Anda di halaman 1dari 13

Portofolio 1

Nama : anas faturrahman putra


Kelas : x ipa 2 ( dua )
Cita cita : Jadi Dokter


Tanggal : 18 agustus 2014
Hari : senin
Waktu :
SMAN KHUSUS
Peta Konsep


PERPANGKATAN


Bentuk Pangkat


Pangkat Nol &Bulat Negatif

pangkat bilangan pecahan Pangkat Bulat Positif

Sifat Bilangan Berpangkat





A. Bilangan Pecahan

bilangan pecahan adalah bilangan yang dinyatakan sebagai p/q
dengan p dan q adalah bilangan bulat q =0.bilangan p di sebut
pembilang dan bilangan q di sebut penyebut.pecahan dan di katakan
senilai apabila pecahan tersebut mempunyai nilai atau bentuk
paling sederhana.

1). Jenis jenis pecahan
Pecahan biasa yaitu pembilang dan penyebutnya merupakan
bilangan bulat .contoh (1/4, 2/5 , 9/10 )
Pecahan murni yaitu pecahan yang pembilang dan penyebutnya
merupakan bilangan bulat dan berlaku pembilang kurang atau
lebih kecil dari penyebut.pecahan murni dapat di katakan
sebagai pecahan biasa tetapi pecahan biasa belum tentu dapat
di katakan sebagai pecahan murni. Contoh ( 1/6, 3/5, 7/15 )
Pecahan campuran yaitu pecahan yang terdiri atas bagian
bilangan bulat dan bagian pecahan murni.contoh ( )
Pecahan desimal yaitu pecahan dengan penyebut 0,2,4, dan
seterusnya,dan di tulis dengan tanda koma.Misalnya (0,4 , 2,6 ,
4,9 )
Pecahan persen atau perseratus yaitu pecahan dengan
penyebut 100 dan di lambangkan dengan %.contohnya ( 4%
artinya 4/100 dan 35% artinya 35/100).













B. pangkat bulat negatif yaitu
a-n=1/an dengan a bilangan real.a = 0

Contoh soal :
Tuliskan dalam bentuk positif
- 3
-5
=
Jawab : 1/35
- (-8)
-4
=
Jawab : 1/(-8)
4


Pangkat nol ( 0 ) yaitu a
0
= 1 dengan a adalah bilangan real dan
a=0

Contoh soal :
Hitunglah perpangkatan berikut
- 5
0
=
Jawab : 1
- 34a
2
b
0
=
Jawab = 34a
2
.1
= 34a
2

C. Pangkat bulat positif
Jika a adalah bilangan rill dan n bilangan bulat positif maka a
n

adalah hasil kali n buah faktor yng masing masing faktornya adalah
a.jadi ,pangkat bulat positif secara umum dinyatakan dalam bentuk a
n
= a
x a x a x a sebanyak n faktor. Dengan a = bilangan pokok
n = pangkat atau exponen
a
n
= bilangan berpangkat

contoh soal :
tentukan nilai dari pemangkatan berikut
- 3
4

-


D. Sifat bilangan berpangkat
Untuk memantapkan pemahaman anda tentang sifat perpangkatan
bilangan berpangkat lihat lah contoh berikut :

Sifat logaritma saya rangkum dalam 9 sifat logaritma sebagai berikut :



Sifat Logaritma 1
Untuk a > 0, a 1, berlaku:

alog a = 1
alog 1 = 0
log 10 = 1

Pembuktian :

semua bilangan berpangkat 1 akan menghasilkan bilangan itu sendiri a1 =
a alog a = 1

setiap bilangan bukan nol yang dipangkatkan 0 (nol) hasilnya pasti 1 a0 =
1 alog 1 = 0

Log 10 sebenarnya adalah 10log 10, bilangan basis 10 tidak perlu ditulis,
misalnya log 1000 = 10log 1000 = 3

Sifat Logaritma 2
Untuk a > 0, a 1, x > 0 dan y > 0 serta a, x, dan y R berlaku:

alog x + alog y = alog xy

Pembuktian sifat :
alog x = n an = x
alog y = m am = y
alog xy = u au = xy
dengan mengingat kembali aturan perkalian pangkat
xy = an x am xy = an+m
au = an+m xy = n + m

Sifat Logaritma 3
Untuk a > 0, a 1, x > 0 dan y > 0 serta a,x, dan y R, berlaku:

alog x alog y = alog x/y

Pembuktian sifat :
alog x = n an = x
alog y = m am = y
alog x/y = u au = x/y
subtitusi nilai x dan y dengan 2 persamaan awal
au = an/am = am-n
u = m-n


Sifat Loaritma 4
Untuk a > 0, a 1, a, n dan x R maka berlaku:

alog xn = n alog x

Pembuktian Sifat:
alog xn = alog (x.x.xx) x sebanyak n kali, dengan mengingat sifat
logaritma pertama tadi maka
alog xn = alog x + alog x + alog x + +alog x (alog x sebanyak n kali)
alog xn = n alog x

Sifat Logaritma 5
Untuk a, m > 0, serta a, m, n, x R, berlaku:

a^m log xn = n/m log x

Pembuktian Sifat:
alog x = p ap = x
a^m log xn = q a m.q = xn (sifat umum)
nah dari bentuk tersebut dapat kita peroleh
xn = a m.q (ap)n = amq (ganti x dengan nilai ap)
apn = amq pn = mq q = n/m p
jadi a^m log xn = n/m log x

Sifa Logarima 6
Untuk a, p > 0, dan a, p 1, serta a, p, dan x R, maka berlaku:

alog x = plog x/ plog a = 1/xlog a

Sifat Logaritma 7
Untuk a > 0, x > 0, y > 0, a, x, dan y R berlaku:

alog x . xlog b = alog b

Sifat Logaritma 8
Untuk a > 0, serta a dan x R, berlaku:



Sifat Logaritma 9
Untuk a > 0, serta a dan x R berlaku:



Okey sobat itu tadi



Menggabungkan atau Menjumlahkan Besaran vektor

a. Secara Grafis

1. Metode Poligon

Penggabungan vektor secara poligon dilakukan dengan cara
menggambar vektor-vektor yang digabungkan tersebut secara
berurutan (diteruskan). Kemudian Vektor resultannya (R) digambar
dengan menghubungkan titik awal sampai akhir. (seperti pada gambar)








2. Metode Jajaran genjang

Penggabungan vektor secara jajaran genjang dibuat dengan cara
menggambar vektor-vektor yang akan digabungkan dari titik awal
yang sama, kemudian buatlah garis sejajar vektor tadi (garis putus-
putus) dari kedua ujung vektor yang digabungkan sehingga diperoleh
titik potongnya. Terakhir gambarlah Vektor Resultannya dengan
menghubungkan titik awal ke titik potong. (seperti pda gambar)




b. Secara Analitis (Perhitungan)

1. Jika arahnya sama

Resultan vektor yang arahnya sama dihitung dengan menjumlahkan
besar dari kedua vektor yang digabungkan.

R = V1 + V2

2. Jika arahnya berlawanan

Resultan vektor yang arahnya sama dihitung dengan mengurangkan
besar dari kedua vektor yang digabungkan (dihitung selisihnya).

R = V1 - V2

3. Jika saling mengapit sudut

Resultan dari vektor yang arahnya tidak sama dan tidak berlawanan
atau arahnya saling mengapit sudut dihitung dengan menggunakan
rumus sbb :












Contoh Soal :

Vektor Fa dan Fb berturut-turut 30 N dan 50 N. Berapa resultan kedua
vektor tersebut jika :

a. kedua vektor searah !

b. kedua vektor berlawanan arah !

c. kedua vektor saling mengapit sudut 60 !

Diketahui : Fa = 30 N

Fb = 50 N

Ditanyakan : a) R = ................. ? (searah)

b) R = ................. ? (berlawanan arah)

c) R = ................. ? = 60

a) R = Fa + Fb b) R = Fa - Fb

R = 30 + 50 R = 30 - 50

R = 80 N R = - 20 N

(tanda menyatakan arah R sama dengan Fb)







2. Vektor V = 400 N dengan arah 30 terhadap arah horizontal.

Tentukan komponen vektor diatas pada sumbu X dan sumbu Y !

Diketahui : V = 400 N

Ditanyakan : Vx = .................. ?

Vy = ................. ?

Vx = V Cos Vy =
V Sin

Vx = 400 Cos 30 Vy = 400 Sin
30

Vx = 400 0,87 Vy = 400 0,5

Vx = 348 N Vy = 200 N



3. Vektor P, Q dan S berturut-turut 200 N, 300 N dan 400 N dan arahnya
30 , 150 dan 210 . Tentukan resultan dari ketiga vektor !

Diketahui : P = 200 N

Q = 300 N

S = 400 N

Ditanyakan : R = .................... ?

Untuk menghitung Resultan vektor yang lebih dari 2 vektor lebih
mudah menggunakan tabel seperti dibawah :



















B. Menguraikan Besaran Vektor

Perhatikan vektor P pada gambar dibawah !

Arah vektor P adalah ke kanan atas, vektor ini dapat diuraikan
menjadi dua komponen yaitu (Px) ke kanan dan (Py) ke atas seperti
pada gambar.







Contoh 1

Sebuah vektor P mempunyai besar 200 satuan dengan arah membentuk
sudut 30 dengan sumbu X positif. Berapakah besar komponen vektor
diatas pada sumbu X dan pada sumbu Y ?

Diketahui : P = 200 satauan

= 30

Diatanya : Px ..... ?

Py ..... ?

a. Px = P Cos b. Py = P Sin

Px = 200 Cos 30 Py = 200 Sin
30

Px = 200 . 0,53 Py = 200 . 0,5

Px = 100 3 satuan Py = 100
satuan






Contoh 2

Komponen dari vektor A pada sumbu X adalah 150 satuan. Bila
vektor A mengapit sudut 60 dengan sumbu X positif. Berapakah besar
komponen vektor A pada sumbu Y dan berapa pula besar vektor A
tersebut ?

Diketahui : Ax = 150 satuan

= 60

Ditanya : Ay .......... ?

A ............. ?

a. Ax = A Cos b. A2 =
(Ax)2 + (Ay)2

150 = A Cos 60 3002
= 1502 + (Ay)2

150 = A . 0,5 90000 =
22500 + (Ay)2

A = 150 / 0,5 (Ay)2
= 90000 - 22500

A = 300 satuan (Ay)2
= 67500

Ay
= 67500 satuan






C. Perkalian Besaran Vektor

1. Dot Produck (Perkalian vektor dengan vektor hasilnya skalar)

Misalnya F(vektor gaya) dan S (vektor perpindahan), Jika kedua
vektor diatas dikalikan hasilnya akan berupa sebuah sekalar yaitu W
(Usaha). Secara Matermatika Dot Produck dapat ditulis :

V1 . V2 = V1.V2 Cos

2. Kros Produck (perkalian vektor dengan vektor hasilnya vektor)

Misalnya F (vektor gaya) dan R (vektor posisi), jika keuda vektor
tersebut dikalikan hasilnya akan berupa sebuah vektor baru yaitu
(Momen Gaya). Secara Matematika perkalian Kros Product dapat
ditulis sbb :

V1 x V2 = V1.V2 Sin

Arah dari hasil perkalian vektor dengan cara kros product dapat
ditentukan dengan aturan putaran skrup, yaitu putaran skrup sama
dengan arah putaran vektor melalui sudut terkecil sedangkan arah
gerakan skrup menyatakan arah vektor yang dihasilkan dari perkalian
kros product.

3. Perkalian vektor dengan sebuah bilangan

a . V = a V

Anda mungkin juga menyukai