Anda di halaman 1dari 20

Makalah

ISU KEPENDUDUKAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah psikologi komunitas

Dosen Pengampu: Prianggi Amelasasih, S.Psi, M.Si

Disusun Oleh:

Muhammad Efendi Waluyo 210701047

Muchammad Fajar Purdianto 210701039

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

2023
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul Kesulitan
Belajar Menulis. Penyelesaian makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Psikologi Komunitas yang diampu oleh Prianggi Amelasasih, S.Psi, M.Si Penulis
menyadari banyak pihak yang membantu dan berkontribusi dalam terselesaikannya makalah
ini. Segala bentuk bantuan, baik berupa dukungan moril dan materil sangat membantu penulis
dalam mengumpulkan semangat dan keinginan untuk menyelesaikan studi. Dengan demikian
penulis ucapkan terima kasih dengan ketulusan hati kepada pihak-pihak yang telah membantu
dan membimbing penulis selama menyusun makalah ini, yakni kepada:

1. Ibu Ima Fitri Sholichah,S.Psi., M.A., selaku Kepala Prodi Psikologi,

2. Ibu Prianggi Amelasasih, S.Psi, M.Si selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah psikologi
komunitas.

3. Orangtua penulis yang tidak pernah lelah mendoakan dan memberi dukungan,

4. Tak lupa teman-teman Psikologi Kelas Sore yang saling mendukung dan membantu.

Semoga Allah Ta’ala memberikan pahala yang berlimpah atas segala bentuk bantuan yang
telah diberikan kepada penulis. Selain itu penulis juga berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dari berbagai kalangan. Penulis kemudian mengucapkan
permohonan maaf jika selama proses penyusunan makalah banyak melakukan kesalahan, baik
berbentuk lisan maupun tulisan, yang dilakukan secara disengaja maupun tidak disengaja.

Gresik, 17 April 2003

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 4


1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3.Tujuan Penulisan ............................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Isu Kependudukan ........................................................................................ 6


2.1.1. Pengertian Isu dan Penduduk ............................................................. 6
2.1.2. Jenis-jenis Isu ..................................................................................... 6
2.1.3. Macam-macam Isu Kependudukan .................................................... 7
2.2. Teori Yang Berkaitan Dengan Isu Kependudukan ....................................... 15

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ................................................................................................... 19


3.2.Saran .............................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Permasalahan kependudukan kembali meresahkan pemerintah dan para pakar
kependudukan di Indonesia. Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan kenaikan
laju pertumbuhan penduduk (Lpp) Indonesia dari 1,45 persen pada periode 1990-2000
menjadi 1,49 persenpadaperiode 2000-2010. Keresahan ini sangat beralasan mengingat
jumlah penduduk Indonesia yang mencap ai 237 ,6 juta jiwa (BPS, 2010), merupakan
penduduk terbanyak ke-4 di dunia setelah cina, India, dan Amerika serikat. walaupun
kenaikan Lpp relatif kecil (0,04), jumlah tersebut menambah secara signiflkan jumlah
penduduk Indonesia sebesar 32,6 jttajiwa selama 10 tahun terakhir. persoalan
kependudukan Indonesia tersebutjuga diperberat dengan kondisi kependudukan lain
yang kurang baik, di antaranya masih 60 persen penduduk hanya tamat SD dan bahkan
tidak/belum tamat SD. An gka Human Development Index (rrDl) Indonesia masih
menduduki peringkat ke 1 08 dari 1 8 8 negara (zo}g)dan urutan k e 7 dar, I 0 negara
ASEAN setelah viefiram, di atas Laos, Kamboja, dan Myanmar.
Ada banyak negara yang berada diantara kedua tahapan , yaitu diantara tahapan
explosion dan implosion. Salah satunya adalah Indonesia. Indonesia diperhitungkan
sebagai negara yang berada diantara kedua tahapan itu karena tidak lagi memiliki angka
fertilitas total yang tinggi, sehingga sudah mulai keluar dari tahapan explosion. Namun
negara ini belum mencapai tahapan implosion karena TFR nya masih 2,4.
Bagaimanapun juga, Indonesia sudah hampir mencapai replacement level 2,1. Artinya,
negara ini tidak lama lagi akan memasuki tahapan implosion.
Besarnya jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk, serta tingginya tingkat
urbanisasi.Tingginya persentase penduduk usia kerja yang mengakibatkan bonus
demografi diikuti transisi struktur umur mengarah ke penduduk menua.Perubahan pola
mobilitas penduduk menuju mobilitas non-permanen.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka terdapat rumusan masalah yang dapat
dibuat, antara lain :
1. Apa yang dimaksud dengan isu kependudukan ?
2. Apa saja teori yang berkaitan dengan isu kependudukan ?

4
1.3. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan apa yang terdapat dalam latar belakang dan rumusan masalah, tujuan
penulisan makalah ini adalah:
1. Memahami tentang isu kependudukan
2. Memahami teori-teori yang berkesinambungan dalam isu kependudukan.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Isu Kependudukan
2.1.1. Pengertian Isu dan Penduduk
Harrison (2008:550) dalam (Kriyantono, 2012) memberikan definisi bahwa isu adalah
berbagai perkembangan, biasanya di dalam arena publik, jika berlanjut, dapat secara
signifikan mempengaruhi operasional atau kepentingan jangka panjang dari organisasi.
Dapat disebut bahwa isu merupakan titik awal munculnya konflik jika tidak dikelola
dengan baik.
Sedangkan Prayudi mendefinisikakan isu muncul ketika ada ketidaksesuaian antara
pengharapan publik dengan praktek organisasi yang jika diabaikan bisa berdampak
merugikan bagi organisasi. Isu bisa meliputi masalah, perubahan, peristiwa, situasi,
kebijakan atau nilai. (Prayudi, 2008:36).
Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia. Sedangkan kependudukan adalah hal ikhwal yang berkaitan dengan jumlah,
struktur, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas dan kondisi
kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama serta lingkungan
penduduk setempat .
Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga berdasarkan prinsip
pembangunan kependudukan yang terdiri atas:
1. Kependudukan sebagai titik sentral kegiatan pembangunan.
2. Pengintegrasian kebijakan kependudukan ke dalam pembangunan sosial budaya,
ekonomi, dan lingkungan hidup.
3. Partisipasi semua pihak dan gotong royong.
4. Perlindungan dan pemberdayaan terhadap keluarga sebagai unit terkecil dalam
masyarakat.
5. Kesamaan hak dan kewajiban antara pendatang dan penduduk setempat.
6. Perlindungan terhadap budaya dan identitas penduduk lokal, dan
7. Keadilan dan kesetaraan gender
2.1.2. Jenis-jenis Isu
Pada intinya isu bisa berupa masalah, perubahan, peristiwa, situasi, kebijakan atau
nilai. Menurut Crabble dan Vibert mengkategorikan empat jenis isu. Berikut pengertian
tiap-tiap jenis isu:

6
1. Isu fakta, merupakan isu yang tidak perlu dipertentangkan.
2. Isu definisi atau kategori, isu ini bisa memiliki lebih dari satu definisi dan lebih
baik untuk didiskusikan dalam ruang dewan, dalam diskusi media dan terkadang
dalam pengadilan.
3. Isu nilai, meliputi apakah suatu isu itu baik atau buruk, etis atau tidak etis, benar
atau salah.
4. Isu kebijakan, meliputi pertikaian atas tindakan yang harus diambil pada situasi
tertentu.
2.1.3. Macam-macam Isu Kependudukan
1. Angka Kelahiran
Memahami angka kelahiran. Setiap manusia memegang kunci utama dalam
masaah bertambahnya populasi di dunia. Semakin kurangnya pengendalian dalam
laju pertumbuhan maka akan semakin terjadi ledakan populasi disuatu negara
tersebut. Jika ledakan populasi tidak di dukung oleh sarana dan prasarana yang
memadai maka resikonya akan terjadinya kehidupan yang kurang cukup. Dalam
menanggapi masalah tersebut, dalam suatu negara harus mempunyai suatu program
atau stratrgi yang bisa mengatasi ledakan populasi yang tinggi. Dan negara harus
bisa membuat sarana dan prasarana dalam membantu pertumbuhan masyarakatnya.
Pengendalian penduduk merupakan suatu program mencegah pertumbuhan
penduduk dengan mengurangi angka kelahiran yang mempunyai tujuan untuk
menciptakan suatu pengaruh baik dalam pertumbuhan penduduk. Dalam
pernyataan Daljoeni yang terdapat dalam bukunya masalah angka maupun fakta
yang ada dalam masalah kependudukan menyebutkan masih butuh waktu untuk
menghentikan laju pertumbuham penduduk sekitar 40 tahun. Jumlah umat
diseluruh dunia pada tahun 2020 mencapai sekitar tujuh miliyar orang.
Tantangannya dalam laju pertumbuhn adalah bagaimana untuk saling menjaga
bumi dan bagaimana cara agar dapat menciptakan suasana yang sejahtera dengan
semakin banyaknya orang didunia .
Untuk menghitung angka kelahiran ada istilah angka kelahiran kasar dalam
menghitung laju angka kelahiran. Angka kelahiran kasar merupakan angka yang
menunjukkan jumlah perseribu orang dalam setiap tahunnya pada suatu wilayah.
Dari angka kelahiran di provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 sampai 2017. Angka
kelahiran turun dari 2,3 menjadi 2,1. Angka kelahiran dari seluruh wilayah
Indonesia kini mencapai angka rata-rata 2,45 pada tahun 2020. Indonesia dengan
7
adanya program Keluarga Berenca (KB) pada awal pembentuka pada tahun 1970
sukses menurunkan angka kelahiran dari total angka rata-rata 5,7 pada tahun 1960
menjadi 2,45 pada tahun 2020.
Akan tetapi angka pada tahun 2020 belum sesuai yang diharapkan pemerintah
Indonesia yang mempunyai target angka kelahiran 2,1 anak perkeluarga . Dari
pencapaian tersebut tingginya angka kelahiran yang ada di Indonesia disebabkan
oleh rendahnya pemahaman atau program keluarga berencana yang
diselenggarakan oleh negara. Dapat diprediksi angka kelahiran pada tahun 2023
akan menurun. Pemerintah sudah melakukan program penyuluhan dengan
mengoktimalkan pentingnya program Keluarga Berencana (KB). Dengan program
keluarga berencana masyarakat akan di beri wawasan akan tigginya biaya
kehidupan sehari hari dan tingginya biaya pendidikan bagi sang anak. Dengan
tingginya biaya kebutuhan baik keluarga dan kebutuhan yang akan diberikan sang
anak, progam keluarga akan memberikan atau mengarahkan pada program satu
atau dua anak cukup.
Dari mengikuti program keluarga berencana menjadikan keluarga yang
memberikan atau mengarahkan pada wawasan betapa pentingnya mengatur
kehidupan yang layak dengan biaya-biaya yang akan diberikan untuk kebutuhan
sehari- hari dan kebutuhan pendidikan sang anak. Program keluarga berencana juga
mempunyai tujuan agar dalam keluarga menciptakan keluarga yang serba cukup
dan bisa menjadikan setiap anak yang ada di keluarga tersebut bisa mencapai
pendidikan yang tinggi. Pendidikan tidak terlepas dari kata modal sosial yang
diantaranya terdapat pengetahuan, keterampilan dan kecakapan. Dalam kecakapan
merupakan suatu hal yang enting dalam bidang kewirausahaan. Pendekatan kepada
masyarakat tentang pentingnya pendidikan harus dapat terlaksana kepada
masyarakat. Dalam bidang pendidikan akan mengarahkan masyarakat yang
mempunya sumber daya manusia yang berkualitas dan nantinya akan bermanfaat
juga pada salah satunya di bidang ekonomi pada suatu negara.
2. Angka Harapan Hidup
Pertumbuhan penduduk sangat berkaitan dengan bagaimana cara untuk
mewujudkan kesejahteraan pada penduduk. Dengan masalah meningkatnya angka
harapan hidup maka nilai kesejahteraan pada penduduk sudah tercipta. Definisi
angka harapan hidup merupakan angka jumlah tahun yang ditempuh semasa
hidupnya seseorang mulai dari lahir hingga meninggal. Menurut definisi lainnya
8
angka harapan hidup diartikan rata-rata hidup yang dijalani seseorang dalam
mencapai suatu umur tertentu yang dimiliki oleh setiap masyarakat. Dalam hal ini
semakin tinggi angka harapan hidup otomatis akan tinggi juga pertumbuhan
penduduk. Dalam pembahasan angka harapan hidup. Maka perlu adanya yang
berkaitan dengan kesejahteraan. Terciptanya kejahteraan pada masyarakat maka
akan memberikan angka harapan hidup yang tinggi.
Dalam hal ini ekonomi bisa dikatakan merata. Dengan angka harapan hidup
yang tinggi harus di imbagi dengan angka kelahiran yang rendah. Jika keduanya
sama-sama mencapai nilai yang tinggi, maka akan terjadinya meledaknya jumlah
penduduk yang semakin tinggi. Meledaknya pertumbuhan penduduk yang tinggi
menyebabkan pemerintah negara harus bisa mencukupi sarana dan prasarana untuk
masyarakatnya. Seperti halnya sarana pendidikan, sarana lapangan pekerjaan dan
lain-lain. Oleh karena itu sangat penting pengendalian angka kelahiran pada suatu
negara agar dapat terciptanya suatu perekonomian di suatu negara menjadi lebih
baik. Menurut data laporan dari Badan Pusat Statistik, angka harapan hidup yang
ada di Indonesia pada tahun 2019 mencapai angka rata-rata 71,72 Tahun. Angka
tersebut masih di bawah dari negara tetangga Indonesia yaitu Malaysia yang
mencapai 76,16 Tahun. Hal ini Indonesia masih kalah dari negara tetangga
Malaysia.
Indonesia perlu untuk lebih memberikan cara atau strategi untuk
meningkatkan lagi kesejahteraan ekonomi di masyarakat. Ada tiga hal yang
mempengaruhi angka harapan hidup yaitu gaya hidup, kesehatan maupun fasilitas
kesehatan dan keadaan ekonomi. Ada beberapa cara agar dapat menambah angka
harapan hidup kita yaitu sebagai berikut :
1) Menghindari pemikiran terlalu berat yang mengakibatkan stress
Masalah kesehatan bukan disebabkan karena penyakit bawaan saja,
melainkan fikiran stress juga dapat membawa masalah tidak baik bagi
kesehatan. Stress mengakibatkan hormon dalam tubuh tidak teratur dan
menjadi kacau yang mengakibatkan seseorang mudah cemas dan marah.
Stress juga mengakibatkan seseorang menjadi kurangnya menikmati hari-
hari.. Secepatnya mencari solusi agar perasaan stress bisa terobati. Ada
beberapa hal yang bisa mengobati fikiran stress seperti melakukan aktivitas
yang disukai (hobi), mendengarkan tentang mutiara keagamaan,
mendengarkan musik, dan lain-lain.
9
2) Berolahraga
Ketika seseorang berolahraga secara langsung hormon endorfin akan
dikeluarkan oleh otak kita. Hormon endorfin yaitu hormon yang
menghambat penyaluran sinyal rasa sakit dan menciptakan suasana bahagia.
Selain itu dengan berolahraga akan mengurangi hormon yang membuat
seseorang menjadi stress jika hormon tersebut terlalu tinggi yaitu hormon
adrenalin dan kortisol.
Dengan memilih olahraga yang sesuai dengan hati seperti jogging,
bersepeda, dan lain-lain akan membuat seseorang dapat menambah angka
harapan hidup.
3) Istirahat yang cukup
Istirahat yang cukup juga menjadi pilihan untuk menambah angka harapan
hidup. Dengan istirahat yang cukup seseorang bisa menghindari dari segala
kehilangan konsentrasi. Kurang tidur bida menyebabkan seseorang mudah
marah. Masalah lain akibat kurang tidur atau beristirahat yaitu menyebabkan
kacaunya hormon didalam tubuh yang berisiko munculnya penyakit diabetes,
mengakibatkan turunnya sistem kekebalan tubuh serta obesitas. Untuk itu
perlu istirahat yang cukup sekitar 7 hingga 8 jam setiap harinya. Agar tubuh
bisa sehat dan terhindar dari segalah masalah yang ada pada tubuh. Dengan
menerapkan istirahat yang cukup dan gaya hidup yang baik dan sehat
masyarakat Indonesia bisa meningkatkan angka harapan hidup
4) Stop dari merokok
Dari data seluruh dunia oleh Center for Diseases Control and Prevention,
sekitar 7 juta setiap tahun orang meninggal diakibatkan karena penyakit yang
di timbulkan dari merokok. Hal ini jika perokok yang ada didunia tidak
diubah dari kebiasaan tersebut. Diperkirakan angka kematian setiap tahunnya
di seluruh dunia akan bertambah menjadi 8 juta lebih ditahun 2030. Dari
pernyataan tersebut merokok dapat menjadikan angka harapan hidup menjadi
menurun. Oleh karena itu pernyataan niat untuk berhenti merokok perlu
ditanamkan pada setiap orang yang merokok. Agar terciptanya hidup yang
berkualitas lebih baik kedepannya.
5) Makan-makanan sehat

10
Makanan sehat juga menjadi point penting dalam meningkatkan angka
harapan hidup. Makanan sehat merupakan makanan yang kaya akan nutrisi
yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Makanan sehat mempunyai kriteria
seperti gizi yang baik, bersih dan seimbang meliputi tercukupnya
karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin Mengonsumsi makanan yang
kadarnya terlalu berlebihan juga tidak baik. Hal ini akan menimbulkan
obesitas. Obesitas memiliki arti pemicu awal terjadinya penyakit seperti
serangan jantung, darah tinggi dan diabetes. Untuk itu perlu adanya makan
makanan yang sesuai takaran atau tidak berlebihan serta perbanyak
mengonsumsi sayur sayuran agar dapat mengurangi lemak jenuh dan lemak
trans dalam tubuh .
3. Masalah Jumlah Penduduk
Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai penduduk
yang padat. Dari data 2021 negara Indonesia menempati posisi ke empat dalam
negara yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak didunia dengan angka
277.858.332 orang. Indonesia menempati posisi ke empat dari negara sebelumnya
yang menempati posisi pertama hingga ketiga yaitu negara China, India, dan
Amerika Serikat. Menurut data yang dikeluarkan worldmeter diperkirakan jumlah
penduduk diseluruh dunia pada tahun 2021 mencapai 7.914.850.070 orang .
Dari angka jumlah penduduk, semakin tambah banyaknya jumlah penduduk
maka akan ada tantangan ataupun masalah yang harus diperhatikan dalam setiap
negara. Dilihat dari segi bidang, tantangan dan masalah yang muncul meliputi
sebagai berikut :
1) Dalam bidang ekonomi
Dari yang kita lihat bersama, bahwasannya setiap manusia selalu
memikirkan untuk bisa menculupi kebutuhannya agar dapat menciptakan
kelangsungan hidup yang layak sesuai dengan kelangsungan hidupnya.
Dalam bidang ekonomi tentunya akan menjadi permasalahan yang pertama
dengan adanya jumlah penduduk yang semakin bertambah. Dengan
diperkirakan jumlah penduduk yang semakin bertambah maka secara
langsung kebutuhan untuk setiap individu akan semakin bertambah juga.
Hal ini akan menjadikan suatu kebutuhan mengalami kelangkaan yang
disebabkan bertambahnya penduduk jika tidak diatur secara efisien. Oleh
karena itu, dalam memenuhi kebutuhan harus bisa mempunyai sifat yang
11
adil agar kebutuhan bisa tercapai secara menyeluruh pada masyarakat dan
disetiap orang harus mempunyai ide produktifitas agar dapat menciptakan
suatu kebutuhannya sendiri maupun untuk kebutuhan orang banyak.
2) Bidang pendidikan
Pendidikan adalah suatu sarana dalam membangun karakter manusia
dalam mengembangkan potensi atau kemampuan melalui belajar yang
yang ditempuh selama menuntut ilmu. Di Indonesia bidang pendidikan
tertulis dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 31 Ayat 1 yang
menyebutkan bahwa setiap warga negara mempunyai hak dalam
memperoleh pendidikan. Dalam pernyataan tersebut maka disetiap
manusia mempunyai hak dalam memperoleh pendidikan yang di
inginkannya.
Dalam hal itu bahwasannya suatu negara mempunyai harapan kepada
masyarakatnya melalui pendidikan agar menciptakan sumber daya
manusia yang mempunyai kualitas dan mampu menciptakan suatu
kecerdasan bagi setiap orang serta menjadikan bangsa yang maju dengan
adanya pendidikan tersebut. Pentingnya pendidikan dalam suatu negara
memang harus benar-benar diperhatikan. Karena kunci majunya suatu
negara adalah terlihat dari generasi muda yang sebagai generasi penerus
untuk menciptakan negara yang mempu bersaing dengan kemajuan
keahlian dan pengetahuannya . Dalam dunia pendidikan juga tidak terlepas
dari biaya. Semakin tinggi jenjang pendidikan maka akan semakin tinggi
juga biaya tersebut.
Dari mulai tingkat TK (taman kanak-kanak) sampai jenjang perguruan
tinggi. Setiap orang tidak mudah dalam mencapai jenjang pendidikan
tersebut. Dengan keterbatasan biaya beberapa orang ada yang tidak bisa
bersekolah ataupun tidak bisa melanjutkan pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi. Untuk masalah lainnya di Indonesia, setiap sekolah yang
mempunyai status sekolah yang bermutu atau sekolah yang terbaik dan
ternama, maka akan tambah tinggi dari segi biaya. Oleh karena itu perlu
adanya pemerintah Indonesia untuk menciptakan suatu program yang bisa
meringankan dalam biaya pendidikan. Untuk mengatasi masalah biaya
pendidikan tersebut pemerintah berusaha mengeluarkan batuan berupa
beasiswa untuk anak-anak yang mempunyai keterbatasan dalam masalah
12
biaya sekolah. Dengan tingginya jumlah penduduk maka secara otomais
pemerintah di Indonesia akan menaikkan jumlah bantuan beasiswa
maupun sarana prasarana seperti sekolah harus bisa merata disetiap
wilayah penduduk. Oleh karena itu perlu adanya penegendalian dalam laju
pertumbuhan penduduk.
3) Bidang kesehatan
Anak atau Pertumbuhan Gizi Anak Tantangan selanjutnya yaitu
mengenai menciptakan pertumbuhan gizi anak yang baik. Dalam
pertumbuhan yang baik maka harus adanya makanan yang sehat dan
makanan yang sesuai dengan kriteria makanan yang bergizi. Dalam
masalah gizi merupakan suatu hal yang penting untuk di perhatikan dan
diberikan kepada masa ana-kanak. Masa anak-anak adalah masa dimana
pertumbuhan fisik, kecerdasan, talenta dan lain-lain berkembang sangat
cepat hal ini disebut masa pertumbuhan. Dalam masa pertumbuhan perlu
adanya makan-makanan yang bergizi dan sehat agar dapat mendukung
pertumbuhan anak yang baik. Faktor gizi harus bener-bener diperatikan
dalam masalah mewujudkan penerus bangsa yang mempunyai kualitas
perkembangan anak yang baik. Guna menjadikan penerus generasi yang
bisa menjadikan negara menjadi lebih maju dan lebih baik. Asupan gizi
juga bermanfaat pada perkembangan fikiran, perkembangan kecerdasan
otak, mendukung kemampuan anak dalam belajar, dan menjadikan anak
yang mempunyai pemikran produktifitas yang baik.
Gizi yang baik dapat diperoleh dengan makan makanan yang kaya
nutrisi dan makan sebanyak tiga kali sehari dengan setengah sedang untuk
satu porsinnya serta pada usia balita juga mengonsumsi susu setiap hari.
14 Dari hasil pendataan yang sudah dilakukan penelitian angka
perkembangan gizi di Indonesia pada anak balita mencapai kesuksesan
yang berhasil menurunan angka terkait kekurangan gizi yaitu dari tahun
2013 yang mencapai 19,3 persen Pemerintah dalam menangani masalah
ini memang harus serius. Kementerian dibidang kesehatan Indonesia
menyatakan bahwa dalam upaya menciptakan gizi yang baik pada anak-
anak harus didampingi suatu komitmen yang benar-benar harus
dilaksanakan dan didukung baik dari tingkat kelembagaan atau
kementerian, perguruan tinggi, masyarakat sipil, organisasi dan
13
masyarakat secara menyeluruh juga harus berpartisipasi dalam
memperhatikan gizi pada anak-anak. Selain status gizi, juga harus
diperhatikan dalam masalah kesehatan perkembangan ibu saat sebelum
hamil, kemudian saat kehamilan, sampai melahirkan, hingga sampai
proses menyusui. Dalam hal ini untuk ibu-ibu perlu memperhatikan pola
makan yang sehat dan berat badan seorang ibu yang harus ideal dan lain
sebagainya.
4) Bidang penyediaan lapangan kerja
Semakin bertambahnya komposisi jumlah penduduk maka pemerintah
harus lebih siap dalam menyiapkan lapangan pekerjaan secara merata.
Berdasarkan data yang sudah yang dikumpulkan badan pusat statistik
(BPS) jumlah angkatan kerja mengalami kenaikan dari angka sebelumnya
pada tahun 2020 hingga 2021 menjadi 140,15 juta orang, dalam hal ini
tercatat mengalami kenaikan 1,93 orang dari angkka sebelumnya pada
tahun 2020. Kemudian dari angka penyediaan lapangan pekerjaan dalam
bidang industri pada tahun 2021 naik menjadi 0,65%. Sedangkan sektor
yang mengalami penurunan lapangan pekerjaan yaitu pada sektor
pertanian, perikanan, dan perhutanan mencapai angka 1,43%. Masalah
penyediaan lapangan pekerjaan haruslah menjadi masalah terpenting
dalam menciptakan kelangsungan hidup bagi setiap orang. Jangan sampai
angka pengangguran meningkat diakibatkan masalah lapangan pekerjaan
yang menurun.
Menurut penelitian (Sundar : 2008) menyatakan bahwa semakin naik
angka pengangguran maka akan menyebabkan munculnya kegitan
kriminal, hal ini beban yang ada pada lembaga penindak lanjut seperti
penjara semakin bertambah. Pendapat dari (Munoli dan Gani : 2015) juga
mengungkapkan bahwa bertambahnya nilai angka kriminalitas disebabkan
15 BPS (Badan Pusat Statistik), ‘Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)’,
Badan Pusat Statistik Indonesia, 2021, adanya pertumbuhan angka pada
pengangguran16. Dari uraian tersebut, pengangguran memiliki indikator
pengaruh yang disebabkan oleh beberapa hal meliputi upah yang sedikit,
inflasi harga maupun penduduk, tingkat pendidikan, dan pertumbuhan
ekonomi pada suatu wilayah Untuk itu masalah angka pengangguran
sangatlah penting dan harus menjadi pemikiran fokus dalam
14
menanganinya. Agar dapat menciptakan suatu kehidupan yang aman dan
sejahtera untuk semua warganya.
2.2. Teori yang Berkaitan Dengan Isu Kependudukan
Dalam memahami isu kependudukan, terdapat beberapa teori yang berkaitan dengan
isu kependudukan, antara lain :
1. Aliran Malthuisian (Thomas Robert Malthus)
Malthus adalah orang pertama yang mengemukakan tentang penduduk. Dalam
“Essay on Population”, Malthus beranggapan bahwa bahan makanan penting untuk
kelangsungan hidup, nafsu manusia tak dapat ditahan dan pertumbuhan penduduk
jauh lebih cepat dari bahan makanan. Teori Malthus menyebutkan bahwa
pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur sedangakn pertumbuhan ketersediaan
pangan mengikuti deret hitung, pada kasus ini dimana terdapat permasalahan
meledaknya jumlah penduduk dikota yang tidak diimbangi dengan ketersediaan
pangan pun berkurang, hal ini merupakan perimbangan yang kurang menguntungkan
jika kita kembali kepada teori Malthus.
Teori Malthus jelas menekankan tentang pentingnya keseimbangan
pertambahan jumlah penduduk menurut deret ukur terhadap persediaan bahan
makanan menurut deret hitung. Teori Malthus tersebut sebetulnya sudah
mempersoalkan daya dukung lingkungan dan daya tampung lingkungan. Tanah
sebagai suatu komponen lingkungan alam tidak mampu menyediakan hasil pertanian
untuk mencukupi kebutuhan jumlah penduduk yang terus bertambah dan makin
banyak. Daya dukung tanah sebagai komponen lingkungan menurun, karena beban
manusia yang makin banyak. Jumlah penduduk harus seimbang dengan batas ambang
lingkungan, agar tidak menjadi beban lingkungan atau mengganggu daya dukung dan
daya tampung lingkungan, dengan menampakkan bencana alam berupa banjir,
kekeringan, gagal panen, kelaparan, wabah penyakit dan kematian.
Menurut pendapatnya, faktor pencegah dari ketidakseimbangan penduduk dan
manusia antara lain Preventive checks (penundaan perkawinan, mengendalikan hawa
nafsu dan pantangan kawin), Possitive checks (bencana alam, wabah penyakit,
kejahatan dan peperangan). Robert Malthus ini mengemukakan beberapa pendapat
tentang kependudukan, yaitu :
1) Penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada
pembatasan akan berkembang biak dengan sangat cepat dan memenuhi
dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi.
15
2) Manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju
pertumbuhan makanan jauh lebih lambat (deret hitung) dibandingkan
dengan laju pertumbuhan penduduk (deret ukur).
2. Aliran Marxist (Karl & F. Angel)
Aliran ini tidak sependapat dengan Malthus (bila tidak dibatasi penduduk akan
kekurangan makanan). Menurut Marxist tekanan penduduk di suatu negara bukanlah
tekanan penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan terhadap kesempatan kerja
(misalnya di negara kapitalis) Marxist juga berpendapat bahwa semakin banyak
jumlah manusia semakin tinggi produk yang dihasilkan, jadi dengan demikian tidak
perlu diadakan pembatasan penduduk. Negara-Negara yang mendukung teori Malthus
umumnya adalah negara berekonomi kapitalis seperti USA, Inggris, Prancis,
Australia, Canada, dll Sedangkan negara-negara yang mendukung teori Marxist
umumnya adalah negara-negara berekonmi Sosialis seperti Eropa Timur, RRC,
Korea, Rusia dan Vietnam.
Dasar Pegangan Marxist adalah beranjak dari pengalaman bahwa manusia
sepanjang sejarah akan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Beda
pandangan Marxist dan Maltus adalah pada “Natural Resource” tidak bisa
dikembangkan atau mengimbangi kecepatan pertumbuhan penduduk.Menurut
Marxist tekanan penduduk di suatu negara bukanlah tekanan penduduk terhadap
bahan makanan, tetapi tekanan terhadap kesempatan kerja (misalnya di negara
kapitalis). Marxist juga berpendapat bahwa semakin banyak jumlah manusia semakin
tinggi produk yang dihasilkan, jadi dengan demikian tidak perlu diadakan pembatasan
penduduk. Berikut beberapa pendapat aliran Marxis :
1) Populasi manusia tidak menekan makanan, tapi mempengaruhi kesempatan
kerja.
2) Kemeralatan bukan terjadi karena cepatnya pertumbuhan penduduk, tapi
karena kaum kapitalis mengambil sebagian hak para buruh.
3) Semakin tinggi tingkat populasi manusia, semakin tinggi produktifitasnya,
jika teknologi tidak menggantikan tenaga manusia sehingga tidak perlu
menekan jumlah kelahirannya, ini berarti ia menolak teori Malthus tentang
moral restraint untuk menekan angka kelahiran.
3. Teori Transisi Demografi
Teori transisi demografi merupakan suatu teori yang didasarkan atas data
kuantitatif pada masa itu. Ide pertama kali dikembangkan oleh Warren Thompson
16
pada tahun 1929. Berdasarkan data dari beberapa negara pada periode 1908-1927, dia
mengamati pola pertumbuhan penduduk di negara negara tersebut. Dia melihat
bahwa ada tiga jenis pola pertumbuhan penduduk (Weeks, 2012). Kelompok A,
negara-negara yang mengalami perubahan pertumbuhan alami yang sangat tinggi ke
pertumbuhan yang sangat rendah. Kelompok B, negara-negara yang mengalami
penurunan baik kelahiran maupun kematian. Penurunan kematian adalah sama atau
bahkan lebih cepat dibandingkan kelahiran. Kondisi ini telah dialami oleh negara-
negara kelompok A sekitar 30 sampai 40 tahun sebelumnya. Kelompok C, negara-
negara yang baik kelahiran maupun kematiannya belum mengalami perubahan,
artinya masih sangat tinggi. Enam belas tahun kemudian, yaitu pada tahun 1945, Frank
Notestein memberikan penjelasan tentang ketiga pola tersebut. Untuk kelompok A,
dia menamainya dengan incipient decline, kelompok B adalah transitional growth, dan
kelompok C, adalah high growth potential. Pada saat ini istilah transisi demografi
(demographic transition) mulai muncul.
Pada dasarnya transisi demografi merupakan suatu teori yang menghubungkan
antara perubahan fertilitas dan mortalitas dengan tingkat pembangunan ekonomi yang
juga seringkali dihubungkan dengan urbanisasi dan industrialisasi. Berdasarkan
pembagian ketiga kelompok tadi, maka hubungan tersebut dapat dijelaskan bahwa ada
tiga tipe transisi.
Tipe pertama, adalah tipe yang cirinya adalah tingkat fertilitas dan mortalitas
yang tinggi. Suatu negara dalam fase transisi ini mempunyai pertumbuhan alami yang
rendah atau bahkan turun (minus). Seringkali tahap ini disebut malthusian stage (Nam
and Philiber, 1984). Nama lain yang sering digunakan adalah preindustrial stage
karena ciri masyarakat pada fase ini adalah pre industrial economy dan non urban
environment.
Tipe kedua, adalah masa transisi dari fertilitas dan mortalitas tinggi ke rendah.
Pada tahap ini penurunan mortalitas lebih cepat dibandingkan dengan fertilitas.
Akibatnya, pertumbuhan penduduk tinggi. Tahap ini sering disebut dengan
transitional stage atau demographic gap. Negara-negara yang mempunyai ekonomi
dalam tahap berkembang biasanya masuk dalam tahap ini.
Tipe ketiga, adalah tipe yang dicirikan dengan fertilitas dan mortalitas yang
rendah. Pada tahap ini pertumbuhan penduduk rendah, tetapi berbeda dengan tahap
pertama karena rendahnya pertumbuhan penduduk pada tahap ini disebabkan oleh
fertilitas dan mortalitas yang rendah, bukan fertilitas dan mortalitas yang tinggi. Tahap
17
ini adalah industrial stage yang juga meliputi industri. Perlu dicatat bahwa ada
beberapa demograf yang membagi tahapan transisi demografi menjadi lebih dari tiga,
misalnya Bogue (1968). Pada prinsipnya tiga tahap tersebut merupakan penjelasan
secara garis besar.
Gambaran yang diberikan oleh teori ini sangat kasar dalam arti belum bisa
menjelaskan perubahan yang sebenarnya terjadi di dalam masyarakat. Seringkali
perubahan fertilitas dan mortalitas yang terjadi di dalam masyarakat tidak begitu
sederhana seperti yang ada dalam teori tersebut. Salah satu contoh adalah bahwa pada
tahap kedua, pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak hanya disebabkan oleh
penurunan kematian tetapi juga naiknya fertilitas. Kritik yang lain berkaitan dengan
waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing tahap. Thompson menyebutkan bahwa
waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing tahap sangat bervariasi antara satu
negara dengan negara yang lain. Hal ini sangat tergantung kepada tinggi rendahnya
tingkat fertilitas dan mortalitas ketika transisi dimulai. Sebab, proses penurunan
fertilitas dan mortalitas akan sangat berbeda apabila dimulai dari tingkat yang berbeda
pula. Dengan demikian untuk digeneralisasi, teori ini cukup lemah. Barangkali
kelemahan-kelemahan yang terdapat pada teori ini disebabkan oleh data penyusunnya
yang berasal dari benua Amerika dan Eropa.

18
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dicantumkan pada bab 2 tersebut maka bisa kita tarik
kesimpulan untuk pembahasan tersebut, antara lain :
1. Menurut Harrison Isu adalah berbagai perkembangan, biasanya di dalam arena publik,
jika berlanjut, dapat secara signifikan mempengaruhi operasional atau kepentingan
jangka panjang dari organisasi.
2. Sedangkan Prayudi mendefinisikakan isu muncul ketika ada ketidaksesuaian antara
pengharapan publik dengan praktek organisasi yang jika diabaikan bisa berdampak
merugikan bagi organisasi. Isu bisa meliputi masalah, perubahan, peristiwa, situasi,
kebijakan atau nilai. (Prayudi, 2008:36).
3. Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.
4. Sedangkan kependudukan adalah hal ikhwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur,
pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas dan kondisi kesejahteraan
yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama serta lingkungan penduduk
setempat.
5. Menurut Crabble dan Vibert mengkategorikan empat jenis isu kepedudukan yaitu, Isu
fakta, Isu definisi, Isu nilai, Isu kebijakan.
6. Terdapat beberapa macam isu kependudukan, antara lain : Angka Kelahiran, Angka
Harapan Hidup, Masalah Jumlah Penduduk.
7. Teori yang berkaitan dengan isu kependudukan meliputi : Aliran Malthuisian
(Thomas Robert Malthus), Aliran Marxist (Karl & F. Angel), Teori Transisi
Demografi
3.2. Saran
Pada penulisan makalah ini, penulis merasa bahwa adanya kekurangan atupun
kesalahan dalam penulisan maka oleh karena itu penulisan meminta kritik dan saran dari
pembaca makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Andi Agustang, dkk, (2021). ‘Masalah Pendidikan Di Indonesia’, OSF Preprints,

Edmund Conway, 2015. 50 Gagasan Ekonomi yang Perlu Anda Ketahui, Esensi Erlangga
Group, Jakarta.

Mu’awwanah,Uliyatul , Ghoni Rizky Ridho Illah. (2020) . Problematika Kependudukan


Indonesia.. Jurnal Al-Tsaman. INAIFAS Jember.

Siti Fadia Nurul Fitri, (2021), .‘Problematika Kualitas Pendidikan Di Indonesia’, Jurnal
Pendidikan Tambusai.

Sri Handayani, (2010), Pelayanan Keluarga Berencana, Yogyakarta: Pustaka Ribra.

Undang-undang No 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Keluarga


Berencana, (BKKBN, Jakarta: 2010)

Virdita Ratriani, (2021). “20 Negara Jumlah Penduduk Terbanyak Di Dunia”, Kontan.Co.Id.

20

Anda mungkin juga menyukai