Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum. Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini tidak lepas dari bimbingan,
semangat, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
yang sebanyak – banyaknya kepada:
1. Dr. Hj. Samsul Susilawati,M.Pd, selaku dosen mata kuliah ICT dalam Manajemen
Pendidikan
2. Ayah dan Bunda tercinta yang selalu mendo`akan kami
3. Teman – teman kami yang selalu memberi semangat
4. Semua pihak yang turut memberi dukungan kepada kami sehingga makalah ini bisa
terselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik
dan saran sangat kami harapkan untuk membangun makalah yang lebih baik dari sebelumnya.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya untuk pembaca. Amin.
Wassalamualaikum.Wr.Wb

Malang, 12 September 2019

PENULIS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 3
A. Sejarah Model Pembelajaran Assure .......................................................................................... 3
B. Pengertian Model Pembelajaran Assure ..................................................................................... 3
C. Tahapan Penerapan Model Pembelajaran Assure ....................................................................... 4
D. Tujuan dan Manfaat Penerapan Model Assure dalam Pembelajaran ........................................ 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 15
DAFTAR RUJUKAN ......................................................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan
potensi-potensi pembawaan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang
ada dalam masyarakat dan kebudayaan.1 Untuk mencapai tujuan dari pendidikan
tersebut, pendidik dapat menerapkan berbagai metode, model, maupun strategi belajar
yang sesuai dengan perkembangan peserta didik sehingga output yang dihasilkan sesuai
dengan yang diharapkan.
Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini
menuntut seorang pendidik untuk membuat atau menciptakan aktivitas pembelajaran
yang sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, pendidik dapat
menggunakan berbagai model pembelajaran untuk merangsang keaktifan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar. Salah satu model pembelajaran yang bisa digunakan yaitu
model ASSURE. Model ASSURE memadukan penggunaan teknologi dan media yang
dapat membantu peserta didik untuk memecahkan masalah dan membantu pendidik
untuk menyampaikan pelajaran dengan lebih mudah. Oleh karena itu, guru harus
mengetahui berbagai model pembelajaran. Salah satunya yaitu model ASSURE yang
menggunakan teknologi dan media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan
zaman sehingga peserta didik secara tidak sadar juga akan belajar tentang penggunaan
teknologi yang dapat membantu mereka dalam memahami pelajaran.

1
M. Fahim Tharaba. Dasar-dasar Pendidikan Islam. Malang: CV. Dream Litera Buana, hlm. 3

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah model pembelajaran ASSURE?
2. Apa yang dimaksud model pembelajaran ASSURE?
3. Bagaimana tahapan penerapan model ASSURE?
4. Apa tujuan dan manfaat penerapan model ASSURE dalam pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah dari model pembelajaran ASSURE
2. Untuk mengetahui pengertian tentang model pembelajaran ASSURE
3. Untuk mengetahui tahapan penerapan model ASSURE dalam pembelajaran
4. Untuk mengetahui tujuan serta manfaat dari model pembelajaran ASSURE

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Model Pembelajaran Assure


Model ASSURE dicetuskan oleh Heinich, dkk sejak tahun 1980-an dalam
mendesain pelaksanaan pembelajaran di ruang kelas secara sistematis dengan
memadukan penggunaan teknologi dan media yang dapat digunakan untuk membantu
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.2 Metode ini terus dikembangkan oleh
Smaldino, dkk. sampai sekarang. Meskipun berorientasi kegiatan belajar mengajar
(KBM), namun model ini tidak menyebutkan strategi pembelajaran secara eksplisit
seperti halnya pembelajaran pembelajaran model ADDIE. Strategi pembelajaran
dikembangkan melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta
peran serta peserta didik di kelas.

B. Pengertian Model Pembelajaran Assure


Menurut Afandi dan Bahrudin “ Model ASSURE merupakan suatu model yang
merupakan sebuah formulasi untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) atau disebut juga
model berorientasi kelas”. Menurut Gagnon dan Collay dalam Benny istilah desain
mempunyai makna adanya suatu keseluruhan struktur, kerangka, atau outline, dan
urutan atau sistematik kegiatan. Adapun alasan menurut Robert Henich, James Rusell
dan Michel Molenda memilih model ASSURE karena ASSURE merupakan satu desain
model pembelajaran yang sederhana yang dapat digunakan untuk menciptakan sebuah
pembelajaran yang sukses.3 Model pembelajaran ASSURE sesuai untuk digunakan
dalam aktivitas pembelajaran yang berskala mikro seperti pembelajaran yang
berlangsung di dalam kelas dan program pelatihan. Kebanyakan guru/pendidik di era
sekarang pasti mengerti bahwa mengintegrasikan teknologi ke dalam kurikulum adalah

2
Pembelajaran Model Assure, diakses dari https://www.sejarah.info/pembelajaran-model-assure/ pada
tanggal 10 September 2019 pukul 15.30 WIB
3
Wijil Setyana Putra. Model Pembelajaran Assure, diakses dari
https://putrawijilsetyana.wordpress.com/2013/04/01/model-pembelajaran-assure/ pada tanggal 10
September 2019 pukul 15.00 WIB

3
cara terbaik untuk membuat perbedaan positif dalam pendidikan. Meskipun banyak
strategi yang bisa digunakan untuk memasukkan atau mengintegrasikan teknologi ke
dalam kurikulum, namun menerapkan model pembelajaran Assure adalah salah satu
contoh untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran yang berorientasi
pada perkembangan zaman digital seperti saat ini. Model ini beranggapan bahwa
pembelajaran tidak hanya menggunakan buku teks atau pertemuan-pertemuan di dalam
kelas tetapi juga memungkinkan untuk belajar di luar kelas dengan memanfaatkan
teknologi yang ada. Oleh karena itu, model pembelajaran harus dirancang dengan baik
agar siswa dapat memahami dan mengaplikasikan pelajaran yang didapat sehingga
siswa akan menjadi aktif dan pembelajaran berlangsung dengan efektif dan efisien.
Maka dari itu, Model Assure menjadi model yang tepat untuk diterapkan oleh
guru/pendidik dalam proses pembelajaran, terlebih lagi model ini menggunakan media
dan teknologi.

Model ASSURE adalah pembelajaran yang dapat digunakan untuk jenis media
yang tepat dalam proses pembelajaran. Model ini dikembangkan untuk menciptakan
aktivitas pembelajaran yang efektif dan efesien, khususnya pada kegiatan pembelajaran
yang menggunakan teknologi. Model ini berorentasi pada KBM, strategi pembelajaran
yang melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta pembelajar
di lingkungan belajar.4 Model ASSURE didesain untuk membantu guru dalam
merancang rencana pembelajaran yang terintegrasi. Karena model ASSURE adalah
strategi yang sangat dibutuhkan di dalam lembaga pendidikan dan proses pembelajaran.
Oleh karena itu banyak lembaga pendidikan yang menggunakan sistem atau strategi
model ASSURE. Media dan teknologi dikatakan efektif bila ada kesesuaian antara
karakteristik pembelajaran dan metode media serta karakteristik pembelajaran.

C. Tahapan Penerapan Model Pembelajaran Assure


Model Assure merupakan suatu formulasi untuk proses kegiatan belajar
mengajar. Menurut Heinich, model ini terdiri atas enam langkah:

1. Analyze Learner (Analisis Pembelajar)

4
Nasrudin. Mengenal Model ASSURE (makalah), diakses dari
https://nasrudin11.blogspot.com/2014/12/mengenal-model-assure-makalah.html?m=1 pada tanggal 10
September 2019 pukul 15.00 WIB

4
Model Assure memberikan pendekatan yang sistematis untuk menganalisis
karakteristik siswa yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk belajar.
5
Analisis tersebut memungkinkan untuk memberi informasi kepada seorang
pendidik untuk memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam memenuhi
kebutuhan spesifik para peserta didik. Faktor kunci yang diperhatikan dalam
analisis pembelajar adalah sebagai berikut:
a. General Characteristics (Karakteristik Umum)
Agar berhasil memenuhi kebutuhan peserta didik, maka yang harus
dilakukan adalah memahami karakteristik umum yang mungkin
mempengaruhi belajar mereka. Karakter ini berkisar dari variabel-variabel
yang konstan, seperti gender dan kesukuan, hingga variabel yang selalu
berubah- ubah seperti sikap dan ketertarikan. Analisis karakteristik seperti
sikap dan ketertarikan dapat diperoleh dari percakapan dengan peserta didik
juga mengamati perilaku peserta didik. Karakteristik-karakteristik seperti ini
perlu dinilai dalam setiap mata pelajaran yang dikembangkan, karena setiap
peserta didik akan selalu memiliki ketetarikan yang berbeda-beda sesuai
dengan subjeknya. Jika seorang peserta didik menunjukan sikap apatis pada
suatu mata pelajaran, maka pendidik harus melakukan inisiatif dengan
menggunakan pola pendekatan pengajaran yang sangat menarik, seperti
demonstrasi video yang menarik, kegiatan simulasi atau permainan, atau
kegiatan yang berbasis teknologi.
Begitu seorang pendidik telah memiliki pemahaman tentang latar
belakang ini, itu akan dipadukan dengan pengamatan seorang pendidik atas
sikap dan keterkaitan para siswa untuk merancang dan menetapkan model
pembelajaran yang bermakna, yang memperhatikan kebutuhan unik tiap siswa.
b. Specific Enrty Competencies (Kompetensi Dasar Spesifik)
Komponen penting dalam merancang mata pelajaran adalah
mengidentifikasi kecakapan dasar spesifik para peserta didik. Hal ini dapat
dilakukan melalui sarana informal (seperti mengajukan pertanyaan dalam
kelas) atau sarana yang lebih formal (seperti meninjau hasil ujian standar atau
memberikan ujian yang dibuat guru dan penilaian). Salah satu cara untuk

55
Sharon E. Smaldino, dkk. Instructonal Technology & Media For Learning. Jakarta: KENCANA Prenada Media
Group, hlm. 112

5
mengidentifikasi siswa yang membutuhkan perbaikan sebelum masuk ke
dalam mata pelajaran adalah dengan cara ujian masuk.
c. Learning Style (Gaya Belajar)
Gaya belajar merujuk pada serangkaian sifat psikologis yang
menentukan bagaimana seorang individual merasa, berinteraksi dengan, dan
merespon secara emosional terhadap lingkungan belajar.6 Contoh-contohnya
meliputi kecerdasan majemuk, preferensi dan kekuatan perseptual, kebiasaan
memproses informasi, motivasi, dan faktor-faktor fisiologis.

2. State Standards and Objectives (Menentukan Standar dan Tujuan)


Langkah kedua dalam model ASSURE yaitu menyatakan standar dan tujuan
belajar untuk mata pelajaran. Di hampir seluruh contoh, tujuan belajar akan
bersumber dari standar kurikulum dan teknologi. Penting diperhatikan bahwa
sebuah tujuan belajar merupakan pernyataan dari “apa” yang akan dicapai para
pembelajar. Bukan “bagaimana” mata pelajaran diajarkan.
Pentingnya standar dan tujuan adalah sebagai berikut:
a. Dasar untuk Pemilihan Strategi, Teknologi, dan Media
Jika seseorang bertanya kenapa seharusnya menyatakan standar dan
tujuan belajar? ketika anda memiliki pernyataan yang jelas tentang apa yang
para siswa akan ketahui dan bisa dilakukan di akhir mata pelajaran. Anda bisa
lebih baik memilih dengan cermat strategi, teknologi, dan media yang akan
memastikan pembelajaran.
b. Dasar untuk Penilaian
Alasan mendasar lainnya adalah memastikan penilaian yang akurat atas
pembelajaran siswa.
c. Dasar untuk Ekspektasi Siswa
Siswa akan lebih siap untuk turut serta dalam kegiatan belajar jika
mereka mengetahui hasil-hasil yang diharapkan. Dengan kata lain, jika standar
dan tujuan spesifik dinyatakan secara jelas maka proses pembelajaran akan
lebih terfokus pada tujuan pembelajaran.

6
Ibid, hlm. 114

6
ABCD dari tujuan yang dinyatakan dengan baik akan memberikan
proses yang mudah diikuti untuk menentukan tujuan belajar. Proses dimulai
dengan:
1) A= audience
Yang pertama adalah menyebutkan proses audiensi (Audience), karena
tujuan belajar yaitu fokus pada apa yang para pembelajar akan ketahui dan
bisa melakukannya setelah mata pelajaran usai, bukannya pada apa yang
akan dilakukan guru untuk mengajar mereka.
2) B= behavior
Proses audiensi kemudian diperinci lagi menjadi perilaku (Behavior), inti
dari proses ini adalah berusaha untuk mendapatkan perilaku atau kinerja
siswa yang mencerminkan pemahaman mendalam dan kemampuan dunia
yang sebenarnya.
3) C= conditions
Yang harus ditampilkan selanjutnya adalah kondisi (Conditon), sebuah
pernyataan tujuan belajar yang baiknya menyertakan kondisi di mana
kinerja akan dinilai dan di mana perilaku tersebut akan diamati.
4) D= degree
Akhirnya, proses itu memerinci tingkat (Degree), sampai di mana
pengetahuan atau kemampuan baru harus dikuasai serta kriteria yang
dengannya kemampuan harus dapat dinilai.

3. Select Strategies, Technology, Media, and Materials (Memilih Strategi, Teknologi,


Media, dan Material)
Langkah selanjutnya dalam menyusun mata pelajaran yang efektif yang
mendukung pembelajaran melalui penggunaan teknologi dan media yang sesuai
adalah pemilihan strategi, teknologi, media pengajaran, dan material mata
pelajaran secara sistematis. Sementara pertimbangan utama ketika memilih strategi
pengajaran adalah bahwa strategi tersebut sebaiknya menyebabkan siswa mencapai
standar dan tujuan. Selain itu, pertimbangkan pula gaya belajar dan motivasi siswa
saat memilih strategi untuk memastikan dengan lebih baik bahwa pendidik
memenuhi kebutuhan yang beragam dari para siswa.
Sementara dalam memilih teknologi dan media, para sarjana sepakat bahwa
memilih teknologi dan media yang sesuai bisa menjadi tugas yang rumit dengan
7
mempertimbangkan kumpulan sumber daya yang tersedia, keberagaman para
pembelajar, dan tujuan belajar spesifik yang harus dicapai. Menurut Smaldino, dkk
kata media merupakan bentuk jamak dari perantara (mediaum), merupakan sarana
komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin medium (antara), istilah ini merujuk
pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah
penerima. Media pembelajaran dikategorikan menjadi enam kategori dasar yaitu:
teks, audio, visual, video, model, dan tenaga (orang).
a. Teks, merupakan karakter alfanumerik yang mungkin ditampilkan dalam
format apapun, seperti buku, poster, papan tulis, layar komputer dan
sebagainya.
b. Audio, mencakup apa saja yang bisa didengar, seperti suara orang, suara
mekanik, music, dan sebagainya. Suara tersebut bisa disengar secra langsung
ataupun rekaman.
c. Visual, meliputi diagram pada sebuah poster, gambar papan tulis, gambar pada
buku, kertas, dan lain sebagainya.
d. Video, merupakan media yang menampilkan gerakan, termasuk DVD,
rekaman video, animasi komputer dan sebagainya.
e. Model, bersifat tiga dimensi, dan bisa disentuh oleh siswa.
f. Tenaga (orang), bisa berupa guru, siswa, atau ahli bidang studi.7
Dari media-media yang telah disebutkan di atas, pendidik/guru dapat memilih
media mana yang cocok atau relevan untuk diterapkan atau digunakan dalam
kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran dapat menambah semangat dan
motivasi belajar siswa. Selain itu, media pembelajaran dapat menjadi alat untuk
siswa dalam mengatsi keterbatasan pengalaman mereka sehingga dapat
memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang konkrit sampai
abstrak. Oleh karena itu, media yang dipilih harus dapat menunjang dan
mendukung pencapain tujuan pembelajaran yang diinginkan secara efektif dan
efisien.
Untuk memilih materi yang tersedia, maka ada tiga cara yang bisa dilakukan,
antaranya adalah sebagai berikut:
a. Melibatkan spesialis teknologi/ media

7
Model Pembelajaran Assure, diakses dari https://seadwik.blogspot.com/2014/10/i-pendahuluan-l.html?m=l
pada tanggal 24 September 2019 pukul 19.30 WIB.

8
b. Melibatkan guru-guru lainnya
c. Menyurvei panduan referensi sumber dan media.
Peran media pembelajaran menurut Smaldino:8
a. Memilih materi yang tersedia
Melibatkan spesialis teknologi/media dan menyurvei panduan referensi sumber
dan media
b. Mengubah materi yang ada
c. Merancang materi baru
Jika materi yang sudah jadi telah tersedia, dan materi yang tersedia dapat
dimodifikasi, maka pendidik harus merancang materi mata pelajarannya sendiri.
Ini bisa dimulai dari mencetak diagram flip atau transparan OHP hingga
menggunakan komputer untuk membuat selebaran yang diproses word, presentasi
PowerPoint, atau sebuah WebQuest online.

4. Utilize Technology, Media, and Materials (Menggunakan Teknologi, Media, dan


Materi)
Tahap ini melibatkan perencanaan peran seorang guru dalam menggunakan
teknologi, media, dan materi. Untuk melakukan ini, diperlukan proses “5P”:
pratinjau (preview), selama proses seleksi pendidik telah mengidentifikasi
teknologi, media, dan material yang sesuai untuk audiensi dan tujuan belajar
pendidik. Seorang guru harus mempratinjau teknologi dan media yang digunakan
agar selaras dengan mata pelajaran yang diampu.
Selanjutnya adalah siapkan (prepare), guru harus menyiapkan teknologi, media,
dan materi yang akan mendukung aktivitas pengajaran seorang guru. Di antaranya
adalah menyiapkan (prepare) lingkungan dan menyiapkan (prepare) pembelajar.
Kemudian yang terakhir adalah menyediakan (provide), seorang guru harus siap
menyediakan pengalaman istruksional, sebagai contoh jika pembelajaran
dilakukan dengan metode presentasi maka penting untuk mengikuti panduan
presentasi di ruang kelas.

5. Require Learner Participation (Mengharuskan Partisipasi Pembelajar)

8
Model Pembelajaran Assure (Menciptakan Pengalaman Belajar), diakses dari
https://amanahtp.wordpress.com/2011/11/28/model-pembelajaran-assure-menciptakan-pengalaman-
belajar/ pada tanggal 24 September 2019 pukul 19.30 WIB.

9
Seperti yang diperkirakan oleh Bloom, Engelhart, Furst, Hill, dan Krathwohl
(1956) lebih dari 50 tahun yang lalu, perekonomian global saat ini akan
mengharuskan para pemelajar untuk memiliki pengalaman dan praktik
menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi ketimbang sekedar
mengetahui dan memahami informasi. Ini sejalan dengan gagasan konstruktivis
bahwa proses mental aktif yang dibangun berdasarkan pengalaman autentik yang
relevan di mana para peserta didik akan menerima sebuah umpan balik informatif,
respons yang memungkinkan mereka tahu sejauh mana mereka telah mencapai
tujuan dan bagaimana meningkatkan kinerja mereka.
Seorang guru juga dapat memancing peserta didik melalui penggunaan
teknologi sebagai:
a. Latihan
b. Teknologi sebagai perkakas teknologi
c. Teknologi sebagai perangkat komunikasi
d. Teknologi sebagai perangkat penelitian
e. Teknologi sebagai perangkat penyelesaian masalah dan pengambilan
keputusan
f. Menggunakan peranti lunak pendidikan untuk latihan
g. Menggunakan media lainnya untuk latihan
h. Umpan balik

6. Evaluate and Revise (Mengevaluasi dan Merevisi)


Komponen terakhir dalam melaksanakan pembelajaran model Assure untuk
belajar yang efektif adalah mengevaluasi dan merevisi. Evaluasi dan revisi
merupakan bagian yang sangat penting dari pengembangan pengajaran yang
berkualitas, tetapi komponen dari perancangan mata pelajaran ini seringkali
diabaikan. Sementara dua tujuan dari evaluasi dan revisi adalah sebagai berikut:
a. Menilai Prestasi Pemelajar
Metode dalam menilai sendiri tergantung pada sifat dari tujuan belajar.
beberapa tujuan belajar mengharuskan kemampuan kognitif yang relatif
sederhana, sebagai contoh merangkum prinsip deklarasi kemerdekaan. Tujuan
belajar seperti itu semua bermanfaat bagi ujian tertulis konvensional. Tujuan
lainnya mungkin membutuhkan perilaku pemrosesan, misalnya membuat

10
bagan kalimat, menyelesaikan operasi kuadrat dll, maka tujuan belajar yang
seperti ini membutuhkan penilaian yang lebih autentik dan komprehensif.
b. Mengevaluasi dan Merevisi Strategi, Teknologi, dan Media
Evaluasi juga meliputi penilaian strategi, teknologi, dan media. Salah
satu komponen kunci bagi evaluasi dan revisi sebuah mata pelajaran adalah
masukan dari pembelajar. Dari sana seorang guru akan mendapat masukan
terkait dengan keefektifan mengajar, umpan balik pada strategi yang
digunakan serta penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Tahap terakhir
dari siklus pengajaran adalah duduk dan meliaht data evaluasi. Di mana apakah
ada perbedaan antara keadaan lapangan dengan ekspektasi yang diinginkan
atau apakah prestasi siswa telah mencapai standar dan lain sebagainya. Setelah
berefleksi pada mata pelajaran dan tiap komponen mata pelajaran itu, segera
buat catatan tentang evaluasi setelah mata pelajaran usai. Dan jika data
evaluasi guru mengindikasikan kelemahan dalam area tersebut, pada saat
itulah waktunya kembali pada proses perencanaan yang salah dengan
merevisinya. Suatu model akan berhasil hanya jika anda selalu meningkatkan
kualitas pengajarannya.

D. Tujuan dan Manfaat Penerapan Model Assure dalam Pembelajaran


Dalam penjelasan di atas, model Assure sangat membantu guru dalam
menyampaikan pelajaran dan membantu peserta didik untuk memahami pelajaran yang
disampaikan. Model ASSURE dirancang untuk membantu para guru merencanakan
mata pelajaran yang secara efektif memadukan penggunaan teknologi dan media di
ruang kelas.9 Model Assure menggabungkan antara teknologi dengan bahan ajar
sehingga hal ini akan memberikan pengalaman belajar yang berbeda kepada peserta
didik dalam aktivitas pembelajaran di kelas. Desain pembelajaran Assure merupakan
salah satu desain pembelajaran sederhana, mudah dipelajari serta memanfaatkan media
dan teknologi. Model ini dikembangkan untuk menciptakan aktivitas pembelajaran
yang efektif dan efisien, khususnya pada kegiatan pembelajaran yang menggunkan
media dan teknologi.10 Model ini sangat membantu dan bermanfaat bagi pendidik
dalam merencanakan dan menyusun pembelajaran yang sistematis dengan memadukan

9
Sharon E. Smaldino, dkk. Instructional Technology & Media For Learnng. Jakarta: KENCANA Prenada Media
Group, hlm. 111
10
Model Pembelajaran Assure, diakses dari https://eprints.stainkudus.ac.id pada tanggal 11 September 2019
pukul 18.30 WIB

11
atau mengintegrasikan teknologi dan media saat ini sehingga pembelajaran menjadi
lebih efektif dan memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bermakana
terhadap peserta didik. Seorang guru/pendidik tentu juga dituntut untuk mengetahui
perubahan dan perkembangan teknologi sehingga pembelajaran juga akan lebih updet
terhadap perkembangan teknologi dan aktifitas pembelajaran juga akan berjalan lebih
efektif. Namun, dalam Model Assure tidak disebutkan secara eksplisit tentang strategi
pembelajaran meskipun model ini berorientasi pada Kegiatan Belajara Mengajar
(KBM). Manfaat dari model Assure menurut Dewi Salma Prawiradilaga:11
1. Sederhana, relative mudah untuk diterapkan
2. Karena sederhana, maka dapat dikembangkan sendiri oleh pengajar
3. Komponen KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) lengkap
4. Peserta didik dapat dilibatkan dalam persiapan untuk KBM
Kelebihan atau keunggulan dari model pembelajaran Assure secara umum
yaitu:12
1. Lebih banyak komponennya dibandingkan dengan model materi ajar. Komponen
tersebut diantaranya analisis pembelajar, rumusan tujuan pembelajar, strategi
pembelajar, sistem penyampaian, penilaian proses belajar dan penilaian belajar.
2. Sering diadakan pengulangan kegiatan dengan tujuan evaluate and review. Selain
itu model ini mengedepankan pembelajar ditinjau dari proses belajar, tipe belajar,
kemampuan prasyarat.
3. Turut mengutamakan partisipasi pembelajar dalam Point Require Learner
Participation sehingga diadakan pengelompokan-pengelompokan kecil tim belajar,
dll.
4. Menyiratkan para guru untuk menyampaikan materi dan mengelola kegiatan kelas
5. Pada poin Select Methods Media and Materials serta Utilize Media and Materials
membuat guru atau pendidik aktif untuk menemukan dan memanfaatkan secara
optimal media yang ada.
6. Model ini dapat diterapkan sendiri oleh guru

11
Makalah Model Pembelajaran Assure, diakses dari
https://homesciencehealer.blogspot.com/2016/02/makalah-model-pembelajaran-assure.html?m=1 pada
tanggal 11 September 2019 pukul 18.30 WIB
12
Berry Meranda. Model Pembelajaran Assure diakses pada
https://randa26.wordpress.com/2011/09/28/model-pembelajaran-assure/ pada tanggal 24 September 2019
pukul 21.35 WIB

12
Adapun kekurangan dalam Model Assure yaitu:13
1. Tidak mencakup suatu mata pelajaran tertentu
2. Meskipun komponen relative banyak, namun tidak semua komponen desain
pembelajaran masuk di dalamnya.

13
Ibid

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Model ASSURE dicetuskan oleh Heinich, dkk sejak tahun 1980-an untuk
mendesain pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan memadukan penggunaan
teknologi dan media. Model ini selanjutnya dikembangkan oleh Smaldino, dkk. Namun
dalam pengembangannya, model ini tidak secara eksplisit menyebutkan strategi
pembelajaran seperti halnya model pembelajaran ADDIE.
Model ASSURE adalah pembelajaran yang dapat digunakan untuk jenis media
yang tepat dalam proses pembelajaran. Robert Henich, James Rusell dan Michel
Molenda memilih model ASSURE karena ASSURE merupakan satu desain model
pembelajaran yang sederhana yang dapat digunakan untuk menciptakan sebuah
pembelajaran yang sukses. Model ini memadukan antara media dan teknologi dengan
bahan ajar yang dapat membantu pendidik untuk menjelaskan materi ajar kepada
peserta didik sehingga akan tercipta pengalaman belajar yang menyenangkan dan
berbeda.
Ada enam tahapan penerapan model ASSURE yaitu: (1) Menganalisis
pembelajar; (2) Menyatakan standar dan tujuan; (3) Memilih strategi, teknologi, media,
dan materi; (4) Menggunakan teknologi, media, dan material; (5) Mengharuskan
partsispasi pembelajar; (6) Mengevaluasi dan Merevisi.
Tujuan dari model pembelajaran ASSURE yaitu untuk membantu para guru
merencanakan mata pelajaran yang secara efektf memadukan penggunaan teknologi
dan media di ruang kelas. Manfaat dari model pembelajaran ASSURE menurut Dewi
Salma Prawiradilaga, yaitu:
1. Sederhana, relative mudah untuk diterapkan
2. Karena sederhana, maka dapat dikembangkan sendiri oleh pengajar
3. Komponen KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) lengkap
4. Peserta didik dapat dilibatkan dalam persiapan untuk KBM

14
DAFTAR PUSTAKA

E. Smaldino, Sharon, dkk. 2012. Instructional Technology & Media For Learning.
Jakarta: KENCANA Prenada Media Group.
Tharaba, M. Fahim. 2017. Dasar-dasar Pendidikan Islam. Malang: CV. Dream Litera
Buana.

DAFTAR RUJUKAN

Berry Meranda. Model Pembelajaran Assure diakses pada


https://randa26.wordpress.com/2011/09/28/model-pembelajaran-assure/ pada tanggal
24 September 2019 pukul 21.35 WIB
Makalah Model Pembelajaran Assure, diakses dari
https://homesciencehealer.blogspot.com/2016/02/makalah-model-pembelajaran-
assure.html?m=1 pada tanggal 11 September 2019 pukul 18.30 WIB
Model Pembelajaran Assure (Menciptakan Pengalaman Belajar), diakses dari
https://amanahtp.wordpress.com/2011/11/28/model-pembelajaran-assure-
menciptakan-pengalaman-belajar/ pada tanggal 24 September 2019 pukul 19.30 WIB.
Model Pembelajaran Assure, diakses dari https://eprints.stainkudus.ac.id pada tanggal
11 September 2019 pukul 18.30 WIB

Model Pembelajaran Assure, diakses dari https://seadwik.blogspot.com/2014/10/i-


pendahuluan-l.html?m=l pada tanggal 24 September 2019 pukul 19.30 WIB.
Nasrudin. Mengenal Model ASSURE (makalah), diakses dari
https://nasrudin11.blogspot.com/2014/12/mengenal-model-assure-makalah.html?m=1
pada tanggal 10 September 2019 pukul 15.00 WIB
Pembelajaran Model Assure, diakses dari https://www.sejarah.info/pembelajaran-
model-assure/ pada tanggal 10 September 2019 pukul 15.30 WIB
Wijil Setyana Putra. Model Pembelajaran Assure, diakses dari
https://putrawijilsetyana.wordpress.com/2013/04/01/model-pembelajaran-assure/ pada
tanggal 10 September 2019 pukul 15.00 WIB

15

Anda mungkin juga menyukai