Anda di halaman 1dari 9

REVISI BUKU AJAR

Persamaan Garis Singgung Hiperbola Melalui (A,B) dan Melaui Gradien


M; Hiperbola Sekawan dan Hiperbola Orthogonal Serta
Tempat Kedudukan Titik
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Geometri Analitik Bidang”

Dosen Pengampu : Yuni Katminingsih, M.Pd.

Oleh:
Kelompok 7

1. 2015010024 Yusti Ayu Cahyaningtyas


2. 2015010014 Nova Tya Tri Ivanka
3. 2015010034 One Ayu Fatmasari
4. 2015010038 Virda Putri Novita Wulandari

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN SAINS
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2021
Persamaan Garis Singgung (PGS) hiperbola di ( x 1 , y 1)

Garis singgung pada suatu titik pada hiperbola membagi dua sama besar sudut- sudut antara
garis-garis yang menghubungkan titik singgung dengan titik api.

d1
Misalkan T ( x 1 , y 1) sebarang titik pada hiperbola dan misalkan =TF1, dan d 2=TF 2
d2
dengan F 1(c , 0)
c a2 a2
( x 1− ) x 1−
TF1 d 1 a c c
Maka = =¿ 2
=
TF2 d 2 c a a2
( x 1 − ) x1 +
a c c
x1 x y1 y
Persamaan garis singgung di T adalah 2
=1−
a b2
Misalkan titik potong garis singgung ini dengan sumbu x adalah P maka koordinat
a2
y p=0 dan x p=
x1
a2
c−
PF 1 x1 c x1
Berarti = 2
=
PF 2 a c x1 +a 2
c+
x1
https://www.konsep-matematika.com/2017/09/persamaan-garis-singgung-hiperbola.html

Jenis pertama Persamaan Garis Singgung Hiperbola yaitu garis singgung Hiperbola melalui
titik ( x 1 , y 1) dimana titik tersebut ada pada Hiperbola. Titik ( x 1 , y 1) ini disebut sebagai titik
singgungnya. Berikut bentuk persamaan garis singgung Hiperbolannya.

x2 y 2
1.) Persamaan Hiperbola : − =1
a2 b2
x . x1 y . y 1
PGSH-nya : 2 − 2 =1
a b
−x 2 y 2
2.) Persamaan Hiperbola : 2 − 2 =1
b a
−x . x 1 y . y 1
PGSH-nya : − 2 =1
b2 a
3.) Persamaan Hiperbola : ¿ ¿
( x−p ) .( x1− p) ( y−q ) .( y 1−q)
PGSH-nya : − =1
a2 b2
4.) Persamaan Hiperbola : −¿ ¿
−( x− p ) .(x1 −p) ( y−q ) .( y 1−q)
PGSH-nya : − =1
a2 b2
Catatan :
a) Dalam PGSH pertama ini, kita harus pastikan terlebih dahulu apakah titik ( x 1 , y 1) ada
pada hiperbola ( dilalui oleh Hiperbola) atau tidak. Silahkan baca “ Kedudukan Titik
Terhadap Hiperbola”.
b) Trik mudah mengingat rumus persamaan garis singgung Hiperbola yang diketahui
titik singgung ( x 1 , y 1) : persamaan garis singgung Hiperbola yang diketahui titik
singgungnya, kita gunakan CARA BAGI ADIL . CARA BAGI ADIL yaitu jika ada
bentuk kuadrat maka kita ubah menjadi penjumlahan dan dibagi dua. Berikut
penjabaran CARA BAGI ADIL Persamaan Garis Singgung Hiperbola :

x 2menjadi x . x 1
y 2menjadi y . y 1
x+ x 1
x menjadi
2
y+ y 1
y menjadi
2
2
( x− p ) menjadi ( x− p ) (x 1− p)
( y−q )2menjadi ( y−q ) ( y 1−q)

GARIS SINGGUNG

Sesuai dengan hal elips, perpotongan garis y= px +q dan hiperbola b 2 x 2−a2 y 2=a 2 b 2
menghasilkan :
b 2 x 2−a2 ¿
Atau :( a 2 p2−b2 ) x 2 +2 a2 pqx +a 2 q 2+ a2 b2=0 … … … . …(1)
Kalau :q 2< a2 p 2−b2 , tentulah garis tak memotong hiperbola.
Kalau :q 2> a2 p 2−b2 , terdapatlah dua akar yang nyata dan berlainan dan garis memotong
hiperbola pada dua titik yang berlainan.
Kalau :q 2=a2 p2−b 2 … … … . …(2)
Tentulah garis menyinggung hiperbola, jadi :
Rumus : y= px ± √ a2 p2−b 2
x2 y 2
Merupakan persamaan-persamaan garis singgung pada hiperbola − =1 yang
a2 b2
berkoefisien arah p.
Andaikan koefisiennya x 2 dalam persamaan (1) adalah 0, atau :
2
2 2 2 2 b b
a p −b =0 → p = 2 → p=
a a
Dari (2), ternyata bahwa q=0 juga.
Persamaan kuadrat (1) tentulah mempunyai sebuah akar ∞.
b
Jadi garis y=± x benar-benar merupakan garis singgung dengan titik-titik singgung yang
a
tak terhingga letaknya, sesuai dengan apa yang didapat dari δ 11.
x2 y 2
Untuk mencari persamaan garis singgung di titik ( x 1 , y 1) pada hiperbola 2 − 2 =1,
a b
dapatlah digunakan cara yang telah dipakai untuk garis singgung sebuah elips dan hasilnya
sebagai berikut :
x . x1 y . y 1
Rumus : 2 − 2 =1
a b
Merupakan persamaan garis singgung dititik ( x 1 , y 1) pada hiperbola tadi.

Perlulah kiranya diperhatikan bahwa segala sesuatu yang berlaku untuk suatu elips,
berlakulah juga untuk hiperbola asal saja b 2 untuk elips itu diganti oleh −b 2untuk hiperbola,
sesuai dengan perbatasannyab 2, sebagaimana telah diketahui, untuk elips berlaku definisi :
b 2=a2−c 2 ( lihat 𝛿 1), sedangkan untuk hiperbola berlaku definisi : b 2=c 2−a 2
(lihat 𝛿 9).
Dalil : Garis singgung di titik T pada hiperbola merupakan garis bagi dalam sd . FTG.
Bukti :

Secara geometris garis ini telah di buktikan (lihat gb. 28, jilid 1).
Andaikan garis g adalah garis bagi sudut FTG. Akan dibuktikan bahwa g adalah garis
singgung di T.
Ukurkan pada FT sepotong garis TP=TG. Ambil sembarang titik Q pada g maka :
FT – TG=2a .
Karena T terletak pada hiperbola. Jadi : FQ – GQ=FQ – QP < FP=2 a.
Tentulah titik Q tidak terletak pada hiperbola. Oleh karena Q sebarang, maka untuk Q dapat
diambil tiap titik pada g, kecuali T. Dengan perkataan lain titik satu – satunnya pada g yang
juga terletak pada hiperbola adalah T sendiri. Tentulah g merupakan garis singgung di T pada
hiperbola.

7. Persamaan Garis Singgung (PGS) bergradien m


x2 y 2
a. Pada persamaan hiperbola 2 − 2 =1 maka PGSnya : y=mx ± √ a2 m2−b 2
a b
x2 y 2
b. Pada persamaan hiperbola 2 − 2 =1 maka PGSnya : y=mx ± √ a2 −m 2 b 2
a b
c. Pada persamaan hiperbola ¿ ¿ maka PGSnya :
y−β =m−( x−α ) ± √ a2 m 2−b2
d. Pada persamaan hiperbola ¿ ¿ maka PGSnya :
y−β =m ( x−α ) ± √ a2 −m 2 b 2

https://www.konsep-matematika.com/2017/09/persamaan-garis-singgung-hiperbola.html

Jenis Kedua Persamaan Garis Singgung Hiperbola yaitu garis singgung Hiperbola yang
diketahui gradiennya (m). Berikut bentuk persamaan garis singgung Hiperbolannya :

x2 y 2
1. Pada persamaan hiperbola − =1
a2 b2
maka PGSnya : y=mx ± √ a2 m2−b 2
−x 2 y 2
2. Pada persamaan hiperbola 2 + 2 =1
b a
2 2 2
maka PGSnya : y=mx ± √ a −b m
3. Pada persamaan hiperbola ¿ ¿
maka PGSnya : y−q=m ( x− p ) ± √ a 2 m 2−b 2
4. Pada persamaan hiperbola −¿ ¿
maka PGSnya : y−q=m ( x− p ) ± √ a 2−b2 m 2

Catatan :
−p
a. Gradien garis px+ qy+ r=0 adalah m= . Dua garis sejajar memiliki gradien sama,
q
dan dua garis tegak lurus maka perkalian gradien kedua garis sama dengan −1.
b. Trik mudah mengingat persamaan garis singgung diketahui gradiennya : kita cukup
mengingat dua bentuk rumusnya saja tergantung dari letak ∝, apakah ada dibawah x
atau dibawah y, yaitu :
 Jika a di bawah x , maka PGSH-nya : y=mx ± √ a2 m2−b 2
 Jika a dibawah y , maka PGSH-nya : y=mx ± √ a2 −b2 m 2
 Jika titik pusat Hiperbolannya ( p , q), maka variable x dan y masing-masing kita
kurangkan dengan p dan q sehingga bentuknya y−q=m ( x− p ) ± √ a 2 m 2−b 2 atau
y−q=m ( x− p ) ± √ a 2−b2 m 2

Hiperbola Sekawan dan Hiperbola Orthogonal

x2 y 2
berikut ini akan dicari syarat agar garis y=mx memotong garis lengkung 2 − 2 =−1
a b
absis- absis titik potong dicari sebagai berikut

x2 y 2 2 2 2 2 2 2
2
− 2 =−1 atau ( b −a m ) x =a b
a b

ab
Berarti x=± 2
√a m 2−b 2

x2 y 2
Jadi garis y=mx dan garis lengkung 2 − 2 =−1 akan
a b

2 2 2 b b
i. Berpotongan di dua titik jika a m −b > 0 atau m> atau m←
a a
2 2 2 b b
ii. Tidak berpotongan jika a m −b < 0 atau− < m<
a a
b
iii. Menyinggung di jauh tak hingga jika m=±
a

x2 y 2
Persamaan 2 − 2 =−1 adalah persamaan suatu hiperbola yang tidak memotong sumbu x
a b
tetapi memotong sumbu y dititik – titik (0,b) dan (0,-b).

Berarti sumbu x merupakan sumbu khayalnya. Sedangkan persamaan asimtot-asimtotnya


b −b
adalah y= x dan y= x
a a

Titik – titik apinya adalah F 1=( 0 , C ) dan F2= ( 0 ,−C )dan garis- garis arahnya adalah
b2 −b2
y= dan y=
a a

c
Eksentrisitas numeriknya adalah e=
a

x2 y 2 x2 y 2
Hiperbola – hiperbola − =1 dan − =−1 pada suatu susunan sumbu disebut
a2 b2 a2 b2
hiperbola sekawan. Maka kedua asimtot suatu hiperbola b 2 x 2−a2 y 2=a 2 b 2 tegak lurus,
b −b b
'
tentulah hasil kali kedua efisien arahnya: P P =
a a ( )
=−1→−1 → =1→ a=b , maka
a
hiperbola ini disebut hiperbola sama sisi dan mempunyai persamaan x 2− y 2=a2. Karena
asimtot- asimtotnya tegak lurus, maka disebut juga hiperbola ortogonal.

Tempat Kedudukan Titik- Titik

x2 y 2
1. Misalkan kita mempunyai persamaan hiperbola 2 − 2 =1 dan garis y=mx . Akan
a b
dicari tempat kedudukan titik-titik tengan talibusur- talibusur hiperbola yang sejajar
dengan garis y=mx sebagai berikut:
Mula- mula kita mencari titik- titik potong garis- garis y=mx+n , n parameter ,
dengan hiperbola kemudian kita mencari titik tengahnya.
2
x2 ( mx+n )
− =1 atau ( b2−a2 m 2 ) x 2−2 a2 mnx−a 2 n 2−a2 b2=0
a2 b2

Absis dari titik- titik potongnya adalah akar-akar dari persamaan kuadrat di atas.

Misalkan titik tengah talibusurnya adalah T, maka

X 1−X 2 2 a2 mn a2 mn
x T= = 2 2 2
= 2 2 2
2 2(b −a m ) (b −a m )

a2 mn −nb2
Dan y T =m x T + n= ( )
(b2 −a2 m 2)
+n=
(b2 −a2 m2 )

yT b2
Berarti = 2
xT a m

Dengan menjalankan koordinat titik T kita memperoleh tempat kedudukan yang kita
b2
cari, yaitu: y= y= x
a2 m2

Persamaan ini merupakan persamaan suatu garis tengan hiperbola.

b2
Garis- garis tengah y=mx dan y= 2 2 x disebut garis- garis tengah sekawan dan
a m
b2
m 1=m 2 dan m2 b disebut arah-arah sekawan.
a2 m 2

2. Dengan cara yang sama pada elips, kita memperoleh persamaan- persamaan tempat,
x2 y 2
kedudukan titik- titik potong, garis- garis isnggung pada hiperbola 2 − 2 =1 yang
a b
2 2 2 2
tegak lurus sesamanya, yaitu x + y =a −b . Persamaan ini adalah persamaan
lingkaran dengan pusat O(0,0) dan jari- jari √ a2−b2. Lingkaran ini disebut lingkaran
Orthopis dari Monge.
3. Dengan cara yang serupa juga pada elips, kita memperoleh persamaan- persamaan
x2 y 2
tempat kedudukan titik-titik potong, garis- garis singgung pada hiperbola 2 − 2 =1
a b
Dengan garis- garis yang tegak lurus padanya dan melalui titik-titik api yaitu
x 2+ y 2=a2
Persamaan ini adalah persamaan lingkaran dengan pusat O(0,0) dan jari- jari a.
Lingkaran ini disebut lingkaran titik kaki. Lingkaran orthopis dari suatu hiperbola
orthogonal berupa lingkaran titik dan garis- garis singgung pada hiperbola itu yang
saling tegak lurus adalah asimtot- asimtotnya.
x2 y 2
Misalkan P1 ( x1 , y 1 ) danQ1 (−x 1 , y 1 )ujung- ujung garis tengah hiperbola 2 − 2 =1
a b
akan kita cari ujung- ujung garis tengah sekawannya.
x2 y 2
Persamaan garis singung di P1 ( x1 , y 1 ) pada hiperbola − =1 adalah
a2 b2
x1 x y 1 y
− 2 =1
a2 b
b2 x 1
Berarti gradien garis singgung di P1 adalah m1= 2
a y1
x2
y2 x1 x y 1 y
P Q
Sedangkan gradien 1 1 adalah hiperbola 2 − 2 =1 adalah 2 − 2 =1
a b a b
x1 b 2
Berarti gradien garis singgung di P1 adalah m 1= jadi m 1 m2= 2
y1 a
P
Hal ini menunjukkan bahwa garis singgung di 1 sejajar dengan garis tengah yang
sekawan dengan garis tengah P1 Q 1
−b 2 x 1
Persamaan garis tengah yang sekawan dengan P1 Q 1 adalah garis y= x
a 2 y1
Absis titik- titik potong garis ini dengan hiperbola dicari sebagai berikut:
b2 x12
b 2 x 2−a2
( )
2
a y1 2
x 2=a2 b2

Atau ( a2 y 12−b2 x 12 ) x2 =a2 y 12 karena P1 ( x1 , y 1 ) pada hiperbola maka

2 a2 y12 − y 12 a
x = 2 2 = 2 atau x=± y 1 i
−a b b b
a a a a
y 1 i, x 1 i dan− y 1 i ,− x 1 i
Berarti titik-titik potongannya khayal yaitu
b b b b
a a −a a
b b (
Akan tetapi diperiksa bahwa P2 y 1 i, x 1 i danQ 2 )
b ( )
y 1 i ,− x1 i terletak pada
b
x2 y 2
hiperbola sekawannya − =−1
a2 b2
Jika suatu garis tengah tidak memotong hiperbola, maka yang dimaksud dengan
ujung-ujungnya adalah titik- titik potongnya dengan hiperbola sekawannya.
Misalkan OP 1=a1 dan OP 2=a2 maka diperoleh
´ 2 2 2 2 ´ 2 2 a2 2 b2 2
OP 1 =a1 =x 1 + y 1 dan OP 1 =b1 = 2 y 1 + 2 x 1
b a
b y 1 −a x1 a y 1 −b x 12
2 2 2 2 2 2 2
2 2
Berarti, a 1 −b1 = +
b2 a2
Kita telah membuktikan dalil berikut ini:
Dalil I dari Appolonius:
Selisih kuadarat garis- garis tengah sekawan suatu hiperbola sama dengan selisih
kuadart sumbu-sumbunya.

Dalil II dari Appolonius:


Luas setiap jajaran genjang pada garis- garis tengah sekawan sama dengan luas
persegi panjang pada sumbu- sumbunya.

Anda mungkin juga menyukai