Anda di halaman 1dari 4

Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2012 (SNIPS 2012)

7-8 Juni 2012, Bandung, Indonesia

STUDI AWAL INTERFERENSI GELOMBANG BUNYI DENGAN MENGGUNAKAN


LAPTOP, SPEAKER, DAN MIKROFON
Islamiani Safitri*, Sparisoma Viridi, dan Siti Nurul Khotimah

Diterima xx Juni 2012, direvisi xx Juli 2012, diterbitkan xx Agustus 2012

Abstrak
Percobaan untuk menentukan laju rambat gelombang bunyi telah dilakukan dengan mengamati hasil
interferensi menggunakan peralatan sederhana seperti laptop yang dilengkapi dengan soundcard, speaker,
dan mikrofon. Laptop berperan sebagai pembangkit sumber bunyi (menggunakan piranti lunak Tone
Generator) dan sekaligus sebagai penerima dan penganalisanya (menggunakan piranti lunak Praat).
Dengan melakukan variasi frekuensi bunyi dapat diperoleh profil intensitas hasil interferensi sebagai fungi
dari frekuensi sumber bunyi. Sayangnya rumus untuk interferensi destruktif dan konstruktif tidak dapat
memberikan laju rambat gelombang bunyi yang secara fisis dapat diterima oleh temperature ruang. Hal ini
diduga karena banyaknya obyek yang dapat menjadi reflektor sumber bunyi pada ruang percobaan.

Kata-kata kunci: interferensi, laju gelombang bunyi, percobaan sederhana


Teori
Pendahuluan
Gelombang bunyi didefinisikan sebagai
Pengajaran fisika dalam dunia pendidikan gelombang longitudinal, yaitu suatu gelombang
kebanyakan masih bersifat konvensional yang yang melibatkan osilasi-osilasi yang sejajar
hanya menekankan pada pengerjaan soal-soal dengan arah rambat gelombangnya. Oleh
kuantitatif (perhitungan matematis) dan karena itu, gelombang bunyi memerlukan
mengabaikan persoalan fisika yang bersifat medium dalam perambatannya [1].
kualitatif (pemahaman perilaku alam). Bunyi memiliki laju rambat berbeda untuk
Pembelajaran fisika hendaknya dapat materi yang berbeda. Laju gelombang bunyi
memberikan pengalaman langsung dengan pada berbagai materi diperlihatkan pada tabel di
memanfaatkan sekaligus menerapkan konsep, bawah ini. Nilai-nilai tersebut dalam berbagai hal
prinsip, serta fakta melalui alat peraga. Salah bergantung pada temperature, yaitu semakin
satu pokok pembelajaran yang dapat diterapkan tinggi temperature udara maka akan semakin
adalah interferensi gelombang bunyi. Hendaknya besar pula laju gelombang bunyi di udara.
siswa mengetahui bagaimana peristiwa Perhatikan tabel berikut:
interferensi itu terjadi sehingga dapat
melengkapi pemahaman teorinya. Siswa perlu Tabel 1. Laju Gelombang Bunyi pada Berbagai
dilatih untuk berpikir dan bereksperimen agar Material [2].
ketrampilan ilmiahnya bisa berkembang,
sehingga siswa mahir dalam menganalisa suatu No Medium Laju Gelombang
gejala, menggunakan alat dan bahan, Bunyi (m/s)
mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesa, 1 Aluminium 6420
merencanakan, melaksanakan, menyimpulkan 2 Granit 6000
hasil praktikum, dan mengkomunikasikan 3 Steel 5960
beberapa temuan baru. 4 Gelas Pyrex 5640
Namun, seringkali yang menjadi keluhan bagi 5 Perak 5010
kebanyakan lembaga pendidikan adalah fasilitas 6 Plastik 2680
laboratorium yang kurang lengkap. Padahal 7 Air (20oC) 1482
banyak barang yang bisa dimanfaatkan untuk 8 Air (0oC) 1402
o
9 Hidrogen (0 C) 1284
melakukan suatu percobaan. Hanya saja
10 Helium (0oC) 965
dibutuhkan inovasi baru dan kreatif untuk o
11 Udara (20 C) 343
melakukannya. Penentuan laju gelombang bunyi 12
o
Udara (0 C) 331
dengan menggunakan laptop, speaker, dan
mikrofon, yang dilaporkan dalam makalah ini
merupakan salah satu contoh pemanfaatan Selama satu periode gelombang menempuh
peralatan yang umumnya telah ada di sekitar jarak sejauh satu panjang gelombang. Dengan
kita, secara kreatif dan inovatif, untuk melakukan demikian, jika t = T, maka s = λ. Oleh karena itu,
praktikum. bentuk lain ungkapan laju gelombang adalah :

………………………… (1)

ISBN xxx-x-xxxx-xxxx-x 1 http://proceedings.fi.itb.ac.id/cps/


Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2012 (SNIPS 2012)
7-8 Juni 2012, Bandung, Indonesia

Oleh karena f , maka

……………………………. (2)

Dengan λ = panjang gelombang bunyi (m), T =


periode gelombang bunyi (s), dan f = frekuensi
gelombang bunyi (Hz) [3].
Gambar 1. Interface utama Praat
Gelombang bunyi dapat mengalami
interferensi konstruktif atau destruktif. Ketika software dijalankan akan tampak
Gelombang bunyi mengalami interferensi window seperti gambar 1. Dalam Praat objek
konstruktif secara penuh ketika beda fase window kita dapat menambahkan file suara yang
sama dengan nol atau kelipatan bulat 2π, yaitu disimpan sebelumnya untuk kemudian dianalisis.
ketika: ketika merekam suara, Praat akan membaca
sekaligus menganalisis suara yang ditangkap
, (3) oleh mikrofon dalam bentuk tampilan seperti
berikut.
Gelombang-gelombang mengalami interferensi
destruktif penuh ketika sama dengan kelipatan
ganjil π, yaitu ketika:

(4)

Beda fasa adalah k x di mana k adalah


bilangan gelombang dan x adalah beda jarak
Gambar 2. Tampilan hasil analisis Praat
tempuh antara kedua gelombang bunyi
penyebab interferensi. Dari Persamaan (3) dan Gambar 2 bagian atas merupakan window
(4) di atas, dapat diketahui bahwa kondisi ini yang menunjukkan bentuk gelombang dari suara
bertepatan dengan yang dianalisis, sedangkan bagian bawah
menunjukkan spectrogram suara tersebut. Garis
(5) mendatar biru menunjukkan frekuensi dari suara
dan yang dianalisis dan garis mendatar kuning
menunjukkan intensitas dari suara yang
(6)
dianalisis [5].

Dalam percobaan interferensi ini, speaker 1


Eksperimen dan speaker 2 diletakkan saling berhadapan
dengan jarak awal 110 cm. Mikrofon diletakkan
Eksperimen dilakukan dengan menggunakan diantara dua speaker tersebut dengan jarak 100
laptop yang dilengkapi dengan perangkat lunak cm dari speaker 1 dan 10 cm dari speaker 2.
praat (penerima dan penganalisa bunyi) dan Kemudian Praat merekam suara dari speaker
tone generator (sumber bunyi dengan frekuensi melalui mikrofon tersebut. Jarak mikrofon
tunggal), speaker stereo, dan mikrofon. dengan speaker 1 adalah x 1 dan jarak mikrofon
dengan speaker 2 adalah x2.
Praat dalam Bahasa Belanda berarti „suara‟
merupakan freeware yang diciptakan oleh Paul
Boersma dan David Weenink dari Phonetic
Science Departmen University of Amsterdam.
Dengan slogannya “doing Phonetic with
computer”, praat merupakan software untuk
melakukan analisis dan rekontruksi suara secara
fleksibel [4].

Gambar 3. Rangkaian alat percobaan interferensi


gelombang

Hal yang sama juga dilakukan dengan jarak


kedua speaker 170 cm hingga 300 cm. Dalam

ISBN xxx-x-xxxx-xxxx-x 2 http://proceedings.fi.itb.ac.id/cps/


Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2012 (SNIPS 2012)
7-8 Juni 2012, Bandung, Indonesia

hal ini mikrofon tetap diletakkan pada jarak 100


cm dari speaker 1 (x1 tetap) dan x2 berubah-
ubah yaitu dari 10 cm hingga 200 cm dengan
kelipatan 10 cm. Laju gelombang bunyi di udara
yang diasumsikan adalah 330 m/s dengan
panjang gelombang ( ) 1 m.

Hasil dan diskusi


Berdasarkan percobaan interferensi yang
dilakukan, diperoleh data untuk masing-masing
frekuensi adalah sebagai
Gambar 7. Grafik hubungan antara intensitas
berikut:
praat terhadap (x1-x2) pada frekuensi 340 Hz:
teori ( ) dan eksperimen ( )

Gambar 4. Grafik hubungan antara intensitas


praat terhadap (x1-x2) pada frekuensi 310 Hz:
teori ( ) dan eksperimen ( )
Gambar 8. Grafik hubungan antara intensitas
praat terhadap (x1-x2) pada frekuensi 350 Hz:
teori ( ) dan eksperimen ( )

Gambar 5. Grafik hubungan antara intensitas


praat terhadap (x1-x2) pada frekuensi 320 Hz:
teori ( ) dan eksperimen ( )

Gambar 8. Grafik hubungan antara intensitas


praat terhadap (x1-x2) pada frekuensi 360 Hz:
teori ( ) dan eksperimen ( )

Berdasarkan data-data dan grafik-grafik hasil


interferensi di atas, dapat ditentukan panjang
gelombang bunyi ( ) dari suara yang dianalisis,
yaitu dengan memperhatikan titik-titik konstruktif
dan destruktif dari grafik-grafik di atas.
Posisi titik konstruktif dan destruktif didapat
dari titik puncak maksimum atau puncak
Gambar 6. Grafik hubungan antara intensitas minimum dari grafik interferensi. Panjang
praat terhadap (x1-x2) pada frekuensi 330 Hz: gelombang ( ) suatu bunyi adalah selisih dari
teori ( ) dan eksperimen ( ) dua titik konstruktif atau selisih dua

ISBN xxx-x-xxxx-xxxx-x 3 http://proceedings.fi.itb.ac.id/cps/


Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2012 (SNIPS 2012)
7-8 Juni 2012, Bandung, Indonesia

titik destruktif yang Ucapan terima kasih


berdekatan. Laju gelombang bunyi (v) Penulis mengucapkan terima kasih kepada
didapatkan dari rumus laju gelombang bunyi, FMIPA Institut Teknologi Bandung atas
yaitu . dukungan finansialnya dalam keikutsertaan pada
kegiatan SNIPS 2012. Penulis juga berterima
kasih kepada atas dikusinya yang bermanfaat.
Tabel 2. Hasil analisis data interferensi
Frekuens Posisi Posisi v Referensi
i (Hz) Konstruktif Destruktif (cm) (m/s)
(cm) (cm) [1] David Halliday, “Dasar-dasar Fisika Versi
Diperluas”, Binarupa Aksara, Tangerang,
310 -70 50 50 70 120 372
2010, h.684
320 0 - -60 70 130 416
[2] James S.Walker, “Physics”, Pearson
330 -40 30 -80 0 70 231
Addison-Wesley, San Fransisco, 2010,
340 - 30 -40 70 110 374 p.460
350 -40 - -90 0 90 315 [3] Islamiani Safitri, “ Pengaruh Model
360 -70 20 -30 80 90 324 Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Dari tabel analisis data interferensi di atas Pokok Bunyi”, skripsi sarjana, Universitas
terlihat bahwa laju gelombang bunyi yang Negeri Medan, Indonesia, 2011, h.27
dihasilkan pada masing-masing frekuensi [4] P. Boersma and D. Weenink, “Praat: Doing
menyimpang dari laju gelombang bunyi yang Phonetics by Computer (version 5.1.05)
secara fisis dapat diterima oleh temperatur ruang. Computer Program”, URL
Hal ini mengacu pada grafik interferensi yang www.praat.org[accessed 1 June 2012]
dihasilkan. Pada grafik-grafik tersebut tidak [5] Rizaldi Danar Priambodo, “Analisis
terlihat posisi titik konstruktif dan destruktif yang Karakteristik Akustik Suara Cadel
sesuai dengan teori. Seharusnya titik-titik (rhotacism) dengan Perangkat Lunak Praat”,
konstruktif terjadi pada dan titik-titik destruktif skripsi sarjana, Institut Teknologi Bandung,
Indonesia, 2011, h.28
terjadi pada
Hal ini terjadi karena banyaknya objek dalam
ruangan yang menjadi reflector dari gelombang Islamiani Safitri*
bunyi itu sendiri. Misalnya saja pada frekuensi Program Magister Pengajaran Fisika
350 Hz, benda-benda seperti kaca pada jendela Institut Teknologi Bandung
laboratorium dan benda plastik turut bergetar Islamiani.s@s.itb.ac.id
dengan keras sehingga suara yang ditangkap
oleh mikrofon tidak original. Pada frekuensi yang Sparisoma Viridi
lain juga terjadi hal serupa namun dengan Nuclear Physics and Biophysis Research Division
getaran yang sangat rendah sehingga tidak Institut Teknologi Bandung
teramati langsung oleh telinga. Dengan demikian dudung@fi.itb.ac.id
karena adanya resonansi tersebut, maka laju
gelombang bunyi yang dihasilkan jauh dari yang Nurul Khotimah
diharapkan. Nuclear Physics and Biophysis Research Division
Institut Teknologi Bandung
nurul@fi.itb.ac.id
Kesimpulan
Dalam percobaan ini diduga terjadi *Corresponding author
interferensi konstruktif dan destruktif namun
kurang sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini
dikarenakan kedua speaker yang digunakan
tidak sepenuhnya identik, kurang sesuainya
dengan teori untuk posisi konstruktif dan
destruktif yang dihasilkan, dan banyaknya
reflektor gelombang pada ruangan laboratorium
sehingga suara yang ditangkap mikrofon tidak
lagi original. Oleh sebab itu laju gelombang
bunyi yang dihasilkan berbeda dengan laju
gelombang udara pada temperatur ruang..

ISBN xxx-x-xxxx-xxxx-x 4 http://proceedings.fi.itb.ac.id/cps/

Anda mungkin juga menyukai