seorang diri saja tidak cukup jika tidak dilengkapi dengan komponen-komponen lain
yang dapat memberi penjelasan lebih dari pada sekedar kata-kata yang di utarakan
guru (verbalisme), bahkan anak sangat membutuhkan hal-hal atau benda-benda
konkret yang dapat membantunya memahami pelajaran karena dapat memberikan
pengalaman belajar secara langsung yang tidak bisa didapatkan dari guru. Untuk itu
guru perlu mengetahui cara memilih dan merancang media yang sesuai sebagai
sumber belajar yang tepat untuk siswanya, agar dapat benar-benar membantunya
mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam hal ini guru haruslah pandai dalam memilih media apa yang sesuai dan cocok digunakan
untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Untuk itu beberapa faktor dan kriteria
yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menggunakan media, diantaranya :
Kriteria khusus yang dapat kita gunakan untuk memilih media pembelajaran yang tepat dapat
mempertimbangkan faktor Acces, Cost, Technology, Interactivity, Organization, dan Novelty
(ACTION). Penjelasan dari akronim tersebut sebagai berikut:
Acces, artinya media yang diperlukan dapat tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan siswa
Cost, artinya media yang akan dipilih atau digunakan, pembiayaannya dapat dijangkau.
Technology, artinya media yang akan digunakan apakah teknologinya tersedia dan mudah
menggunakannya.
Interactivity, artinya media yang akan dipilih dapat memunculkan komunikasi dua arah atau
interaktivitas. Sehingga siswa akan terlibat (aktif) baik secara fisik, intelektual dan mental.
Organization, artinya dalam memilih media pembelajaran tersebut, secara organisatoris
mendapatkan dukungan dari pimpinan sekolah (ada unit organisasi seperti pusat sumber belajar
yang mengelola).
Novelty, artinya media yang dipilih tersebut memiliki nilai kebaruan, sehingga memiliki daya tarik
bagi siswa yang belajar.
Media-media yang akan dipilih dalam proses pembelajaran juga harus memenuhi syarat-
syarat visible, intresting, simple, useful, accurate, legitimate, structure (VISUALS). Penjelasan
dari syarat tersebut adalah:
Visible atau mudah dilihat, artinya media yang digunakan harus dapat memperikan keterbacaan
bagi orang lain yang melihatnya
Interesting atau menarik, yaitu media yang digunakan harus memiliki nilai kemenarikan.
Sehingga yang melihatnya akan tergerak dan terdorong untukmemperhatikan pesan yang
disampaikan melalui media tersebut
Simple atau sederhana, yaitu media yang digunakan juga harus memiliki nilai kepraktisan dan
kesederhanaan, sehingga tidak berakibat pada in-efesiensi dalam pembelajaran
Useful atau bermanfaat, yaitu media yang digunakan dapat bermanfaat dalam pencapaian tujuan
pembelajaran yang diharapkan,
Accurate atau benar, yaitu media yang dipilih benar-benar sesuai dengan karakteristik materi atau
tujuan pembelajaran. Atau dengan kata lain media tersebut benar-benar valid dalam pembuatan
dan penggunaannya dalam pembelajaran
Legitimate atau Sah, masuk akal artinya media pembelajaran dirancang dan digunakan untuk
kepentingan pembelajaran oleh orang atau lembaga yang berwenang (seperti guru)
Structure atau tersetruktur artinya media pembelajaran, baik dalam pembuatan atau
penggunaannya merupakan bagian tak terpisahkan dari materi yang akan disampaikan melalui
media tersebut.
Untuk jenis media rancangan (by design), beberapa macam cara telah dikembangkan untuk
memilih media. Dalam proses pemilihan ini, Anderson (1976) mengemukakan prosedur
pemilihan media menggunakan pendekatan flowchart (diagram alur). Dalam proses tersebut ia
mengemukan beberapa langkah dalam pemilihan dan penentuan jenis penentuan media, yaitu :
Menentukan apakah pesan yang akan kita sampaikan melalui media termasuk pesan pembelajaran
atau hanya sekedar informasi umum/hiburan. Jika hanya sekedar informasi umum akan
diabaikan karena prosedur yang dikembangkan khusus untuk pemilihan media yang bersifat/untuk
keperluan pembelajaran.
Menentukan apakah media itu dirancang untuk keperluan pembelajaran atau hanya sekedar alat
bantu mengajar bagi guru (alat peraga). Jika sekedar alat peraga, proses juga dihentikan
( diabaikan).
Menentukan apakah tujuan pembelajaran lebih bersifat kognitif, afektif atau psikomotor.
Menentukan jenis media yang sesuai untuk jenis tujuan yang akan dicapai, dengan
mempertimbangkan kriteria lain seperti kebijakan, fasilitas yang tersedia, kemampuan produksi
dan biaya.
Me-review kembali jenis media yang telah dipilih, apakah sudah tepat atau masih terdapat
kelemahan, atau masih ada alternatif jenis media lain yang lebih tepat. Merencanakan,
mengembangkan dan memproduksi media.
Sebelum seorang guru menggunakan media dalam aktivitas belajar mengajar, hal-hal yang
harus diperhatikan diantaranya
perumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar/tujuan guruan pada kelas yang
dihadapi,
topik mata pelajaran,
keberadaan media dan sumber yang tersedia,
pemilihan teknik dan strategi guruan.
Sedangkan menurut Diamond (234:1986) Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
penggunaan media:
Bila Seorang guru akan membuat program media pembelajaran, diharapkan dapat
melakukannya dengan persiapan dan perencanaan yang teliti. Dalam membuat perencanaan
itu ada beberapa pertanyaan yang perlu jawab.
Menurut saya masih banyak waktu untuk belajar mengembangkan media pembelajaran asalkan
ada keinginan dan tekat yang kuat dari dalam diri.
Banyak sekali platform yang bisa digunakan untuk membuat media pembelajaran, salah satunya
adalah Powtoon. Saya sendiri baru mempelajarinya beberapa waktu yang lalu melalui tutorial di
Youtube. Silahkan berselancar dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi digital yang sudah
tersedia. Mari kita belajar Bersama
Adapun yang harus kita perhatikan dalam pengembangan media pembelajaran adalah
menganalisis materi serta kondisi maupun karakteristik peserta didik. Dari sana kita bisa
menentukan bentuk dari media pembelajaran yang akan kita berikan. Sehingga media
pembelajaran kita tepat guna bagi peserta didik.
Untuk mengakomodir HOTS maka kita bisa memberikan semacam petunjuk-petunjuk
interaktif yang berfungsi sebagai jembatan menuju penyelesaian akhir. Dengan petunjuk-
petunjuk tersebut peserta didik akan merasa tertantang sehinga ada semacam lompatan-
lompatan ide atau gagasan yang lebih tingi dari sebelumnya.
Adapun TPACK sendiri tidak bisa semua unsur kita implementasikan dalam media
pembelajaran. Pemetaan materi sangat diperlukan dan kemudian kita bisa menentukan unsur
apa dari TPACK yang bisa kita akomodir ke dalam maedia pembelajaran
Menurut saya hal yang menarik dari kegiatan pengembangan media pembelajaran ini adalah
ketika proses editing video pembelajaran. Kita bisa makan berjam-jam di depan laptop hanya
sekedar memberikan animasi, efect, dan sebagainya untuk membuat media semenarik mungkin .
Salah satu kesulitan yang saya alami adalah ketika mengkombinasikan antara video yang
menampilan diri saya dengan video yang berbasis power point. Karena saya baru belajar jadi
belum begitu jago untuk membuat video pembelajaran seperti ruang guru, zenius, dan bimbel-
bimbel online yang berbasis aplikasi lainnya
Bagaikan cebol gayuh lintang kata orang jawa. Dari dalam hati nurani saya ingin meningkatkan
skill saya dalam editing video, karena saya sedang mempelajarinya dan butuh proses dalam
berkreasi tentunya. Namun suatu saat nanti saya bermimpi untuk membuat semacam media
pembelajaran berbasis aplikasi dan itu gratis tanpa dipungut biaya sepeser pun. Bukan
bermaksud mematikan bisnis bimbel online berbasis aplikasi hanya saja untuk kemanfaatan bagi
para peserta didik di nusantara.