Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul Trend an Issu Keperawatan Jiwa..
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun, tim penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………....1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….….2
BAB I
PENDAHULUAN ………………………………………….............……………………..…..3
BAB II
BAB III
PENUTUP ………………………………………………………………....…..............…….17
2
BAB I
PENDAHULUAN
Kecepatan informasi dan mobilitas manusia di era modernisasi saat ini begitu
tinggi sehingga terjadi hubungan sosial dan budaya. Hubungan sosial antar manusia
dirasakan menurun akhir–akhir ini, bahkan kadang-kadang hanya sebatas imitasi saja.
memperhatikan hubungan sosial ini. Dengan demikian kita patut waspada dari kehilangan
Perubahan yang terjadi tadi dapat membuat rasa bingung karena muncul rasa tidak
pasti antara moral, norma, nilai–nilai dan etika bahkan juga hukum. Menurut Dadang
Hawari (1996) hal–hal tersebut dapat menyebabkan perubahan psikososial, antara lain :
pola hidup sosial relijius menjadi materialistis dan sekuler. Nilai agama dan tradisional di
juga mental, seperti yang menjadi standar WHO ( 1984 ) yang dikatakan sehat tidak
hanya fisik tetapi juga mental,sosial dan spiritual. Standar sehat yang disampaikan oleh
WHO tersebut dapat menjadi peluang besar bagi perawat untuk berbuat banyak, karena
perawat mempunyai kesempatan kontak dengan klien selama 24 jam sehari. Olehnya itu
dalam tulisan ini kami bermaksud membahas tentang trend dan isu keperawatan jiwa.
3
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. c
teknologi digital membuat dunia terasa semakin sempit, informasi dari berbagai
belahan dunia mampu di akses dalam waktu yang sangat cepat, perkembangan
penatalaksanaan gangguan jiwa, berdasarkan isu diatas maka advokasi dan aksi
masyarakat menjadi salah satu langkah awal untuk menekan penderita gangguan jiwa di
Dua tindakan nyata diatas menjadi tanggung jawab kita semua, tuntutan
orang mengalami goncangan dalam kehidupannya, ketika agama tidak lagi menjadi
pegangan, ketika nafsu duniawi menjadi Tuhan maka akan banyak perilaku tidak wajar
yang muncul, tekanan ekonomi, tekanan sosial, tekanan psikologis, dan tekanan-
tekanan yang lain mampu membuat ego defence mekanisme seseorang menjadi
terganggu. Seseorang pada intinya ingin dianggap penting, perilaku agar dianggap atau
terlihat penting ini yang terkadang merusak integritas pribadinya sendiri, contoh : "agar
kelihatan kaya melakukan hutang dengan beban angsuran diluar kemampuan, akhirnya
harus gerilya dengan debt collector, setiap debt collector datang harus bersembunyi
atau bahkan melarikan diri agar hutangnya tidak ditagih, jika perlu pindah rumah
5
kontrakan". Kejaran dari debt collector bisa membuat seseorang menjadi tertekan
secara psikologis.
Kehidupan sebenarnya bermuara pada dua hal keinginan dan kebutuhan, jika
orang berorientasi pada pemenuhan keinginan maka dia tidak akan mampu melawan
keserakahan yang sudah menguasai hati dan kehidupannya, nafsu menjadi yang terbaik
membuat orang menghalalkan segala cara untuk menang, sebuah kemenangan seorang
pecundang sama buruknya dengan kekalahan pecundang yang sebenarnya, cara menang
sebagai pecundang ini adalah dengan cara sikat kanan, sikat kiri, injak bawah dan
menjilat atasan menjadi sebuah pilihan pahit yang diambil oleh para hedonis ini. Jika
saja mutiara kebajikan "siapa menanam benih maka dia akan menuai, atau setiap
perbuatan baik sekecil apapun ada balasannya dan setiap perbuatan buruk sekecil
segala sesuatu dengan cara baik adalah sebuah keharusan, alam, manusia, dan semua
ciptaan Tuhan sudah diatur oleh sang pencipta dan manusia tidak perlu ikut membuat
aturan yang sudah digariskan oleh Tuhan, ketika manusia melalaikan janji maka sifat
manusia sebagai tempat salah dan lupa bisa menjadi faktor pemakluman terhadap
situasi tersebut, tetapi janji Tuhan bukanlah faktor yang dapat ditawar, jika kita berbuat
baik maka pasti akan menuai kebaikan jika kita berbuat buruk akan menuai hal buruk
pula.
Manusia bisa membuat sebuah hukum, sebuah aturan dalam bentuk undang-
undang dan berbentuk peraturan, isi aturan dan undang - undang bisa memiliki dua sisi,
6
2.2. Trend Current Issue Dan Kecenderungan Dalam Keperawatan Jiwa
Trend atau current issue dalam keperawatan jiwa adalah masalah-masalah yang
dianggap ancaman atau tantangan yang akan berdampak besar pada keperawatan jiwa
Ada beberapa tren penting yang menjadi perhatian dalam keperawatan jiwa di
Dahulu bila berbicara masalah kesehatan jiwa biasanya dimulai pada saat
gangguan jiwa terjadi mulai pada usia 19 tahun dan kita jarang sekali melihat
bahwa berbicara masalah kesehatan jiwa harus dimulai dari masa konsepsi justru
harus dimulai dari masa pranikah. Banyak penelitian yang menunjukkan adanya
keterkaitan masa dalam kandungan dengan kesehatan fisik dan mental seseorang di
Van de carr (1979) menemukan bahwa seorang pemusik yang hebat terlahir
dari seorang ayah yang menggeluti musik, pola-polanya sudah dipelajari sejak
dalam kandungan pada saat bayi belum lahir yang sudah terbiasa terpapar oleh
dari 3000 bayi yang diteliti serta diberikan stimulasi dini berupa suara, musik,
7
cahaya, getaran, dan sentuhan, ternyata setelah dewasa memiliki perkembangan
attachment pada bayi baru lahir dapat meningkatkan inteligensi bayi antara 15-
30%.
dalam kehidupan, infeksi otak, trauma otak, atau terpengaruh zat-zat yang
kekacauan proses pikir, waham/delusi, perilaku yang aneh dan gangguan emosi.
penderita sakit jiwa di propinsi lain dan daerah istimewa Yogyakarta terus
Kecenderungan itu tampak dari banyaknya pasien yang menjalani rawat inap
dua rumah saKit tersebut klien gangguan jiwa terus bertambah sejak tahun 2002
lalu.
Pada tahun 2003 saja jumlahnya mencapai 7.000 orang, sedang pada 2004
naik menjadi 10.610 orang. Sebagian dari klien menjalani rawat jalan, dank lien
yang menjalani rawat inap mencapai 678 orang pada 2003 dan meningkat menjadi
1.314 orang pada tahun 2004. yang menarik, klien gangguan jiwa sekarang tidak
8
lagi didominasi kalangan bawah, tetapi kalangan mahasiswa, pegawai negeri sipil,
pegawai swasta, dan kalangan professional juga ada diantaranya. Klien gangguan
jiwa dari kalangan menengah ke atas, sebagian besar disebabkan tidak mampu
mengelola stress dan ada juga kasus mereka yang mengalami post power
Suwadi mengatakan, pada tahun 2003 jumlah klien gangguan jiwa yang dirawat
inap sebanyak 371 pasien. Tahun 2004 jumlahnya meningkat menjadi 433 pasien.
Jumlah itu, belum termasuk klien rawat jalan di poliklinik yang sehari-hari rata-
klien gangguan jiwa. Kepala Rumah Sakit Jiwa (RSJ) daerah Propinsi Sumatera
Selatan mengungkapkan: setahun ini jumlah klien gangguan jiwa yang ditangani
cenderung meningkat, rekam medis di RSJ Sumsel mencatat, jumlah klien yang
dirawat meningkat dari jumlah 4.101 orang (2003) menjadi 4.384 orang (2004).
Dari keseluruhan jumlah klien yang dirawat selama 2004, sebanyak 1.872 pasien
diantaranya dirawat inap di RSJ itu. Sebanyak 1.220 orang adalah sebagai pasien
lama ang sebelumnya pernah dirawat. Kondisi lingkungan yang semakin keras,
9
Kasus-kasus gangguan kejiwaan yang ditangani oleh para psikiater dan
dokter di RSJ menunjukkan bahwa penyakit jiwa tidak mengenal baik strata sosial
maupun usia. Ada orang kaya yang mengalami tekanan hebat, setelah kehilangan
semua harta bendanya akibat kebakaran. Selain itu kasus neurosis pada anak dan
kecemasan yang berlebihan, gangguan tidur, dan keluhan penyakit fisik yang tidak
jelas penyebabnya.
sebelumnya rajin bekerja, rajin belajar menjadi lesu, dan sifatnya menjadi
kebanyakan adalah kasus trauma fisik dan nonfisik. Trauma nonfisik bisa
jiwa yang lebih berat, disebut gangguan psikotik. Klien yang menunjukkan gejala
perilaku yang abnormal secara kasat mata. Inilah orang yang kerap mengoceh
tidak karuan, dan melakukan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya dan orang
merupakan salah satu pemicu yang memunculkan stress, depresi, dan berbagai
gangguan kesehatan jiwa pada manusia. Menurut data World Health Organization
menjadi masalah yang sangat serius. WHO (2001) menyataan, paling tidak, ada
satu dari empat orang di dunia mengalami masalah mental. WHO memperkirakan
ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa.
10
Sementara itu, menurut Uton Muchtar Rafei, Direktur WHO wilayah Asia
Tenggara, hampIr satu per tiga dari penduduk di wilayah ini pernah mengalami
gangguan neuropsikiatri. Buktinya, bisa kita cocokkan dan lihat sendiri dari data
diperkirakan sebanyak 264 dari 1.000 anggota rumah tangga menderita gangguan
kesehatan jiwa.
Dalam hal ini, Azrul Azwar (Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat DepKes)
masyarakat yang sangat tinggi, yakni satu dari empat penduduk Indonesia
menderita kelainan jiwa dari rasa cemas, depresi, stress, penyalahgunaan obat,
global, dari sekitar 450 juta orang yang mengalami gangguan mental, sekitar satu
juta orang diantaranya meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya. Angka ini
lumayan kecil jika dibandingkan dengan upaya bunuh diri dari para penderita
Namun, menurut Aris Sudiyanto, (Guru Besar Ilmu Kedokteran Jiwa (psikiatri)
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, ada tiga golongan
penyebab gangguan jiwa ini. Pertama, gangguan fisik, biologis atau organic.
Penyebabnya antara lain berasal dari faktor keturunan, kelainan pada otak,
penyakit infeksi (tifus, hepatitis, malaria dan lain-lain), kecanduan obat dan alkohol
11
krisis. Ketiga, gangguan sosial aau lingkungan. Penyebabnya dapat berupa stressor
Era globalisasi adalah suatu era dimana tidak ada lagi pembatas antara
IPTEK yang begitu cepat dan perdagangan bebas yang merupakan ciri era ini,
mendatang bukan lagi masalah klinis seperti prevalensi gangguan jiwa, melainkan
berorientasi pada konteks kehidupan sosial. Fokus kesehatan jiwa bukan hanya
menangani orang sakit, melainkan pada peningkatan kualitas hidup. Jadi konsep
kesehatan jiwa buka lagi sehat atau sakit, tetapi kondisi optimal yang ideal dalam
pencegahan daripada menunggu di RS, orientasi upaya kesehatan jiwa lebih pada
12
6. Kecenderungan penyakit jiwa
adanya indikator baru, yaitu Disabiliyty Adjusted Life Year (DALY), diketahuilah
Perubahan social ekonomi yang cepat dan situasi sosial politik yang tidak
kehidupan
stress berkepanjangan dan berusaha untuk tidak mengalami stress yang demikian.
Mereka menjadi manusia yang invalid dalam kondisi kejiwaan dengan akibat akhir
muncul sebagai akibat saling keterkaitan antara ingatan sosial dan ingatan pribadi
Lingkup kesehatan jiwa sangat luas dan kompleks, juga saling berhubungan
dengan segala aspek kehidupan manusia. Mengacu pada UU No. 23 1992 tentang
Kesehatan Dan Ilmu Psikiatri, masalah kesehatan jiwa secara garis besar
digolongkan menjadi :
13
Masalah perkembangan manusia yg harmonis dan peningkatan kualitas
hidup, yaitu masalah kejiwaan yang berkaitan dengan makna dan nilai2
kehidupan manusia
Masalah psikososial yaitu masalah psikis atau kejiwaan yang timbul akibat
a) Psikotik gelandangan
angka kejadian terus meningkat. Metode yang paling disukai adalah menggunakan
pistol, menggantung diri dan minum racun. Keberhasilan Bunuh Diri pada pria
Bunuh diri : suatu tindakan mencabut nyawa sendiri dgn sengaja (jalan pntas
dari suatu negara yang semakin maju. Di negara kita yang mendukung merebak
Napza adalah perangkat hukum yang lemah. Seiring dgn merebaknya pemakaian
14
Napza adalah pertumbuhan HIV/ AIDS, ancaman hilangnya kehidupan dan
Dengan banyaknya kasus bunuh diri dan depresi pada anak, maka pola asuh
keluarga kembali menjadi sorotan.Pola asuh yang baik adalah pola asuh dimana
orang tua menerapkan kehangatan yang tinggi disertai dengan kontrol yang tinggi.
bermain, teman yang menyenangkan bagi anak terutama saat rekreasi, belajar dan
berkomunikasi. Berbagai upaya agar anak dekat dan berani bicara pada orang
tuanya saat punya masalah. Orang tua menjadi teman dalam ekspresi feeling anak
Kontrol yang tinggi adalah Bagaimana anak dilatih mandiri dan mengenal
kesehatan jiwa, karena akan memiliki self confidence yang cukup.Orang tua juga
12. Kekerasan
15
13. Masalah ekonomi dan kemiskinan
beli lemah, pendidikan rendah, lingkungan buruk, kurang gizi, mudah teragitasi,
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ada beberapa tren penting yang menjadi perhatian dalam keperawatan jiwa di
Pattern of parenting
Kekerasan
3.2. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC: Jakarta.
Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition.
Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jwa. Edisi 3. EGC: Jakarta
18