I HIPERBOLA DAN
ANALITIK LINGKARAN
BIDANG
I. HIPERBOLA
Hiperbola adalah himpunan titik-titik yang selisih jaraknya terhadap dua titik
tertentu tetap besarnya.
Jika jarak kedua titik tertentu tersebut adalah d, maka selisih jarak tersebut lebih
kecil dari d.
Berdasarkan definisi di atas kita dapat melukis hiperbola titik demi titik.
Untuk setiap titik T berlaku |TF 2−TF 1|=d
Misalkan titik-titik api F 1 , F2 pada sumbu x dan sumbu dari F 1 F 2 adalah sumbu y.
Misalkan selisih jarak yang tetap itu adalah 2a, dengan a<c. ambil T(x,y) sebarang titik
dari himpunan yang dicari, maka dipenuhi
cx−a2=a √ ( x−c)2 + y 2 kemudian kedua ruas dikuadratkan lagi dan dijabarkan sehingga
kita memperoleh ( c 2−a2 ) x 2−a2 y 2=a2 (c 2−a2) ….(**)
karena a< c maka c 2−a2 >0 sehingga kita dapat menuliskan c 2−a2=b 2 dan persamaan
(**) menjadi b 2 x 2−a2 y 2=a 2 b 2
karena T sebarang titik pada himpunan, maka setiap titik dari himpunan itu berlaku
2 2 2 2 2 2 x2 y2
b x −a y =a b atau − =1
a2 b2
c
Bilangan e= >1 disebut eksentrisitas numerik
a
PF – PG = 2a
PF = 2a + PG
c 2 2
√
a (x – α) = a + ( x−( α +c ) ) + ( y−β )
c 2 2
√
a (x – α) – a = ( ( x−α )−c ) + ( y− β )
c2 2 2 2 2 2
2 (x – α) – 2c (x – α) + a = (x – α) – 2c (x – α) + c + ( y – β )
a
c2
(x – α)2 + a2 = (x – α)2 + c2 + ( y – β )2
a2
c2 2 2 2 2 2
2 (x – α) – (x – α) – ( y – β ) = c – a
a
(c 2−a2)( x−a)2
2
– ( y – β )2 = c2 – a2
a
(x−α )2 ( y−β)2
− =1
a2 (c −a)2
Dimisalkan c2 – a2 = b2 , menjadi
(x−α )2 ( y−β)2
− =1
a2 b2
y= y' + β y= y' −β
(x−α )2 ( y−β)2
Jadi persamaan hiperbola terhadap susunan sumbu xOy adalah − =1
a2 b2
x2 y 2
Sekarang kita akan mencari titik-titik potong hiperbola − =1 dengan garis y=mx.
a2 b2
Absis-absis titik potong kita peroleh dari persamaan
x2 m 2 x 2 2 2 2 2 2 2
2
− 2 =1 atau ( b −a m ) x =a b
a b
ab mab
Berarti x=± 2 2 2 sehingga y=±
√b −a m √ b −a 2 m2
2
ab mab
Jadi koordinat-koordinat titik potongnya adalah (√ 2
b −a m 2 2
,
√b −a 2 m2
2 ) dan
−ab −mab
(√ 2 2
b −a m 2
,
√b 2−a 2 m2 )
Jika b 2−a2 m 2> 0 maka ada dua titik potong yang berlainan
Jika b 2−a2 m 2 < 0 maka tidak ada titik potong atau titik potongnya khayal
b
Hal yang terakhir menyatakan bahwa jika m=± maka garis y=mx menyinggung
a
b
hiperbola di jauh tak berhingga. Garis-garis y¿ ± x disebut asimtot-asimtot hiperbola.
a
x y x y
Persamaan asimtot-asimtot dapat dinyatakan juga sebagai − =0 atau + =0,
a b a b
sehingga persamaan susunan asimtotnya adalah
x2 y 2
− =0
a2 b2
Berikut ini kita turunkan definisi hiperbola yang lain. Misalnya P( x 1 , y 1 ¿ sebarang titik
x2 y 2
pada hiperbola − =1
a2 b2
2 cx 1
Jadi d 2 +d 1= …………………………………………………..(2)
a
c a2 c a2
Dari (1) dan (2) kita peroleh d 1=
a(x 1−
c ) d 2=
a(x1 +
c )
a2
Pandang garis-garis x=±
c
c a2 c a2
Maka d 1=
a(x 1− =
c a) . jarak P ke garis x=
c
c a2 c −a2
a (
Maka d 2= x 1 + =
c a ) . jarak P ke garis x=
c
a2
Garis-garis x=± disebut garis-garis arah atau direktriks dari hiperbola.
c
Contoh Soal:
Carilah persamaan hiperbola jika titik-titik apinya terletak pada sumbu x, simetris
4
terhadap O dan persamaan asimtotnya y=± x sedangkan jarak antara kedua titik-titik
3
apinya 20.
Jawaban:
x2 y 2
Misalkan persamaan hiperbola itu 2 − 2 =1
a b
4 b 4
Karena persamaan asimtotnya y=± x maka = dan karena jarak kedua titik-titik
3 a 3
apinya 20 maka 2c=20 atau c=10
9 2 3
Jadi, b 2=100− b , atau b=8, berarti a= .8=6
16 4
x2 y2
Jadi persamaan hiperbola yang dimaksud adalah − =1
36 64
Selanjutnya kita mencari persamaan garis singgung pada hiperbola dengan jalan yang
sama seperti mencari persamaan garis singgung pada ellips
x2 y 2
Persamaan garis singgung pada hiperbola − =1
a2 b2
(x−α )2 ( y−β)2
Jika persamaan hiperbola − =1, maka garis singgung dengan koefisien
a2 b2
arah m; persamaannya y−β =m(x−α ) ± √ a 2 m 2−b 2
x2 y 2
Persamaannya garis singgung pada hiperbola − =1 di titik singgung ( x 1 , y 1 ) adalah
a2 b2
x1 x y1 y
2
− =1
a b2
(x−α )2 ( y−β)2
Jika persamaan hiperbolanya − =1, maka persamaan garis singgung di
a2 b2
titik ( x 1 , y 1 ) adalah
Garis si nggung pada suatu titik pada hiperbola membagi dua sama besar sudut-sudut antara
garis-garis yang menghubungkan titik singgung dengan titik-titik api.
d
2 d
1
F F
2 1
Misalkan T (x1, y1) sebarang titik pada hiperbola dan misalkan d1 = TF1 , d2 = TF2 dengan F1 (c,
0) , F2 (-c,0)
c a2 a2
( x − ) x −
TF1 d 1 a 1 c 1
c
Maka = = 2
=
TF2 d 2 c a a2
(x 1+ ) x1 +
a c c
x1 x y1 y
Persamaan garis singgung T adalah 2
− =1
a b2
Misalakn titik potong garis singgung ini dengan sumbu x adalah P, maka koordinat yp = 0 dan
a2
x p=
x1
a2 a2
c− 2 x 1−
PF 1 x 1 c x1 −a c
Berarti = 2
= 2
=
PF 2 a c x 1+ a a2
c+ x1 +
x1 c
PF 1 TF1
Jadi =
PF 2 TF2
Berarti TP merupakan garis bagi sudut T dalam segitiga TF1F2 atau <T1 = <T2 (terbukti)
Seperti pada elips, kita mempunyai dua garis singgung melalui satu titik T diluar ellips,
demikian juga pada hiperbola.
x1 x y1 y
Tanpa memperhatikan letak titik T(x1,y1), persamaan 2
− =1 disebut persamaan
a b2
x2 y 2
garis kutub dari T terhadap hiperbola 2 − 2 =1
a b
Jika T di luar hiperbola maka garis kutub menjadi tali busur singgug.
Jika T dalam hiperbola maka garis kutub berupa garis yang tidak memotong hiperbola.
Contoh Soal
x2 y2
Tentukan persamaan garis singgung pada hiperbola − =1 yang sejajar garis 10x-3y+9=0.
16 64
Jawaban:
10 10
Gradien garis 10x-3y+9=0 adalah m= . Berarti gradient garis singgungnya adalah . Jadi
3 3
persamaan garis singgungnya adalah
10 100
y=
3 √
x ± 16 .
9
−64
10 32
y= x±
3 3
3 y=10 x ± 32
Contoh soal
x2 y 2
Dari titik c(1,-10) dibuat garis singgung pada hiperbola − =1
8 32
Garis yang menghubungkan kedua titik singgung itu adalah garis kutub.
x2 y 2 1. x (−10 ) . y
− =1 adalah − =1
8 32 8 32
32 x
atau y= (1− )
10 8
10 y=32−4 x
x2 y 2
Berikut ini akan dicari syarat agar garis y = mx memotong garis lengkung 2 − 2 =−1 .
a b
Absis-absis titik potong dicari sebagai berikut:
x2 m2 x 2
− 2 =−1 atau (b2 - a2m2) . x2 = -a2b2
a2 b
ab
Berarti x=± 2
√a m 2−b 2
x2 y 2
Jadi garis y = mx dan garis lengkung − =−1 akan:
a2 b2
b b
i. Berpotongan di dua titik jika a 2 m 2−b 2> 0 atau m> atau m←
a a
−b b
ii. Tidak berpotongan jika a 2 m2−b 2< 0 atau <m<
a a
b
iii. Menyinggung di jauh tak hingga jika m=±
a
x2 y 2
Persamaan 2 − 2 =−1 adalah persamaan suatu hiperbola yang tidak memotong sumbu x tetapi
a b
memotong sumbu y di titik-titik (0,b) dan (0,-b).
c
Eksentrisitas numeriknya adalah e=
b
x2 y 2 x2 y 2
Hiperbola-hiperbola 2 − 2 =1 dan 2 − 2 =−1 pada suatu susunan sumbu disebut hiperbola
a b a b
sekawan.
Jika pada suatu hiperbola a = b, maka hiperbola ini disebut hiperbola sama sisi dan
mempunyai persamaan x 2− y 2=a2.
Karena asimtot-asimtotnya saling tegak lurus, maka disebut juga hiperbola ortogonal.
Contoh soal
Tentukan persamaan hiperbola yang titik-titik apinya terletak pada sumbu y dan simetris
1
terhadap titik O yang memenuhi syarat jarak kedua garis arahnya 7 dan sumbu 2b = 10.
7
Jawaban:
b 2 50 c=
7 2
b
Jarak kedua garis arahnya adalah 2 = atau
c 7 25
Berarti a2 = c2 – b2 = 49 – 25 = 24
x2 y2
Jadi persamaan hiperbolanya adalah − =−1
24 25
Selanjutnya, kita akan mencari tempat kedudukan titik-titik yang memenuhi syarat-syarat
tertentu.
x2 y 2
a. Misalkan kita mempunyai persamaan hiperbola 2 − 2 =1 dan garis y = mx
a b
Akan dicari tempat kedudukan titik-titik tengah talibusur-talibusur hiperbola yang
sejajar dengan garis y = mx sebagai berikut:
Mula-mula kita mencari titik-titik potong garis-garis y = mx + n , n parameter,
dengan hiperbola kemudian kita mencari titik tengahnya.
2
x2 ( mx+n )
2
− 2
=1 atau (b2 - a2 m2) x2 – 2a2 mnx – a2 n2 – a2 b2 = 0
a b
Absis dari titik-titik potongnya adalah akar-akar dari persamaan kuadrat di atas.
Misalkan titik tengah talibusurnya adalah T, maka
x −x 2 a2 mn a2
x T= 1 2 = 2 2 2
= 2 2 2
2 2(b −a m ) b −a m
a2 nb2
dan y T =m x T + n=m ( )
b2 −a2 m 2
+ n=
b2−a2 m2
yT b2
Berarti =
x T a2 m
Dengan menjalankan koordinat titik T kita memperoleh tempat kedudukan yang
kita cari, yaitu
b2
y= 2 x
a m
Persamaan ini merupakan persamaan suatu garis tengah hiperbola.
b2
Garis-garis tengah y = mx dan y= 2 x disebut garis-garis tengah sekawan dan
a m
b2
m1= m dan m2 = disebut arah-arah sekawan.
a2 m
b. Dengan cara yang serupa seperti pada ellips, kita memperoleh persamaan tempat
x2 y 2
kedudukan titik-titik potong garis-garis singgung pada hiperbola − =1 yang
a2 b2
tegak lurus sesamanya, yaitu x2 + y2 = a2 – b2.
Persamaan ini adalah persamaan lingkaran dengan pusat O (0,0) dan jari-jari
√ a2 −b2 . Lingkaran ini disebut lingkaran orthoptis dari Monge.
c. Dengan cara yang serupa juga seperti pada ellips, kita memperoleh persamaan
tempat kedudukan titik-titik potong garis-garis singgung pada hiperbola
x2 y 2
− =1 dengan garis-garis yang tegak lurus padanya dan melalui titik-tiik api
a2 b2
yaitu x2 + y2 = a2.
Persamaan ini adalah persamaan lingkaran dengan pusat O (0,0) dan jari-jari a.
Lingkaran ini disebut lingkaran titik kaki.
Lingkaran orthoptis dari suatu hiperbola orthogonal berupa lingkaran titik dan
garis-garis singgung pada hiperbola itu yang saling tegak lurus adalah asimtot-
asimtotnya.
Misalkan P1 (x1, y1) dan Q1 (-x1, -y1) ujung-ujung garis tengah hiperbola
2 2
x y
2
− 2 =1. Akan kita cari ujung-ujung garis tengah sekawannya.
a b
x2 y 2
Persamaan garis singgug di P1 (x1, y1) pada hiperbola 2 − 2 =1 adalah
a b
x1 x y 1 y
− 2 =1 .
a2 b
b2 x 1
Berarti gradien garis singgung di P adalah m1= 2
a y1
y1 b2
Sedangkan gradient P1Q1 adalah m2= . jadi m 1 m2= 2
x1 a
Hal ini menunjukkan bahwa garis singgung di P1 sejajar dengan garis tengah
yang sekawan dengan garis tengah P1Q1.
b2 x1
Persamaan garis tengah yang sekawan dengan P1Q1 adalah y= 2 x . Absis
a y1
titik-titik potong garis ini dengan hiperbola dicari sebagai berikut:
b 2 x 21
b 2 x 2−a2
( )
4
a y 2
1
x 2=a2 b 2
2 a2 y 21 − y 21 a
x = 2 2= 2 atau x=± y i
−a b b b 1
( −ab y i , −ba x i)
1 1
a b −a −b
Akan tetapi dapat diperiksa bahwa P2 ( y 1 , x 1) dan Q2
b a (
y ,
b 1 a 1 )
x terletak
x2 y 2
pada hiperbola sekawannya 2 − 2 =−1.
a b
Jika suatu garis tengah tidak memotong hiperbola, maka yang dimaksud ujung-
ujungnya adalah titik-titik potongnya dengan hiperbola sekawannya.
2 2 a2 2 a2 2
❑2=b1 = x 1 + 2 y1
b2 b
2 b 2 x 21−a2 y 21 a2 y 21−b 2 x 21
2
Berarti a −b =
1 1 +
b2 a2
¿ a2 −b 2
II. LINGKARAN
Kurva lengkung sederhana yang banyak kita jumpai sehari-hari diantaranya adalah
lingkaran. Lebih khusus lingkaran didefinisikan sebagai berikut :
Lingkaran ialah himpunan titik-titik (pada bidang datar) yang jaraknya dari suatu titik
tertentu sama panjang.
Selanjutnya titik tertentu itu dinamakan titik pusat lingkaran dan jarak yang sama tersebut
dinamakan jari-jari lingkaran.
√ x 2+ y 2 =2
x 2+ y 2=4
Karena T (x,y) adalah sebarang titik pada lingkaran, maka setiap titik pada lingkaran
berlaku x 2+ y 2=4 . Jadi persamaan lingkaran dengan pusat O dan jari-jari 2 satuan adalah
x 2+ y 2=4 .
Dari contoh ini dengan mudah kita menentukan persamaan lingkaran dengan pusat titik asal O
(0,0) dan jari-jari r satuan adalah
x 2+ y 2=r 2
Dengan cara yang sama, kita dapat menentukan persamaan lingkaran dengan pusat titik P(a,b)
dan jari-jari r satuan.
√(x−a)2+( y−b)2=r
( x−a )2+( y−b)2 =r 2
Karena T(x,y) adalah sebarang titik pada lingkaran itu, maka setiap titik pada lingkaran itu
memenuhi hubungan tersebut. Ini berarti bahwa persamaan lingkaran yang berpusat di P(a,b)
dengan jari-jari r satuan adalah
Contoh Soal
Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di titik (4,-3) dan berjari-jari 5 satuan.
( x−4 )2 +( y−(−3))2=52
( x−4 )2 +( y+ 3)2=25
Contoh Soal
Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di titik P(1,3) dan melalui titik Q(-2,5).
r =|PQ|=√(−2−1)2 +(5−3)2= √ 13
Jadi persamaan lingkarannya adalah ( x−1)2+( y−3)2=13
Perhatikan persamaan suatu lingkaran dengan pusat (a,b) dan jari-jari r, yaitu
x 2+ y 2+ Ax+ By +C=0
Persamaan bentuk terakhir ini dinamakan persamaan bentuk umum suatu lingkaran. Dari bentuk
umum ini, kita dapat mencirikan suatu persamaan lingkaran, yaitu :
Apabila diketahui persamaan bentuk umum suatu lingkaran, yaitu x 2+ y 2+ Ax+ By +C=0,
maka kita dapat mencari koordinat-koordinat titik pusat dan jari-jarinya. Persamaan bentuk
umum tersebut diubah menjadi
1 1 1 1
x 2+ Ax + A 2+ y 2+ By + B 2= A 2+ B2−C
4 4 4 4
1 2 1 2 1 2 1 2
( x + A ) +( y + B) = A + B −C
2 2 4 4
Dari persamaan terakhir ini, kita dapat menyimpulkan bahwa titik pusat lingkaran adalah
−1 1 1 2 1 2
(
2
A ,− B) dan jari-jarinya adalah
2 √ 4
A + B −C .
4
1 2 1 2
1. Jika A + B −C> 0, persamaan bentuk umum itu menyatakan lingkaran nyata.
4 4
1 2 1 2
2. Jika A + B −C< 0, persamaan bentuk umum itu menyatakan lingkaran imajiner.
4 4
1 2 1 2
3. Jika A + B −C=0, persamaan bentuk umum itu menyatakan lingkaran dengan
4 4
jari-jari nol, berarti berupa sebuah titik.
Contoh Soal
19
x 2+ y 2−x+ 4 y − =0
4
1 1 19
x 2−x + + y 2 +4 y+ 4= + 4+
4 4 4
1 2 2
( x− ) +( y +2) =9
2
1
Jadi lingkaran itu mempunyai titik pusat ( ,−2) dan jari-jari 3.
2
Contoh Soal
Tentukan persamaan lingkaran yang melalui tiga titik P(1,0), Q(0,1) dan T(2,2).
Jawab : Misalkan persamaan lingkaran yang dicari adalah x 2+ y 2+ Ax+ By +C=0. Karena titik-
titik P,Q dan R pada lingkaran ini , maka koordinatnya masing-masing memenuhi persamaan
tersebut. Sehingga dengan substitusi koordinat-koordinat dari titik-titik tersebut diperoleh
Kita memperoleh sistem persamaan yang terdiri atas 3 persamaan dengan 3 variabel A,B
dan C. Jika persamaan pertama dikurangi persamaan kedua diperoleh A−B=0 , yaitu A=B .
Jika persamaan ketiga dikurangi persamaan kedua diperoleh 2 A + B+7=0. Selanjutnya
−7
karena A=B ,maka A=B= .Substitusi harga A ini pada persamaan pertama akan diperoleh
3
4
C= .
3
7 7 4
x 2+ y 2− x− y + =0
3 3 3
Ambil sebarang titik K(x,y) pada lingkaran ini. Sehingga lingkaran yang dicari melalui titik-titik
K,P,Q dan R. Dengan substitusi koordinat-koordinat titik-titik ini pada x dan y dari persamaan
tersebut diperoleh
K (x, y) x 2+ y 2+ xA + yB+C=0
(1)
P ( 1,0 ) 1+1 A +0 B+ C=0
Kita memproleh sistem persamaan linier yang terdiri atas 4 persamaan dengan 3 variabel A,B
dan C. Sistem persamaan ini akan mempunyai penyelesaian untuk A,B dan C apabila determinan
koefisien-koefisien dari A, B dan C dan konstantanya sama dengan nol, yaitu
x 2+ y 2 x y 1
1 1 0 1
=0
1 0 1 1
8 2 2 1
Dengan mengekspansikan determinan ini menurut kofaktor-kofaktor pada baris pertama, kita
memperoleh
1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
| | 2 2
| || || |
0 1 1 ( x + y )− 1 1 1 x+ 1 0 1 y− 1 0 1 =0
2 2 1 8 2 1 8 2 1 8 2 2
−3 ( x 2+ y 2 )+ 7 x+7 y −4=0
Misalkan kita akan menentukan persamaan lingkaran yang melalui P ( x 1 , y 1 ) ,Q( x 2 , y 2) dan R ¿
Andaikan persamaan lingkaran yang akan dicari adalah
x 2+ y 2+ Ax+ By +C=0
Ambil sebarang titik T(x,y) pada lingkaran. Jadi titik-titik T,P,Q dan R tersebut pada lingkaran,
maka koordinat-koordinatnya memenuhi persamaan lingkaran yang dicari. Sehingga didapat :
T (x , y) ( x 2 + y 2 ) + xA+ yB+C=0
P ( x1 , y1 ) ( x 12 + y 12) + x 1 A+ y 1 A +C=0
Q ( x2 , y2 ) ( x 22 + y 22 )+ x 2 A+ y 2 A +C=0
R ( x3 , y3 ) ( x 32 + y 32 )+ x 3 A+ y 3 A+C=0
Kita memperoleh sistem persamaan linear dalam A,B dan C (3 variabel) dengan 4 persamaan.
Sistem persamaan ini akan mempunyai penyelesaian untuk variabel-variabel A,B dan C, apabila
determinan dari koefisien-koefisien dari A, B dan C dan konstantanya sama dengan nol, yaitu :
x 2+ y 2 X y 1
x 12 + y 1 2 x1 y1 1 =0
x 2 2 + y2 2 x2 y2 1
x 32+ y 32 x3 y3 1
Karena T(x,y) adalah titik sebarang pada lingkaran, maka setiap titik pada lingkaran akan
memenuhi hubungan /persamaan determinan itu. jadi persamaan determinan itu merupakan
persamaan lingkaran yang dicari.
−4 ( k 2 −r 2−m 2 r 2) =0
k 2−r 2 ( 1+ m2 ) =0
k =± r √1+m2
y=mx+r √ 1+ m2 dan
y=mx−r √ 1+m2
Dengan cara yang mirip seperti cara tersebut dapat diturunkan bahwa persamaan garis singgung
pada lingkaran ( x−a)2 +( y−b)2=r 2 yang sejajar dengan garis y=mx+n adalah
Contoh Soal
Tentukan persamaan garis singgung pada lingkaran berikut dan yang mengapit sudut 600 dengan
sumbu X arah positif :
a) x 2+ y 2=16
b) x 2+ y 2−4 x −6 y−3=0
b) x 2+ y 2−4 x −6 y−3=0
x 2−4 x+ 4+ y2 −6 y +9=16
( x−2)2+( y −3)2 =16
Persamaan garis singgung dengan tanjakan m= √ 3 adalah
y−3=√ 3 ( x−2 ) +8dan y−3=√ 3 ( x−2 )−8
y=x √ 3+11−2 √ 3 dan y=x √ 3−5−2 √ 3
Pada gambar 2.10 diketahui lingkaran x 2+ y 2=r 2 dan titik P ( x 1 , y 1 ) yang terletak pada lingkaran.
y 2− y 1
y− y1 = (x−x 1)
x2− x1
Karena titik-titik P dan Q pada lingkaran, maka berlaku x 22+ y22=r 2dan x 12+ y 12=r 2
x 12 + x 2 2= y 2 2− y 12
( x 1−x 2 ) ( x1 + x 2 )=( y 2− y 1 )( y 2+ y1 )
y 2− y 1 −x 2 + x 1
=
x 2−x 1 y2+ y1
Jika Q mendekati P sehingga hampir x 2=x 1 dan y 2= y1 maka garis PQ berubah menjadi garis
singgung lingkaran di titik P, yaitu :
−x 1
y− y1 = (x−x 1)
y1
y 1 y− y 12=−x 1 x + x 12
y 1 y+ x 1 x=x 12 + y 12
x 1 x + y 1 y =r 2
Dengan cara yang sama dapat diturunkan bahwa persamaan garis singgumg pada lingkaran
2
( x−a)2 +( y−b)2=r 2 dengan titik singgung ( x 1 , y 1 ) adalah ( x 1−a ) ( x−a ) + ( y 1−b ) ( y−b )=r .
Cara lain
Mengingat bahwa garis singgung pada lingkaran tegak lurus pada jari-jari yang melalui titik
singgung, maka persamaan garis singgung lingkaran adalah garis yang melalui titik singgung dan
tegak lurus pada garis hubung titik singgung dengan titik pusat lingkaran.
Contoh Soal
Tentukan persamaan garis singgung pada lingkaran x 2+ y 2=25 di titik (4,-3). Demikian pula
untuk lingkaran x 2+ y 2−4 x −6 y−12=0 di titik (-1,7).
Jawab : Persamaan garis singgung pada lingkaran x 2+ y 2=25 adalah 4 x−3 y=25. Persamaan
garis singgung pada lingkaran x 2+ y 2−4 x −6 y−12=0 di titik (-1,7) adalah
−3 x+ 4 y −31=0
Contoh Soal
Diketahui persamaan lingkaran x 2+ y 2+2 x−19=0 dan titik B(1,6). Tentukan titik pusat dan jari-
jari lingkaran. Selidiki apakah titik di bagian dalam, pada atau di luar lingkaran. Dan tentukan
persamaan garis singgung pada lingkaran yang melalui titik B.
Jawab :
x 2+ y 2+2 x−19=0
( x +1)2 + y 2=20
Titik pusat lingkaran adalah P(-1,0) dan jari-jarinya adalah 2 √ 5 . |PB|2= (1+1 )2 +6 2=40> 20.
Berarti titik B terletak di luar lingkaran. Atau dapat dilakukan B(1,6) disubstitusikan pada
persamaan lingkaran, yaitu 1+36+2−19=20> 0
2 2
Titik S1 ( x1 , y 1 )pada lingkaran, maka ( x 1 +1 ) + y 1 =20 … … ( 2 )
Dari (1) dan (2) diperoleh bahwa S1 (3,2) dan S2 (−3,4 ) . Jadi persamaan-persamaan garis
singgung yang dicari adalah x−2 y +11=0 dan 2 x + y−8=0
Pada gambar 2.12. dari titik T dibuat garis-garis singgung pada lingkaran dan titik-titik
singgungnya S1 ( x1 , y 1 ) , dan S2 ( x 2 , y 2 ) ,
maka persamaan garis-garis
Y singgungnya adalah
x 1 x + y 1 y =r 2 dan
X
x 2 x + y 2 y=r 2
o
Garis-garis singgung ini melalui titik T( x 0 , y 0 ), maka berlaku bahwa
x 1 x 0 + y 1 y 0 =r 2 dan
x 2 x 0 + y 2 y 0=¿ r 2
Dari dua persamaan ini dapat disimpulkan bahwa koordinat-koordinat titik-titik S1 dan S2
memenuhi persamaan
x 0 x + y 0 y=r 2
Dan berarti bahwa garis ini melalui titik-titik singgung S1dan S2 dan biasa disebut tali busur
singgung dari titik T. Jika diperhatikan persamaan tali busur singgung tersebut bentuknya sama
dengan persamaan garis singgung, jika T sebagai titik singgungnya.
Tanpa memperhatikan letak titik T, di dalam, di luar atau pada lingkaran, persamaan
x 0 x + y 0 y=r 2
Dengan cara yang mirip, kita dapat menemukan persamaan garis kutub titik T( x 0 , y 0 ) terhadap
lingkaran ( x−a )2+( y−b)2 =r 2, yaitu
1 1
x 0 x + y 0 y + A ( x+ x 0 ) + B ( y+ y 0 ) +C=0
2 2
1) Apabila titik T di luar lingkaran, maka garis kutubnya merupakan tali busur singgung.
2) Apabila T pada lingkaran, maka garis kutubnya merupakan garis singgung lingkaran di T.
3) Apabila titik T di dalam lingkaran, maka garis kutubnya tidak memotog lingkaran.
Contoh Soal
Tentukan persamaan garis kutub titik P(-1,3) terhadap lingkaran x 2+ y 2−2 x −6 y−20=0.
Selidiki apakah garis kutub itu memotong, menyinggung atau tidak memotong lingkaran ?
Untuk menyelidikinya, kita cukup menunjukkan titik P terletak di dalam, di luar atau pada
lingkaran. Dengan substitusi P(-1,3) pada persamaan lingkaran diperoleh :
1+9+2−18−20=−26< 0
Berarti P terletak di dalam lingkaran, maka garis kutub tersebut tidak memotong lingkaran.
Contoh Soal
Jika diketahui garis kutub terhadap lingkaran x 2+ y 2−4 x +6 y +5=0 adalah x +2 y +12=0,
tentukanlah titik kutubnya.
Jawab : Misalkan titik kutubnya adalah P( x 0 , y 0 ) , maka persamaan garis kutub terhadap
lingkaran tersebut adalah x 1 x + y 1 y −2 ( x+ x 1 ) +3 ( y + y 1 ) +5=0
x1−2 y 1 +3 −2 x1 +3 y 1 +5
Maka = = atau
1 2 12
Penyelesaian sistem persamaan ini adalah (1,-5). Jadi titik kutub yang dicari adalah (1,-5).
Perhatikan sebuah lingkaran dengan pusat
P dan jari-jari r dan sebuah titik T. Dari
titik T dapat ditarik garis-garis yang
memotong lingkaran masing-masing di dua
titik seperti tampak pada gambar 2.13.
dalam geometri keadaan seperti ini akan
berlaku bahwa
2
|TA| =|T B1||T B2|=|T C 1||T C2|=|T D 1||T D2| dan seterusnya.
Selanjutnya hasil kali ini disebut kuasa titik T terhadap lingkaran. Sekarang akan kita hitung
besarnya kuasa titik T terhadap lingkaran itu.
Misalkan T( x 1 , y 1 ) dan persamaan lingkaran adalah x 2+ y 2+ Ax+ By +C=0dengan pusat
−1 1 1 1
P( A ,− B) dan kuadrat jari-jarinya r 2= A 2+ B2−C .
2 2 4 4
1 2 1 2
( )(
¿ x1 + A + y 1 + B −r 2
2 2 )
¿ x 1 2+ y 1 2 + A x 1 + B y 1 + C
Seperti telah kita pelajari di depan, maka kita dapat mentimpulkan bahwa kuasa suatu titik
adalah positif, nol atau negatif berturut-turut apabila titik itu di luar, pada atau di dalam lingkaran
.
Contoh Soal
Tentukan kuasa titik T(1,3) terhadap lingkaran x 2+ y 2−2 x −4 y −20=0. Tentukan letak titik T
terhadap lingkaran tersebut.
Jawab : Kuasa titik T terhadap lingkaran adalah 12 +32−2.1−4.3−30=−24. Karena kuasa titik
T terhadap lingkaran bernilai negatif, maka T terletak di dalam lingkaran.
DEFINISI :
Sudut antara dua lingkaran adalah sudut yang diapit oleh garis-garis singgung pada lingkaran-
lingkaran di titik potong kedua lingkaran itu.
Pada gambar disamping, α adalah sudut
antara lingkaran-lingkaran dengan pusat P1
dan P2.
Jika α =90 ° atau kedua lingkaran saling
tegak lurus, maka akan berlaku bahwa
∆ P1 P2 A siku-siku, sehingga
2
|P1 P 2| =r 12 +r 22
Suatu lingkaran dapat memotong lingkaran lainsedemikian hingga menjadi dua busur yang sama
panjangnya, dikatakan bahwa lingkaran itu membagi dua lingkaran lain (lihat gambar 2.15).
Jawab :
k =9.