Anda di halaman 1dari 22

TEORI PERKEMBANGAN KONTEMPORER DAN IMPLIKASINYA

DALAM KOMPLEKSITAS SISTEM PENDIDIKAN ABAD KE-21

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik

Dosen Pengampu:
Dr. A. A. Istri Agung Rai Sudiatmika, M.Pd.
Ni Putu Ayu Hervina Sanjayanti S.Pd, M.Pd.

Oleh:
Kelompok 3
Ni Kadek Ayu Dinda Sugihantari (2213021001)
Pande Made Laksmi Puja Rastiti (2213021004)
Made Devayana Krisna Pendit (2213021005)
Dial Seroza Zalukhu (2213021009)
Ni Komang Asi Ayu Gita Meliana (2213021016)
Stevin Nababan (2213021023)
Gita Amanda Hutabarat (2213021026)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2022

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan anugerahnya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah
“Teori Perkembangan Kontemporer” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah perkembangan
peserta didik yang diampu oleh Ibu Dr. A.A. Istri Agung Rai Sudiatmika, M.Pd.
dan Ibu Ni Putu Ayu Hervina Sanjayanti, S.Pd., M.Pd. serta sebagai bahan
referensi tambahan bagi pembelajar yang mendalami cabang mata kuliah yang
sama.
Kami menyadari bahwa penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari
bantuan yang diberikan banyak pihak, utamanya pihak yang memberikan hasil
pemikirannya sebagai bahan referensi dan pihak-pihak yang membimbing kami
dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari pula bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan-
kekurangan yang menjadikannya jauh dari kata sempuna. Oleh karena itu, kami
senantiasa mengharapkan adanya masukan, kritik, serta saran yang membangun
dari berbagai pihak. Pada akhirnya, kami berharap agar makalah ini memiliki
fungsi kemanfaatan bagi perkembangan pendidikan, utamanya pada mata kuliah
perkembangan peserta didik.

Singaraja, 15 November 2022

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iii
BAB I: PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1.....................................................................................................................Latar
Belakang .................................................................................................... 1
1.2..................................................................................................................... Rum
usan Masalah ............................................................................................. 2
1.3.....................................................................................................................Tujua
n ................................................................................................................. 2
1.4.....................................................................................................................Manf
aat................................................................................................................ 2
BAB II: PEMBAHASAN .............................................................................. 3
1.
2.
2.1.....................................................................................................................Defin
isi dan Konsep Dasar Teori Perkembangan Kontemporer......................... 3
2.2.....................................................................................................................
ah Formulasi Teori Perkembangan Kontemporer ......................................
2.3.....................................................................................................................
-Teori Perkembangan Kontemporer yang Berkembang di Indonesia .......
2.4.....................................................................................................................
kasi Teori-Teori Perkembangan Kontemporer dalam Kompleksitas
Sistem Pendidikan Abad Ke-21 .................................................................
BAB III: PENUTUP ......................................................................................
1.
2.
3.
3.1..................................................................................................................... Kesi
mpulan .......................................................................................................

ii
3.2..................................................................................................................... Sara
n .................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

iii
DAFTAR GAMBAR

1.
2.
3.

iv
DAFTAR TABEL

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.....................................................................................................................Lata
r Belakang
Perkembangan memiliki sifat multidimensional, multidireksional, dan
selalu melekat pada sejarah. Perkembangan yang terjadi pada manusia akan
berlangsung sepanjang hayat dan mengakar pada teori-teori perkembangan
yang relevan sesuai dengan perubahan pola perilaku di setiap zamannya.
Teori-teori perkembangan telah berubah dimulai dari teori perkembangan
klasik hingga teori perkembangan modern. Teori perkembangan klasik
merupakan teori yang ditemukan dan berkembang di masa lampau dan
umumnya berlandaskan pada filsafat klasik sebagai upaya memelihara,
mengawetkan dan meneruskan warisan budaya (Muhklishi, 2014: 11). Teori
perkembang modern merupakan teori yang mulai berkembang pasca zaman
pertengahan, atau lebih tepatnya dimulai pada zaman Renaissance.
Menurut Surajiyo (2008), perkembangan ilmu pengetahuan terbagi
dalam beberapa periodisasi. Adapun periodisasi yang dimaksud adalah zaman
pra yunani, zaman yunani kuno, zaman abad pertengahan, zaman renaissance,
zaman modern, dan zaman kontemporer. Di setiap periodisasi inilah,
berkembang teori-teori perkembangan. Teori perkembangan yang berasal dari
zaman sebelumnya, bisa saja tidak lagi memiliki relevansi dengan keadaan
saat ini. Walaupun demikian, teori-teori perkembangan yang telah
berkembang di masa yang lebih lampau, tetap memiliki relevansi dengan teori
perkembangan pada zaman modern dan zaman kontemporer. Hal ini
dikarenakan teori-teori perkembangan akan selalu mengalami perkembangan
dan penyesuaian, namun pada beberapa kasus masih memakai landasan-
landasan dari teori sebelumnya.
Kriteria-kriteria di atas yang menyebabkan penulis menjadi tertarik
untuk membahas lebih dalam mengenai teori perkembangan pada zaman
kontemporer, bagaimana sejarah hal tersebut bermula, jenis teori yang

1
berpotensi dan masih berkembang di era kontemporer, serta implikasi dari
teori perkembangan kontemporer ke dalam kehidupan sehari-hari.

1.2.....................................................................................................................Rum
usan Masalah
1.2.1. Bagaimana definisi dan konsep dasar dari teori perkembangan
kontemporer?
1.2.2. Bagaimana sejarah formulasi teori perkembangan kontemporer?
1.2.3. Apa sajakah teori-teori perkembangan kontemporer yang
berkembang di Indonesia?
1.2.4. Bagaimana implikasi teori-teori perkembangan kontemporer pada
era kompleksitas sistem pendidikan abad ke-21?
1.3.....................................................................................................................Tuju
an
1.3.1. Mengetahui definisi dan konsep dasar dari teori perkembangan
kontemporer.
1.3.2. Mengetahui sejarah formulasi teori perkembangan kontemporer.
1.3.3. Mengetahui jenis-jenis teori perkembangan kontemporer yang
berkembang di Indonesia.
1.3.4. Mengetahui implikasi teori-teori perkembangan kontemporer pada
era kompleksitas sistem pendidikan abad ke-21.
1.4.....................................................................................................................Manf
aat
1.4.1. Bagi Penulis
Dengan dibuatnya makalah ini, kami mendapat wawasan
baru terkait materi teori perkembangan kontemporer melalui
observasi dan mengontruksi sumber-sumber yang ada serta
mengasah kemampuan penulis dalam membuat makalah dalam
lingkup mata kuliah perkembangan peserta didik.
1.4.2. Bagi Pembaca
Dengan dibuatnya makalah ini, pembaca dapat menambah
wawasan pembaca dalam proses pemahaman tentang definisi dan

2
konsep teori perkembangan pada zaman kontemporer, bagaimana
sejarah hal tersebut bermula, jenis teori yang berpotensi dan masih
berkembang di era kontemporer, serta mengetahui implikasi dari
teori perkembangan kontemporer ke dalam sistem pendidikan di
Indonesia saat ini.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi dan Konsep Dasar Teori Perkembangan Kontemporer


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kontemporer memiliki arti
semasa atau pada masa sekarang. Dengan kata lain, saat ini kita telah
memasuki zaman kontemporer. Ciri utama zaman kontemporer, yaitu tidak
terkait atau bebas sepenuhnya dengan aturan-aturan pada masa lalu dan
memiliki fleksibilitas yang tinggi untuk mengikuti perubahan-perubahan
zaman.
Konsep dasar teori perkembangan kontemporer adalah perubahan total.
Perubahan total ini tejadi di segala bidang, termasuk teori-teori
perkembangan. Sehingga, pada akhirnya teori perkembangan kontemporer
akan memengaruhi dunia pendidikan, dikarenakan sasaran dari teori
perkembangan ini adalah peserta didik. Maka dari itu, teori perkembangan
kontemporer dapat didefinisikan sebagai teori perkembangan yang
berkembang pada masa saat ini dan terlepas dari aturan-aturan yang ada pada
zaman sebelumnya.
2.2. Sejarah Formulasi Teori Perkembangan Kontemporer
Walaupun memiliki konsep utama yang berkaitan dengan perubahan
total, teori perkembangan kontemporer hanya memengaruhi perubahan dalam
hal tata cara mengatasi penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan saja.
Sedangkan, dalam kenyataannya teori perkembangan kontemporer merupakan
hasil kajian terhadap teori-teori perkembangan pada zaman-zaman
sebelumnya.
Teori perkembangan yang mengacu pada perkembangan peserta didik
terbagi dalam tiga kategori berdasarkan era berkembangnya, yakni era klasik
yang mengacu kepada teori perkembangan klasik, era modern yang mengacu
kepada teori perkembangan modern, dan era kontemporer yang mengacu
kepada teori perkembangan kontemporer. Pada setiap era, terdapat
karakteristik perkembangan yang lebih nampak menonjol sehingga memiliki

4
ciri khas tersendiri. Berikut merupakan perjalanan teori perkembangan beserta
ciri khas pada setiap era perkembangan.

5
2.2.1. Teori Perkembangan Klasik
Teori perkembanga klasik merupakan teori perkembangan
pedidikan pada masa lampau yang didasarkan pada filosofi klasik
yang melihat pendidikan sebagai upaya pemeliharaan dan
pelestarian warisan budaya. Proses pendidikan klasik
menggunakan ide-ide baik yang didapat melalui filsafat Yunani
Kuno dan perkembangan-perkembangannya pada abad
pertengahan (Muhklishi, 2014). Teori perkembangan klasik
menonjolkan pentingnya adanya hubungan yang harmonis antara
stimulus dan respon. Hal ini dapat dibuktikan dari adanya teori
koneksionisme oleh Thorndike, teori classical conditioning oleh
Ivan Pavlov, teori gestalt oleh Wertheimer, dan teori medan oleh
Kurt Lewin. Pada era klasik juga mulai muncul teori humanistik
yang penerapannya dapat dikatakan masih relevan dengan
pendidikan di era modern dan pendidikan di era kontemporer.
2.2.2. Teori Perkembangan Modern
Teori perkembangan modern merupakan teori perkembangan
yang dimulai pada zaman renaissance untuk menghiduokan
kembali kesenian dan pembelajaran klasik. Teori perkembangan
modern menonjolkan mengenai kognitivisme dan teori belajar
yang berkaitan sosial. Hal ini dapat dibuktikan dengan munculnya
teori belajar sosial oleh Albert Bandura, teori tahapan
perkembangan kognitif oleh Jean Piaget, teori pembelajaran
bermakna oleh Ausubel, serta teori belajarr penemuan secara bebas
oleh Jerome Bruner. Pada era modern, teori humanisme atau
humanistik yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh, seperti Abraham
Maslow, Carl Rogers, John Dewey, Arthur Combs, dan Paulo
Friere.
2.2.3. Teori Perkembangan Kontemporer
Teori perkembangan kontemporer, yaitu teori perkembangan
yang dimulai pada zaman yang mendekati keadaan saat ini. Teori
perkembangan secara kontemporer kerap mengadopsi dari teori-

6
teori perkembangan yang ada pada era sebelumnya. Teori
perkembangan kontemporer lebih menonjolkan pada prinsip
pembelajaran sosiokultural yang menitikberatkan aktivitas
pembelajaran pada peserta didik serta berpandangan atau menyasar
pada kemajuan yang berkelanjutan.
2.3. Teori Perkembangan Kontemporer yang Berkembang di Indonesia
Sama seperti pada era-era sebelumnya, era perkembangan kontemporer
juga menganut beberapa teori dan juga aliran yang dijadikan sebagai bahan acaun
dalam pelaksanaannya. Berikut ini merupakan beberapa teori dan aliran yang
digunakan pada era perkembangan kontemporer.
2.3.1 Teori perkembangan
Pada era ini terdapat tiga teori
2.3.1.1 Teori Perkembangan Kognitif

2.3.1.2 Teori Perkembangan Ekologi


Teori ekologi perkembangan anak diperkenalkan oleh Uri
Bronfenbrenner,
seorang psikolog dari Cornell University di Amerika Serikat.8
teori ekologi menurut sudut pandangnya, latar belakang lingkungan
memiliki pengaruh terhadap perkembangan manusia. Hubungan
timbal balik terbentuk antara individu dan lingkungandari perilaku
individu tersebut. Informasi tentang lingkungan tempat tinggal
anak mendeskripsikan, mengatur, dan menjelaskan pengaruh
lingkungan bervariasi.

Berdasarkan gambar di atas, teori ekologi mengkaji tentang


perkembangan anaktiga sistem lingkungan yaitu mikrosistem,
ekosistem, dan makrosistem. Ketiga sistem ini membantu
perkembangan individu untuk membentuk karakteristik fisik dan
mental tertentu. Mikrosistem adalah lingkungan tempat individu
hidup, konteks initermasuk keluarga seseorang, teman sebaya,
sekolah dan lingkungan. Mikrosistem memiliki banyak interaksi

7
langsung dengan aktor sosial, yaitu orang tua, teman dan guru
Dalam proses interaksi individu tidak sebagai penerima pasif,
tetapi berpartisipasi aktif dalam membentuk dan merancang
lingkungan sistem mikro. Setiap individu memperoleh pengalaman
dalam setiap kegiatan dan berperan dalam membangun hubungan
manusia dengan lingkungannya sistem mikro. Lingkungan
mikrosistem yang dimaksud adalah lingkungan kelompok sosial
yang terdiri dari orang tua, saudara kandung, guru, teman dan guru.
Lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan
individu, terutama secara internal sejak usia dini hingga remaja.
Subsistem keluarga, khususnya orang tua, mikrosistem dianggap
sebagai faktor sosial terpenting dalam kehidupan manusia anak,
jadi keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan
karakter seorang anak. Misalnya, setiap subsistem dari mikrosistem
berinteraksi satu sama lain hubungan antara pengalaman keluarga
dan pengalaman sekolah sebuah sekolah dengan pengalaman
religius dan pengalaman keluarga pengalaman teman sebaya dan
hubungan keluarga dengan tetangga.
Efeknya adalah setiap masalah yang terjadi pada salah satu
subsistem mikrosistem akan mempengaruhi subsistem mikrosistem
lainnya, misalnya kondisi rumah dapat mempengaruhi perilaku
anak di sekolah. Anak-anak yang ditolak oleh orang tuanya
mungkin mengalami kesulitan dalam membentuk hubungan yang
positif dengan guru. Ekosistem adalah sistem sosial yang lebih
besar di mana anak-anak tidak terlibat langsung dalam interaksi,
tetapi mereka sangat mempengaruhi perkembangan karakter anak.
Subsistem terdiri dari lingkungan kerja orang tua, kenalan saudara,
kakak, adik atau kerabat lainnya dan peraturan sekolah. Misalnya,
pengalaman kerja dapat mempengaruhi hubungan perempuan
dengan suami dan anak-anaknya. Sang ibu mungkin menerima
promosi yang mengharuskannya lebih sering bepergian, yang dapat
meningkatkan konflik perkawinan dan mengubah pola interaksi

8
orang tua-anak. Subsistem ekosistem lain yang tidak secara
langsung mempengaruhi kepribadian anak tetapi berdampak
signifikan adalah surat kabar, televisi, dokter, keluarga besar, dan
dll. Macrosystem adalah lapisan terluar dari lingkungan anak.
Sistem makro terdiri dari ideologi negara, pemerintahan, tradisi,
agama, hukum, adat, budaya dan sebagainya, dimana semua
subsistem. Hal ini mempengaruhi perkembangan karakter anak.
Menurut Berk, budaya yang dirujuk oleh subsistem ini adalah
seperangkat pola perilaku, kepercayaan, dan semua produk
manusia yang ditransmisikan dari generasi ke generasi.
2.3.1.3 Teori Perkembangan Etologi
Etnologi berasal dari bahasa Yunani etos yang berarti
kebiasaan dan logos yang berarti ilmu atau pengetahuan. Ethos
juga bisa berarti moralitas atau moralitas juga bisa berarti karakter.
Oleh karena itu, secara etimologis, etologi berarti ilmu yang
mempelajari adat-istiadat atau watak. Namun, etika pertama kali
diperkenalkan sebagai ilmu perilaku hewan. Etologi adalah cabang
zoologi yang mempelajari perilaku atau tingkah laku hewan serta
mekanisme dan faktor yang mempengaruhinya. Ilmu yang
mempelajari tingkah laku atau karakter binatang dengan
menggunakan pendekatan psikologi evolusi. Teori ini mencoba
menjelaskan perilaku manusia. Jadi, dalam psikologi, etika
mengacu pada studi tentang perilaku manusia di lingkungan alam.
Semua perilaku manusia merupakan bentuk tanggapan terhadap
apa yang terjadi di lingkungan alamnya. Etisisme memahami
bahwa perilaku manusia terkait dengan perilaku hewan. Sifat-sifat
yang muncul dari setiap hewan antara lain sifat teritorial, tindakan
agresif, dan rasa ingin menguasai sesuatu. Sifat ini juga terdapat
pada manusia. Karena alasan ini, para etologis menganggap naluri
sebagai ciri mendasar hewan dan aspek penting untuk memahami
perilaku. Etologi muncul sebagai kontribusi penting bagi teori
perkembangan manusia karena ahli zoologi Eropa, terutama

9
Konrad Lorenz (1903-1989) bekerja lebih sering dengan angsa
Eurasia, Lorenz mempelajari pola perilaku yang dianggap sebagai
asal usul diprogram ke dalam gen burung. Pengamatannya
terhadap seekor angsa yang baru lahir tampaknya lahir dari naluri
untuk mengikuti induknya. Pengamatan menunjukkan bahwa bayi
angsa mengikuti induknya segera setelah menetas. Apakah perilaku
ini diprogram dalam gosling? Dari pertanyaan inilah Lorenz
melakukan percobaan yang luar biasa, di mana Lorenz
menunjukkan bahwa perbedaan genetik ini adalah penjelasan yang
terlalu disederhanakan tentang perilaku angsa liar. Lorenz
memisahkan telur yang diletakkan angsa menjadi dua kelompok.
Dia mengembalikan salah satu kelompok ke induk angsa untuk
ditetaskan. Kelompok lain menetas di inkubator. Angsa dari
kawanan pertama segera mengikuti induknya setelah menetas.
Sebaliknya, angsa di kelompok kedua yang langsung melihat
Lorenz menetas mengikutinya kemanapun dia pergi, seolah-olah
dia adalah ibu mereka. Lorenz menandai angsa-angsa itu dan
menempatkan kedua kelompok itu dalam sebuah kotak. Ibu angsa
dan "Ibu" Lorenz berdiri berdampingan saat kotak itu diangkat.
Setiap kawanan angsa segera melihat ke arah "ibu" mereka. Lorenz
menyebut proses pencetakan ini: belajar dengan cepat dan
mengalami masa kritis terbatas yang berujung pada keterikatan
pada objek bergerak pertama yang terlihat.
Teori etologi pembangunan menganggap perilaku sangat
dipengaruhi oleh biologi dan evolusi (Hinde, 1992; Rosenzweig,
2000). Teori etologi adalah studi tentang perilaku, terutama
perilaku hewan. Teori tersebut juga menunjukkan bahwa kepekaan
kita terhadap berbagai jenis pengalaman berubah sepanjang hidup,
yaitu ada periode kritis atau sensitif untuk pengalaman tertentu.
Jika Anda tidak mendapatkan pengalaman selama masa kritis ini,
teori perilaku menyatakan bahwa pertumbuhan mungkin tidak
optimal. Penamaan (sidik jari) dan periode kritis adalah konsep

10
kunci. Teori ini didasarkan pada studi yang cermat tentang perilaku
hewan dalam situasi kehidupan nyata. Pandangan etis dari Lorenz
dan ahli zoologi Eropa lainnya memimpin psikologi perkembangan
Amerika untuk mengakui pentingnya dasar biologis dari perilaku.
Namun, kajian dan interpretasi teori perilaku masih kekurangan
materi yang mengangkat teori ini ke level teori lainnya. Secara
khusus, sedikit atau tidak ada sama sekali dalam etika klasik
menyangkut karakteristik hubungan sosial sepanjang hidup
manusia, yang harus diperhitungkan oleh teori perkembangan
mana pun. Teori etika klasik lemah dalam mensimulasikan studi
manusia. Perluasan pandangan etologis baru-baru ini telah
meningkatkan status mereka sebagai satu kesatuan perspektif
pembangunan yang berharga. Salah satu perubahan penting adalah
stres lokal. Dalam masa kritis yang kaku dan sempit, teori etologi
kini menawarkan masa sensitif lebih lama. Salah satu dari beberapa
penerapan penting teori etologis pada evolusi berisi teori lampiran
oleh John Bowlby (1969, 1989). Itulah yang dikatakan Bowlby
Keterikatan pada orang-orang penting di tahun pertama kehidupan
memiliki konsekuensi yang signifikan melalui kehidupan Jika
menurutnya hubungan ini positif dan aman, maka orang tersebut
merupakan dasar untuk berkembang menjadi pribadi yang
berkompeten yang memiliki hubungan sosial yang positif dan
matang secara emosional. Jika hubungan yang mengikat negatif
dan tidak pasti, kata Bowlby, saat anak tumbuh, dia bisa
menghadapinya. Kesulitan dalam hubungan sosial dan berurusan
dengan emosi. Etologi menekankan bahwa perilaku sangat
dipengaruhi oleh biologi yang terlibat Perkembangan dan ditandai
oleh periode penting atau rapuh. Konsep periode penting (critical
period), ada tahap sangat awal dalam perkembangan yang
menyebabkannya perilaku tertentu secara optimal. Etolog adalah
pengamat perilaku yang cermat dan mereka percaya bahwa

11
laboratorium bukanlah lingkungan yang baik untuk mengamati
perilaku.
Mereka dengan hati-hati mengamati perilaku di lingkungan alami
mereka, seperti:
rumah, taman bermain, tetangga, sekolah, rumah sakit dan lain-
lain. Pendekatan metodologis dalam etologi (pendekatan yang
memahami perilaku dengan pengaturan alami) Langkah-langkah:
1) Dapatkan informasi sebanyak mungkin tentang olahraga,
2) mengamati perilaku khasnya,
3) Membandingkan perilaku spesies lain.
Kepekaan terhadap berbagai pengalaman sepanjang hidup. Adalah
atau kurangnya pengalaman khusus pada titik waktu biologis
tertentu hidup, individu mempengaruhi lebih lama dari pengalaman
pertama kali terjadi. Etolog percaya bahwa kebanyakan psikolog
Meremehkan pentingnya dan peran kerangka waktu khusus ini
dalam perkembangan awal interaksi kuat yang dimainkan oleh
evolusi dan fondasi biologis dalam perkembangan (Charlesworth,
1992;Hindu, 1992).
Di atas segalanya, arus evolusioner membawa segalanya, pikira
tidak kurang dari tubuh dan manusia tidak kurang dari bangsa. --
George Santayana, Esai Kecil, 1920
Etologi menjadi pertimbangan penting berkat kerja ahli zoologi
Eropa, khususnya Konrad Lorenz (1903-1989). Etologi (etologi)
menekankan hal ini Perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi,
terkait dengan evolusi, dan dicirikan oleh siklus penting atau
sensitif. Terutama melalui penelitian tentang angsa abu-abu,
Lorenz (1965) mempelajari perilaku yang dianggap terkait dengan
burung. Seorang anak Angsa yang baru menetas tampaknya
memiliki naluri sejak lahir untuk mengikuti induknya. Pengamatan
menunjukkan bahwa anak angsa mampu melakukan perilaku
seperti itu segera setelahnya menetas Lorenz menunjukkan bahwa
tidak benar menganggap perilaku seperti itu diprogram ke dalam

12
hewan. Dalam eksperimen luar biasa, Lorenz membagi telur angsa
menjadi dua kelompok. Sebuah kelompok dia kembali untuk
mengerami angsa; kelompok lain menetas di inkubator. Anak
angsa di kelompok pertama melakukan seperti yang diperkirakan,
mereka mengikuti orang tua mereka segera setelah mereka
menetas. Namun, anak ayam berada di inkubator mereka yang
melihat Lorenzo saat pertama kali menetas mengikutinya ke mana-
mana seolah-olah dia adalah ibunya. Lorenz menandai gosling dan
menempatkannya kedua kelompok bangkit di bawah kotak. Setiap
kelompok angsa pergi langsung ke "orang tua" (lihat gambar 2.2).
Lorenz menyebut proses ini impresi, konsepsi Etologi untuk
belajar dengan cepat dan alami dalam masa kritis untuk pertama
kalinya mengacu pada kedekatan objek bergerak
2.4. Implikasi Teori-Teori Perkembangan Kontemporer dalam
Kompleksitas Sistem Pendidikan Abad ke-21

13
BAB III
PENUTUP

3.1.....................................................................................................................Kesi
mpulan
3.2.....................................................................................................................Sara
n

14
DAFTAR PUSTAKA

Izzati, E.R. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: Universitas Negeri


Yogyakarta. Diakses secara online melalui:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dr.%20Rita%20Eka
%20Izzaty,%20S.Psi.,%20M.Si./Buku%20PPD-revisi%20akhir.pdf , pada
15 November 2022, pukul 15.59 WITA.
Mukhlishi, B. I. 2014. Jelajah; Aliran dan Paradigma Pendidikan. Madura:
Yayasan Al-Fatah. Diakses secara online melalui:
http://repository.uinsby.ac.id/id/eprint/1969/2/Budi
%20Ichwayudi_booksection_Perkembangan%20Teori%20Pendidikan.pdf ,
pada 15 November 2022 pukul 15.46 WITA.
Putra, D.E. 2019. Teori Perkembangan Anak Kontemporer. Padang: Universitas
Negeri Padang. Diakses secara online melalui:
https://www.academia.edu/40659796/Teori_Perkembangan_Anak_Kontemp
orer , pada 16 November 2022, pukul 15.09 WITA.
Suranto. 2015. Teori Belajar & Pembelajaran Kontemporer. Yogyakarta:
LaksBang PRESSindo. Diunduh secara online melalui:
https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/92672/Mutrofin_B
uku_Teori-Belajar.pdf?sequence=1 , pada 16 November 2022, pukul 15.26
WITA.

15

Anda mungkin juga menyukai