Oleh:
Kelompok 7
Garis singgung pada suatu titik pada hiperbola membagi dua sama besar sudut- sudut antara
garis-garis yang menghubungkan titik singgung dengan titik api.
d1
Misalkan T ( x 1 , y 1) sebarang titik pada hiperbola dan misalkan =TF1, dan d 2=TF 2
d2
dengan F 1(c , 0)
c a2 a2
( x 1− ) x 1−
TF1 d 1 a c c
Maka = =¿ 2
=
TF2 d 2 c a a2
( x 1 − ) x1 +
a c c
x1 x y1 y
Persamaan garis singgung di T adalah 2
=1−
a b2
Misalkan titik potong garis singgung ini dengan sumbu x adalah P maka koordinat
a2
y p=0 dan x p=
x1
a2
c−
PF 1 x1 c x1
Berarti = 2
=
PF 2 a c x1 +a 2
c+
x1
https://www.konsep-matematika.com/2017/09/persamaan-garis-singgung-hiperbola.html
Jenis pertama Persamaan Garis Singgung Hiperbola yaitu garis singgung Hiperbola melalui
titik ( x 1 , y 1) dimana titik tersebut ada pada Hiperbola. Titik ( x 1 , y 1) ini disebut sebagai titik
singgungnya. Berikut bentuk persamaan garis singgung Hiperbolannya.
x2 y 2
1.) Persamaan Hiperbola : − =1
a2 b2
x . x1 y . y 1
PGSH-nya : 2 − 2 =1
a b
−x 2 y 2
2.) Persamaan Hiperbola : 2 − 2 =1
b a
−x . x 1 y . y 1
PGSH-nya : − 2 =1
b2 a
3.) Persamaan Hiperbola : ¿ ¿
( x−p ) .( x1− p) ( y−q ) .( y 1−q)
PGSH-nya : − =1
a2 b2
4.) Persamaan Hiperbola : −¿ ¿
−( x− p ) .(x1 −p) ( y−q ) .( y 1−q)
PGSH-nya : − =1
a2 b2
Catatan :
a) Dalam PGSH pertama ini, kita harus pastikan terlebih dahulu apakah titik ( x 1 , y 1) ada
pada hiperbola ( dilalui oleh Hiperbola) atau tidak. Silahkan baca “ Kedudukan Titik
Terhadap Hiperbola”.
b) Trik mudah mengingat rumus persamaan garis singgung Hiperbola yang diketahui
titik singgung ( x 1 , y 1) : persamaan garis singgung Hiperbola yang diketahui titik
singgungnya, kita gunakan CARA BAGI ADIL . CARA BAGI ADIL yaitu jika ada
bentuk kuadrat maka kita ubah menjadi penjumlahan dan dibagi dua. Berikut
penjabaran CARA BAGI ADIL Persamaan Garis Singgung Hiperbola :
x 2menjadi x . x 1
y 2menjadi y . y 1
x+ x 1
x menjadi
2
y+ y 1
y menjadi
2
2
( x− p ) menjadi ( x− p ) (x 1− p)
( y−q )2menjadi ( y−q ) ( y 1−q)
GARIS SINGGUNG
Sesuai dengan hal elips, perpotongan garis y= px +q dan hiperbola b 2 x 2−a2 y 2=a 2 b 2
menghasilkan :
b 2 x 2−a2 ¿
Atau :( a 2 p2−b2 ) x 2 +2 a2 pqx +a 2 q 2+ a2 b2=0 … … … . …(1)
Kalau :q 2< a2 p 2−b2 , tentulah garis tak memotong hiperbola.
Kalau :q 2> a2 p 2−b2 , terdapatlah dua akar yang nyata dan berlainan dan garis memotong
hiperbola pada dua titik yang berlainan.
Kalau :q 2=a2 p2−b 2 … … … . …(2)
Tentulah garis menyinggung hiperbola, jadi :
Rumus : y= px ± √ a2 p2−b 2
x2 y 2
Merupakan persamaan-persamaan garis singgung pada hiperbola − =1 yang
a2 b2
berkoefisien arah p.
Andaikan koefisiennya x 2 dalam persamaan (1) adalah 0, atau :
2
2 2 2 2 b b
a p −b =0 → p = 2 → p=
a a
Dari (2), ternyata bahwa q=0 juga.
Persamaan kuadrat (1) tentulah mempunyai sebuah akar ∞.
b
Jadi garis y=± x benar-benar merupakan garis singgung dengan titik-titik singgung yang
a
tak terhingga letaknya, sesuai dengan apa yang didapat dari δ 11.
x2 y 2
Untuk mencari persamaan garis singgung di titik ( x 1 , y 1) pada hiperbola 2 − 2 =1,
a b
dapatlah digunakan cara yang telah dipakai untuk garis singgung sebuah elips dan hasilnya
sebagai berikut :
x . x1 y . y 1
Rumus : 2 − 2 =1
a b
Merupakan persamaan garis singgung dititik ( x 1 , y 1) pada hiperbola tadi.
Perlulah kiranya diperhatikan bahwa segala sesuatu yang berlaku untuk suatu elips,
berlakulah juga untuk hiperbola asal saja b 2 untuk elips itu diganti oleh −b 2untuk hiperbola,
sesuai dengan perbatasannyab 2, sebagaimana telah diketahui, untuk elips berlaku definisi :
b 2=a2−c 2 ( lihat 𝛿 1), sedangkan untuk hiperbola berlaku definisi : b 2=c 2−a 2
(lihat 𝛿 9).
Dalil : Garis singgung di titik T pada hiperbola merupakan garis bagi dalam sd . FTG.
Bukti :
Secara geometris garis ini telah di buktikan (lihat gb. 28, jilid 1).
Andaikan garis g adalah garis bagi sudut FTG. Akan dibuktikan bahwa g adalah garis
singgung di T.
Ukurkan pada FT sepotong garis TP=TG. Ambil sembarang titik Q pada g maka :
FT – TG=2a .
Karena T terletak pada hiperbola. Jadi : FQ – GQ=FQ – QP < FP=2 a.
Tentulah titik Q tidak terletak pada hiperbola. Oleh karena Q sebarang, maka untuk Q dapat
diambil tiap titik pada g, kecuali T. Dengan perkataan lain titik satu – satunnya pada g yang
juga terletak pada hiperbola adalah T sendiri. Tentulah g merupakan garis singgung di T pada
hiperbola.
https://www.konsep-matematika.com/2017/09/persamaan-garis-singgung-hiperbola.html
Jenis Kedua Persamaan Garis Singgung Hiperbola yaitu garis singgung Hiperbola yang
diketahui gradiennya (m). Berikut bentuk persamaan garis singgung Hiperbolannya :
x2 y 2
1. Pada persamaan hiperbola − =1
a2 b2
maka PGSnya : y=mx ± √ a2 m2−b 2
−x 2 y 2
2. Pada persamaan hiperbola 2 + 2 =1
b a
2 2 2
maka PGSnya : y=mx ± √ a −b m
3. Pada persamaan hiperbola ¿ ¿
maka PGSnya : y−q=m ( x− p ) ± √ a 2 m 2−b 2
4. Pada persamaan hiperbola −¿ ¿
maka PGSnya : y−q=m ( x− p ) ± √ a 2−b2 m 2
Catatan :
−p
a. Gradien garis px+ qy+ r=0 adalah m= . Dua garis sejajar memiliki gradien sama,
q
dan dua garis tegak lurus maka perkalian gradien kedua garis sama dengan −1.
b. Trik mudah mengingat persamaan garis singgung diketahui gradiennya : kita cukup
mengingat dua bentuk rumusnya saja tergantung dari letak ∝, apakah ada dibawah x
atau dibawah y, yaitu :
Jika a di bawah x , maka PGSH-nya : y=mx ± √ a2 m2−b 2
Jika a dibawah y , maka PGSH-nya : y=mx ± √ a2 −b2 m 2
Jika titik pusat Hiperbolannya ( p , q), maka variable x dan y masing-masing kita
kurangkan dengan p dan q sehingga bentuknya y−q=m ( x− p ) ± √ a 2 m 2−b 2 atau
y−q=m ( x− p ) ± √ a 2−b2 m 2
x2 y 2
berikut ini akan dicari syarat agar garis y=mx memotong garis lengkung 2 − 2 =−1
a b
absis- absis titik potong dicari sebagai berikut
x2 y 2 2 2 2 2 2 2
2
− 2 =−1 atau ( b −a m ) x =a b
a b
ab
Berarti x=± 2
√a m 2−b 2
x2 y 2
Jadi garis y=mx dan garis lengkung 2 − 2 =−1 akan
a b
2 2 2 b b
i. Berpotongan di dua titik jika a m −b > 0 atau m> atau m←
a a
2 2 2 b b
ii. Tidak berpotongan jika a m −b < 0 atau− < m<
a a
b
iii. Menyinggung di jauh tak hingga jika m=±
a
x2 y 2
Persamaan 2 − 2 =−1 adalah persamaan suatu hiperbola yang tidak memotong sumbu x
a b
tetapi memotong sumbu y dititik – titik (0,b) dan (0,-b).
Titik – titik apinya adalah F 1=( 0 , C ) dan F2= ( 0 ,−C )dan garis- garis arahnya adalah
b2 −b2
y= dan y=
a a
c
Eksentrisitas numeriknya adalah e=
a
x2 y 2 x2 y 2
Hiperbola – hiperbola − =1 dan − =−1 pada suatu susunan sumbu disebut
a2 b2 a2 b2
hiperbola sekawan. Maka kedua asimtot suatu hiperbola b 2 x 2−a2 y 2=a 2 b 2 tegak lurus,
b −b b
'
tentulah hasil kali kedua efisien arahnya: P P =
a a ( )
=−1→−1 → =1→ a=b , maka
a
hiperbola ini disebut hiperbola sama sisi dan mempunyai persamaan x 2− y 2=a2. Karena
asimtot- asimtotnya tegak lurus, maka disebut juga hiperbola ortogonal.
x2 y 2
1. Misalkan kita mempunyai persamaan hiperbola 2 − 2 =1 dan garis y=mx . Akan
a b
dicari tempat kedudukan titik-titik tengan talibusur- talibusur hiperbola yang sejajar
dengan garis y=mx sebagai berikut:
Mula- mula kita mencari titik- titik potong garis- garis y=mx+n , n parameter ,
dengan hiperbola kemudian kita mencari titik tengahnya.
2
x2 ( mx+n )
− =1 atau ( b2−a2 m 2 ) x 2−2 a2 mnx−a 2 n 2−a2 b2=0
a2 b2
Absis dari titik- titik potongnya adalah akar-akar dari persamaan kuadrat di atas.
X 1−X 2 2 a2 mn a2 mn
x T= = 2 2 2
= 2 2 2
2 2(b −a m ) (b −a m )
a2 mn −nb2
Dan y T =m x T + n= ( )
(b2 −a2 m 2)
+n=
(b2 −a2 m2 )
yT b2
Berarti = 2
xT a m
Dengan menjalankan koordinat titik T kita memperoleh tempat kedudukan yang kita
b2
cari, yaitu: y= y= x
a2 m2
b2
Garis- garis tengah y=mx dan y= 2 2 x disebut garis- garis tengah sekawan dan
a m
b2
m 1=m 2 dan m2 b disebut arah-arah sekawan.
a2 m 2
2. Dengan cara yang sama pada elips, kita memperoleh persamaan- persamaan tempat,
x2 y 2
kedudukan titik- titik potong, garis- garis isnggung pada hiperbola 2 − 2 =1 yang
a b
2 2 2 2
tegak lurus sesamanya, yaitu x + y =a −b . Persamaan ini adalah persamaan
lingkaran dengan pusat O(0,0) dan jari- jari √ a2−b2. Lingkaran ini disebut lingkaran
Orthopis dari Monge.
3. Dengan cara yang serupa juga pada elips, kita memperoleh persamaan- persamaan
x2 y 2
tempat kedudukan titik-titik potong, garis- garis singgung pada hiperbola 2 − 2 =1
a b
Dengan garis- garis yang tegak lurus padanya dan melalui titik-titik api yaitu
x 2+ y 2=a2
Persamaan ini adalah persamaan lingkaran dengan pusat O(0,0) dan jari- jari a.
Lingkaran ini disebut lingkaran titik kaki. Lingkaran orthopis dari suatu hiperbola
orthogonal berupa lingkaran titik dan garis- garis singgung pada hiperbola itu yang
saling tegak lurus adalah asimtot- asimtotnya.
x2 y 2
Misalkan P1 ( x1 , y 1 ) danQ1 (−x 1 , y 1 )ujung- ujung garis tengah hiperbola 2 − 2 =1
a b
akan kita cari ujung- ujung garis tengah sekawannya.
x2 y 2
Persamaan garis singung di P1 ( x1 , y 1 ) pada hiperbola − =1 adalah
a2 b2
x1 x y 1 y
− 2 =1
a2 b
b2 x 1
Berarti gradien garis singgung di P1 adalah m1= 2
a y1
x2
y2 x1 x y 1 y
P Q
Sedangkan gradien 1 1 adalah hiperbola 2 − 2 =1 adalah 2 − 2 =1
a b a b
x1 b 2
Berarti gradien garis singgung di P1 adalah m 1= jadi m 1 m2= 2
y1 a
P
Hal ini menunjukkan bahwa garis singgung di 1 sejajar dengan garis tengah yang
sekawan dengan garis tengah P1 Q 1
−b 2 x 1
Persamaan garis tengah yang sekawan dengan P1 Q 1 adalah garis y= x
a 2 y1
Absis titik- titik potong garis ini dengan hiperbola dicari sebagai berikut:
b2 x12
b 2 x 2−a2
( )
2
a y1 2
x 2=a2 b2
2 a2 y12 − y 12 a
x = 2 2 = 2 atau x=± y 1 i
−a b b b
a a a a
y 1 i, x 1 i dan− y 1 i ,− x 1 i
Berarti titik-titik potongannya khayal yaitu
b b b b
a a −a a
b b (
Akan tetapi diperiksa bahwa P2 y 1 i, x 1 i danQ 2 )
b ( )
y 1 i ,− x1 i terletak pada
b
x2 y 2
hiperbola sekawannya − =−1
a2 b2
Jika suatu garis tengah tidak memotong hiperbola, maka yang dimaksud dengan
ujung-ujungnya adalah titik- titik potongnya dengan hiperbola sekawannya.
Misalkan OP 1=a1 dan OP 2=a2 maka diperoleh
´ 2 2 2 2 ´ 2 2 a2 2 b2 2
OP 1 =a1 =x 1 + y 1 dan OP 1 =b1 = 2 y 1 + 2 x 1
b a
b y 1 −a x1 a y 1 −b x 12
2 2 2 2 2 2 2
2 2
Berarti, a 1 −b1 = +
b2 a2
Kita telah membuktikan dalil berikut ini:
Dalil I dari Appolonius:
Selisih kuadarat garis- garis tengah sekawan suatu hiperbola sama dengan selisih
kuadart sumbu-sumbunya.