Melukat : awalnya menyucikan diri akhirnya berujung konten
Umat hindu memiliki beragam upacara spiritual yang sudah terkenal di kalangan masyarakat baik masyarakat local maupun mancanegara. Dan tentunya setiap upacara ataupun tradisi yang umat hindu memliki tujuan dan manfaat tertentu untuk seseorang. Baik itu manfaat secara jasmani maupun manfaat secara rohani. Nah salah satu upacara yang terkenal baik secara local maupun mancanegara yaitu adanya upacara melukat. Lalu ap aitu upacara melukat? Beikut akan dijelaskan secara singkat mengenai upacara melukat. Untuk umat hindu tentunya kata ‘melukat’ sudah tidak asing lagi untuk didengar. Upacara melukat ini merupakan tradisi umat hindu yang sudah terbilang turun temurun dilaksanakan oleh nenek moyang umat hindu. Melukat sendiri berarti upacara membersihkan pikiran dan jiwa secara spriritual dalam diri manusia. Upacara melukat ini biasanya dilakukan di tempat tempat tertentu seperti pancoran, mata air, air terjun, ataupun pura yang memang secara khusus menyediakan tempat untuk melukat. Tujuan dari upacara melukat yaitu untuk membersihkan jiwa dan pikiran dalam diri manusia dari hal hal yang negative dengan bantuan dari alam semesta. Hal hal negative yang dimaksud disini yaitu seperti mimpi buruk, penyakit, rasa resah dan sebagainya. Dengan adanya upacara meluikat ini dipercaya bisa menghilangkan hal hal negative tersebut pada diri sesorang dan sudah banyak yang membuktikan hal tersebut. Namun, baru baru ini sedang hangat menjadi perbincangan mengenai upacara melukat yang kebanyakan dijadikan sebagai konten medi sosial dan juga upacara melukat ini dikomersialisasikan oleh beberapa oknum. Tentunya hal ini berbanding terbalik dengan tujuan melukat pada awalnya yaitu untuk pembersihan diri. Hal ini disampaikan oleh pinandita I ketut pasek swastika selaku waka bidang agama dan kerohanian PHDI bali dimana beliau sangat menyayangkan prosesi melukat ini kini dijadikan sebagai konten untuk media sosial seperti Instagram dan juga tiktok. Selain itu juga banyak dari artis tanah air yang baru baru ini berbondong bondong melakukan upacara penyucian yang sangat sacral dalam agama hindu ini. seperti kita ambil contoh yaitu ariel tatum dan juga pevita pearce. Dimana diduga mereka ini saat melakukan prosesi melukat menggunakan jasa event organizer yang tidak memahami buidaya agama hindu di bali. Dan juga tentunya prosesi melukat yang dilaksanakan oleh mereka ini tidak sesuai dengan tujuan melukat pada umumnya dan maknanya juga tidak bisa didapat. Namun boleh saja selain umat hindu melakukan prosesi ini namun jangan menggunakan nama melukat melainkan mandi atau apapun selain melukat. Jika tidak beragama hindu mengapa harus melukat? Sebenarnya boleh saja namun bukan melukat tetapi mandi atau apapun itu karena melukat adalah upacara suci bukan hanya sekeda wacana atau ajang dijadikan konten saja. Orang yang katanya melaksanakan melukat namun hanya dijadikan sebagai konten saja berarti orang tersebut tidak percaya dengan adanya prosesi penyucian diri versi agama mereka sendiri. Mengapa harus melukat yang dijadikan konten seperti itu? Bukannnya masih banyak hal selain tradisi umat hindu ini yang bisa dijadikan konten dalam media sosial? Ini membuktikan masih kurangnya adanya kesadaran bagi orang yang melakukan prosesi melukat namun dijadikan konten terhadap budaya dari umat hindu khususnya di bali. Menyikapi adanya prosesi melukat dijadikan konten, phdi sendiri mengaku telah melakukan pembinaan untuk para guide. Seharusnya para guide bisa memberikan pengertian pada tamunya bahwasanya prosesi melukat ini merupakan upacara sacral yang dimana dilaksanakan untuk tujuan tertentu bukan hanya sekedar dijadikan konten semata. Salah satu warga bali yang merupakan penulis dan juga youtuber bali mede ngurah saka semarajaya juga mengatakan tidak setuju akan adanya prosesi melukat dijadikan konten dan ajang komersial. Menurutnya alangkah tidak pantas ketika prosesi melukat ini disebut dengan heeling dan dijadikan konten pada media sosial karena melukat bukanlah healing namun sebuah tradisi upacara suci umat hindu. Orang bali biasanya melalukan prosesi melukat pada hari hari tertentu seperti di hari tumpek wayang. Jadi tidak bisa pada hari sembarangan datang lalu bayar untuk melakukan prosesi melukat serta setelah itu dijadikan sebagi konten. Melukat itu upacara sacral bukan hanya nedia untuk dijafikan sebai konten dan untuk menambah followers di akun media sosial. Kita tahu dengan adanya konten tersebut maka melukat akan semakin dikenal oleh banyak orang namun bukan konten yang seperti itu caranya. Para pengunjung bisa membuat sebuah video mengenai bagaimana prosesi melukat yang baik dan benar dilakukan bukan hanya sekedar memposting bahwa dirinya sedang melukat tanpa tau apa itu melukat dan apa tujuannya. Jika soal prosesi balik lagi kepada niat masing masing individu, apakah melukat hanya untuk menjadikan kontenkah atau memang untuk menyucikan diri, namun segala sesuatu pasti ada sebab dan akibatnya jadi seharusnya jika memang ingin menjadikan melukat sebagai sebuah konten saja, buatlah konten yang memang bermanfaat dan tentunya jelas mengenai prosesi melukat itu sendiri bukan hanya sekadar membuat konten untuk menaikkan fpllowers agar semakin dikenal banyak orang. Untuk yang malakukan prosesi melukat memang untuk menyucikan diri pastinya akan mendapatkan manfaat yang positif tentunya setelah mekakukan melukata tersebut. Hal tersebut Kembali ke diri masing masing individu namun sangat disayangkan bahwasanya upacara melukat ini yang memiliki tujuan untuk menyucikan diri hanya dijadikan sebagai ajang pembuatan konten semata tanpa tau tujuan kegiatan melukat itu sendiri.