini adalah vena kolon
dan rectum. Pada manusia cacing ini dapat menyebabkan Skistosomiasis usus, Disentri
c. Morfologi
ukurannya lebih kecil. Cacing betina panjangnya 1.7 – 7.2 mm. Kelenjar vitelaria
13
uterus pendek berisi 1 – 4 butir telur. Cacing jantan panjangnya 6.4 – 12 mm, gemuk
dengan bagian ventral terdapat ginaekoforalis, testes 6– 9 buah dan kulit terdiri dari
hyalin, berukuran 114 - 175 x 45 – 64 mikron. Pada satu sisi dekat ujung terdapat duri
d. Distribusi geografi
14
Parasit Schistosoma mansoni ditemukan di banyak Negara di Afrika,
Amerika Selatan (Brasil, Suriname dan Venezuela), Karibia (termasuk Puerto Rico, St
e. Siklus hidup
sirkulasi portal. Setelah tiga minggu serkaria matang dan mencapai vena mesenterika
superior usus halus lalu tinggal disana serta berkembang biak. Telur yang dikeluarkan
15
oleh cacing betina di dalam usus menembus jaringan sub mukosa dan mukosa lalu
masuk kedalam lumen usus dan keluar bersama tinja. Telur yang berada di air tawar
menetas dan melepaskan mirasidium yang kemudian berenang bebas mencari hospes
sporokista 1 dan 2 kemudian menjadi larva serkaria yang ekornya bercabang. Serkaria
f. Epidemologi
Amerika Selatan (Brasil, Suriname dan Venezuela), Karibia (termasuk Puerto Rico, St
reservoirnya adalah kera Baboon dan hewan pengerat. Hospes perantaranya adalah
keong air tawar genus Biomphalaria sp. dan Australorbis sp. Habitat cacing ini adalah
vena kolon dan rektum.Pada manusia cacing ini dapat menyebabkan Skistosomiasis
dapat dibagi menjadi dua bidang utama, yaitu schistosomiasis akut dan kronis.
Hal ini terkait dengan timbulnya parasite betina bertelur (sekitar 5 minggu setelah
16
infeksi), dan pembentukan granuloma sekitar telur terdapat di hati dan dinding
kepala, batuk, dalam kasus yang ekstrim diare disertai dengan darah, lendir dan bahan
nekrotik. Gejala kronis akan tampak beberapa tahun setelah infeksi. Gejalanya seperti
h. Diagnosis
Beberapa cara untuk dilakukan seperti sediaan hapus langsung dari tinja (metode
Kato) maupun dengan cara sedimentasi (0,5 % gliserin dalam air). Bila dalam tinja
tidak ditemukan telur diagnosis dapat dilakukan dengan tes serologi, sedangkan untuk
menemukan telur yang masih segar dalam hati dan usus dapat dilakukan dengan
i. Pengobatan
17
Natrium antimonium tartrat cukup efektif untuk pengobatan penyakit
yang diakibatkan oleh parasit ini. Stiboven dapat diberikan secara intramuskuler.
Nitridiasol juga efektif tetapi bukan sebagai obat pilihan. Obat lain yang cukup baik
j. Pencegahan
Pengendalian Schistosomiasis, dengan mengontrol setiap organisme yang
memungkinkan untuk menularkan cacing. Hal ini bertujuan untuk mencegah infeksi
baru, biasanya oleh gangguan siklus hidup parasit. Pencegahan dan pengendalian
dapat dicapai dengan sejumlah metode seperti berusaha untuk menghilangkan hospes
perantara, penghapusan parasit dari hospes definitif, pencegahan infeksi pada inang
3) Schistosoma haemotobium
a. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Trematoda
Subkelas : Digenea
Ordo : Strigeidida
Genus : Schistosoma
Spesies : Schistosoma haematobium
Hospes perantaranya adalah keong air tawar bergenus Bulinus sp, Physopsis sp, dan
Biomphalaria sp. Penyakit yang disebabkan oleh cacing ini adalah skistosomiasis
Indonesia.
18
c. Morfologi
Cacing dewasa jantan gemuk berukuran 10-15 x 0,8-1 mm. Ditutupi
integumen tuberkulasi kecil, memiliki dua batil isap berotot, yang ventral lebih besar.
Di sebelah belakang batil isap ventral, melipat ke arah ventral sampai ekstremitas
kaudal, membentuk kanalis ginekoporik. Di belakang batil isap ventral terdapat 4-5
buah testis besar. Porus genitalis tepat di bawah batil isap ventral. Cacing betina
panjang silindris, ukuran 20x0,25 mm. Batil isap kecil, ovarium terletak posterior dari
pertengahan tubuh. Uterus panjang, sekitar 20-30 telur berkembang pada saat dalam
uterus. Kerusakan dinding pembuluh darah oleh telur mungkin disebabkan oleh
tekanan dalam venule, tertusuk oleh duri telur dan mungkin karena zat lisis yang
keluar melalui pori kulit telur sehingga telur dapat merusak dan menembus dinding
pembuluh darah.
19
Gambar 8. Morfologi Schistosoma haemotobium
d. Distribusi geografi
Distribusi Schistosoma haematobium ini sebagian besar diSub-Sahara, di
lembah Sungai Nil, Afrika, Negara utara lainnya, dandi Timur Tengah.
20
Gambar 9. Distribusi geografi Schistosoma haemotobium
e. Siklus hidup
Orang yang terinfeksi buang air kecil atau buang air besar di air, air
kencing atau kotoran mengandung telur cacing. Telur cacing menetas dan cacing
21
pindah ke keong, cacing muda pindah dari keong ke manusia. Dengan demikian, orang yang
mencuci atau berenang di air di mana orang yang terinfeksi pernah buang air kecil atau
buang air besar, maka ia akan terinfeksi. Cacing atau serkaria (bentuk infektif dari
manusia masuk kedalam air yangmengandung serkaria. Waktu yang diperlukan untuk
infeksi adalah 5-10 menit. Setelah serkaria menembus kulit, larva ini kemudian masuk
ke dalam kapiler darah, mengalir dengan aliran darah masuk ke jantung kanan, lalu
paru dan kembali ke jantung kiri, kemudian masuk ke system peredaran darah besar,
ke cabang-cabang vena portae dan menjadi dewasa di hati. Setelah dewasa, cacing ini
kembali ke vena portae dan vena usus atau vena kandung kemih dan kemudian betina
bertelur setelah berkopulasi. Cacing betina meletakkan telur di pembuluh darah. Telur
dapat menembus keluar dari pembuluh darah, bermigrasi di jaringan dan akhirnya
masuk ke lumen usus atau kendung kemih untuk kemudian ditemukan di dalam tinja
atau urine. Telur menetas di dalam air, dan larva yang keluar disebut mirasidium.
Mirasidium ini kemudian masuk ke tubuh keong air dan berkembang menjadi
serkaria.
f. Epidemologi
Schistosoma haematobium ini merupakan trematoda darah vesicalis yang
22
terjadi dilembah hulu Sungai Nil, meliputi bagian besar Afrika termasuk kepulauan di
pantai Timur Afrika, ujung Selatan Eropa, Asia Barat dan India.
pembuluh darah kulit. Lebih kurang 5 hari setelah infeksi, cacing muda mulai
menjangkau vena portae dan hati. Kira-kira tiga minggu setelah infeksi pematangan
cacing dimulai sejak keluarnya dari vena portae. Setelah infeksi 10-12 minggu, cacing
betina mulai meletakan telur pada venule. Efek pathogen terdiri atas:
beberapa tempat tanda-tanda umum yang sering terliha tadalah adanya darah di dalam
air kencing atau kotoran. Pada wanita, tanda ini bisa juga disebabkan oleh adanya luka
pada alat kelaminnya. Di daerah di mana penyakit ini banyak terjadi, orangyang
memperlihatkan sekedar gejala-gejala yang tidak parah atau hanya sekedar sakit perut
jaringan biopsi hati dan biopsi rektum. Reaksi serologi dapat dipakai untuk membantu
FAT (Fluorescent antibody test) dan ELISA (Enzyme linkedimmuno sorbent assay).
i. Pengobatan
Obat yang biasa digunakan adalah Metrifonate, organoposforus
cholinesterase inhibitor. Dosisnya 5-15 mg/ kg berat badan diberikan dengan interval
2 minggu.
j. Pencegahan
Penyakit cacing dalam darah tidak ditularkan secara langsung dari
satu ke orang lain. Sebagian hidup cacing harus dihabiskan dengan hidup di dalam
keong air jenis tertentu. Program masyarakat dapat diadakan untuk membasmi keong-
Menghindari kencing atau buang air besar di dalam air atau dekat sumber air.
boot
24