Anda di halaman 1dari 8

Model Desain Instruksional ASSURE

Model ASSURE adalah pendekatan sistematis untuk merancang bahan


ajar yang efektif. Itu singkatan dari:

 Analisis Peserta Didik


 Standar dan Tujuan Negara
 Pilih Metode, Media, dan Bahan
 Memanfaatkan Media dan Bahan
 Membutuhkan Partisipasi Pelajar
 Evaluasi dan Revisi

Model ini menekankan pentingnya menyelaraskan pengajaran Anda


dengan kebutuhan spesifik peserta didik dan dengan jelas mendefinisikan
apa yang Anda ingin mereka capai. Hal ini juga mendorong penggunaan
berbagai metode, media, dan materi untuk melibatkan peserta didik dan
mendorong partisipasi aktif.

Berikut ini penjelasan lebih dekat pada setiap langkah model ASSURE:

1. Analisis Peserta Didik:

 Siapa pembelajar Anda? Pertimbangkan usia mereka, pengetahuan


sebelumnya, gaya belajar, minat, dan kebutuhan khusus apa pun.
 Apa kekuatan dan kelemahan mereka?
 Apa motivasi mereka belajar?

2. Standar dan Tujuan Negara:

 Apa yang Anda ingin pelajar Anda ketahui dan dapat lakukan di
akhir pengajaran?
 Apa standar pembelajaran atau pedoman kurikulum yang
relevan?
 Tuliskan tujuan pembelajaran yang jelas, terukur, dan dapat
dicapai.

3. Pilih Metode, Media, dan Bahan:

 Metode pengajaran apa yang paling efektif untuk pelajar dan


tujuan Anda? (misalnya ceramah , diskusi, kerja
kelompok, simulasi)
 Media dan materi apa yang paling mendukung metode pilihan
Anda? (misalnya , buku teks, video, situs web, simulasi, permainan)
 Pertimbangkan aksesibilitas dan kesesuaian metode dan materi
pilihan Anda untuk semua peserta didik.

4. Memanfaatkan Media dan Bahan:

 Kembangkan atau pilih media dan materi berkualitas tinggi yang


selaras dengan tujuan Anda.
 Rencanakan bagaimana Anda akan memperkenalkan,
menggunakan, dan mengintegrasikan media dan materi ke
dalam pengajaran Anda.
 Pastikan media dan materi dapat diakses oleh semua peserta
didik.

5. Membutuhkan Partisipasi Pelajar:

 Merencanakan kegiatan dan penilaian yang mengharuskan


peserta didik berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
 Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
berinteraksi dengan konten, satu sama lain, dan instruktur.
 Membedakan pengajaran untuk memenuhi kebutuhan semua
peserta didik.

6. Evaluasi dan Revisi:

 Kumpulkan data untuk menilai seberapa baik peserta didik Anda


mencapai tujuan.
 Evaluasi efektivitas pengajaran, metode, media, dan materi
Anda.
 Lakukan revisi berdasarkan hasil evaluasi Anda.

Manfaat menggunakan model ASSURE:

 Menciptakan pengalaman belajar yang terorganisir dengan baik


dan efektif.
 Berfokus pada kebutuhan dan tujuan pelajar.
 Mendorong penggunaan berbagai metode dan bahan
pengajaran.
 Mendorong partisipasi aktif pelajar.
 Memberikan kerangka kerja untuk evaluasi dan perbaikan
berkelanjutan.

Apa Model Desain Instruksional ASSURE?


Heinrich dan Molenda menciptakan model ASSURE pada tahun 1999. Ini
adalah panduan Desain Instruksional terkenal yang menggabungkan
multimedia dan teknologi untuk meningkatkan lingkungan belajar dari
perspektif konstruktivis. Namanya merupakan akronim dari komponen-
komponennya, yang akan kita lihat di bawah. Mari selami model ini lebih
dalam dan lihat bagaimana model tersebut dapat diterapkan dalam eLearning
dan manfaatnya bagi pengalaman pembelajaran secara keseluruhan.

6 Komponen Model

1. Menganalisis Peserta Didik

Model ASSURE sangat bergantung pada peserta didik, dan intinya dirancang
berdasarkan kebutuhan mereka. Inilah sebabnya mengapa langkah pertama
melibatkan identifikasi karakteristik peserta didik. Informasi tersebut dapat
berupa usia, pengetahuan yang dimiliki, tingkat pendidikan, kekhususan
pembelajaran, dan berbagai detail penting lainnya yang biasanya dikumpulkan
melalui survei dan penilaian. Setelah Anda mengumpulkan semua informasi
penting, Anda dapat mulai merancang pelajaran berdasarkan kebutuhan dan
preferensi peserta didik.

2. Tujuan Negara

Pada langkah kedua, Anda mengidentifikasi apa yang seharusnya dapat


dilakukan pembelajar setelah menyelesaikan materi pengajaran. Anda dapat
menetapkan tujuan berdasarkan metode SMART, sehingga tujuan tersebut
harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu. Artinya, Anda
harus bisa mengetahui dengan tepat keterampilan dan pengetahuan apa yang
akan diperoleh peserta didik selama periode tertentu. Selain itu, Anda harus
menetapkan tujuan realistis yang relevan dengan pelajaran untuk mencapai
hasil pembelajaran terbaik.

3. Pilih Metode

Putuskan metode instruksi mana yang akan Anda gunakan untuk


menyampaikan konten. Misalnya, jika pelajaran Anda lebih dipimpin oleh
instruktur, memilih ceramah, presentasi, dan demonstrasi lainnya adalah
pilihan yang ideal. Di sisi lain, jika mereka lebih berpusat pada peserta didik,
Anda sebaiknya memilih diskusi kelompok dan kegiatan kelompok. Setelah
Anda mengetahuinya, Anda harus memilih teknologi yang akan memfasilitasi
metode pengajaran Anda.

4. Memanfaatkan Media Dan Bahan

Sekarang saatnya merencanakan bagaimana Anda akan memanfaatkan


metode yang telah Anda pilih pada langkah sebelumnya. Lebih khusus lagi,
Anda harus meninjau teknologi dan media lainnya untuk memastikan
semuanya berjalan lancar selama pembelajaran Anda dan mempersiapkannya
dengan tepat. Selain itu, Anda perlu mempersiapkan lingkungan pengajaran.
Terakhir, informasikan kepada peserta didik tentang keseluruhan proses,
termasuk materi, tujuan, dan jenis penilaian.

5. Mewajibkan Partisipasi Pelajar

Tentukan bagaimana Anda akan secara aktif melibatkan pelajar Anda dalam
proses pengajaran. Misalnya, Anda dapat menetapkan partisipasi wajib dalam
diskusi kelas atau meminta mereka untuk memandu pembelajaran sendiri
dengan mengajukan pertanyaan atau menyajikan tema untuk analisis lebih
lanjut. Anda juga perlu mempertimbangkan bagaimana mereka akan
menyerap materi.

6. Evaluasi Dan Revisi

Pada langkah terakhir ini, Anda harus memutuskan apakah materi Anda efektif
dan melakukan revisi jika perlu. Evaluasi strategi pengajaran Anda, media,
teknologi yang Anda gunakan, dan cara Anda menerapkannya. Selain itu,
Anda harus menentukan apakah pelajaran dan pembelajar memenuhi tujuan
Anda dan apakah keseluruhan pengalaman memenuhi kebutuhan masing-
masing. Umpan balik dari pembelajar Anda penting dalam langkah ini untuk
membantu analisis Anda. Anda dapat meminta mereka untuk melakukan
survei tentang bagaimana pelajaran tersebut berdampak pada mereka, apakah
mereka puas dengan pengalaman tersebut, dan apakah mereka telah
mencapai tujuan pribadinya. Terakhir, berikan hasil penilaian dan masukan
berdasarkan kinerjanya.

Bagaimana Anda Dapat Menerapkan ASSURE ke eLearning


Model ASSURE dapat digunakan saat merancang kursus eLearning , karena
model ini memastikan pengalaman belajar yang dipersonalisasi dan menarik
untuk setiap anggota audiens Anda. Pertama-tama, menganalisis peserta didik
untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi
mereka. Kemudian, gunakan LMS pilihan Anda untuk menyatakan tujuan
pelajaran, dan berikan multimedia pilihan dan sumber daya pendukung seperti
video, kuis interaktif, forum diskusi, atau bahkan aktivitas Virtual dan
Augmented Reality (VR/AR). Anda juga dapat memanfaatkan LMS Anda untuk
mengumpulkan data pengguna mulai dari partisipasi pelajar, informasi login,
waktu yang dihabiskan di platform, dll. Hal ini, selain penilaian online dan
umpan balik dari pelajar Anda, akan memungkinkan Anda mengevaluasi
proses secara holistik.

Manfaat JAMINAN

Fokus Pada Pembelajar

Model ASSURE memberikan pendekatan sistematis untuk merancang


pembelajaran. Artinya, memastikan bahwa bahan ajar berfokus pada
pencapaian hasil pembelajaran tertentu dan peserta didik terlibat aktif dalam
proses pembelajaran. Selain itu, pembelajar selalu mengetahui apa yang
diharapkan untuk mereka pelajari dan bagaimana caranya.

Metode Pembelajaran yang Bervariasi

Model tersebut mendorong penggunaan berbagai metode pengajaran.


Teknologi dan media menawarkan pilihan yang hampir tak ada habisnya. Hal
ini mengoptimalkan proses pembelajaran, menjadikannya lebih individual dan
relevan. Kebebasan memilih ini memungkinkan desainer untuk membuat
pelajaran yang memenuhi kebutuhan dan preferensi pembelajaran yang
berbeda.

Pentingnya Evaluasi

Dengan menekankan evaluasi dan revisi, model ini memberi Anda peluang
untuk terus meningkatkan dan memperbarui konten Anda. Masukan dari
pelajar, serta penilaian, membantu desainer menciptakan pengalaman yang
melekat dan memantau kinerja pelajar seiring kemajuan mereka.
Kesimpulan

Model ASSURE memberikan Desainer Instruksional kekuatan untuk


menciptakan materi yang efektif, menarik, dan disesuaikan dengan kebutuhan
peserta didik. Dengan menggunakan pendekatan ini, Anda dapat membuat
konten berkualitas tinggi yang mendorong pembelajaran aktif dan
memetakan seluruh proses sehingga pelajar mengetahui arah yang mereka
tuju dan seberapa jauh kemajuan mereka. Anda juga dapat menjelajahi
strategi ID lainnya dalam daftar lengkap model dan teori Desain
Instruksional kami .

Desain Pembelajaran Model ASSURE Desain adalah sebuah istilah yang diambil dari kata design
(Bahasa Inggris) yang berarti perencanaan atau rancangan. Ada pula yang mengartikan dengan
“persiapan”. Di dalam ilmu manajemen pendidikan atau ilmu administrasi pendidikan, perencanaan
disebut dengan istilah planning yaitu “persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah
penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan
tertentu”. Dengan demikian tujuan sebuah desain adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam
memecahkan masalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia Melalui suatu desain
orang bisa melakukan langkah-langkah yang sistematis untuk memecahkan suatu persoalan yang
dihadapi (Sanjaya, 2008) Dalam konteks pembelajaran, desain instruksional dapat diartikan sebagai
proses yang sistematis untuk memecahkan persoalan pembelajaran melalui proses perencanaan
bahan-bahan pembelajaran beserta aktivitas yang harus dilakukan, perencanaan sumbersumber
pembelajaran yang dapat digunakan serta perencanaan evaluasi keberhasilan. Desain pembelajaran
merupakan prinsip-prinsip penerjemahan dari pembelajaran dan instruksi ke dalam rencanarencana
untuk bahan-bahan dan aktivitasaktivitas instruksional. Disain pembelajaran dapat dianggap sebagai
suatu sistem yang berisi banyak komponen yang saling berinteraksi. Komponen-komponen tersebut
harus dikembangkan dan diimplementasikan untuk kelengkapan suatu instruksional. Tujuan dari
disain pembelajaran yaitu membuat pembelajaran lebih efektif dan efisien dan mengurangi tingkat
kesulitan pembelajaran (Morrison, Ross, dan Kemp, 2007). Desain pembelajaran dapat dimaknai dari
berbagai sudut pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses.
sebagai proses desain pembelajaran merupakan pengembangan pengajaran secara sistematik yang
digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Desain
sebagai proses mengandung arti bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran harus sesuai
dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum yang digunakan (Sagala:
2005). Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang
strategi serta proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain
pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan,
penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala
makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas. Sebagai
sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem
pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar. Dengan
demikian dapat disimpulkan desain pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi
komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara
guru dan peserta didik. Ada banyak model yang dapat digunakan guru dalam mendesain
pembelajarannya, di antaranya adalah Model ASSURE (Analyze, State Object, Select, Utilize, Require,
and Evaluate). Model ini lahir berdasarkan asumsi Gagne pada tahun 1985 yang menyatakan bahwa
proses belajarmengajar itu melalui beberapa tahap yang disebut events of instruction. Untuk itu,
pembelajaran yang telah di desain dengan baik dimulai dengan membangkitkan minat siswa, yang
kemudian disusul dengan menyajikan materi baru, melibatkan umpan balik siswa (feedback),
mengukur pemahaman mereka (assesing) dan diteruskan ke aktivitas berikutnya. Perkembangan
selanjutnya adalah bentuk dan wujud Model ASSURE kemudian dicetuskan oleh Heinich, dkk, pada
tahun 1980-an. Syahril: Pengembangan Desain Model ASSURE... 69 Karakteristik dari model ASSURE
ini walaupun berorientasi kegiatan pembelajaran, model ini tidak menyebutkan strategi
pembelajaran secara eksplisit. Strategi pembelajaran dikembangkan melalui pemilihan dan
pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta peran serta peserta didik di kelas. Model ASSURE
sangat membantu dalam merancang program dengan menggunakan berbagai jenis media Model
ASSURE merupakan langkah merancanakan pelaksanaan pembelajaran di ruang kelas secara
sistematis dengan memadukan penggunaan terknologi dan media. Model ASSURE menggunakan
tahap demi tahap untuk membuat perancangan pembelajaran yang dapat dilihat dari nama model
tersebut, yaitu ASSURE. Menurut Smaldino (2007) A yang berarti (A) nalyze learners, S berarti (S)tate
standard and Objectives, S yang kedua berarti (S)elect strategi, technology, media, and materials, U
berarti (U)tilize technology, media and maerials, R berarti (R)equire learner participation dan E
berarti (E)valuated and revise, yang disingkat menjadi ASSURE. Sesuai dengan namanya, langkah-
langkah dalam desain model ASSURE ini terdiri dari enam langlah, yaitu: 1. Analyze learner
characteristics (Analisis karakter siswa) Langkah awal dalam pembelajaran adalah menganalisis
siswa, tujuannya agar guru dapat mengenali karakteristik siswa yang akan melakukan proses
pembelajaran. Setiap siswa memiliki karakter yang berbeda – beda. Beberapa aspek karakter siswa
yang harus diketahui oleh guru, yaitu karakteristik umum, kompetensi spesifik yang telah dimiliki
oleh siswa sebelumnya, gaya belajar siswa, dan motivasi belajar siswa. Setelah menganalisis aspek-
aspek di atas, guru harus melakukan assessment atau pengukuran untuk mengetahui perilaku,
tingkat perkembangan anak. Assessment ini memiliki beberapa manfaat, yaitu mendukung belajar
anak, mengidentifikasi anak apakah berkembang dengan normal atau memiliki kebutuhan khusus,
mengevaluasi program pembelajaran, memonitor kebutuhan anak, sebagai wujud tanggung jawab
guru. Untuk itu pengukuran sangat penting dalam analisis karakteristik siswa. Setelah guru dapat
menganalisis karakter siswa, maka guru dapat menyiapkan metode, media, bahan ajar yang sesuai
dengan karakter siswa. 2. State performance objectives (Menetapkan kompetensi) Dalam langkah
ini, guru menentukan tujuan sesuai dengan silabus atau kurikulum. Tujuan ini merupakan
penjabaran dari kompetensi, pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akan dimiliki oleh siswa
setelah menempuh proses pembelajaran. Tujuan ini juga mengarah pada evaluasi dan hasil belajar
siswa. 3. Select methods, media, and materials (Memilih metode, media, dan bahan ajar) Dalam
langkah ini, guru harus pintar untuk memilih metode, media, dan bahan ajar yang sesuai untuk
siswa. Kesesuaian ini dapat dilihat dari karakteristik siswa. Kesesuaian dalam memilih dapat
mempengaruhi keefektifan, efisien dan daya tarik siswa dalam belajar. Metode, media, bahan ajar
sangat berpengaruh dalam aktivitas proses pembelajaran. 4. Utilize materials (Pemanfaatan bahan
ajar dan media pembelajaran) Ketika guru sudah dapat memilih bahan ajar dan media yang sesuai,
guru harus dapat memanfaatkannya dengan baik dengan menggunakan metode yang telah dipilih.
Selain ketiga komponen tersebut, guru juga harus mempersiapkan kelas, dan sarana pendukungnya.
5. Requires learner participation (Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran) Proses
pembelajaran akan berlangsung efektif, efisien, dan memiliki daya tarik ketika siswa ikut
berpartisipasi dalam proses ini. Jika siswa aktif dalam proses pembelajaran akan memudahkan 70
Jurnal Tarbiyah Al-Awlad, Volume VIII Edisi 01 2018, hlm 65-75 siswa untuk memahami materi yang
diberikan oleh guru, serta menumbuhkan motivasi belajar siswa. 6. Evaluate and revise (evaluasi dan
revisi) Setelah melakukan proses pembelajaran, selanjutnya diadakan evaluasi dan revisi. Tahap ini
bertujuan untuk menilai efektivitas dan efisien program pembelajaran dan menilai pencapaian hasil
belajar siswa. Dalam evaluasi untuk menilai efektivitas proses pembelajaran yaitu terjawabnya
pertanyaan apakah proses pembelajaran ini mencapai tujuan, apakah metode, media, bahan ajar
dapat membantu proses pembelajaran, apakah siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Untuk revisi dilakukan ketika hasil evaluasi kurang memuaskan. Dalam revisi guru memperbaiki
komponen-komponen pembelajaran agar pembelajaran dapat efektif dan efisien. Implementasi
Desain Model ASSURE dalam

Anda mungkin juga menyukai