Anda di halaman 1dari 15

SISTEMATIKA PERENCANAAN MEDIA PEMBELAJARAN

“Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Media
Pembelajaran”
Dosen Pengampu: Dr. Mukhsin, M.Ag.

Disusun oleh :

Lingga Karunia Ilahi (2019.01.029)

Lutfi alawiah ( 2019.01.030 )

Moch. Irsan Shidqi ( 2019.01.033)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-FALAH


FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Sistematika Perencanaan Media
Pembelajaran dengan tepat waktu. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan mengenai sistematika perencanaan dalam media pembelajaran. Bahkan
penulis berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sekarang atau di masa yang akan datang. Penulis menyadari makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Cicalengka, 01 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii

BAB I....................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN................................................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................................................1
C. Rumusan Masalah...................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3

PEMBAHASAN...................................................................................................................................3

A. Hakikat Perencanaan Media..................................................................................................3


B. Tujuan dan Kegunaan Media Pembelajaran........................................................................4
C. Langkah – Langkah Perencanaan Media Pembelajaran......................................................4
BAB III...............................................................................................................................................13

PENUTUP..........................................................................................................................................13

A. Kesimpulan............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pembelajaran dikenal berbagai media yang digunakan sebagai
pendukung berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya media, siswa
akan lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar. Seorang guru perlu membuat sebuah
perencanaan media. Perencanaan media merupakan keharusan dalam upaya
pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan. Media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim pada terima pesan yang berfungsi membangkitkan
motivasi belajar mengulang apa yang memberikan balikan dengan segera dan
menggalakkan latihan yang serasi. Melalui media proses pembelajaran bisa lebih
menarik dan menyenangkan (joyfull learning), misalnya siswa yang memiliki
ketertarikan terhadap warna maka dapat diberikan media dengan warna menarik.
Dewasa ini media perencanaan pembelajaran sangat penting dalam suatu
pendidikan, sebagai suatu peranan dalam media perencanaan pembelajaran dapat
membantu pendidik dalam kegiatan belajar mengajar dan juga membantu pendidik
untuk mempermudah guru dalam menjelaskan kepada murid saat kegiatan belajar
belajar berlangsung. Oleh karena itu, kami membuat makalah mengenai sistematika
perencanaan media pembelajaran untuk membahas lebih lanjut aspek dalam
perencanaan pembelajaran. Dengan adanya penulisan makalah ini penulis berharap
agar pembaca mengetahui tentang:
1. Aspek-aspek dalam perencanaan media pembelajaran
2. Menjelaskan setiap aspek dalam perencanaan media pembelajaran
3. Dapat membuat naskah media pembelajaran.
B. Tujuan
Penulis menyusun makalah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan baru
kepada pembaca tentang “Sistematika Perencanaan Media Pembelajaran”. Agar kita
sebagai calon pendidik mengetahui tentang aspek-aspek dalam perencanaan
pembelajaran dan membuat naskah media pembelajaran.

1
C. Rumusan Masalah
1. Apa itu hakikat perencanaan media?
2. Apa saja tujuan dan kegunaan media pembelajaran?
3. Bagaimana langkah-langkah perencanaan media pembelajaran?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Perencanaan Media


Dilihat dari pengadaannya media dapat langsung digunakan, begitu juga media
yang sifatnya alamiah yang tersedia di lingkungan sekolah juga termasuk dapat
langsung digunakan. Selain itu juga, kita dapat membuat media sendiri sesuai dengan
kebutuhan. Maka dari itu diperlukan adanya perencanaan. Jika kita memiliki media
dengan cara membeli yang sudah ada, kegiatan perencanaan media tidak terlalu
banyak dilakukan, kita cukup membuat berdasarkan kebutuhan, dalam hal ini
diperlukan analisis terhadap berbagai aspek, sehingga sesuai dengan kebutuhan.
Perencanaan media pembelajaran meliputi:
a). Ketersediaan sumber setempat
b). Ketersediaan dana, tenaga, fasilitas untuk memproduksi atau membeli,
faktor keleluasaan, kepraktisan, dan ketahanan dalam waktu tertentu, dan
efektifitas biaya dalam jangka waktu yang panjang.
Bila kita membuat program media pembelajaran kita diharapkan dapat
melakukannya dengan persiapan dan perencanaan yang teliti. Dalam membuat
perencanaan itu ada beberapa pertanyaan yang perlu kita jawab. Pertama kita perlu
bertanya mengapa kita ingin membuat program media itu? Apakah pembuatan media
tersebut ada kaitannya dengan kegiatan pembelajaran tertentu untuk mencapai tujuan
tertentu pula? Untuk siapakah program media tersebut kita buat? Untuk orang
dewasakah, anak-anak, mahasiswa, siswa Sekolah Dasar ataukah masyarakat pada
umumnya? Apabila kita sudah mengetahui sasaran kita, maka kita harus mengetahui
bagaimana karakteristik siswa tersebut? Apakah media yang kita gunakan memang
diperlukan oleh mereka atau tidak? Kita juga memikirkan materi apa yang perlu
disajikan melalui media itu supaya pada diri siswa terjadi perubahan perilaku yang
nyata dan sesuai yang diharapkan.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak hanya menjadi pemikiran dan ide-ide
semata, namun harus ditindaklanjuti dengan cara menuliskannya sehingga akan
terwujud sebuah dokumen perencanaan media. Jadi hakikat perencanaan tidak cukup
dengan niat dan ide cemerlang dalam membuat media, namun perlu dipersiapkan
dalam bentuk naskah perencanaan media.

3
B. Tujuan dan Kegunaan Media Pembelajaran
Menurut Achsin (1986:17-18) menyatakan bahwa tujuan penggunaan media
pengajaran adalah :
1. Agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan
dengan tepat guna dan berdaya guna.
2. Untuk mempermudah bagi guru atau pendidik dalam menyampaikan
informasi kepada anak didik.
3. Untuk mempermudah bagi anak didik dalam menyerap atau menerima
serta memahami materi yang telah disampaikan oleh guru atau pendidik.
4. Untuk dapat mendorong keinginan anak didik mengetahui lebih banyak
fan mendalami materi atau pesan yang diberikan oleh guru atau pendidik.
5. Untuk menghindarkan salah pengertian atau paham terhadap anak didik
yang satu dengan yang lain terhadap materi atau pesan yang disampaikan
oleh guru atau pendidik.

C. Langkah – Langkah Perencanaan Media Pembelajaran


1. Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa.
Sebuah perencanaan didasarkan atas kebutuhan (need). Salah satu indikator
adanya kebutuhan karena didalamnya terdapat kesenjangan (gap).
Kesenjangan adalah adanya ketidak sesuaian antara apa yang seharusnya atau
apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Dalam pembelajaran yang
dimaksud dengan kebutuhan adalah adanya kesenjangan antara kemampuan,
keterampilan, dan sikap siswa yang kita inginkan dengan kemampuan,
keterampilan,dan sikap siswa yang mereka miliki sekarang. 
Jika yang kita inginkan siswa menguasai 1500 kosa kata bahasa inggris,
sedangkan siswa hanya menguasai 800 kata, maka terjadi kesenjangan 700
kata lagi. Dalam hal ini dibutuhkan sebuah pembelajaran bagaimana
meningkatkan kemampuan penguasaan kosa kata sehingga sampai pada target
1500 kata.
Begitu halnya jika siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk
menjumlahkan, mengalikan dan membagi, namun ternyata mereka baru
saja bisa menjumlahkan saja. Tidak hanya kemampuan dan keterampilan,

4
pada aspek sikap juga sering terjadi kesenjangan yang mendorong
kebutuhan. 
Kesesuaian media dengan siswa menjadi dasar pertimbangan utama,
sebab hampir tidak ada satu media yang dapat memenuhi semua tingkatan
usia, dalam hal ini Barbara B. Seeles (1994:98) mengatakan bahwa
diperlukan informasi tentang gaya belajar siswa atau learning style.
Beberapa learning style yang dapat diidentifikasi dari siswa adalah:
a.  Tactile/Kines thetic. Para siswa memperoleh hasil belajar optimal apabila
disibukkan dengan suatu aktivitas.
b.  Visual/perceptual. Para siswa memperoleh hasil belajar yang optimal
dengan penglihatan.
c.  Auditory. Pelajar menyukai informasi dengan format bahasa lisan. Hasil
belajar diperoleh melalui mendengarkan ceramah kuliah dan mengambil
bagian pada diskusi kelompok. 
d.   Aktif Versus Reflektif Aktif: pelajar cenderung untuk mempertahankan
dan memahami informasi yang terbaik apa dengan melakukan sesuatu secara
aktif dengan mendiskusikan pada orang lain. 
e.  Reflektif: pelajar suka memikirkan sesuatu dengan tenang “Mari kita
fikirkan terlebih dulu” adalah tanggapan pelajar yang reflektif. 
f.     Seqwential Versus Global Seqwential: Pelajar menyukai untuk
berproses step-by-step, terhadap suatu cara dan hasil akhir yang sempurna. 
g.  Global: Pelajar menyukai suatu ikhtisar atau “gambaran besar” dari apa
yang mereka akan lakukan sebelum menuju pembelajaran dengan proses yang
kompleks.
2. Perumusan tujuan instruksional (instructional objective).
Dalam pembelajaran tujuan merupakan faktor yang sangat penting, karena
tujuan itu akan menjadi arah kepada siswa untuk melakukan perilaku yang
diharapkan denaga tujuan tersebut.
Oleh karena itu, tujuan dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Learner Oriented
Dalam merumuskan tujuan, harus selalu berpatokan pada perilaku siswa.
Sehingga dalam perumusannya kata-kata siswa secara eksplisit dituliskan.
Selain itu, perilaku yang diharapkan dicapai harus mungkin dapat dilakukan
siswa dan bukan perilaku yang tidak mungkin dilakukan siswa. Tujuan itu

5
berorientasi pada hasil, sehingga secara kuantitas dapat diukur. Contoh: Siswa
SD kelas III dapat menyebutkan tiga jenis binatang yang tergolong herbivora
dengan benar.
b. Operasional
Perumusan tujuan harus dibuat secara spesifik dan operasional sehingga
mudah untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Tujuan spesifik ini terkait
dengan penggunaan kata kerja. Kata kerja yang umum akan menghasilkan
perilaku atau tindakan siswa yang juga bersifat umum, namun sebaliknya kata
yang khusus maka akan menghasilkan perilaku siswa yang khusus pula.
Contohnya: siswa diharapkan mampu memahami proses alamiah
terjadinya hujan. Atau kerja yang digunakan adalah memahami, kata ini
bersifat umum masih diperlukan kata-kata kerja lain yang dijadikan indikator
untuk menentukan bahwa siswa memahami, misalnya kata menjelaskan,
menyebutkan,merinci dan lain-lain adalah kata kerja yang lebih spesifik da
operasional.
3. Perumusan butir-butir materi yang terperinci
Titik tolak perumusan materi pembelajaran adalah dari rumusan tujuan. Materi
berkaitan dengan substansi isi pelajaran yang harus diberikan. Materi perlu disusun
dengan memperhatikan kriteria-kriteria tertentu, diantaranya:
a. Sahih atau valid, materi yang dituangkan dalam media untuk pembelajaran
benar-benar telah teruji kebenarannya. Hal ini juga berkaitan dengan keaktualan
materi sehingga materi yang disisipkan tidak ketinggalan zaman, dan memberikan
kontribusi untuk masa yang akan datang.
b. Tingkat kepentingan (significant), dalam memilih materi perlu
dipertimbangkan pertanyaan sebagai berikut, sejauh mana materi tersebut untuk
dipelajari? Penting untuk siapa? Dimana dan mengapa? Dengan demikian materi yang
diberikan kepada siswa benar-benar yang dibutuhkannya.
c. Kebermanfaatan (utility) kebermanfaatan yang dimaksud haruslah dipandang
dari dua sudut pandang yaitu kebermanfaatan secara akademis dan non akademis,
secara akademis materi harus bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan siswa,
sedangkan non akademis materi harus menjadi bekal berupa life skill baik berupa
pengetahuan aplikatif, keterampilan dan sikap yang dibutuhkannya dalam kehidupan
keseharian.

6
d. Learnability artinya sebuah program harus dimungkinkan untuk
dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitannya (tidak terlalu mudah, sulit
ataupun sukar) dan bahan ajar tersebut layak digunakan sesuai dengan
kebutuhan setempat.
e. Menarik minat (interest) materi yang dipilih hendaknya menarik minat
dan dapat memotivasi siswa untuk mempelajarinya lebih lanjut. Setiap
materi yang diberikan kepada siswa harus menimbulkan keingintahuan
siswa lebih lanjut, sehingga memunculkan dorongan lebih tinggi untuk
belajar secara aktif dan mandiri.
Begitu pula halnya dengan materi dalam sebuah program media, kriteria
materi yang diuraikan tersebut berlaku juga untuk materi pada media.
Sebuah program media didalamnya haruslah berisi materi yang harus
dikuasai oleh siswa. Jika tujuan sudah dirumuskan dengan baik dan
lengkap, maka teknik perumusan materi tidaklah sulit, tinggal kita
mengganti kata kerjanya. Lihatlah contoh rumusan tujuan dan bagaimana
merumuskannya menjadi materi.
Contoh rumusan tujuan:
a. Siswa dapat menyebutkan pulau-pulau besar yang ada di indonesia
dengan benar
b. Siswa dapat mengurutkan pulau-pulau yang ada berdasarkan ukuran luas,
jumlah penduduk dan kekayaan alam.
c. Siswa dapat mengumpulkan bunyi musik khas yang ada disetiap pulau
yang ada di indonesia.
Contoh rumusan tujuan materi dari tujuan diatas:
a. Nama pulau-pulau yang besar yang ada di indonesia.
b. Pulau-pulau yang ada berdasarkan ukuran luas, jumlah penduduk dan
kekayaan alam.
c. Jenis bunyi dan musik khas yang ada disetiap pulau yang ada di
Indonesia.
4. Perumusan pengembangan alat pengukur keberhasilan.
Pembelajaran yang kita lakukan haruslah diukur apakah tujuan sudah
tercapai atau tidak? Untuk mengukur hal tersebut, maka diperlukan alat
pengukur hasil belajar yang berupa tes, penguasaan atau daftar cek perilaku.
Alat pengukur keberhasilan belajar ini perlu dikembangkan dengan berpijak

7
pada tujuan yang telah dirumuskan dan harus sesuai dengan materi yang sudah
disiapkan. Hal yang perlu diukur adalah tiga kemampuan utama yaitu:
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dirumuskan secara rinci dalam
tujuan. Dengan demikian terdapat hubungan yang erat antara tujuan, materi dan
tes pengukur keberhasilan.
Penyusunan materi didasarkan atas rumusan tujuan, setelah materi selesai
dirumuskan selanjutnya membuat item tes berdasarkan tujuan dan materi
tersebut, untuk lebih jelasnya, lihatlah contoh penulisan tujuan, materi, dan tes
sesuai contoh diatas.
5. Penulisan Garis Besar Program Media (GBPM)
GBPM merupakan petunjuk yang dijadikan pedoman oleh para penulis
naskah didalam penulisan naskah program media. GBPM dibuat dengan
mengacu pada analisis kebutuhan, tujuan, dan materi. Untuk program media,
GBPM disusun setelah dilakukan telaah topik yang akan dibuat programnya.
Kegiatan telaah topik ini perlu dilakukan, karena tidak semua topik yang ada
dalam GBPP cocok untuk dibuat media tertentu misalnya video atau radio.
Misalnya topik-topik yang berisi materi pembelajaran yang bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan psikomotorik yang memerlukan
penjelasan visual. Topik-topik yang menampilkan kemampuan psikomotorik
lebih cocok diproduksi untuk media video atau media cetak atau tatap muka di
kelas.
Misalnya, rumus-rumus yang sulit yang menghendaki waktu lama untuk
penjelasannya bila ditampilkan dilayar TV. Rumus ini akan lebih jelas apabila
disajikan di depan kelas. Untuk program radio, materi yang cocok adalah
materi pembelajaran yang memerlukan dukungan khayal visual yang sulit
disajikan di depan kelas. Misalnya program-program apresiasi atau program
pengayaan yang sifatnya kognitif. Beberapa manfaat yang diperoleh dari
sajian media ini antara lain adalah:
• Terjadinya persamaan persepsi
• Efisien: Tidak memerlukan penjelasan yang panjang
• Efektif: Samapai ke sasaran
• Motivatif dan rekreatif.
Berdasarkan hasil telaah yang dilakukan, topik-topik yang sudah
teridentifikasi dimasukkan kedalam topik-topik GBPM berikut TPU (Tujuan

8
Pembelajaran Umum) dan TPK (Tujuan Pembelajaran Khusus). Telaah topik
ini akan sangat membantu dalam tahap-tahap selanjutnya, misalnya dalam hal
komplikasi produksinya, apakah program yang dimaksud memerlukan bantuan
dokumentasi (rekaman audio yang direkam untuk bahan dokumentasi yang
penting, misalnya pidato presiden) atau cukup dilakukan liputan secara live?
Kemudian juga apakah materi yang dimaksud dalam topik berada di
sekitar kegiatan perekaman atau harus diambil di tempat lain? Apakah untuk
rekaman dokumentasi tertentu harus dibeli dari sebuah Production House
ataukah cukup di copy dari stock program yang ada? Berapa lama program
akan disiarkan? 10 atau 20 menit? dsb.
Hal-hal yang demikian tentunya akan berpengaruh pula dalam
penyusunan budget produksi, karena pelaksanaan perekaman di satu tempat
dan perekaman di tempat yang berpindah-pindah akan membawa konsekuensi
biaya, demikian pula lama (durasi) program yang berimbas pada penggunaan
bahan baku, editing, ilustrasi music dan lain-lain.
Untuk penyusunan program Radio/Audio Instruksional, disamping
sebagai acuan materi GBPM juga bermanfaat untuk menentukan jumlah topic
dan sub topik yang saling berhubungan dalam program audio/radio tersebut.
GBPM dapat juga digunakan untukm emprediksi (antisipasi) durasi program.
6. Penjabaran Materi
Tujuan dilakukan pembuatan jabaran materi tersebut adalah untuk
mempermudah pelaksanaan penulisan naskah programnya disamping
mengantisipasi durasi, jumlah topik dalam GBPM juga dapat digunakan untuk
mengkalkulasi biaya produksi. Setelah GBPm dibuat, maka berdasarkan topik-
topik yang sudah ditelaah dilakukan penulisan jabaran materinya.
Untuk program pembelajaran, jabaran materi ini sangat diperlukan
terutama jika penulis bukan orang yang menguasai materi atau bidang studi
yang akan ditulisnya. Suatu kesalahan dari segi materi merupakan penjabaran
kesalahan keseluruh sasaran yang memanfaatkan program radio atau audio ini,
karena program didengar oleh banyak orang/ siswa yang menjadi sasaran dari
program.
Di dalam program pembelajaran, penyusunan GBPM dan jabaran materi
melibatan: ahli materi, yakni orang yang menguasai isi atau materi, umumnya

9
ahli materi ini berasal dari perguruan tinggi huga bisa dari guru sendiri.
tugasnya adalah menilai naskah program dari kelayakan materinya.
Kedua adalah ahli media. Ahli media ini menilai dari segi pemilihan
medianya, dan juga segi etestika program ditinjau dari segi kelayakan
medianya dan yang terakhir adalah pengembang pembelajaran, yang
umumnya adalah guru kelas.
Mereka berpengalaman dalam menyampaikan materi di kelas. Ia bertugas
untuk mengembangkan isi GBPM dan jabaran materi.dalam hal ini GBPM dan
jabaran materi yang dikembangkan walaupun sudah dianggap memadai karena
disusun berdasarkan pengalaman mengajar di kelas. Pembuatan GBPM dan
jabaran materi di perlukan, khususnya dalam pengembangan program
audio/radio instruksional, dengan alasan:
• Kemungkinan kesalahan materi dapat dihindarkan.
• Terhindar dari kemungkinan menyimpang dari tujuan yang ditentukan.
• Keandalan terjaga.
• Kekurangan dan kelemahan dapat diperbaiki dan direvisi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pada terima pesan
yang berfungsi membangkitkan motivasi belajar mengulang apa yang memberikan
balikan dengan segera dan menggalakkan latihan yang serasi. Melalui media proses
pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan (joyfull learning), misalnya
siswa yang memiliki ketertarikan terhadap warna maka dapat diberikan media dengan
warna menarik.

10
Secara umum naskah dalam perencanaan program media dapat diartikan
sebagai pedoman tertulis yang berisi informasi dalam bentuk visual, grafis, dan audio
sebagai acuan dalam pembuatan media tertentu, sesuai dengan tujuan dan kompetensi
tertentu. Fungsi naskah adalah sebagai pedoman bagi pengguna dan terutama pembuat
media. Tahapan pembuatan naskah yaitu: ide dan gagasan yang disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran, selanjutnya pengumpulan data dan informasi, penulisan sinopsis
dan treatment, penulisan naskah, pengkajian naskah atau revisi naskah, revisi naskah
sampai naskah siap diproduksi.

DAFTAR PUSTAKA

Kustandi, Cecep. 2018. Sistematika Perencanaan Media Pembelajaran. Diakses


tanggal 29 November 2021 pukul 21.43 WIB melalui
https://www.slideshare.net/CecepKustandi/sistematika-perencanaan-media-
pembelajaran.
Pintubelajarcerdas.blogspot. 2016. Pembelajaran PAI Tentang Sistematika
Perencanaan Media. Diakses tanggal 29 November 2021 pukul 10.48 WIB
melalui https://pintubelajarcerdas.blogspot.com/2016/09/makalah-media-

11
pembelajaran-pai-tentang.html

12

Anda mungkin juga menyukai